• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi 4 8 Model Model Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi 4 8 Model Model Pembelajaran"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Model pembelajaran Berbasis masalah

1. Pengertian Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Suherman (2003: 7),Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

2. Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) bertujuan untuk:

1. membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah, 2. belajar peranan orang dewasa yang otentik,

3. menjadi siswa yang mandiri,

4. untuk bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat kemungkinan transfers pengetahuan baru,

5. mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif 6. meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

7. meningkatkan motivasi belajar siswa

8. membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru B. Model Pembelajaran Problem Solving

1. Pengertian model pembelajaran problem solving

Menurut Hamalik (2009), Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Problem solving juga dapat diartikan suatu pendekatan dengan cara problem identification untuk ketahap sintesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

2. Manfaat dan Tujuan dari Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)

Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. metode problem solving memberikan beberapa manfaat antara lain :

(2)

b) Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah

c) Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif

d) Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok

Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.

2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa. 3) Potensi intelektual siswa meningkat.

4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan

C. Model pembelajaran problem terbuka

Problem Open Ended adalah pembelajaran pendekatan terbuka yang memberikan kebebasan individu untuk mengembangkan berbagai cara dan strategi pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing

peserta didik (dalam Suherman, 2003:124).

Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian, model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir. (Ngalimun, 2012)

Tujuan dari pembelajaran open ended menurut Nohda (dalam Suherman, 2003:124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik peserta didik melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir matematis peserta didik harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

D. Pembelajaran Probing Prompting

(3)

mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari (Suherman, 2008:6). Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.

Pembelajaran probing prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut probing question. Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari siswa yang bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta beralasan (Suherman dkk, 2001:160). Probing question ini dapat memotivasi siswa untuk memahami lebih mendalam suatu masalah hingga mencapai suatu jawaban yang dituju. Proses pencarian dan penemuan jawaban atas masalah tersebut peserta didik berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dengan pertanyaan yang akan dijawabnya. E. Model Pembelajaran bersiklus(Learning Cycle)

Menurut Renner pembeajaran bersiklus atau Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Ciri khas model pembelajaran Learning Cycle ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivis yaitu:

a) Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna b) dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari

c) pengalaman siswa.

d) Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. e) Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu. f) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang g) merupakan pemecahan masalah.

(4)

Model pembelajaran berbalik (Reciprocal learning) adalah kegiatan pembelajaran mandiri yang mencangkup empat aspek yaitu merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi.

Karakteristik model Reciprocal Learning

Model Reciprocal Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :

1) Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin diskusi.

2) Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain. 3) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat

pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.

G. Model Pembelajaran SAVI (Somatic-Auditory-Visualization-Intellectualy)

Referensi

Dokumen terkait

a) Iterasi 1 : dari Tabel 3.43 diperoleh penghematan terbesar 20,24 yaitu pengabungan rute untuk TPS Samsat Timur dan TPS Garasi Bimo. Dilakukan pengecekan apakah

a) Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau

Dari gambar diatas menujukan hasil monitoring trafik pada linux , dari menotoring yang dilakukan dapat dilihat hasilnya yaitu :..  ssh@linux statistik berwarna biru

pan buatan hasil tangk es dari 11 f ae, Haemu uraenidae, bubu tali d umpan buat n berat 6,02 centridae 14 (4,62%) de Serranida Nemipte Haemulid Holocent Monacha Siganidae

Puji syukur dihaturkan penulis kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan perlindungan – Nya, maka Penilis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PEMBERIAN REKOMENDASI KETINGGIAN BANGUNAN, BENDA TUMBUH, CEROBONG ASAP, MENARA ANTENA (TOWER) DI DAERAH LINGKUNGAN KERJA DAN DAERAH

sejalan dengan hasil evaluasi matering device alat tanam kedelai dua baris, dimana jumlah benih yang keluar dari matering device bagian kanan (120 butir) lebih sedikit dibanding

Kemunculan etika kedokteran atau kode etik kedokteran adalah untuk mengawal profesi para dokter yang mempunyai tujuan mulia yaitu