1-EM Bahan 3a – Indikator Ekonomi Yang Akan Dicapai
INDIKATOR EKONOMI YANG AKAN DICAPAI
Indikator ekonomi hasil kinerja Agregat Demand (AD) dan Agregat
Supply (AS) atau suatu perekonomian secara keseluruhan meliputi :
1.
Produk domestik/nasional bruto (PDB/PNB
–
Gross domestic/
national product (GDP/GNP))
2.
Inflasi
3.
Neraca Pembayaran
4.
Pengangguran
2-EM I. PRODUK DOMESTIK/NASIONAL BRUTO (PDB/PNB –
GROSS DOMESTIC/ NATIONAL PRODUCT (GDP/GNP))
1. Definisi
Produk Domestik Bruto (PDB), Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai (dalam nilai pasar atau nilai riil) semua barang dan jasa yang diproduksi di domestik atau dalam negeri suatu negara, baik oleh warga negara maupun warga negara asing, jadi terdiri dari PDB Nominal (GDP Nominal) atau PDB Riil (GDP Riil) yang dinyatakan dalam harga dasar.
Produk Nasional Bruto (PNB), Gross National Product (GDP), adalah nilai (dalam nilai pasar atau nilai riil) semua barang dan jasa yang diproduksi hanya oleh warga negara baik di domestik atau dalam negeri suatu negara dan di negara luar, jadi terdiri dari PNB Nominal (GNP Nominal) atau PNB Riil (GNP Riil) yang dinyatakan dalam harga dasar.
PDB gap (GDP gap) adalah PDB riil (real GDP) pada full employment – Realisasi PDB riil (Actual real GDP)
2. Komponen PDB (GDP) dan GNP (PNB)
Product or Expenditure Approach
(Atas Dasar Product Markets)*
Income
Earnings or Cost Approach (Atas Dasar Factor Markets)* 1.Personal Consumption (Durables,
Non-durables, Services) --- C
2.Gross Private Domestic Investment, (Resident and Business Investments, and Change in Inventories) --- I
3.Government Consumption and Invest-ment Purchases ---Economy – jadi Aggregate Supply (kiri) = Aggregate Demand (kanan)
1. Compensation of Employees (Wages, Salaries, and Supplements) --- for Labors and Employees -- L
2. Net Interests --- for Capital -- K
3. Rental Income of persons --- for Natural Resources -- R
4. Income of unincorporated
enterpri-ses --- for
Enterpreneurship – E or L
5. Corporate profits before taxes (profit taxes, dividends, undistributed
pro-fits --- for
Enterpreneurship – E or L
6. Indirect Business Taxes 7. Depreciation
3-EM
3. Komponen antara PDB/PNB ke Agregat Pendapatan Personal (Disposable Personal
Income -- Aggregate)
GDP/GNP --- Y
Less : Depreciation ---
D
Net Domestic/National Product --- NDP/NNP
Less : Indirect Business Taxes ---
IT
National Income ---
NI
Less : Direct Taxes ---
DT
Less : Net Business Saving ---
NBS
Plus : Transfer Payments (Government payments for pension/ social security, unemployment insurance, for which individuals do not work for any service
in return --- Tr
Disposable Income ---
Yd
Less : Personal Consumption ---
PC
Personal Saving ---
PS
Jadi : Yd = Y – D – (IT + DT) – NBS + Tr = Y - Z
Yd = PC + PS
Untuk analisa selanjutnya, diasumsikan atau disederhanakan :
4-EM
4. Dua Cara Penghitungan PDB/PNB
a. Total dari semua barang dan jasa akhir (final goods) untuk konsumsi. b. Total dari semua barang dan jasa yang dipergunakan untuk
memproduksi final goods, yaitu intermediate goods yang mempunyai nilai tambah (value added).
Terdapat dua pendekatan (approach) : (1). Final product (output), (2). Value added. Biaya bahan baku
Jadi, GDP/GNP = Y = 190 (Final product = bread, Total value added)
Data PDB Indonesia : PRODUK DOMESTIK BRUTO -- PDB (GROSS DOMESTIC BRUTO -- GDP)
PENGELUARAN (EXPENDITURES)
Triliun Rupiah
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Konsumsi rumah tangga --- C
Household consumption
Investasi bruto --- I
Gross Investment
Belanja/pengeluaran pemerintah --- G
Government spending/expenditure
Ekspor barang dan jasa & jasa --- X
Exports of goods & services
1.354
Imports of goods & services
1.197
Diskrepansi data dg PD per sektor
5-EM
Pendapatan thd luar negeri atas faktor produksi Net factor income from abroad
- 196 - 180 - 211 - 239 - 110 -93 - 97 - 101
PNB (GNP) = 7 – 8 5.410 6.266 7.211 8.003 2.069 2.221 2.368 2.517
Pajak tidak langsung
Net indirect taxes
215 225 180 47 83 81 43 30
Penyusustan
Depreciation
280 323 371 412 109 115 123 131
Pendapatan Nasional (PN)
National product (NP)
4.915 5.718 6.660 7.544 1.877 2.025 2.202 2.346
Penduduk (tengah tahun) - juta
Population (mid year) – millions
234,8 238,5 241,0 244,2 234,8 238,5 241,0 244,2
Pendapatan per kapita - juta
Income per capita – millions
PDB (GDP) 23,88 27,03 30.80 33,75 9,28 9,70 10,2 10,7
PNB (GNP) 23,05 26,27 29,92 32,77 8,81 9,31 9,83 10,31
PN (NP) 20,94 23,97 27,63 30,89 7,99 8,49 9,14 9,61
15. Pertumbuhan ekonomi (economic growth ) = 100%
1 1
x Y
Y Y
t t t
PDB (GDP) 4,63 6,22 6,49 6,23
PNB (GNP) 4,19 7,37 6,61 6,30
PN (NP) 2,20 7,89 8,76 6,55
6-EM
5. Siklus Bisnis (Business Cycles)
PDB Diagram 6
Siklus binis :
- PDB naik (recovery, expansion, upturn), kemudian ke tertinggi/puncak (peak), kemudian turun (recession, downturn), terus menuju ke dasar (trough)
- Selama naik biasanya disertai dengan pengangguran tapi inflasi
- Selama turun biasanya disertai dengan pengangguran tapi inflasi . Kalau inflasi , maka kondisi ekonomi dalam stagflasi (stagflation)
Tertinggi (Peak)
Tertinggi (Peak) Resesi (recession,
downturn)
Tertinggi (Peak)
,
Dasar (Trough) Recover (recovery)
7-EM II. INFLASI (MONETER)
1 . Definisi
Inflasi adalah % perubahan harga (P) dalam satu periode (bulan, tahun) terhadap periode sebelumnya, sehingga rumusnya :
Inflasi = % P =
x 100%
Inflasi bisa disebabkan dari sisi Agregat Permintaan (AD) disebut Demand pull inflation, atau dari sisi Agregat Supply (AS) disebut Cost push inflation.
2 . Apa itu harga (P)
Harga (P) adalah biaya hidup (costs of living), yaitu harga dari satu basket barang dan jasa untuk keperluan hidup satu rumah tangga
Jenis P terdiri dari harga :
► Harga konsumen (HK) - (consumer price - CP) --- dalam indeks adalah IHK (CPI)
► Harga produsen (HP) - (producer price - PP) --- dalam indeks adalah IHP (PPI)
► Harga pedagang besar (HPB) - (wholesale price - WP) --- dalam indeks adalah IHPB (WPI)
Jadi berdasarkan HK, maka inflasi adalah :
Inflasi = % IHK =
8-EM
3 .
Data inflasi Indonesia per kelompok barang, bulan dan tahun
Indeks harga konsumen (IHK) per kelompok barang dan jasa
Inflasi (%)
Per kelompok barang
Per bulan (atas) dan kumulatif bulanan (bawah)
listrik, gas & bahan bakar/ housing,
6 . Pendidikan, rekreasi, dan olahraga/ educa-tion, recreaeduca-tion, and sports
9-EM III. NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENTS)
TRANSAKSI EKONOMI
INTERNASIONAL
SISTEM L/C
NERACA PEMBAYARAN,
10-EM 1. Prosedur Ekspor Impor
1. Kontrak antara penjual (exporter -- beneficiary) dan pembeli (importir – L/C opener) dinegara lain. 2. Importir melakukan pembukaan L/C.
3. L/C disampaikan oleh the issuing bank kepada the confirming bank (bisa sama atau berbeda dengan the advising bank dari exporter).
4. The confirming/advising bank meneruskan info pembukaan L/C kepada exporter.
5. Exporter mengirim barang melalui Kantor Bea & Cukai dan perusahaan pelayaran (shipping compa-ny) yang menerbitkan semua dokumen pengapalan barang ekspor yaitu Bill of Lading (B/L) dan dokumen lainnya.
6a. B/L dan dokumen pengiriman barang lainnya di-sampaikan oleh exporter kpd the conf./adv.bank.
6b. Dokumen itu diteruskan oleh the confirming bank kepada the issuing bank.
7a. Atas penyerahan dokumen, exporter langsung menerima pembayaran untuk sight L/C.
7b. Atas penyampaian dokumen, the confirming bank menda-pat pembayaran dari the issuing bank.
8a. The issuing bank menyampaikan B/L dan dokumen pengapalan lainnya kepada importer. 8b. Atas penyampaian dokumen, the issuing bank
menerima pembayaran dari importer.
9. Dengan menyerahkan dokumen kepada perusahaan pelayaran, importer memperoleh barang.
Figure 1.
11-EM 2. Struktur Transaksi Ekonomi Internasional dan
Neraca Pembayaran (Balance of Payments – BOP)
1. Transaksi ekonomi internasional/transaksi internasional → TEI/TI
Definisi TI/TEI
Seperti dikemukakan di atas, TI/TEI adalah transaksi antara penduduk suatu negara atau perekonomian dengan pendududuk dari semua negara atau perekonomian mitra dagang (trading partner countries or economies). Prosedur realisasi TEI seperti pada Figure A.1. di atas. Yang dimaksud dengan penduduk (residents) meliputi individual, perusahaan, institusi, pemerintah.
Jenis dan struktur TI/TEI (lihat Figure B.1.) : TI/TEI terdiri dari transaksi dalam rangka :
Perdagangan internasional barang dan jasa (international trade of goods and services).
Aliran modal dana (flows of fund capital). Neraca Pembayaran (Balance of Payments atau BOP)
BOP adalah laporan TEI/TI selama jangka waktu tertentu biasanya kuartal, semester, tahunan.
Karena BOP adalah neraca untuk kinerja TI/TEI selama jangka waktu tertentu, maka berbeda dengan neraca (balance sheet) pada akuntansi keuangan yang berisi aktiva dan pasiva pada posisi waktu tertentu misal per 1 Januari. (Perbedaan pertama).
Prinsip akuntansi BOP
a). Transaksi yang mengakibatkan penerimaan devisa atau valas (foreign exchange) dicatat sebagai kredit (credit atau Cr.).
Sebaliknya, bagi transaksi yang menyebabkan pembayaran atau pengeluaran valas dicatat sebagai debit (Dr.).
b). Double entry, yaitu Dr. dan Cr.
c). Dr. selalu berarti dan bertanda tanda minus (), sebaliknya Cr. Selalu berarti dan bertanda positif (+).
Pada akuntansi keuangan, Dr. dan Cr. masing-masing tidak selalu berarti minus atau positif, tetapi tergantung apakah dalam kaitan dengan neraca (aktiva dan pasiva), laporan laba rugi, laporan arus kas, serta laporan neraca perubahan modal. (Perbedaan kedua).
BOP dapat disajikan dari atas (above) ke bawah (below), atau dalam dua kolom Cr. dan Dr.
Contoh penysunan BOP pada Figure B.2.
12-EM
Contoh BOP U.S.A. pada Figure B.4.
Keseimbangan BOP ditentukan atas dasar konsep keseimbangan yang dipilih (lihat Figure B.5.) :
a). Neraca Perdagangan (Trade Balance) b). Neraca Berjalan (Current Account) c). Basic Balance
d). Overall Balance atau Monetary Movements (Official or Central bank’ Foreign Exchange Reserves)
13-EM
2. Struktur Ekonomi Internasional – Struktur Neraca Pembayaran (BOP)
Figure 2.
STRUKTUR TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL
(STRUKTUR BALANCE OF PAYMENTS → BOP)
I. CURRENT ACCOUNT → (X M)
A. TRADE BALANCE
1. EXPORT FOB XM of GOODS
2. IMPORT FOB
B. BALANCE OF SERVICES
1. FREIGHT 2. INSURANCE XM of SERVICES : XM
3. TRAVEL - Non Factor Services
4. INTEREST - Factor Services
5. INVESMENT INCOME
6. OTHERS
Flows : Inflows & Outflow
II. CAPITAL ACCOUNT → K Maturity : Short term & Long term (+K/K) Sector : Government & Private
A. LONG TERM CAPITAL ACCOUNT
1. INFLOW Official Transfer of Capital
a. GOVERNMENT Foreign (Direct & Portfolio)
b. PRIVATE Investments
2. OUTFLOW
a. GOVERNMENT Principal Debt Repayments
b. PRIVATE
B. SHORT TERM CAPITAL ACCOUNT
1. INFLOW
a. GOVERNMENT Short Term Capital Inflow
b. PRIVATE
2. OUTFLOW
a. GOVERNMENT Short Term Capital Outflow
b. PRIVATE
Timelags
III. ERRORS & OMISSIONS (E & O) Over or Under Recordings Errors
14-EM
IV. CHANGE IN FOREIGN EXCHANGE (FX) RESERVES
3. Penyusunan Neraca Pembayaran (BOP)
Figure 3.
PENYUSUNAN
NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENTS)
A. CURRENT ACCOUNT ………. De - 1.000
1. Balance on Trade (Merchandise) ………..………….. De - 650 a. Exports, FOB ………..……… Cr + 1.000 (1) b. Imports, FOB ………..……… De - 1.000 (2) - 150 (3), - 400 (4) 2. Balance of Service ………. De - 350
a. Freight ………...... De - 150 (2) b. Travel ……….……….. De - 50 (7) c. Insurance ………. De - 100 (2) d. Interest Payments ……… De -15 (5), - 10 (6)
e. Investment Income ……….…………. De - 25 (5)
f. Others ………..………. ---
B. LONG TERM CAPITAL ACCOUNT ……….. Cr + 545
1. Foreign aid (inflows) ………. Cr + 150 (3)
2. Foreign investment (inflows)………. Cr + 500 (4)
3. Principal Debt repayments (outflows)
a. Official ………. De - 30 (6) b. Private ……….,.………….. De - 75 (5)
C. SHORT TERM CAPITAL ACCOUNT ……… Cr +35
1. Inflow ………. Cr + 35 (8) 2. Outflow ………..… ---
D. ERRORS AND OMISSIONS (E&O) ……….………….. ---
E. OVERALL BALANCE ……….. Dr - 420
F. CHANGES IN FOREIGN EXCHANGE RESERVES ………. Cr + 420
1. Gold ……….… --- 2. SDR ……….…… ---
3. Position in the fund
4. Foreign Exchange (FX) ……...……. De -1.000(1), Cr +1.350(2), De –100(4), …….… Cr +115(5), Cr +40(6), Cr +50(7), De -35(8) Note :
1. Balance of Payments contains changes instead of outstanding.
2. Total debit (De or ) is always equal total credit (Cr or +).
15-EM
4. Neraca Pembayaran (BOP) Indonesia
Figure 4.
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 2004 2006 : RINGKASAN
INDONESIA’S BALANCE OF PAYMENTS 2004 2006: SUMMARY (Juta USD/Millions of USD)
URAIAN 2004 2005 2006 ITEMS
T.1/Q.1
I. Transaksi Berjalan
A. Barang, bersih (Neraca
Perdagangan) 1. Ekspor, fob 2. Impor, fob
B. Jasa-jasa, bersih
C. Pendapatan, bersih
D. Transfer Berjalan, bersih
II. Transaksi Modal dan Finansial
A. Transaksi Modal
B. Transaksi Finansial
1. Investasi Asing Langsung
a. Keluar negeri, bersih b.Di Indonesia-FDI, net 2. Investasi Asing Portofolio
a. Aset, bersih b. Kewajiban, bersih 3. Investasi Lainnya
a. Aset, bersih b. Kewajiban, bersih
III. Jumlah (I + II)
IV. Selisih Perhitungan Bersih
V. Neraca Keseluruhan (III + IV)
VI. Cadangan Devisa & yg Terkait 4)
1. Perubahan Cadangan Devisa
2. Pinjaman IMF
D. Current Transfer. net
II. Capital and Financial Account
A. Capital Account
B. Financial Account
1. Direct Foreign Investments
a. Abroad, net
b. In Indonesia-FDI, net 2. Portfolio For. Inv., net
a. Assets, net b. Liabilities, net 3. Other For. Investments
a. Assets, net b. Liabilities, net
III. Total (I + II)
IV. Net Errors and Omissions
V. Overall Balance (III + IV)
VI. Reserves and Related Items 4)
1.Reserve asset changes
2.Use of Fund credit and loans
a. Purchases b. Repurchases Memorandum :
Posisi Cadangan Devisa Transaksi Berjalan (% GDP) Rasio Pembayaran Utang (%)
a.l. Sektor terkait Pemerintah & Otoritas Moneter
Reserve Assets Position Current Account (% GDP) Debt Service Ratio (%)
o.w. Government Related & Monetary Authorities
16-EM
5. Neraca Pembayaran (BOP) U.S.A. 1993-2000
Figure 5.
(Billions of U.S. dollars)
The United States Balance of Payments, Analytic Presentations, 1993-2000
1993 1995 1997 1998 1999 2000
Source: International Monetary Fund, Balance of Payments Statistics Yearbook, 2001 p. 944 (Totals
17-EM
6. Neraca Pembayaran (BOP) U.S.A. 1997 – The Concept of BOP Equilibrium
Figure 6.
U.S. Balance of Payments Equilibrium1) 1974
Merchandise Trade: Short-term Private Capital:
Exports……...………….……….……. + 97.1 Nonliquid Liabilities ……… + 1.7 Imports…..………...……. - 103.0 Nonliquid Claims ………. - 14.7
Merchandise Trade Balance………..….. Services:
- 5.9 Balance on Short-term Private Capital.. - 13.0
Military Receipts…….……….……… + 3.0 Miscellaneous:
Military Payments…….……….. - 5.1 Special Drawing Rights (SDRs) …...
Income on U.S. Investments Abroad.. + 29.9 Errors and Omissions …..……...….. + 5.2
Payments for Foreign Investment in U.S. - 16.7 Balance on Miscellaneous Items…..….... + 5.2
Receipts from Travel & Transportation . + 10.2 Net Liquidity Balance…..……….… - 18.3
Receipts from Travel & Transportation - 12.7 Liquid Private Capital:
Other Services (net)……….………… + 0.3 Liabilities to Foreigners …..……... + 15.7
Balance on Services..………..……..…… + 9.1 Claims on Foreigners ……..……… - 5.5
Goods and Services Balance…...……..… + 3.2 Balance on liquid Private Capital……. + 10.3
Transfer Payments: Official Settlements Balance2)…..…….... - 8.1
Private …….…………..……...……… - 1.1 Liquid Liabilities ……….… + 8.3 Government ………...………...… - 6.1 Readily Marketable Liabilities …... + 0.6
Balance on Transfer Payments...…….… - 7.2 Special Liabilities ………. + 0.7
Current Account Balance…..………...… - 4.0 Balance in Liabilities to Foreign
Official Holders………. + 9.5
Long-term Capital: U.S. Reserves Assets:
Direct Investment Receipts …...…… + 2.3 Gold …….………. 0.0
Direct Investment Payments …..…... - 6.8 Special Drawing Rights …….……. - 0.2
Portfolio Investment Receipts ……... + 1.2 Convertible Currencies …….……. 0.0
Portfolio Investment Payments ……. - 2.0 IMF Gold Tranche ……….. 1.3
Government Loans (net) ….……...… + 1.0 Balance on Reserve Assets ……….. - 1.4
Other Long-term (net) ….………..… - 2.4 Total Financing of Official Settlements
Balance ……… + 8.1
Balance on Long-term Capital……….… - 6.7
Basic Balance ….....………..……… - 10.6
* Equilibrium definition:
1) Current Account + Capital Account (related with fixed assets) + Financial Account =
= Basic Balance + Errors & Omissions = Overall Balance → financed by Official Reserves
2) Basic Balance + Errors & Omissions = Overall Balance → financed by Official Reserves 3) The Official Settlements Balance is Financed by Changes in: U.S. Liabilities to
Foreign Official Holders * Source:
1) Kemp, Donald S., “Balance-of-Payments Concepts----What Do They Really Mean”,
Reading in International Finance, Federal Reserve Bank of Chicago, Second Edition,
1984, p.29.
18-EM
7.
Cadangan Devisa (Foreign Exchange (FX) Reserves)
1). Pengertian dan komponen Cadanga Devisa
Cadangan Devisa (FX Reserves) adalah stok untuk alat pembayaran luar negeri (transaksi internasional) dengan denominasi atau nilai dalam mata uang keras (hard currencies).
Komponen FX Reserves
a). Emas moneter (emas sebagai asset Bank Sentral).
Emas sebagai Cadangan Devisa bermula dan berkembang karena emas digunakan sebagai uang internasional (foreign exchange) pada the Gold Standard dan kemudian pada the Bretton Woods System dimana terdapat the International Monetary Fund (IMF).
b). Uang Kertas Koin (UKK) dalam hard currency.
c). Dana dalam hard currency pada Bank Sentral dan bank-bank di negara lain (deposits).
d). Surat Berharga Hutang (IOUs) baik berjangka waktu pendek (short term maturity), maupun IOUs berjangka waktu panjang (medium term dan long term maturities) tapi yang likuid karena mempunyai pasar sekunder yang baik sehingga dapat diperjualbelikan dalam jangka waktu pendek.
e). Special Drawing Rights (ciptaan IMF), karena dapat digunakan untuk pembayaran antar anggota IMF.
f). RPF (Reserves Position at the Fund (IMF)).
FX Reserves tidak biasa disebut cadangan valas tetapi Cadangan Devisa, walaupun devisa atau valas disebut foreign exchange reserves (fx).
Cadangan devisa di suatu negara biasanya atas dasar undang-undang dikuasai oleh Bank Sentral, disebut Official FX Reserves, atau Country FX Reserves dengan ditambah Cadangan Devisa yang ada di bank-bank.
2). FX Reserves dan Changes in FX Reserves
Di Neraca Pembayaran (BOP), perubahan Cadangan Devisa (Changes in FX Reserves) merupakan pos lawan (accommodated post) terhadap
Overall Balance atau Official Settlement Balance, yaitu penjumlahan dari Current Account, Capital Account dan Errors and Omissions.
19-EM
IV. PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT) DAN KEMISKINAN (POVERTY)
1.
PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang
menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
Data angkatan kerja dan pengangguran tahun 2012 (Badan Pusat Statistik, Buku Statistik Indonesia 2013) :
Golongan Umur
Bekerja
Pengang-guran Terbuka*
Angkatan Kerja
% Bekerja Terhadap Angkatan
Kerja
15-19 6.005.740 2.137.870 8.143.610 73,75 20-24 10.677.632 1.920.021 12.597.653 84,76 25-29 14.164.310 1.108.667 15.272.977 92,74 30-34 16.470.562 718.292 17.188.854 95,82 35-39 14.062.028 379.852 14.441.880 97,37 40-44 14.113.185 335.774 14.448.959 97,68 45-49 11.078.642 248.613 11.327.255 97,81 50-54 9.674.950 250.880 9.925.830 97,47 55-59 6.003.524 94.469 6.097.993 98,45 60+ 8.557.581 50.518 8.608.099 99,41 Total 110.808.154 7.244.956 118.053.110 93,86
* Terdiri dari :
1. Mencari pekerjaan 2. Mempersiapkan usaha
3. Merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan,
20-EM
2. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Pengangguran Terselubung (Disguissed
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
21-EM Akibat kebijakan pemerintah
c. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang
muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
3. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah
angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
22-EM ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja
Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar
daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
III. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP
PEREKONOMIAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh
pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian
suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
23-EM masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang
Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
24-EM
Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
IV. KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PENGANGGURAN
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan 3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk
mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1.Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
25-EM 5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh
peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.
3. KEMISKINAN
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.
I. JENIS-JENIS KEMISKINAN DAN DEFINISINYA
26-EM
Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.
Data tentang kemiskinan di kota dan desa (Badan
Pusat Statistik, Buku Statistik Indonesia 2013) :
Tahun (September)
Garis kemiskinan/
Poverty line (Rupiah)
Jumlah Penduduk
Miskin (juta)
% Penduduk
Miskin
Desa Kota Desa
Desa + Kota
Desa
Desa + Kota
2011 263.594 223.181 18,94 29,89 15,59 12,36 2012 277.382 240.441 18,09 28,59 14,70 11,66 Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan
Tentang distribusi pendapatan atau ketidakmerataan pendapatan (inequality of income) diantara penduduk diukur dengan kurva Lorenz yang menghasilkan indeks disebut Gini ratio atau Gini coefficient of inequality. Lihat Bahan 3e.
II. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
27-EM sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
Tingkat dan laju pertumbuhan output
Tingkat upah neto
Distribusi pendapatan
Kesempatan kerja
Tingkat inflasi
Pajak dan subsidi
Investasi
Alokasi serta kualitas SDA
Ketersediaan fasilitas umum
Penggunaan teknologi
Tingkat dan jenis pendidikan
Kondisi fisik dan alam
Politik
Bencana alam
Peperangan
III. KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :
1. pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
2. Pemerintahan yang baik (good governance) 3. Pembangunan sosial
Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :
a. Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan
b. Intervensi jangka menengah dan panjang
28-EM
o Kerjasama regional o APBN dan administrasi o Desentralisasi
o Pendidikan dan Kesehatan
o Penyediaan air bersih dan
Pembangunan perkotaan V. PEMERATAN (EQUITY)
Sumber : Wikipedia
The Gini coefficient, atau juga disebut a Gini ratio atau a normalized Gini index, adalah suatu ukuran statistic untuk pola distribusi pendapatan atau kekayaan dari semua penduduk suatu negara, yaitu mencerminkan ketidakmerataan (inequality of income).
Pada dasarnya the Gini Ratio mengukur ketidakmerataan diantara angka nilai frekuensi distribusi (inequality among values of a frequency distribution)), misalnya untuk tingkat pendapatan.
The Gini coefficient diciptakan pada 1912 oleh ahli statistic dan sosiologi bernama Corrado Gini pada makalah Variability and Mutability.
Kurva Lorenz dan the Gini coefficient
►Kurva Lorenz adalah lokasi dari titik-titik kombinasi antara sumbu horizontal – porsi (%) kumulatif penduduk dan sumbu vertical – porsi (%) kumulatif pendapatan, tersambung dari titik 0 ke titik 100% atau 1.
Pada Figur 1 terdapat 3 kurva Lorenz (LC) : 1. LC yang berhimpit dengan garis 45 derajat (karenanya tinggi vertical = panjang horizontal), yaitu LC 0. 2, LC 1, 3. LC 2.
►Area antara garis 45 derajat dengan kurva Lorenz adalah area A, yaitu 0 dengan LC 0, A1 dengan LC 1, A2 dengan LC 2. pemerataan penuh (total equality atau completely equally) – setiap penduduk memperoleh pendapatan sama besarnya
Selain dari untuk LC 0, terjadi ketimpangan
Figur 1 ; Kurva Lorenz
Porsi (%) kumulatif penduduk (Cumulative share (%) of popolation
Sumbu vertical :
Porsi (%) kumulatif pendapatan (Cumulative share (%) of income
29-EM
pemertataan (inequality) dimana untuk LC 2 inequality lebih besar disbanding untuk
LC1, yaitu >
.
Buktikan.
Untuk LC pada titik 100% di sumbu horizontal, berarti hanya 1 orang penduduk yang menerima semua pendapatan – distribusi pendapatan yang penuh tidak rata
atau besar kecekungan (convex) kurva Lorenz
Pada setiap the Lorenze curves selain pada garis 45 derajat, maka bagian atas dari kurva menyatakan sedikit penduduk menerima pendapatan – distribusi pendapatan semakin tidak merata (higher inequality). Buktikan.
Jika grup pendapatan tinggi adalah u% dari seluruh penduduk dan mereka menerima f% dari semua pendapatan di negara mereka, maka the Gini ratio G adalah f – u. Sebagai catatan dalam realisasinya Gini coefficient selalu lebih besar dari f – u.
Formula the Gini coefficient G – dengan xi adalah kekayaan atau pendapatan
dari satu penduduk i, jumlah pendudk adalah n :
lihat pada https://en.wikipedia.org/wiki/Gini_coefficient