Vol. 5, No. 2, September 2014 Halaman 1 - 16
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO METRO
Aminah Noviani
(Universitas Bandar Lampung)
E-Mail: amy_ubl@ymail.com E-Mail: novi_mini@yahoo.com
Abstract
Environmental pollution in Indonesia has reached the stage of worrying . Environment is increasingly polluted by waste from industrial activities of factories, hospitals , and hotels . This has subsequently become impulse formation Pollution Control Association (Appli ) dated December 10, 2008 . Hospitals that an organization must be able to provide health insurance to the public, it is appropriate to control the waste that would have an impact on the spread of disease . Create a healthy environment should be one of the missions of organizations engaged in the field of health . So that the application of accounting and environmental management becomes an important requirement that must be done.
Keywords: accountant Environmental, hospitals
1. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan di Indonesia sudah mencapai pada tahap yang
menghawatirkan. Lingkungan kini semakin tercemari oleh limbah yang dihasilkan dari
aktivitas industri dari pabrik, rumah sakit, dan hotel. Hal inilah yang selanjutnya menjadi
dorongan pembentukan Asosiasi Pengendali Pencemaran Lingkungan (APPLI) pada tanggal
10 Desember 2008. Rumah sakit yang merupakan organisasi yang harus dapat memberikan
jaminan kesehatan kepada masyarakat, sudah sepantasnya mengendalikan limbahnya yang
justru akan berdampak pada penyebaran wabah penyakit. Menciptakan lingkungan yang
sehat seharusnya menjadi salah satu misi organisasi yang bergerak di bidang kesehatan.
Sehingga penerapan akuntansi dan manajemen lingkungan menjadi tuntutan penting yang
harus dilakukan.
Penerapan Green Hospital di tahun 2013 menjadi isu yang marak diperbincangkan.
Konsep rumah sakit yang berwawasan lingkungan di rumah sakit lebih diarahkan pada
penggunaan air yang efektif dan efisien, penggunaan energi listrik yang efisien, serta
pengelolaan limbah cair yang berwawasan lingkungan. Di sisi lain, Green Hospital harus
memperhatikan adanya pengelolaan limbah padat (sampah) yang baik dan berwawasan
lebih baik, sehat dan nyaman, dapat dilakukan melalui penyediaan ruang terbuka hijau dan
menjadikan rumah sakit area bebas rokok. Hal ini dapat tercipta melalui manajemen yang
berwawasan lingkungan. Isu lingkungan sudah menjadi wacana dunia. Hal ini menunjukkan
bahwa permasalahan yang terjadi atas pengrusakkan lingkungan sudah mencapai tingkat yang
memprihatinkan sehingga harus dilakukan upaya yang teringrasi antas negara. Komite bisnis
International Federation of Accountants (IFAC) adalah organisasi Akuntan dunia adalah
salah satu organisasi yang banyak memberikan perhatiannya dalam permasalahan
lingkungan. IFAC (2011)
2. Tinjauan Pustaka 2.1 Teori Yang Mendasari Teori Keadilan
Di dalam perkembangan pemikiran filsafat hukum dan teori hukum, tentu tidak lepas
dari konsep keadilan. Konsep keadilan tindak menjadi monopoli pemikiran satu orang ahli
saja. Banyak para pakar dari berbegai didiplin ilmu memberikan jawaban apa itu keadilan.
Thomas Aqunas, Aristoteles, John Rawls, R. Dowkrin, R. Nozick dan Posner sebagian nama
yang memberikan jawaban tentang konsep keadilan.
Teori Regulasi
Berdasarkan teori-teori regulasi, regulasi umumnya diasumsikan akan diterima oleh
industri terkait dan didesain serta dioperasikan dengan tujuan utama memperoleh
keuntungan. Teori Régulasi adalah teori tentang penyelidikan terhadap faktor-faktor yang
mengatur menata dan membina perubahan bentuk jangka panjang rejim-rejim ekonomi-sosial
dari kerajaan kapitalisme. Hal ini merupakan suatu teori tentang teori makroekonomi, teori
ini secara total berbeda dari teori regulasi mikro yang menganut desain optimal untuk
mengorganisir desentralisasi utilitas publik. Teori Regulasi lahir di akhir tahun 1970-an,
di mana situsai ekonomi dunia sedang dilanda resesi, setelah mengalami masa
kejayaan sekitar 20-30 tahun. Pada masa tersebut, perekonomian Eropa dan Amerika tengah
memasuki masa paling sulit sejak krisis hebat di Amerika tahun 1930-an.
Teori Akuntansi
Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik
akuntansi merupakan suatu susunan konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan secure
sistematis gambaran fenomena akuntansi serta menjelaskan hubungan antarvariabel dalam
struktur akuntansi dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul.
Yudiani, Anastasia Friska (2000) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem
yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia
membagi unsure teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan
akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
2.2 Pengertian dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Definisi Pencemaran
Definisi pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor
23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1 ayat 12 adalah sebagai
berikut :
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lainnya ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
tersebut tidak dapat berfungsi sebagimana peruntukkannya.
Munn (1999) dalam buku tulisannya yang berjudul A System View of Accounting for
Waste menjelaskan bahwa pencemaran lingkungan sebagai bentuk atas bercampurnya
senyawa asing dalam senyawa alami yang berakibat pada terbentuknya senyawa baru yang
sama sekali berbeda dengan senyawa sebelumnya, atau dalam pengertian bahwa senyawa
tersebut adalah komponen dari lingkungan hidup yang tercemar. Pencemaran lingkungan
dapat diartikan pula sebagai penurunan kualitas kondisi lingkungan yang dimaksud yang
dikarenakan gangguan atas kegiatan kegiatan oleh penyebab atau faktor rangsangan dari luar
yang tidak terkontrol sesuai dengan fungsi semestinya (Gregoria, 1999).
Pengolahan Air Limbah
Salah satu limbah yang dihasilkan oleh Rumah sakit adalah limbah cair (air limbah).
Oleh karena itu, pengolahan air limbah dalam bentuk instalasi pengolahan limbah (IPAL)
sangat dibutuhkan oleh jenis usaha Rumah Sakit. Sadjimin,Toni (2000) mengungkakan
bahwa pengolahan limbah yang dimaksudkan adalah mengurangi substansi substansi
pencemar sebelum limbah tersebut dibuang kelingkungan. Sadjimin,Toni (2000) pada
1. Pengolahan Primer
Aspek utama dalam pengolahan ini adalah pengolahan secara fisika diantaranya
sedimentasi, penyaringan, dan floatasi. Pengolahan primer ini dapat mereduksi BOD
atau bobot polutan sampai kira kira 35%.
2. Pengolahan Sekunder
Pengolahan ini dilakukan dengan cara biologi, proses kimia maupun fisika. Proses
pengolahan sekuder ini biasanya dapat mereduksi BOD sampai 90%
3. Pengolahan Tersier
Pengolahan ini merupakan kelanjutan dari pengolahan sebelumnya dengan peralatan
peralatan antara lain kolam, reserve osmosi, dan elektridiasis.
2.3 Definisi Umum Akuntansi Lingkungan
Akuntansi pada mulanya diartikan hanya sekedar sebagai prosedur pemrosesan data
keuangan. Pengertian ini dapat ditemukan dalam Accounting Terminology Bulletin yang
diterbitkan oleh AICPA (American Institute of Certified Public Accounting). Dalam
Accounting Terminology Bulettin no.1 dinyatakan sebagai berikut : “Accounting is the art of
recording, classifying and summarizing in a significant manner and in the term of money,
transaction and event which are and part, at least of finantial character and interpreting the result there of”(AICPA, 2003)
2.4 Penelitian Terdahulu
Dalam tulisan Purwono (2000) dinyatakan bahwa pembangunan merupakan upaya
manusia mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tujuan
meningkatkan taraf hidupnya. Hal itu berarti, pembangunan akan membawa perkembangan
peradaban manusia yang demikian cepat terutama bila didukung oleh kemampuan untuk
menciptakan dan memanfaatkan teknologi.
Pembangunan pada hakekatnya merupakan campur tangan manusia terhadap
lingkungan, oleh sebab itu dalam pembangunan selalu terjadi interaksi antara sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya binaan (Purwono, 2000). Perusahaan dianggap
sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat sekitar dan
masyarakat pada umumnya sebagai bagian dari proses pembangunan Negara (Hadisatmoko,
1998). Keberadaan perusahaan dianggap mampu menyediakan kebutuhan masyarakat untuk
memiliki sebuah legitimasi untuk bergerak leluasa melaksanakan kegiatannya, namun lama
kelamaan karena posisi perusahaan menjadi amat vital dalam kehidupan masyarakat maka
dampak yang ditimbulkan juga akan menjadi sangat besar (Hadisatmoko, 1998).
Munn (1999) menyatakan bahwa dampak negatif yang paling sering muncul ditemukan
dalam setiap adanya penyelenggaraan operasional usaha perusahaan adalah polusi suara,
limbah produksi, kesenjangan, dan lain sebagainya dan dampak semacam inilah yang
dinamakan eksternal.
Tahap-Tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan
Pencatatan pembiayaan untuk mengelola sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil
sisa produksi suatu usaha dialokasikan dalam tahap tahap tertentu yang masing masing tahap
memerlukan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, dan tahap tahap pencatatan itu dapat
dilakukan sebelum periode akuntansi berjalan sesuai dengan proses produksi yang dilakukan
perusahaan tersebut (Munn, 1999). Pengelompokkan dalam tahap analisis lingkungan
sebagaimana yang ditentukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
tersebut antara lain sebagai berikut (dalam Murni, 2001):
1. Identifikasi
Pertama kali perusahaan hendak menentukan biaya untuk pengelolaan biaya
penanggulangan eksternality yang mungkin terjadi dalam kegiatan operasional
usahanya adalah dengan mengidentifikasi dampak dampak negatif tersebut.
2. Pengakuan
Elemen-elemen tersebut yang telah diidentifikasikan selanjutnya diakui sebagai
rekening dan disebut sebagai biaya pada saat menerima manfaat dari sejumlah nilai
yang telah dikeluarkan untuk pembiayaan lingkungan tersebut.
3. Pengukuran
Pengukuran nilai dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan ini dapat dilakukan dengan
mengacu pada realisasi biaya yang telah dikeluarkan pada periode sebelumnya,
sehingga akan diperoleh jumlah dan nilai yang tepat sesuai kebutuhan riil setiap
periode.
4. Penyajian
Penyajian biaya lingkungan ini di dalam laporan keuangan dapat dilakukan dengan
nama rekening yang berbeda-beda sebab tidak ada ketentuan yang baku untuk nama
5. Pengungkapan
Hal ini diungkapkan oleh Jain,R.K, (1998) dalam bukunya berjudul Environmental
Impact Assesment disebutkan bahwa sistem pencatatan akuntansi yang memerlukan
penanganan khusus dalam hal ini adalah sistem akuntansi lingkungan yang memerlukan
kamar tersendiri dalam neraca keseimbangan setiap tahunnya.
3. Metodologi Penelitian 3.1 Pemilihan Sampel
Teknik yang digunakan dalam memilih sampel adalah dengan teknik proporsional
sampel, artinya pemilihan sampel dalam unit unit usaha pelayanan kesehatan tersebut dengan
proporsional dari tingkat wewenang unit usaha dalam perusahaan tersebut yang berkompeten
dalam masalah lingkungan. Di dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah unit
Sanitasi lingkungan RS sebagai pelaku utama pengelolaan masalah lingkungan dan Bagian
keuangan yang mengatur masalah penganggaran dan pembiayaan masalah lingkungan
tersebut.
3.2 Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dimana data
sekunder adalah data yang secara tidak langsung diperoleh dari sumbernya. Data tersebut
dapat berupa catatan atau literatur yang diperlukan untuk penelitian ini. Data sekunder ini
diantaranya adalah profil Perusahaan sebagai perusahaan yang memiliki kegiatan utama
penyediaan layanan jasa kesehatan masyarakat, data mengenai perhitungan, penilaian biaya,
serta alokasi pengelolaan limbah pada laporan keuangan, data mengenai jenis- jenis limbah
dan tata cara pengelolaannya disertai proses pembiayaan dalam anggaran belanja, data
mengenai Instalasi Pengolahan Limbah dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengadakan penelitian, teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :
a. Pengamatan (observasi)
Pengamatan yaitu suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan usaha guna memperoleh
b. Dokumentasi (documentation)
Dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan dokumen – dokumen atau data – data
yang diperoleh dari Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro..
c. Wawancara (interview)
Wawancara yaitu suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan orang – orang berwenang guna
memperoleh data dan keterangan yang diperlukan secara relevan dan akurat.
d. Publikasi Lain
Publikasi lain adalah suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data – data yang
berhubungan dengan penelitian ini melalui internet.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu peneliti
mendeskripsikan hasil temuannya yang berasal dari data data yang terkumpul melalui proses
observasi di subyek penelitian yang kemudian akan diperbandingkan dengan metode
penerapan akuntansi lingkungan secara teori yang selama ini berkembang dikalangan
akademik. Peneliti kemudian menganalisa kesesuaian metode akuntansi lingkungan yang
diperbandingkan secara setahap demi tahap dalam penerapan akuntansi lingkungan tersebut
pada masing masing metode dengan analisa deskripsi komparatif yang diinterpretasikan atas
dasar data yang ada.
Hasil analisa perbandingan kedua metode tersebut diinterpretasikan dalam bentuk narasi
argumentatif yang disajikan sebagai bentuk hasil analisis deskripsi untuk memberikan
gambaran secara umum atas keunggulan dan kelemahan masing masing metode sehingga
pada hasil akhir kesimpulan akan diperoleh metode akuntansi lingkungan yang baik sebagai
metode alokasi biaya lingkungan yang layak untuk diterapkan pada perusahaan perusahaan.
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Data Penelitian
Data Kualitatif Sehubungan Pengelolaan Limbah
RS Mardi Waluyo melakukan antisipasi pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh
Unit Sanitasi Lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah dengan menurunkan beban
pencemaran sampai dengan baku mutu limbah cair yang ditetapkan yakni, dengan kadar
yang dihasilkan oleh perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: meminimalisasi
pemakaian air dan mengurangi limbah-limbah medis.
Data Laporan Keuangan Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro
RS Mardi Waluyo mencatat biaya biaya yang dikeluarkan unit tersebut dalam
pengelolaan limbah. Berdasarkan pengamatan data laporan keuangan RS Mardi Waluyo
Metro yakni neraca dan laporan laba rugi sebagaimana disajikan dihalaman berikut, dapat
diketahui bahwa elemen-elemen aktiva, kewajiban, modal, dan beban yang berhubungan
dengan limbah sudah tercantum secara eksplisit. RS Mardi Waluyo mencatat biaya unit
tersebut secara tersembunyi, sehingga tidak ditampilkan secara eksplist dalam Neraca namun
dimasukkan sebagai biaya administrasi dan umum.
4.2 Analisis Deskriptif Pengantar Analisis
Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
pelayanan jasa kesehatan kepada masyarakat, dalam melaporkan biaya lingkungannya diakui
sebagai biaya administrasi dan umum. Pengukuran biaya lingkungan tersebut dinyatakan
dalam rupiah berdasar pengeluaran Unit Sanitasi Lingkungan dalam pengelolaan limbahnya.
RS Mardi Waluyo dalam mengelola lingkungannya terutama masalah penanganan limbahnya
dilakukan sepenuhnya oleh Unit Sanitasi Lingkungan yang merupakan bagian dari Sarana
Panunjang Medis. Unit ini memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) mulai beroperasi
pada bulan Maret 1999 dan menjadi bagian yang penting dalam menjaga keadaan lingkungan
agar tetap sesuai dengan peruntukkannya.
Analisis Neraca Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro
Pelaporan keuangan di neraca bertujuan untuk memberikan informasi mengenai sumber
daya ekonomi (aktiva), kewajiban (utang), dan modal sendiri (modal atau donasi) dari suatu
entitas atau perusahaan. Neraca dengan demikian meringkaskan posisi keuangan perusahaan
pada tanggal tertentu dengan menampilkan aktiva, utang dan modal serta hubungan antar
item tersebut. Pengakuan (recognition) dalam konteks neraca adalah proses pencatatan dan
Laba Rugi
Laporan laba rugi atau laporan hasil usaha (dalam sebutan RS Mardi Waluyo)
merupakan laporan ringkasan dari hasil kegiatan perusahaan selama satu periode akuntansi
sehingga laporan ini dipandang sebagai laporan yang paling penting dalam laporan tahunan.
Laporan laba rugi RS Mardi Waluyo meliputi: Pendapatan, Biaya Langsung, Biaya
Administrasi dan Umum, dan Biaya Lain lain.
Pos-pos tersebut didalam laporan laba rugi secara eksplisit tidak menunjukkan adanya
elemen yang berkaitan dengan pembiayaan lingkungan. Analisis untuk penerapan akuntansi
lingkungan dilakukan dengan pengamatan terhadap setiap pos elemen laba rugi dicatatan atas
laporan keuangan untuk kemudian ditelusur lebih lanjut pada elemen biaya-biaya pada
laporan laba rugi, biaya administrasi dan umum merupakan satu satunya elemen yang
berhubungan dengan lingkungan (unit pengolahan limbah) RS.
Tabel 1
Anggaran Belanja Unit Sanitasi 2010-2011
1. Pengadaan Peralatan Perkantoran Rp. 1.285.200.00
2. Pengadaan Peralatan Rumah Tangga Rp. 44.918.900.00
3. Biaya Listrik Instalasi Rp. 16.468.229.00
4. Biaya Operasional Tambahan Rp. 69.720.000.00
5. Biaya Program Lingkungan Rp. 37.750.000.00
Jumlah Anggaran Rp. 170.042.329.00
Analisis Tahap Perlakuan Akuntansi Lingkungan
Akuntansi lingkungan sebagai metode untuk mengungkap dan menyajikan perlakuan
biaya yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan memerlukan tahap tahap yang
runtut dan rinci dengan tetap mengacu pada standar akuntansi maupun pernyataan akuntansi
yang berlaku umum. Tahap-tahap akuntansi ini meliputi: Identifikasi, Pengakuan, Penyajian ,
Pengungkapan, dan Pelaporan.
Analisis akhir
Secara garis besar uraian, laba rugi, dan analisis tahapan perlakuan biaya lingkungan
diRumah Sakit Mardi Waluyo Metro masih jauh dari sempurna. Penulis mengalami kesulitan
karakteristik yang mendasar dari sudut pandang akuntansi keuangan itu sendiri dalam menilai
laporan keuangan RS Mardi Waluyo Metro. Sistem perlakuan di Indonesia yang menitik
beratkan pada entitiy concept dan propietory concept sehingga terdapat kesulitan untuk
mewujudkan penerapan akuntansi lingkungan yang prinsip dasarnya adalah society concept.
RUMAH SAKIT UMUM MARDI WALUYO METRO NERACA
Piutang Rp. 1.901.961.892.00
Cadangan Kerugian Piutang Rp. (47.549.058.00)
Persediaan Rp. 810.583.855.00
Uang Muka Biaya Rp. 24.361.250.00
Pengembangan Dana Jangka Panjang Rp. 0.00
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 7.021.515.260.00
Aktiva Tetap Berwujud
Nilai Perolehan Aktiva tetap
Tanah Rp. 3.542.454.350.00
Gedung dan Bangunan Rp. 2.309.966.395.00
Emplasmen Rp. 0.00
Alat Medik Rp. 2.532.477.898.00
Alat Keperawatan Rp. 0.00
Mesin dan Instalasi Rp. 1.497.695.885.00
Perabotan Rp. 1.496.620.098.00
Kendaraan Rp. 287.071.818.00
Alat Kerja Rp. 0.00
Lain lain Rp. 0.00
Akumulasi Depresiasi
Gedung dan Bangunan Rp. (799.252.843.00)
Emplasemen Rp. (38.00)
Alat Medik Rp. (1.914.183.209.00)
Alat Keperawatan Rp. (0.00)
Mesin dan Instalasi Rp. (554.906.595.00)
Perabotan Rp. (1.227.742.179.00)
Alat Kerja Rp. (0.00)
Lain lain Rp. (0.00)
Jumlah Aktiva Tetap Berwujud Rp. 7.430.663.171.00
Aktiva Tetap tak Berwujud
JUMLAH TOTAL AKTIVA Rp. 14.452.178.431.00
PASSIVA
Titipan Pasien Rp. 389.989.023.00
Pendapatan diterima dmuka Rp. 0.00
Kewajiban Pendek Lainnya Rp. 482.126.927.00
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Rp. 1.760.882.597.00
Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Total Kewajiban Rp. 1.760.882.597.00
Donasi dari PP Muhammadiyah Rp. 0.00
Jumlah Modal Rp. 11.408.271.014.00
Sisa Hasil Usaha
SHU Tahun lalu Rp. 0.00
SHU Tahun Berjalan Rp. 4.283.024.820.00
Jumlah Sisa Hasil Usaha Rp. 4.283.024.820.00
Jumlah Modal Rp. 12.691.295.834.00
JUMLAH TOTAL PASSIVA Rp. 14.452.178.431.00
RUMAH SAKIT UMUM MARDI WALUYO METRO LAPORAN HASIL USAHA (Laporan Laba Rugi)
Tanggal : 31 Desember 2011
Pendapatan
Pendapatan Instalasi
Rawat Jalan Rp. 1.108.049.578,00
Rawat Inap Rp. 3.656.834.200,00
Unit Gawat darurat Rp. 1.225.628.005,00
Intensif Care Unit Rp. 181.241.750,00
Kamar Operasi Rp. 3.452.744.045.00
Farmasi Rp. 11.703.052.528,00
Radiologi Rp. 883.500.700,00
Laboratorium Rp. 1.430.647.100,00
Rehab Medis Rp. 181.478.220,00
Gizi Rp. 871.481.950,00
Jumlah Pendapatan Rp. 24.694.658.076,00
Pengurang Pendapatan Rp. (190.931.943,00)
Jumlah Pendapatan Bersih Rp. 24.503.726.133,00
Biaya
Biaya Langsung
Biaya Anfrah Rp. 11.794.679.874,00
Biaya Gizi Rp. 512.948.530,00
Biaya Jasa Medis Rp. 2.472.298.002,00
Biaya Pegawai Rp. 3.766.064.004,00
Biaya Pemakaian Peng. Brg Rp. 673.845.763,00
Biaya Pemeliharaan Rp. 78.502.311,00
Biaya Kantor dan Langganan Rp. 151.722.299,00
Biaya Belanja Gizi Rp. 409.876.267,00
Jumlah biaya langsung Rp. 20.295.245.200,00
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pegawai Rp. 1.522.777.860,00
Biaya Pemakaian Brg. Rp. 785.761.538,00
Biaya Pemeliharaan (barang & lingkungan) Rp. 143.530.729,00
Biaya Kantor dan Langganan Rp. 358.472.968,00
Jumlah Biaya Administrasi dan Umum Rp. 2.810.543.095,00
Pendapatan dan Biaya Lain Lain
Pendapatan Lain Lain Rp. 1.610.671.987,00
Biaya Lain Lain Rp. (1.065.016.618,00)
Jumlah Pend dan Biaya diluar Usaha Rp. 545.655.369,00
Biaya Depresiasi Rp. (660.568.387,00)
Laba Bersih Rp. 1. 283.024.820,00
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
RS Mardi Waluyo Metro adalah perusahaan layanan jasa kesehatan masyarakat yang
memiliki instalasi pengelolaan limbah medis dan non medis yang dikeluarkan selama proses
operasional usahanya. Instalasi pengelolaan lingkungan ini dilakukan oleh Unit Sanitasi
Lingkungan dibawah koordinasi langsung direksi Sarana Penunjang Medis RS. Perlakuan
alokasi biaya lingkungan yang dilakukan oleh RS Mardi Waluyo dilakukan oleh bagian
keuangan RS secara langsung dengan Unit Sanitasi Lingkungan yang diakui sebagai salah
satu aset tetap (aktiva tetap) rumah sakit dengan konsekuensi logis biaya yang dikeluarkan
oleh unit tersebut selama operasional diakui sebagai biaya operasional rumah sakit yang
berpengaruh pada laporan keuangan RS Mardi Waluyo Metro.
Berdasarkan analisis neraca dan laba rugi pada laporan keuangan Rumah Sakit Mardi
Waluyo Metro, dapat diketahui bahwa elemen yang terkait dengan pengelolaan lingkungan
belum tersaji secara eksplisit didalam laporan keuangannya sebab elemen tersebut masih
tergabung dengan elemen lainnya yang dianggap satu kategori. Hal ini juga didukung dengan
tidak adanya catatan akuntansi yang menyatakan uraian dalam bentuk deskriptif yang
mengungkapkan penyajian biaya pengelolaan lingkungan maupun keterangan atas aktiva
yang berhubungan dengan lingkungan, seperti: Instalasi Pengolahan Limbah, Unit Sanitasi
Lingkungan dan lainnya. Meskipun demikian, RS Mardi Waluyo Metro tetap mencantumkan
Sanitasi Lingkungan yang kemudian dalam pelaksanaannya diakui sebagai biaya administrasi
dan umum bersama sama dengan biaya-biaya lainnya yang serumpun.
5.2 Saran
RS Mardi Waluyo Metro sebaiknya menindak lanjuti kepeduliannya terhadap
lingkungan dengan cara menyajikan berita singkat didalam laporan keuangan perusahaan,
kemudian diperkuat sebagai ikhtisar kebijakan penting di bidang lingkungan didalam
kebijakan akuntansinya. Pencatatan transaksi pembiayaan yang terkait dengan konservasi
lingkungan sebaiknya segera dilakukan mengingat RS Mardi Waluyo sudah mencadangkan
dana yang cukup banyak sebagai bukti kepeduliannya terhadap lingkungan. Langkah
berikutnya yang dilakukan oleh RS Mardi Waluyo Metro adalah menyempurnakan
kepedulian lingkungan tersebut dengan menyajikan “laporan lingkungan hidup” sebagai
tambahan melengkapi laporan keuangan Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro disamping
memberikan catatan-catatan akuntansi mengenai kebijakan lingkungan yang telah
ditempuhnya.
Model normatif yang telah diterapkan oleh RS Mardi Waluyo Metro dapat lebih
disempurnakan dengan memberikan penjelasan dalam perlakuan biaya yang disisipkan dalam
rekening biaya lain yang serumpun dan memberikan rincian yang jelas mengenai pembiayaan
lingkungan tersebut meskipun dimasukkan dalam sub-sub rekening biaya lainnya yang
serumpun. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan Rumah Sakit di Provinsi Lampung
sebagai perbandingan dengan Rumah Sakit Mardi Waluyo. Upaya ini untuk
menginformasikan kepada publik bagaimana tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dari
industri Rumah Sakit di Provinsi Lampung.
Daftar Pustaka
Basuki B. Purnomo. 2000. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : CV Sagung Seto. h. 1- 4.
Deegan, C. 2002. “The Legitimising Effect of Social and Environmental
Disclosure – A Theoritical Foundation”. Accounting, Auditing & Accountability Journal,
15(3): 282-311.
Hery, S.E., M.Si. 2009.Teori akuntansiKencana Prenada Media Group, Jakarta
Lindrianasari. 2004. Pemeriksaan kepatuhan terhadap pengelolaan lingkungan hidup pada perusahaan-perusahaan di Provinsi Lampung, Proceeding DepDikNas.
Patten. D. M.1992. Intra-Industry environmental disclosure in Respons toAalaska oil spill: A note on legitimacy theory. Accounting, Organizaztions adn Society 17(5): 471-475.
Sadjimin, Toni. 2000. Jurnal Epidemiologi Indonesia. Vol. 4 Edisi 1. Yogyakarta.
Whaley & Wong’s. 2003. Nursing care of infants & children, 7th edition. St. Louis Missouri: Mosby
Anonim, Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1999 mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, BAPEDALDA DIY, Yogyakarta, 1999
Anonim, Pemerintah Republik Indonesia, Undang Undang no. 23 tahun 1997 mengenai Pengelolaan limbah, Jakarta, 1997.
Anne, Greening accounting , www. Gulico.com/php/mail on-line tanggal 2 November 2003 pukul 24.00 GMT
Bradford. , Social Accounting; as soon as possible for accounting, Jurnal penelitian AICPA, USA, 2003
Belkoui, Ahmed, Accounting Theory, Harcott Brace Javanovich, Inc., 1981
Gregoria., A Critical View of the Social Accounting., Departement of Environmental and Energy., Environmental Enginering., Evarstone University.,Ebarstone University Press.,1999
Gray, Edmund R., dan Larry, Management: The competitive Edge, New York: Maxwell Mecmillan Publishing, 1995
Hadisatmoko, 1998, Bisnis dan Lingkungan, ditinjau dari sisi akuntansi, Artikel Majalah Media Akuntansi, Edisi V, IAI, Jakarta, 1998
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1999.
Helvegia,Thomas. , Socio Accounting for Environmental , First Edition. , Grammarica press. , Journey. , Nixxon Offset. ,UK. ,2001
Hughes, Everest C. Evnvironmental a contradictive issues for accountant. ,New York, Harper colophon Books., 2002
Jain,R.K, Environmental Impact Assesment, Principle and Procedure, Scope Report,Van Nostrad Reihold Environmental. 1998
Manuhara, Wahyu, Audit Lingkungan; Pengungkapan Isu Lingkungan dalam Laporan Keuangan, Jurnal Penelitian, Jurnal Akuntansi dan Investasi Jurusan Akuntansi FE UMY, Yogyakarta, 2000.
Murni, Sri, Akuntansi Sosial: Suatu Tinjauan Mengenai Pengakuan, Pengukuran, dan Pelaporan Eksternalities dalam Laporan Keuangan, Jurnal Penelitian, Jurnal Akuntansi & Investasi, Jurusan Akuntansi FE UMY, Yogyakarta, 2001
Munn, A System View of Accounting for Waste, First Edition, Nixxon and Schinitteiet Universiteit Press, Bonn , 1999.
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian kualitatif, Cetakan pertama, Remaja Doskarya offset, Bandung, 2001
Moeleong,Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan Pertama, Remaja Doskarya Offset, Bandung, 2002
Purwono, Bambang, Proses Pemanfaatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam proyek Pembangunan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan ,BAPEDALDA DIY, Yogyakarta, 2002
Sudigyo, Tambah, Studi Kasus Pengolahan Limbah Cair di RS Kanker Dharmais Depkes RI Jakarta, (tidak dipublikasikan, tugas matakuliah Sanitasi lingkungan FT UGM) 2002
Sadjimin, Tony, Aspek Kesehatan dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Tim Epidemiologi klikin dan Biostatistika FK UGM dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, (tidak dipublikasikan, makalah seminar PPLH UGM). 2000
Whaley, S., Recording and Displaying a cost for environmental system.,Int.,. J.Multiphase.,Florida.,USA.,2003
Yudiani, Anastasia Friska, Akuntansi Sosial Ekonomi: Pengukuran dan Pelaporannya,
Universitas Negeri Surakarta, Skripsi, tidak dipublikasikan, 2000
Yuniati, Titi., Akuntansi Lingkungan: Pengidentifikasian, Pengukuran dan pelaporan,
Universitas Negeri Surakarta, Skripsi, tidak dipublikasikan, 1998
Purwono, Akuntansi lingkungan suatu Tinjauan dalam Menghadapi Era Globalisasi dan Prospek Penerapannya di Indonesia.,Universitas Negeri Surakarta, tidak dipublikasikan, 2000
http://ilhamendra.wordpress.com/2010/10/19/teori-keadilan-john-rawls-pemahaman-sederhana-buku-a-theory-of-justice/
http://zetzu.blogspot.com/2010/10/pentingnya-regulasi-dalam-akuntansi.html
http://regulationschool.blogspot.com/2007/11/sejarah-teori-regulasi.html
http://getuk.wordpress.com/2006/11/26/mengulas-lagi-teori-regulasi-dan-deregulasi-2/