RUDAPAKSA
MATA
BAGIAN I.P. MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
RUDA PAKSA MATA
• Dengan Kemajuan Teknologi Rudapaksa
Mata Merupakan Salah Satu Penyebab Tersering Dari Kelainan Mata.
• Permukaan Mata Merupakan 0,27% Dari
Permukaan Tubuh Atau 4% Dari Wajah
• Namun Demikian Rudapaksa Mata
•
Hal Ini Salah Satu Penyebabnya, Mungkin
Karena Penyebab Yang Kecil Pada Mata
Nampak, Sedang Pada Kulit Tidak
Berpengaruh.
•
Segala Umur Dapat Terkena Rudapaksa
Mata Walaupun Beberapa Kelompok Umur
Tersering Terkena (50%) Yaitu Umur
• Untunglah Bola Mata Mendapat Perlindungan
Yang Cukup Baik Oleh Kelopak Mata, Tulang Mata, Rima Orbita, Jaringan Orbita, Kedipan Kelopak Mata, Gerakan Menghindari Dari
Kepala, Alis Mata, Gerakan Dari Bola Mata Keatas.
• Sebaiknya Bila Ada Rudapaksa Mata Segera
PEMERIKSAAN – PEMERIKSAAN
YANG DIPERLUKAN
I. ANAMESA.
1. Kapan Dan Dimana Terjadinya Kecelakaan, Disaat Bekerja Apakah Memakai Kaca Mata Pelindung Atau Tidak.
2. Benda Penyebab Kecelakaan.
Pada Kecelakaan Dengan Benda Asing,
II. Bagaimana Penglihatan Penderita Sebelum Terkena Rudapaksa Mata.
Bila Palbera Sangat Udem Dan Kemosis Maka Pemeriksaan Virus Sukar Dilakukan.
III. Kemudian Dilakukan Pemeriksaanan Bagian – Bagian Bola Mata Secara Teliti Dan Cermat Serta Keadaan Sekitar Bola Mata. Hal Ini
RUDAPAKSA MATA BERDASARKAN
PENYEBABNYA DIBAGI:
I
. MEKANIS : TUMPULTAJAM II. BAHAN KIMIA : ASAM BASA III. FISIK : CAHAYA
LEDAKAN
KEBAKARAN
RUDAPAKSA MATA
MEKANIS TUMPUL :
• Tingkatan Dari Rudapaksa Mata Ini Tergantung
Dari Besar, Berat, Energi Kinetik Dari Obyek.
• Mekanisme:
Gelombang Tekanan Akibat Dari Rusapaksa Mata Menyebakan :
2. Perubahan Yang Menyolok Dari Bola Mata. 3. Tekanan Dalam Bola Mata Akan Menyebar
Antara Cairan Vitreous Yang Kental Dan Jaringan Sclera Yang Tidak Elastis.
4. Akibatnya Terjadi Peregangan Dan Robeknya Jaringan Pada Tempat Dimana Ada Perbedaan Elastisitas, Mis: Daerah Limbus, Sudut
RESPON DARI JARINGAN TERHADAP RUDAPAKSA MATA TUMPUL :
1. Vasokonstriksi Dari Pembuluh Darah Rerifer, Sehingga Terjadi Iskemia Dan Nekrosis Lokal.
2. Diikuti Dengan Vasodilatasi, Hiperpermeabilitas, Aliran Darah Yang Menurun.
Karena Tiap – Tiap Jaringan Mempunyai
Sifat – Sifat Dan Respon Khusus
Terhadap Trauma Maka Akan
Dibicarakan Satu – Persatu.
A. Palpebra
•
Laserasi Dan Hematum
Pada Pemeriksaan Didapatkan Luka
Memar, Udema Dan Ekkoriasi.
B. Konjungtiva
•
Perdarahan Dibawah Konjungtiva
Tampak Bercak Merah Berbatas Jelas.
Biasanya Tanpa Terapi Dapat Sembuh
Sendiri, Tetapi Untuk Mempercepat Dapat
Dibantu Dengan Vasokonstriksi.
•
Edema
Bila Masih Dan Terletak Sentral Dapat
Mengganggu Visus.
Kondisi Ini Dapat Diatasi Dengan Jalan Reposisi
Konjungtiva Atau Menusuk Konjungtiva
Sehingga Terjadi Jalan Untuk Mengurangi
Edema Tersebut.
•LASERASI
Bila Laserasi Sedikit Dapat Diberi Antibiotika Untuk Membatasi Kerusakan. Daya
Regenerasi Epitel Konjungtiva Yang Tinggi
Sehingga Akan Tumbuh Dalam Beberapa Hari. Laserasi Dan Jaringan Necrotik Maka
Infamasi akan Lebih Menonjol Dari Pada
Traumanya. Dalam Hal Ini Daerah Nekrosis Harus Dieksisi.
C. KORNEA
1. Erosi Kornea (Hilangnya Sebagian Epitel)
Bila Penderita Mengeluh Nyeri,
Photofobi, Epifora, Bleparospasme, Perlu
Kita Lakukan Pemeriksaan Pengecatan
Flurocein.
Bila (+) Berarti Sebagian Kornea Tampak
Hijau --- Ada Suatu Lesi Atau Erosi
Tx: Bebat Mata Dan Diharapkan 1-2 Hari Terjadi Penyembuhan.
Bila Erosi Luas Maka Perlu Tambahan Antibiotika.
2. EDEMA KORNEA :
Dapat Berupa Edema Yang Datar Atau Edema Yang Melipat Dan Menekuk
Tx: Pemberian Antibiotika Dan Bebat
Mata, Kadang – Kadang Diperlukan
Lensa Kontak Untuk Melindungi
D. BILIK MATA DEPAN : 1. HIFEMA :
(Perdarahan Dalam Bilik Mata Depan Yang Berasal Dari Iris Dan Corpus Siliare)
• Respon Vaskuler Yang Terkena Adalah A, Ciliaris Anterior, Perdarahan Vena Di
Schlemm Kanal Dan Adanya Hipotoni, Seperti Pada Siklodialisis.
• Pada Umumnya 70% Kasus Penyerapan
• Bila Perdarahan Luas Koagulasi Di bilik
Mata Depan Akan Luas Dimana Terjadi Gumpalan Fibrin Dan Darah Merah.
• Hal Ini Akan Memperlambat Penyerapan
Ditambah Lagi Hambatan Mekanis
• Pada Beberapa Produk Darah Menempel
Pada Bagian Anterior Pigmen Membran Dari Iris Didaerah Pupil Dan Sudut Irido Corneal.
• Walaupun Sepintas Bilik Mata Depan Jernih,
•
Hifema Sekunder Pada Umumnya
Nampak Antara Hari Ke-2 Dan Ke-5.
Biasanya Diikuti Dengan Ancaman
Iritis.
•
Pada Hifema Ringan Dapat Terjadi
Glukoma Sekunder Dengan
• Hal Ini Dari Adanya Edema Di Trabekular Meshwork, Sehingga Terjadi Gangguan Outfolow Humor Akuos.
• Tekanan Intra Occuli Kadang Baru
• Frekwensi Perdarahan Sekunder Tanpa
Kenaikan Tekanan Intra Occuli --- 30%.
• Frekwensi Perdarahan Sekunder
PENGOBATAN HIFEMA :
Bila Tanpa Penyulit :
1. Tirah Baring Sempurna Dengan
Posisi Kepala Lebih Tinggi + 4o
o.
Larangan Gerakan Fisik Dan
Mengangkat Kepala.
2. Pemakaian Bebat Mata.
•
Masih Kontrofersi Memakai Atau
Tidak. Bila Kedua Mata Di Bebat
•
Tetapi Pada Anak Menyebabkan
Kegelisaahan, Dan Pada Dewasa
Akan Terjadi Disorientasi.
•
Tetapi Bila Satu Mata Dibebat Maka
Paling Tidak Penderita Atau Keluarga
Sadar Terhadap Penyakitnya Yang
3. Simptomatis Diberikan Bila Perlu :
•
Misal : Penenang, Anti Fibrinolitik.
•
Bila Penyerapan Berjalan Lambat
Lebih Dari 7 Hari Maka Dapat
Dibantu Dengan Pemberian Miotikum
Dengan Tujuan Memperluas
• Bila Ada Kecenderungan Pembentukan
Sinekia Dapat Diberikan Midriatikum.
• Bila Ada Tanda – Tanda Glukoma
Sekunder Dan Diberi Obat Anti Glukoma. 5. Dilakukan Tindakan Pembedahan
Hal Ini Dilakukan Pada Kasus – Kasus :
• Hifema Yang Tidak Kurang Selama 5
Hari. Dan Darah Lebih Dari ½ Bilik Mata Depan.
Biasanya Hemosiderosis Yang Ringan Hilangnya Agak Lama Yaitu Setelah Beberapa Bulan. Hal Ini Disebabkan Karena Proses Fagositosis Dari Produk Hb Ini Berjalan Lambat Dari Tepi Ke
E. IRIS
1. Iridodialisis
• Iris Lepas Dari Insersi Yang Kadang
Diikuti Dengan Hifema.
• Pupil Miosis.
• Ax : Penderita Merasa Melihat Double
Pada Satu Mata ( Diplopia Unilatera).
• Pemeriksaan : Tampak Sebagian Iris
Lepas.
• Tx : Pasif, Tetapi Bila Ada Keluhan
F. PUPIL
Midriasis :
Akibat Dari Parese Saraf Optikus Atau Karena Ruptur Otot Spincter.
G. Lensa
Penyebab Utama Kerusakan Lensa Adalah Kerusakan Seluler Dan Laserasi Jaringan. Mekanisme :
• Gelombang Tekanan Menekan Humor
•
Iris Tertekan Ke Arah Vitreous.
•
Lensa Tertekan Kembali Ke Arah
Humor Akuos Dan Difragma Iris.
•
Tambahan Tekanan Pada Kapsul Dan
Epitel Lensa.
•
Terjadi Kerusakan Jaringan Intra
Sellular Fiber Dari Lensa, Nekrosis
Kapsul Dan Dislikaso Sebagian
KEKERUHAN LENSA
1. Subluksasi Atau Dislokasi Lensa :
• Dapat Kedua Arah Yaitu Menuju Bilik
Mata Depan Dan Posterior Menuju Badan Kaca.
• Pada Pemeriksaan Terlihat Iris Tremulans
Dan Bilik Mata Depan Yang Dalam. Pengobatan :
• Aktif Dengan Operasi Pada Dislokasi
Anterior. Hal Ini Untuk Mencegah
Terjadinya Kerusakan Endotel Kornea Dan Glukoma Sekunder.
• Pasif Secara Konservatif Pada Dislokasi
H. Segmen Posterior
Kita Menduga Adanya Kerusakan Segmen
Posterioir Bila Penglihatan Menurun
Tanpa Kerusakan Segmen Anterior.
1. Perdarahan Badan Kaca
•
Darah Berasal Dari Korpus Ciliare.
•
Pemeriksaan Dengan Oftalmoskop
Nampak Kekeruhan Badan Kaca.
•
Pengobatan Hanya Konservatif.
2. Udema Makula
3. Robekan Retina
•
Keluhan Kabur, Benda Tampak
Bergelombang.
•
Pemeriksaan Tampak Ablasi Retina
Yang Terlihat Dengan Oftalmoskop.
4. Keluhan N. Opticus.
Hal – Hal Yang Terjadi Akibat
Rudapaksa Mata Mekanik Tajam :
A) Palpebra
1.Luka Terbuka Palpebra
•
Ax : Keluhan Rasa Nyeri, Bengkak
Dan Berdarah.
•
Pemeriksaan : Tampak Adanya Luka
• Pengobatan :
1. Pebersihan Luka, Kemudian Dijahit. 2. Tehnik Penjahitan Dilakukan Sama
Dengan Luka Pada Kulit Tubuh Yang Lain Sesuai Dengan Arah Dari M.
• PERHATIAN :
1.Luka Yang Persis Pada Palpebra Harus Khusus Diperhatikan Karena Bila
Penjahitan Tidak Tepat Pada Kedua Tepi Luka Akan Memberi Hasil Kosmetik Dan Fungsional Yang Jelek.
2.Bila Perlu Dapat Ditambah Dengan
B) KONJUNGTIVA
1. Perdarahan
Penatalaksanaan Sama Dengan
Rudapaksa Mata Mekanis Tumpul.
2. Robekan 1 Cm
• Robekan Lebih Dari 1 Cm, Dijahit
Dengan Benang Cut Gut Atau Sutera Berjarak 0,5 Cm Antara Tiap – Tiap Jahitan.
C) KORNEA
1. Erupsi Kornea
Penatalaksanaan Spt Rudapaksa Mata Tumpul. 2. Luka Tembus Kornea
- Ax : Teraba Nyeri, Epifora, Fotophobia, Blepharospasme.
- Pemeriksaan : Bagian Yg Mengalami Kerusakan Epitel Menunjukkan Flurocein (+).
PENGOBATAN
•
Tanpa Mengingat Jarak Waktu
Antara Kecelakaan Dan
Pemeriksaan, tiap Luka Terbuka
Kornea Yang Masih Menunjukkan
Tanda – Tanda Adanya Kebocoran
Harus Diusahakan Untuk Dijahit.
•
Jaringan Intra Ocular Yang Keluar
• Misal : Badan Kaca, Prolap Iris
Sebaiknya Dipotong Sebelum Luka Dijahit.
• Jangan Sekali – Kali Dimasukkan
Kembali Dalam Bola Mata.
• Jahitan Kornea Dilakukan Secara Lamellar Untuk Menghindari
•
Luka Sesudah Dijahit Dapat Ditutup
Lembaran Yang Terdekat.
•
Tindakan Ini Dapat Dianggap
Mempercepat Epitelialisasi.
•
Antibiotika Lokal Dalam Bentuk
Salep, Tetes Atau Sub Konjungtiva
0,3 – 0,5 U.
• Atropin Tetes 0,5% - 1% Tiap Hari.
Dosis Dikurangi Bila Pupil Sudah Cukup Lebar.
• Bila Ada Tanda – Tanda Glukoma
Sekunder Dapat Diberi Tablet.
3. Ulkus Kornea
Sebagian Besar Disebabkan Oleh Trauma Yang Mengalami Infeksi Sekunder.
Ax : Teraba Nyeri, Epifora, Fotofobi, Blepharospasme.
Pemeriksaan : Nampak Kornea Yang Edma Dan Keruh.
TX :
•
Antibiotika Lokal Tetes, Salep Atau
Subkonjungtiva.
•
Scraping Atau Pembersihan Jaringan
Nekrotik Secara Hati – Hati Bagian
Dari Ulkus Yang Nampak Kotor.
•
Aplikasi Panas.
Kauter Dilakukan Dengan Cara
Memanaskan Pasak.
D) SCLERA
1. Luka Terbuka Atau Tembus.
•
Luka Ini Lekas Tertutup Oleh Konjungtiva
Sehingga Kadang Sukar Diketahui.
•
Luka Tembus Sclera Harus
Dipertimbangkanapabila Dibawah
Konjungtiva Nampak Jaringan Hitam
(Koroid).
•
Pengobatan : Sama Dengan Luka
E) OPTALMIA SIMPATETIK
•
Suatu Uveitis Yang Diderita Oleh
Mata Kontra Lateral Apabila Mata
Lainnya Mengalami Trauma Atau
Trauma Tembus Yang Mengenai
Jaringan Uvea.
• Proses Berlangsung :
1. Tahap Iritasi (Sympatetik Iritation) 2. Tahap Radang ( Sympatetik
Infamation) Ad. 1 :
Ax: Keluhan Nyeri, Tanda – Tanda Radang Ringan, Epifora, Fotofobia.
Biasanya Bersifat Reversibel Atau
Langsung Tahap Radang.
Ad. 2 :
Dapat Berlangsung Akut / Menahun.
Stadium Ini Bersifat Irreversibel Dan
TX:
• Mata Traumatik :
Enukleasi Bulbi Dipertimbangkan Bila Visus 0 Atau Lebih Jelek Dari Pada Mata Simpatetetik.
• Mata Yang Masih Mempunyai Visus Walaupun Terbatas Selalu Menjadi Pertimbangan Yang Sangat Sulit Apakah Akan Dilakukan
F) BILIK MATA DEPAN
Penatalaksanaan Sama Dengan Trauma Tumpul.
G) Iris 1. Iritis
Sering Sebagai Akibat Dari Trauma.
• Ax: Keluhan Nyeri, Epifora,
• Pem : Pupil Miosis, Refek Pupil Menurun, Sinekiaposterior.
• Tx : Atropin Tetes 0,5% - 1% 1-2 Kali Perhari Selam Senekia Belum Lepas. Antibiotika
Lokal. Diamox Bila Ada Komplikasi Glaukoma. H) Lensa
• Katarak
•
Dislokasi Lensa
Panatalaksanaan Sama Dengan
Rudapaksa Mata Tumpul.
I) Kerusakan Segmen Posterior
Penatalaksanaan Sama Dengan
Rudapaksa Mata Tumpul.
J) Corpus Alienum (Benda Asing)
Pem:
Benda Asing Tersebut Harus Dicari Secara Teliti Memakai Penerangan Yang Cukup
Mulai Dari Palpebra, Konjungtiva, Fornixis, Kornea, Bilik Mata Depan.
Bila Mungkin Benda Tersebut Berada Dalam Lensa, Badan Kaca Dimana Perlu
Benda Asing Yang Masuk Dalam Mata Dapat Dibagi Dua Kelompok Yaitu :
A. Benda Logam
Misal: Emas, Perak, Platina, Besi, Tembaga.
Benda Logam Ini Dapat Bersifat Magnit Atau Non Magnit.
• Benda Yang Menimbulkan Reaksi Jaringan
Mata Berupa Perubahan Selular Atau
Membran Sehingga Mengganggu Fungsi Dari Mata.
• Misal : Besi Berupa Siderosis Dan
Tembaga Berupa Kalkosis.
• Besi Biasanya Merusak Jaringan Yang
• Sedangkan Tembaga Merusak Bagian
Membran, Misal Descement Kornea Lensa, Iris, Badan Kaca, Dll.
• Pengobatan : Mengeluarkan Benda Asing
• Bila Lokalisasi Di Palpebra Dan Konjungtiva
Kornea, Maka Dengan Mudah Dapat
• Untuk Mengeluarkan Perli Kapas Lidi Atau Jarum Suntik Tumpul/Tajam.
• Bila Benda Bersifat Magnetik Maka Dapat
Dikeluarkan Dengan Magnet Portable Atau Giant Magnet.
• Pemberian Antibiotika Lokal Pada
Benda Asing Dikonjungtiva Dan Kornea.
• Pada Kornea Dapat Ditambahkan
Atropin 0,5%-1%
K) Otot Ekstra Okular
I. Kelainan Pergerakan Mata
Hal Ini Pada Trauma Dapat Disebabkan :
• Kelainan Pada Otot Mata.
• Walaupun Gangguan Pergerakan Bola
Mata Tidak Dapat Menyebabkan Kebutaan Atau Penurunan Tajam
Penglihatan Namun Kegiatan Sehari – Hari Dapat Terganggu Dengan Adanya Keluhan Diplopia.
• Ax: Akibat Diplopia Timbul Keluhan
•
Pem : Hambatan Pergerakan Bola
Mata Dapat Berakibat Paralisa Atau
Ototnya Sendiri Yang Terjepit.
Test Forced Duction :
•
Untuk Membedakan Gangguan
Karena Kelumpuhan Atau Ototnya
Yang Terjepit.
• Kemudian Otot Yang Akan Diperiksa
Dipegang Dengan Pinset Dan Ditarik Kearah Gerak Otot Tersebut.
• Bila Lancar --- Berarti Paralisa.
• Bila Sukar --- Ada Hambatan / Otot Terjepit.
• Pengobatan Paralisa :
1. Anti Infamasi Dan Neurokopik.
A. Pada Parase Ringan -- Mata Sehat Ditutp Supaya Mata Parase Terlatih.
B. Pada Parase Berat – Mata Parase Yang Ditutup.
• Setelah 3-6 Bulan Tidak Ada Kemajuan
Berarti Tetap Strabismus Dan Atau Diplopia.
• Maka Penderita Perlu Dirujuk Untuk
• Sebab Setlah 6 Bulan Dianggap Telah
Mengalami Penyembuhan Maksimal Atau Sudah Timbul Komplikasi Kontraktur –
Kontraktur.
Ii. Penatalaksanaan Rudapaksa Mata Dengan Bahan Kimia.
• Rudapaksa Mata Karena Bahan Kimia
BERDASARKAN KLASIFIKASI HUGHES
DIBAGI:
1. Ringan :
Nampak Adanya :
•
Erosi Kornea
•
Kekeruhan Kornea Yang Ringan
•
Tidak Ada Necrosis Dan Ischemia
2. Sedang Berat :
•
Kekeruhan Kornea Nampak Dan
Detail Iris Sulit Dilihat,
•
Nekrosis Iskemia Dari Konjungtiva
Dan Sklera Minimal
3. Sangat Berat :
•
Kekaburan Dari Pupil, Sclera Dan
•
RUDAPAKSA MATA KARENA BAHAN
ASAM DAPAT TERJADI KERUSAKAN
DALAM BEBERAPA JAM.
•
BAHAN ASAM AKAN LEBIH CEPAT
MENGADAKAN PRESIPITASI DENGAN
JARINGAN SEKITARNYA.
•
DAYA BUFFER DARI JARINGAN
PROTEIN SEKITAR ZAT ASAM INI
•
Tidak Ada Efek Atau Akibat Lain Misal
Kerusakan Sel Atau Perlunakan
Jaringan.
•
Sedangkan Bahan Alkali Menyebabjan
Hal Yang Lebih Serius.
•
Bahan Alkali Akan Bergabung Dengan
•
Perlunakan Jaringan.
•
Penetrasi Yang Cepat Kedalam Bilik
Mata Depan.
•
Iris Dan Kadang – Kaang Retina
Terkena Dalam Waktu Yang Singkat.
TANDA –TANDA :
• Secara Umum Tidak Hanya Konjungtiva
Dan Kornea Yang Terkena Tetapi Kelopak Mata Dan Kulit Sekitarnya.
• Kulit Dan Palpebra Menjadi Lebih Putih
Dan Nekrosis.
• Koagulasi Pada Jaringan Kornea
Sehingga Kornea Nampak Keruh.
•
Rasa Nyeri Tergantung Dari Kerusakan
Sel – Sel Sensoris Dari Kornea.
Pengobatan :
•
Irigasi Mata Dan Jaringan Sekitarnya
Adalah Pengobatan Pertana Yang
Diperlukan.
•
Irigasi Dapat Dilakukan Dengan Air,
Cairan Fisiologis + 30 Menit.
•
Sedang Untuk Bahan Basa Dapat
• Kalau Perlu Irigasi Boleh Diulang Kembali
Saat Penderita Sampai Dipuskesmas.
• Pemakaian Kertas Ph U/ Bhn Asam / Basa
Kegunaannya Sdkt Krn Bdn Yg Telah Berubah Akibat Irigasi Yg Agak Lama.
• Forniks & Konjungtiva Hrs Dibersihkan Dari
Bhn Kimia Dgn Kapas Basah.
• U/ Mengurangi Nyeri Diberikan
Anestesi Lokal.
• Antibiotika Lokal Berupa Salep U/
Menghindari Perlekatan2.
• Atropin Tetes 0,5-1%.
• Bebat Mata (Kalau Perlu).
• Beri Karbonic Anhidrase Inhibitorb
PENATALAKSANAAN RUDA
PAKSA KRN FAKTOR FISIK
A. Cahaya
• Cahaya Yg Berasal Dari Matahari / Alat U/
Las Mengandung Ultra Violet Yg Dpt
Mengakibatkan Konjungtivitis & Keratitis, Sedangkan Cahaya Dari Pembikinan Kaca (Glass Blomers), Banyak Mengandung
• Anamnesa : Mata Terasa Nyeri, Effora
Yg Timbul 6-12 Jam Sesudah Melihat Cahaya Tersebut.
• Pemeriksaan : Hiperemi Konjungtiva,
Flurescein Test (+).
• Pengobatan : Pada Konjungtivitis Beri
Antibiotika Lokal, Atropin Bila Flurescein Luar. Biasanya Dlm 1-2 Hari Sembuh.
• Penyinaran Dgn Unsur Infra Red Tdk
KEBAKARAN
•
Dgn Adanya Refek Perlindungan
Menutup Palpebra Sering Kornea &
Konjungtiva, Terhindar Dari Bahaya
Kebakaran, Shg Kelainan Terbatas
Pd Palpebra.
•
Pengobatan : Tdk Berbeda Dgn
LEDAKAN
• Ledakan Yg Cukup Kuat DptMenimbulkan Bermacam2 Kerusakan.
• Pengobatan Diberikan Sesuai Dgn
BLOW OUT FRAKTUR
• Patah Tulang Dasar Orbita Tanpa Kerusakan Dari Rima Orbita Akibat Perubahan
Mendadak & Ruang Retro Bulbar Krn Perubahan Tekanan Yg Tjd Akibat
Hantaman Yg Keras Pd Bulbus Occuli.
• Anamnesa : Adanya Trauma, Visus
Menurun, Nyeri (+), Diplopia, Mual, Muntah.
• Tanda 2 Patah Tulang : Gerakan Terbatas, Enoftalmus.
• Pengobatan : Konservatif Selama 3 Minggu U/ Mengevaluasi Sambil
Menunggu Edema & Ekhimosis
PENUTUP
• Ruda Paksa Mata Merupakan Keadaan Darurat Mata, Krn Dpt Tjd Bermacam2 Kerusakan Yg Bila Tdk Sgr Mendapat
Pertolongan Dpt Mengakibatkan Penurunan Fungsi Mata / Berakhir Dgn Kebutaan.
TRAUMA
TRAUMA
BAGIAN I.P. MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
• INFEKSI
• PROSES PENUAAN
TRAUMA MATA
•
PEMERIKSAAN
SEGERA !!!
•
PERTOLONGAN
BAIK ,TEPAT
FUNGSI PENGLIHATAN
DIPERTAHANKAN
KLASIFIKASI TRAUMA MATA
• I.TRAUMA TIDAK TEMBUS:
TRAUMA KORNEA
SUPERFISIAL
TRAUMA KIMIA TRAUMA FISIK
TRAUMA TUMPUL
II.TRAUMA TEMBUS
KLASIFIKASI TRAUMA MATA
• I. MEKANIS :
-TAJAM -TUMPUL
I.TRAUMA TIDAK TEMBUS:
TRAUMA KORNEA
SUPERFISIAL
TRAUMA KIMIA TRAUMA FISIK
TRAUMA TUMPUL
PEMERIKSAAN
YANG DIPERLUKAN
• ANAMNESIS:
– kapan? dimana? bagaimana? – macam penyebab?
• PEMERIKSAAN Tajam penglihatan
– (senter,hitung jari,kartu snellen)
• PEMERIKSAAN ORGAN MATA :
– urut, teliti
• PEMERIKSAAN PENUNJANG :
PRINSIP PENANGANAN
TRAUMA MATA :
• TEPAT, CEPAT, CERMAT PROGNOSIS BAIK !
• TETESI DENGAN TETRACAIN 0.5 % (tdk ada
perforasi)
• TRAUMA KIMIA SEGERA !!
• SEMUA LUKA TERBUKA BOLA MATA HARUS DIJAHIT • SEMUA BENDA ASING HARUS DIAMBIL OLEH
PENANGANAN TRAUMA MATA
• I.TRAUMA TIDAK TEMBUS
1.TRAUMA KORNEA SUPERFISIAL a.EROSI :
PENYEBAB: tergores kuku, kertas, ranting dll. GEJALA : rasa ada benda asing,
epifora,fotofobia, blefarospasme
PEMERIKSAAN: goresan(+) pada kornea Fluorecsein test (+)
PENANGANAN TRAUMA
MATA
•
b.CORPUS ALIENUM DI KORNEA
:
– PENYEBAB: debu besi (GRAM), sayap binatang, dll.
– GEJALA :rasa ada benda asing, epifora,
fotofobia , blefarospasme
– PEMERIKSAAN: benda asing (+) di kornea
– TERAPI :
• Local anestesi : Tetracain 0.5%
• benda asing diambil dg.kapas basah/lidi kapas/cotton
buds basah, jarum suntik steril
• sulit RUJUK !!
PENANGANAN TRAUMA MATA
•
C.CORPUS ALIENUM CONJUNGTIVA
:
–
PENYEBAB:
debu, abu rokok,serangga dll.– GEJALA: erosi kornea(+/-), nyeri bila berkedip, rasa ada b.asing,
– PEMERIKSAAN: eversi klp.mata, b.asing(+) di selaput lendir klp.bawah/atas
–
TERAPI:
• Anestesi lokal tetracain 0.5% eye drops • Irigasi dgn RL,
PENANGANAN TRAUMA MATA
•
2. TRAUMA KIMIA
– PENYEBAB: zat kimia asam, basa, racun/organik
– GEJALA: mengeluh kabur,nyeri, epifora, blefarospasme. – PEMERIKSAAN: luka bakar pd. kulit kelopak mata
iskhemia konjungtiva, erosi kornea
– TERAPI:
• prinsip segera !
• anestesi lokal : tetracain 0.5% eye drops
• irigasi/disemprot air/aquadest dgn tekanan tinggi spuit 10cc
• “BASA” -Continuous irigasi, bersihkn corpal/zat kimia dg.lidi kapas basah.
TRAUMA TERMIS
•
Penyebab: api, minyak panas
•
Gejala: luka bakar, kanur, nyeri epifora,
silau
•
Pemeriksaan:
– Luka bakar pada kelopak mata – Hiperemi konjungtiva
– Erosi kornea
•
Terapi:
– Anestesi lokal : tetracain 0,5% eye drops
TRAUMA RADIASI
Panas, reaksi kimia, reaksi elektrik sinar las
•
Gejala:
– Nyeri, silau, epifora, blepharospasme
– ± 6-10 jam setelah paparan
•
Pemeriksaan: mikrolesi pada kornea
•
Terapi:
– Anestesi lokal : tetracain 0,5% eye drops
TRAUMA TUMPUL
•
benda
•
Kekuatan
•Hematom kelopak mata
•Perdarahan subkonjungtiva
•Hifema
•Avulsi n. optikus
•Ablasio Retina dll
•
Hifema: Perdarahan di BMD
•
Terapi:
– Tirah baring total / setengah duduk – Kompres dingin
Rujuk
TRAUMA TEMBUS
•
Luka terbuka kelopak mata
•
Laserasi kornea
ruptur kornea
+ keluarnya jaringan intra okuli
•
Katarak traumatika
•
Laserasi Sklera + prolaps vitreus,
khoroid
‘double perforation’
•
Gejala:
– Kabur, nyeri, berdarah – Blepharospasme
•
PENANGANAN:
– Tetesi tetracain 0,5% – Antibiotika tetes mata! – Antibiotika sistemik
– Bebat
GLAUKOMA AKUT
GEJALA:
◦ Nyeri hebat di sekitar mata / cekot-cekot ◦ Kabur, mata merah
◦ Melihat “halo”
PEMERIKSAAN:
◦ Kabur
◦ Mata merah ◦ BMD dangkal ◦ Kornea suram
◦ Pupil lonjong, refek cahaya
◦ Perabaan tek bola mata
RUDAPAKSA MATA
KARENA BAHAN
•
Batasan
•
Rudapaksa mata yang disebabkan:
•
Bahan kimia basa : amoniak, freon,
sabun, sampo,kapur gamping,
semen, tiner, lem, kaustik soda
•
Bahan kimia asam : asam sulfat, air
• BASA penetrasi cepat saponifkasi membran sel kerusakan sel
koagulasi pelunakan jaringan o.k denaturasi kolagen
• Konjungtiva, sclera iskemia, koagulasi dan nekrosis
• ANAMNESA & GEJALA KLINIS
• Subyektif : nyeri, spasme, berair, kabur &
silau
• Obyektif : • Visus\\
• Palpebra bengkak, luka bakar
• Konjungtiva hiperemi, khemosis, iskemia &
nekrosis
• Kornea edema, tes fuoresin +, kekeruhan
•
Klasifkasi Thoft
Grade Segmen Anterior Prognosis
I Kerusakan epitel kornea, iskemia
- Baik
II Kornea keruh tetapi detil iris masih terlihat, iskemia + < 1/3 limbus
Baik
III Epitel kornea hilang total, stroma kornea keruh detil iris kurang
terlihat, iskemia 1/3 – ½ limbus
Kurang baik
IV Kornea keruh detil iris dan pupil tidak terlihat, iskemia > ½
limbus
•
Klasifkasi tingkat keparahan Hughes:
•
Ringan : erosi kornea, kornea agak
keruh, iskemia -, nekrosis –
•
Sedang : kornea keruh, detail iris tak
tampak, Iskemia, nekrosis
konjungtiva dan sclera minimal
PEMERIKSAAN
•
Ada tidaknya dan lokasi defek epitel
•
Konjungtiva terutama limbus
terdapat nekrosis atau tidak
•
Kejernihan kornea dan detil iris
•
Infamasi
•
DIAGNOSIS:
•
Anastesi local
•
Tes fuoresin
•
Senter & loupe, slit lamp
•
pH meter/ lakmus
•
Hal- hal yang mempengaruhi
prognosis:
•
pertolongan pertama
waktu irigasi
hitungan menit
•
jumlah dan kepekatan bahan kimia
•
Lama terpaparnya
• PENATALAKSANAAN
• Irigasi di tempat kejadian ( air kran, aqua, air mengalir !! rujuk RS
• Anestesi local mengurangi spasme
• Irigasi intensif t.u kornea, fornik superior &
inferior
• Minimal 1 l: asam ½ jam, basa 1 jam sampai pH Normal
• Parasentesa cairan bilik mata depan
OBAT-OBATAN
• Sikloplegik Menurunkan spasme otot ciliaris, mengurangi terjadinya sinekia posterior, menurunkan infamasi
• Antibiotik tetes mata sekunder infeksi
• Kortikosteroid t.u gr. 3 & 4 pemberiannya harus hati- hati
• Vitamin C menghambat ulserasi kornea
•
Penyulit
•
Segera: glaucoma, ekspose &
perlunakankornea
•
Jangka Panjang: Simblefaron,
Sindroma mata kering, katarak
traumatika, sikatrik kornea,
TERAPI PENYULIT
• Sindroma mata kering air mata buatan non preservative
• Simblefaron simblefarektomi dengan glass rod
• Katarak traumatika ekstraksi lensa
• Sikatrik kornea keratoplasti
• TSCL Therapetic soft contact lens • Patching
Picture 3. Complete cicatrization of the corneal surface following chemical
TRAUMA TERMIS
•
Trauma termis pada mata langsung
jarang terjadi .
•
Biasanya bersamaan dengan trauma
pada muka
DIAGNOSIS
•
Kelopak mata
merah, luka bakar?
•
Ekteropion, enteropion dan trikhiasis
erosi kornea
•
Kornea membentuk selaput
keabu-abuan
melokalisir kerusakan kornea
•
Perforasi kornea + trauma tumpul atau
tajam
PENATALAKSANAAN
• Antibiotika topikal salep mata untuk
kelopak mata dan kornea
• Lubrikasi air mata buatan tetes atau
salep
• Monitor ketat kornea ulkus kornea