• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN I.P. MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA - KULIAH 9 RUDAPAKSA MATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAGIAN I.P. MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA - KULIAH 9 RUDAPAKSA MATA"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

RUDAPAKSA

MATA

BAGIAN I.P. MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

RUDA PAKSA MATA

Dengan Kemajuan Teknologi Rudapaksa

Mata Merupakan Salah Satu Penyebab Tersering Dari Kelainan Mata.

Permukaan Mata Merupakan 0,27% Dari

Permukaan Tubuh Atau 4% Dari Wajah

Namun Demikian Rudapaksa Mata

(3)

Hal Ini Salah Satu Penyebabnya, Mungkin

Karena Penyebab Yang Kecil Pada Mata

Nampak, Sedang Pada Kulit Tidak

Berpengaruh.

Segala Umur Dapat Terkena Rudapaksa

Mata Walaupun Beberapa Kelompok Umur

Tersering Terkena (50%) Yaitu Umur

(4)

Untunglah Bola Mata Mendapat Perlindungan

Yang Cukup Baik Oleh Kelopak Mata, Tulang Mata, Rima Orbita, Jaringan Orbita, Kedipan Kelopak Mata, Gerakan Menghindari Dari

Kepala, Alis Mata, Gerakan Dari Bola Mata Keatas.

Sebaiknya Bila Ada Rudapaksa Mata Segera

(5)

PEMERIKSAAN – PEMERIKSAAN

YANG DIPERLUKAN

I. ANAMESA.

1. Kapan Dan Dimana Terjadinya Kecelakaan, Disaat Bekerja Apakah Memakai Kaca Mata Pelindung Atau Tidak.

2. Benda Penyebab Kecelakaan.

Pada Kecelakaan Dengan Benda Asing,

(6)

II. Bagaimana Penglihatan Penderita Sebelum Terkena Rudapaksa Mata.

Bila Palbera Sangat Udem Dan Kemosis Maka Pemeriksaan Virus Sukar Dilakukan.

III. Kemudian Dilakukan Pemeriksaanan Bagian – Bagian Bola Mata Secara Teliti Dan Cermat Serta Keadaan Sekitar Bola Mata. Hal Ini

(7)

RUDAPAKSA MATA BERDASARKAN

PENYEBABNYA DIBAGI:

I

. MEKANIS : TUMPUL

TAJAM II. BAHAN KIMIA : ASAM BASA III. FISIK : CAHAYA

LEDAKAN

KEBAKARAN

(8)

RUDAPAKSA MATA

MEKANIS TUMPUL :

Tingkatan Dari Rudapaksa Mata Ini Tergantung

Dari Besar, Berat, Energi Kinetik Dari Obyek.

Mekanisme:

Gelombang Tekanan Akibat Dari Rusapaksa Mata Menyebakan :

(9)

2. Perubahan Yang Menyolok Dari Bola Mata. 3. Tekanan Dalam Bola Mata Akan Menyebar

Antara Cairan Vitreous Yang Kental Dan Jaringan Sclera Yang Tidak Elastis.

4. Akibatnya Terjadi Peregangan Dan Robeknya Jaringan Pada Tempat Dimana Ada Perbedaan Elastisitas, Mis: Daerah Limbus, Sudut

(10)

RESPON DARI JARINGAN TERHADAP RUDAPAKSA MATA TUMPUL :

1. Vasokonstriksi Dari Pembuluh Darah Rerifer, Sehingga Terjadi Iskemia Dan Nekrosis Lokal.

2. Diikuti Dengan Vasodilatasi, Hiperpermeabilitas, Aliran Darah Yang Menurun.

(11)

Karena Tiap – Tiap Jaringan Mempunyai

Sifat – Sifat Dan Respon Khusus

Terhadap Trauma Maka Akan

Dibicarakan Satu – Persatu.

A. Palpebra

Laserasi Dan Hematum

Pada Pemeriksaan Didapatkan Luka

Memar, Udema Dan Ekkoriasi.

(12)

B. Konjungtiva

Perdarahan Dibawah Konjungtiva

Tampak Bercak Merah Berbatas Jelas.

Biasanya Tanpa Terapi Dapat Sembuh

Sendiri, Tetapi Untuk Mempercepat Dapat

Dibantu Dengan Vasokonstriksi.

Edema

Bila Masih Dan Terletak Sentral Dapat

Mengganggu Visus.

(13)

Kondisi Ini Dapat Diatasi Dengan Jalan Reposisi

Konjungtiva Atau Menusuk Konjungtiva

Sehingga Terjadi Jalan Untuk Mengurangi

Edema Tersebut.

(14)

LASERASI

Bila Laserasi Sedikit Dapat Diberi Antibiotika Untuk Membatasi Kerusakan. Daya

Regenerasi Epitel Konjungtiva Yang Tinggi

Sehingga Akan Tumbuh Dalam Beberapa Hari. Laserasi Dan Jaringan Necrotik Maka

Infamasi akan Lebih Menonjol Dari Pada

Traumanya. Dalam Hal Ini Daerah Nekrosis Harus Dieksisi.

(15)

C. KORNEA

1. Erosi Kornea (Hilangnya Sebagian Epitel)

Bila Penderita Mengeluh Nyeri,

Photofobi, Epifora, Bleparospasme, Perlu

Kita Lakukan Pemeriksaan Pengecatan

Flurocein.

Bila (+) Berarti Sebagian Kornea Tampak

Hijau --- Ada Suatu Lesi Atau Erosi

(16)

Tx: Bebat Mata Dan Diharapkan 1-2 Hari Terjadi Penyembuhan.

Bila Erosi Luas Maka Perlu Tambahan Antibiotika.

2. EDEMA KORNEA :

Dapat Berupa Edema Yang Datar Atau Edema Yang Melipat Dan Menekuk

(17)

Tx: Pemberian Antibiotika Dan Bebat

Mata, Kadang – Kadang Diperlukan

Lensa Kontak Untuk Melindungi

(18)

D. BILIK MATA DEPAN : 1. HIFEMA :

(Perdarahan Dalam Bilik Mata Depan Yang Berasal Dari Iris Dan Corpus Siliare)

• Respon Vaskuler Yang Terkena Adalah A, Ciliaris Anterior, Perdarahan Vena Di

Schlemm Kanal Dan Adanya Hipotoni, Seperti Pada Siklodialisis.

Pada Umumnya 70% Kasus Penyerapan

(19)

Bila Perdarahan Luas Koagulasi Di bilik

Mata Depan Akan Luas Dimana Terjadi Gumpalan Fibrin Dan Darah Merah.

Hal Ini Akan Memperlambat Penyerapan

Ditambah Lagi Hambatan Mekanis

(20)

Pada Beberapa Produk Darah Menempel

Pada Bagian Anterior Pigmen Membran Dari Iris Didaerah Pupil Dan Sudut Irido Corneal.

Walaupun Sepintas Bilik Mata Depan Jernih,

(21)

Hifema Sekunder Pada Umumnya

Nampak Antara Hari Ke-2 Dan Ke-5.

Biasanya Diikuti Dengan Ancaman

Iritis.

Pada Hifema Ringan Dapat Terjadi

Glukoma Sekunder Dengan

(22)

• Hal Ini Dari Adanya Edema Di Trabekular Meshwork, Sehingga Terjadi Gangguan Outfolow Humor Akuos.

• Tekanan Intra Occuli Kadang Baru

(23)

Frekwensi Perdarahan Sekunder Tanpa

Kenaikan Tekanan Intra Occuli --- 30%.

• Frekwensi Perdarahan Sekunder

(24)

PENGOBATAN HIFEMA :

Bila Tanpa Penyulit :

1. Tirah Baring Sempurna Dengan

Posisi Kepala Lebih Tinggi + 4o

o

.

Larangan Gerakan Fisik Dan

Mengangkat Kepala.

2. Pemakaian Bebat Mata.

Masih Kontrofersi Memakai Atau

Tidak. Bila Kedua Mata Di Bebat

(25)

Tetapi Pada Anak Menyebabkan

Kegelisaahan, Dan Pada Dewasa

Akan Terjadi Disorientasi.

Tetapi Bila Satu Mata Dibebat Maka

Paling Tidak Penderita Atau Keluarga

Sadar Terhadap Penyakitnya Yang

(26)

3. Simptomatis Diberikan Bila Perlu :

Misal : Penenang, Anti Fibrinolitik.

Bila Penyerapan Berjalan Lambat

Lebih Dari 7 Hari Maka Dapat

Dibantu Dengan Pemberian Miotikum

Dengan Tujuan Memperluas

(27)

Bila Ada Kecenderungan Pembentukan

Sinekia Dapat Diberikan Midriatikum.

Bila Ada Tanda – Tanda Glukoma

Sekunder Dan Diberi Obat Anti Glukoma. 5. Dilakukan Tindakan Pembedahan

(28)

Hal Ini Dilakukan Pada Kasus – Kasus :

Hifema Yang Tidak Kurang Selama 5

Hari. Dan Darah Lebih Dari ½ Bilik Mata Depan.

(29)

Biasanya Hemosiderosis Yang Ringan Hilangnya Agak Lama Yaitu Setelah Beberapa Bulan. Hal Ini Disebabkan Karena Proses Fagositosis Dari Produk Hb Ini Berjalan Lambat Dari Tepi Ke

(30)

E. IRIS

1. Iridodialisis

Iris Lepas Dari Insersi Yang Kadang

Diikuti Dengan Hifema.

Pupil Miosis.

Ax : Penderita Merasa Melihat Double

Pada Satu Mata ( Diplopia Unilatera).

Pemeriksaan : Tampak Sebagian Iris

Lepas.

Tx : Pasif, Tetapi Bila Ada Keluhan

(31)

F. PUPIL

Midriasis :

Akibat Dari Parese Saraf Optikus Atau Karena Ruptur Otot Spincter.

G. Lensa

Penyebab Utama Kerusakan Lensa Adalah Kerusakan Seluler Dan Laserasi Jaringan. Mekanisme :

Gelombang Tekanan Menekan Humor

(32)

Iris Tertekan Ke Arah Vitreous.

Lensa Tertekan Kembali Ke Arah

Humor Akuos Dan Difragma Iris.

Tambahan Tekanan Pada Kapsul Dan

Epitel Lensa.

Terjadi Kerusakan Jaringan Intra

Sellular Fiber Dari Lensa, Nekrosis

Kapsul Dan Dislikaso Sebagian

(33)

KEKERUHAN LENSA

1. Subluksasi Atau Dislokasi Lensa :

• Dapat Kedua Arah Yaitu Menuju Bilik

Mata Depan Dan Posterior Menuju Badan Kaca.

(34)

Pada Pemeriksaan Terlihat Iris Tremulans

Dan Bilik Mata Depan Yang Dalam. Pengobatan :

Aktif Dengan Operasi Pada Dislokasi

Anterior. Hal Ini Untuk Mencegah

Terjadinya Kerusakan Endotel Kornea Dan Glukoma Sekunder.

Pasif Secara Konservatif Pada Dislokasi

(35)

H. Segmen Posterior

Kita Menduga Adanya Kerusakan Segmen

Posterioir Bila Penglihatan Menurun

Tanpa Kerusakan Segmen Anterior.

1. Perdarahan Badan Kaca

Darah Berasal Dari Korpus Ciliare.

(36)

Pemeriksaan Dengan Oftalmoskop

Nampak Kekeruhan Badan Kaca.

Pengobatan Hanya Konservatif.

2. Udema Makula

(37)

3. Robekan Retina

Keluhan Kabur, Benda Tampak

Bergelombang.

Pemeriksaan Tampak Ablasi Retina

Yang Terlihat Dengan Oftalmoskop.

(38)

4. Keluhan N. Opticus.

Hal – Hal Yang Terjadi Akibat

Rudapaksa Mata Mekanik Tajam :

A) Palpebra

1.Luka Terbuka Palpebra

Ax : Keluhan Rasa Nyeri, Bengkak

Dan Berdarah.

Pemeriksaan : Tampak Adanya Luka

(39)

Pengobatan :

1. Pebersihan Luka, Kemudian Dijahit. 2. Tehnik Penjahitan Dilakukan Sama

Dengan Luka Pada Kulit Tubuh Yang Lain Sesuai Dengan Arah Dari M.

(40)

PERHATIAN :

1.Luka Yang Persis Pada Palpebra Harus Khusus Diperhatikan Karena Bila

Penjahitan Tidak Tepat Pada Kedua Tepi Luka Akan Memberi Hasil Kosmetik Dan Fungsional Yang Jelek.

2.Bila Perlu Dapat Ditambah Dengan

(41)

B) KONJUNGTIVA

1. Perdarahan

Penatalaksanaan Sama Dengan

Rudapaksa Mata Mekanis Tumpul.

2. Robekan 1 Cm

(42)

Robekan Lebih Dari 1 Cm, Dijahit

Dengan Benang Cut Gut Atau Sutera Berjarak 0,5 Cm Antara Tiap – Tiap Jahitan.

(43)

C) KORNEA

1. Erupsi Kornea

Penatalaksanaan Spt Rudapaksa Mata Tumpul. 2. Luka Tembus Kornea

- Ax : Teraba Nyeri, Epifora, Fotophobia, Blepharospasme.

- Pemeriksaan : Bagian Yg Mengalami Kerusakan Epitel Menunjukkan Flurocein (+).

(44)

PENGOBATAN

Tanpa Mengingat Jarak Waktu

Antara Kecelakaan Dan

Pemeriksaan, tiap Luka Terbuka

Kornea Yang Masih Menunjukkan

Tanda – Tanda Adanya Kebocoran

Harus Diusahakan Untuk Dijahit.

Jaringan Intra Ocular Yang Keluar

(45)

Misal : Badan Kaca, Prolap Iris

Sebaiknya Dipotong Sebelum Luka Dijahit.

Jangan Sekali – Kali Dimasukkan

Kembali Dalam Bola Mata.

• Jahitan Kornea Dilakukan Secara Lamellar Untuk Menghindari

(46)

Luka Sesudah Dijahit Dapat Ditutup

Lembaran Yang Terdekat.

Tindakan Ini Dapat Dianggap

Mempercepat Epitelialisasi.

Antibiotika Lokal Dalam Bentuk

Salep, Tetes Atau Sub Konjungtiva

0,3 – 0,5 U.

(47)

Atropin Tetes 0,5% - 1% Tiap Hari.

Dosis Dikurangi Bila Pupil Sudah Cukup Lebar.

Bila Ada Tanda – Tanda Glukoma

Sekunder Dapat Diberi Tablet.

(48)

3. Ulkus Kornea

Sebagian Besar Disebabkan Oleh Trauma Yang Mengalami Infeksi Sekunder.

Ax : Teraba Nyeri, Epifora, Fotofobi, Blepharospasme.

Pemeriksaan : Nampak Kornea Yang Edma Dan Keruh.

(49)

TX :

Antibiotika Lokal Tetes, Salep Atau

Subkonjungtiva.

Scraping Atau Pembersihan Jaringan

Nekrotik Secara Hati – Hati Bagian

Dari Ulkus Yang Nampak Kotor.

Aplikasi Panas.

Kauter Dilakukan Dengan Cara

Memanaskan Pasak.

(50)

D) SCLERA

1. Luka Terbuka Atau Tembus.

Luka Ini Lekas Tertutup Oleh Konjungtiva

Sehingga Kadang Sukar Diketahui.

Luka Tembus Sclera Harus

Dipertimbangkanapabila Dibawah

Konjungtiva Nampak Jaringan Hitam

(Koroid).

Pengobatan : Sama Dengan Luka

(51)

E) OPTALMIA SIMPATETIK

Suatu Uveitis Yang Diderita Oleh

Mata Kontra Lateral Apabila Mata

Lainnya Mengalami Trauma Atau

Trauma Tembus Yang Mengenai

Jaringan Uvea.

(52)

Proses Berlangsung :

1. Tahap Iritasi (Sympatetik Iritation) 2. Tahap Radang ( Sympatetik

Infamation) Ad. 1 :

Ax: Keluhan Nyeri, Tanda – Tanda Radang Ringan, Epifora, Fotofobia.

(53)

Biasanya Bersifat Reversibel Atau

Langsung Tahap Radang.

Ad. 2 :

Dapat Berlangsung Akut / Menahun.

Stadium Ini Bersifat Irreversibel Dan

(54)

TX:

• Mata Traumatik :

Enukleasi Bulbi Dipertimbangkan Bila Visus 0 Atau Lebih Jelek Dari Pada Mata Simpatetetik.

• Mata Yang Masih Mempunyai Visus Walaupun Terbatas Selalu Menjadi Pertimbangan Yang Sangat Sulit Apakah Akan Dilakukan

(55)

F) BILIK MATA DEPAN

Penatalaksanaan Sama Dengan Trauma Tumpul.

G) Iris 1. Iritis

Sering Sebagai Akibat Dari Trauma.

Ax: Keluhan Nyeri, Epifora,

(56)

• Pem : Pupil Miosis, Refek Pupil Menurun, Sinekiaposterior.

• Tx : Atropin Tetes 0,5% - 1% 1-2 Kali Perhari Selam Senekia Belum Lepas. Antibiotika

Lokal. Diamox Bila Ada Komplikasi Glaukoma. H) Lensa

• Katarak

(57)

Dislokasi Lensa

Panatalaksanaan Sama Dengan

Rudapaksa Mata Tumpul.

I) Kerusakan Segmen Posterior

Penatalaksanaan Sama Dengan

Rudapaksa Mata Tumpul.

J) Corpus Alienum (Benda Asing)

(58)

Pem:

Benda Asing Tersebut Harus Dicari Secara Teliti Memakai Penerangan Yang Cukup

Mulai Dari Palpebra, Konjungtiva, Fornixis, Kornea, Bilik Mata Depan.

Bila Mungkin Benda Tersebut Berada Dalam Lensa, Badan Kaca Dimana Perlu

(59)

Benda Asing Yang Masuk Dalam Mata Dapat Dibagi Dua Kelompok Yaitu :

A. Benda Logam

Misal: Emas, Perak, Platina, Besi, Tembaga.

Benda Logam Ini Dapat Bersifat Magnit Atau Non Magnit.

(60)

Benda Yang Menimbulkan Reaksi Jaringan

Mata Berupa Perubahan Selular Atau

Membran Sehingga Mengganggu Fungsi Dari Mata.

Misal : Besi Berupa Siderosis Dan

Tembaga Berupa Kalkosis.

Besi Biasanya Merusak Jaringan Yang

(61)

Sedangkan Tembaga Merusak Bagian

Membran, Misal Descement Kornea Lensa, Iris, Badan Kaca, Dll.

Pengobatan : Mengeluarkan Benda Asing

Bila Lokalisasi Di Palpebra Dan Konjungtiva

Kornea, Maka Dengan Mudah Dapat

(62)

• Untuk Mengeluarkan Perli Kapas Lidi Atau Jarum Suntik Tumpul/Tajam.

Bila Benda Bersifat Magnetik Maka Dapat

Dikeluarkan Dengan Magnet Portable Atau Giant Magnet.

(63)

Pemberian Antibiotika Lokal Pada

Benda Asing Dikonjungtiva Dan Kornea.

Pada Kornea Dapat Ditambahkan

Atropin 0,5%-1%

(64)

K) Otot Ekstra Okular

I. Kelainan Pergerakan Mata

Hal Ini Pada Trauma Dapat Disebabkan :

• Kelainan Pada Otot Mata.

(65)

Walaupun Gangguan Pergerakan Bola

Mata Tidak Dapat Menyebabkan Kebutaan Atau Penurunan Tajam

Penglihatan Namun Kegiatan Sehari – Hari Dapat Terganggu Dengan Adanya Keluhan Diplopia.

Ax: Akibat Diplopia Timbul Keluhan

(66)

Pem : Hambatan Pergerakan Bola

Mata Dapat Berakibat Paralisa Atau

Ototnya Sendiri Yang Terjepit.

Test Forced Duction :

Untuk Membedakan Gangguan

Karena Kelumpuhan Atau Ototnya

Yang Terjepit.

(67)

Kemudian Otot Yang Akan Diperiksa

Dipegang Dengan Pinset Dan Ditarik Kearah Gerak Otot Tersebut.

Bila Lancar --- Berarti Paralisa.

• Bila Sukar --- Ada Hambatan / Otot Terjepit.

Pengobatan Paralisa :

1. Anti Infamasi Dan Neurokopik.

(68)

A. Pada Parase Ringan -- Mata Sehat Ditutp Supaya Mata Parase Terlatih.

B. Pada Parase Berat – Mata Parase Yang Ditutup.

Setelah 3-6 Bulan Tidak Ada Kemajuan

Berarti Tetap Strabismus Dan Atau Diplopia.

Maka Penderita Perlu Dirujuk Untuk

(69)

Sebab Setlah 6 Bulan Dianggap Telah

Mengalami Penyembuhan Maksimal Atau Sudah Timbul Komplikasi Kontraktur –

Kontraktur.

Ii. Penatalaksanaan Rudapaksa Mata Dengan Bahan Kimia.

Rudapaksa Mata Karena Bahan Kimia

(70)

BERDASARKAN KLASIFIKASI HUGHES

DIBAGI:

1. Ringan :

Nampak Adanya :

Erosi Kornea

Kekeruhan Kornea Yang Ringan

Tidak Ada Necrosis Dan Ischemia

(71)

2. Sedang Berat :

Kekeruhan Kornea Nampak Dan

Detail Iris Sulit Dilihat,

Nekrosis Iskemia Dari Konjungtiva

Dan Sklera Minimal

3. Sangat Berat :

Kekaburan Dari Pupil, Sclera Dan

(72)

RUDAPAKSA MATA KARENA BAHAN

ASAM DAPAT TERJADI KERUSAKAN

DALAM BEBERAPA JAM.

BAHAN ASAM AKAN LEBIH CEPAT

MENGADAKAN PRESIPITASI DENGAN

JARINGAN SEKITARNYA.

DAYA BUFFER DARI JARINGAN

PROTEIN SEKITAR ZAT ASAM INI

(73)

Tidak Ada Efek Atau Akibat Lain Misal

Kerusakan Sel Atau Perlunakan

Jaringan.

Sedangkan Bahan Alkali Menyebabjan

Hal Yang Lebih Serius.

Bahan Alkali Akan Bergabung Dengan

(74)

Perlunakan Jaringan.

Penetrasi Yang Cepat Kedalam Bilik

Mata Depan.

Iris Dan Kadang – Kaang Retina

Terkena Dalam Waktu Yang Singkat.

(75)

TANDA –TANDA :

Secara Umum Tidak Hanya Konjungtiva

Dan Kornea Yang Terkena Tetapi Kelopak Mata Dan Kulit Sekitarnya.

Kulit Dan Palpebra Menjadi Lebih Putih

Dan Nekrosis.

Koagulasi Pada Jaringan Kornea

Sehingga Kornea Nampak Keruh.

(76)

Rasa Nyeri Tergantung Dari Kerusakan

Sel – Sel Sensoris Dari Kornea.

Pengobatan :

Irigasi Mata Dan Jaringan Sekitarnya

Adalah Pengobatan Pertana Yang

Diperlukan.

Irigasi Dapat Dilakukan Dengan Air,

Cairan Fisiologis + 30 Menit.

Sedang Untuk Bahan Basa Dapat

(77)

Kalau Perlu Irigasi Boleh Diulang Kembali

Saat Penderita Sampai Dipuskesmas.

Pemakaian Kertas Ph U/ Bhn Asam / Basa

Kegunaannya Sdkt Krn Bdn Yg Telah Berubah Akibat Irigasi Yg Agak Lama.

Forniks & Konjungtiva Hrs Dibersihkan Dari

Bhn Kimia Dgn Kapas Basah.

(78)

U/ Mengurangi Nyeri Diberikan

Anestesi Lokal.

Antibiotika Lokal Berupa Salep U/

Menghindari Perlekatan2.

Atropin Tetes 0,5-1%.

Bebat Mata (Kalau Perlu).

Beri Karbonic Anhidrase Inhibitorb

(79)

PENATALAKSANAAN RUDA

PAKSA KRN FAKTOR FISIK

A. Cahaya

Cahaya Yg Berasal Dari Matahari / Alat U/

Las Mengandung Ultra Violet Yg Dpt

Mengakibatkan Konjungtivitis & Keratitis, Sedangkan Cahaya Dari Pembikinan Kaca (Glass Blomers), Banyak Mengandung

(80)

Anamnesa : Mata Terasa Nyeri, Effora

Yg Timbul 6-12 Jam Sesudah Melihat Cahaya Tersebut.

Pemeriksaan : Hiperemi Konjungtiva,

Flurescein Test (+).

Pengobatan : Pada Konjungtivitis Beri

Antibiotika Lokal, Atropin Bila Flurescein Luar. Biasanya Dlm 1-2 Hari Sembuh.

Penyinaran Dgn Unsur Infra Red Tdk

(81)

KEBAKARAN

Dgn Adanya Refek Perlindungan

Menutup Palpebra Sering Kornea &

Konjungtiva, Terhindar Dari Bahaya

Kebakaran, Shg Kelainan Terbatas

Pd Palpebra.

Pengobatan : Tdk Berbeda Dgn

(82)

LEDAKAN

Ledakan Yg Cukup Kuat Dpt

Menimbulkan Bermacam2 Kerusakan.

Pengobatan Diberikan Sesuai Dgn

(83)

BLOW OUT FRAKTUR

• Patah Tulang Dasar Orbita Tanpa Kerusakan Dari Rima Orbita Akibat Perubahan

Mendadak & Ruang Retro Bulbar Krn Perubahan Tekanan Yg Tjd Akibat

Hantaman Yg Keras Pd Bulbus Occuli.

• Anamnesa : Adanya Trauma, Visus

Menurun, Nyeri (+), Diplopia, Mual, Muntah.

(84)

• Tanda 2 Patah Tulang : Gerakan Terbatas, Enoftalmus.

• Pengobatan : Konservatif Selama 3 Minggu U/ Mengevaluasi Sambil

Menunggu Edema & Ekhimosis

(85)

PENUTUP

• Ruda Paksa Mata Merupakan Keadaan Darurat Mata, Krn Dpt Tjd Bermacam2 Kerusakan Yg Bila Tdk Sgr Mendapat

Pertolongan Dpt Mengakibatkan Penurunan Fungsi Mata / Berakhir Dgn Kebutaan.

(86)

TRAUMA

TRAUMA

BAGIAN I.P. MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

(87)
(88)
(89)
(90)

INFEKSI

PROSES PENUAAN

(91)
(92)

TRAUMA MATA

PEMERIKSAAN

SEGERA !!!

PERTOLONGAN

BAIK ,TEPAT

FUNGSI PENGLIHATAN

DIPERTAHANKAN

(93)
(94)

KLASIFIKASI TRAUMA MATA

I.TRAUMA TIDAK TEMBUS:

TRAUMA KORNEA

SUPERFISIAL

TRAUMA KIMIA TRAUMA FISIK

TRAUMA TUMPUL

II.TRAUMA TEMBUS

(95)

KLASIFIKASI TRAUMA MATA

I. MEKANIS :

-TAJAM -TUMPUL

I.TRAUMA TIDAK TEMBUS:

TRAUMA KORNEA

SUPERFISIAL

TRAUMA KIMIA TRAUMA FISIK

TRAUMA TUMPUL

(96)

PEMERIKSAAN

YANG DIPERLUKAN

ANAMNESIS:

kapan? dimana? bagaimana?macam penyebab?

PEMERIKSAAN Tajam penglihatan

(senter,hitung jari,kartu snellen)

PEMERIKSAAN ORGAN MATA :

urut, teliti

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

(97)

PRINSIP PENANGANAN

TRAUMA MATA :

TEPAT, CEPAT, CERMAT PROGNOSIS BAIK !

TETESI DENGAN TETRACAIN 0.5 % (tdk ada

perforasi)

TRAUMA KIMIA SEGERA !!

SEMUA LUKA TERBUKA BOLA MATA HARUS DIJAHITSEMUA BENDA ASING HARUS DIAMBIL OLEH

(98)

PENANGANAN TRAUMA MATA

I.TRAUMA TIDAK TEMBUS

1.TRAUMA KORNEA SUPERFISIAL a.EROSI :

PENYEBAB: tergores kuku, kertas, ranting dll. GEJALA : rasa ada benda asing,

epifora,fotofobia, blefarospasme

PEMERIKSAAN: goresan(+) pada kornea Fluorecsein test (+)

(99)
(100)

PENANGANAN TRAUMA

MATA

b.CORPUS ALIENUM DI KORNEA

:

PENYEBAB: debu besi (GRAM), sayap binatang, dll.

GEJALA :rasa ada benda asing, epifora,

fotofobia , blefarospasme

PEMERIKSAAN: benda asing (+) di kornea

TERAPI :

Local anestesi : Tetracain 0.5%

benda asing diambil dg.kapas basah/lidi kapas/cotton

buds basah, jarum suntik steril

sulit RUJUK !!

(101)
(102)
(103)

PENANGANAN TRAUMA MATA

C.CORPUS ALIENUM CONJUNGTIVA

:

PENYEBAB:

debu, abu rokok,serangga dll.

GEJALA: erosi kornea(+/-), nyeri bila berkedip, rasa ada b.asing,

PEMERIKSAAN: eversi klp.mata, b.asing(+) di selaput lendir klp.bawah/atas

TERAPI:

Anestesi lokal tetracain 0.5% eye dropsIrigasi dgn RL,

(104)
(105)

PENANGANAN TRAUMA MATA

2. TRAUMA KIMIA

PENYEBAB: zat kimia asam, basa, racun/organik

GEJALA: mengeluh kabur,nyeri, epifora, blefarospasme.PEMERIKSAAN: luka bakar pd. kulit kelopak mata

iskhemia konjungtiva, erosi kornea

TERAPI:

• prinsip segera !

• anestesi lokal : tetracain 0.5% eye drops

• irigasi/disemprot air/aquadest dgn tekanan tinggi spuit 10cc

• “BASA” -Continuous irigasi, bersihkn corpal/zat kimia dg.lidi kapas basah.

(106)
(107)
(108)

TRAUMA TERMIS

Penyebab: api, minyak panas

Gejala: luka bakar, kanur, nyeri epifora,

silau

Pemeriksaan:

Luka bakar pada kelopak mata – Hiperemi konjungtiva

Erosi kornea

Terapi:

– Anestesi lokal : tetracain 0,5% eye drops

(109)
(110)

TRAUMA RADIASI

Panas, reaksi kimia, reaksi elektrik  sinar las

Gejala:

– Nyeri, silau, epifora, blepharospasme

± 6-10 jam setelah paparan

Pemeriksaan: mikrolesi pada kornea

Terapi:

– Anestesi lokal : tetracain 0,5% eye drops

(111)

TRAUMA TUMPUL

benda

Kekuatan

Hematom kelopak mata

Perdarahan subkonjungtiva

Hifema

Avulsi n. optikus

Ablasio Retina dll

(112)
(113)
(114)
(115)

Hifema: Perdarahan di BMD

Terapi:

Tirah baring total / setengah dudukKompres dingin

Rujuk

(116)
(117)

TRAUMA TEMBUS

Luka terbuka kelopak mata

Laserasi kornea

ruptur kornea

+ keluarnya jaringan intra okuli

Katarak traumatika

Laserasi Sklera + prolaps vitreus,

khoroid

‘double perforation’

Gejala:

Kabur, nyeri, berdarahBlepharospasme

(118)
(119)
(120)
(121)
(122)

PENANGANAN:

Tetesi tetracain 0,5%Antibiotika tetes mata!Antibiotika sistemik

Bebat

(123)

GLAUKOMA AKUT

GEJALA:

Nyeri hebat di sekitar mata / cekot-cekotKabur, mata merah

Melihat “halo”

PEMERIKSAAN:

Kabur

Mata merahBMD dangkalKornea suram

Pupil lonjong, refek cahaya

Perabaan tek bola mata

(124)
(125)

RUDAPAKSA MATA

KARENA BAHAN

(126)

Batasan

Rudapaksa mata yang disebabkan:

Bahan kimia basa : amoniak, freon,

sabun, sampo,kapur gamping,

semen, tiner, lem, kaustik soda

Bahan kimia asam : asam sulfat, air

(127)

BASA  penetrasi cepat saponifkasi membran sel  kerusakan sel 

koagulasi pelunakan jaringan o.k denaturasi kolagen

Konjungtiva, sclera  iskemia, koagulasi dan nekrosis

(128)

ANAMNESA & GEJALA KLINIS

Subyektif : nyeri, spasme, berair, kabur &

silau

Obyektif : Visus\\

Palpebra bengkak, luka bakar

Konjungtiva hiperemi, khemosis, iskemia &

nekrosis

Kornea edema, tes fuoresin +, kekeruhan

(129)

Klasifkasi Thoft

Grade Segmen Anterior Prognosis

I Kerusakan epitel kornea, iskemia

- Baik

II Kornea keruh tetapi detil iris masih terlihat, iskemia + < 1/3 limbus

Baik

III Epitel kornea hilang total, stroma kornea keruh detil iris kurang

terlihat, iskemia 1/3 – ½ limbus

Kurang baik

IV Kornea keruh detil iris dan pupil tidak terlihat, iskemia > ½

limbus

(130)

Klasifkasi tingkat keparahan Hughes:

Ringan : erosi kornea, kornea agak

keruh, iskemia -, nekrosis –

Sedang : kornea keruh, detail iris tak

tampak, Iskemia, nekrosis

konjungtiva dan sclera minimal

(131)

PEMERIKSAAN

Ada tidaknya dan lokasi defek epitel

Konjungtiva terutama limbus

terdapat nekrosis atau tidak

Kejernihan kornea dan detil iris

Infamasi

(132)

DIAGNOSIS:

Anastesi local

Tes fuoresin

Senter & loupe, slit lamp

pH meter/ lakmus

(133)

Hal- hal yang mempengaruhi

prognosis:

pertolongan pertama

waktu irigasi

hitungan menit

jumlah dan kepekatan bahan kimia

Lama terpaparnya

(134)

• PENATALAKSANAAN

• Irigasi di tempat kejadian ( air kran, aqua, air mengalir !! rujuk RS

• Anestesi local  mengurangi spasme

Irigasi intensif t.u kornea, fornik superior &

inferior

• Minimal 1 l: asam ½ jam, basa 1 jam sampai pH Normal

• Parasentesa cairan bilik mata depan

(135)

OBAT-OBATAN

• Sikloplegik  Menurunkan spasme otot ciliaris, mengurangi terjadinya sinekia posterior, menurunkan infamasi

Antibiotik tetes mata  sekunder infeksi

Kortikosteroid  t.u gr. 3 & 4 pemberiannya harus hati- hati

• Vitamin C  menghambat ulserasi kornea

(136)

Penyulit

Segera: glaucoma, ekspose &

perlunakankornea

Jangka Panjang: Simblefaron,

Sindroma mata kering, katarak

traumatika, sikatrik kornea,

(137)

TERAPI PENYULIT

Sindroma mata kering air mata buatan non preservative

• Simblefaron simblefarektomi dengan glass rod

Katarak traumatika  ekstraksi lensa

Sikatrik kornea  keratoplasti

TSCL Therapetic soft contact lensPatching

(138)
(139)
(140)

Picture 3. Complete cicatrization of the corneal surface following chemical

(141)

TRAUMA TERMIS

Trauma termis pada mata langsung

jarang terjadi .

Biasanya bersamaan dengan trauma

pada muka

(142)

DIAGNOSIS

Kelopak mata

merah, luka bakar?

Ekteropion, enteropion dan trikhiasis

erosi kornea

Kornea membentuk selaput

keabu-abuan

melokalisir kerusakan kornea

Perforasi kornea + trauma tumpul atau

tajam

(143)

PENATALAKSANAAN

Antibiotika topikal salep mata untuk

kelopak mata dan kornea

Lubrikasi  air mata buatan tetes atau

salep

Monitor ketat kornea  ulkus kornea

Referensi

Dokumen terkait

Kedua : Menugasi dosen yang namanya tercantum dalam lampiran Keputusan ini sebagai Pembimbing Akademik Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Pengaruh Konsentrasi Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) terhadap Sifat Fisikokimiawi dan Organoleptik Selai Lembaran Nanas, Skripsi S-1, Fakultas Teknologi Pertanian,

At sa ngayon ang mga Filipino ay pinapaikli na ang mga salita para mas madaling sabihin or bigkasin o paggamit ng ating wika ilang halimbawa ng pagpapalawak ng bokabolaryo ay

fluorescens isolat TBZA paling efektif mengurangi persentase penyakit jika dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya, diduga senyawa-senyawa yang dihasilkan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya yang bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas penggunaan e-samsat sebagai media pelayanan informasi bagi

Jika dilihat dari semua hubungan pacarannya subjek mengaku bahwa hanya satu yang subjek anggap serius yaitu dengan pacarnya yang sekarang, karena dari hubungan pacar

Penentuan kasus dilakukan secara purposive sampling dengan keriteria; Rumah budel berbentuk rumah panggung milik masyarakat Gorontalo baik permanen maupun semi

(2) Mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam isolat toksik yang diperoleh dari ekstrak metanol spons genus Haliclona Grant, 1836. 1.4