• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Bahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Bahan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN BARANG BEKAS

SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN MAJALAH DINDING 3 DIMENSI

UNTUK SISWA SMP KELAS VII

This research is aimed to employ the used good as materials for three dimensional wall magazine media. In the world, every day produced used goods of human requirement. Used goods are increasing all the time and utilization of used goods are still less. In various sectors has tried to take advantage of used goods, including in education sector. In science learning, students are directed to creative and caring environment. So on the theme of global warming, the student is given a project to create three-dimensional wall magazine using used good. Accumulation of used goods will increase the production of emissions causing global warming. Making three dimensional wall magazine with used goods to reduce the accumulation of used goods. It is the application of scientific attitude creative and caring environment.

Keywords : wall magazine, three dimensional, used goods

1. Pendahuluan

(2)

(Landriany, 2014)

Pada materi Pemanasan Global, pembelajaran ipa dapat dilakukan dengan model pembelajaran berbasis proyek (PBL). Salah satu proyek yang dapat dilakukan yaitu pembuatan majalah dinding. Majalah dinding akan dibuat berbeda oleh siswa walaupun dengan satu tema yaitu pemanasan global tergantung kreativitas siswa. Pembuatan majalah dinding dapat melatih kreativitas siswa dalam memilih desain, warna dan sub tema dari materi tersebut. Majalah dinding 3 dimensi merupakan hasil inovasi dimana biasanya majalah dinding yang umum dibuat adalah majalah dinding 2 dimensi. Majalah dinding 3 dimensi akan lebih meningkatkan kreativitas siswa dibanding hanya sekedar membuat majalah dinding 2 dimensi. Dengan menggunakan majalah dinding 3 dimensi bahan dasar yang digunakan juga bisa bervariatif, salah satunya yaitu mengunakan barang bekas agar biaya produksi tidak terlalu mahal dan bisa memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat.. Pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih berarti dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, karena pengetahuan itu bermanfaat baginya untuk lebih mengapresiasi lingkungannya dengan memanfaatkan bahan bekas pakai, lebih memahami dan memecahkanmasalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. (Widiyatmoko & Pamelasari, 2012)

2. Majalah Dinding 3 Dimensi di Indonesia

(3)

memiliki informasi yang menunjang dari tema majalah dinding 3 dimensi tersebut. Nursito dalam Angga, Indriani, dan Sriasih (2014) mengemukakan beberapa manfaat majalah dinding, yaitu: sebagai media komunikasi, wadah kreativitas, menanamkan kebiasaan membaca, pengisi waktu, melatih kecerdasan berpikir, melatih berorganisasi, dan mendorong latihan menulis.

Penggunaan majalah dinding 3 dimensi dikembangkan dalam proses pembelajaran yaitu sebagai media pembelajaran. Selain itu majalah dinding 3 dimensi juga dipakai sebagai proyek yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan kreativitas. Sebagai proyek yang diberikan kepada siswa, majalah dinding 3 dimensi dibuat oleh siswa secara berkelompok dengan tema yang telah ditentukan oleh guru.

3. Kondisi Barang Bekas di Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “barang” diartikan sebagai benda umum (segala sesuatu yg berwujud atau berjasad). Sedangkan “bekas” memiliki arti sudah pernah dipakai. Jadi barang bekas yaitu suatu benda (segala sesuatu yang berwujud) yang sudah pernah dipakai. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Kementerian LH, 2008). Dalam ketentuan UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dinyatakan, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Berdasarkan atas zat pembentuknya (biologis dan kimia), sampah dibedakan menjadi sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah juga disebut sampah yang mudah membusuk (garbage) karena aktivitas mikroorganisme, seperti daun, batang dan ranting pohon, sisa sayur mayur, buah-buahan, kayu bekas bangunan, bangkai binatang, dsb. Sampah kering juga disebut sampah yang sulit membusuk (refuse). (Wardi, 2011)

Berikut ini adalah data barang bekas yang banyak terdapat di lingkungan masyarakat.

(4)

Dapat dilihat bahwa kota Jakarta dan bandung yang merupakan wilayah Indonesia memiliki barang bekas paling banyak dibandingkan barang bekas yang dimiliki oleh negara lain. Dan apabila kita lihat dari sisi Indonesia sendiri, data sampah padat yang masih dapat di daur ulang di Indonesia yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Komposisi sampah di beberapa wilayah di Indonesia ( % berat basah)

(5)
(6)

3.1 Pemanfaatan Barang Bekas untuk Majalah Dinding 3 Dimensi

Pemanfaatan bahan bekas pakai yang tersedia di lingkungan bisa dimaksimalkan sehingga dengan sendirinya siswa akan terlatih dalam menjaga dan mengkonservasi lingkungan. Barang-barang limbah rumah tangga dan bahan bekas pakai juga bisa dimanfaatkan. (Widiyatmoko & Pamelasari, 2012)

Barang bekas pakai ini termasuk sampah yang berdasarkan bentuknya. Sampah tersebut yaitu sampah padatan (solid), misalnya daun, kertas, karton, kaleng, plastik dan logam, dll. Dan untuk dapat digunakan menjadi bahan yang memiliki nilai dan bermanfaat maka perlu adanya daur ulang. Menurut Sudarman (2010) Daur ulang adalah salah satu cara yang digunakan untuk meminimalkan jumlah sampah yang ada untuk meningkatkan nilai ekonomisnya menjadi barang-barang yang berguna. Daur ulang merupakan proses untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Sedangkan menurut Wardi (2011) Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik.

Contoh barang bekas yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan sebagai majalah dinding 3 dimensi yaitu sebagai berikut:

1. Kertas

a) Sampah kertas dapat diolah menjadi bubur kertas kemudian dibuat menjadi sesuatu yang baru untuk media pembelajaran seperti bukit ataupun tebing sesuai kebutuhan.

b) Sampah kertas yang masih baik dapat langsung dimanfaatkan untuk membuat barang keperluan baru seperti untuk menulis atau menyampuli suatu benda. c) Sampah kertas dapat diolah sedemikian rupa dengan keterampilan khusus

dibuat berbagai bentuk barang sederhana sebagai media pembelajaran 2. Kaos kaki bekas

Kaos kaki bekas dapat dibentuk dan dihiasi sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk boneka untuk sandiwara boneka atau bentuk lain yang dibutuhkan.

3. Magnet

(7)

b) Membuat magnet buatan dengan mengkombinasikannya dengan peralatan lain yang bersifat logam, atau dapat dibuat dengan menghantarkan arus listrik ke sebuah logam.

4. Kayu

a) Tripleks merupakan jenis kayu yang tipis. Tripleks dapat digunakan sebagai dasar dari majalah dinding 3 dimensi.

b) Kayu balok dapat digunakan untuk melengkapi dan menghiasi majalah dinding 3 dimensi.

5. Botol

a) Botol plastik dapat dimanfaatkan untuk bahan majalah dinding 3 dimensi seperti, dibuat replica rumah kaca atau lainnya.

b) Botol kaca dapat dimanfaatkan menjadi bahan majalah dinding 3 dimensi sesuai kebutuhan dan kreativitas siswa.

Selain barang-barang yang telah disebutkan diatas, masih banyak barang bekas pakai yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan majalah dinding 3 dimensi. Semua jenis barang bekas pakai padat bisa digunakan sebagai bahan pembuatan majalah dinding 3 dimensi sesuai dengan kebutuhan pembuatnya.

4. Manfaat Majalah Dinding 3 Dimensi dalam Pembelajaran

Pembelajaran menulis dengan media majalah dinding di sekolah dapat dianggap sangat efektif dan efisien. Para peserta didik tidak merasa tertekan dan terpaksa dalam melakukan aktivitas menulis, akan tetapi menumbuhkan rasa senang. Dalam hal ini, pada dasarnya tidak ada pembelajaran yang sulit bagi peserta didik, jika dalam proses pembelajarannya dianggap sesuatu yang menyenangkan. Maka, jika belajar dengan merasa nyaman dan menyenangkan, yang terjadi adalah lahirnya kreativitas dari dalam diri para peserta didik. (Rusdi, 2014). Pembuatan majalah dinding 3 dimensi dapat menanamkan nilai karakter seperti pendapat dari Angga et al. (2014) bahwa terdapat delapan belas karakter yang ditanamkan melalui pembuatan majalah dinding diantaranya: Religius, Jujur,Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab.

(8)

sikap peduli lingkungan. Dengan mendaur ulang barang bekas maka sampah di dunia akan semakin sedikit dan mengurangi emisi gas penyebab rumah kaca. Sudarman (2010) menyatakan bahwa “Sampah memiliki potensi untuk memberi sumbangan terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca, peristiwa ini terjadi pada penumpukan sampah tanpa diolah yang melepaskan gas metan/methane (CH4). Sampah yang dibakar juga menghasilkan gas CO2 (karbondioksida). Gas CH4 memiliki potensi merusak 20 kali lebih besar dari gas CO2.” Dari hal tersebut pembuatan majalah dinding tiga dimensi akan mengajarkan kepada siswa sikap kepedulian lingkungan. Seperti pendapat dari Taufiq, Dewi, & Widiyatmoko (2014) Ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar IPA dengan sikap peduli lingkungan siswa. Semakin tinggi hasil belajar siswa maka sikap siswa akan lebih positif. Dengan kata lain pemahaman kognitif siswa tentang lingkungan hidup besar pengaruhnya terhadap sikap peduli lingkungan.

5. Simpulan

Berdasarkan paparan yang telah disampaikan maka dapat disimpukan sebagai berikut:

1) Dalam pembelajaran ipa pada tema pemanasan global dapat diterapkan dengan model PBL dimana siswa dituntut untuk membuat majalah dinding 3 dimensi. 2) Majalah dinding yang biasanya hanya dibuat dalam bentuk 2 dimensi dapat

diinovasi menjadi majalah dinding 3 dimensi.

3) Penggunaan barang bekas pakai dapat digunakan sebagai bahan pembuatan majalah dinding 3 dimensi

6. Daftar Pustaka

Angga, P.A.C., Indriani, M.S.I., & Sriasih, S.A.P. (2014). Nilai-Nilai Karakter Bangsa dalam Tulisan Siswa pada Majalah Dinding di SMP Negeri 1 Seririt. e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2, 2(1).

Christianna, A. (2013). Pelatihan Perancangan Alat Permainan Edukatif (APE) Berbasis Bahan Bekas untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Se-Siwalankerto Surabaya. Journal of Service Learning, 1(1), 7-13.

Landriany, E. (2011). Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 2(1), 82-88.

Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 8(1).

(9)

(2010). Advances of Air Pollution Science: From Forest Decline to Multiple-Stress Effects On Forest Ecosystem Services. Journal Enviromental Pollution, 158, 1986-1989.

Pires, A., Martinho, G., & Chang, N.B. (2011). Solid waste management in European countries: A review of systems analysis techniques. Journal of Environmental Management, 92, 1033-1050.

Rahayu, E., Susanto, H., & Yulianti, D. (2011). Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Ketrampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7, 106-110.

Rusdi, A. (2014). Kreativitas Peserta Didik SMPN 3 Sumenep dalam Menulis Buku Harian Melalui Media Majalah Dinding. Jurnal Pelopor Pendidikan, 6(2). Sudarman. (2010). Meminimalkan Daya Dukung Sampah Terhadap Pemanasan Global.

Jurnal Profesional, 8(1).

Sudarwanto, S. (2010). Peran Strategis Perempuan dalam Pengelolaan Limbah Padat Bernilai Ekonomi. Jurnal ekosains, 2(1).

Taufiq M., Dewi N.R., & Widiyatmoko A. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2), 140-145.

Wardi, I.N. (2011). Pengelolaan Sampah Berbasis Sosial Budaya: Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan di Bali. Jurnal Bumi Lestari, 11(1), 167-177.

Widiyatmoko, A., & Pamelasari S.D. (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,1(1), 51-56.

Gambar

Tabel 2. Komposisi sampah di beberapa wilayah di Indonesia ( % berat basah)

Referensi

Dokumen terkait

Sesu;;r derrgan kull<r-tlun'i Jurusan -teknik Elektro Proqrarl Studr Teknik Lrstrrk pada Politeknik Negel Srrwrlaya l-aporan Akhrr merupakan nrata kL.rliah walib

3 Memahami konsep dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan mendiskripsikan, mengidentifikasi pengertian, ciri, manfaat dan contoh perilaku yang

Penelitian kandungan dan komposisi isotop alam dari berbagai sumber air seperti air sumur, air hujan, dan air permukaan yang terdapat di daerah pantai selatan Yogyakarta telah dapat

Terima kasih atas bimbingan dan dukungannya selama pengerjaan skripsi ini dan selama penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Problem Based Learning Innovation: Using Problems to Power Learning in 21 st Century.. Singapore:

Hipotesis 1 Terdapat Peningkatan Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pesawat Sederhana di Kelas V dengan Mengunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

ENGLISH EDUCATIONSTUDY PROGRAM SCHOOL OF POSTGRADUATE STUDIES UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Pernyataan – pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuesioner baru untuk pengumpulan data