1
BAB I PENDAHULUAN
Sejarah
Sebagai mana termuat
dalam
buku
Negara
Kertagama yang ditulis oleh
Pujangga
Besar
Empu
Prapanca pada tahun Saka
1478
atau
1365
Masehi,
Wilayah Kabupaten Banggai
Kepulauan merupakan bagian
dari Kerajaan Banggai yang sudah dikenal sejak abadke 13
Masehi. Pada saat itu, Kerajaan Banggai belum berdiri, yang
ada hanyalah empat kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Babolau,
Singgolok, Kokini dan Katapean. Keempat kerajaan itu beribu
kota di Pulau Banggai. Kemudian pada awal abad ke-16,
empat kerajaan kecil itu dikuasai oleh Kesultanan Ternate.
Adi Cokro, Panglima Perang Kesultanan Ternate yang berasal
dari Jawa, kemudian menyatukan menjadi satu kerajaan,
yaitu Kerajaan Banggai, dengan ibu kota di Pulau Banggai.
Adi Cokro inilah yang kemudian dianggap sebagai pendiri
2
Banggai, hanya meliputi wilayah Kabupaten Banggai
Kepulauan Dan Kabupaten
Banggai Laut, sedangkan Banggai Darat kala itu belum
dikenal, baru kemudian pada tahun 1580 Adi Cokro
memperluas Kerajaan Banggai sampai ke Banggai Daratan
(saat ini wilayah Kabupaten Banggai).Adi Cokro yang merasa
tugasnya selesai lalu kembali ke Jawa.Tahun 1600 putranya
yang bernama Mandapar diangkat menjadi Raja Banggai
pertama dan berkuasa sampai tahun 1625, Setelah masa
kekuasaan Raja Mandapar berakhir, raja-raja Banggai
berikutnya berusaha melepaskan diri dari Kesultanan
Ternate. Mereka juga menolak bekerja sama dengan Belanda
masa kekuasaan Raja Mandapar yang pada tahun 1602 sudah
menginjakkan kaki di tanah Banggai. Namun, pada tahun1908
Belanda akhirnya dapat menguasai Banggai dengan adanya
sebuah perjanjian antara Belanda dan Raja Banggai ke-17,
Abdurahman. Di sisi lain, perjanjian itu mengakhiri
kekuasaan Kesultanan Ternate atas Kerajaan Banggai.
Dalam buku Babad Banggai yang disusun Machmud HK,
sepintas kilas disebutkan bahwa sekitar tahun 1924 Kerajaan
Banggai dibagi menjadi dua
onder-afdeling
, yaitu
Banggai Darat dengan ibu kota di Luwuk. Raja Banggai tetap
berkedudukan di Banggai, sedangkan Pemerintah Belanda di
Luwuk.
Untuk
penyelenggaraan
pemerintahan
diwilayah
Banggai Laut ditempatkan pejabat yang disebut
Bun Kaken
se
dan untuk Banggai Darat disebut
KenKariken
. Wilayah
Banggai Darat dan Banggai Laut kemudian berdasarkan
Undang-UndangNomor 23 Tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Sulawesi Tengah menjadi Kabupaten Otonom
yang dikenal Kabupaten Banggai dengan ibukota Luwuk.
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1952,
Kerajaan Banggai diberi status swapraja.
Beberapa tahun kemudian dibentuklah Badan Penuntut
Daerah Otonom yang terdiri dari Pemerintah Swapraja
Banggai
dan
tokoh-tokoh
politik
setempat
untuk
memperjuangkan
Banggai
menjadi
Daerah
Swantara
(setingkat kabupaten) Tingkat II Banggai.
Perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil pada tahun 1959.
Namun, ibu kotanya ditetapkan di Luwuk, bukan di Banggai.
Pada tahun 1964 tokoh-tokoh masyarakat Banggai kemudian
4
Banggai
Kepulauan.
Perjuangan
membentuk
Banggai
Kepulauan itu baru terwujud 31 tahun kemudian, yaitu
dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali,
dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
B. Visidan Misi Pemerintah Daerah
Pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011- 2016 dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal penting :
1. Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai daerah otonomi baru, saat ini merupakan periode kedua dalam pembangunan 5 ( Lima ) tahun kedepan sehingga masih memiliki banyak agenda pembangunan yang belum terselesaikan pada pembangunan periode sebelumnya;
2. Kabupaten Banggai Kepulauan adalah merupakan salah satuwilayah daerah tertinggal di Indonesia yang memerlukan penanganan serius melalui percepatan pembangunan di segala sector dan lintas sektor; 3. Pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan untuk 5 ( Lima ) tahun
kedepan penekanannya dilakukan pada penguatan peningkatan ekonomi berbasis masyarakat dengan memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan, agroindustri, perdagangan dan pertanian dalamrangka mendorong perbaikan kualitas kehidupan masyarakat;
4. Basis dari masyarakat Banggai Kepulauan yang maju terletak pada persatuan dan kerukunan anta rumat beragama, antar etnis maupun antar daerah, kesejahteraan yang berkualitas serta menjunjung tinggi kesadaran masyarakat mejemuk;
5. Indicator masyarakat Banggai Kepulauan yang sejahtera terletak pada tatanan kehidupan yang demokratis, berbudaya, religius, sehat dan cerdas, serta memiliki komitmen untuk maju dan berkembang.
VISI
“ MEMBANGUN PEMERINTAHAN YANG BERKUALITAS, ADIL, DEMOKRATIS DAN
BERSIH DEMI TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANGGAI YANG SEJAHTERA DAN
RELIGIUS ”
Dari VISI daerah tersebut, diharapkan dapat menjadikan dan mewujudkan masyarakat Banggai Kepulauan maju dan berdaya saing, serta dapat disejajarkan dengan daerah kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Visi diatas mengandung pengertian dan kata kunci antara lain :
Pemerintahan yang berkualitas,dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan diharpakan berdasar atas standar pelayanan, standar pelaksanaan, standar kelayakan dalam mencapai indicator kepemerintahan secara maksimal.
Adil, dimaksudkan bahwa azas dalam pengambilan kebijakan dan strategi pelaksanaan kepemerintahan dan pembangunan memegang prinsip manajemen yang memperhatikan azas keadilan demi kepentingan seluruh masyarakat.
Demokratisdanbersih, dimaksudkan bahwa pelaksanaan kepemerintahan dan pembangunan tetap bersinergi serta bermanfaat untuk masyarakat, melalui perwujudan pemerintahan yang akuntabel, berwibawa dan bermartabat.
Sejahtera, dimaksudkan bahwa dampak dari segala kebijakan adalah mengangkat derajat hidup dan bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Religius, dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan masyarakat senantiasa dilandasi dengan nilai-nilai agama dan moral.
MISI
Berdasarkan VISI pembangunan tersebut ditetapkan MISI pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2011-2016 sebagai berikut :
1. Meningkatkan penegakan supremasi hukum dan tatakelola pemerintahan, dalam rangka mewujutkan pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN.
2. Meningkatkan pendidikan yang berkualitas, relevan, efisien dan efektif yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.
6
4. Mengembangkan struktur ekonomi berbasis pedesaan yang mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal.
5. Meningkatkan infrastruktur yang memadai agar masyarakat dapat memiliki akses untuk memenuhi kebutuhan hidup dan layak.
6. Meningkatkan kualitas kehidupan, peran perempuan, kesejahteraan anak dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
Kabupaten Banggai Kepulauan dibentuk berdasarkan Undang-undang
No. 51 tahun 2009 di mana sebelummya merupakan bagian dari Kabupaten
Banggai. Operasional Kabupaten ini dimulai pada tanggal 3 November 1999
telah diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah berdasarkan Keputusan
Menteri Dalam Negeri tanggal 12 Oktober 1999 di Jakarta.
2.1 KEADAAN UMUM DAERAH
Kabupaten Banggai Kepulauan dengan luas wilayah ± 9.160,11 Km2 yang terdiri dari luas darat 2.488,79 Km2 dan luas laut 6.671,32 Km2 atau sekitar 72,83 % dari luas keseluruhan. Berdasarkan Letak astronomis Kabupaten Banggai Kepulauan berada pada 1° 06' 30" Lintang Selatan sampai dengan 2° 20' 00" Lintang Selatan dan 122° 40' 00" Bujur Timur sampai dengan 124° 13' 30" Bujur Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi.
Berdasarkan letak geografis dan peta Kabupaten Banggai Kepulauan dapat di tentukan Batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banggai Laut
Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tolo
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peling
Secara administratif Kabupaten Banggai Kepulauanterdiri atas
12 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 141 Desa.
Selengkapnya, Kecamatan, Desa / Kelurahan di Kabupaten
8
Secara administratif Kabupaten Banggai Kepulauanterdiri atas
12 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 141 Desa.
Selengkapnya, Kecamatan, Desa / Kelurahan di Kabupaten
Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Tinangkung
Ibu kota : Salakan
(Ibu Kota Kabupaten) Luas Wilayah : 312,60 Km2
Jumlah Penduduk : 13.445 Jiwa - Laki-Laki : 6.771 Jiwa - Perempuan : 6.674 Jiwa Jumlah Desa : 10
Jumlah Kelurahan : 1
Desa dan Kelurahan* di Kecamatan Tinangkung :
01. Manggalai 05. Baka 09. Bakalan
02. Ambelang 06. Bongganan 10. Bulungkobit
03. Saiyong 07. Salakan* 11. Bungin
04. Tompudau 08. Kautu
2. Kecamatan Tinangkung Selatan
Ibu kota : Mansamat Jarak dari Ibu Kota
- Perempuan : 3.594 Jiwa Jumlah Desa : 9
Jumlah Kelurahan : -
Desa di Kecamatan Tinangkung Selatan :
01. Paisumosoni 04. Mansamat A 07. Tinangkung
02. Tobing 05. Mansamat B 08. Gansal
03. Tobungin 06. Kampung Baru 09. Bobu
3. Kecamatan Tinangkung Utara
Ibu kota : Batulombu Jarak dari Ibu Kota
Kabupaten : ± 23 Km Luas Wilayah : 136,65 Km2 Jumlah Penduduk : 7.812 Jiwa - Laki : 3.935 Jiwa - Perempuan : 3.877 Jiwa Jumlah Desa : 6
Jumlah Kelurahan : -
Desa di Kecamatan Tinangkung Utara :
01. Luksagu 03. Ponding-Ponding 05. Palam
02. Tatakalai 04. Lalong 06. Bampanga
4. Kecamatan Bulagi Selatan
Ibu kota : Lolantang Jarak dari Ibu Kota
10 Jumlah Desa : 20
Jumlah Kelurahan : -
Desa di Kecamatan Bulagi Selatan :
01. Lolantang 08. Sabelak 15. Babang
02. Pandaluk 09. Suit 16. Momotan
03. Palabatu Satu 10. Toi-Toi 17. Labotakandi 04. Palabatu Dua 11. Tatarandang 18. Alasan Nggolobuton
05. Lemelu 12. Bone Puso 19. Boluni
06. Osan 13. Mangais 20. Pipilogot Paipaisu
07. Balalon 14. Unu
5. Kecamatan Bulagi Utara
Ibu kota : Sambulangan
Desa dan Kelurahan di Kecamatan Bulagi Utara :
01. Sambulangan 05. Bolubung 09. Ombuli
02. Bangunemo 06. Bakalinga 10. Luk Panenteng
03. Paisuluno 07. Koyobunga 11. Minanga
Jumlah Penduduk : 9.705 Jiwa - Laki : 4.909 Jiwa - Perempuan : 4.796 Jiwa Jumlah Desa : 15
Jumlah Kelurahan : 1
Desa dan Kelurahan di Kecamatan Bulagi :
01. Tolo 07. Bulagi Dua 13. Komba-Komba
02. Lalanday 08. Boloy 14. Kambal
03. Montomisan 09. Meselesek 15. Toolon
04. Sosom 10. Oluno 16. Kayubet
05. Alul 11. Sumondung
06. Bulagi Satu* 12. Peling Seasa
7. Kecamatan Liang
Desa di Kecamatan Liang :
01. Mamulusan 07. Binuntuli 13 .Boyomoute
02. Kindandal 08. Saleati 14. Apal
03. Tomboniki 09. Bajo 15. Selekan
04. Okumel 10. Liang 16. Loolong
05. Popidolon 11. Balayon 06. Tangkop 12. Basosol
12
Desa di Kecamatan Peling Tengah :
01. Tolulos 05. Tombos 09. Kolak
02. Popisi 06. Alakasing 10. Balombong
03. Luk 07. Patukuki 11. Tunggaling
04. Labibi 08. Koyobunga
9. Kecamatan Totikum
Desa di Kecamatan Totikum :
01. Sobonon 05. Tone 09. Sampaka
02. Bolonan 06. Abason 10. Lopito
03. Sakay 07. Salangano 11. Kombutokan
04. Sambiut 08. Batang Babasal
Ibu kota : Kalumbatan
Desa di Kecamatan Totikum Selatan :
01. Tonuson 04. Peley 07. Mata
02. Tobungku 05. Kalumbatan 08. Lobuton
03. Nulion 06. Kanali
Desa di Kecamatan Buko :
01. Paisubatu 06. Tataba 11. Okulo Potil
02. Batangono 07. Malanggong 12. Olusi
03. Lalengan 08. Leme-Leme Bungin 13. Tatendeng 04. Peling Lalomo 09. Leme-Leme Darat
14
12. Kecamatan Buko Selatan
Ibu kota : Lumbi-Lumbia
Desa di Kecamatan Buko Selatan :
01. Kambani 05. Lumbi-Lumbia 09. Seano
02. Tatabau 06. Labangun 10. Apal
03. Buko 07. Lelang Matamaling 11. Sapelang
04. Palapat 08. Landonan Bebeau
Tabel 2.1
Luas Wilayah per Kecamatan Kabupaten Banggai Kepulauan
Kecamatan
2.1.1 Tofografi
Kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasikan atas :
Kemiringan lereng 00– 20 , dengan luas 22.633,31 Ha atau sekitar 6,25% dari luas wilayah tersebut. Kondisi tanah seperti ini sangat potensial dimanfaatkan untuk kegiatan usaha dan pemukiman.
Kemiringan lereng 20 - 150 dengan luas 82.592,29 Ha atau sekitar 19,13% dari luas wilayah, potensi ini dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha. Namun pada wilayah ini, sangat dibutuhkan usaha konservasi dan air.
Kemiringan lereng 150 – 400 dengan luas 153.328,38 Ha atau sekitar 46,99% dari luas wilayah. Penggunaan tanah pada kemiringan ini cukup rawan, sehingga sebelum mengusahakan usaha tani perlu dilakukan pembuatan terasering untuk menghindari terjadinya erosi dan penanaman tanaman teras spesifik lokasi.
Kemiringan lereng diatas 400 dengan luas 54.748,82 Ha atau sekitar 27,45% dari luas wilayah daerah. Wilayah dengan kemiringan tersebut sangat potensial terkena erosi sehingga hanya layak untuk dimanfaatkan sebagai kawasan hutan lindung.
Berdasarkan data topografi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa potensi lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan usaha, baik budidaya tanaman pertanian maupun untuk lahan pemukiman hanya 25,38% dari luas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan yakni pada kemiringan lereng 00– 150.
Sedangkan Berdasarkan sudut elevasi atau ketinggian dari permukaan laut, wilayah daratan Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasi sebagai berikut:
Elevasi <500 Meter = 85.97 %
Elevasi 500 – 700 Meter = 87.80 %
Elevasi > 700 Meter = 86.23 %
Kondisi topografi berdasarkan jenis perbukitan di daerah Kepulauan Banggai bervariasi yakni :
Perbukitan Karst, morfologi di Pulau Peling didominasi oleh perbukitan
karst yang tersusun oleh batu gamping. Topografi tersebut sangat jelas
16
Perbukitan karst dicirikan oleh bentuk bukit-bukit yang tidak beraturan
dengan puncak tumpul membundar;
Satuan Perbukitan bergelombang lemah- sedang, morfologi ini dijumpai
dibagian timur Pulau Peling di sekitar Batang Babasal dan Salangano
yang tersusun oleh batu lempung. Kemiringan lereng umumnya
bervariasi antara 100– 300 dengan beda tinggi berkisar 20 – 40 meter;
Satuan Morfologi Dataran Pantai, morfologi ini tersusun oleh endapan
aluvial pantai, yang terdiri dari material-material hasil erosi laut,
maupun hasil erosi sungai yang terendapkan disekitar muara; material
hasil endapan berukuran lempung hingga pasir dan bersifat lepas.
Daerah dataran yang cukup luas dijumpai di labibi, Patukuki, Alakasing,
Kayobunga dan Kolak (Peling Tengah) juga di daerah Luksagu, Palam,
Mansamat, Salakan, Sabang, Tataba hingga Buko di bagian selatannya
(Pulau Peling). Daerah pemukiman (desa) umumnya tersebar disekitar
pesisir pantai dengan kemiringan lereng 00– 100.
2.1.2 Hidrologi
Keadaan hidrologi di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari sungai-sungai yang mengalir.Umumnya sungai-sungai tersebut mempunyai jarak aliran yang pendek dan bersifat perenial atau mengalir sepanjang tahun. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Tatakalay, Sungai Nipa, Sungai Tobing, Sungai Mansamat, Sungai Paisumusoni, Sungai Lalengan dan Sungai Kambani.
Sungai di Kabupaten Banggai Kepulauan yang dapat dimanfaatkan dan dikelola sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial serta sumber energi listrik antara lain Sungai Tatakalai, Sungai Lalengan dan Sungai Kambani.
2.1.3 Geologi
kelurusan-kelurusan yang terekam di bagian barat Pulau Peling, umumnya berarah utara ke selatan, sedangkan disebelah timur cenderung memperlihatkan suatu bentuk lengkung berarah barat laut tenggara. Selain struktur sesar, struktur lipatan terekam dengan baik di Pulau Peling barat yang memperlihatkan perlipatan batuan yang cukup kuat.
Secara geologi, daerah Banggai Kepulauan terletak pada zona tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai Sula dari sebelah timur dengan jalur ofiolit Sulawesi Timur di bagian barat. Tumbukan antara kedua lempeng tersebut merupakan fenomena tektonik yang diakomodasikan dengan pergerakan sistem sesar Sorong yang bergerak ke arah barat dan bersifat mendatar. Pergerakan sesar Sorong yang bersifat aktif hingga sekarang ini telah beberapa kali menimbulkan gempa bumi. Kejadian gempa cukup besar terjadi pada tanggal 4 Mei 2000 dengan besaran magnitudo M = 7,6. Gempa ini menimbulkan kerusakan yang cukup parah pada bangunan maupun infrastruktur di daerah Kabupaten Banggai Kepulauan.
Satuan batuan di daerah Banggai Kepulauan tersusun oleh berbagai jenis dan tipe batuan dengan rentang umur yang cukup panjang, mulai dari batuan malihan berumur Karbon hingga endapan aluvial yang berumur Holosen. Urutan batuan yang tersingkap di daerah Banggai Kepulauan, dari satuan berumur tua hingga muda adalah sebagai berikut :
(1). Satuan Batuan Malihan, adalah jenis batuan yang tercakup dalam satuan batuan sekis, gneis, amfibolit dan kuarsit.
(2). Satuan Batuan Granit, kenampakan satuan batuan granit pada citra LANDSAT memperlihatkan bentuk morfologi bergelombang dengan permukaan relatif halus membulat. Selain batuan granit, satuan ini juga tersusun oleh batuan granodiorit, diorit kuarsa dan pegmatit;
(3). Satuan Batuan Serpih, karakteristik satuan batuan serpih yang keras dengan sisipan batu lempung dan batu pasir menunjukkan kenampakan morfologi yang halus dengan permukaan perbukitan agak memanjang; (4). Satuan Batu Gamping, kenampakan perbukitan batu gamping sangat
mudah dapat dibedakan dengan morfologi batuan lainnya. Dalam citra LANDSAT, satuan batu gamping memperlihatkan bentuk perbukitan kecil yang menyatu. Kenampakan tersebut merupakan gambaran khas dari topografi karst dengan bantuk bukit-bukit kecil, membulat, agak terjal dan sangat kasar;
18
ini terbentuk akibat pengendapan hasil erosi sungai ataupun erosi ombak pantai.
2.1.4 Klimatologi
Iklim di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan mempunyai iklim
tropis basah dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 25,7°C sampai
29,1°C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan November, yaitu sebesar
32,1°C. Sedangkan suhu udara minimum terjadi di bulan Agustus, yaitu
sebesar 23,3°C. Rata-rata Suhu Udara dan kelembaban relatif pada Stasiun
Meteorologi Bubung Luwuk pada tahun 2012 berkisar antara 72% (Oktober)
dan 82% (Mei).
Rata-rata tekanan udara selama tahun 2012 berkisar antara 1 009,5
mb (Desember) dan 1 013,1 mb (Agustus). Sedangkan rata-rata kecepatan
angin tahun 2012 berkisar antara 4 – 8 knot.
Rata-rata jumlah curah hujan selama tahun 2012 berkisar antara
36,00 mm (September) dan 301,4 mm (Juli). Sedangkan jumlah hujan selama
tahun 2012 berkisar antara 6 hari (Oktober dan November) dan 28hari (Juli).
2.2 EKONOMI
2.2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 2.2
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai Kepulauan
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian 6,54 6,67 6,93 6,99 7,40 Penggalian 4,71 7,59 8,79 8,23 8,81 Industri Pengolahan 7,49 7,24 7,64 7,52 6,58 Listrik dan Air Bersih 10,38 10,16 11,03 11,41 10,63 Bangunan 9,45 10,69 10,90 11.09 14.46 perdagangan, Hotel &
Restoran 10.71 10.65 10.72 10.79 10.63 Transportasi dan Komunikasi 8.48 8.63 8.99 `10.83 10.96 Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan 6.75 7.61 9.18 9.11 9.39 Jasa-jasa 8.07 8.11 9.22 8.89 7.67
GRDP 7.84 7.98 8.38 8.53 8.60
2.2.2 Perkembangan PDRB
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita
Kabupaten Banggai Kepulauan mengindikasikan adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga
berlaku tahun 2012 mencapai 11.089.744 rupiah, mengalami kenaikan dari
tahun 2011 lalu yang mencapai 9.850.967 rupiah. Perkembangan PDRB
Perkapita harga konstan 2000 jugameningkat dari tahun 2011 sebesar
4.542.549 rupiah meningkat 6,56persen menjadi 4.875.640 rupiah pada
tahun 2012, peningkatan pertumbuhan PDRB Perkapita 7,33 persen diatas
pertumbuhan penduduk 1,18 persen.
Tabel. 2.3
20 dasar Harga berlaku dan Konstan 2000
Tahun
Harga Berlaku Harga Konstan
2008 6.788.265 3.729.517 19,10 6,47
2009 7.674.810 3.977.290 13,06 6,64
2010 8.716.500 4.262.917 13,57 7,18
2011*) 9.850.967 4.542.549 13,02 6,56
2012**) 11.089.744 4.875.640 12,58 7,33
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan 2013
Adanya perbedaan pertumbuhan yang dialami oleh masing-masing sektor ekonomi pembentuk PDRB menyebabkan berubahnya struktur perekonomian. Berdasarkan harga konstan, diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berperan tahun 2012 adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 47,08 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24,48 persen, selanjutnya sektor jasa-jasa sebesar 10,34 persen dan sektor angkutan dan komunikasi sebesar 6,79 persen, sektor industri pengolahan sebesar 4,44 persen, demikian pula sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan lainnya sebesar 4,27 persen. Sektor lainnya dibawah 4 persen adalah sektor bangunan sebesar 1,23 persen, sektor penggalian sebesar 0,56 persen, sektor listrik dan air bersih sebesar 0,45 persen.
Tabel 2.4
PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Tahun 2008-2012
1. Pertanian 569.361 646.115 734.749 832.706 932.603
2. Pertambangan /
3. Industri
Hotel dan Restoran 251.127 291.151 337.757 398.742 471.924 7. Pengangkutan
dan. Komunikasi 69.344 80.103 93.500 110.195 126.505
8. Keu. Persewaan
&. Jasa Perusahaan 50.251 56.761 65.296 75.254 85.153
9. Jasa-Jasa 120.555 140.113 161.683 185.451 208.133
Jumlah/Total 1.137.849 1.302.584 1.495.987 1.721.949 1.961.432
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan
Tabel 2.5
PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)
Tahun 2008-2012
1. Pertanian 309.779 330.440 353.341 378.035 406.007
2. Pertambangan /.
Hotel dan Restoran 142.684 157.877 174.795 193.651 214.229 7. Pengangkutan
dan. Komunikasi 40.233 43.703 47.634 52.791 58.579
8. Keu. Persewaan
&. Jasa Perusahaan 26.234 28.231 30.822 33.629 36.788
22
Jumlah/Total 625.142 675.034 731.632 794.038 862.350
Sumber : BPS Kab. Banggai Kepulauan
2.3
SARANA DAN PRASARANA
2.3.1 Jalan
Jalan raya merupakan sarana utama lalu lintas yang sangat diperlukan untuk transportasi dan kelancaran roda perekonomian dan investasi. Oleh sebab itu, maka kondisi dan penggunaannya harus diperhatikan dan terus ditingkatkan.
Berdasarkan data dari
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Banggai Kepulauan,
bahwa panjang jalan
keseluruhan di Kabupaten
Banggai Kepulauan dari tahun
2009-2013 terus mengalami
peningkatan. Jalan yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri
atas Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten. Pada tahun 2009 panjang jalan
menjadi 1.181,05 km, di tahun 2010 panjang jalan keseluruhan adalah
1.261,70 km, sedangkan tahun 2011 panjang jalan adalah 1.286,21
km.Sementara itu, tahun 2012 panjang jalan adalah 1.317,21.km. Untuk
tahun 2013 panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banggai Kepulauan
Pada tahun 2012 panjang jalan kondisi baik 746,51km, kondisi
sedang 261,07km, kondisi rusak 131,65 km dan kondisi jalan rusak berat
177,98 km.Sedangkan untuk tahun 2013 panjang jalan kondisi baik
460,30km, kondisi sedang 192,03km, kondisi rusak 132,89 km dan kondisi
jalan rusak berat 63,03 km.
Tabel 2.6 Panjang Jalan (Km)
Jenis Jalan
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Jalan Provinsi
64
64
64
64
64
Jalan
Kabupaten
1.117,05 1.197,70 1.222,21 1.253,21 1.848,24
Jumlah
1.181,05 1.261,70 1.286,21 1.317,21 1.912.24
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai Kepulauan
2.3.2 Pos, Telekomunikasi dan Informasi
Untuk melayani
24
pendistribusian pengiriman surat menyurat dan pengiriman paket, pos
serta wesel, di Kabupaten Banggai Kepulauandari tahun 2009-2013
tersedia 1 buah kantor pos yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan.
Disamping melayani surat menyurat, benda pos, paket dan lainnya, kini
kantor pos juga sudahdapat melayani pembelian token listrik,
pembayaran telepon dan jasa-jasapembayaran lainnya.
Saat ini di Kabupaten
Banggai Kepulauan terdapat 9
Tower Band Telphone Seluler
(BTS) terdiri dari Telkomsel
sebanyak 8 towerdan Indosat
sebanyak 1 tower. Dan yang
sedang dalam tahap persiapan
pengoperasian sebanyak 3 tower milik Telkomsel.
2.3.3 Perhubungan dan Transportasi
Sebagian besar wilayah permukiman penduduk di Kabupaten Banggai
Kepulauan, terletak di tepi laut Dari total desa dan Kelurahan yang ada di
Kabupaten Banggai Kepulauan sebagian diantaranya atau 51,8% berbatasan
langsung dengan pantai. Oleh karenanya transportasi laut / keberadaan kapal
laut menjadi penting sebagai sarana transportasi masyarakat di kabupaten
Prasarana transportasi laut
terdapat tiga pelabuhan yaitu :dua
pelabuhan penyebrangan dan satu
pelabuhan umum yang merupakan
pelabuhan nasional. Pelabuhan
penyebrangan Boniton dan
pelabuhan penyebrangan Saiyong
dikelolah oleh PT. ASDP. Pelabuhan
salakan di gunakan untuk bongkar
muat hasil bumi dan melayani angkutan penumpang salakan-luwuk dan
sebaliknya dari luwuk – salakan. Untuk mencapai Kabupaten Banggai
Kepulauan dapat menggunakan berbagai jenis transportasi. Rute
perjalanan dari Jakarta dengan
pesawat terbang diawali dari
Bandara Sukarno-Hatta, dan
kemudian transit di Bandara
Sultan Hasanudin di Makassar,
kurang lebih 30 menit kemudian
perjalanan dilanjutkan dengan
penerbangan ke Bandara Sultan
Aminudin Amir di Kota Luwuk,
Kabupaten Banggai. Dan kemudian untuk menuju Kabupaten Banggai
Kepulauan di gunakan transportasi Kapal Feri milik PT. ASDP atau
menggunakan Kapal Kayu serta Kapal Cepat yang secara regular
beroperasi tiap hari sambil menikmati pemandangan laut yang sangat
26
Disamping transportasi laut, terdapat
juga transportasi darat,
untuk menghubungkan
wilayah daratan dengan
beroperasinya bus-bus
penumpang yang
menghubungkan antar
wilayah kecamatan dan
pedesaan. Kendaraan yang
melayani trayek antar
kecamatan dan desa di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari jenis truk, bus, pick up dan mobil jenis lain.
Pemerintah Kabupaten
Banggai Kepulauan sampai saat
ini memiliki 1 (satu) buah Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Sedangkan untuk
Perbankan yang ada di
Kabupaten Banggai Kepulauan
meliputi Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang terdapat di Salakan ( Kecamatan
Tinangkung ) dan di Bulagi ( Kecamatan Bulagi ). Terdapat pula1 (Satu) buah
Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan2(Buah) Bank Perkreditan Rakyatyang
semuanya terletak di salakan ( Kecamatan Tinangkung ).
2.3.5. Energi
Tidak dapat dipungkiri, aktifitas masyarakat di berbagai bidang
kehidupan, salah satunya menuntut penyediaan kebutuhan listrik yang sangat
besar. Lima tahun terakhir menunjukkan kebutuhan masyarakat Kabupaten
28
Pembangkit tenaga listrik di
Kabupaten Banggai Kepulauan, dihasilkan
dengan menggunakan tenaga mesin diesel,
seperti yang umum digunakan
Kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Sulawesi
Tengah. Tenaga listrik yang diproduksi
oleh PLN di Kabupaten Banggai Kepulauan
pada tahun 2008 adalah sebesar 8.374.601 kwh, dari keseluruhan tenaga
listrik yang diproduksi yang berhasil didistribusikan kepada pelanggan
sebanyak 7.835.249 kwh. Tahun 2009 tenaga listrik yang diproduksi sebesar
9.269.157 kwh dan didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 8.505.629
kwh.Untuk Tahun 2010 PLN mendistribusikan tenaga listrik kepada pelanggan
sebanyak 10.156.898 kwh dari hasil produksi tenaga listrik sebesar 10.880.824
kwh.Di tahun 2011 tenaga listrik yang diproduksi sebesar 14.375.746 kwh dan
didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 13.307.034 kwh. Dan sampai akhir
tahun 2012 tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN Kabupaten Banggai
Kepulauan adalah sebesar 116.969.418 kwh dengan jumlah pendistribusian
kepada masyarakat sebesar 64.273.482 kwh.
Dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2012, cakupan pelayanan listrik di
Kabupaten Banggai Kepulauan terus
mengalami peningkatan. Pada akhir tahun
2008, jumlah pelanggan sebanyak
13.783yang terdiri dari pelanggan rumah
tangga, instansi pemerintah, swasta, industri dan lain-lain, meningkat
menjadi 14.105 pelanggan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 jumlah
pelanggan sebanyak 15.055. Tahun 2011 jumlah pelanggan bertambah
rumah tangga, instansi pemerintah, swasta, industri dan lain-lain sebanyak
16.985.
Di samping tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN, Sebagian
masyarakat pedesaan, menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
bantuan dari pemerintah dan ada juga yang menggunakan mesin genset untuk
digunakan sehari-hari, diantaranya untuk berjualan oleh pedagang, maupun
masyarakat pedesaan yang belum terlayani oleh listrik dari PLN.
Tabel 2.7
Daya Terpasang Produksi dan Distribusi Listrik PT. PLN (Persero) Pada Cabang/Ranting PLN di Kabupaten Banggai Kepulauan
Tahun 2008-2012
2008 8.440,000 8.374.601 7.835.249 692.877 5.347.973
2009 8.787,500 9.269.157 8.505.629 820.398 5.819.418
2010 9.802,800 10.880.824 10.156.898 884.723 6.351.703
2011 6.022,000 14.375.746 13.307.034 2.878.597 1.068.712
2012 44.717,000 116.969.418 64.273.482 735.799 110.761
30
BAB III
SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN
3.1 Perikanan Tangkap
Sektor Perikanan merupakan sector potensial untuk dikembangkan di
Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini di dukung oleh sumber daya alam dan
letak geografis wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.
KawasanperairanBanggaiKepulauanmemilikipotensiPerikananTangkap
yang beranekaragamjenisnyadanbernilaiekonomis,misalnya :
- Pelagis besar dengan produksinya rata-rata 1.050,40 Ton/Thn. - Pelagis kecil dengan produksinya rata-rata 53.386,20 Ton/Thn. - Demersal denganproduksinya rata-rata 10.835,60 Ton/Thn
- Molusca yang meliputi gurita, cumi–cumi, siput dan kerang dengan produksinya rata-rata 961,20 Ton/Thn
- Crustacea yang meliputi udang dan kepiting dengan produksinya rata-rata 4,40 Ton/thn
Wilayah Komoditasmeliputi :KecamatanTinangkung, Kecamatan Liang,
3.2Perikanan Budidaya
Sampai pada saat ini Optimalisasi dan Produktifitas Budidaya di Banggai Kepulauan masih rendah, Jenis ikan yang banyak dibudidayakan masyarakat adalah :
- Pembesaran Ikan Hidup ( Napoleon ) budidaya unggulan dalam bentuk
keramba/jaringapung. Wilayah potensial yang dikembangkan di
Kecamatan Liang, KecamatanBulagi, Kecamatan Bulagi Selatan,
Kecamatan Buko Selatan dan Kecamatan Tinangkung Selatan.
- Pembesaran Ikan Hidup ( Kerapu ) tahun 2011 hasil produksi 52,76 Ton/Thn pada tahun 2012 dengan hasil produksi sebesar 68,96 Ton/Thn.
Mengalami kenaikan 30,63%
- PembesaranIkanHidup ( Kuwe, baronang ) tahun 2011 hasil produksi sebesar 275,19 Ton/thn, pada tahun2012 dengan hasil produksi sebesar
393,76 Ton/Thn, mengalami kenaikan 43,08 %
Areal budidaya perikanan sampai dengan tahun 2012 baru dimanfaatkan
sekitar 73,71 % danbelum mencapai tingkat produksi maksimal. Hal tersebut
karena minimnya permodalan yang dimiliki petani budidaya ikan. Sangat
32 3.3 Rumput Laut
Areal Budidaya Rumput Laut
tersebar cukup luas di sepanjang
wilayah pesisir Kabupaten Banggai
Kepulauan, Produksi rumput laut
kering Banggai Kepulauan pada tahun
2011 mencapai 39.948,80 Ton/thn.
Sedangkan pada tahun 2012 mencapai
45.008,61 Ton/thn atau mengalami kenaikan sebesar 12,60 %. Budidaya
rumput laut telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat Kabupaten
Banggai Kepulauan karena kondisi alam yang sesuai.
Pasar Komoditi meliputi :Luwuk, Makassar, Kendari, Surabaya.Sangat
terbuka investasi untuk membangun Pabrik Pengolahan Rumput Laut di
Kabupaten Banggai Kepulauan.
Wilayah budidaya meliputi : Kecamatan Liang, Kecamatan Peling Tengah,
Kecamatan Bulagi, Kecamatan Bulagi Selatan, Kecamatan Bulagi Utara,
Sektorperikanandankelautanmenjadiandalanmasyarakatdengansumber
daya laut yang adadi Kabupaten Banggai Kepulauan memberikan keuntungan
yang sangat potensial dengan adanya kekayaan hasil laut. Hingga akhir tahun
2012 di Kabupaten Banggai Kepulauan terdapat kapal/perahu penangkap ikan
sebanyak 6.966 unit yang terdiri atas jenis perahu tanpa motor sebanyak
2.804 unit, jenis perahu motor tempel sebanyak 3.969 unit dan jenis kapal
motor sebanyak 193 unit.
Tabel 3. 1
Jumlah Kapal Penangkap Ikan (Unit) Tahun 2010-2012
JenisKapalIkan T a h u n
2010 2011 2012
PerahuTanpa Motor 11.148 2.805 2.804
Perahu Motor Tempel 1.191 3.969 3.969
Kapal Motor 551 261 193
J u m l a h 12.890 7.035 6.966
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan
BAB IV
34
4.1 Pertanian
Meskipun dikenal sebagai daerah kepulauan dengan wilayah perairannya yang sangat luas, namun penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan tidak hanya mengandalkan usaha di sector perikanan dan kelautan. Perkembangan sektor pertanian menjadi penting disebabkan jumlah penduduk yang berusaha di bidang pertanian masih sangat besar dan telah memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian masyarakat.
Jenis tanaman pangan yang
terdapat dan dikembangkan di kabupaten Banggai Kepulauan, terdiri dari berbagai jenis tanaman, diantaranya adalah jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi banggai, ubi kayu, ubi jalar padi sawah, kedelai dan lain-lain. Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 kondisi pertanian tanaman pangan yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Banggai Kepulauan mengalami peningkatan dan penurunan baik dari sisi produksi maupun luasan panennya. Untuk tanaman padi sawah, dengan luas panen sebesar 1.001 Ha pada tahun 2013 menghasilkan produksi sebesar 3.598 ton, tanaman ubi kayu menghasilkan produksi sebesar 4.945 tondengan luas panen sebesar 203Ha, untuk produksi tanaman ubi jalar di tahun 2013 sebesar 1.490 ton
dengan luas panen sebesar 188Ha,
Data mengenai luas panen dan produksi tanaman pangan per jenis tanaman yang dikembangkan di Kabupaten Banggai Kepulauan dari tahun 2009-2013 disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1
Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan
Tabel 4.2
Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan
Selain tanaman pangan yang sudah disebutkan diatas terdapat juga
36
ubi banggai. Ubi banggai (Dioscorea) adalah salah satu tanaman yang tidak
bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan,
dimana jenis ubi ini biasanya digunakan sebagai makanan pokok oleh
masyarakat.
Ubi banggai memiliki bentuk yang mirip ubi jalar dan ubi kayu, rasanya
pun juga campuran antara keduanya dengan ukuran yang lebih besar. Bentuk
pohon dari ubi banggai adalah menjalar ke atas, bukan merambat di atas
tanah seperti ubi jalar. Sehingga para petani ubi banggai biasanya membuat
tonggak sebagai tempat naiknya pohon ubi.
Sampai dengan tahun 2013 kondisi pertanian tanaman pangan Ubi
Banggai yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Banggai Kepulauan
mengalami peningkatan dan penurunan baik dari sisi produksi maupun luasan
panennya pada tahun 2013 menghasilkan produksi sebesar 2.855 ton dengan
luas panen sebesar 122Ha.
Untuk tanaman hortikultura khususnya tanaman sayuran, penduduk di
Tanaman sayuran yang dihasilkan diantaranya yaitu bawang merah, bayam,
cabe besar,cabe rawit, kacang panjang, kangkung, ketimun, labu siam,
tomat, terungdan lain sebagainya.
Tabel 4.3
Luas Panendan Produksi Sayur-Sayuran
Jenis Komoditi
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
2011 2012 2013 2011 2012 2013
01. Bawang Merah 7 11 - 45,29 50,11 -
02. Bayam 78 40 100 121 51,6 1.521
03. Cabe Besar 62 13 19 16,62 32,5 494
04. Cabe Rawit 158 70 93 20,42 248,9 3.394
05. Kacang Panjang 132 61 127 26,29 162 3.942
06. Kangkung 58 35 67 256 175,8 4.027
07. Ketimun 45 38 65 108 116,8 3.894
08. Labu Siam 9 20 27 25 48,50 1.412
09. Tomat 151 66 130 31,14 289,2 6.566
10. Terung 107 49 108 27,03 193,6 486
Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan
Selain tanaman sayuran, tanaman buah-buahan juga dikembangkan
masyarakat Kabupatn Banggai Kepulauan. Secara umum tanaman
buah-buahan yang dihasilkan oleh masyarakat antara lain langsat, mangga, durian,
38
Selengkapnya mengenai jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan disajikan pada tabel di berikut ini
Tabel 4.4
Jumlah Pohon dan Produksi Buah-Buahan
Jenis
4.2
PERKEBUNAN
Tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Banggai
Kepulauan di dominasioleh perkebunan rakyat dengan tanaman terbanyak
yaitu kelapa dalam, coklat, jambu mente dan cengkeh. Disamping itu
terdapat pula jenis tanaman perkebunan lainnya seperti kopi, kapuk, pala,
lada, vanili yang cobauntuk dikembangkan masyarakat, walaupun luas areal
dan produksinya masih dalam skala kecil dan dilakukan tidak merata di
seluruh kecamatan.
Komoditi tanaman perkebunan
yang memiliki luas tanam terluas adalah
tanaman kelapa dalam, pada tahun 2013
luas areal tanam kelapadalam yaitu
sebesar 32.365 Ha dengan hasil produksi
17.067,77 Ton. Untuk tanamanan cengkeh
yang juga menjadi salah satu andalan
masyarakat luas panennya mencapai 5.737 Ha dengan hasil produksi sebanyak
1.198,41 Ton. Komoditi lainnya yang dikembangkan masyarakat adalah
tanaman kakao yang pada tahun 2013 luas
panennya mencapai 8.647 Ha dengan hasil
produksi mencapai 4.200 Ton. Tanaman
Jambu Mente pada tahun 2013 memiliki
luas panen sebesar 8.278 Ha dengan hasil
produksi sebesar 883,656 Ton. Selanjutnya
tanaman kemiri yang pada tahun 2013 memiliki luas panen sebesar1.280 Ha
40
Masyarakat Kabupaten Banggai
Kepulauan juga mengusahakan tanaman vanili walaupun masih dalam skala kecil yang pada tahun 2013 memiliki luas panen sebesar 159,89 Ha dengan hasil produksi 6,85 Ton. Untuk kopi robusta pada tahun 2013 memiliki luas panen sebesar 80,60 Ha dengan hasil produksi sebesar 7,52 Ton. Seperti halnya tanaman vanili, tanaman lada juga merupakan jenis tanaman yang masih dalam skala kecil pengembangannya dimana untuk tahun 2013 memiliki luas panen sebesar 23,45 Ha dengan hasil produksi sebesar 1,10 Ton. Selanjutnya Produksi tanaman palayang pada tahun 2013 sebanyak 79,89 Ton dengan luas panen sebesar 808,34 Ha. Dan untuk tanaman kapuk produksi yang dihasilkan di tahun 2013 dari luas panen yang mencapai 21 Ha adalah sebanyak 5,62 Ton.
Terbuka peluang untuk melakukan usaha perkebunan dalam skala
besar di Kabupaten Banggai Kepulauan dengan tetap memperhatikan
kelestarian sumberdaya alam danlingkungan hidup. Saat ini sedang dirintis
Tabel 4.5
Sumber : Dinas pertanian, kehutanan, perkebunan dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Tabel 4.6
01. Kelapa Dalam 28.532 28.532 21.002 17,055,35 17.065,77
42 Sumber : Dinas pertanian, kehutanan, perkebunan dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan.
BAB V
5.1 PETERNAKAN
Ternak yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan, terdiri dari ternak besar berupa sapi potong, kerbau dan kuda, dan ternak kecil yang hanya terdiri dari kambing dan babi.
Sedangkan untuk jenis peternakan unggas di Kabupaten Banggai Kepulauan, terdiri atas ayam kampung, ayam pedaging dan itik. Sektor Peternakan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, merupakan salah satu sektor yang mendapatkan perhatian serius dan telah menerima bantuan baik dari pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah maupun oleh Pemerintah daerah Kabupaten Banggai Kepulauan.
Tabel 5.1
Populasi Jenis Ternak (Ekor)
Jenis T a h u n
44 Ternak 2009 2010 2011 2012 2013
1. Sapi Potong 15.121 15.329 14.782 15.002 11.495
2. Kambing 62.285 69.716 87.493 109.756 77.926
3. Babi 26.545 26.148 26.250 27.684 26.780
4. Kerbau - 2 2 2 -
5. Kuda 386 437 488 545 447
J u m l a h 104.337 111.632 130.955 152.989 116.348
Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan
Tabel 5.2
Populasi Jenis Unggas (Ekor)
Jenis Unggas
T a h u n
2009 2008 2008 2008 3013
1. Ayam Kampung 571.174 612.184 656.139 703.250 466.982
2. Ayam Pedaging 5.000 8.500 9.775 9.775 9.775
3. Itik 20.991 22.038 22.250 22.584 15.503
J u m l a h 597.165 642.722 688.164 735.609 492.260
Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan
Terbuka peluang untuk peternakan sapi skala besar dan juga
untuk peternakan ayam petelur, dan juga untuk pembangunan industry
pengolahannya.
Yang dimaksud sebagai hutan yang dikuasai oleh negara adalah hutan
alam atau hutan hasil budidaya (tanaman) yang berada di dalam kawasan
hutan negara. Disamping melakukan pengelolaan terhadap hutan negara,
pemerintah telah mempromosikan danterus mendorong pembangunan
kehutanan berbasis masyarakat antara
lain dengan menggalakkan penanaman
komoditas kehutanan pada lahan–lahan
rakyat atau lahan milik negara.
Apabilapembangunan kehutanan
berbasis masyarakat ini terus
berkembang, maka akan memberikan dampak
yang signifikan kepada masyarakat untuk turut serta memberikan jaminan
terhadap kelangsungan industri nasional. Denganberkembangnya komoditas
hasil hutan yang berasal dari lahan masyarakat, maka pada gilirannya akan
dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Berdasarkan data tahun 2013
dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki
areal hutan seluas 118.779.868 Ha, yang
terdiri dari hutan lindung 26.983.945 Ha,
hutan produksi biasa tetap 34.014.813
Ha, hutan produksi terbatas 40.070.348
Ha dan hutan yang dapat dikonversi 17.710.726 Ha. Ada sepuluh jenis kayu
yang dihasilkan di Hutan Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu kayu Meranti,
Nyato, Nantu, Palapi, Merbau, Gopasa, Perupuk, Bintangor, BayurdanJabon.
Luas lahan kritis di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik dibagi dalam dua jenis yaitu luas lahan kritis
46
Pada tahun 2013 luas lahan kritis sebesar 2.734,90 ha, luas lahan agak kritis
sebesar 78.179,90 ha, luas lahan potensial kritis sebesar 87.534,20 ha.
BAB VI
SEKTOR PERTAMBANGAN DAN INDUSTRI
Untuk sector pertambangan,
di Kabupaten Banggai Kepulauan
terdapat sumber daya bahan galian dan
mineral, yang pada saat ini belum
dikelola atau masih dalam tahap
eksploitasi, bahkan ada pula potensi
yang masih bersifat indikasi seperti
kandungan minyak bumi yang terdapat
disekitar pulau tikus kecamatan buko.
Bahan galian sendiri terbagi atas tiga jenis, yaitu bahan galian
golongan A (strategis) antara lain minyak dan gas bumi, batu bara dan nikel.
Bahan galian golongan B (vital) antara lain emas, molibdenum, chronit,
tembaga dan belerang. Bahan galian
golongan C (bukan strategis dan vital)
meliputi sirtukil, granit, marmer,
pasir kuarsa, pasir besi, lempung dan
sebagainya. Di Kabupaten Banggai
Kepulauan sendiri terindikasi potensi
pertambangan yang adayaitu bahan
galian golongan A dan bahan galian
golongan C.
Adapun jenis bahan galian Golongan A (Strategis) dan Golongan C
(bukan strategis dan vital) yang terindikasi terdapat di Kabupaten Banggai
48
potensinya belum diketahui. Batubara juga terindikasi terdapat di
wilayah Kecamatan Tinangkung Utara, Bulagi Utara, Bulagi Selatan
dan Kecamatan Tinangkung Selatan.
- Golongan C ( bukan strategis dan vital )
1. Lempung dengan potensi / kandungan 110.800.000 ton terdapat di
Desa Okulo , Desa Lalengan dan Desa Paisubatu Kec.Buko.
2. Granit terbesar dengan cadangan terukur 259.461.283.470 m3 dari
hasil pemetaan semi mikro skala 1 : 50.000 dan yang bervariasi
seperti merah ros, merah hati, coklat, hitam, putih, abu-abu dan
abu-abu kebiru-biruan dengan perkiraan luas yang ekonomis yaitu
200 ha dimana kuat tekan 3.000 kg/cm2 dengan warna merah hati,
yang terdapat di Kecamatan Buko dan KecamatanLiang.
3. Mika dengan potensi / kandungan 57.000.000 ton terdapat di
Kecamatan Buko. Pernah sempat di olah padazaman Belanda namun
sekarang dibiarkan begitu saja oleh masyarakat setempat.
4. Kaolin dengan potensi kandungan yang belum diketahui, berada di
Kecamatan Liang dan Kecamatan Bulagi.
5. Pasir Silika dengan potensi / kandungan 74.000.000 ton terdapat di
Desa Okulo dan Desa Lalengan Kecamatan Buko.
6. Potensi Gipsum terdapat didesa Sampekoan kecamatan Liang seluas
200 ha dengan cadangan yang belum diketahui.
7. Batu Apung terdapat tepatnya diKecamatan Bulagidengan cadangan
yang belum diketahui.
8. Potensi Diorit terdapat di Kecamatan Totikum, Kecamatan Liang,
Kecamatan Tinangkung, Kecamatan Bulagi, Kecamatan Bulagi Selatan
dan Kecamatan Buko.Sesuai data hasil pemetaan semi mikro
1992/1993 Potensi Sumber Daya atau cadangan geologi sebesar 3.500
6.2 INDUSTRI
Sektor industri di Kabupaten Banggai Kepulauan walaupun dengan
persentase yang kecil, namun terus mengalami perkembangan. Dari ketiga
jenis industri yang ada (Kecil, Menengah dan Besar), Jenis industri yang
terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan secara keseluruhan merupakan
industry kecil. Perkembangan industry kecil di Kabupaten Banggai Kepulauan
dari tahun ketahun terus mengalami perkembangan baik dari sisi jumlah unit
usahanya, penyerapan tenaga kerja maupun nilai produksinya. Kegiatan
industri kecil yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan secara keseluruhan
merupakan industri yang dikerjakan oleh masyarakat (home industry)
misalnya kerajinan anyaman bamboo dan rotan.
Untuk tahun 2012 jumlah
industry kecil sebanyak 409 unit
usaha dimana mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 731 orang
dengan nilai produksiyang
dihasilkan dari industri kecil ini
sebesar Rp. 15.601.050.
6.2.1 Perdagangan
Berdasarkan data Dinas Kouperindag Kab. Banggai Kepulauan, jumlah
unit usaha Perdagangan Menengah pada tahun 2011 sebanyak 6 unit usaha,
50
usaha. Sedangkan untuk jumlah unit usaha Perdagangan Kecil pada tahun
2011 terdapat sebanyak 340 unit usaha dan sampai dengan akhir tahun 2012
tumbuh dan berkembang menjadi 399 unit usaha.
Sarana perdagangan yang
terdapat di Kabupaten Banggai
Kepulauan, terdiri dari pasar umum,
pasar desa, toko, kios dan warung.
Untuk Pasar umum pada tahun 2012
terdapat sebanyak 7 buah, Pasar
Desa sebanyak 49 buah, Toko
sebanyak 34 buah, Kios sebanyak 136 buah dan jumlah warung pada tahun
2012 sebanyak 2 buah.
6.2.2 Koperasi
Jumlah koperasi aktif, perkembangannya mengalami peningkatan
yang cukup baik, pada tahun 2008 sebanyak 75 buah, tahun 2009 berkembang
menjadi 79 buah, tahun 2010 menjadi 93 buah, tahun 2011 jumlah koperasi
aktif mengalami penurunan yaitu sebanyak 91 buah dan sampai dengan akhir
tahun 2012 berkembang menjadi 100 buah. Koperasi dapat menjadi mitra
52
Dengan wilayah yang cukup luas, Kabupaten Banggai Kepulauan dianugerahkan dengan banyaknya pesona alam baik yang ada di darat maupun di laut.
Sebagai wilayah maritim, Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki banyak wisata bahari dan pemandangan panorama alam yang indah. Walaupun secara umum, pariwisata di daerah ini belum dikembangkan dan dikelola secara professional untuk dijadikan sebagai salahsatu sector jasau nggulan.
Obyek dan dayatarik wisata yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, dikategorikan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu : Wisata Bahari, Wisata Alam dan Wisata Budaya. Berdasarkan Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai Kepulauan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan berjumlah 23 buah. Beberapa diantaranya adalah :
Air Terjun Kambani
Air terjun kambani terletak di
Desa Kambani, Kecamatan Buko
Selatan.Di daerah ini mengalir sungai dengan luapan air yang cukup besar dan membentuk air terjun. Suasananya yang masih alami dengan dikelilingi oleh pohon-pohon besar, semakin menambah kesan eksotis tempat ini.
Obyek wisata ini berada pada ketinggian ± 200 m dari permukaan laut. Air terjun ini terletak ditengah lebatnya hutan, yang berjarak ± 1 km arah utara Desa Luksagu Kecamatan Tinangkung Utara.Air terjun tembang telah menjadi tujuan wisata favorit masyarakat, karena disamping masih alaminya kondisi di tempat ini ditambah dengan adanya tempat permandian, terdapat pula tempat peristrahatan dan banyaknya pedagang yang menjual aneka makanan khas daerah.
Danau Paisu Lemelu
Danau Paisu Lemelu adalah salah satu tempat pemandian yang sangat indah dan menyimpan sejarah,
yang terletak di Desa Lemelu,
Kecamatan Bulagi Selatan. Jarak
tempuh dari Salakan (Ibu Kota
Kabupaten Banggai Kepulauan)
ketempat ini sekitar 350 km selama 3 jam dengan mengunakan kendaraan bermotor. Setelah itu berjalan sekitar 1 Km untuk sampai keDanau ini.
Danau Alani
Danau tendetung terletak di
Kecamatan Totikum Selatan,
54
bekas dan menyisakan daratan yang cukup luas.
Permandian Lengbola
Objek wisata yang satu ini terletak di Desa Patukuki Kecamatan Peling Tengah. Disamping karena hawa udaranya yang sejuk, khas
pegunungan karena terletak di
dataran tinggi,tempat wisata ini juga memiliki tempat permandian yang terletak di bentangan air yang mengalir dan terdapat semacam kolam dengan diameter kurang lebih 7 meter. Untuk sampai di lokasi ini jarak yang harus ditempuh dari Salakan (ibu kota kabupaten banggai kepulauan) sekitar 34 km atau 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Permandian Lalanday
Lokasi wisata yang
memberikan keindahan panorama laut ini, terletak di Desa Lalandai
Kecamatan Bulagi. Permandian
Lalandai menyediakan dua alternatif
alami untuk pengunjung yaitu
menikmati kolam air tawar dan air laut, keunikan tempat ini adalah mata air yang muncul berada tepat di bibir pantai. bukan cuma itu saja tempat ini juga memberikan suasana yang indah saat pengunjung menatap bagian laut karena di sekitar lokasi ini terdapat lokasi budidaya rumput laut, sehingga terlihat ramai saat para petani rumput laut sedang beraktifitas. Semburan mata air lalandai ini juga diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk menyuplai air bersih keseluruh desayang berada di wilayah Kecamatan Bulagi.
PermandianLukpanenteng
Di tempat ini terdapat semacam kolam renang alami yang bersumber dari mata air yang bening
dan masih alami.Tempat ini
berlokasi di Desa Luk panenteng, Kecamatan Bulagi Utara.
Rekreasi Bahari Teduang
Tempat ini merupakan tujuan favorit masyarakat di sekitar salakan, jika ingin bersantai bersama keluarga ataupun teman di waktu libur atau senggang. Lokasinya terletak di Desa Ambelang Kecamatan Tinangkung ini menawarkan pesona tepipantai yang dirindangi pepohonan.
Gua Pentu Liang
Gua Pentu atau Gua Liang merupakan salah satu lokasi wisata yang terletak di Kecamatan Liang.
Jarak tempuh dari ibu kota
Kabupaten sekitar kurang lebih 50 Km atau 1 ( satu ) jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Gua ini biasa dikunjungi oleh para pecinta alam dan masyarakat umum.
Pantai Mandel
Di pantai mandel, kita dapat
dengan leluasanya melakukan
kegiatan seperti berenang atau
56
pantainya yang berpasir putih dan tempat peristirahatan yang masih alami. Untuk sampai di Pantai yang terletak di perbatasan Kecamatan Tinangkung Utara dan Kecamatan Totikum ini, dapat di tempuh dengan waktu sekitar 40 Menit dari Kota Salakan.
Pulau Tikus
Pulau Mekelu atau yang lebih populer disebut pulau tikus terletak di antara Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan. Pulau
indah yang kerap dikunjungi
wisatawan baik domestik maupun mancanegara ini digemari karena suasana alamnya yang masih asli dan terjaga. Para wisatawan biasanya melakukan aktifitas berenang di tepian pantai, berjemur dipasir putih dibawah sinar matahari tropis yang hangat, menyelam dan menyaksikan keindahan dunia bawah laut, memancing atau photo hunting.
Monumen Trikora Jayawijaya
Monumen Trikora Jayawijaya atau yang populer disebut tugu trikora yang dibangundanberdirimegah di kota Salakan merupakan salah satu tempat yang dapat dijadikan alternatif untuk dikunjungi, jika kita menginjakkan kaki di Kota Salakan. Momumen jayawijaya adalah Sebuah tugu berbentuk segi tiga yang berdiri di kaki bukit yang dibangun untuk mengenang dan memperingati
peristiwa penting perebutan
Berdasarkan Potensi-potensi wisata tersebut di atas terbuka peluang
investasi antara lain biro perjalanan, usaha cottage, hotel, jasa transportasi
dan lain-lain.
BAB IX
P E N U T U P
Kajian potensi dan peluang daerah Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan suatu kajian yang menghasilkan satu dari beberapa dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dokumen ini dapat memberikan informasi secara holistik berbagai aspek yang terkaid dengan kondisi wilayah serta potensi dan peluang berdasarkan keunggulan komparatif daerah. Keunggulan komparatif tersebut perlu diciptakan dan distrategikan agar tercipta keunggulan kompetitif untuk meningkatkan daya saing daerah Kabupaten Banggai Kepulauan.
Kabupaten Banggai Kepulauan mengalami perkembangan dari seluruh aspekm dan bidang yang menunjukan kecenderungan terjadi peningkatan pada aspek geomorfologi dan lingkungan hidup, ekonomi, sosial-demografi, pemerintahan, politik dan khususnya pemanfaatan sumberdaya alam.
58
sektoral dan seb-sektoral. Tingkat pertumbuhan pertahun memiliki kecenderungan peningkatan lebih tinggi pada tahun – tahun terakhir dibandingkan pada tahun-tahun analisis. Pertumbuhan yang relatif rendah tersebut dapat dianggap wajar jika dihubungkan dengan kecenderungan perkembangan nasional dan global. Perkembangan ekonomi yang diamati dari sisi transformasi struktural memberikan kenyataan bahwa pada arah kebijakan yang akan datang penting menekankan untuk mementapkan kompossisi sektor industri.
Perkembangan sosial-demografi yang memperlihatkan kecenderungan peningkatan terutama dilihat dari pertumbuhan penduduk dan status sosial masyarakat dari segi pendidikan. Perkembangan penduduk dimasa yang akan datang memerlukan arah kebijakan khusus yang berkaitan dengan pemetaan penyebaran dan kesempatan kerja yang dapat diciptakan sertam penyesuaianterhadap transformasi struktural. Disamping itu perlunya diantisipasi terhadap persaingan tenaga kerja di daerah dan di luar daerah.
Perkembangan politik, hukum, dan pemerintahan menunjukan kecenderungan berkaitan secara simultan. Kebijakan daerah berupa produk peraturan daerah memperlihatkan kecenderungan senergitas yang baik serta eksekutif dan legislatif , dimana hal ini telah ditunjuka sejak awal terbentuknya Kabupaten ini. Kelengkapan daerah berupa struktur organisasi
pemerintah dapat diciptakan dan dalam kebijakan perencanaan
pembangunan daerah melalui Pola Dasar dan Rencana Startegis, disamping pembahasan-pembahasan yang menetapkan dan penetapan APBD setiap tahun.
Kondisi infrastruktur menjadi penekanan penting dilihat dari peranan pemerintah daerah dalam merencanakan, mengupayakan, dan mempersipkan sekaligus dengan memperjuangkan sember-sumber pembiayaan, yang dapat dari pemerintah pusat, maupun dari pemerintah provinsi, dan sumber-sumber lainnya.
Kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup menjadi penekanan penting dalam perencanaan pembangunan pada masa yang akan datang. Cara yang bercocok tanam, penangkapan ikan, pemenfaatan hutan dan pemanfaatan sumberdaya alam lain harus secepatnya diantisipasi dari cara-cara yang dapat mengancam kelestarian lingkunan hidup.