Fakultas Ilmu Komputer
1678
Sistem Pendukung Keputusan Pengurutan Berdasarkan Jenis Suara
Anggota Baru Divisi Paduan Suara BIOS Menggunakan Metode
Profile
Matching
(Studi Kasus: Logicio Choir FILKOM)
Dinul Wikramaditya Syah1, Edy Santoso2, Rizal Setya Perdana3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1didinrollink@gmail.com, 2edy144@ub.ac.id, 3rizalespe@ub.ac.id
Abstrak
Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer atau yang sering disebut dengan Logicio Choir (LC) merupakan suatu divisi di dalam organisasi Seni dan Olahraga di lingkungan Fakultas Ilmu Komputer yang bernama BIOS (Badan Internal Olahraga dan Seni). Divisi ini digunakan untuk menampung mahasiswa FILKOM yang tertarik dan memiliki bakat di bidang paduan suara. Para peserta ini muncul dari keinginan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan musik mereka. Untuk menjadi anggota dari paduan suara ini dilakukan beberapa tahap seleksi. Kriteria yang dinilai dalam seleksi tersebut antara lain adalah kemampuan pendengaran (hearing nada), kemampuan membaca not balok ataupun not angka, kemampuan bernyanyi dengan intonasi dan artikulasi yang baik dan penentuan tinggi rendah nada seseorang (ambitus nada). Banyaknya jumlah kriteria, sedikitnya juri dalam menyeleksi serta hasil kriteria yang berbeda-beda tiap anggota membuat sulit dalam mencapai keputusan. Profile Matching adalah salah satu metode pengambilan keputusan yang cocok untuk seleksi penerimaan anggota secara objektif sesuai kriteria yang dibutuhkan. Profile Matching merupakan sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor ideal yang harus dimiliki oleh individu, bukan tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Penilaian dan perhitungan niliai gap berdasarkan 9 kriteria yaitu ambitus, hearing 2 nada, hearing 3 nada, hearing 4 nada, hearing 5 nada, membaca not balok, mebaca not angka, menyanyi lagu wajid dan menyanyi lagu bebas. Hasil dari implementasi metode Profile Matching dapat menjadi solusi efisien dan efektif dalam pengambilan keputusan untuk seleksi penerimaan anggota. Kinerja sistem yang dirancang dapat digunakan untuk mengambil keputusan penerimaan anggota dengan output berupa
urutan berdasarkan nilai akhir yang paling tinggi ke nilai akhir yang paling rendah dengan jumlah 61 data uji dengan persentase validitas sebesar 77.04%.
Kata kunci: Profile matching, Sistem Pendukung Keputusan, Paduan Suara. Abstract
4 tone, hearing 5 tone, reading notes, reading block notes, singing mandatory song, singing
free song. The result of the profile matching method implementation is it can be an efficient and
effective solution in making a decision in the member admission. The system can be used to
make a decision with the output of the system is in the form of urutan based on the final score
from the highest score to the lowest with a total 61 test data with a percentage of validity
77.04%.
Keywords: Choir, Decision Support System, Profile Matching.
1. PENDAHULUAN
Paduan suara merupakan sekelompok penyanyi yang menyanyikan lagu secara bersamaan. Tiap penyanyi dalam paduan suara harus mampu menyanyikan dengan sepadan, harus mampu mengharmonisasikan suara mereka antar penyanyi dalam paduan suara yang lain. Tidak boleh ada suara penyanyi yang mendominasi dalam sebuah tim paduan suara (Kob, 2011). Paduan suara adalah salah satu teknik improvisasi dari seni yang telah dikembangkan beberapa tahun yang lalu (Ward & Steinman, 2014). Agar dapat menyanyi dengan benar dibutuhkan latihan secara rutin yang memfokuskan pada postur tubuh, fisik, pernapasan dan suara (Atkins & Duke, 2013). Paduan suara dapat juga diartikan sebagai
“sebuah organisasi yang terdiri dari beberapa penyanyi yang berpentas secara bersamaan”.
Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (dulunya disebut Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer) atau yang lebih dikenal sebagai Logicio Choir adalah divisi yang tergabung di dalam Lembaga Seni Otonom Badan Internal Olahraga dan Seni (BIOS). Pada divisi paduan suara dapat merekrut mahasiswa FILKOM yang berminat dan memiliki talenta di bidang tarik suara. Para anggota ini berpartisipasi karena ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang musik khususnya di bidang tarik suara. Pada tahun 2014-2015, divisi paduan suara menampung anggota baru dengan total pendaftar sejumlah 61 mahasiswa FILKOM dari berbagai program studi.
Di bidang paduan suara, semua calon anggota baru yang ingin bergabung harus mengikuti tahap audisi. Audisi ini diadakan untuk mengetes kriteria utama yang harus dimiliki seorang penyanyi terutama dalam bidang paduan suara. Kriteria yang dimaksud ialah kepekaan pendengaran nada (hearing), kemampuan dalam membaca not angka, kemampuan dalam membaca not balok
(opsional), ambitus suara (jangkauan nada tertinggi dan nada terendah seorang penyanyi), serta kemampuan bernyanyi dengan nada yang tepat dan artikulasi yang jelas. Kriteria lainnya ialah wawancara yang dilakukan oleh anggota lama kepada calon anggota baru untuk mengetahui kemauan serta komitmen dalam keikutsertaan di divisi paduan suara. Audisi paduan suara hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidang Tarik suara seperti pelatih paduan suara atau conductor paduan suara dimana pelatih tersebut akan menjadi juri dalam penentuan anggota baru yang lolos dalam tahap audisi. Untuk menghadirkan seorang pelatih saat proses audisi dibutuhkan biaya tambahan diluar biaya latihan, dan permasalahan yang ada pada divisi ini ialah kurangnya anggota yang memahami dengan cara penyeleksian peserta.
Jangka waktu yang diperlukan untuk melakukan tahap audisi yaitu kurang lebih 2 minggu. Setelah proses audisi selesai, dibutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu untuk menentukan anggota baru yang lolos tahap audisi. Hal ini sangat menghabiskan banyak waktu dan terkadang hasilnya kurang maksimal, karena klasifikasi jenis suara di paduan suara adalah hal yang sangat penting yang patut dilakukan untuk seorang pelatih/conductor. Jika terdapat kesalahan dalam klasifikasi jenis suara, akibatnya akan sangat fatal pada tim paduan suara tersebut. Seorang konduktor harus sangat teliti dalam mengklasifikasi jenis suara pada masing-masing penyanyinya (Chen, 2010). Setiap juri audisi dapat menghasilkan hasil peniliaian yang berbeda-beda, sehingga akan mempersulit dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu,, perlu adanya suatu sistem dengan metode yang mampu membantu permasalahan dengan kriteria dan bobot yang berbeda-beda.
untuk memperoleh sumber daya yang berkualitas adalah dengan melakukan proses seleksi menggunakan metode Profile Matching. Metode Profile Matching adalah suatu metode dalam mengambil keputusan dengan mengasumsikan bahwa ada level variabel prediktor ideal yang harus dipunyai oleh tiap individu, bukan level minimal yang harus dipenuhi. Jadi, metode ini dapat membantu menangani permasalahan yang ada pada Logicio Choir FILKOM UB dalam penerimaan dan memposisikan tiap anggota divisi paduan suara sesuai dengan kriteria ideal penyanyi.
2. FORMULASI PERMASALAHAN 2.1 Logicio Choir FILKOM UB
Logicio Choir FILKOM UB adalah Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yang berada di bawah kelembagaan Badan Internal Olahraga dan Seni (BIOS) Fakultas Ilmu Komputer. Kepengurusan Logicio Choir FILKOM UB adalah badan yang menjalankan roda organisasi Logicio Choir FILKOM UB yang terdiri atas minimal Ketua Divisi, Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Inventaris, Humas dan Kepelatihan. Jumlah jenis suara dan jumlah anggota tiap jenis suara disesuaikan dengan kebutuhan, dan dapat berganti seiring pergantian pengurus disetiap tahunnya.
Jenis Suara pada Logicio Choir FILKOM UB tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut (Logicio Choir, 2016):
a.
Sopran, yaitu suara tertinggi pada wanita
b.
Alto, yaitu suara terendah pada wanita
c.
Tenor, yaitu suara tertinggi pada pria
d.
Bass, yaitu suara terendah pada pria
2.2 Kriteria Anggota Divisi Paduan Suara BIOS FILKOM UB
Paduan suara harus memiliki standar aturan perilaku dan moral dalam melaksanakan tugas paduan suara. Pencarian data standar aturan perilaku dan moral paduan suara dari setiap calon anggota baru dilakukan saat open recruitment. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penentuan nilai kriteria anggota paduan suara didapat saat wawancara open recruitment. Menurut data hasil open recruitment LOGICIO CHOIR FILKOM UB, penerimaan anggota baru harus memenuhi berbagai kriteria paduan suara. Kriteria paduan suara yang dibutuhkan LOGICIO CHOIR FILKOM UB akan diulas
lebih lanjut pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Paduan Suara
Ambitus Hearing Baca Notasi Menyanyi
Atas Bawah 3 4 5 Not Not Lagu Lagu
Nada Nada Nada Angka Balok Wajib Bebas
2.2. Logicio Choir FILKOM UB
Logicio Choir FILKOM UB adalah Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yang berada di bawah kelembagaan Badan Internal Olahraga dan Seni (BIOS) Fakultas Ilmu Komputer. Kepengurusan Logicio Choir FILKOM UB adalah badan yang menjalankan roda organisasi Logicio Choir FILKOM UB yang terdiri atas minimal Ketua Divisi, Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Inventaris, Humas dan Kepelatihan. Jumlah jenis suara dan jumlah anggota tiap jenis suara disesuaikan dengan kebutuhan, dan dapat berganti seiring pergantian pengurus disetiap tahunnya.
Jenis Suara pada Logicio Choir FILKOM UB tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut (Logicio Choir, 2016):
e.
Sopran, yaitu suara tertinggi pada wanita
f.
Alto, yaitu suara terendah pada wanita
g.
Tenor, yaitu suara tertinggi pada pria
h.
Bass, yaitu suara terendah pada pria
2.3
Metode
Profile Matching
Metode profile matching adalah sebuah metode pengambilan keputusan yang mengasumsikan dimana ada tingkat variabel prediktor ideal yang harus dipunyai oleh masing-masing individu, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi. Dalam Profile Matching, adanya identifikasi pada sebuah kelompok yang baik maupun yang buruk. Para individu dalam kelompok akan diukur dengan menggunakan beberapa kriteria penilaian. Menurut Kusrini (2007), Prosedur metode Profile Matching:
1.
Penentuan bobot nilai Gap
Pada penentuan bobot nilai gap, ditentukan nilai bobot dari tiap aspek menggunakan nilai bobot yang sudah diidentifikasi untuk tiap aspek itu sendiri. Adapun input dari proses pembobotan adalah selisih dari profil individu dan provil jabatan.
Gap merupakan perbedaan antara profil jabatan dengan profil anggota. Umumnya dapat dituliskan dalam persamaan 1 berikut:
Gap = Nilai – Nilai Standar (1)
Sedangkan untuk pengumpulan gap tiap aspek memiliki perhitungan yang berbeda-beda. Contoh rentang gap dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Gap
Kategori Range penilaian Nilai
Sangat kurang 0-49 1
Kurang 50-59 2
Cukup 60-69 3
Baik 70-84 4
Sangat baik 85-100 5
Range penilaian dapat dikondisikan sesuai kebutuhan organisasi, setelah itu langkah berikutnya ialah menjelaskan tiap aspek sehingga didapatkan gap sesuai dengan rumus. Setelah itu, tiap profil anggota diberi bobot nilai sesuai dengan patokan nilai pada tabel berikut. Perbandingan antar bobot dengan gap diberikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Perbandingan Gap dengan Bobot
Selisih Bobot Keterangan
0 5 Tidak ada selisih (kompetensi
sesuai dengan yang dibutuhkan)
1 4,5 Kompetensi lebih 1 level
3. Perhitungan core factor dan secondary factor Setelah penentuan bobot nilai gap untuk 3 aspek tersebut, kemudian tiap aspek diklasifikasikan menjadi dua bagian antara lain
core factor dan secondary factor. a. Core factor
Core factor adalah aspek (kompetensi) yang paling dominan atau paling dibutuhkan oleh suatu jabatan yang dapat menghasilkan kinerja optimal. Pada persamaan 2 berikut menunjukkan perhitungan core factor:
𝑁𝐶𝐹 =∑ 𝑁𝐶∑ 𝐼𝐶 (2)
Secondary factor adalah beberapa aspek diluar aspek core factor. Perhitungan untuk secondary factor ditunjukkan pada persamaan 3 berikut ini:
𝑁𝑆𝐹 =∑ 𝑵𝑺∑ 𝑰𝑪 (3)
Keterangan :
NSF : Nilai rata – rata secondary factor
NS : Jumlah total nilai secondary factor
(aspek 1, aspek 2, aspek 3, dst.) IS : Jumlah aspek secondary factor
4.
Perhitungan nilai total aspek
Hasil perhitungan dari tiap aspek kemudian dihitung nilai total menurut persentase dari core factor dan secondary factor yang diprediksikan memberikan pengaruh terhadap kinerja tiap – tiap profil. Perhitungannya ditunjukkan pada persamaan 4 berikut:
Nilai Total = 60% NCF + 40% NSF (4)
Keterangan :
NCF : Nilai rata – rata core factor
NSF : Nilai rata – rata secondary factor
5.
Perhitungan hasil perankingan
Hasil akhir dari proses Profile Matching ialah perankingan dari tiap kandidat yang dapat dijadikan anggota yang dapat memenuhi klasifikasi suara yang dibutuhkan. Penentuan ranking berdasarkan pada hasil perhitungan yang ditunjukkan pada persamaan 5 berikut:
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = ∑ (𝑥)%𝑁𝑖𝑖=0 (5) langkah yang dilakukan pada penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari studi literature, pengumpulan sumber data, perancangan sistem, penerapan sistem dan pengujian sistem. Hasil dari pengujian ini digunakan untuk penarikan kesimpulan.
3.1 Study Litereatur
teori yang digunakan. Teori yang berhubungan dengan penelitian ini adalah teori tentang sistem pendukung keputusan, metode profile matching, serta tentang pemilihan anggota paduan suara.
3.2 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data variabel penelitian yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah data kriteria paduan suara anggota LOGICIO CHOIR FILKOM UB dan data hasil open recruitment
LOGICIO CHOIR FILKOM UB periode 2014-2015 dengan total jumlah 61 data uji. Sumber data didapat dari kepengurusan LOGICIO CHOIR FILKOM UB tahun 2016-2017 dengan cara pengajuan permohonan pengambilan data. Data kriteria paduan suara anggota LOGICIO CHOIR FILKOM UB digunakan untuk parameter pada sistem dan untuk menentukan persentase bobot untuk setiap kriteria. Lalu data hasil open recruitment LOGICIO CHOIR FILKOM UB periode 2015-2016 digunakan sebagai input pada sistem dan untuk pengujian akurasi.
3.3 Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan perancangan tahapan kerja dari sistem secara keseluruhan agar mempermudah penerapan dan pengujian. Model perancangan sistem mendeskripsikan tentang cara kerja sistem secara terstruktur dimulai dari masukan hingga keluaran yang berupa hasil. Adapun model perancangan sistem dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Model Perancangan Sistem
3.4 Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan fase pembangunan sistem yang mengimplementasikan hal yang sudah diperoleh dalam proses studi literature dan berdasarkan
pada perancangan sistem. Fase-fase yang ada dalam implementasi antara lain:
- Implementasi system munggunkan Bahasa C#
- Implementasi algoritma, yaitu perhitungan dengan metode Profile Matching.
3.5 Pengujian Sistem
Pada fase ini dilakukan pengujian sistem berdasarkan skenario pengujian yang sudah dibuat dengan tujuan dapat menunjukkan bahwa
software dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi kebutuhan yang mendasarinya. Langkah selanjutnya ialah melakukan evaluasi pada sistem agar mengetahui hasil sistem nantiya dapat dijadikan sebagai kesimpulan untuk hasil pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Anggota Baru Paduan Suara Mahasiswa FILKOM. Pengujian tersebut antara lain ;
1. Pengujian fungsionalitas dari aplikasi apakah telah berjalan sesusai dengan parameter yang ditentukan.
2. Pengujian akurasi data output dengan melakukan perbandingan data output sistem dengan data output perhitungan
decision maker.
3.6 Penutup
Penarikan kesimpulan diambil setelah
semua fase dari perancangan, implementasi
dan pengujian sistem pendukung keputusan
sudah dilakukan. Kesimpulan diambil
berdasarkan hasil hasil pengujian dan
analisis sistem tersebut. Fase terakhir ialah
saran yang berkaitan dengan hasil yang
sudah dicapai yang bermanfaat untuk
perbaikan kesalahan dalam pengembangan
selanjutnya.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Sistem
Implementasi profile matching untuk seleksi penerimaan anggota divisi paduan suara berfungsi sebagai penghubung antara juri dengan sistem perangkat lunak agar dapat berinteraksi dengan sistem. Pada implementasi sistem akan ditunjukan step step proses perhitungan penerimaan anggota divisi menggunakan metode profile matching.
Input
Nilai tiap kriteria dari data
Proses
Penghitungan nilai tiap kriteria dengan metode profile
matching
Output
4.2. Implementasi Antarmuka Sistem
Antarmuka implementasi Profile Matching untuk seleksi penerimaan anggota divisi paduan suara berfungsi sebagai perantara antara admin dengan sistem software agar bisa berinteraksi dengan sistem. Implementasi antarmuka sistem seleksi penerimaan anggota divisi paduan suara ini berisi halaman data seleksi anggota, halaman perhitungan core factor dan secondary factor, halaman form input data dan halaman ranking.
a. Tampilan Halaman Home
Gambar 2. Halaman Home
b. Tampilan Halaman Input Data Anggota
Gambar 3. Halaman Input Data Anggota
c. Tampilan Halaman Daftar Anggota
Gambar 4. Halaman Daftar Anggota
d. Tampilan Halaman Divisi
Gambar 5. Halaman Update Data Anggota
5 PENGUJIAN 5.1. Skenario Pengujian
Pengujian menggunakan 61 data uji peserta seleksi tahun 2015-2016. Daftar data uji dapat dilihat pada halaman lampiran. Pada kepengurusan divisi paduan suara FILKOM tahun 2015-2016, masing masing kuota jenis suara yang disediakan oleh divisi paduan suara adalah Sopran berjumlah 12 orang, Alto berjumlah 11 orang, Tenor berjumlah 10 orang, Bass 1 berjumlah 4 orang dan Bass 2 berjumlah 4 orang. Data peserta seleksi di masukkan pada sistem untuk dihitung menggunakan metode profile matching. Pada sistem yang telah dibuat, peserta seleksi dinyatakan lolos memenuhi jumlah kuota jenis suara divisi paduan suara FILKOM yang telah dijelaskan sebelumnya. Apabila terdapat nilai total yang sama pada setelah perhitungan profile matching, maka akan dibandingkan ulang dengan nilai core factor yang paling tinggi.
5.2. Pengujian Akurasi
Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil pengujian akurasi dan perbandingan hasil antara sistem dengan decision maker.
Tabel 4. Hasil Pengujian Akurasi
No Nama Jenis
Suara Hasil
Akhir HDM HS
1 Clara Pusparani Sopran 4.19 L L
2 Zulianur
Khaqiqiyah Sopran 3.8 TL TL
3 Ruly Margaretha
Pangemanan Sopran 4.33 L L
4 Diansesa
Rahmatika Sopran 3.86 L L
5 Vina Meilia Sopran 4.19 L L
7 Amalia Khoirun
11 Nurani Savanti
W.G Sopran 4.45 TL L
16 Andhini Hapsari
Putri Alto 4.36 L L
40 Dorothy Gabriel
Sihombing Alto 4.14 L TL
55 Aprilo Paskalis
Polli Bass 1 4.09 L L
dikatakan akurat apabila perhitungan sistem
dengan decision maker yang mempunyai
hasil yang sama. Dari hasil pengujian
akurasi didapatkan 47 data uji akurat,
sehingga nilai akurasi yang didapat dapat
dihitung menggunakan persamaan 6 berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑥 100% (6)
5.3. Pengujian Bobot Persentase
Pengujian bobot persentase adalah pengujian dengan merubah nilai persentase core factor dan secondary factor pada perhitungan
membandingkan hasil sistem dengan evaluasi penerimaan anggota divisi dari decision maker
divisi paduan suara FILKOM.
Pada pengujian ini, memakai 9 model bobot persentase yang selanjutnya akan digunakan untuk semua divisi paduan suara FILKOM. Pada model persentase yang pertama diasumsikan bahwa nilai core factor lebih besar persentasenya dibandingkan dengan secondary factor. Pada model persentase yang kedua diasumsikan bahwa nilai core factor sama besar persentasenya dengan dengan secondary factor. Pada model persentase yang ketiga diasumsikan bahwa nilai core factor lebih kecil persentasenya dibandingkan dengan secondary factor. Nilai bobot persentase nantinya akan dimasukan ke sistem untuk melihat bobot persentase manakah yang mempunyai akurasi hasil akhir terbaik. Pada Tabel 5 didapatkan nilai dari masing-masing bobot persentase.
Tabel 5 Model Bobot Persentase Pada Pengujian Persentase
Pengujian persentase ini membuktikan bahwa nilai akurasi pada seluruh model persentase memiliki tingkat akurasi yang berbeda. Hal ini dikarenkan nilai kriteria antara peserta seleksi yang tidak diterima dengan yang diterima memiliki perbandingan nilai yang cukup jauh. Sehingga perubahan nilai persentase
core factor dan secondary factor tidak mempengaruhi hasil penerimaan peserta seleksi. Berikut grafik hasil pengujian bobot persentase secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.
Secara keseluruhan pada hasil pengujian
akurasi dan pengujian persentase, terdapat
faktor lain diluar kriteria peserta seleksi
divisi paduan suara yang mempengaruhi
penerimaan anggota divisi paduan suara
BIOS FILKOM yaitu keikutsertaan peserta
seleksi di UKM Paduan Suara UB.
Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian Bobot Persentase
Lalu hasil pada pengujian persentase ini mempengaruhi nilai akhir pada setiap jenis suara sehingga terdapat beberapa jenis suara yang mengalami perubahan urutan penerimaan anggota. Dengan adanya hasil nilai akurasi yang sama antara ketiga model pengujian persentase yaitu 83% maka dapat disimpulkan bahwa setiap penerimaan anggota divisi paduan suara BIOS FILKOM lebih mengacu pada nilai profil ideal setiap jenis suara. Sehingga perubahan persentase core factor dan secodary factor tidak merubah hasil penerimaan anggota divisi paduan suara namun hanya merubah urutan ranking setiap jenis suara.
6 KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan diantaranya sebagai berikut: 1. Metode profile matching berhasil diimplementasikan pada penelitian Sistem Pendukung Keputusan Pengurutan Berdasarkan Jenis Suara Anggota Baru Divisi Paduan Suara BIOS Menggunakan Metode Profile Matching. Implementasi dilakukan dengan melibatkan pakar sebagai penetapan kriteria calon anggota baru paduan suara.
2. Proses pengujian dilakukan dengan cara pengujian akurasi dengan persentasi core factor 60% dan secondary factor 40% menghasilkan persentasi data valid sebesar 77.04%. Selain itu dilakukan pengujian bobot persentase dengan menggunakan Sembilan variasi bobot yaitu 90%-10%, 80%-20%, 70%-30%, 60%-40%, 50%-50%, 40%-60%, 30%-70%, 20%-80%, 10%-90. Dari Sembilan model bobot persentase didapat model 8 dan 9 memiliki nilai terbaik yaitu 83.60%.
dikatakan baik dan sesuai perancangan yaitu 77.04%. Pada proses pengujian terhadap variasi bobot persentase core factor dan
secondary factor yang berbeda,
menghasilkan akurasi yang berbeda juga dengan model 8 dan 9 memiliki nilai persentase terbaik yaitu 83.60%.
7 DAFTAR PUSTAKA
Angkasa, S., 2016. Penerapan Metode Profile Matching untuk Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit pada PNPM Mandiri Kota Banjarmasin. Jurnal Teknologi Informasi, XI(1907-2403).
Atkins, R. L. & Duke, R. A., 2013. Changes in Tone Production as a Function of Focus of Attention in Utrained Singers.
International Journal of Research in Choral Singing, pp. 28-36.
Chen, G., 2010. On Using Voice Source
Measures in Automatic Gender
Classification of Children's Speech.
Japan: s.n.
Choir, L., 2016. Standar Operational Procedure Logicio Choir 2016-2017. Malang: Logicio Choir.
Faizal, E., 2014. Implementasi Metode Profile Matching untuk Penentuan Penerimaan Usulan Penelitian Internal Dosen STMIK El-Rahma. Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, Volume 6. Kob, M., 2011. Analysing and Understanding
the Singing Voice: Recent Progress and Open Question. Current Bioinformatics,
Issue 362-374, p. 6.
Kurniawati, D., 2016. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Makalah Seminar Terbaik. Seminar Riset Te'knologi Informasi (SRITI).
Kusrini, 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Offset.
Monita, D., 2013. Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Langsung Tunai Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process. Pelita Informatika Budi Darma, III(2).
Polrolniczak, E. & Kramarczyk, M., 2008.
Formant Analysis In Assessment of The Quality of Choral Singers. Polandia: Paper Mahasiswa Wes Pomeranian University of Technology.
Rachman, A., 2008. Sistem Pendukung
Keputusan Seleksi Sumber Daya
Manusia Di Perusahaan. Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama.
Terry, G. R., 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.