• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASJID AL IRSYAD SATYA DI KOTA BARU PARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MASJID AL IRSYAD SATYA DI KOTA BARU PARA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MASJID AL IRSYAD SATYA DI KOTA BARU

PARAHYANGAN

DAN SELASAR SUNARYO ART SPACE DI

BANDUNG

Mata Kuliah Filsafat Seni

Nama : Melida Atifa Rachmawati

NIM : 1211869023

(2)

Fakultas Seni Rupa

(3)

MASJID AL IRSYAD SATYA

Di Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, ada sebuah masjid kebanggaan. Masjid ini berhasil

menarik perhatian masyarakat dan para wisatawan mancanegara. Masjid dengan desain unik dan menarik ini diberi nama Masjid Al-Irsyad, karya arsitek kenamaan Ridwan Kamil.

Masjid Al-Irsyad terletak di sebelah Al-Irsyad Satya Islamic School yang berafiliasi dengan Al Irsyad Singapore. Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 1 Ha dengan luas bangunan masjid 1700 m2 dan luas selasar 800

m2 diharapkan dapat menampung sekitar 1500 jamaah. Arsitek masjid

tersebut, Ridwan Kamil, menyebutkan bahwa desain masjid tersebut kaya akan filosofi keagamaan. Ide masjid tersebut terinspirasi oleh Ka'bah yang ada di Masjidil Haram, dengan bentuk kubus sederhana namun memiliki kesan atau impresi yang kuat dan mendalam.

Masjid Al-Irsyad mulai dibangun pada 7 September 2009 dan diresmikan pada 17 Ramadhan 1431 Hijriah tepatnya 27 Agustus 2010 silam. Bapak Sanusi Tanawi, Presiden Direktur Kota Baru Parahyangan, dalam sambutannya mengatakan bahwa masjid tersebut dibangun untuk menampung kebutuhan spiritual, pendidikan dan juga kebutuhan sosial warga. Khususnya umat Muslim Kota Baru Parahyangan dan masyarakat sekitarnya. Dengan pembangunan masjid tersebut diharapkan Kota Baru Parahnyangan juga dapat tumbuh, berkembang dan terus berusaha memenuhi fungsinya sebagai Kota Mandiri Berwawasan Pendidikan.

(4)

Penghargaan yang diraih

National Frame Building Association memilih Masjid Al-Irsyad, di Kota Baru Parahyangan, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat (KBB), menjadi satu-satunya bangunan tempat peribadatan di Asia yang masuk ke dalam 5 besar “Building of The Year 2010. Perhelatan akbar dari para arsitek seluruh dunia ini, menempatkan Masjid Al-Irsyad masuk dalam kategori religious architecture.

Hal yang lebih membanggakan lagi, masjid berbentuk kotak ini menjadi satu-satunya tempat peribadatan di luar gereja. Tempat

peribadatan lainnya San Josemaria Escriva Church dari Meksiko, Tampa Covenant Church dari Amerika Serikat, Kuokkaia Church dari Finlandia, dan Parish Church of St. Luke The Eva dari Prancis.

Terpilihnya Masjid Al-Irsyad lewat polling di internet di situs ArchDaily.com untuk kategori rumah ibadah. ArchDaily adalah situs

publikasi arsitektur terpopuler dan berada di peringkat teratas versi Alexa Global Internet Traffic. Situs yang dikelola praktisi arsitektur dan media ini mulai beroperasi sejak 2008.

Kesuksesannya berasal dari seleksi yang ketat dalam memilih karya yang layak dimuat. Sekitar 15 ribu karya arsitektur mencoba masuk ke ArchDaily setiap tahun. Masjid Al-Irsyad tampil di antara 2.000 karya yang berhasil masuk. Sekelompok kurator kemudian menyeleksi sekitar 2.000 karya tersebut untuk masuk dalam 14 kategori Building of the Year 2010. Setiap kategori terdiri atas lima karya arsitektur.

Setelah memilih 70 desain arsitektur terbaik, keputusan akhir diserahkan kepada pilihan pembacanya. Pengelola situs mengeluarkan hasil voting pada 15 Februari dan kepopuleran Masjid Al-Irsyad dikalahkan Gereja Tampa Covenant, Florida, Amerika Serikat. “Tidak jadi masalah tidak menang,” kata Ridwan Kamil sang arsitek. “Masuk nominasi saja sebuah prestasi buat saya.”

Lalu, apa yang membuat Masjid Al Irsyad, yang artinya tempat pendidikan, ini berhasil menyisihkan puluhan, bahkan mungkin ratusan tempat peribadatan lainnya?

(5)

Bentuknya kotak atau kubus dengan warna dasar keabu-abuan. Namun setelah masuk ke dalam masjid, kita akan merasakan sebuah kesejukan yang biasa ditemui di masjid-masjid.

Ornamen di dalam masjidnya sederhana, tapi bisa dikatakan luar biasa. Dikatakan luar biasa karena arsitekturnya relatif sederhana. Tapi justru di situlah keunikannya, sederhana tapi memiliki daya magis yang luar biasa.

Ketua DKM Masjid Al Irsyad, Adang Suryana memperkirakan, keunikan arsitekturlah yang membuat Masjid Al Irsyad berhasil masuk 5 besar. Kekuatan Masjid Al Irsyad dari simbol-simbol yang digambarkan, mulai dari halaman masjid sampai bangunannya.

Menurutnya, lansekap berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan masjid, terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Kabah. “Bangunan masjid berbentuk kotak itulah yang terinspirasi dari bentuk Kabah yang sederhana. Meski sederhana tapi mengandung makna yang sangat dalam,” kata Adang.

Dinding bangunan masjid bertuliskan dua kalimat syahadat dalam bentuk kaligrafi 3 dimensional raksasa, yang tersusun rapi dari bata berlubang. Dari sela-sela lubang itulah berembus angin dan cahaya matahari. Meski bangunan masjidnya hanya memiliki luas sekitar 1.100 meter persegi dengan daya tampung sekitar 1.500 jemaah, namun memiliki 99 buah lampu yang bertuliskan 99 nama suci Allah SWT atau Asmaul Husna.

Pada malam hari, jika semua lampu itu menyala akan terlihat kemegahannya. Keunikan arsitektur lainnya terletak pada bentuk

mihrabnya. Berbeda dengan mihrab masjid pada umumnya yang tertutup rapat oleh dinding bangunan masjid, di Masjid Al Irsyad, mihrabnya

dibiarkan terbuka, sehingga nuansa alam pegunungan yang hijau terlihat jelas.

Satu lagi keunikannya, mimbar khatibnya dirancang di atas air jernih yang dihiasai ikan berwarna-warni. Tepat di atas air berdiri bola besar, yang bertuliskan kaligrafi Allah SWT.

(6)

Masjid Al Irsyad berdiri di atas lahan 1.100 meter persegi, dengan luas tanah keseluruhan 1 hektare lebih. Berkat keunikan bangunannya itu, jamaah yang datang tidak didominasi warga Bandung dan sekitarnya, tapi juga dari Jakarta, luar Pulau Jawa, bahkan sampai mancanegara.

“Turis asal Malaysia sempat datang ke Masjid Al Irsyad. Para turis ini sempat

menyatakan kekagumannya atas bentuk arsitektur bangunan Masjid Al Irsyad. Banyaknya orang luar Bandung yang

datang secara tidak langsung menjadikan Masjid Al Irsyad sebagai salah satu tempat wisata religi baru,” ungkap Adang Suryana.

Masjid Al Irsyad mulai dibangun 7 September 2009 dan selesai 27 Agustus 2010. Bentuk bangunan berupa kotak atau kubus ini merupakan buah karya Ridwan Kamil, salah seorang arsitek ternama di Indonesia. Imam terkenal yang sering menjadi imam masjid antara lain Ustaz

Muhamad Suhud seorang Al-Hafiz (penghafal Alquran), dan Ustaz Mutakin Kirman, Lc.

Arsitektur dan Interior Masjid

Desain masjid dirancang mirip Kakbah. Warna dasarnya abu-abu. Penataan batu bata pada keseluruhan dinding terlihat sangat

mengagumkan. Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata solid. Pembangunan masjid ini diarsiteki oleh Ridwan Kamil. Dia menciptakan desain unik sebuah masjid yang memanfaatkan sinar

matahari. Pembangunan masjid menghabiskan dana sebesar Rp 7 miliar. Desain arah kiblat dibuat terbuka dengan pemandangan alam. Saat senja, semburat matahari akan masuk dari bagian depan masjid yang tak

berdinding itu.

(7)

melekat pada tiga sisi bangunan dalam bentuk susunan batu bata, yang dirancang sebagai kaligrafi tiga dimensi raksasa.

Masjid ini mempunyai luas 1.871 meter persegi hanya memiliki tiga warna yaitu putih, hitam, dan abu-abu. Susunan tiga warna tersebut

menjadikan tampil lebih cantik, modern, simpel namun tetap elegan dan enak dipandang mata.

Di dalam interior masjid, Sebuah suasana yang menyejukkan dihadirkan saat memasuki bangunan dan pengunjung dapat melihat ornamen-ornamen di dalamanya. Arsitektur yang relatif sederhana,

dengan ornamen yang sederhana, membuat kehadiran Masjid ini menjadi sungguh luar biasa. Interior bagian dalam masjid menggunakan lampu sejumlah 99 buah. Angka 99 ini merupakan simbol 99 nama suci Allah SWT atau Asmaul Husna. Penggunaan sejumlah 99 buah lampu ini juga menjadi simbol bermakna khusus, bagi umat Islam yang beribadah salat dan berdoa di dalam masjid ini, Insya Allah mendapatkan berkah dan hidayah dari semua kebaikan 99 nama Allah SWT.

Celah-celah angin pada empat sisi dinding menjadikan sirkulasi udara di ruang masjid begitu baik, sehingga tidak terasa gerah atau panas meski tak dipasangi AC atau kipas angin. Di Bagian imam sengaja tanpa dinding artinya menggambarkan bahwa setiap makhluk yang salat dia akan menghadap Allah.

Lanskap dan ruang terbuka, sengaja dirancang berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan masjid. Lingkaran-lingkaran yang mengelilingi masjid itu terinspirasi dari konsep tawaf yang

mengelilingi Kakbah.

Ruang salat di masjid yang mampu menampung sekitar 1.500 orang jemaah ini tidaklah memiliki tiang atau pilar di tengah sehingga terasa begitu luas. Hanya empat sisi dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya. Bentuk mihrab di masjid ini dirancang sebagai tempat menghadap Allah dengan konsep “keindahan alam dan kebesaran Allah”.

(8)

terinspirasi konsep tawaf yang mengelilingi Kabah,” katanya. Setiap hari masjid ini tak hanya dikunjungi oleh masyarakat di sekitar Bandung, juga dari seluruh nusantara. Bahkan, ribuan orang dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Timur Tengah, Belanda, Australia dan beberapa negara Eropa lainnya rela jauh-jauh untuk melihat keunikan dan desain futuristik Masjid Al-Irsyad ini. Masjid ini menjadi tujuan studi para mahasiswa arsitektur di seluruh dunia karena masjid ini penuh dengan konsep arsitektur kelas dunia.

Masjid Al-Irsyad ini menjadi sebuah ikon baru di kawasan Kota Baru Parahyangan. Sebuah pesan penting disampaikan dari tema arsitekturnya, oleh 2 kalimat syahadat yang dijadikan kekuatan bangunan Masjid ini. Bentuk susunan bata pada dinding sisi bangunan dirancang khusus berbentuk kaligrafi 3 dimensi berukuran raksasa.

Disaat waktu magrib datang, cahaya-cahaya yang keluar dari

dalam Masjid Al-Irsyad ini akan keluar melalui lubang-lubang dinding yang membentuk kaligrafi kalimat syahadat yang indah. Kaligrafi ini merupakan wujud dari kaligrafi cahaya yang menakjubkan.

Umat Islam mengenal bangunan Kabah di Mekah, sebuah

bangunan yang bentuknya seperti kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah, yang merupakan bangunan monumen suci bagi kaum umat Islam seluruh dunia. Kabah juga merupakan patokan arah kiblat atau arah patokan saat melaksanakan ibadah shalat.

Konsep tata letak masjid Al-Irsyad ini mendapatkan inspirasi konsep Tawaf yang mengelilingi Kabah. Karenanya lansekap dan ruang terbuka dirancang berbentuk garis-garis melingkar mengelilingi masjid. Konsep desain bangunan masjid sendiri menyimbolkan Kabah, yang merupakan bangunan paling suci bagi umat Islam. Bentuk Kabah mendekati bentuk kubus sederhana. Karenanya, bentuk masjid ini pun menghadirkan aura makna religi yang mendalam.

(9)

Kebesaran alam yang dilukiskan di area Mihrab ini merupakan simbol agar sebagai manusia, hendaknya dapat selalu rendah hati dengan melihat begitu megahnya kebesaran alam. Sehingga manusia juga akan dapat bersyukur dan selalu berkomunikasi dengan Tuhannya. Sedangkan pada pada bagian mimbar Khatib, ditempatkan diatas air dengan diletakkan bola berukuran besar, dengan tulisan kaligrafi Allah SWT.

Satu hal yang ingin diungkapkan oleh disain masjid tersebut adalah berusaha memanggil orang untuk beribadah di dalamnya, terutama di saat maghrib hingga malam hari dengan kalimat syahadat yang muncul pada dinding bagian luar masjid sebagai efek dari cahaya lampu dari dalam masjid yang terpancar melalui lubang-lubang pada dinding masjid tersebut.

Arsitektur Masjid

Pada awal perkembangan peradaban Islam lebih berkonsentrasi pada pengaturan perilaku ketimbang membuat bentuk lambang-lambang. Muhammad ketika diangkat sebagai rasul tidak dibekali dengan sebuah cetak biru bangunan masjid atau gambar benda-benda perlambang dan sejenisnya. Namun ketika kebudayaan Islam mulai menyusun bentuknya, seirama dengan itu sejumlah lambang mulai diposisikan, baik yang

berasal dari bentuk pinjaman maupun orisinal. Bentuk-bentuk lengkung, kubah menjadi bagian dari corak Islam, ketika Islam menjadi pewaris sah dari budaya agung : Byzantium, Mesir, Persia, dan India.

Pengertian Masjid

(10)

ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.

Arsitektur masjid mencitrakan ketundukan dan keteraturan yang menyelaraskan kehidupan sesama manusia maupun dengan Sang Khaliq. Shalat merupakan kegiatan pertama yang diwadahinya. Baik itu bersendiri atau berjamaah, ketika melaksanakan shalat seseorang sedang berdialog pasrah kepada Sang Pencipta maupun terhubung sesamanya.

Unsur-unsur Fisik Masjid

Arsitektur Masjid yang terdiri dari elemen-elemen arsitekturalnya: denah, pilar, mihrab, kubah, minaret, muqarnas, sampai ke hiasan

kaligrafinya, secara keseluruhan menyatu membentuk “kalimat” yang berperan mengantar masuk menuju realitas tertinggi bagi kehidupan spiritual. Namun arah kiblat dan posisi imam serta makmum adalah pokok utama yang harus terpenuhi. Unsur lain seperti tempat wudhu, minaret, mimbar, adalah kelengkapan sekunder saja bukan yang wajib harus diadakan. Karena dalam sunnah Rasul memang tercatat betapa di

masjidnya terdapat sebuah sumur ditengah-tengah halaman yang menjadi tempat para jamaah datang melaksanakan wudhu. Juga Rasul pernah memerintahkan agar sahabat Bilal mengambil posisi yang tinggi di salah satu bagian dinding pembatas masjid untuk menyerukan panggilan azan.

Demikian juga, mimbar pun datang menyusul kemudian ketika para jamaah merasa perlu agar Rasul berada di posisi sedikit lebih tinggi ketika sedang berdakwah di dalam masjid supaya mereka yang kebagian tempat duduk di belakang dapat lebih jelas bertatap wajah. Jadi kedudukan hokum benda-benda tersebut sebatas sunah saja.

Apabila kubah, kaligrafi, muqarnas, maksura, semuanya tidak ada dalam tampilan arsitektur masjid, tidak akan berpengaruh terhadap syarat sah atau tidaknya shalat berjamaah. Kedudukan hukum lebih ringan lagi, di posisi mubah : boleh ada, tapi bukan keharusan. Doktrin ibadah Islam, shalat, sangat luwes dan sangat minimal mensyaratkan penyediaan fasilitasnya.

Namun ketika diposisikan sebagai lambang, bidang-bidang

(11)

bujur sangkar maupun lingkaran yang mengusung konsep spiritual

matematikanya. Garis dan bilangan yang terkandung di dalamnya bukan sekedar menunjukan dimensi kuantitatifnya. Namun, merupakan jabaran dari keberagaman yang terhubung sekaligus pada aspek kualitatif,

mengumandangkan pesan sesuatu. Sebuah panduan unsur-unsur yang bersatu menciptakan keselarasan dan keindahan.

Ruang dalam Masjid

Ruang dalam adalah ruang yang tak dapat ditampilkan secara lengkap dalam bentuk apapun dan hanya dapat dipahami dan dirasakan melalui pengalaman langsung. Memahami ruang, mengetahui bagaimana melihatnya, merupakan pengalaman tersendiri bagi manusia.

Manusia dengan segala kelengkapan fisik dan psikis

memungkinkannya untuk menanggapi, merespon berbagai macam bentuk dan pengolahan ruang, serta pengaruhnya terhadap intelektual maupun emosional mereka.

Implementasi pengalaman ruang dalam pada fasilitas ibadah dominan menggunakan variabel pencahayaan dan skala ruang, penggabungan dua hal tersebut dengan didukung variable lainnya memberikan suasana spiritual dan skala ruang yang demikian besar sehingga manusia merasa kecil dihadapan Tuhan. Variabel pencahayaan dan skala ruang masih tetap dominan pada interior fasilitas ibadah mesjid. Pendaran yang dibiaskan lampu-lampu memberikan kesan spiritual, juga berfungsi mengembalikan skala manusia dibangunan yang besar dan luas.

Tata ruang dalam arsitektur masjid mencitrakan tata hubungan kerundukan dan keteraturan yang menyeselaraskan kehidupan dengan sesama manusia dan juga dengan Sang Pencipta. Orientasi kesatu titik, kiblat adalah citra ketundukan semesta kepada Yang Satu. Citra hierarki tata ruang abadi, tempat kedudukan jiwa suci di dalamnya. Masjid

merupakan pintu memasuki proses perubahan keadaan menuju jiwa yang suci.

(12)

Pendekatan perilaku, menekankan pada keterkaitan yang dialektik antara ruang dengan manusia dan masyarakat yang memanfaatkan atau menghuni ruang tersebut. Pendekatan ini menekankan perlunya

memahami perilaku manusia atau masyarakat yang berbeda-beda di setiap daerah dalam memanfaatkan ruang. Pendekatan ini melihat bahwa aspek-aspek norma, kultur, psikologi masyarakat yang berbeda akan menghasilkan konsep dan wujud ruang yang berbeda. Karena

penekanannya lebih pada interaksi antar manusia dan ruang. Pendekatan perilaku menekankan bahwa manusia merupakan makhluk berpikir yang mempunyai persepsi dan keputusan dalam interaksinya dengan

lingkungan.

Didalam interaksinya, pendekatan perilaku memperkenalkan apa yang disebut sebagai proses kognitif yakni proses mental dimana orang mendapatkan, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuannya untuk memberi arti dan makna terhadap ruang yang digunakannya.

Persepsi tentang Lingkungan

Persepsi lingkungan atau enviromental perception adalah

interprestasi tentang suatu seting oleh individu, didasarkan latar belakang budaya, nalar, dan pengalaman individu tersebut. Setiap individu, dengan demikian akan mempunyai persepsi lingkungan yang berbeda, karena latar belakang budaya, nalar serta pengalamannya berbeda. Akan tetapi, dimungkinkan pula beberapa kelompok individu mempunyai

kecenderungan persepsi lingkungan yang sama atau mirip, karena kemiripan latar belakang budaya, nalar serta pengalamanya. Di dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku, konsep ini menjadi sangat dominan, oleh karena kajian arsitektur lingkungan dan perilaku justru menekankan pada ragam dan kesamaan environmental perception beberapa individu atau beberapa kelompok individu.

(13)

menggambarkan bagaimana suatu lingkungan dipersepsikan oleh kelompok di dalam sistem tersebut (bagaimana suatu kelompok mempersepsikan lingkungannya). Sementara etic adalah bagaimana pengamat atau outsider (misalnya perancang) mempersepsikan lingkungan yang sama.

Masalah emic dann etic ini menjadi penting, karena kita akan berhadapan dengan suatu pandangan subjektif yang berbeda tentang suatu lingkungan yang sama. Dengan pandangan yang berbeda ini kita akan mempersepsikan perkampungan kumuh (slums), kesumpekan (crowding), tekanan lingkungan (environment mental pressures), ruang privat dan ruang publik, ruang profane dan sakral secara berbeda. Setiap orang atau kelompok masyarakat juga akan mempunyai persepsi yang berbeda tentang lingkungan yang baik, standard minimal lingkungan. Bagi arsitek, perbendaharaan tentang persepsi orang ini akan menjadi sangat penting, karena mereka mempunyai peran untuk menciptakan suatu lingkungan yang seoptimal mungkin dengan persepsi lingkungan orang atau masyarakat yang akan menggunakan lingkungan tersebut.

Image (Citra)

Enviromental Cognition (Kondisi Lingkungan) à Image (Citra) ß à Schemata (Skemata) Kondisi lingkungan atau environmental cognition adalah suatu proses memahami (knowing, understanding) dan memberi arti (meaning) terhadap lingkungan. Proses ini dalam kajian arsitektur lingkungan dianggap penting karena merupakan suatu proses yang menjelaskan mekanisme hubungan antara manusia dan lingkungannya. Dijelaskan oleh Rapoport (1977) bahwa konsep kognisi lingkungan

dikembangkan oleh para ahli psikologi dan antropologi. Para psikolog, mengartikan kognisi lingkungan lebih sebagai proses mengetahui dan memahami (knowing and understanding) lingkungan oleh manusia.

Sementara antropolog lebih melihatnya sebagai proses pemberian arti atau makna terhadap suatu lingkungan. Manusia sebagai makhluk yang berasio dan berbudaya selalu berupaya untuk menstrukturkan,

memahami dan memberi makna terhadap lingkungan di sekitarnya. Proses kognisi lingkungan ini penting dikarenakan ketika manusia ingin

(14)

dan menentukan produk dari lingkungan yang akan diciptakan. Kognisi lingkungan, sebagaimana dikatakan Rapoport, ditentukan oleh tiga faktor yaitu; organistic, environmental, dan kultural. Ketiganya saling berinteraksi mempengaruhi proses kognisi seseorang. Dimungkinkan bahwa satu

faktor lebih berperan daripada faktor lainnya, akan tetapi setiap faktor harus terlibat dalam kognisi lingkungan ini.

Di dalam proses kognisi ini struktur dan rangkuman subjektif

pengetahuan, pemahaman, dan pemaknaan terhadap lingkungan disebut sebagai schemata. Dengan kata lain schemata, diartikan sebagai kerangka dasar dimana rangkuman pengalaman terhadap lingkungan baik yang pernah dialami maupun yang sedang dialami terkonstruksikan. Schemata sering juga diartikan sebagai proses coding (pengkodean) yang

memungkinkan individu menyerap, memahami dan mengartikan lingkungan tempat ia sedang berinteraksi.

Kognisi yang bersifat abstrak dapat diproyeksikan secara spasial, dan di dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku disebut peta mental. Peta mental atau sering juga disebut sebagai cognitive maps didefinisikan sebagai pandangan spasial yang spesifik terhadap suatu lingkungan dan berpengaruh terhadap pola perilaku seseorang. Oleh karena peta mental ini dipengaruhi oleh faktor organismic, environmental, dan kultural, maka setiap orang akan memiliki peta mental yang berbeda-beda terhadap suatu lingkungan yang sama.

Image / citra didapat dari suatu tempat atau benda yang menonjol dalam sebagian peta mental seseorang . Seseorang tidak dapat

membentuk peta mental yang jelas bila di suatu area terpresentasikan imagenya dengan baik apabila penghuninya mampu membentuk peta mental yang jelas terhadap tempat tersebut, yaitu jika mendapatkan unsur-unsur simbolik yang menonjol.

Pemahaman Lingkungan

(15)

belakang pendidikan, kultur, serta pengalamannya. Proses ini meghasilkan apa yang disebut lingkungan yang terkognisikan pada tahap awal atau kognisi sementara. Kognisi sementara ini kemudian di tes dengan informasi yang muncul dari lingkungna lain, serta pengalaman yang berkembang dari orang tersebut. Hasilnya merupakan kognisi baru

terhadap kognisi sementara yang telah muncul sebelumnya.kognisi baru ini yang kemudian mempengaruhi pola perilaku seseorang. Secara

berputar, perilaku ini kemudian, kembali berpengaruh terhadap proses kognisi orang tersebut terhadap lingkungan baru yang ia kunjungi atau tempati.

Pemahaman lingkungan bersifat tidak saja subjektif akan tetapi juga dinamis. Persoalan ini menjadi isu yang sangat menarik sekaligus memusingkan para perencana dan arsitek. Disatu sisi, perancah atau arsitek harus menciptakan suatu lingkungan yang sesuai dengan persepsi dan keinginan. Namun di sisi lain persepsi dan preference klient itu sendiri sesuatu yang seringkali berubah atau berkembang.

Adapun unsur-unsur yang berpengaruh terhadap proses pembentuk persepsi lingkungan yang subjektif :

· Tingkat kompleksitas unsur atau objek (level of complexity)

· Urban grain dan texsture. · Skala, tinggi, dan kepadatan bangunan.

· Warna, material, detail · Manusia : bahasanya, cara berpakaian,

· Tanda-tanda dan Tingkat aktivitas · Pemanfaatan ruang

· Tingkat kebisingan dan penerangan,

· Unsur alami, Bau dan kebersihan

Masing-masing unsur akan secara keseluruhan mempengaruhi proses pengartian, pemahaman, serta preferensi seseorang terhadap suatu lingkungan. Tugas arsitek dan perencana kota adalah menyusun keseluruhan unsur tersebut secara optimal, agar semakin banyak orang dapat memahami, mengartikan, dan menyenangi lingkungan tersebut.

(16)

Keseluruhan proses pemahaman lingkungan, pada akhirnya akan menghasilkan apa yang disebut sebagai persepsi mengenai kualitas lingkungan. Konsep ini sangat penting dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku, terutama karena tujuan utama kajian arsitektur lingkungan dan perilaku adalah untuk mencapai secara optimal kualitas lingkungan yang baik. Kualitas lingkungan, didefinisikan secara umum sebagai suatu lingkungan yang memenuhi preferensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang.

Definisi ini menegaskan bahwa dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku, kualitas lingkungan seyogyanya dipahami secara subjektif, yakni dikaitkan dengan aspek psikologis dan sosio kultural masyarakat yang menghuni suatu lingkungan. Pandangan ini menyempurnakan

pandangan sebelumnya, yang cenderung mengartikan kualitas lingkungan dari aspek fisik dan bio-kimia saja (terutama menyangkut aspek

kebersihan).

Subjektifitas mengenai kualitas lingkungan ini harus dipahami oleh arsitek dan perencana karena proses perancangan dan perencanaan lingkungan sebenarnya merupakan proses tawar-menawar tentang kualitas lingkungan.

Perlu diingat bahwa meskipun kualitas lingkungan sangat subjektif, terdapat pula unsur-unsur dasar kualitas lingkungan yang harus kita jaga. Sampai saat ini telah banyak disusun berbagai standar baku mutu

lingkungan yang ditujukan untuk menjamin terciptanya kualitas lingkungan yang lebih baik.

Guna dan Citra

Bangunan, biar benda mati namun tidak berarti tak “berjiwa”. Bangunan yang kita bangun ialah wadah bagi manusia. Oleh karena itu merupakan sesuatu yang sebenarnya selalu dinapasi oleh kehidupan manusia, oleh watak dan kecenderungan-kecenderungan, oleh napsu dan cita-citanya. Seperti halnya pakaian. Dari pakaian, orang lain dapat

(17)

Maka dalam membangun sebuah bangunan, ada dua lingkungan masalah yang perlu kita perhatikan : Lingkungan masalah guna, dan Lingkungan masalah citra.

Guna

Perkataan “guna” menunjuk pada keuntungan, pemanfaatan (use) yang diperoleh. Pelayanan yang kita dapat darinya. Berkat tata ruangnya, pengaturan fisik yang tepat dan efesiensi, kenikmatan (comfort) yang kita rasakan di situ dan sebagainya. Guna dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti manfaat, untung materiil belaka, tetapi lebih dari itu punya daya yang menyebabkan kita bisa hidup lebih meningkat. Bila udara panas, rumah bisa berguna, berdaya guna karena di dalamnya tetap sejuk,

suasana kerja lebih semangat, iklim pergaulan lebih enak dan sebagainya. Bila malam dingin, di dalam rumah tetap hangat.

Demikian suasana di dalam bisa lebih hangat juga, tidur dapat nyaman dan sebagainya. Teori guna pada bangunan masjid menyangkut fungsi dari bangunan yang sebagai tempat ibadah umat Islam. Sebuah bangunan akan memberikan kesan baik bagi penggunanya apabila bangunan telah dinyatakan benar/sesuai dengan fungsinya, disana terjadin aktivitas-aktifitas peribadatan seperti sholat, mengaji, ceramah keagamaan, dan sebagainya. Sesuatu tempat ibadah yang telah

dinyatakan benar secara fungsi akan membentuk citra yang baik serta diharapkan dari suatu tempat peribadatan, maka disinilah teori citra berperan penting dalam memaknai sebuah ruang peribadahan. Citra

Citra sebetulnya hanya menunjuk suatu “gambaran” (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang. Citra tidak jauh sekali dari guna, tetapi lebih bertingkat spiritual, lebih menyangkut derajat dan martabat manusia yang berada didalam bangunan.Citra menunjuk pada tingkat kebudayaan sedangkan guna lebih menuding pada segi keterampilan/kemampuan. Bangunan adalah citra, cahaya pantulan jiwa dan cita-cita penggunanya. Bangunan adalah lambang yang

(18)

hati setiap manusia. Benda yang kita gunakan merupakan cermin dan bahasa kemanusiaan kita yang bermatabat.

Keindahan yang tercipta oleh alam adalah keindahan ontologis juga; datang dari keharusan kodrat pelestarian kehidupan dalam dirinya. Keindahan yang dirasakan manusia bila memandang semua itu dalam penghayatan mistis, bila itu, misalnya kita anggap sebagai memuja Kemuliaan Tuhan, atau selaku peringatan untuk selalu bersikap mulia. Penghayatan ontologis memakai bunga sebagai hiasan kamar di atas meja, karena bentuk-bentuknya cantik estetis. Karena berfungsi rasional dalam kegunaannya.

Masjid yang digunakan untuk tempat beribadah juga harus memperhatikan pencitraan ruang dalamnya yang menciptakan mood tertentu bagi orang yang datang ke Masjid. Pencitraan merupakan kesan penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang. Prinsip citra cahaya selaku lambang rahmat Allah diterapkan juga oleh arsitek dengan

teknologi dan sistem-sistem konstruktif yang ingin melaraskan diri dengan abad dan permasalahan modern.

Permainan bukaan cahaya, pemilihan warna, dan penataan interior yang baik sangat mempengaruhi pencitraan ruang yang mampu

menciptakan kesan syahdu, tentram/tenang, khusuk, sejuk, dan terasa alami seolah menghadirkan sosok Sang Pencipta.

1. Teori Estetika Islam • Perkataan estetika dalam bahasa Yunani ialah aisthesis membawa maksud hal-hal yang dapat diserapkan oleh

pancaindera atau lebih khusus lagi ialah ‘kepekaan’. • Estetika juga boleh diertikan sebagai persepsi pancaindera (sense of perception).

2. • Estetika sering diungkapkan sebagai persamaan makna seni, tetapi ia berbeza dengan ‘falsafah keindahan’, kerana estetika tidak

(19)

langsung pengkajian falsafah estetika bersangkutan dalam bidang psikologi, sosiologi, antropologi dan lain-lain.

3. • Menurut Dharsono,(Pengantar Estetika) mengatakan cabang estetika dipecahkan kepada empat bidang utama iaitu: 1. Nilai estetika (esthetic value) 2. Pengalaman estetika (esthetic experience) 3. Pengkarya atau seniman 4. Seni.

4. • Secara umumnya perbincangan persoalan estetika adalah

membincangkan persoalan : – Apakah itu seni ? – Apakah teori-teori seni ? – Apakah keindahan dan teori tentang keindahan ? – Apakah keindahan itu objektif atau subjektif ? – Apakah keindahan itu berperanan dalam

kehidupan manusia seharian ?

5. • Menurut Jakob Sumardjo (2000), dalam buku bertajuk ‘Filsafat Seni’ menjelaskan perbezaan antara falsafah estetika dan falsafah seni. • Antara lain beliau menerangkan bahawa estetika mempersoalkan hakikat keindahan alam dan karya seni, sedangkan falsafah seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni atau artifak yang disebut seni. • Hujah berikut mendorongkan perbincangan tentang falsafah seni : 1. Karya seni mengekspresikan gagasan dan perasaan, sedangkan alam tidak

mengandungi makna ekspresi semacam itu.

(20)

Sebaliknya dalam sebuah karya seni lukisan wanita yang muda atau yang tua tetap akan kelihatan indah dalam makna karya seni.

7. • Seni dapat meniru alam, tetapi alam tidak mungkin meniru artifak seni. • Melalui alam kita melihat keindahan yang azali dan melihat kebesaran tuhan yang mencipta alam ini. • Sebaliknya karya seni tetap mempunyai makna dan dapat menyelami makna- makna tersirat yang boleh dinilai.

8. TEORI ESTETIKA ISLAM • Merasakan keindahan bererti menghayati sebuah objek atau hal yang dirasa indah. • Keindahan adalah fitrah yang sudah ada di dalam diri manusia. Hal itu dapat dibuktikan ketika kita terpaku dengan alam, lukisan, syair, atau alunan nada dengan komposisi yang artistik. • Siapa yang tidak terpesona ketika melihat langit senja selepas hujan yang menyemburat jingga dari biasan matahari yang

perlahan kembali ke peraduan? • Atau rumpun bunga yang segar dengan butir-butir embun di permukaan kelopaknya di pagi hari? • Keindahan adalah kurniaan Allah kepada makhluknya yang diciptakan juga dengan keindahan. • Seperti yang termaktub dalam QS:32:7: ”Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.”

9. • Islam mengandungi banyak keindahan di setiap ajarannya. Islam itu sendiri adalah keindahan. • Budaya mengucapkan salam yang

(21)

saudara mukmin, baik yang masih hidup ataupun yang telah mati.” Hal ini merupakan pertanda bahwa Ukhuwah Islamiah menjadi unsur dari dasar Islam.

10. • Keindahan hanya dapat dirasakan oleh perasaan yang halus. Kehalusan tersebut akan menangkap hal-hal yang indah di manapun, di sekitarnya, di alam ini. • Sumber dari keindahan itu sendiri adalah cinta. Lalu, berasal dari manakah cinta itu? Dengan sangat indah, Buya HAMKA mengatakan: • ”Apa sebabnya ada keindahan? Sebabnya ialah karena ada cinta. Dengan cinta, alam diciptakan. Tiap awal surat dalam Al-Quran dimulai dengan bacaan ’bismillah’ yang bererti ’dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang’. Itulah kunci rahsia cinta di alam ini. Segala seni yang tinggi, syair, musik, dan lukisan adalah laksana rumus untuk membuktikan adanya Yang Rahman dan Yang Rahim. Sumber segala cinta!”

(22)

12. • Hal yang penting di sini adalah bagaimana perasaan tentang keindahan itu dapat membawa kita kepada keyakinan terhadap Yang Maha Indah, Yang Maha Halus, dan Sang Sumber dari segala cinta dan kasih. • Dengan mengembangkan tiga hal yang ada dalam diri manusia, yaitu akal, hati, dan kehendak maka akan bermuara kepada keyakinan akan keberadaan Zat yang tak terbatas (infinite mind). • Kemegahan alam dengan segala hal mempesona yang terkandung di dalamnya adalah tanda-tanda keberadaan-Nya yang hanya boleh ditangkap oleh

pemahaman dan hati yang halus. Merasa atau syukur adalah hal pertama yang ada pada diri manusia sebelum dapat berpikir. • Akan tetapi, tidak cukup hanya boleh merasa kerana itu tidak bermakna apa-apa jika akal tidak dapat mengambil hikmah. • Kita mesti sepakat dengan apa yang dinyatakan oleh Titus Burckhardt dalam ”Sadre Art in East and West”, yakni: ‘Art to the Moslem is a ‘proof of the divine extence’ only to the extent that is beautiful....”

13. Kesimpulan • Falsafah Estetika ada hubungannya dengan nilai keindahan dan nilai keindahan adalah berpaksi kepada kesenian. • Sejak zaman Yunani Kuno lagi ahli-ahli falsafah telah membicarakan tentang kesenian dan hubungannya dengan seniman. • Contoh Plato dengan tegasnya tidak menerima para seniman dan menyatakan bahawa para seniman sepatutnya dibuang dari republik (negeri). • Alasan beliau bahawa seniman adalah seorang yang suka meniru objek fizikal dan menipu dalam penghasilan karya. • Karya seniman bukanlah sesuatu sumber sebenar untuk dijadikan sumber pengetahuan. • Sebagai contoh dalam dialognya, “kalau manusia ingin mengkaji kerusi mesti melihat kerusi sebenar bukannya lukisan atau karya kerusi”. • Beliau juga

(23)

pengetahuan sebenar. • Oleh yang demikian beliau telah pun

membicarakan persoalan kesenian dalam falsafah kehidupan manusia. • Aristotle pula telah mempertahankan mengenai mimesis dan menyatakan bahawa peniruan itu adalah satu unsur yang perlu ada dalam fitrah

(24)

SELASAR SUNARYO ART SPACE

Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) adalah sebuah ruang dan organisasi nirlaba yang bertujuan mendukung pengembangan praktik dan pengkajian seni dan kebudayaan visual di Indonesia. Dididirikan pada tahun 1998 oleh Sunaryo, SSAS aktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada edukasi publik. Dengan arahan dan dukungan dari Yayasan Selasar Sunaryo, fokus utama SSAS adalah pada

penyelenggaraan program-program seni rupa kontemporer, melalui pameran, diskusi, residensi dan lokakarya.

Sebagai pusat kebudayaan, SSAS menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan disiplin-disiplin seni lain seperti desain, kriya, seni pertunjukan, sastra, arsitektur, dan lain sebagainya. Selain memajang koleksi permanen, SSAS juga menyelenggarakan

pameran-pameran tunggal atau bersama yang menampilkan karya-karya para seniman muda dan senior, dari Indonesia maupun mancanegara.

Semua jenis kegiatan di SSAS—mencakup program anak-anak, konser musik, pementasan tetaer, pemutaran film, pembacaan karya sastra, ceramah dan berbagai aktivitas lainnya—dirancang berdasarkan arahan dari Dewan Pertimbangan Kuratorial yang terdiri dari para

akademisi, kritikus dan praktisi seni. SSAS juga berkiprah dalam jejaring seni rupa kontemporer internasional melalui kerjasama dengan berbagai insitusi di luar negeri.

Selasar Sunaryo Art Space ( SSAS ) dimulai sebagai Selasar Sunaryo Seni , realisasi mimpi lama Sunaryo untuk berkontribusi , dan dukungan , pengembangan Fine Arts di Indonesia . Hari ini , sebagai institusi , SSAS telah menjadi pemain kunci dalam seni dan lanskap budaya Indonesia .

(25)

desain : untuk ruang terbuka yang menghubungkan satu ruang dengan yang lain , dan bertindak sebagai jembatan antara bangunan . Konsep utama " Selasar " , juga mencerminkan tujuan ruang untuk

menghubungkan karya seni dengan penonton dan membawa budaya yang berbeda bersama-sama .

Selasar juga merupakan ruang ' terbuka ' dalam arti bahwa penerimaan gratis dan galeri menyambut seluas-luasnya penampang masyarakat . SSAS bangga menawarkan kesempatan bagi semua untuk menikmati seni , dan berfokus pada pendidikan seni . SSAS juga responsif terhadap proyek-proyek dan inisiatif yang diusulkan oleh orang lain

apabila cocok .

Selasar Sunaryo Seni resmi dibuka pada bulan September 1998 dengan pameran tunggal karya Sunaryo yang berjudul Titik Nadir [ titik terendah ] . Pameran ini mencerminkan keprihatinan seniman dengan situasi sosial - politik di Indonesia pada saat itu . Itu adalah waktu kekacauan dan keputusasaan bagi banyak orang Indonesia : rezim Soeharto runtuh bersama dengan ekonomi dan banyak orang yang menderita kelaparan .

Alih-alih menampilkan karya-karyanya untuk pembukaan ini telah lama ditunggu , Sunaryo memilih untuk menyembunyikan karya seni dan bagian dari bangunan dengan kain hitam . Dia mirroring kreativitas

terguncang , dan perasaan bahwa ia telah datang ke titik terendah nya , yaitu dengan Nadir Point. Tersembunyi , karya seni yang dibungkus yang seharusnya dipamerkan pada kenyataannya telah menjadi karya seni baru . Di gerbang galeri , di atas selembar kain hitam Sunaryo menulis :

" Bencana di negara kita telah memaksa saya untuk

(26)

interaksi ... Binding , lipat , menyulam . aku tidak pernah tahu aku bisa merasa begitu kaku dan menyembunyikan karya seni saya. aku hanya menunggu bagi negara untuk mulai tersenyum . "

Dari pelantikan pada tahun 1998-2002 Selasar Sunaryo Art Space menyelesaikan sejumlah renovasi serta mengembangkan dan

menambahkan beberapa fasilitas tambahan untuk mendukung Fine Art Exhibitions . Sejumlah pameran skala besar dan pertunjukan seni telah dilaksanakan .

Beberapa patung Sunaryos masih dirahasiakan , dan sudut-sudut bangunan masih tertutup oleh kain hitam. Kain hitam memudar dan membusuk . Bangunan itu memiliki cerita panjang dan perjuangan .

Visi & Misi

Selasar Sunaryo Art Space bertujuan untuk:

untuk mendukung pengembangan seni dan budaya, dan pembangunan infrastruktur budaya yang berkelanjutan di Indonesia;

untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk terlibat dengan kegiatan budaya, seni visual dan program pendidikan seni;

untuk menjadi pusat sumber daya, yang menawarkan akses ke informasi tentang Indonesia dan seni rupa internasional, dan,

untuk rumah dan mempelajari karya Sunaryo sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam perkembangan seni rupa Indonesia.

Dewan & Staf

Selasar Sunaryo Art Space adalah hukum di bawah dukungan dan pemantauan Yayasan Selasar Sunaryo. The Curatorial Board: Bambang Sugiharto, Garin Nugroho, Hendro Wiyanto, Sunaryo (Director)

(27)

Chabib Duta Hapsoro, Curator

Conny Rosmawati, Finance

Elaine V. B. Kustedja , Program Manager

Diah Handayani, Archive and Documentation

Maksi Nirwanto, IT Research and Development

Irma Melati, Front Desk Officer

Yus Herdiawan, Operational Manager

Suherman, Security Coordinator

Arsitek : Baskoro Tedjo Profile

Nama: Baskoro Tedjo Tempat & Tanggal Lahir :

Semarang , November 30, 1956 Alamat Rumah PPR ITB M2B Dago Atas Bandung

Aku n d o n e s i a (Telepon : +62 22 2504480, Mobile Phone: +62 812 2012496)

kantor : Jurusan Arsitektur ITB , Ganesha 10 - Bandung 40132

Telepon : +62 22 2502962 | Fax : +62 222530705,

E-mail:

baskorotedjo@home.ar.itb.ac.id Baskoro Tedjo & Associates , Dederuk 25 Bandung 40132, Telepon / Fax : +62 22 2506080 Sunaryo bersama dengan Arsitek Baskoro Tedjo merencanakan desain Selasar Sunaryo Art Space pada tahun 1994 .

- Latar Belakang Pendidikan

SD Randusari I Semarang , 1964-1969

SMPN II Semarang , Indonesia : 1970-1972

SMAN I Semarang , Indonesia : 1973-1975

ITB, 1976-1982 ( Sarjana ) Poly Universitas New York , Amerika Serikat: 1987-1989 ( Master of Arts )

Universitas Osaka,Jepang: 1995-1999 (PhD)

(28)

English Intensive421 Course di SUNY , Buffallo New York State - USA : 1985

Program Kursus Intensif Bahasa Jepang untuk di Pusat Bahasa ITB : 1994

Summer Course di Pratt Institut , New York : 1987

Summer Course di City University, New York : 1988

Lokakarya Space-Syntax di

Brasilia, dieksekusi oleh University of Brazil bekerjasama dengan University College London : 1999 - Experince Bekerja :

1982-1984 : Asisten Dosen , Departemen Arsitektur - ITB 1985: Anggota Tim Teknis Indonesia untuk Expo 86 Vancouver , Kanada

1986 : Diangkat sebagai Staf Kuliah Departemen Arsitektur - ITB

Program Magister di Poly

University, New York , Amerika Serikat, di bawah beasiswa Fulbright : 1987-1989

1990-1995 : Dosen Jurusan Teknik Arsitektur - ITB dan arsitek untuk PT Atelier Enam , Bandung

1995-1999 : Program PhD di Universitas Osaka , Jepang di bawah OECF beasiswa

2000 sekarang : Dosen Jurusan Arsitektur - ITB dan Staf Ahli PT Bita Bandung , arsitek Baskoro Tedjo untuk & Associates.

The Building

Di lereng Dago Hills , tidak jauh dari pusat kota , sebuah Artspace unik menawarkan kegiatan seni dan budaya bagi seluruh masyarakat. Dibangun selama empat tahun (1993-1997) oleh Sunaryo dan

BaskoroTedjo , Selasar Sunaryo Art Space telah terbuka untuk umum sejak September 1998. istilah ' selasar ' yang berarti ' beranda ' , mencerminkan konsep desain , ruang terbuka yang menyambut semua yang ingin

mengalami seni dalam pengaturan yang unik ini . penciptaan dari

Artspace telah mimpi lama Sunaryo , sebuah karya yang didedikasikan ke dunia seni dan masyarakat .

(29)

Asia Pasifik . Tingkat atas ruang indoor dan outdoor pameran ini dipilih karya Sunaryo termasuk lukisan , patung , cetakan dan instalasi.

' Personil Ruang A' ( Gallery A )

Personil Ruang A (sekitar 177 m2 ) , digunakan untuk rumah dan menunjukkan karya-karya Sunaryo dipilih oleh Dewan Kurator berdasarkan pada timeline dan periode penciptaan . Ruangan ini juga digunakan untuk pameran skala besar mempromosikan seniman Indonesia dan luar negeri .

Stone Garden

Stone Garden ( sekitar 190 m2 ) , sebuah ruang terbuka yang digunakan untuk menunjukkan Karya Sunaryo yang terbuat dari batu .

' Personil Ruang Sayap ' ( Wing Gallery )

Personil Ruang Sayap ( sekitar 48 m2 ) , digunakan untuk

menampilkan pameran karya seniman muda dari Indonesia maupun luar negeri . Ruang ini juga digunakan untuk menyajikan koleksi permanen dari Artspace yang mencakup karya-karya yang dipilih seniman dari Indonesia dan luar negeri .

' Personil Ruang B ' ( Galeri B )

Personil Ruang B ( sekitar 210 m2 ) , digunakan untuk menyajikan pameran seniman muda dari Indonesia maupun luar negeri . Ruang ini juga digunakan untuk menyajikan koleksi permanen dari Artspace dan karya-karya seniman dari Indonesia dan luar negeri .

' Kopi Selasar ' ( Selasar Cafe )

Kopi Selasar ( sekitar 157 m2 ) , sebuah kafe outdoor yang besar adalah tempat yang tepat untuk bersantai dan menikmati kopi yang baik , makanan ringan dan makan siang , penggunaan nirkabel , atau hanya menikmati pemandangan indah dari bukit Dago .

' Cinderamata Selasar ' ( Selasar Shop)

Cinderamata Selasar , toko mana orang dapat membeli dan array seni budaya dan buku dan jurnal serta hadiah dan souvenir .

(30)

Amphitheater (sekitar 198 m2 ), The amphiteater dari Selasar Sunaryo Art Space adalah sebuah ruang terbuka melingkar dalam bentuk, tersedia untuk pemutaran film , ceramah, diskusi panel , pertemuan , resepsi , konser musik, performingarts pementasan acara , pembacaan puisi , pemutaran dan banyak lagi . Tempat ini memiliki kapasitas

maksimum 300 , dan memiliki layar besar untuk presentasi dan pemutaran .

Bamboo House

Bamboo House (sekitar 76 m2 ), sederhana rumah yang terbuat dari bambu . mengunjungi seniman sering menghabiskan malam

sementara terlibat dalam sebuah program dan juga digunakan oleh seniman di tempat tinggal , dan tamu istimewa. Ini adalah rumah bambu tradisional Sunda, yang dibangun untuk program Artist Residency dan fungsi sebagai guesthouse bagi pengunjung khusus. Dikelilingi oleh berbagai jenis pohon bambu, rumah dirancang untuk menjadi tempat tinggal sederhana dengan suasana alami dan nyaman .

' Bale Handap '

Bale handap adalah ruang serbaguna yang digunakan untuk diskusi , pertunjukan , acara dan lokakarya . Bangunan ini terinspirasi oleh

Javenese tradisional arsitektur / arsitektur tradisional Jawa dengan teras terbuka bertingkat tempat duduk untuk 250 orang dan area panggung yang luas dan teduh, Bale Handap sangat cocok untuk teater , kinerja , workshop / seminar , diskusi , presentasi dan pemutaran video. Bale Handap dipisahkan dari bangunan utama , terletak antara Bambu House pada tingkat terendah Selasar .

' Bale Tonggoh ' ( Atas Aula )

Bale Tonggoh ( sekitar 190 m2 ) , adalah fungsi bangunan semi permanen sebagai ruang proyek dan sementara ruang pameran .

Rental venue

Apakah Anda mempertimbangkan memegang acara pribadi atau khusus berikutnya di Selasar Sunaryo Art Space ? The amphiteater , Bale Handap , Bamboo House dan Selasar Café tersedia untuk sewa ,

menawarkan pengaturan yang unik untuk acara berikutnya - pameran seni kontemporer dari Asia Pasifik dan arsitektur kelas dunia .

(31)

Daerah ini adalah batu outdoor terrace coffee shop besar dengan pemandangan indah di atas Dago Hill, tempat yang bagus untuk

pertemuan pribadi di bawah pohon ara menggantung . Balkon memiliki atap diskrit atas pohon ara sehingga acara anda tidak akan terganggu oleh hujan .

Pustaka Selasar, Divisi dokumentasi

Pustaka Selasar merupakan fasilitas publik baru yang dibuka pada bulan September 2008 , sebagai sub - divisi dari Departemen

Dokumentasi. Visi untuk perpustakaan adalah untuk menjadi pusat data, penelitian dan dokumentasi untuk seni rupa di Indonesia , terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat umum .

Pustaka Selasar Collection saat ini terdiri 1500 item tentang :

(32)

Pustaka Selasar menyediakan sumber daya penting bagi

masyarakat dengan menawarkan akses ke sumber daya untuk seniman dan siswa sama-sama , dan hangat mengundang semua pecinta seni untuk menggunakan fasilitas baru . Sebagai sebuah organisasi nirlaba , perpustakaan menyambut baik dan mendorong semua sumbangan buku dan bahan . Kami berharap untuk membangun hubungan internasional untuk memastikan koleksi tumbuh dan menawarkan up - to-date , informasi kelas pertama kepada masyarakat .

Dalam perkembangannya , Pustaka Selasar menerima sumbangan publikasi tentang fotografi dan sastra dari Yudhi Soeryoatmodjo , dan buku tentang teater dan drama dari akhir Suyatna Anirun . Pustaka Selasar - Jam Buka Perpustakaan : Selasa - Minggu: 10:00-17:00. Ditutup Setiap hari Senin & Libur Nasional. Pustaka Selasar Pustakawan : Ibu R. Ola Triana M.

AFTERNOON TEA #16 di SSAS : Sesuatu Tentang [MAHASISWA] Arsitektur "Sudah jamak dimaklumi, kurikulum perguruan tinggi – khususnya arsitektur – kurang mementingkan proses ajar (ilmu) mengomposisi

probabilitas teori sesuai logika lapangan. Pendidikan yang praktek akhirnya mengaksiomakan anomali persepsi kita umumnya: “ … ah [cuma] teori”. Dengan kata lain, alam pikir bawah sadar dibentuk cenderung mengamini keilmuan adalah menara gading; teori identik (bahkan diyakini?) seolah-olah berlawanan dengan realita. Dampaknya, tentu saja profesionalisme sumber daya manusia Indonesia semakin sulit bersaing. Maka tidak heran kualitas pembangunan kita semakin tertinggal, bahkan dibanding negara-negara tetangga terdekat.

(33)

Kendala mengonstruksikan silogisme atau sensitivitas berpikir terukur saat mendesain, dipengaruhi kemampuan mengkurasi. Dalam arsitektur yang evaluasi desainnya bernilai optimal – sifat hakikatnya biner: memiliki pros ‘kelebihan’ sekaligus cons ‘kekurangan’ – kurasi berarti

telaah mengontekskan potensi lapangan terhadap perumusan masalah, untuk kemudian diuraikan. Penguraian masalah mempertajam

pemetaannya, sehingga masalah dapat diprioritaskan, guna memperkuat dasar konsep. Proses memprioritaskan ini bersifat dialektis; hipotesa bolak-balik analisa lapangan dengan ketepatan pemilihan probabilitas teori. Sebab hakikatnya, arsitektur adalah hasil korelasi proses pengestetikaan yang keabstrakannya dikomposisi beragam parameter teknis. Dan

kelogikaan teknis tersebut (justru!) dianalisa keoptimalannya dengan nilai-nilai intangible ‘tak terukur’. Artinya, arsitek ternyata dasar perannya mengubah kata sifat (konsep) menjadi berwujud benda (desain).

Untuk mendidik mahasiswa mampu memahami proses desain dialektis tersebut, ditentukan dua faktor: materi maupun format kurikulum dan motivasi peserta didik itu sendiri. Kita harus berbesar hati mengakui, prinsip kurikulum arsitektur belum sepenuhnya mengonstruksikan logika dalam mengkurasi masalah. Apalagi sikap mendialektikakan teori sebagai alat kreativitas memutarbalikkan masalah (justru!) menjadi fakta penguat desain. Dan tidak dapat pula dipungkiri, minimnya motivasi umumnya mahasiswa belajar memahami logika teori dengan terjun langsung berpraktek kerja lapangan.

Oleh karena itu, kita akan mendiskusikan keilmuan arsitektur, berangkat dari konstribusi nyata mahasiswa pada ruang urban. Diharapkan presentasi karya berikut pengalaman mahasiswa nantinya dapat memperluas

wawasan kita menyinergikan teori dengan realita lapangan."

Bandung, 5 Oktober 2012 (Sarah M. A. Ginting) Kegiatan ini menghadirkan: Forum Ikatan Mahasiswa Arsitektur Jabar (panelis), Himpunan Mahasiswa Arsitektur ITENAS (panelis), Himpunan Mahasiswa Arsitektur UNIKOM (panelis), Himpunan Mahasiswa Arsitektur UNPAR (panelis), Ikatan

Mahasiswa Arsitektur Gunadharma ITB (panelis), Deddy Wahjudi-Arsitek, LABO (penanggap), Deni Sugandi-Fotografer & Penggiat Komunitas FOTOLISIS (penanggap), Agus Sudarman-Pecinta Arsitektur (penanggap) dan Sarah Ginting-Arsitek, SAGI-Architects (moderator)

(34)

Pustaka Selasar menjalankan fungsinya sebagai tempat penyimpanan arsip program SSAS. Dengan jumlah koleksi lebih dari 3000 buku dengan

kategori seni rupa, desain, arsitektur, fotografi dan sastra, Pustaka Selasar menyelenggarakan diskusi ini untuk memperkenalkan koleksinya kepada publik.

Tentang SAGI-Architects:

Biro Konsultan SAGIarchitects, didirikan secara resmi oleh Sarah Ginting pada Januari 2007, yang semula diawali dengan bentuk komunitas pewadah arsitek dan seniman Bandung sejak tahun 2004. Selain

mengerjakan perencanaan dan pelaksana pembangunan proyek-proyek arsitektur dan interior, biro ini juga berkecimpung di bidang penelitian desain dan pengaryaan seni.

Beberapa akses ke Selasar Sunaryo Art Space:

- Dari stasiun kereta api di Kebon Kawung jalan, mengambil minibus untuk Stasiun Hall Dago (warna mobil adalah hijau). mendapatkan turun di

Simpang Dago dan transfer ke minibus untuk Ciroyom-Ciburial.

- Dari stasiun bus Cicaheum, mengambil minibus untuk Cicaheum-Ciroyom (warna mobil hijau). Turun di Simpang Dago dan mentransfer untuk

minibus untuk Ciroyom-Ciburial.

- Mengambil taksi dari Bandara Husein Sastranegara dan stasiun bus Leuwi Panjang.

Drs Sunaryo

Born : Banyumas, 15 Mei 1943

Address: Bukit Pakar Timur No.25 Bandung - 40198 Indonesia Telp. +62 22 2502410

Fax. +62 22 2503123. E-mail: sunaryo@mail.com,sunaryo@hotmail.com

(35)

 1969 - Fine Arts Department - Bandung Institute of Technology, Bachelor of Arts

 1975 - Marble Technology - Italy, Bachelor of Arts

Working Experience

 1970 - 2008: Lecturer of Fine Arts and Design, Bandung Institute of Technology

 1976 - 1980: Head of the Sculpture Studio

 1988 - 1992: Head of Department of Pure Arts

(36)

Selasar Sunaryo Art Space

1) 2) 3)

4) 5)

6) 7) 8)

9) 10) 11)

Drs Sunaryo 1. Ruang / Galeri A

2. Stone Garden 3. Ruang Sayap 4. Ruang / Galeri B 5. Selasar Cafe

6. Cinderamata Selasar 7. Amphitheater

8. Bamboo House 9. Bale Handap 10.Bale Tonggoh 11.Pustaka Selasar -

(37)

DAFTAR PUSTAKA

 http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur

http://www.slideshare.net/bondKACANG/ctu-281-kuliah-12-teori-estetika-islam

 http://zonearchitect.blogspot.com/2010/11/selasar-sunaryo.html

 di.unikom.ac.id/isi_lighting.pdf

 www.selasarsunaryo.com

 http://www.kotabaruparahyangan.com/id/fasilitas/5/Masjid-Al-Irsyad

http://mygetinfo.com/2013/09/arsitektur-bangunan-masjid-al-irsyad-kota-baru-parahyangan-bandung/

 www.lintas.me

 Referensi sumber artikel: majalah W.A.R.T.A – Ikatan Arsitek Indonesia – Jawa Barat

 http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Irsyad

http://www.jurnalhajiumroh.com/post/wisata-religi/pesona-masjid-al-irsyad-rumah-ibadah-terindah-kelima-di-dunia

 (indonesiaproud.wordpress.com)

http://dhedenmaulana.blogspot.com/2010/03/bab-ii-laporan-kunjungan.html

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/635/jbptunikompp-gdl-ginafitria-31715-8-07.bab-i.pdf

 http://www.archdaily.com/87587/al-irsyad-mosque-urbane/ (Diakses

pada 22/10/13)

 Ilham, Rhinocho F. dkk, Laporan Teknik Pencahayaan: EVALUASI PENCAHAYAAN INTERIOR PADA MASJID AL-IRSYAD BANDUNG, 2013.

(38)

 SNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung

http://conimarsha.wordpress.com/2013/10/22/analisis-pencahayaan-masjid-al-irsyad-kota-baru-parahyangan-bandung/

http://www.slideshare.net/IccaIccaAngriani/tugas-sejarah-arsitektur-architecture-young-indonesian

 http://fariable.blogspot.com/2011/07/selasar-sunaryo-art-space.html

Referensi

Dokumen terkait

Namun hasil penelitian menunjukan ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten

 Pencapaian kinerja keuangan tersebut lebih rendah dibandingkan pendapatan usaha dan laba bersih di periode sembilan bulan pertama di tahun sebelumnya yang

Dengan penerapan model bimbingan kelompok dengan teknik game ini, peneliti merumuskan sebuah layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan berbeda yaitu teknik game, dengan

Nata dalam penelitian ini dapat disebut Nata de Soya karena bahan utamanya berasal dari whey tahu yaitu 90 % dan penambahan air kelapa hanya sebesar 10 % yang

Pembobotan ini berfungsi untuk mengetahui bobot prioritas indikator kinerja pada sasaran strategis yang memiliki indikator kinerja lebih dari 1. Jika pada sasaran strategis hanya

Ini berarti tercapainya keberhasilan yang sangat baik dalam pendampingan yang dilaksanakan melalui pelatihan penerapan strategi pemecahan masalah OSN kepada

Gratifikasi, Kanun Jurnal Ilmu Hukum Vol.. Penanganan korupsi dengan bentuk sifat dan tindakan yang luar biasa tentunya tidak dapat terwujud tanpa adanya aturan hukum

Tujuan metodologi pengajaran adalah untuk merencanakan dan melaksanakan cara-cara yang efektif untuk mencapai tujuan. Dasar pemilihan metode yang tepat adalah atau