• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01873

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan ": Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01873"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DAN EXAMPLE NON EXAMPLE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS

Oleh

Hendri Isyuliyanto Putro putrahendri088@gmail.com

Mawardi

mawardi@staff.uksw.edu Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi dari model pembelajaran xample non Example dilihat dari hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD Gugus Gunung Sumbing. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4A SD Negeri 3 Sukorejo (SD Inti) dan SD Negeri 1 Karanganyar (SD Imbas dekat) sebagai kelompok eksperimen 1 kemudian siswa kelas 4B SD Negeri 3 Sukorejo (SD Inti) dan SD Negeri 2 Karangkendal (SD Imbas Jauh) sebagai kelompok eksperimen 2. Dalam penelitian ini variabelnya adalah model pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example sebagai variabel bebas kemudian hasil belajar sebagai variabel terikat, dan pretest sebagai variabel kovariat. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan instrumen soal tes. Teknik analisis data pada hasil penelitian ini menggunakan teknik diskriptif dan teknik stastistik ANCOVA. Dari uji ANCOVA yang sudah dilakukan terhap skor posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 diperoleh hasil uji F hitung sebesar 77,331, pada taraf signifikansi/probaliatas 0,00 kerena nilai probalitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maknanya hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SDN Gugus Gunung Sumbing dalam penerapan pembelajaran model Picture and Picture lebih tinggi dari pada Example non Example. Hasil belajar IPS yang signifikan didukung dengan rata-rata dari dua sampel penelitian, dari hasil belajar penerapan model Picture and Picture memperoleh rata-rata 80,48 sedangkan rata-rata hasil belajar pada penerapan model pembelajaran Example non Example memperroleh rata-rata 72,50. Artinya adalah pemberian treatment pembelajaran dengan model Picture and Picture memberikan dampak pada hasil belajar yang lebih tinggi dan berbeda dari model pembelajaran Example non Example. Saran dari penulis semoga diterima dan berkenan dengan hasil penelitian ini adalah guru dapat memilih model pembelajaran yang terbukti meningkatkan hasil belajar IPS secara signifikan.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Hakikat IPS menurut Ahmad Susanto (2013: 137) mengungkapkan bahwa: IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan menengah. Mata pelajaran ini pada umumnya membahas tentang hubungan antara manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat, dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat yang senantiasa dihadapkan pada berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Etin Solihatin (2007: 14) mengatakan bahwa: pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

Melihat definisi IPS diatas, sebagai seorang pendidik tentunya harus lebih kreatif dan inovatif pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan melihat kesulitan belajar yang di hadapi siswa dan kesulitan yang di hadapi guru dalam mengajarkan mata pelajaran IPS. Hal itu dikarenakan sebagian besar guru masih menggunakan cara maupun metode yang belum bervariasi. Guru didalam melaksankan kegiatan mengajar hendaknya tidak hanya melakukan ceramah kemudian memberikan soal untuk di kerjakan serta memberikan pekerjaan tambahan untuk dikerjakan di rumah. Tetapi, untuk dapat membuat pelajaran IPS menjadi menarik dan asyik di benak siswa, alangkah lebih baik jika pembelajarannya diberikan secara menyenangkan, menarik, dengan menggunakan cara-cara maupun metode baru yang belum pernah dilakukan oleh siswa sebelumnya.

Salah satu caranya adalah menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Sekarang ini, dunia pendidikan sudah mengalami kemajuan yang pesat. Salah satu bukti kemajuan tersebut adalah dengan ditemukannya berbagai macam model- model pembelajaran yang cukup inovatif. Model pembelajaran ialah suatu pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas (Agus Suprijono, 2009: 46).

Dari sekian banyak model pembelajaran yang ada, salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran Picture and Picture. Selain model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran Example Non Example. Kedua model pembelajaran tersebut sama- sama dapat diterapkan guru dan menjadi model pembelajaran yang cukup inovatif. Karena kedua model tersebut sama-sama menggunakan gambar sebagai media pembelajarannya. Jadi di dalam pembelajaran siswa akan lebih aktif dan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Rumusan Masalah

(3)

pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example pada siswa kelas 4 SD Gugus Gunung Sumbing?

Tujuan Penelitian

Untuk mengenal secara pasti apakah hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Gugus Gunung sumbing menggunakan Model Picture and Picture lebih tinggi dari model Example Non Example?

Manfaat Penelitian

1) Secara teoretik: Hasil penelitian ini dapat melegitimasi/mendukung teori tentang model pembelajaran Picture and Picture dan model pembelajaran Example Non Example.

2) Secara praksis: Hasil Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan panduan berupa data bagi guru untuk memilih model pembelajaran yang paling baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD

IPS adalah mata pelajaran yang terdiri dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, politik, hukum, dan budaya. Dari berbagai disiplin ilmu tersebut menekankan kepada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai agar siswa dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah-

masalah yang terjadi di sekitarnya.

Hasil Belajar IPS

Hasil belajar adalah salah satu hal yang penting dalam pembelajaran IPS di SD. Asmalia, Mara Samin Lubis (2016: 234) menjelaskan Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa masing- masing, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka memperoleh pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang telah dicapai siswa akan bertahan lama dalam ingatan dan bermakna bagi dirinya sendiri untuk dapat membentuk perilaku yang dapat digunakan sebagai alat memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya (Hamsiah, 2012 : 275).

(4)

Model Pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar dan di pasangkan atau di urutkan menjadi urutan logis. model ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran (Aris shoimin, 2014: 122). Menurut Aris Shoimin (2014: 123) sintak pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, pada langkah ini guru diharapkan dapat menyampaikan kompetensi dasar dan indikator sehingga siswa dapat mengukur sejauh mana materi yang harus dikuasai dan sampai dimana indikator dapat dicapai. 2) Menyajikan materi sebagai pengantar, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang belum siap untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi, dalam penyajian materi, siswa diajak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati gambar yang ditunjukkan guru atau temannya. 4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis, pada langkah ini penunjukkan secara langsung kadang kurang efektif dan membuat siswa merasa dihukum. Sebagai cara alternatifnya guru menggunakan undian. Guru meminta siswa untuk mengurutkan potongan-potongan gambar yang sudah ada. 5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut, setelah itu siswa diajak untuk mencantumkan rumus tinggi jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. 6) Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. Guru harus memberi penekanan pada kompetensi yang iungin dicapai dengan memimta siswa lain untuk mengulangi menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yanf telah ditetapkan. 7) Kesimpulan dan rangkuman dilakukan dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan.

Komalasari (2010: 61) berpendapat Example non example adalah model pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis contoh- contoh berupa gambar-gambar, foto, dan kasus yang bermuatan masalah. Murid diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paing efektif, serta melakukan tindak lanjut

(5)

ingin dicapai dari pembelajaran tersebut, 8) Penutup, guru dan siswa dapat menyimpulkan materi yang sesuai dengan pembelajarannya.

Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009: 104-106) mengemukakan bahwa setiap model pembelajaran memiliki unsur-unsur sama halnya dengan model pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example diantaranya adalah 1) Sintaks, Sintaks merupakan urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada fase-fase atau tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila menggunakan model. 2) Prinsip reaksi, prinsip reaksi merupakan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa 3) Sistem sosial, sistem sosial merupakan pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran. 4) Sistem Pendukung, merupakan segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal. 5) Dampak Instruksional dan dampak pengiring adalah dampak intruksional adalah hasil belajar yang dicapai siswa kemudian dampak pengiring adalah kemampuan lain yang muncul saat pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Menerut Sugiyono (2016: 114) eksperimen semu adalah bentuk pengembangan dari eksperimen murni yang sulit untuk dilaksanakan penelitian eksperimen semu ini dilakukan karena faktanya sulit mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian-penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Dalam penelitian terdapat dua kelpmpok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 . Kedua kelompok tersebut (kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2) diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 (Sugiyono, 2014: 116). Gambaran lebih rinci dari desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dijelaskan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1 : Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest

Eksperimen 1 O1 X1 O2

Eksperimen 2 O3 X2 O4

Sumber : Sugiyono, (2004:116)

(6)

merupakan variabel bebas (X1). Hasil belajar IPA adalah variabel terikat (Y) yang muncul karena variabel bebas.

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Gugus Gunung Sumbing yang terletak di wilayah Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Subjek penelitianya adalah siswa kelas 4 semester II tahun ajaran 2016/2017.

Variabel Penelitian

Variabel bebas (variable independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen. Dalam penelitian ini digunakan pretest sebagai variabel kovariat (X2). Penerapan model pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example merupakan variabel bebas (X1), sedangkan hasil belajar IPS merupakan variabel terikat (Y) yang muncul karena pengaruh variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD gugus Gunung Sumbing Kecamatan Musuk..

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas 4 Gugus Gunung Sumbing yang terletak di wilayah Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Pada Gugus ini terdapat 7 SD yang terdiri dari satu SD inti yaitu SDN Sukorejo 3, dan 6 SD imbas yaitu SDN Keposong 1, Keposong 2, Karangkendal 1, Karangkendal 2, Pagerjurang dan Karanganyar 1. Jumlah seluruh siswa pada Gugus Gunung Sumbing ini adalah 121 siswa.

Sampel

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 3 SD yang terdapat pada Gugus Gunung Sumbing yaitu SD Negeri 2 Karangkendal (18 siswa), SD N 1 Karanganyar (17 siswa), dan SD N 3 Sukorejo (28 siswa). Berikut tabel sampel yang dipilih oleh peneliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBEAHASAN

Komparasi Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example

Tabel 2 : Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 Model Pembelajara Hasil Belajar Posttest

Eksperimen 1 80,48

Eksperimen 2 72,50

Selisih 7,98

Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, Juni 2017

(7)

dan kelompok eksperimen 2 sebesar 7,98, dimana skor rata-rata kelompok eksperimen 1 lebih unggul dari kelompok eksperimen 2.

Tabel 3 : Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

preetest .897 1 61 .347

posstest .562 1 61 .456

Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, Juni 2017

Beerdasarkan data diatas maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α

(0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data pretes dan postes kedua kelompok adalah sebesar 0,347 dan 0,456 > 0,05 maka H0 diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen. Skorsignifikansi /probabilitas posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,456, dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen.

Tabel 4 : Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linier Nilai Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Parameter Estimates Dependent Variable: preetest

Parameter B Std.

a. This parameter is set to zero because it is redundant. Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, Juni 2017

Pada tabel 4.8 dapat dilihat nilai beta (B) sebesar 0,912 lebih besar dari 0,50, nilai t sebesar 12,405 berada pada signifikasni/probabilitas 0,000, maka koefisien regresi linier kedua sampel homogen dan model ANCOVA dapat digunakan.

(8)

dikatakan uji prasyarat telah terpenuhi. Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau uji kombinasi analisis regresi dan varians.

Uji ANCOVA HASIL BELAJAR

Penelitian ini melakukan uji normalitas untuk mengetahui data berasal dari uji distribusi atau tidak. Uji normalits dilakukan dengan bantuan uji Kolmogrov-Smirnov dengan dasar pengambilan keputusan; jika nilai signifikansi/probabilitas >0,05, maka data berdistribusi normal. Pada uji normalitas nilai Asymp. Sig. (2-tailed) uji Kolmogorov-Smirnov Z hasil pretest-posttest kelompok eksperimen 1 ialah 0,200 dan 0,200. kemudian hasil pretest-posttest kelompok eksperimen 2 ialah 0,200 dan 0,200. Dirumuskan hipotesis H0 adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan Ha adalah sampel yang tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, jadi jika

probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima. Dalam penelitian ini nilai signifikansi/probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) data tersebut adalah 0,200; 0,200; 0,200 dan 0,200 > 0,05 maka H0 diterima, maknanya persebaran data hasil pretest-posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Setelah uji normalitas terpenuhi, selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui varian kedua kelompok homogen atau tidak. Apabila nilai signifikansi/probabilitas > 0,05, maka data dikatakan homogen. Diketahui bahwa hasil Test of Homogeneity of Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest menunjukkan angka 0,347. Bila dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah variansi data pada tiap kelompok sama (homogen) dan Ha adalah variansi data pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen), maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data pretest dan postest kedua kelompok adalah sebesar 0,347 dan 0,456 > 0,05 maka H0 diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen. Skor signifikansi/probabilitas posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,456 dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pretest-posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, dapat disimpulkan bahwa data skor pretest-posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 memiliki varian data yang homogen atau sama.

(9)

Tabel 5 : Ringkasan Hasil Uji ANCOVA Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: preetest Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model

9495.539a 2 4747.770 77.331 .000

Intercept 1967,625 1 1967,625 38,113 .000

posstest 9448.291 1 9448.291

153.892

.000

treatment 574.591 1 574.591 9.359 .003

Error 4052.113 66 61.396

Total 320081.000 69

Corrected Total

13547.652 68 Dependent Variable: Hasil Belajar

Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, Juni 2017

Berdasarkan hasil uji normalitas yang menunjukkan data berdistribusi normal, uji homogenitas yang menunjukkan varian data homogen, dan uji homogenitas koefisien regresi linier yang menunjukkan kedua model beregresi linier maka dapat dikatakan uji prasyarat telah terpenuhi. Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau uji kombinasi analisis regresi dan varians dapat dilihat pada tabel berikut.

Pada varian model pembelajaran yang diberikan, diperoleh nilai F hitung 9,359 dengan signifikansi hitung 0,003. Dikarenakan nilai 0,003 lebih kecil dari α= 0,050, maka nilai F signifikan. Artinya adalah model pembelajaran Picture and Picture memberikan dampak yang yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Example non Example pada siswa kelas 4 SD N Gugus Gunung Sumbing.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD Gugus Gunung Sumbing dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi secara signifikan adari model pembelajaran Example non Example. Hal ini didasarkan pada hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji ANCOVA yang telah dilakukan terhadap nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya hasil belajar IPS yang menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran Example non Example pada penerapan pembelajaran kelas 4 SDN Gugugus Gunung Sumbing.

(10)

tersebut mempunyai selisih 0,5. Nilai posttest kelompok eksperimen 1 dengan rata-rata 80,48 dan kelompok eksperimen 2 dengan rata-rata 72,50, kedua kelompok tersebut mempunyai selisih 7,98. Dari hasil pretest dan posttes eksperimen 1 lebih tinggi atau unggul dibanding dengan eksperimen 2.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maya Putri, Riyanto M Taruna, Tambat Usman (2016: 4) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Ajaran 2015/2016. Boniran (2017: 111) dalam jurnalnya perbedaan hasil belajar ips melalui metode Picture And Picture dengan Complette Sentence siswa SDN 1 blembem kabupaten Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Putu Chandra Cahyana Putera, Agustini Ketut, Sugihartini Nyoman (2015: 1) dalam jurnalnya Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture dan Example Non Example Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa SD Negeri 1 Sawan Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian yang dilakukan oleh I.G.A Riani Wisesa, Md. Putra, DB Kt. Ngr. Semara Putra (2014: 1) dalam jurnalnya Strategi Peer Lessons Berbantuan Picture And Picture berpengaruh terhadaphasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 21 Pemecutan Denpasar Utara Tahun Ajaran 2013/2014. Debi Setiawan, Sugiyono,Endang Uliyanti (2014: 1) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples non Examples Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SD.

Md. Meilinda Dwi Lestari, DB.Kt.Ngr. Semara Putra, IGAA. Sri Asri (2012: 1) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Example non-Example Berorientasi Konflik Kognitif dengan Siswa yang dibelajarkan Menggunakan Model Konvensional Terhadap Hasil Belajar IPS kelas V SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2012/2013 Sunggudek Nolpin, Saneba Bonifasius, Jamaludin (2014: 193) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan tahun pelajaran 2014/2015.

Simpulan

Penelitian ini menunjukkan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran Example non Example. Kesimpulan ini berdasarkan temuan probabilitas uji ANCOVA 0,000 < 0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini juga didukung oleh rata-rata dari dua sampel hasil posttest pembelajaran Picture and Picture sebesar 80,48 dan Example non Example 72,50.

Saran

(11)

Kemudian untuk peneliti selanjutnya hasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau pedoman bagi peneliti berikutnya, peneliti berikutnya sebaiknya memperhatikan kekurangan/keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini agar menjadi perbaikan untuk penelitian berikutnya.

DATAR PUSTAKA

Agus, Suprijono, (2009) Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta.Pustaka Belajar

Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Aris, shoimin. 2014. 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Aris, shoimin. 2014. 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Boniran. 2017. Perbedaan Hasil Belajar Ips Melalui Metode Picture And Picture Dengan Complette Sentence Siswa SDN 1 Blembem Kabupaten Ponorogo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI). 11 (1) 111-121

Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Debi Setiawan, Sugiyono,Endang Uliyanti. 2014. Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe example non example terhadap hasil belajar ips kelas v sd. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4 (07): 33-42

Djafar, Hamsiah. 2012. “Variasi Bahasa dengan Kaitannya Pembakuan Bahasa

Indonesia”. http: //www.uin

alauddin.ac.id/download3.%20Hamsiah_Variasi%20Bahasa.pdf. Volume I Nomor 1, Oktober 2012, halaman 33-40

Gay, 1987 Gay, L.R 1987. Educational Research. New York: Merrill and Macmillan Pub. and Co.

Huda, M. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

I.G.A Riani Wisesa, Md. Putra, DB Kt. Ngr. Semara Putra. 2014. Strategi peer lessons berbantuan picture and picture berpengaruh terhadaphasil belajar ips siswa kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2 (01): 1-10

Joyce, B., Calhoun, E., & Weil, M. 2009. Models of Teaching (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Mara samin lubis, Asmalia. 2016. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (tps) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas vii mts.

Negeri lubuk pakam tahun pelajaran 2015/2016. Jurnal pendidikan dan

matematika. 5 (02): 232-242

(12)

Md. Meilinda Dwi Lestari, DB.Kt.Ngr. Semara Putra, IGAA. Sri Asri. 2012. Pengaruh example non-example berorientasi konflik kognitif terhadap hasil belajar ips sd negeri 10 kesiman pelajaran 2012/2013.mimbar PGSD. 2 (01): 111-118

Putu Chandra Cahyana Putera, Agustini Ketut, Sugihartini Nyoman. 2016. Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Example And Non Example Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI). 5 (2) 1-10

Solihatin, Etin Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sugiyono, (2016: Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 1 : Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
Tabel 4 : Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linier Nilai Pretest-Posttest
Tabel 5 : Ringkasan Hasil Uji ANCOVA

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pelayanan pastoral konseling Kristen harus dilakukan secara efektif agar dapat menolong para korban dan secara bersamaan Berdasarkan persoalah

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt karena dengan segala rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah

Lidah buaya ( aloe vera ) adalah tanaman asli yang telah banyak dibudidayakan petani (terutama di Kalimantan Barat) dan hasil tanaman tersebut juga banyak digunakan manusia

Matriks SWOT dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana strategi pemasaran perusahaan yang sesuai berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam rangka

Pembuatan Peta Perencanaan Jalur Jalan Area Kelompok Hutan Cirumput Kabupaten Sukabumi. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah Abu Bakar menjadi khalifah Rasulullah s.a.w yang pertama, beliau telah mengambil tindakan yang tegas, yaitu memberontak dari Islam (Murtad), lalu

Sementara, persamaan antara remaja lelaki dan perempuan di kawasan FELDA yang memilih untuk menonton rancangan bahasa Melayu adalah disebabkan oleh keadaan persekitaran mereka

Program “Pelatihan Spiritual Tour Guide untuk Siswa Sekolah Berorientasi Pariwisata” di SMA Karya Wisata Penarukan telah memberikan pengalaman peserta pelatihan dalam