• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghitung Rasio Likuiditas Dan Profitabi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Menghitung Rasio Likuiditas Dan Profitabi"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas dari PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk

1.

Rasio Likuiditas

Adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada

saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).

Rasio likuiditas terdiri dari :

A.

Current Ratio

Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan

utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).

Rumus :

Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar) X 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

Current ratio tahun 2010 = ( Rp.14.873.999 / Rp. 12.460.512) x

100%

= 1,193 %

Current ratio tahun 2009 = ( Rp. 14.040.719 / Rp. 13.648.759) x

100%

= 1,028 %

Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dengan

mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.

B.

Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency)

(2)

terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga

penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.

Rumus :

Cash Ratio = (Aktiva Lancar / Pinjaman Jangka Pendek) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

Cash ratio tahun 2010 = (Rp. 14.873.999 / Rp. 4.643.808) x

yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.

Rumus :

Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang lancar))

x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

Quick Ratio tahun 2010 = ((Rp. 14.873.999 – Rp.5.035.658) /

Solvabilitas

suatu

perusahaan

menunjukkan

kemampuan

perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya

apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu

dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).

Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya

sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.

Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat

kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan yaitu :

(3)

c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid

d. Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid

Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu :

a.

Total Debt to Equity Ratio

Rumus:

Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang

Saham) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

Total Debt to Equity ratio 2010 = (Rp.25.786.846 /

Hasil dari data laporan keuangan :

Total Debt to Asset Ratio 2010 = (Rp.25.786.846 /

dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri dengan

alternatif sebagai berikut :

Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva

relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang.

Mengurangi

hutang

tanpa

mengurangi

aktiva

atau

mengurangi hutang relatif besar daripada berkurangnya

aktiva.

3.

Rasio Rentabilitas

(4)

suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu (Bambang Riyanto, 1997, hal 35).

Adapun cara penilaian Rentabilitas adalah :

a.

Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)

Rumus :

GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

GPM tahun 2010 = (Rp. 5.882.213 / Rp. 18.122.582) x 100 %

NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

NPM tahun 2010 = (Rp. 1.795.697 / Rp.18.122.582) x 100%

EPTI = (Laba sebelum pajak / total aktiva) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

EPTI tahun 2010 = (Rp. 2.511.764 / Rp.42.672.894) x 100%

ROE = (Laba setelah pajak / ekuitas pemegang saham) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

ROE tahun 2010 = (Rp. 1.795.697 / Rp. 10.743.420) x 100%

= 0,167%

ROE tahun 2009 = (Rp.1.203.519 / Rp, 8.814.386) x 100%

(5)

1.

Rasio Likuiditas

Adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada

saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).

Rasio likuiditas terdiri dari :

A.

Current Ratio

Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan

utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).

Rumus :

Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar) X 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

Current ratio tahun 2010 = ( Rp.14.873.999 / Rp. 12.460.512) x

100%

= 1,193 %

Current ratio tahun 2009 = ( Rp. 14.040.719 / Rp. 13.648.759) x

100%

= 1,028 %

Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dengan

mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.

B.

Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency)

(6)

Rumus :

Cash Ratio = (Aktiva Lancar / Pinjaman Jangka Pendek) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

Cash ratio tahun 2010 = (Rp. 14.873.999 / Rp. 4.643.808) x

yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.

Rumus :

Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang lancar))

x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

Quick Ratio tahun 2010 = ((Rp. 14.873.999 – Rp.5.035.658) /

Solvabilitas

suatu

perusahaan

menunjukkan

kemampuan

perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya

apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu

dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).

Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya

sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.

Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat

kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan yaitu :

a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable

b. Perusahaan yang likuid dan solvable

c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid

d. Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid

(7)

a.

Total Debt to Equity Ratio

Rumus:

Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang

Saham) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

Total Debt to Equity ratio 2010 = (Rp.25.786.846 /

Hasil dari data laporan keuangan :

Total Debt to Asset Ratio 2010 = (Rp.25.786.846 /

dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri dengan

alternatif sebagai berikut :

Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva

relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang.

Mengurangi

hutang

tanpa

mengurangi

aktiva

atau

mengurangi hutang relatif besar daripada berkurangnya

aktiva.

3.

Rasio Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan

antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba

tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan

suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu (Bambang Riyanto, 1997, hal 35).

(8)

Rumus :

GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

GPM tahun 2010 = (Rp. 5.882.213 / Rp. 18.122.582) x 100 %

= 0,324 %

GPM tahun 2009 = (Rp.4.721.119 / Rp. 18.077.450) x 100%

= 0,261%

b.

Net Profit Margin (Margin laba kotor)

Rumus :

NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

NPM tahun 2010 = (Rp. 1.795.697 / Rp.18.122.582) x 100%

= 0,099%

NPM tahun 2009 = (Rp. 1.203.519 / Rp. 18.077.450) x 100%

= 0,066%

c.

Earning Power of Total Investment

Rumus :

EPTI = (Laba sebelum pajak / total aktiva) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

EPTI tahun 2010 = (Rp. 2.511.764 / Rp.42.672.894) x 100%

= 0,058%

EPTI tahun 2009 = (Rp.1.789.737 / Rp.40.324.780) x 100%

= 0,044%

d.

Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)

Rumus :

ROE = (Laba setelah pajak / ekuitas pemegang saham) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan :

ROE tahun 2010 = (Rp. 1.795.697 / Rp. 10.743.420) x 100%

= 0,167%

(9)

Lena Rosmariani

Selasa, 12 Mei 2015

(10)

ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN

Pengertian :

Adalah bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisa laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan.

Berikut ini saya akan melakukan analisis rasio laporan keuangan PT. MODERNLAND REALTY Tbk dan Entitas anak pada tahun 2011 adalah sbb :

1) Rasio Likuiditas (dalam jutaan rupiah)

Adalah menunjukkan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (S.Munawir, 1995 hal 31).

Rasio Likiuditas terdiri dari:

(11)

Current ratio = (Aktiva lancar / hutang lancar) x 100%

Co : Current ratio = (Rp. 630.039 / Rp. 730.482) x 100%

= 86,249%

 Quick Ratio : Rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar.

Quick ratio = [(A.L – Persediaan) / H. Lancar ] x 100%

Co : Quick ratio = [(Rp. 630.039 – Rp. 212.193) / Rp. 730.482] x 100%

= 57,201%

 Cash ratio : aktiva yang paling likuid adalah kas dan hutang beharga untuk membayar hutang jangka pendek.

Cash Ratio = (Kas / H. lancar) x 100%

Co : Cash ratio = (Rp. 49.053 / Rp. 730.482) x 100%

= 6,715%

2) Rasio solvabilitas (dalam jutaan rupiah)

Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban fnansialnya apabila sekiranya perusahaan tsb pada saat itu dilikuidasikan.

Tingkat Solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, diantaranya adalah :

 Total Debt to Total Asset Ratio :rasio yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah aktiva disatu pihak dengan jumlah hutang.

Total debt ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) x 100%

Co : Total debt ratio = (Rp. 729.412 / Rp. 2.053.810) x 100%

= 35,515%

 Total debt to equity ratio : membandingkan modal sendiri di satu pihak dengan total hutang dilain pihak.

Total debt to equity = (Total Hutang / total Equity) x 100%

Co : Total debt equity = (Rp. 729.412 / Rp. 1.109.144) x 100%

(12)

3) Rasio Rentabilitas (dalam jutaan rupiah)

Adalah menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tsb.

Rasio rentabilitas antara lain adalah sbb :

 Gross Proft Margin

Gross Proft Margin = (Laba kotor / Penjualan Netto ) x 100%

Co: G.P.M = (Rp. 61.652 / Rp. 126.722) x 100%

= 48,651%

 Net Proft Margin

Net Proft Margin = (Laba Setelah Pajak / Penjualan Netto) x 100%

Co : N.P.M = (Rp. 27.542 / Rp. 126.722) x 100%

= 21,734%

 Earning Power of total Invesment

Earning Power of total Invesment = ( laba sebelum pajak / Total Aktiva ) x 100%

Co : E.P of total I = (Rp. 32.611 / Rp. 2.053.810) x 100%

= 1,587%

 Return on equity

Return on equity = ( laba stlah pajak / equity pemegang saham) x 100%

Co : Return on equity = (Rp. 27.542 / Rp. 1.109.144) x 100%

= 2,483%

 Operationg Ratio

Operating ratio = [(Hpp + B.Adm) / penjualan Netto]x 100%

Co : Operating ratio = (Rp. 18.821 / Rp. 126.722) x 100%

= 14,852%

(13)

NAMA : LENA ROSMARIANI T

NPM : 44212170

KELAS : 3DA02

TUGAS : SOFTSKILLS ( AKUNTANSI LAPORAN KEUANGAN )

Diposkan oleh Lena Rosmariani di 09.40

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

4 komentar:

1.

Ryan Anggara 12 Juni 2016 08.35

mantap bosss. :)

Balas

2.

andi wijayanto 22 Agustus 2016 23.07

Thanks

Balas

3.

andi wijayanto 22 Agustus 2016 23.07

Thanks

Balas

4.

zakaria H 22 September 2016 21.02

dari laporan keuangan di atas yang termasuk dengan hutang lancar, pos yang mana saja ?tnx

Balas

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

(14)

Arsip Blog

 ▼ 2015 (5)

o ► Juli (1)

o ▼ Mei (2)

 Contoh Perhitungan Laporan Sumber dan Penggunaan D...

 CONTOH PERHITUNGAN ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN o ► Maret (1)

o ► Januari (1)

 ► 2014 (8)

 ► 2013 (21)

 ► 2012 (8)

Mengenai Saya

Lena Rosmariani Lihat profil lengkapku

Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

http://lenaros.blogspot.co.id/2015/05/contoh-perhitungan-analisa-rasio_12.html

Pandu Budi Mulya's

Blog

The Indonesian who struggled to reach his dream of becoming a great

Investor

Main menu

Skip to content

Home

About SEARCH

(15)

November 25, 2013

Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Perputaran

Piutang PT COLORPAK INDONESIA, Tbk

3 Comments

Rasio Likuiditas

Adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).

Rasio likuiditas terdiri dari :

(16)

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

Rumus :

Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar)

Pada tahun 2010, CR = (227.819.168.461 / 123.450.557.939)

= 1,845

Kesimpulan: setiap Rp.1 utang lancer dijamin oleh 1,8 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 1,8 : 1

1. Acid test ratio (Ratio Immediate Solvency)

Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.

Rumus :

Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang lancar))

Pada tahun 2010, ((QR = 227.819.168.461 – 82.424.270.814 / 123.450.557.939))

= 1.17

Kesimpulan: rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.COLORPACK INDONESIA 1,17 maka keadaanya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.

Ratio Solvabilitias

(17)

perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.

1. Total debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas)

Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .

Rumus:

Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%

pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 134.499.083.729) x 100%

= 1,04 = 100%

Kesimpulan: perusahaan dibiayai oleh utang 100% untuk tahun 2010 menunjukan kreditor menyediakan Rp.100,- untuk setiap Rp.100

1. Total debt to asset ratio (Rasio Hutang terhadap Harta)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.

Rumus:

Total Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x 100%

Pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 275.390.730.449)

= 0,511 = 51%

Kesimpulan: pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2010 artinya bahwa setiap Rp.100,- pendanaan perusahaan Rp.51,- dibiayai dengan utang

(18)

Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Proftabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,

proftabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam ratio ini adalah :

1. Gross Provit Marginal (Margin Laba Kotor)

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok

penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Rumus :

GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%

Pada tahun 2010, = (62.009.766.595 / 516.581.827.768) 100%

= 0,12 = 12%

Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan menghasilkan laba kotor dari pejualan bersih adalah sebesar 12%

1. Net Proft Marginal (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.

Rumus:

NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%

Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 516.581.827.768) 100%

= 0,05 = 5%

(19)

1. c. Operating Proft Margin

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating proft margin mengukur persentase dari proft yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik

RUMUS:

OPM = (Laba usaha / Penjualan Bersih) x 100%

Pada tahun 2010, = (39.294.864.546 / 516.581.827.768) x 100%

= 0,07 = 7%

Kesimpulan: Operating ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga rendah, dan yang tersedia untuk laba besar.

1. Return of Asset

adalah salah satu bentuk dari rasio proftabilitas untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.

RUMUS:

ROA = (Laba bersih setelah pajak / total aktiva) x 100%

Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 275.390.730.449) x 100%

= 0,10 = 10%

Kesimpulan: laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 10%

(20)

Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang

diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut.

RUMUS:

ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%

Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 134.499.083.729) x 100%

= 0,021 = 2%

Rasio Perputaran Piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.

RUMUS:

Perputaran Piutang = (Penjualan / piutang usaha)

Kesimpulan: dalam hasil ini tingkat pengembalian atau imbal balik perusahaan terhadap investor setiap tahunnya adalah sebsar 2%

Yang dimaksudkan dengan “Penjualan” dalam formula ini adalah: total nilai penjualan untuk periode yang diukur, 1 Jan s/d 31 Des 2012 misalnya.

Sedangkan “Rata-rata Piutang” adalah: Rata-rata saldo piutang untuk periode yang sama. Menghitung nilai rata-rata ini yang kadang menjebak.

(21)

31 Desember, lalu dibagi dua. Cara ini akan menghasilkan nilai rata-rata piutang yang tidak tepat.

Cara terbaik untuk menghitung nilai rata-rata piutang adalah dengan jalan:

menjumlahkan semua saldo piutang disepanjang periode (dari 31 Jan + 28 Feb + 31 Mar…. dan seterusnya hingga 31 Desember), lalu dibagi total bulan—atau 12 jika perusahaan menggunakan periodisasi tahunan.

About these ads

Share this:

 Twitter

 Facebook119

 Google

Related

Inflasi dan Perdagangan Internasional dalam Perekonomian IndonesiaIn "Ekonomi"

Permodalan KoperasiIn "Bisnis"

Bahasa Inggris Bisnis 2 post 1In "Bussiness"  Posted by pandubudimulya.

 Tagged: Akuntansi, Neraca Keuangan, Pengantar Bisnis, Tugas

Post navigation

← Meet Your Idol

First Rabbit →

3 thoughts on “

Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas,

Rentabilitas, dan Perputaran Piutang PT COLORPAK

INDONESIA, Tbk

(22)

May 22, 2014 at 9:43 pm

nice info gan

http://ji-software.com

Reply

2. Prabowo

June 28, 2014 at 9:36 am

Ty bro. Ijin Copas

Reply

3.

Pingback:

Tugas Kelompok :Akuntansi Komaparatif (Eropa) | welcome

to my blog !

(23)

RECENT POSTS

 Introduction of Ethics as The Study ReviewOctober 3, 2016

 2021 July 16, 2016

 The Legend of Surabaya July 16, 2016

 Biography of Robert Downey Jr. June 12, 2016

 Bahasa Inggris Bisnis 2 post 1 April 22, 2016

BLOGROLL

 BAAK Universitas Gunadarma

 Blog Komunitas Pasar Modal Universitas Gunadarma

 Career Center Universitas Gunadarma

 E-Learning Universitas Gunadarma

 Get Support

 iLab Universitas Gunadarma

 Kemahasiswaan Universitas Gunadarma

 Laboratorium Manajemen Dasar Universitas Gunadarma

 Softskill Universitas Gunadarma

 Staffsite Universitas Gunadarma

 Studentsite Universitas Gunadarma

 Universitas Gunadarma

(24)
(25)

Archives

o October 2016

o July 2016

o June 2016

o April 2016

o January 2016

o December 2015

o November 2015

o October 2015

o June 2015

o April 2015

o March 2015

o January 2015

o November 2014

o October 2014

o May 2014

o April 2014

o January 2014

o November 2013

o October 2013

o September 2013

(26)

More Photos

Statistik Blog

o 404,170 hits

M T W T F S S

« Oct Jan »

1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

1112 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

2526 27 28 29 30

November 2013

Blog at WordPress.com.

 Follow

https://pandubudimulya.wordpress.com/2013/11/25/menghitung-rasio-likuiditas-solvabilitas-rentabilitas-dan-perputaran-piutang-pt-colorpak-indonesia-tbk/

ww.ilmuekonomi.net/2016/03/pengertian-macam-macam-rasio-laporan-keuangan-perusahaan-beserta-rumusnya-lengkap.html

Ilmu Ekonomi

Kumpulan Materi Ekonomi

 HOME

 BLK

 SMA

 EKONOMI UMUM

 MARKUP

 ILMU EKONOMI

Home » Ekonomi Umum » Pengertian Macam-macam Rasio Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Beserta Rumusnya Lengkap

(27)

Pengertian Macam-macam Rasio Analisis

Laporan Keuangan Perusahaan Beserta

Rumusnya Lengkap

Untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan dibutuhkan macam-macam rasio, eperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio proftabilitas atau rasio rentabilitas dan raaio aktivitas. Sehingga dapat diketahui tingkat efsiensi dalam penggunaan modal untuk mendapatkan laba dengan tingkat penjualan tertentu. Dengan demikian analisis laporan keuangan perusahaan tersebut dapat diketahui mana yang harus ditingkatkan dan mana yang harus dikurangi.

Rasio Keuangan Perusahaan

Pengertian rasio keuangan adalah sebagai alat yang digunakan sebagai pembanding angka-angka yang tertera pada laporan keuangan, agar bisa membaca kondisi keuangan suatau prusahaan serta bisa menilai kinerja manajemen pada perusahaan tersebut dalam satu priode.

Menurut James C Van Horne defnisi dari rasio keuangan adalah merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Analisis rasio keuangan

Analisis rasio merupan cara yang bisa digunakan untuk menganalisis laporan keuangan dari beberapa cara yang ada. Cara menganalisisnya yaitu dengan cara menggunakan

perhitungan perbandaingan dengan data kuantitatif yang ditunjukan pada neraca maupun laba rugi.

Inti dari analisis tersebut yaitu tidak lain hanya ingin mengetahui kenerja keuangan perusahaan tahun sebelumnya, saat ini dan kemungkinan yang akan datang.

Sedangkan menurut Irwati rasio keuangan adalah teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

(28)

a. Rasio Likuiditas

Pengertian rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memnuhi semua kewajiban dalam jangka pendek (hutang jangka pendek).

Perusahaan yang mampu menyelsaikan hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu disebut perusahaan yang likuid sedangkan utuk perusahaan yang tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu disebut perusahaan yang ilikuid.

Ada tiga rasio likuid yang digunakan perusahaan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan, berikut penjelasannya:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan perusahaan dalam kewajibannya membayar hutang jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.

Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar. Rumus rasio lancar yaitu:

Aktiva Lancar

Current ratio = --- x 100% Hutang Lancar

Semakin besar perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya.

Ketika perbandingan rasio lancar 1:1 atau 100%, itu artinya aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi sebuah perusahaan dikatakan sehat jika tingkat rasionya berada dia atas satu atau diatas 100 persen. Sedangkan untuk aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.

2. Rasio Cepat (Quick Rastio atau Acid Test Ratio)

Rasio cepat digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam

menyelesaikan kewajibannya atau utang lancar dengan aktiva aktiva lancar dengan tidak memperhitungkan nilai persediaan.

Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.

Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.

(29)

Aktiva Lancar −Persediaan Quick Ratio = --- x Hutang Lancar

Ketika dijumpai adanya perbedaan antara quick ratio denan current ratio yang sangat besar, curret ratio meloncak tinggi sedangkan quick ratio menurun, itu artinya telah terjadi

investasi yang tinggi pada persediaan.

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.

3. Cash Ratio

Kas yang dimaksud adalah uang milik perusahaan yang tersimpan di kantor maupun di bank dalam bentuk rekening Koran.

Sedangkan untuk harta yang mirip atau setara dengan kas adalah harta lancar yang mudah dicairkan kembali, mudah dipengaruhi oleh perekonomian Negara yang menjadi fomisili perusahaan bersangkutan.

Kas + Setara kas

Cash Ratio = --- x 100% Hutang Lancar

Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%

(30)

b. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaiannya semua kebutuhannya, baik itu jangka pendek atau panjang, jika terjadi likuidasi.

Solvable adalah sebutah untuk perusahaan yang memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup banyak sehingga mampu membayar hutang-hutangnya, sedangkan insolvable adalah perusahaan yang sangat minim aktiva yang dimiliki sehingga kurang mampu membayar hutang-hutangnya.

Tapi hal tersebut tidak menup kemungkinan bahwa perusahaan yang solvable belum tentu likid, begitu juga dengan insolvable belum tentu ilikuid. Jika perusahaan dilukuidasi, maka rasio yang digunakan adalah:

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)

Rasio yang disebut denga rasio hutang (debt ratio) ini mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, atau mengukur prosentase berapa besar dana yang berasal dari hutang.

Hutang disini adalah hutang perusahaan baik itu hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:

Total hutang

Debt to assets ratio = --- x 100% Modal Aktiva (total aktiva)

Rasio ini menggambarkan seberapa jauh hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin rendah debt ratio maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah rasio yang

digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan, dengan maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.

Jika semakin tinggi rasio maka semakin kecil modal sendiri dibanding hutangnya.

Seharusnya kebijakan perusahaan harus memiliki hutang yang tidak lebih besar dari modal yang dimiliknya.

(31)

Total hutang

Debt to equity ratio = --- x 100% Modal Sendiri

c. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas

Rasio Proftabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam medapatkan laba (profit) dari semua kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan yang dipekerjakan, dan jumlah cabang yang sudah dimilikinya.

Untuk mengetahui laba yang dihasilkan berikut rasio yang digunakan:

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.

Ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan, berikut rumus yang digunakan:

Laba kotor

Gross Proft Margin = --- x 100% Penjualan bersih

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat laba yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi biaya-biaya operasi lainnya. Jika rasio pada perusahaan tersebut diketahui untuk biaya tetap sehingga perusahaan bisa memperoleh laba.

2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih adalah rasio yang digunakan untuk menghitung nilai rupiah dari setiap laba bersih yang diperoleh dari setiap satu rupiah penjualan dan juga mengukur seluruh efesiensi baik produksi, administrasi, marketing, pendanaa, penentuan harga maupun manajemen pajak.

Jadi semakin tinggi tingkat rasio yang dimiliki suatau perusahaan makan semakin tinggi juga tingkat laba yang deperoleh perusahaan tersebut dari tingkat penjualan tertentu.

Atau bisa saja rasio yang rendah menunjukan tingkat penjualan yang rendah untuk tingkat biaya tertentu. Atau dengan tingkat biaya yang tetlalu mahan untuk tingkat penjualan tertentu.

Berikut rumus yang digunakan:

(32)

Net Proft Margin = --- x 100% Penjualan bersih

Semakin tinggi rasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik laba yang dihasilkan, karna rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba pada tingkat penjualan tertentu.

3. Return On investment (ROI)

Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang dimaksuda adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Rasio ini dihitung dengan rumus:

EAT

ROI = --- x 100% Investasi

Semakin tinggi rasio yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka semakin baik. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui jumlah rupiah laba bersih dari setiap rupiah yang dikeluarkan untuk investasi.

4. Return On Assets

Rasio yang juga disebut rentabilitas ekonomis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar perusahaan dalam mendapatkan laba dengan semua aktivitas yang dimiliki oleh perusahaan. Tapi laba disini adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Rumus yang digunakan adalah:

EBIT

Return On Assets = --- x 100% Total Aktiva

Rasio ini digunakan untuk mengetahui keuntungan (EBIT) dari total aktiva yang digunakan, semakin tingi tasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik.

5. Proft Margin

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba bersih dengan tingkat penjualan tertentu. Kita bisa mengetahui seraca langsung rasio ini di analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir).

Rasio ini juga bisa diartikan sebagai penekan biaya-biaya (ukuran efsiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Laba Bersih

(33)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dari setiap penjualan tertentu. Semakin besar tingkat rasio yang digunakan maka semakin baik.

d. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat rasio yang digunakan untuk mengukur efsiensi atau efektivitas suatu perusahaan dalam memakai aktiva yang

dimilikinya.

Rasio aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertenam pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio yang digunakan adalah;

1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)

Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Maksudnya yaitu mengukur tingkat efsiensi suatu perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Efektiftas manajemen persediaan ditunjukan oleh tingginya perputaran persediaan dalam satu tahun. Sedangkan pengendalian atas perediaan yang kurang efektif ditunjukan dengan rendahnya perputaran persediaan dalam satu tahun. Rumus yang digunakan adalah:

Harga Pokok Penjualan

Inventory Turn-over (perputaran persediaan) = --- x 1 kali

Rata-rata Persediaan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola persediaannya. Semakin tinggi tingka perputarannya maka semakin efektif juga pengelolaan pesediaannya.

2. Perputaran aktiva tetap

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar suatau perusahaan dalam

menghasilkan laba dalam penjualannya berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektivitas suatu perusahaan dalam

menggunakan aktiva tetap tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut.

(34)

Sedangkan ada beberapa industri jasa yang menilai bahwa rasio tersebut tidak terlalu penting untuk diperhatikan, sehingga perusahaan tersebut memiliki proporsi aktiva tetap yang kecil. Untuk menghitung perputaran aktiva tetap dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Penjualan Perputaran Aktiva Tetap = Aktiva Tetap

Rasio ini digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam penggunaak aktiva tetap untuk menghasilkan laba. Sehingga semakin tingkat perputarannya maka semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya.

3. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)

Sama halnya dengan rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva tetap. Perputaran total aktiva menunjukkan efsiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Tingkat rasio yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki manajemen yang baik, begitu sebaliknya tingkat rasio yang rendah menunjukan perusahaan tersebut memiliki tingkat manajerial yang rendah juga, dan seharusnya perusahaan tersebut harus membentuk manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya.

Rumus yang digunakan adalah:

Penjualan

Total Asset Turn-over = --- x 1 kali Modal Aktiva

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pemanfaatan aktiva dalam memperoleh penjualan. Jadi semakin tinggi tingkat perputarannya maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya.

4. Perputaran piutang

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa rata-rata piutang yang terkumpul dalam satu tahun. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efssiensi dan kualitas utang suatu perusahaan dalam mengumpulkan piutang dan kebijakan kreditnya.

Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Rumus yang digunakan adalah:

Penjualan Bersih

(35)

Sekian pembahasan mengenai macam-macam rasio keuangan, semoga bermanfaat. BY

Pengertian Definisi dan Arti PNB (produk national Bruto) atau GNP (gross national produk) Beserta Cara Menghitungnya.Pendapatan Nasional Salah satu indicator telah terjadinya alokasi yang efsiensi secara makro adala… Read More...

7 Perbedaan Koprasi Dengan Badan Usaha Lainnya Atau Non

KoprasiPerbedaan Antara Koprasi dan Non Koprasi Pengertian koperasi menurut UU Menurut UU No 25 Tahun 1992… Read More...

Pengertian Definisi dan Arti PDB (produk domestik Bruto) atau GDP (gross domestic produk) Beserta Cara Menghitungnya.Pengertian PDB (produk domestik Bruto) atau GDP (gross domestic produk) Pengertian PDB PDB (produk… Read More...

4 Perbedaan Pajak Dengan Retribusi dan Sumbangan Serta Jenis Pungutan LainnyaPajak merupakan iuran wajib yang harus dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan undang-undang. Sedan… Read More...

Pengertian dan Jenis Investasi Reksadana Saham Menurut Para AhliSemakin berkembangnya teknologi pada saat ini membuat orang semakin mudah untuk menginvestasikan

har… Read More...

0 Response to "Pengertian Macam-macam Rasio Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Beserta Rumusnya Lengkap"

NEWER POST OLDER POST HOME

MATERI TERBARU

 29 Pertanyaan Tentang Zakat Fitri (Zakat Fitrah) Yang Sering Dijumpai Dalam Masyarakat

 Bagaimana Menzakat Tanah Yang Dipersiapkan Untuk Diperjualbelikan

(36)

 Zakat Tidak Boleh Diangkut Dari Tempat Asal Wajibnya, Zakat Fithri Mengikuti Orang Dimana Berada

 Bagaimana Menzakati Tanah

 Apa Hukumnya Menzakati Rumah Dan Kendaraan?

 Bagaimana Menzakati Peralatan dan Mobil yang Dijual Dengan Ansuran

 Cara Mudah Mengecek Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Secara Online

 Cara Menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Bulanan

 Kumpulan Lafaz Doa Niat Zakat Fitrah Untuk Keluarga Diri Sendiri, Istri, Anak laki-laki, Anak Perempuan, Ijab Qobul Zakat Beserta Artinya

LABELS

Design by Mas Sugeng - Published by Evo Templates

Referensi

Dokumen terkait

Tabel I Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7...13 Tabel II Algoritma penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC 7 ...18 Tabel III Pemberian Antihipertensi pada Pasien dengan

Keadaan ini menunjukkan bahwa alat penukar kalor tipe shell and tube yang dianalisa wajib dibersihkan karena memiliki kualitas yang kurang baik, dimana nilai

Menurut Mulyadi (2016:130) komponen – komponen yang ada dalam pengendalian internal ialah 1) Struktur Organisasi yang mampu memisahkan tanggungjawab antara masing – masing bagian

Pengembangan tebal berbanding lurus dengan daya serap air karena setiap penambahan komposisi perekat akan terjadi penurunan nilai pengembangan tebal, seperti

mendapatkan nilai tertinggi dapat dilihat pada hasil ketersediaan tenaga pelaksana dengan nilai 230 kategori “A”, untuk urutan kedua pada hasil kerja dengan nilai 210 kategori

Adakah informasi tentang abu batubara dari public relations/pegawai PLTU Suralayaa. Tidak, lanjut

Dari tabel diatas, diketahui bahwa 16 orang atau 16% dari total responden menjawab sangat selalu memberikan motivasi kepada masyarakat agar memahami islam dengan baik, dan

Universitas Udayana yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan fasilitas yang memadai dalam menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis