• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEMARAN AIR YANG DISEBABKAN OLEH LOGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENCEMARAN AIR YANG DISEBABKAN OLEH LOGA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEMARAN AIR YANG DISEBABKAN OLEH LOGAM BERAT KADMIUM (Cd)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas terucap dari bibir kita ini selain ucapan puji dan syukur kepada Allah Subhana wa Ta ala, karena atas berkat rahmat dan hidaya-Nya lah sehingga makalah ini dapat‟ terselasaikan.

Salawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallalhu „Alaih Wasallam, yang jadi panutan kita dan suri tauladan

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas makalah epidemiologi lingkungan. Adapun judul dari makalah yaitu “Pencemaran Air Oleh Logam Berat Kadmium”. Disamping untuk pemenuhan tugas makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber bahan bacaan yang mampu direlisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, untuk mencapai kesempurnaan dalam makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Makassar, 10 Mei 2010

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitasnya. Selain itu Indonesia tetap berhak untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam di laut lepas di luar batas 200 mil laut ZEE, serta pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dasar laut perairan internasional di luar batas landas kontinen. Nampak bahwa kepentingan pembangunan ekonomi di Indonesia lebih memanfaatkan potensi sumberdaya daratan daripada potensi sumberdaya perairan laut. Perkembangan IPTEK memacu terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan analisis unsur-unsur dalam ikan air tawar, terutama Cd. Pencemaran logam-logam tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami detoksifikasi sehingga membahayakan manusia. Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia

(3)

terdapat 13 elemen logam berat yang diketahui berbahaya bagi lingkungan. Di antaranya arsenik (As), timbal (Pb), merkuri (Hg), dan kadmium (Cd). Logam berat sendiri sebenarnya merupakan unsur esensial yang sangat dibutuhkan setiap makhluk hidup, namun beberapa di antaranya (dalam kadar tertentu) bersifat racun. Di alam, unsur ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut atau tersuspensi (terikat dengan zat padat) serta terdapat sebagai bentuk ionik. Dampak dari pencemaran logam berat ini sering dilaporkan.

Logam berat yang masuk ke sistem perairan, baik di sungai maupun lautan akan dipindahkan dari badan airnya melalui tiga proses yaitu pengendapan, adsorbsi, dan absorbsi oleh organisme-organisme perairan (Bryan, 1976). Pada saat buangan limbah industri masuk ke dalam suatu perairan maka akan terjadi proses pengendapan dalam sedimen. Hal ini menyebabkan konsentrasi bahan pencemar dalam sedimen meningkat. Logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang hidup di perairan tersebut. Pengendapan logam berat di suatu perairan terjadi karena adanya anion karbonat hidroksil dan klorida (Hutagalung, 1984). Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan bersatu dengan sedimen sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibanding dalam air (Hutagalung, 1991).

B. TUJUAN

a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kadmium(Cd). b. Untuk mengetahui sifat dan kegunaan Kadmium(Cd).

c. Untuk mengetahui sumber-sumber dan bahan polutan dari Kadmium(Cd). d. Untuk mengetahui dampak dan penanggulangan Kadmium (Cd).

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI DARI KADMIUM

Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup. Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).

(5)

Kadmium adalah logam kebiruan yang lunak, termasuk golongan II B table diperoleh melalui makanan dan tembakau, hanya sejumlah kecil berasal dari air minum dan polusi udara. Pemasukan Cd melalui makanan adalah 10 – 40 μg/hari, sedikitnya 50% diserap oleh tubuh. Rekomendasi pemasukan Cd menurut gabungan FAO/WHO dengan batas toleransi tiap minggunya adalah 420 μg untuk orang dewasa dengan berat badan 60 kg. Pemasukan Cd rata-rata pada tubuh manusia ialah 10 – 20 % dari batas yang telah direkomendasikan. Unsur Cd dapat mengurangi jerapan ion-ion hara karena daya afinitas yang tinggi dari logam berat tersebut pada kompleks pertukaran kation. Di alam Cd bersenyawa dengan belerang (S) sebagai greennocckite (CdS) yang ditemui bersamaan dengan senyawa spalerite (ZnS). Kadmium merupakan logam lunak (ductile) berwarna putih perak dan mudah teroksidasi oleh udara bebas dan gas amonia (NH3). Di perairan Cd akan mengendap karena senyawa sulfitnya sukar larut.

B. SIFAT DAN KEGUNAAN KADMIUM (Cd) a. Sifat Sifat

b. Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer Cd c. Cd tidak menunjukkan sifat amfoter

(6)

f. Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO g. Memiliki ketahanan korosi yang tinggi

h. CdI2 larut dalam alcohol b. Kegunaan

Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm.

C. SUMBER-SUMBER KADMIUM (Cd)

Menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke perairan berasal dari: 1)Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.

2)Air bilasan dari elektroplating.

3)Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu dan uap serta air limbah dan endapan yang mengandung kadmium.

4)Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 % Cd sebagai bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui proses korosi dalam kurun waktu 4-12 tahun.

5)Pupuk phosfat dan endapan sampah

Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.

Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang sudah terkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi makanan dan lingkungan perairan tidak terlepas dari aktivitas manusia didarat maupun pada perairan. Sifat logam Cd yang akumulatif pada suatu jaringan organisme serta sulit terurai. Kadmium dalam air juga berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan. Logam ini sering digunakan sebagai pigmen pada keramik, dalam penyepuhan listrik, pada pembuatan alloy, dan baterai alkali.

(7)

D. DAMPAK PENCEMARAN KADMIUM (Cd)

Kadmium (Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah timbulnya pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan keracunan pada manusia. Pencemaran kadmium pada air minum di Jepang menyebabkan penyakit “itai-itai”. Gejalanya ditandai dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati. Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan sistem fisiologis tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang.

Jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama, cadmium dapat menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk – batuk, dan lemah.

Keracunan kronis terjadi bila memakan Cadmium (Cd) dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronis seperti:

a. keracunan pada nefron ginjal yang dikenal dengan nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria atau protein yang terdapat dalam urin, juga suatu keadaan sakit dimana terdapat kandungan glukosa dalam air seni yang dapat berakibat kencing manis atau diabetes yang dikenal dengan glikosuria, dan aminoasidiuria atau kandungan asam amino dalam urine disertai dengan penurunan laju filtrasi (penyaringan) glumerolus ginjal.

(8)

c. Cadmium dapat menyebabkan keadaan melunaknya tulang yang umumnya diakibatkan kurangnya vitamin B yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal yang dikenal dengan nama osteomalasea atau penyakit Itai-iatai . Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis sehingga orang tidak dapat berdiri dengan tegak tetapi membungkuk.

E. PENANGGULANGAN PENCEMARAN KADMIUM DALAM AIR

Upaya penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan dengan menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif, electrodialysis dan reverse osmosis. Namun proses ini relatif mahal dan cenderung menimbulkan permasalahan baru, yaitu akumulasi senyawa tersebut dalam sedimen dan organisme akuatik (perairan).Penanganan logam berat dengan mikroorganisme atau mikrobia (dalam istilah Biologi dikenal dengan bioakumulasi,bioremediasi, atau bioremoval), menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan perairan tersebut. Metode atau teknologi ini sangat menarik untuk dikembangkan dan diterapkan, karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses kimiawi.

Penyerapan ion logam berat oleh sianobakteria dan mikroorganisme terdiri atas dua mekanisme yang melibatkan proses aktif uptake (biosorpsi) dan pasif uptake (bioakumulasi).

1. Proses aktif uptake

Proses ini juga dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup. Mekanisme ini secara simultan terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan sianobakteria, dan/atau akumulasi intraselular ion logam tersebut. Logam berat dapat juga diendapkan pada proses metabolisme dan ekresi sel pada tingkat kedua. Proses ini tergantung dari energi yang terkandung dan sensitivitasnya terhadap parameter yang berbeda seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya dan lainnya.

(9)

ditunjukkan oleh akumulasi kadmium pada dinding sel Ankistrodesmus dan Chlorella vulgaris yang mencapai sekitar 80 derajat dari total akumulasinya di dalam sel, sedangkan arsenik yang berikatan dengan dinding sel Chlorella vulgaris rata-rata 26 persen.

Untuk mendesain suatu proses pengolahan limbah yang mengandung ion logam berat dengan melibatkan sianobakteria relatif mudah dilakukan. Proses pertama, sianobakteria pilihan dimasukkan, ditumbuhkan dan selanjutnya dikontakkan dengan air yang tercemar ion logam berat tersebut. Proses pengontakkan dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang ditujukan agar sianobakteria berinteraksi dengan ion logam berat, selanjutnya biomassa sianobakteria ini dipisahkan dari cairan. Proses terakhir, biomassa sianobakteria yang terikat dengan ion logam berat diregenerasi untuk digunakan kembali atau kemudian dibuang ke lingkungan. Pemanfaatan sianobakteria untuk menanggulangi pencemaran logam berat merupakan hal yang sangat menarik dilakukan, baik oleh masyarakat, pemerintah maupun industri. Karena, sianobakteria merupakan organisme selular yang mudah dijumpai, mempunyai spektrum habitat sangat luas, dapat tumbuh dengan cepat dan tidak membutuhkan persyaratan tertentu untuk hidup, mudah dibudidayakan dalam sistem akuakultur.

2. Proses pasif uptake

(10)

BAB III

ANALISIS DATA KASUS PENCEMARAN AIR

Studi Kasus : “Pengaruh Pencemaran Kadmium Pada Air Sumur Untuk Minum dan Memasak Terhadap Kesehatan Wanita Di Desa Kecamatan Driyorejo, Gresik

Dekripsi Kasus

Efek kronis dari kadmium adalah menurunkan aktifitas antioksidan, seperti asam askorbat, vitamin E, sehingga terjadi penurunan konsentrasi peroksida lemak dalam darah.

Sungai Kali Tengah merupakan drainase alam yang mengalir di desa Bambe dan bermuara di sungai Surabaya, daerah ini merupakan tempat pembuangan limbah industri di sekitarnya. Di sekitar sungai Kali Tengah terdapat lebih dari 139 industri, dan lebih dari separuhnya merupakan industri yang mengolah dan memproduksi bahan logam berat yang sangat berpotensi menghasilkan limbah logam kadmium (Cd).

Dari kenyataan di atas, pencemaran yang terjadi di badan air sungai Kali Tengah oleh cadmium sangat berpotensi mencemari sumur-sumur di desa Bambe kecamatan Driyorejo Gresik; dan tentu saja hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan penduduk yang mengkonsumsi air sumur tersebut.

Penelitian dilakukan pada wanita (berumur 16-75 tahun, tidak bekerja di industri, tinggal di desa terpapar paling sedikit 3 tahun dan mengkonsumsi air sumur) dengan maksud paparan kadmium hanya terjadi melalui konsumsi air sumur. Sebagai kontrol dipilih responden dari desa Randegansari (desa yang tidak terpapar).

Pemeriksaan kadar kadmium dilakukan pada air sungai Kali Tengah yang diduga sebagai penyebab pencemaran air sumur di desa Bambe dan air sumur yang dikonsumsi wanita yang dijadikan responden. Pemeriksaan kadar kadmium darah, kadar hemoglobin, proteinuria dan keluhan subyektif pada wanita yang berumur 16 – 75 tahun, tidak bekerja di industri, lama tinggal di desa tersebut 3 tahun dan mengkonsumsi air sumur.

(11)

A. Tabulasi Data

1. Kadar Kadmium Dalam Darah

Tabel 1. Hubungan anatara Kadar Kadmium dalam Darah Wanita dengan Wanita yang Mengalami Keluhan di Desa Bambe dan Randeganasari

Kadar Kadmium dalam Darah Wanita

Keluhan Desa Bambe Desa Randegansari

(44,7 µg/l) (126,03 µg/l)

Sakit Waktu kencing 5 2

Air kencing keruh 16 10

Nyeri sendi/ tulang 9 7

Nyeri otot 16 10

Sering pusing 16 11

Mata kunang-kunang 11 8

Kulit kering/ gatal 3 2

Dari tabel di atas, diketahui bahwa kadar cadmium dalam darah wanita di desa Bambe yang mengalami keluhan subyektif terbanyak adalah air kencing keruh, nyeri otot, dan sering pusing yaitu sebanyak 16 orang, dan wanita yang mengalami keluhan paling sedikit yaitu kulit kering/gatal sebanyak 3 orang. Sedangkan cadmium dalam darah wanita di desa Randegansari, keluhan terbanyak yaitu sering pusing yaitu ada 11 orang dan yang paling sdikit keluhannya di desa Randegansari yaitu keluhan sakit waktu kencing dan kulit kering/ gatal sebanyak 2 orang.

Pembahasan

(12)

yang mengandung cadmium. Sedangkan wanita di desa Randegansari tidak mengkonsumsi air sumur sebab desa tersebut tidak terpapar oleh logam cadmium.

Selain itu, jumlah kadar cadmium dalam darah wanita sangat mempengaruhi keluhan-keluhan yang dialami oleh wanita yang ada pada kedua desa tersebut. Kadar cadmium dalam darah wanita di desa Bambe lebih tinggi (447,77 µg/l) dari pada kadar cadmium di desa Randegansari (126,03 µg/l), karena masyarakat di desa Bambe mengkonsumsi air sumur yang tercemar cadmium yang berasal dari sungai Kali Tengah, sedangkan sumur di desa Randegansari tidak tercemar cadmium itu sebabnya jumlah wanita yang mengalami keluhan subyektif di desa Bambe lebih banyak dari pada di desa Randegansari. Sungai kali tengah tercemar oleh cadmium yang berasal dari industry-industri yang ada disekitarnya.

2. Air Sumur

Grafik 1. Hubungan Antara Kadar Kadmium Dalam Air Sumur dengan Wanita yang Mengalami Keluhan di Desa Bambe dan Randeganasari

(13)

Randegansari paling banyak ada 11 wanita yang mengalami keluhan sering pusing, dan hanya ada 2 wanita yang mengalami keluhan sakit waktunkencing dan kulit kering/ gatal.

Pembahasan

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa dari setiap keluhan wanita, lebih banyak wanita di desa Bambe mengalami keluhan subyektif dari pada wanita di desa Randegansari. Hal ini disebabkan oleh wanita di desa Bambe mengkonsumsi air sumur yang mengandung cadmium. Sedangkan wanita di desa Randegansari tidak mengkonsumsi air sumur sebab desa tersebut tidak terpapar oleh logam cadmium. Dan terlihat bahwa jumlah cadmium pada air sumur yang ada di desa bambe lebih tinggi (46,73 µg/l) dari pada yang ada di desa Randegansari (7,93 µg/l).

Tingginya kadar cadmium dalam air sumur yang ada di desa Bambe disebabkan oleh rendahnya kualitas air sungai Kali Tengah sehingga mencemari sumur yang ada di desa Bambe. Sebab sungai Kali Tengah yang ada di Gresik ini dijadikan sebagai tempat pembuangan air limbah yang berasal dari 139 industri yang ada di sekitar kali tengah. Menurut Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gresik Nomor: 104 tahun 1989 tentang peruntukan air sungai di kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, yang menyatakan bahwa badan air sungai Kali Tengah termaksud golongan C yang digunakan untuk pertanian dan perikanan.

B. Grafik

(14)

Grafik 2. Proteinuria Wanita di Desa Bambe dan Randegansari

Pembahasan

Berdasarkan garafik di atas, wanita yang positif proteinuria di desa Bambe lebih banyak dari pada di Desa Randegansari. Hal ini dikarenakan rata-rata kadar kadmium darah wanita desa Bambe lebih besar dari pada rata-rata kadar kadmium darah wanita desa Randegansari, konsekuensi dari kenyataan ini adalah tingkat kerusakan sel glomerulus pada ginjal wanita desa Bambe lebih besar dari pada wanita Randegansari.

Keberadaan proteinuria pada urine menunjukkan adanya disfungi tubular ginjal. Hasil analisis statistik keberadaan proteinuria pada urine wanita desa Bambe dan Randegansari menunjukkan ada perbedaan, di mana urine wanita desa Bambe lebih banyak mengandung proteinuria dari pada urine wanita desa Randegansari.

(15)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kadmium adalah logam kebiruan yang lunak, termasuk golongan II B table berkala dengan konigurasi elekron [Kr] 4d105s2.Kadmiun merupakan racun bagi tubuh manusia.

Sifat Kadmium bisa berupa fisik maupun kimia. Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar.

Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng. Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang sudah terkontaminasi oleh logam berat.

Upaya penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan dengan menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif, electrodialysis dan reverse osmosis.

Jumlah kadar cadmium dalam darah wanita sangat mempengaruhi keluhan-keluhan yang dialami oleh wanita yang ada pada kedua desa tersebut.

Wanita yang positif proteinuria di desa Bambe lebih banyak dari pada di Desa Randegansari. Hal ini dikarenakan rata-rata kadar kadmium darah wanita desa Bambe lebih besar dari pada rata-rata kadar kadmium darah wanita desa Randegansari

C. SARAN

(16)

2. Kepada Masyarakat, untuk melakukan pengolahan pada air yang akan dikonsumsi agar air benar-benar layak untuk dikonsumsi dan tidak tercemar oleh bahan kimia logam, khususnya kadmium.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kadmium (Cd). [online] SMK NEGERI 3 MADIUN.Blog.spot

Anonim. 2010. Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat (Timbal,Cadmium,dan Tembaga) Di Perairan.[online] (http://www.duniakimiakita.co.cc)

Atdjas,Dorce. 2008. Dampak kadar Cadmium (Cd) dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis) Didaerah tambak muara karang telukT jakarta terhadap kesehatan manusia. Mahasiswa program pascasarjana ITS Fakultas Teknologi Kelautan Jurusan Teknik dan Menejemen Pantai Caton & wilkinson. Kimia anorganik dasar.jakarta: erlangga

Charlena. 2004. Pencemaran Logam Berat Timbal(Pb) dan Kadmium(Cd) Pada Sayur-sayuran. Falsafah Sain (PSL 702) Program Pascasarjana / S3 / Institut Pertanian Bogor

Indarto, Anita Wijaya. 2008. Study Kandungan Logam Berat Kadmium(Cd) Pada Kerang Hijau (Perna Viridis) Di Selat Madura. Published by Intertide Ecological Community-Laboratoriom ofEcology 2008 Department of Biology Institute of Technolgy Sepuluh Nopember

Purnomo, Dony. 2009. Logam Berat Sebagai Penyumbang Pencemaran Air Laut.[online] Dony Purnomo.blog.spot

Rahman,Aditya. 2006. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Beberapa Jenis Krustasea Di Pantai Batakan dan Takisung Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. BIOSCIENTIAE Volume 3, Nomor 2, Juli 2006, Halaman 93-101

Sutrisno, Budiyono. 2004. Pengaruh Pencemaran Kadmium Pada Air Sumur Untuk Minum Dan Memasak Terhadap Kesehatan Wanita Di Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Gresik. Kesehatan Lingkungan IndonesiaVol.3 No.1 Oktober 2004

Gambar

Tabel 1. Hubungan anatara Kadar Kadmium dalam Darah Wanita dengan Wanita
Grafik 1. Hubungan Antara Kadar Kadmium Dalam Air Sumur dengan Wanita
Grafik 2. Proteinuria Wanita di Desa Bambe dan Randegansari

Referensi

Dokumen terkait

Pengkondisian udara pada ruangan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan ruangan, atau prinsip mesin refrigeran adalah proses pengambilan panas dari

Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.. Bacaan Epistola : Roma

Pertimbangannya adalah pelajaran seni musik di SD Negeri Sinduadi I, walau- pun diampu oleh guru yang bukan ber- latar belakang pendidikan guru musik, namun dalam proses

Judul Tesis : Peningkatan Kualitas Proses Packing Permen Coklat di PT Batman Kencana dengan Pendekatan DMAIC Six Sigma.. Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wataa’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga dapat

Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Pada sistem terbuka merupakan sistem yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat kontribusi yang tidak signifikan supervisi pembelajaran pengawas terhadap kinerja mengajar (2) Terdapat kontribusi

mengelola pembelajaran. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, khususnya tingkat SMA/SMK di propinsi DKI Jakarta berbagai program untuk meningkatkan kualitas