“Dosa mengaburkan kebenaran, manusia menjadikan dirinya Allah dan sejarah sebagai wilayah pengujinya: Diktatorian dan terorisme dalam sejarah dunia”
Stalin melakukan usaha mengenyahkan lawan dan saingan politik melalui pembunuhan dengan korban mencapai 20-40 juta, begitu pun dengan Lenin. Adapun insiden 11 September 2001 yang terjadi di New York City dan Washington DC yang menewaskan ribuan orang saat terjadi penyerangan terhadap gedung kembar (World Trade Centre) dan Pentagon di Arlingo, di mana Osama Bin Laden dan kelompok Al-Qaedanya sebagai teroris yang bertanggung jawab atasnya. Kebencian diktator Irak Saddam Hussein terhadap etnis Kurdi nyaris tak mengenal batas. Sejak tahun 1979 hingga 2003, Sadam Husein betanggung jawab atas kematian tercatat hingga 300.000 warga Kurdi dan hampir satu juta penduduk Irak.
Beberapa tokoh di atas hanyalah beberapa dari tokoh-tokoh dengan kekejaman dan kebrutalannya. Bahkan bila ditelusuri lagi, jauh sebelum menjelang abad kedua puluh masih banyak tokoh yang melakukan kekejaman ini. Dalam Redaksi.co.id dituliskan ada tujuh pemimpin tersadis di sepanjang sejarah dunia berdasarkan Beside Insider tanggal 23 April 2016, diantaranya Timur alias Tamerlane (1370-1405), Vlad III Pangeran Wallachia (1448 – 1476), Queen Mary I alias Bloody Marry (1516-1558), Elizabeth Bathory alias The Blood Countess (1590-1610), Benito Mussolini (1922-1943), Pol Pot (1975-1979), dan termasuk Adolf Hitler. Lalu apakah artinya semua ini? Apakah hanya sebatas catatan-catatan peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu? Ataukah hanya sebagai referensi untuk pengetahuan dalam pembelajaran sejarah? Tidak.
akan kebenaran yang disebabkan oleh natur dosa yang melekat dalam pribadi manusia (Roma 3:10). Konsep universalitas dosa mendasari hal ini dan implikasinya adalah semua manusia sudah berdosa, seluruh aspek di dalam diri manusia sudah jatuh di dalam dosa (baik itu rasio, afeksi, kehendak, maupun tindakan), seluruh sistem yang dihasilkan manusia berdosa membawa sifat merusak dari dosa tersebut. Oleh karena itu, rusaknya imago Dei sebagai pribadi pembentuk dan yang menjalankan komunitas, sehingga hal ini menjadi fakta secara langsung bagaimana terbentuknya sistem pemerintahan tirani maupun sistem sosial kemasyarakatan yang anarkis seperti peristiwa-peristiwa yang dipaparkan sebelumnya.
mereka menemukan kebenaran. Inilah menjadi dasar bagaimana peristiwa-peristiwa kejahatan dan kekejaman itu terjadi, bahwa manusia dibutakan oleh dosa dan tak mampu mengenali kebenaran itu sendiri. Keinginan untuk menjadikan dirinya Tuhan, kebencian Hitler terhadap orang Yahudi, komunisme Mao Zadong dan tindakan menghancurkan lawan untuk sebuah kekuasaan seperti halnya Stalin dan Lenin, tindakan terorisme oleh Osama Bin Laden untuk berjihad dengan mengorbankan diri demi membunuh orang yang dianggap kafir, dan kebencian Saddam terhadap etnis Kurdi. Tidak berhenti sampai pada tokok-tokoh ini, tetapi inilah potret dunia saat ini. Dosa telah menjadikan sesuatu yang normal dan normatif sedangkan kebenaran dijadikan terlihat aneh (Wells, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Armandhanu, D. (2012). Mengintip kejayaan marxisme di China. http://dunia.news.viva.co.id/news/read/330894-mengintip-kejayaan-marxisme-di-china. (Diambil pada tanggal 24 Januari 2017)
Calvin. 2000. Instittutio: Pengajaran Agama Kristen. Jakarta: Gunung Mulia
Holmes, A.F. (2005). Segala kebenaran adalah kebenaran Allah. Surabaya: Momentum Janes, W.S. (1992). Logika hubungan internasional, persepsi nasional I. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Joachim, H. (1906). The nature of truth; an essay. Oxford: Clarendon Press.
Nash, Ronald H. (2004). Iman dan akal budi: usaha mencari iman yang rasional. Surabaya: Momentum
Nn. (2016). Pemimpin tersadis sepanjang sejarah. http://redaksi.co.id/61715/7-pemimpin-tersadis-sepanjang-sejarah.html. (Diambil pada tanggal 24 Januari 2017) Pradita, A. (2016). Mengupas sejarah revolusi kebudayaan China di era Mao Zedong.
http://global.liputan6.com/read/2506204/mengupas-sejarah-revolusi-kebudayaan-china-di-era-mao-zedong. (Diambil pada tanggal 24 Januari 2017)
Rogovin, V. Z. (2009). Stalin’s terror of 1937-1938. USA: Mehring Books
Soeprapto-Hastrich, E. (1995). Fakta mengenai Jerman. Jakarta: PT Repro Multi Warna Syamdani. (2009). Kisah diktator-diktator psikopat: kontoversi kehidupan prbadi dan
kebengisan para diktator. Yogyakarta: Narasi
Van Vrekhem, G. (2011). Tuhan Hitler. Jakarta: PT Media Kita
Vanliers, L. (2010). Memutuskan rantai kekerasan: teologi dan etika Kristen di tengah tantang globalisasi dan terorisme. Jakarta: Gunung Mulia
Wells, David F. (2005). Allah di lahan terbengkalai. Surabaya: Momentum