• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah Regulasi keuangan publik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah Regulasi keuangan publik Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Akuntansi Sektor Publik

“Regulasi Keuangan Publik”

OLEH

:

Manikam Aprilani

Marwah Razak

Naurah Atifah

Eko Hardianyah

Sudirman

Hisbullah

AKUNTANSI 7.8 ( D )

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA – GOWA

(2)

BAB II

REGULASI KEUANGAN PUBLIK

1. DEFINISI REGULASI PUBLIK

Regulasi berasal dari bahasa Inggis, yakni regulation atau peraturan. Dalam kamus bahasa Indonesia (Reality publisher, 2008), kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan/tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.

2. TEHNIK PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK

Tehnik penyusunan regulasi publik berupa rangkaian alur tahapan, sehingga regulasi publik tersebut siap disusun dan kemudian ditetapkan serta diterapkan.

Pendahuluan

Perencanaan regulasi publik wajib mampu mendeskribsikan latar belakang perluna disusun regulasi publik.

Mengapa diatur ?

Sebuah regulasi publik disusun karena adanya berbagai isu terkait ang membutuhkan tindakan khusus dari organisasi publik.

Pemasalahan dan misi

Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atau suatu permasalahan telah dapat dirumuskan. Selain itu, penyusunan dan penetapan regulasi publik juga dilakukan dengan misi tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi permasalahan yang ada.

Dengan apa diatur

(3)

Bagaimana mengaturnya ?

Subtansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab pertanyaan berbagai solusi atas permasalahan yang ada akan dilaksanakan.

Diskusi/musyawarah

Materi regulasi publik harus disusun dan dibicarakan melalui mekanisme farum diskusi atau pertemuan khusus publik yang membahas regulasi publik.

Catatan

Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi yang dilakukan sebelumnya.

3. REGULASI DALAM SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Hasil regulasi dari siklus Akuntansi sektor publik

Regulasi Tahapan Dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik

Contoh Hasil Regulasi Publik

Regulasi Perencanaan Publik Perturan Pemerintah No.7/2005 Mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Regulasi Anggaran Publik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun

- Otorisasi Kepala Daerah Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

Regulasi Pengadaan Barang Dan Jasa SK Gubernur Tentang Pemenang Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa.

Regulasi Leporan

Pertanggugjawaban Publik

Peraturan Daerah Tentang Penerimaan Laporan Pertanggungjawaban Gubernur/Bupati/Walikota

Contoh Regulasi Publik Ang Mengatur Akuntansi Sektor Publik

tahapan dalam siklus akuntansi

sektor publik Contoh regulasi publik

Perencanaan publik - UU No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaaan Pembangunan Nasional

- Surat Edaran Bersama No.0295/M.PPN/I/2005050/166/SJ Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan tahun 2005

Penganggaran publik - UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah

- UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

- Permandagri No.13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

(4)

paraturan mentri dalam negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah

Realisasi anggaran publik UU No.1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara

Pengadaan barang dan jasa Peraturan presiden no.32 tahun 2005 tentang perubahan kedua atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah Pelaporan keuangan sektor publik PP no.8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja

instansi pemerintah

Audit sektor publik - UU no.15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara

- SK BPK No.1 tahun 2008 tentang standar pemeriksaan keuangan negara

Pertanggungjawaban publik Peraturan pemerintah no.8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahan.

4. PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK

 Perumusan Masalah

Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah ang akan diatur. Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut:

a. Apa masalah publi yang ada !

b. Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah ! c. Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah !

d. Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik ! e. Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik !

 Perumusan Draft Regulasi Publik

Draft regulasi publik pada dasarnya merupakan kerangka awal yang dipersiapkan untuk mengatasi mengatasi masalah publik yang hendak diselesaikan. Terkait dengan jenis regulasi publik yang akan dibentuk, rancangan regulasi publik tersebut harus secara jelas mendeskripsikan pebataan wewenang bagi lembaga pelaksana dan perilaku bagi organisasi publik atau masyarakat yang harus mematuhinya.

 Prosedur Pembahasan

(5)

publik hearing (pengumpulan pendapat masyarakat). Pembahasan pada lingkup legislatif (DPR/ D misalnya) dan masyarakat biasanya sangat sarat dengan kepentingan politis.

 Pengesahan Dan Pengundangan

Perjalanan terakhir dari draft regulasi publik adalah pengesahan yang dilakukan dalam bentuk penandatanganan naskah oleh pihak organisasi publik (pimpinan organisasi). Dalam konsep hukum, regulasi publik tersebut telah mempunyai kekuatan hukum materiil terhadap pihak yang menyetujuinya. Sejak ditandatangani, rumusan hukum ang ada dalam regulasi publik sudah tidak dapat diganti secara sepihak.

5. REVIEW REGULASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Judicial Review” (hak uji materiil) merupakan kewenangan lembaga peradilan untuk menguji kesahihan dan daya jual produk-produk hukum ang dihasilkan oleh eksekutif, legislatif, serta yudikatif di hadapan konstitusi yang berlaku. Pengujian oleh hakim terhadap produk cabang kekuasaan legislatif (legistaive acts) dan cabang kekuasaan eksekutif (executive acts) adalah konsekuensi dari dianutnya prinsip ‘checks and balancees’, berdasarkan doktrin pemisahan kekuasaan (separation of power).

Amandemen ketiga UUD 1945 telah menetapkan kewenangan untuk mereview undang-undang yang terdapat di mahkama konstitusi (MK), sedangkan kewenangan mereview peraturan perundang-undangan di bawah UU diserahkan ke MA. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah, seperti kemungkinan munculnya persengketaan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah, atau di antara pemerintahan daerah karena adanya keputusan-keputusan yang bersifat mengatur (regeling) ataupun keputusan-keputusan penetapan administratif (bechikking) yang dianggap merugikan salah satu pihak.

(6)

6. DASAR HUKUM KEUANGAN PUBLIK DI INDONEDIA a. Dasar Hukum Keuangan Negara

Hak dan kewajiban negara

Hak-hak negara yang dimaksud, mencakup: Kewajiban negara adalah berupa pelaksanaan tugas-tugas pemerintah sesuai dengan pembukaan UUD 1945, yaitu:

(1) Hak monopoli mencetak dan mengedarkan uang (2) Hak untuk memungut sumber-sumber

keuangan, seperti pajak, bea dan cukai.

(3) Hak untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat dinikmati oleh khalayak umum, yang

Undang-undang No.17 tahun 2003 (tentang keuangan negara)

Undang-undang No.17 tahun 2003 adalah tonggak sejarah yang penting yang mengawali reformasi keuanagan negara menuju pengelolaan keuangan ang efisien dan modern. Beberapa hal penting ang diatur dalam undang-undang ini adalah:

1) Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara 2) Penyusunan dan penetapan APBN

3) Penyusunan dan penetapan APBD

4) Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan bank sentral, pemerintah daerah, serta pemerintah/lembaga asing.

5) Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan perusahaan negara, parusahaan daerah, perusahaan swasta, serta badan pengelola dana masyarakat.

6) Pertanggug jawaban pelaksanaan APBN dan APBD

Undang-ungdang No.1 tahun 2004 (tentang perbendaharaan negara)

Yang dimaksud dengan perbendaharaan negara dalam undang-undang ini adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi serta kekayaan yang dipisahkan yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam undang-undang nomor 1 tahun 2004 ini diatur mengenai:

 Ruang lingkup dan asas umum perbendaharaan negara

 Kewenangan pejabat perbendaharaan negara

 Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah

 Pengelolaan uang negara/daerah

(7)

 Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah

 Penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD

 Pengendalian internal pemerintah

 Penyelesaian kerugian negara/daerah

 Pengelolaan keuangan badan layanan umum.

Undang-undang No.15 tahun 2004 (tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara)

Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara, sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara. Jika pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntn publik berdasarkan ketentuan undang-undang, laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan.

Pemerisaan terdiri dari pemeriksaan keuangan (pemeriksaan atas laporan keuangan), pemeriksaan kinerja(pemeriksan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efesiensi, serta pemeriksaan aspek efektivitas), dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Ketiga jenis pemeriksaan tersebut dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan yang disusun oleh BPK, setelah berkonsultasi dengan pemerintah.

Pelaksanaan pemeriksaan:

Penentuan objek pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan,penentuan waktu dan metode pemeriksaan, serta penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan, dilakukan secara bebas dan mandiri oleh BPK. Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK memperhatikan permintaan, saran, dan pendapat lembaga perwakilan. Dan untuk melaksanakan hal itu, BPK dan lembaga perwakilan dapat mengadakan pertemuan konsultasi.

Undang-undang No.25 tahun 2004 (tentang sistem perencanaan pembangunan nasional)

Perencanaan Pembangunan Nasional Menghasilkan: (1) Rencana pembangunan jangka panjang;

(8)

Proses perencanaan sistem perencanaan pembangunan nasional dalam undang-undang ini mencakup lima pendekatan dari seluruh rangkaian perencanaan, yaitu:

(1) Politik (2) Teknokratik (3) Partisipatif

(4) Atas-bawah (top-down) (5) Bawah-atas (bottom-up)

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2005 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan

Dalam peraturan presiden, masalah pengadaan barang dan pendistribusian logistik pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, yang penanganannya memerlukan pelaksanaan secara cepat dalam rangka penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah ang diselenggarakan sampai dengan bulan juli 2005, juga diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Dasar Hukum Keuangan Daerah

Pada pasal 18 undang-undang dasar 1945, disebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi; selanjutnya, daerah provinsi itu dibagi lagi atas kabupaten dan kota, dimana provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan Undang-undang. Pemerintah daerah menjalankan otonomi yang seluas-luasnya, urusan pemeruntah yang merupakan urusan pemerintah pusat, berdasarkan Undang-undang. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan peraturan lain untuk melaksanakan otonomi serta tugas pembantuan.

Dalam rangka penelenggaraan daerah otonomi, pasal 18 A (2) Undang-undang dasar 1945 menjelaskan bahwa hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur serta dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-undang.

c. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Lainnya

(9)

akidah-akidah atau prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh organisasi nirlaba dalam membuat laporan keuangan. Selain itu, juga lahir Undang-undang no.16 tahun 2001 tentang yayasan yang mengatur masalah organisasi publik yang berbentuk yayasan. Juga ada regulasi publik terkait dengan partai politik seperti Undang-undang no.2 tahun 2008 tentang bantuan keuangan kepada partai politik.

7. PERMASALAHAN REGULASI KEUANGAN PUBLIK DI INDONESIA

a. Regulasi Ang Berfokus Pada Manajemen

Regulasi ang berfokus pada pengaturan wilayah manajemen organisasi publik sering kali mengaburkan proses pencapaian kesejahteraan masyarakat. Jadi, regulasi publik harus fokus pada tujuan pencapaian organisasi publik yaitu kesejahteraan publik. Dengan demikian, manajemen akan menata dirinya dalam segala situasi dan kondisi mengikuti regulasi yang berfokus pada tujuan kesejahteraan publik tersebut.

b. Regulasi Belum Bersifat Teknik

Banyak regulasi publik di Indonesia yang tersusun dengan sangat baikuntuk tujuan esejahteraan publik. Namun, banak diantara tidak dapat diaplikasikan dalam masyarakat. Hal ini terjadi karena regulasi tersebut tidak menjelaskan atau tidak disertai dengan regulasi lain yang membahas secara lebih teknis bagaimana mengimplementasikan regulasi tersebut.

c. Perbedaan Interpretasi antara Undang-Undang dan Regulasi di Bawahnya

Dalam banyak kajian, beberapa ayat atau pasal dari undang-undang atau regulasi terkait sering menimbulkan berbagai interpretasi yang berbeda dalam pelaksanaannya. Di tingkat daerah, sutansi dari isi undang-undang terkait tidak dapat diturunkan dalam peraturan daerah. Kondisi ini membuat tujuan peraturan pemerintah tidak dapat tercapai sesuai konsep awalnya. d. Pelaksanaan Regulasi Yang Bersifat Transisi Berdampak Pemborosan Anggaran

Saat ini, banyak regulasi yang bersifat transisi telah dilaksanakan secara bertahap dan membutuhkan kapasitas tertentu untuk melaksanakannya. Hal ini akan mempengaruhi anggaran yang senantiasa meningkat dan cenderung boros. Pemborosan anggaran akan menurunkan kapasitas organisasi dalam menjalankan roda organisasi sehingga pencapaian tujuan organisasi semakin menurun.

e. Pelaksanaan Regulasi Tanpa Sanksi

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Pemeriksaan Keuangan adalah meliputi

Achsanul Qosasi Anggota VII Bidang Tugas : Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi Badan Usaha Milik Negara, dan Lembaga lain yang dibentuk

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

• Pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada organisasi sektor publik pemerintah dapat dilakukan oleh akuntan publik selain BPK, dengan

BPK menyerahkan hasl pemerksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara kepada pmpnan lembaga yang bertanggung jawab untuk memastkan pelaksanaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang

Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembagatinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan

Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana