• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Model Kemitraan Agribisnis: Aspek Mekanisasi Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Model Kemitraan Agribisnis: Aspek Mekanisasi Pertanian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 15, No. 1, April 2001

PENGEMBANGAN MODEL

AGRIBISNIS:

ASPEK MEKANISASI

Atjeng M.

A. PENDAHULUAN

1.

Mekanisasi pertanian adalah intro- Sistem

duksi dan penggunaan alat mekanis untuk melaksanakan operasi pertanian. Alat me-kanis yang digunakan mencakup semua peralatan yang digerakkan oleh tenaga manusia,

motor bakar, motor listrik, dan sumber tenaga lainnya seperti nuklir. Mekanisasi juga dapat di-artikan sebagai aplikasi ilmu teknik (engineering science) untuk

bangkan, mengorganisasi dan tur semua operasi dalam

pertanian". Suatu operasi pertanian dapat didefinisikan sebagai

manusia untuk mengubah karakteristik atau posisi suatu obyek, misalnya: penyiapan perta-naman benih: benih di gudang persernaian

Karakteristik operasi pertanian tukan oleh: tipe kegiatan besarnya "volume" kegiatan (luasan,

jumlah) saat mulai dan saat mulai dan saat selesai suatu operasi lamanya (jangka) waktu yang diinginkan jumlah manusia yang tersedia dan input lainnya jumlah dan mutu.

Biaya kerja pengaruh setiap kegiatan atau kornbinasi antara sesama kegiatan itu terhadap lingkungan

Mekanisasi pertanian

ngaruhi system tani, kelompok tani, masyarakat desa dan perekonomian nasional. Diagaram input-output di bawan ini menunjukkan pengaruh mekanisasi pertanian Odap system tani.

suatu kerja proses

Pengaruh lingkungan Pelayanan Biaya Modal yang Tenaga Pelayanan yang

Melalui rnekanisasi, manusia dengan bantuan peralatan mekanis (alat, per-lengkapan, instalasi, bangunan) akan mampu mengubah suatu system. Suatu system diartikan sebagai bagian yang jelas (batasnya) dari suatu realitas. Status suatu system ditentukan oleh semua sifat- sifat yang dari system yang dimaksud berikut lingkungannya. Suatu system yang adalah system yang berubah-ubah baik oleh manusia atau oleh peristiwa yang lain. Suatu system agribisnis terdiri subsistem penyediaan sarana produksi

subsistem tani atau

(tanaman, ternak, ikan) subsistem atau agro industri subsistem pemasaran, dan subsistem pendukun, yaitu kelembagaan

rintah dan rnasyarakat serta peraturan dan perundangan.

Di dalam agribisnis,

mekanisasi pertanian secara langsung terhadap sub-sistem yang ada Bagian dari Akhir Studi Pemgembangan Model Kemitraan Agribisnis. Kerja sama antara Pengembangan Agribisnis Indonesia dengan Departemen Pertanian Republik Indonesia. Disajikan pada Seminar Jurusan Teknik Pertanian,

26 April 2001

(2)

tergantung kepada tujuan dari agribisnis itu sendiri dan surnber daya yang tersedia. Mekanisasi pertanian berpe-ran langsung dalarn mengubah karakter subsistern budidaya (tanaman, ternak, dan ikan), pengolahan hasil dan pemasaran.

Dalarn konteks agribisnis

tura misalnya komodiatas nenas,

rnarkisa dan sirsak, maka di bawah

diuraikan kasus mengenai aspek

rnekanisasi pertanian da-lam

pernbinaan kemitraan agribisnis nenas di Propinsi Jambi dan Jawa

markisa di Propinsi Sulawesi Selatan dan sirsak di Propinsi Jawa

Sesuai dengan tingkat keperluannya, rnaka uraian selanjutnya dititik-beratkan kepada agribisnis nenas dan markisa.

B. MASALAH UMUM

PENGOLAHAN NENAS DAN

Dalam studi pengembangan

kernitraan agribisnis ini dua pabrik

nenas diharapkan dapat bermitra

dengan masing-masing kelompok tani di Kabupaten lndragiri Hilir (Jambi) dan

di Subang (Jawa Sedangkan

untuk pengolahan markisa yang

diharapkan bermitra dengan petani berlokasi di Ujung Pandang (Sulawesi Selatan).

Secara hambatan-hambatan

yang dihadapi pabrik pengolahan

di adalah sebagai berikut: Harnbatan yang berkenaan dengan teknis pengolahan; yaitu bertalian erat

dengan rendahnya rnutu

pengolahan. penyediaan

bahan baku; yaitu tersedianya

bahan baku dalarn jurnlah yang cukup, mutu yang baik dan waktu yang tepat.

pernasaran; yaitu

berkaitan dengan rnutu produk dan harga yang tak-bersaing, prornosi yang kurang serta ongkos pernasaran yang Harnbatan transforrnasi dan logistik; yaitu rnasalah yang bertalian

dengan rnahalnya ongkos angkut,

kekurangan infrastruktur dan peralatan pengangkutan hortikultura.

A N

perrnodalan atau

perkreditan; yaitu bunga yang

relatif tinggi dan prosedur untuk memperoleh pinjarnan yang cukup dengan biaya yang relatif besar serta persyaratan yang tidak

dari peraturan dan dangan; yaitu ada tendensi (dirnasa

sebelurn ada deregulasi)

pemerintah yang rnenghambat

kelancaran penyediaan bahan baku, bahan pembantu dalarn pengolahan terutama bahan kemasan.

karena lemahnya

bagaan; yaitu kebanyakan lernbaga yang ada ditujukan atau mengatur kebijakan mengenai bahan rnentah,

sedikit sekali kelembagaan yang

berkecimpung dalarn promosi dan

penyediaan informasi mengenai

produk-produk olahan. Lernbaga yang menangani penyuluhan lebih bertitik

kepada tani atau budidaya

dan kurang sekali menangani aspek pengolahan dan pernasaran.

pertarna dan kedua

memer-lukan perhatian yang utarna

oleh karena bila kedua dapat

diatasi maka pengolahan

mempunyai peluang lebih besar untuk

maju. pertama dapat

atasi dengan melakukan

program pelatihan "praktek-

praktek yang baik",

mencakup 1 ) Good Manufacturing Practices, 2) Pant Sanitation, 3) Basic Quality Assurance and Control System

4) Plant Management Accounting

System dan 5) Basic Manufacturing Management Principles.

kedua dapat diatasi dengan rnernbina kernitraan agribisnis antara petani penghasil (nenas, markisa atau sirsak)

dengan pengolah masing-masing

komoditas tersebut. Oleh karena

petani komoditas urnumnya

petani yang berlahan sempit, rnaka

dalarn rangka pengernbangan

kernitraan, perlu dibina kelornpok- kelompok tani sehingga pernbinaan

peningkatan produksi dapat

(3)

Vol. 15. No. 2001

produksi dijamin melalui penerapan adalah "pelayanan jasa pengolahan

mekanisasi pertanian. perneliharaan dan

pere-majaan" oleh pihak pabrik

C. (ASPEK pengolah kepada petanilkelembagaan

PERTANIAN) petani, dan sebagai imbalannya

petanilkelernbagaan petani menjual

Penerapan mekanisasi pertanian nenaslmarkisanya ke pengolahl

untuk pengembangan perkebunan agroindustri.

mencakup aspek yang cukup luas dan Keterkaitan yang dapat

berperan baik dalam ke-mitraan agribisnis antara

maupun ekstensifikasi petani dengan

(Gambar 1). Dalam gambar yang pengolahl agroindustri adalah, pihak dimaksud, pengembangan perkebu- pengolah me-nyediakan fasilitas fisik

nan, baik dengan cara intensifikasi Hasil (TPH),

maupun ekstensifikasi; melalui suatu gudang penyimpanan sementara dan tahap pe-ngambilan keputusan sarana angkutan". Di pihak lain,

pe-ngolahan lahan dan investasi membayar ongkis operasi (sewa)

peralatan mekanis yang cocok dalam terhadap pihak

pelaksanaan 1) budidaya 2) dan bersedia menjual hasil

penyiapan lahan, jalan kebun, nenaslmarkisa dengan

penanaman dan pemeliharaan pembayaran yang disetujui oleh kedua

serta 3) pengolahan belah pihak. Kemitraan agribisnis yang

(pabrik), dan 4) infrastruktur dan dimaksud dapat lebih diterangkan

utilitas yang lain (TPH, gudang, pada 2.

2. Pola kerjasama kemitraan agribisnis (aspek mekanisasi pertanian)

. industri saran . .

Nenas I rnarkisa Nenas I markisa tani

Pengolah Kerja-sama traan

Jasa pelayanan Concentrate Luar

pengolahan negeri 1

Dalam negeri Sistem Agribisnis

Sarana Budida- Agro-

Pemasaran

Pemerintah I Dukungan pembinaan, fasilitas dan "modal"

Lembaga terkait

dan air, gas serta listrik). Sistem pengolahan lahan sampai

serta pertimbangan modal

investasi memerlukan

kemitraan agribisnis antara pelaku subsistem usahatani dan subsistem

pengolahan. Jika model

mitraan agribisnis yang dianut adalah "kontrak kerja" antara pengolahl

agroindustri dengan petanil

kelembagaan petani maka salah satu keterikatan yang dapat dijalin

Kemitraan antara petanil

kelembagaan petani dan pengolahl agroindustri nenas dan markisa dapat

dibina dengan melibatkan aspek

mekanisasi pertanian dalam bentuk keterkaitan pelayanan jasa penyiapan

dan pengolahan lahan, jasa

penyimpanan dan jasa transportasi disamping bentukljenis keterikatan

yang lain, misalnya dalam

penyediaan sarana produksi dan

(4)

menjual nenas atau markisanya kepada diperkebunkan adalah

Sudah barang tahunan maka yang sudah

tentu semua dan cleared hanya dibajak dua kali,

keterikatan antara petanilkelem-bagaan pembagian kedua arahnya

petani dengan tegak lurus terhadap arah pembajakan

dituangkan dalam kontrak kerja. pertama. pembajakan selesai

Aspek operasionalisasi maka ditebari

manajemen peralatan, dan penutup (cover crop), dengan demikian

jasa transportasi dapat dianalisis sesuai lahan siap ditanami yaitu dengan

dengan skala ekonomi agribisnis nenas membuat lubang-lubang untuk

atau dan sumber-sumber data pertanaman. Jika terrain lahan yang

dapat dikonsultasikan sudah di cleared

sesuai dengan keperluan. pencetakan atau penterasan maka

kedua pekerjaan dilakukan

D. PROSES LAHAN terlebih dahulu sebelum pembajakan

DAN JALAN PERKEBUNAN dilakukan.

Proses penyiapan lahan dan jalan perkebunan secara rinci disajikan

pada 2. Penyiapan jalan

dimulai pembabatan

yang akan dibuat jalan, pembentukan jalan, kemudian dilan-jutkan dengan pengerasan jalan. Sedang-kan penyiapan lahan tergantung kepada

asal lahan, misalnya semak

belukar atau lahan alang-alang dan

tujuan penyi-apan lahan yaitu

peremajaan atau baru.

Masing-masing jalur akan dikemukakan ini.

a. Asal dan yang Diremajakan

Penyiapan lahan perkebunan yang

asalnya dan yang

diremajakan fase-fasenya hampir sama yaitu land clearing yang terdiri dari

underbrushing, felling, pilling,

windrowing, dan diikuti dengan burning

untuk kemudian diperoleh yang

cleared. Beda antara kedua asal lahan yaitu pada peremajaan diawali dengan

pembasmian dan penyakit.

diperoleh yang sudah

cleared maka dilakukan pengolahan

sampai siap Bila

pertanaman yang diperkebunkan

adalah setahun (annual) maka

lahan dibajak dan kemudian digaru sampai memperoleh lahan yang siap ditanami. Sedangkan bila yang akan

b. Asal Lahan Alang-alang

Berbeda dengan fase-fase

penyiapan lahan perkebunan asal

hutanltanaman yang diremajakan,

maka penyiapan lahan asal alang-alang dimulai dengan pembuatan jalur bakar dan kemudian dilakukan pembakaran sehingga diperoleh lahan yang sudah cleared. Jika diperlukan, sesuai

dengan terrain maka lahan

dengan diteras

sebelum diolah selanjutnya.

Pengolahan selanjutnya

tergantung kepada yang akan

ditanam. Untuk setahun

(annual) maka dibajak dan

kemudian digaru diperoleh

siap Sedangkan bila

tahunan yang akan

diusahakan maka yang telah

dicleared perlu dibajak, digaru dan kemudian ditebari bijilbenih

penutup. Dengan demikian lahan telah

siap yaitu dilanjutkan dengan

pembuatan lubang-lubang untuk

(5)

Vol 15, No. April 2001

. .

. ... . . ~-

I

Volume produksi

I

tahunan

-

-

-

Kopi

-

I

-

Lada

-

Sambu mete

Pcrluasan areal Pembukaan areal baru

Tebu

-

Tembakau

-

-

-

Evapo-transpirasi

-

-

-

Kclembaban udara

-

Sifat

-

Sifat Lereng Kedalarnan efektif

-

.

- ada

Kerapatan

-

Pelabuhan - Tenaga

Logistik

(6)

Gambar 2 Proses penyiapan lahan dan perkebunan

I Felling

I

-

Gambar

Tabel 1. Mekanisasi pertanian adalah intro- Input
Gambar 1 Langkzh-langkah ~ n t e n s ~ f i k a s ~  dan ekstensifikasi di bidang perkebunan
Gambar 2 Proses penyiapan lahan dan jalan

Referensi

Dokumen terkait

Hanya karena Nya lah, penulis dapat mungkin menyelesaikan skripsi berjudu Konstruksi Realitas Perpolitikan di DPR pada Harian Kompas dan Tempo Analisis Framing terhadap

"truktur buih yang stabil umumnya dihasilkan dari putih telur yang mempunyai elastisitas tinggi, sebaliknya !olume buih yang tinggi diperoleh dari putih telur dengan

Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang tahun anggaran 2020, merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Seperti pada pakaian adat pernikahan Palembang yang merupakan daya cipta seni yang berwujud konkret atau kebendaan, pakaian adat pernikahan ini mempunyai nilai keindahan di setiap

Sebaliknya, semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga kreditor

Uji organoleptik pada teh daun kelor kombinasi kulit jeruk dengan variasi suhu pengeringan serta penambahan jahe masing-masing perlakuan memiliki rasa sedikit pahit,

Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensial.Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemahaman masyarakat tentang rumah sehat secara umum masih terbatas, persepsi masyarakat tentang keuntungan rumah sehat dan