• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Sistem Kontrol motor listrik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dasar Sistem Kontrol motor listrik "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

1

MODUL 14

PENGENDALI OTOMATIS DI INDUSTRI

Pada modul ini akan diuraikan berbagai macam jenis pengendali otomatis yang

biasa digunakan di industri. Pada gambar 1 ditunjukkan diagram blok sistem kontrol

dengan pengendali otomatik.

Gambar 1 Diagram Blok Sistem Kontrol dengan Pengendali Otomatik

Fungsi Pengendali otomatik:

1. Membandingkan output plant (nilai aktual) dengan input referensi (nilai diinginkan),

2. Menentukan simpangan sinyal,

3. Mengeluarkan sinyal kontrol untuk menghilangkan/mengurangi simpangan tsb.

Mode Pengendali:

 Diskontinyu / Digital: - On / Off (2 posisi)

- 3 posisi

- Programmable (PLC)

- Microcomputer

 Kontinyu / Analog : - Proporsional

- Integral

- Proporsional + Integral

- Proporsional + Derivatif

- Proporsional + Integral + Derivatif

Pemilihan mode pengendali ditentukan oleh karakteristik plant / proses.

Implementasinya dalam bentuk : mekanik, hidraulik, pneumatik dan elektronik

(2)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

2

14.1 Pengendali On-Off

Gambar 2 Pengendali On-Off

u(t) = U1 untuk e(t) > 0

= U2 untuk e(t) < 0

Umumnya : U2 = 0 atau -U1.

Karakteristik pengendali :

- Implementasi fisik sederhana dan murah

- Terdapat efek histerisis dalam implementasi praktisnya.

- Dapat menimbulkan efek cycling (osilasi disekitar nilai set point).

- Differential gap: adakalanya digunakan untuk menghindari terlalu seringnya

terjadi mekanisme on-off.

- Aplikasi : Sistem skala besar dengan laju proses lambat (sistem

pendingin/pemanas ruangan).

- Contoh implementasi: Katup yang digerakkan oleh solenoid.

14.2 Pengendali Proporsional

Gambar 3 Pengendali Proporsional

u(t) = Kp.e(t), atau: U(s) = Kp.E(s)

dengan Kp : gain proporsional

Karakteristik pengendali :

- Timbul error offset bila ada perubahan beban.

- Aplikasi :

- Sistem dengan manual reset dapat dilakukan,

- Sistem yang tak mengalami perubahan beban besar.

(3)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

3

14.3 Pengendali Integral

Gambar 4 Pengendali Integral

atau

dengan Ki : konstanta yang dapat diatur.

Fungsi alih Pengendali:

s

Karakteristik pengendali:

- Bila nilai e(t) naik 2 kali, maka laju perubahan u(t) terhadap waktu menjadi 2

kali lebih cepat.

- Bila e(t) tetap (zero actuating error) , maka nilai u(t) akan tetap seperti semula

(reset control).

- Aksi reset (error

0) setelah ada perubahan beban.

14.4 Pengendali Proporsional + Integral

(4)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

4

Fungsi alih Pengendali:



Kp : konstanta proporsional (adjustable)

Ti: waktu integral (adjustable)

1/Ti : laju reset : berapa kali bagian proporsional dari aksi pengontrolan diulangi

dalam waktu 1 menit.

Aplikasi : Sistem dengan perubahan beban besar yang tak terlalu cepat (perlu waktu

integrasi).

14.5 Pengendali PI Dan Kompensator Lag

Pengendali PI :

Kompensator Lag:

1

Karakteristik pengendali :

- Pengendali PI adalah kompensator Lag, dengan zero s=-1/Ti dan pole pada

s=0 (penguatan  .

- Pengendali PI memperbaiki karakteristik respons steady state. Pengendali PI

menaikkan tipe sistem terkompensasi dengan 1, sehingga sistem tsb kurang

stabil atau bahkan tak stabil.

- Pemilihan nilai Kp dan Ti harus cermat agar diperoleh respons transient

memadai: overshoot kecil atau nol, tetapi respons lebih lambat.

14.6 Pengendali Proposional + Derivatif

(5)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

5

Fungsi alih Pengendali:

T

s

Kp : konstanta proporsional (adjustable)

Td: waktu derivatif (adjustable)

Karakteristik pengendali :

- Magnitude output Pengendali sebanding dengan laju perubahan sinyal error

(rate control).

- Aksi pengaturan derivatif : memperkuat

derau, dapat menyebabkan efek saturasi pada Pengendali, tak dapat berdiri

sendiri (efektif hanya selama masa transient).

- Mode derivatif dapat mengatasi perubahan beban seketika

- Offset error tak dapat dihilangkan.

14.7 Pengendali PD Dan Kompensator Lead

Pengendali PD:

Kompensator Lead:

)

Karakteristik pengendali :

- Pengendali PD = versi sederhana dari kompensator lead.

-

- Frekuensi sudut 1/Td dipilih agar phase lead terjadi sekitar ωgco.

- Bila phase margin dinaikkan, maka magnitude Pengendali naik terus untuk frekuensi tinggi ω > 1/Td, sehingga memperkuat derau pada frekuensi tinggi. - Kompensator Lead dapat menaikkan phase lead, tetapi kenaikan magnitude

pada frekuensi tinggi sangat kecil dibandingkan dengan Pengendali PD.

- RLC, harus

dengan Op Am, R dan C.

- Realisasi dengan rangkaian elektronik dapat menyebabkan masalah derau,

meskipun tidak ada masalah bila direalisasikan dengan elemen-elemen

hidraulik dan pneumatik.

- Pengendali PD memperbaiki karakteristik respons transient (tr mengecil,

(6)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

6

14.8 Pengendali Proporsional + Integral + Derivatif

Gambar 7 Pengendali PID

Fungsi alih Pengendali:

Kp : konstanta proporsional (adjustable)

Td: waktu derivatif (adjustable)

Ti: waktu integral (adjustable)

Karakteristik pengendali :

- Dapat digunakan untuk semua kondisi proses.

-

- Menekan kecenderungan osilasi.

14. 9 Pengendali PID Dan Kompensator Lag-Lead

Pengendali PID:

(7)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

7

Pengendali PID adalah Kompensator Lag-Lead. tinggi, maka

sistem dapat menjadi stabil kondisional.

14.10 Penalaan Untuk Pengendali PID

Gambar 8 menunjukkan kontrol PID suatu sistem. Bila pemodelan matematis plant

sulit dilakukan, penalaan PID (penentuan Kp, TI dan Td) dilakukan secara

eksperimental. Aturan Ziegler & Nichols berdasarkan pada langkah tanggapan

eksperimental atau berdasarkan pada nilai Kp yang dihasilkan dalam kestabilan

marginal bila hanya aksi kontrol proporsional yang digunakan.

Gambar 8 Kontrol PID suatu sistem

Ziegler - Nichols mengusulkan aturan untuk menentukan nilai Kp, Ti dan Td

berdasarkan pada karakteristik tanggapan peralihan dari plant yang diberikan.

Ada dua metoda penalaan Ziegler - Nichols yang bertujuan mencapai overshoot

.

A. Metoda Pertama Ziegler - Nichols

Jika plant mengandung integrator atau pole-pole kompleks sekawan dominan, maka

kurva tanggapan undak satuan terlihat seperti kurva berbentuk S.

Gambar 9 Kurva respon berbentuk S

Jika tanggapan tidak berbentuk kurva S, metoda ini tidak dapat diterapkan.

(8)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

8

Pengendali PID yang ditala dengan metoda pertama ini memberikan

B. Metoda Kedua Ziegler - Nichols

Anggap :Ti =  menggunakan aksi kontrol

proporsional, kenaikan Kp dari 0 ke suatu nilai kritis Kcr akan menghasilkan

tanggapan yang berosilasi.

Gambar 10 Sistem loop tertutup dengan alat kontrol proporsional

Gambar 11 Osilasi berkesinambungan dari periode Pcr

(9)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

9

Pengendali yang diperoleh:

Secara umum, untuk plant dinamis tanpa integrator, dapat diterapkan aturan

penalaan Ziegler - Nichols.

kasus, aturan ini tidak dapat diterapkan.

Contoh 1:

Suatu sistem kontrol umpanbalik satuan:

Plant mengandung integrator, maka metoda pertama tidak dapat diterapkan. Jika

metoda kedua diterapkan, maka sistem lup tertutup dengan suatu pengendali

proporsional tidak akan berosilasi terus-menerus berapapun nilai Kp yang diambil.

Persamaan karakteristik:

Sistem stabil untuk semua nilai Kp positif. Jadi sistem tidak berosilasi : nilai

penguatan kritis Kcr tidak ada. Dengan demikian metoda kedua tidak dapat

diterapkan.

Contoh 2:

(10)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

10

Gunakan aturan penalaan Ziegler - Nichols untuk menentukan nilai parameter Kp, Ti,

dan Td agar diperoleh tanggapan step dengan overshoot sekitar 25%.

Solusi:

Karena plant mengandung integrator, gunakan metoda kedua (Ti =  dan Td = 0):

Menentukan nilai Kcr :

Persamaan karakteristik sistem: s3 +6s2 +5s+Kp = 0

Deret R-H nya:

Osilasi akan terjadi jika Kp = 30. Jadi penguatan kritis Kcr = 30

Persamaan karakteristik nya:

s3 +6s2 +5s+30 = 0

Frekuensi osilasinya:

(jω)3 +6(jω)2 +5(jω)+30 = 0

6(5 - ω2) + jω(5 - ω2)= 0

Frekuensi keadaan berosilasi menjadi ω2= 5 ω =

5

rad/s.

Perioda osilasi adalah:

2

,

8099

5

2

2

cr

P

detik

Gunakan Tabel pada Metoda II, diperoleh:

Kp =0,6Kcr = 0,6x30 =18

Ti = 0,5 Pcr =0,5x2,8099 =1,405

(11)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

11

Fungsi alih PID adalah :

Fungsi alih sistem :

Diperoleh Mp = 62%. Untuk memperkecil Mp , lakukan fine adjustment

(12)

Dasar Sistem Kontrol

Fina Supegina ST, MT Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

12

Bila Kp = 39,42:

Gambar

Gambar 1 Diagram Blok Sistem Kontrol dengan Pengendali Otomatik
Gambar 2 Pengendali On-Off
Gambar 4 Pengendali Integral
Gambar 6 Pengendali Proposional + Derivatif
+4

Referensi

Dokumen terkait