• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah pameran seni rupa untuk SMA kela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah pameran seni rupa untuk SMA kela"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kegiatan pameran seni rupa di sekolah merupakan kulminasi dan tindak lanjut proses pembelajaran seni rupa baik pada kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan menjelang akhir semester atau akhir tahun ajaran. Kegiatan pameran di sekolah memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kritik dan apresiasi terhadap karya seni yang dipamerkan. Melalui kegiatan ini mereka dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatan/sikap. Kehadiran pameran dalam konteks pembelajaran di sekolah memiliki fungsi tersendiri, di antaranya fungsi pendidikan (edukasi) dan fungsi hiburan (rekreasi). Melalui kegiatan pameran, anak-anak diberi kesempatan untuk melakukan penilaian terhadap karya seni serta dapat mengukur tingkat kemajuan sekolah mengenai pelaksanaan dan isi pameran. Kemudian, kegiatan ini juga menyajikan hiburan bagi warga sekolah dan masyarakat sekitarnya. Isi materi pada makalah yang akan anda pelajari ini adalah Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa di Sekolah.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapt dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah media “Pamaran “dapat meningkatkan motivasi, prestasi belajar Seni Rupa pada peserta didik ?

2. Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar seni rupa dengan media Pameran pada peserta didik ?

3. Bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan media “Pameran”?

▸ Baca selengkapnya: makalah pameran karya seni rupa

(2)

5. Bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pameran seni rupa?

I.3. Tujuan

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca dapat : 1. Menyebutkan pengertian pameran seni rupa

2. Menjelaskan tujuan, fungsi dan manfaat penyelenggaraan pameran seni rupa. 3. Membedakan jenis-jenis penyelenggaran pameran seni rupa.

4. Menjelaskan peryaratan penyelenggaraan pameran.

5. Menguraikan karakteristik, tujuan dan fungsi perencanaan dalam suatu kegiatan. 6. Menguraikan tahap perencanaan pameran seni rupa di sekolah.

7. Merumuskan tujuan dan tema pameran seni rupa.

8. Menyusun struktur dan tugas kepanitian pameran seni rupa. 9. Menyusun sebuah proposal kegiatan pameran seni rupa.

10. Menjelaskan tahap persiapan penyelenggaraan pameran seni rupa.

11. Menyelenggarakan dan melaporkan pelaksanaan pameran seni rupa di sekolah.

I.4. Manfaat

I.4.1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan kepada guru dalam pembelajaran khususnya seni rupa.

b. Dapat memberikan arah kepada guru dalam proses pembelajaran c. Dapat meningkatkan prestasi belajar kesenian.

I.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru kelas dapat menemukan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar kesenian.

▸ Baca selengkapnya: lembar pengesahan proposal pameran seni rupa

(3)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Pameran

Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada publik melalui media karya seni. Kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.” (http://www.galeri-nasional.or.id) Penyelenggaraan pameran bisa dilakukan di konteks sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat).

Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa karya-karya seniman untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.

II.2. Tujuan dan Manfaat Pameran

Setiap pekerjaan yang kita lakukan tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan. Cahyono (2002: 9.4) menjelaskan tujuan penyelenggaraan pameran di antaranya: tujuan sosial, tujuan komersial, dan tujuan kemanusian.

▸ Baca selengkapnya: contoh proposal pameran seni rupa di sekolah

(4)

adalah untuk kepentingan pelestarian, pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Sejalan dengan definisi dan tujuan di atas, maka penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki nilai manfaat bagi sekolah, guru dan siswa. Secara khusus, manfaat pameran bagi siswa ditegaskan Rasjoyo (Cahyono, 1994) bahwa: Penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, di antaranya:

(1) menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain;

(2) menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif;

(3) melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain); (4) mempertebal pengalaman sosial;

(5) melatih siswa untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri;

(6) melatih siswa untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan,

(7) membangkitkan motivasi dalam berkarya seni; dan

(8) sebagai sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas, dan sebagainya.

III.3. Fungsi Pameran

(5)

Selanjutnya, Cahyono (2002: 9.6) membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi, fungsi edukasi, fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi.

Fungsi apresiasi diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai karya seni. Melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap karya seni. Suatu penghargaan akan timbul setelah pengamat (apresiator) melihat, menghayati, memahami karya seni yang disaksikannya. Melalui kegiatan ini pula akan muncul apresiasi aktif dan apresiasi pasif. Apresiasi aktif, biasanya seniman, seteleh menonton pameran biasanya termotivasi/terdorong untuk mencipa karya seni sedangkan apresiasi pasif biasanya terjadi pada orang awam, setelah menyaksikan pameran biasanya bisa menghayati, memahami dan menilai serta menghargai karya seni.

Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni akan memberikan nilai-nilai ajaran terhadap masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai sejarah, nilai budaya, dan sebagainya. Begitu pula halnya dengan pameran sekolah, maka tentunya karya yang dipamerkan harus memiliki nilai-nilai yang positif terhadap siswa dan warga sekolah. Fungsi rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan spiritual terutama hiburan. Dengan menyaksikan pameran, apresiator menjadi senang, tenang dan memberikan pencerahan. Lebih jauh lagi kegiatan menonton pameran terkait dengan salah satu fungsi seni sebagai katarsis (pengobat jiwa).

Fungsi prestasi dimaksudkan bahwa melalui kegiatan pameran dapat diketahui para seniman yang berbakat, Hal ini bisa kita saksikan dari bentuk-bentuk kreasi yang ditampilkan. Apresiator bisa memberi penilaian apakah seniman yang menciptakan karya ini kreatif atau kurang kreatif.

Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996: 125) secara khusus menyebutkan fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya:

1. Meningkatkan apresiasi seni

2. Membangkitkan motivasi berkerya seni

3. Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas 4. Berkarya visual lewat karya seni

(6)

II.4. Jenis Pameran Seni Rupa

Galeri Nasional (http://www.galeri-nasional.or.id) membagi jenis pameran menjadi: Pameran Tetap (Permanent Exhibition), Pameran Temporer (Temporary Exhibition), dan Pameran Keliling (Traveling Exhibition)

Penyelenggaraan kegiatan pameran ini dirancang menurut kebutuhan penyelenggara dan pihak-pihak terkait lainnya. Pola Pameran Temporer meliputi:

a. Pameran Tunggal/Pameran Bersama

Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan. Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Dalam konteks sekolah, pameran seni rupa bisa dilakukan secara bersama-sama baik dalam ruang lingkup kelas maupun sekolah (semua kelas) di sekolah tersebut.

b. Pameran Kerja Sama

(7)

c. Pameran Khusus

Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung lembaga tertentu misalnya oleh Galeri Nasional Indonesia, museum dan lembaga lain. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi lembaga tersebut atau milik seniman atau kolektor lainnya. Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun.

3. Pameran Keliling

Kegiatan pameran ini dilakukan dengan cara menyajikan karya-karya koleksi lembaga profesional atau pemerintah seperti Galeri Nasional Indonesia, musium, maupun karya seniman di luar instansi tersebut ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri. Kegiatan ini merupakan kerjasama antar berbagai pihak. Waktu penyelenggaraan pameran minimal berlangsung selama 10 hari.

II.5. Persyaratan Pameran

Dalam penyelenggaraan pameran ada persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya:

1) karya seni yang akan dipamerkan;

2) pihak panitia penyelenggara pameran;

3) pengunjung pameran; dan

4) tempat pameran.

(8)

Selain karya seni yang akan dipamerkan, pelaksanaan pameran akan berjalan dengan lancar bila ada panitia penyelenggara pameran. Melalui panitia ini karya seni dipilih dan disajikan kapada para pengunjung pameran. Tentunya, untuk menjadi panitia pameran yang profesional perlu mengetahui dan memiliki pengalaman dalam proses dan pelaksanaan pameran dari tahap persiapan, penyelenggaraan, dan sampai tahap akhir pameran.

Aspek pengunjung juga sebagai persyaratan dalam penyelenggaraan pameran. Dapat kita bayangkan, bila suatu pameran tidak tidak pengunjung yang datang untuk menyaksikan karya yang dipamerkan. Para pengunjung yang diundang untuk mengunjungi pameran biasanya orang-orang yang dipandang ada kaitannya dengan para seniman, para peminat dan pemerhati seni, tokoh masyarakat, maupun masyarakat umum sebagai ajang apresiasi seni.

(9)

BAB III

PENYELENGGARAAN PAMERAN

III.1. Persiapan Pameran

III.1.1. Menyiapkan Karya untuk Pameran

Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya mutlak diperlukan. Untuk itu, untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, guru dan siswa perlu mempersiapkan karya yang akan dipamerkan. Hal ini bisa dilakukan dengan alternatif:

a. siswa berkarya dan diinformasikan bahwa pada masa yang akan datang akan ada pameran

b. siswa yang memiliki bakat seni rupa dipilih oleh guru untuk mewakili kelasnya agar berpameran

c. siswa dan guru menginventarisir karya koleksi sekolah untuk dipamerkan. Panitia menunggu seluruh siswa mendaftarkan diri mengikuti pameran sesuai jadwal yang telah ditetapkan

Wujud karya yang akan dipamerkan pun harus diketahui oleh para siswa. Secara wujudnya, karya seni rupa dapat dibagi menjadi karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi berupa: seni lukis, seni cetak/grafis, gambar (ilustrasi, dekorasi, bentuk, dan sebagainya). Sementara itu, wujud karya seni rupa tiga dimensi berupa: seni patung, relief, seni kerajinan (anyam, keramik, boneka, makrame, topeng kertas, barang-barang mainan, dan lain-lain).

III.1.2. Pemilihan Karya

(10)

ketentuan panitia pameran. Bahkan dalam pameran seni rupa di sekolah, guru bisa melakukan seleksi karya ini dengan mempertimbangkan proporsi perwakilan tiap kelas.

III.1.3. Menyiapkan Perlengkapan Pameran

Penyelenggaraan pameran memerlukan perlengkapan (sarana dan prasarana) seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat ruangan). lampu sorot, sound system, poster, selebaran,

a. Ruang Pameran

Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran seni rupa di sekolah bias menggunakan aula atau ruang kelas. Penataan ruang dapat dilakukan dengan menggunakan meja, panel, kursi.

b. Meja

Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula digunakan sebagai dasar penyimpanan karya tiga dimensional seperti patung atau barang kerajinan lainnya.

Gambar. 1

Meja sebagai alas (base) untuk menata karya

(11)

Bukti tamu (berisi: no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat digunakan untuk mengetahui berapa orang yang mengunjungi pameran.

d. Buku kesan dan pesan

Buku kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan pribadi pengunjung, identitas seperlunya) berguna sebagai masukan terhadap penyelenggaraan pameran.

e. Panil

Berfungsi untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan, gambar, dan sebagainya. Panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.

Gambar. 2

Panil (penyekat ruang dan sandaran karya dua dimensi) Sumber: Gaitskell, C. D. and Al Hurwitz (1975:448)

(12)

Media ini digunakan untuk menginformasikan kegiatan pameran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan, poster dan brosur sudah digunakan sebagai media informasi.

g. Katalog

Berisi identitas seniman dan karya serta kuratorial penyelenggara pameran) berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan karya seni yang dipamerkannya.

h. Folder

Berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual membantu guide untuk menjelaskan kepada pengunjung pameran.

Gambar. 3 Folder (Identitas karya)

i. Lampu penerangan

(13)

j. Sound system (tape dan kaset instrumentalia).

Berfungsi untuk menambah suasana santai dan mendukung suasana pameran.

III.2. Pelaksanaan Pameran

Pelaksanaan pameran mencakup kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama-sama, penataan ruang, pelaksanaan pameran dan penyususnan laporan.

III.2.1. Pelaksanaan Kerja Kepanitiaan

Pelaksanaan pameran merupakan kulminasi dari implementasi rencana yang telah disusuun pada tahap perencanaan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan berjalan dengan lancar bila semua pihak khususnya panitia pameran melakukan kerjasama dan menyatakan kesiapannya dalam menyongsong ksesuksesan pameran ini.

III.2.2. Penataan Ruang Pameran

Sebelum dilakukan penataan ruang pameran, panitia pameran terlebih dulu membuat rancangan fisik pameran. Hal ini berfungsi untuk mengatur arus pengunjung, komposisi penataan yang serasi, pengaturan jarak pandang dan tinggi rendah pandangan terhadap karya dua dimensi dan tiga dimensi. Sehubungan dengan penataan ruang, Cahyono (2002: 9.35) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang pameran, di antaranya:

(1) karya yang memiliki komposisi warna yang kuat hendak tidak didekatkan dengan karya dengan komposisi warna yang lemah,

(14)

(3) pemberian cahaya lampu jangan sampai menyilaukan mata atau mengganggu pandangan orang yang melihatnya,

(4) pemasangan karya hendaknya sejajar dengan pandangan mata, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah,

(5) pemasangan karya yang lebih tinggi dari tubuh penikmatnya harus dibuat condong ke bawah sehingga mudah dinikmati,

(6) letakan beberapa pot bunga dan tanaman untuk memperindah dan menyegarkan ruangan,

(7) letakan karya tiga dimensi pada tempat yang bisa dilihat dari berbagai sudut pandang,

(8) pengelompokan karya harus memperhatikan ukurannya,

(9) jika tidak ada AC perlu menempatkan kipas angin untuk menghilangkan suasana panas,

(10) sediakan tempat sampah untuk menjaga kebersihan.

(15)

Gambar. 4 Arus Pengunjung Pameran

Penataan alur arus pengunjung perlu disesuaikan dengan kondisi ruang. Dalam pameran sekolah dapat dibagi menjadi dua model alur:

(16)

Gambar. 5 Pola alur arus pengunjung dengan satu pintu

2) Pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang kelas dengan dua pintu.

(17)

b. Penataan dan Penempatan Karya

Penataan karya yang dipamerkan dilakukan atas dasar pertimbangan berdasarkan jenis, ukuran, warna, tinggi-rendah pemasangannya.

Gambar. 8 Pola pemasangan karya yang dipamerkan Gambar. 7 Pemasangan karya pada dinding

(18)

c. Penataan Pencahayaan Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam penataan ruang pameran adalah aspek pencahayaan. Penataan cahaya ruang pameran dikelompokan menjadi pencahayaan secara khusus (pencahayaan terhadap karya dengan menggunakan

spot-light) dan secara umum (pencahayaan ruang pameran untuk kepentingan pengunjung membaca katalog, folder dan sebagainya). Pencahayaan terhadap karya ini diupayakan tidak menyilaukan pandangan pengunjung. 6.41

III.3. Evaluasi Pelaksanaan Pameran

Pelaksanaan pameran merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Kegiatan ini dapat berjalan lancar bila semua unsur panitia terlibat langsung dalam melakukan kerjasama dan saling membantu. Agar tidak terjadi berbagai kemungkinan negatif, maka sebelum pelaksanan pameran, panitia yang dipimpin oleh Ketua melakukan cek terakhir mengenai kesiapan pelaksanaan pameran tersebut. Pelaksanaan pameran di sekolah biasanya dimulai dengan kegiatan pembukaan pameran yang ditandai dengan kata sambutan dari ketua panitia pelaksana, pembimbing, serta acara sambutan sekaligus pembukaan pameran oleh Kepala Sekolah atau yang mewakilinya.

Pada waktu pembukaan bisanya setiap pengunjung dibagi katalog pameran dan dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang telah disediakan oleh panitia.. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika pengujung mengunjungi ruang pameran, di antaranya:

1) pengunjung diupayakan mengisi buku tamu,

2) bila masih ada katalog, pengunjung yang hadir diberinya,

3) sewaktu-waktu panitia mengamati suasana ruangan seperti kondisi pencahayaan, dan keutuhan karya yang dipamerkan;

4) untuk memandu para pengunjung pameran dalam menikmati materi pameran, maka peran Seksi Stand sebagai pemandu pameran perlu bekerja secara profesional perlu memberikan arahan dan penjelasan kepada para pengunjung, apalagi pengunjung pameran memerlukannya;

(19)

III.4. Laporan Kegiatan Pameran

Laporan kegiatan pameran dibuat oleh panitia pemeran sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pameran. Laporan ini kemudian ditujukan kepada Kepala Sekolah sebagai pihak yang menyelenggarakan kegiatan ini dalam bentuk tulisan. Secara singkat, isi laporan pertanggungjawaban kegiatan pameran adalah sebagai berikut:

1. Latar Belakang 2. Tujuan

3. Sasaran 4. Manfaat

5. Susunan Kepanitiaan 6. Materi Pameran

(20)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan makalah diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan menggunakan media pameran efektif untuk meningkatkan motivasi, prestasi belajar.

2. Cara meningkatkan motivasi, prestasi belajar dengan menggunakan media pameran adalah :

a. Media Pameran dibuat yang menarik

b. Guru harus trampil memilih tema,menyusun hasil karya peserta didik

c. Peserta didik harus menyukai dan mau melaksanakanya.

3. Cara mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan media pameran adalah :

(21)

IV.2. Implikasi

Berdasarkan simpulan peneliti yang telah dikemukakan di atas maka dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran yang berupa pameran efektif unuk meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajran seni rupa kelas V Sekolah Dasar. Dengan demikian impliikasi penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Pemanfaatan dan penggunaan media pembelajaran media pameran diteruskan dan dibiasakan pada setiap guru yang hendak mengajar materi pameran.

2. Pembuatan pameran harus dibuat sebagus mungkin hingga peserta didik tertarik dan mau mengikuti pameran.

3. Guru harus terampil mengatasi kendala yang ada,sehingga prestasi belajar dapat tercapai

IV.3. Saran

Dalam akhir pembahasan ini akan disampaikan saran-saran yang mungkin membawa manfaat yang besar dalam usaha kita meningkatkan mutu pendidikan. Bertolak dari pembahasan di atas maka saran-saran yang dapat peneliti ajukan adalah :

1. Kepada Kepala Sekolah

(22)

e. Ikut mendorong peserta didik untuk belajar dan berprestasi dengan baik,khususnya dalam mata pelajaran Seni Budaya.

2. Kepada Guru :

a. Agar memilih dan menggunakan media pembelajarn yang lengkap sesuai dengan topik yang dibahas dalam proses belajar mengajar.

b. Memberikan dorongan /motivasi kepada peserta didik untuk memiliki cara belajar yang baik.

3. Kepada peserta didik

a. Perlu memperbanyak latihan soal berkaiatan dengan materi belajar matematika sehingga akan dapat menguatkan kemampuan.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Sobandi, Bandi, 2013 Penyelenggaraan Pameran di Sekolah Ida Herawati, Iriaji, 1991/1992 Pendidikan Seni Rupa Jakarta.

Muharam E Warti Sundaryati 1991/1992 Pendidikan Kesenian

Depdikbud Direktorat jendral pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga Direktorat pendidikan Dasar

Cahyono, Agus. (2002). “ Pameran dan Pergelaran”. Materi dan Pembelajaran Kertakes SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Chang, R. (1980). “Philosophic Approaches to an Art Psychology”. Commentaries on the Psychology of Art. Unpublished.

Tersedia: http:// www. lastplace.com/Journal/philosart.htm. [6 Oktober 2005]. Gaitskell, C. D. and Al Hurwitz (1975). Children and Their Art, Method for Elementary

School. Third Edition.Art Education During Adolescence. New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Jafferson, Blanche. (1969). Theaching Art to Children. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Le Breton, Preston P., Dale A. Henning (1964). Planing Theory. New Jersey: Prentice Hall,

Inc.,

Raharjo Slamet, 2002. Metedologi Pengembangan Kompetensi Mengajar Kesenian Guru Kelas Sekolah Dasar, Salatiga

Retno Winarni, 2009 . Penelitian Tindakan Kelas Salatiga.

S.R Bambang dkk. 2000. Kertangkes SD Kelas V. Erlangga. Jakarta

Slamet, st.Y, Suwarto,2007. Dasar-dasarMetodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta.UNS Press

g. Syaefudin , Jatmiko, Tejo, Cahyono, Agus. 2002. Pembelajaran senirupa. UT. Jakarta h. Zakarias Azis, dkk 2009 Pendidikan Seni Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Gambar

Gambar. 1
Gambar. 2Panil (penyekat ruang dan sandaran karya dua dimensi)
Gambar. 4 Arus Pengunjung Pameran
Gambar. 6 Pola alur arus pengunjung dengan satu pintu
+2

Referensi

Dokumen terkait

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR RAGAM HIAS DALAM MATA PELAJARAN SENI RUPA PADA SISWA KELAS X MIA 5

Pameran Besar Seni Rupa ke-4 kali ini hendak mencermati fenomena para seniman, perupa dan kreator di berbagai wilayah (secara administratif disebut provinsi)

Komitmen dan kerjasama adalah kata kunci dalam keberhasilan penyelenggaraan pameran seni rupa, penataan ruang pameran, sirkulasi pengunjung, pemajangan atau penataan karya,

Urutan kegiatan dalam merencanakan pameran seni rupa adalah : (1) Menentukan Tujuan Pameran, (2) Menentukan Tema Pameran, (3) Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran, (4)