• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iman Dan Perkembangan IPTEK Dikaitkan Dengan HIVAIDS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Iman Dan Perkembangan IPTEK Dikaitkan Dengan HIVAIDS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 56

.

Iman Dan Perkembangan IPTEK Dikaitkan Dengan HIV/AIDS

Novie Pasuhuk

Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa Jakarta

Abstrak

Makalah ini membahas mengenai HIV/AIDS dan strategi penanggulangannya dikaitkan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Berdasarkan pemicu yang telah diberikan, penulis mencoba merumuskan permasalahan yang terjadi, melalui pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang terjadi jika masalah HIV/AIDS tidak segera di atasi? Mengapa kebijakan dan strategi penanggulangan HIV/AIDS itu penting? Strategi dan upaya apa saja yang dilakukan untuk penanggulangan HIV/AIDS? Bagaimana memutus rantai penyebaran penyakit itu? Apakah IPTEK itu sebaiknya di hindari? Penulisan ini bertujuan agar pembaca dapat memahami apa yang akan terjadi jika masalah HIV/AIDS ini tidak segera diatasi. Selain itu, pembaca mengetahui dan mengerti mengapa strategi-strategi penanggulangan HIV/AIDS itu penting. Pembaca dapat mengetahui bagaimana memutus rantai penyebaran penyakit ini. Pembaca dapat menentukan sikap bagaimana menyikapi IPTEK dengan pengaruh-pengaruh negatifnya. Lalu, pembaca dapat mengetahui apakah IPTEK itu sebaiknya di hindari atau tidak.

I. Pendahuluan

Kehidupan manusia tidaklah jauh dari kehadiran teknologi-teknologi dan

alat-alat yang modern dan canggih. Kehadiran teknologi-teknologi yang modern tersebut

sangat membantu manusia dalam menjalani segala aktivitasnya. Misalkan saja seperti

kehadiran televisi, telepon dan laptob serta internet yang membuat manusia menjadi

dapat lebih mudah mengakses informasi-informasi dan kejadian-kejadian yang sedang

terjadi diseluruh dunia serta membuat para manusia menjadi dapat berkomunikasi

dengan lainnya dengan lebih mudah. Bandingkan saja ketika para manusia masih hidup

dizaman dahulu, dimana segala sesuatu harus diperoleh dengan susah payah, kehidupan

sekarang tampaknya jauh lebih menyenangkan karena hampir segala sesuatu yang kita

inginkan dapat kita peroleh dengan mudah. Namun apakah kehadiran

teknologi-teknologi seperti itu dapat menjamin bahwa kehidupan manusia dapat menjadi 100

persen sejahtera? Jawabannya adalah tidak. (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen)

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 (56-66) ISSN 2406-8306 (print)

(2)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 57

IPTEK sering diiringi dengan pertambahan kriminalitas dan jumlah penyakit di

dunia ini. SARS, Flu burung, HIV, merupakan contoh-contoh penyakit yang timbul seiring

dengan perkembangan zaman. Selain itu, kejahatan-kejahatan seperti cyber crime,

pembobolan bank, dsb terus bertambah, karena ada manusia yang menyalahgunakan

teknologi untuk kepentingan dirinya sendiri. Secara singkat, kehadiran teknologi yang

seharusnyaa mempermudah kehidupan manusia, malah berbalik menjadi pisau bermata

dua yang membahayakan kehidupan manusia. IPTEK yang tidak memiliki standar moral

justru akan digunakan untuk mempermudah suatu tindakan kejahatan. Dilihat dari

perannya, memang ilmu pengetahuan telah banyak memberi sumbangan terhadap

kepuasan jasmaniah manusia. IPTEK telah membantu manusia dalam menemukan

solusi atas berbagai kesulitan hidup jasmaniah manusia. IPTEK telah membuat hidup

manusia serba mudah dan praktis. Namun dari sudut kebutuhan jiwa, IPTEK ternyata

tidak bisa memberi kepuasan. Justru disaat IPTEK mencapai puncaknya muncul

semangat baru dalam manusia, yaitu semangat yang disebabkan kehausan akan

kebutuhan rohani. Ilmu harus didasarkan pada iman dan bukan sebaliknya.

Jika ilmu didasarkan pada iman, maka hidup di dunia ini akan jauh lebih damai,

sejahtera dan indah. Manusia menggunakan ilmu untuk mengagumi Tuhan yang

menciptakan dan memelihara segala sesuatu. Contoh, ilmu astronomi, bumi diketahui

selalu berotasi dan berevolusi dengan lintasan yang sama sehingga jarak bumi ke

matahari selalu sesuai kebutuhan manusia. Jika ilmu didasarkan pada iman, maka apa

yang dipelajari ini seharusnya memacu rasa syukur dan kagum kepada pencipta yang

mengatur segalanya. Dengan IPTEK, manusia yang seluruh hidupnya didasarkan pada

iman kepada Yesus akan menggunakan kemampuannya untuk membuat peralatan yang

membantu sesamanya bukan membuat senjata atau reaktor nuklir yang menghancurkan

sesama dan alam ciptaan Tuhan.

Pengertian HIV dan AIDS

Apakah HIV?

HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan

retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4

positive T-sel dan macrophages – komponen-komponen utama sistem kekebalan sel),

dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan

terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan

(3)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 58

Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi

menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang

kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap

berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak

mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi

kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi

tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Apakah AIDS?

AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan

menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunn ya sistem

kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV

dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa

infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Perbedaan HIV dengan Aids adalah HIV

tidak menimbulkan gejala yang terlihat atau dirasakan oleh penderita. Sementara Aids,

penderita sudah merasakan infeksi-infeksi yang muncul sehingga orang tersebut perlu

mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Dampak buruk dari HIV/AIDS

Dampak terhadap demografi

Salah satu efek jangka panjang endemi HIV dan AIDS yang telah meluas – seperti

yang telah terjadi di Papua – adalah dampaknya pada indikator demografi. Karena

tingginya proporsi kelompok umur yang lebih muda terkena penyakit yang

membahayakan ini, dapat diperkirakan nantinya akan menurunkan angka harapan

hidup. Karena semakin banyak orang yang diperkirakan hidup dalam jangka waktu yang

lebih pendek, kontribusi yang diharapkan dari mereka pada ekonomi nasional dan

perkembangan sosial menjadi semakin kecil dan kurang dapat diandalkan. Hal ini

menjadi masalah yang penting karena hilangnya individu yang terlatih dalam jumlah

besar tidak akan mudah dapat digantikan. Pada tingkat makro, biaya yang berhubungan

dengan kehilangan seperti itu, seumpama meningkatnya pekerja yang tidak hadir,

meningkatnya biaya pelatihan, pendapatan yang berkurang, dan sumber daya yang

seharusnya dipakai untuk aktivitas produktif terpaksa dialihkan pada perawatan

kesehatan, waktu yang terbuang untuk merawat anggota keluarga yang sakit, dan

(4)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 59

Dampak Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan

Tingginya tingkat penyebaran HIV dan AIDS pada kelompok manapun berarti

bahwa semakin banyak orang menjadi sakit, dan membutuhkan jasa pelayanan

kesehatan. Perkembangan penyakit yang lamban dari infeksi HIV berarti bahwa pasien

sedikit demi sedikit menjadi lebih sakit dalam jangka waktu yang panjang,

membutuhkan semakin banyak perawatan kesehatan. Biaya langsung dari perawatan

kesehatan tersebut semakin lama akan menjadi semakin besar. Diperhitungkan juga

adalah waktu yang dihabiskan oleh anggota keluarga untuk merawat pasien, dan tidak

dapat melakukan aktivitas yang produktif. Waktu dan sumber daya yang diberikan

untuk merawat pasien HIV dan AIDS sedikit demi sedikit dapat mempengaruhi program

lainnya dan menghabiskan sumber daya untuk aktivitas kesehatan lainnya.

Dampak Terhadap Ekonomi Nasional

Mengingat bahwa HIV lebih banyak menyakiti orang muda dan mereka yang

berada pada umur produktif utama (94% pada kelompok usia 19 sampai 49 tahun),

epidemi HIV dan AIDS memiliki dampak yang besar pada angkatan kerja, terutama di

Papua. Epidemi HIV dan AIDS akan meningkatkan terjadinya kemiskinan dan ketidak

seimbangan ekonomi yang diakibatkan oleh dampaknya pada individu dan ekonomi.

Perkembangan ekonomi akan tertahan apabila epidemi HIV menyebabkan kemiskinan

bagi para penderitanya sehingga meningkatkan kesenjangan yang kemudian

menimbulkan lebih banyak lagi keadaan yang tidak stabil.

Dampak Terhadap Tatanan Sosial

Adanya stigma dan diskriminasi akan berdampak pada tatanan sosial

masyarakat. Penderita HIV dan AIDS dapat kehilangan kasih sayang dan kehangatan

pergaulan sosial. Sebagian akan kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan yang

pada akhirnya menimbulkan kerawanan sosial. Sebagaian mengalami keretakan rumah

tangga sampai perceraian. Jumlah anak yatim dan piatu akan bertambah yang akan

menimbulkan masalah tersendiri. Oleh sebab itu keterbukaan dan hilangnya stigma dan

diskriminasi sangat perlu mendapat perhatian dimasa mendatang.

Bentuk penanggulangan HIV/AIDS

Sejalan dengan masalah yang dihadapi, Indonesia telah melaksanakan strategi

penanggulangan HIV dan AIDS melalui dua periode yang dimuat dalam Strategi Nasional

(5)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 60

mendatang tantangan yang dihadapi dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS

semakin besar dan rumit sehingga diperlukan strategi baru untuk menghadapinya.

Strategi Nasional 2007-2010 (STRANAS 2007-2010) menjabarkan paradigma baru

dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia dari upaya yang terfragmentasi

menjadi upaya yang komprehensif dan terintegrasi diselenggarakan dengan harmonis

oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder). Namun strategi ini akan terus

mengembangkan kemajuan yang telah dicapai oleh strategi-strategi sebelumnya.

Akserelasi upaya perawatan, pengobatan dan dukungan pada orang yang hidup dengan

HIV dan AIDS (ODHA) dijalankan bersamaan dengan akselerasi upaya pencegahan baik

dilingkungan sub-populasi berperilaku risiko tinggi maupun dilingkungan sub-populasi

berperilaku risiko rendah dan masyarakat umum.

Penguatan Komisi Penanggulangan AIDS disemua tingkat dan

kelompok-kelompok kerja penanggulangan AIDS (Pokja AIDS) di semua sektor diteruskan agar

mampu mengkoordinasikan implementasi dari strategi ini di tingkat nasional, regional

maupun institusi. Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2006 mengamanatkan perlunya

peningkatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia. Respons harus

ditunjukan untuk mengurangi semaksimal mungkin peningkatan kasus baru dan

kematian. Komisi Penanggulangan AIDS di semua tingkat akan semakin kuat. Anggaran

dari sektor pemerintah diharapkan juga akan meningkat sejalan dengan masalah yang

dihadapi. Sektor-sektor akan meningkatkan cakupan program masing-masing.

Respons utama dalam kurun waktu tahun 1985 - 2002 meliputi pembentukan

Kelompok Kerja Penanggulangan AIDS di Departemen Kesehatan, penetapan wajib lapor

kasus AIDS, penetapan laboratorium untuk pemerikasaan HIV, penyiapan dan

penyebaran bahan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE). Surveilans HIV pada

sub-populasi tertentu dilakukan demikian pula peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan

non-kesehatan dalam menghadapi epidemi serta lahirnya banyak Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap HIV AND AIDS.

Pada tahun 1994 dengan Keputusan Presiden Nomor 36, Pemerintah

membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) ditingkat Pusat disusul dengan

terbentuknya KPA di beberapa provinsi. Strategi Nasional Penanggulangan HIV AND

AIDS (STRANAS 1994) merupakan respons yang sangat penting pada periode tersebut.

KPA mulai mengkoordinasikan upaya penanggulangan yang dilaksanakan pemerintah

(6)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 61

Pada Maret dan November 2002 Pemerintah mengadakan Sidang Kabinet Khusus

HIV dan AIDS. Pada tahun 2003 STRANAS 2003 –2007 diluncurkan sebagai respons

terhadap berbagai perubahan, tantangan dan masalah HIV dan AIDS yang semakin besar

dan rumit. Tahun 2004 Program penanggulangan HIV dan AIDS di tempat kerja

diluncurkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan pemberlakuan

Kaidah ILO. Untuk meningkatkan penyelenggaraan upaya pengurangan dampak buruk

(Harm Reduction) penyalahgunaan napza ditandatangi Nota Kesepahaman tentang

upaya terpadu pencegahan penularan HIV dan AIDS dan pemberantasan

penyalahgunaan NAPZA dengan cara suntik antara Menko Kesra selaku Ketua KPA dan

KAPOLRI selaku Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN). Untuk memenuhi kebutuhan,

maka obat ARV mulai diproduksi di alam negeri oleh perusahaan farmasi pemerintah PT

Kimia Farma.

Pada awal 2005 diluncurkan program akselerasi di 100 kabupaten/kota di 22

provinsi, disertai dengan diberlakukannya Sistem Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

HIV dan AIDS Nasional. Pada Juli 2006 Institusi KPA Nasional diperbaharui dengan

Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 (Perpres 75/2006) yang melibatkan lebih

banyak sektor, TNI dan Polri dan masayarakat sipil. Tahun 2006 diakhiri dengan

perhitungan estimasi jumlah sub-populasi rawan terhadap penularan HIV tahun 2006

sebagai dasar perencanaan mendatang, penerbitan Peraturan MenkoKesra/Ketua KPA

Nasional tentang Kebijakan Penanggulangan HIV AND AIDS melalui Pengurangan

Dampak Buruk Penggunaan Jarum Suntik sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman

KPA-BNN yang ditandatangani pada tahun 2003, dan retrukturisasi sekretariat KPA

Nasional.

II. Metode Penelitian

Pada makalah ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis.

Pengerjaan ini penulis mulai dengan mengumpulkan data dengan mencari sumber dari

internet. Data tersebutlah yang menjadi sumber dari kasus yang ada. Setelah kasus yang

diambil dimengerti, maka kemudian dirumuskan inti permasalahannya. Setelah

dirumuskan, penulis memilih teori-teori atau konsep-konsep yang dapat penulis jadikan

landasan teoritis penelitian, untuk selanjutnya dicarikan solusi pemecahan atas masalah

(7)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 62

III. Pembahasan

Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditentukan pada bagian

pendahuluan, maka penulis akan mencoba menganalisis pemecahan masalah

berdasarkan poin-poin tersebut.

Apa yang terjadi jika masalah HIV/AIDS tidak segera diatasi?

Tentu dapat diperkirakan nantinya akan menurunkan angka harapan hidup

karena semakin banyak orang yang diperkirakan hidup dalam jangka waktu yang lebih

pendek, dan jika masalah ini tidak segera diatasi maka akan semakin banyak pula orang

yang tertular penyakit ini dan akhirnya berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi,

seperti yang saya tulis dibawah ini.

HIV/AIDS menjadi masalah ditempat kerja karena berdampak:

Langsung: Peningkatan biaya perawatan medis; Meningkatkan biaya tenaga kerja

dengan meningkatnya kebutuhan untuk merekrut, melatih dan melatih ulang karyawan;

mengurangi jumlah angkatan kerja dan pendapatan para buruh/pekerja.

Tidak Langsung: Menurunkan tingkat produktivitas perusahaan di setiap sektor

industri, termasuk pertanian; Mengurangi jumlah tenaga-tenaga terdidik dan terlatih

serta berpengalaman; Klaim asuransi karyawan meningkat. Produksi menurun akibat

PHK; Terjadi penularan antar karyawan melalui perilaku beresiko tinggi; Memunculkan

stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV yang mengancam prinsip serta hak

dasar ditempat kerja, serta menghambat upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan.

Sedangkan dampaknya terhadap pekerja adalah: Kehilangan pendapatan dan

tunjangan pegawai; Stigma dan diskriminasi; Tekanan terhadap keluarga.

Mengapa Kebijakan dan Strategi Penanggulangan HIV/AIDS Itu Penting?

Karena untuk mencegah dan mengurangi penularan HIV/AIDS supaya tidak

menyebar lebih luas; Karena dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA; Karena dapat

mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV/AIDS pada individu, keluarga dan

masyarakat; Karena merupakan upaya-upaya terpadu dari peningkatan perilaku hidup

sehat, pencegahan penyakit, pengobatan dan perawatan berdasarkan data dan fakta

ilmiah serta dukungan terhadap ODHA.

Strategi dan Upaya Apa Saja Yang Dilakukan Untuk Penanggulangan HIV/AIDS?

(8)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 63

Meningkatkan dan memperluas upaya pencegahan yang nyata efektif dan

menguji coba cara-cara baru; Meningkatkan dan memperkuat sistem pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah ODHA yang

memerlukan akses perawatan dan pengobatan; Meningkatkan kemampuan dan

memberdayakan mereka yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan

HIV dan AIDS di pusat dan di daerah melalui pendidikan dan pelatihan yang

berkesinambungan; Meningkatkan survei dan penelitian untuk memperoleh data bagi

pengembangan program penanggulangan HIV dan AIDS; Memberdayakan individu,

keluarga dan komunitas dalam pencegahan HIV dilingkungannya; Meningkatkan

kapasitas nasional untuk menyelenggarakan monitoring dan evaluasi penanggulangan

HIV dan AIDS; Memobilisasi sumberdaya dan mengharmonisasikan pemamfaatannya di

semua tingkat.

Upaya-upaya yang dilakukan antara lain: Menyediakan dan menyebarluaskan

informasi dan menciptakan suasana kondusif untuk mendukung upaya penanggulangan

HIV dan AIDS, dengan menitikberatkan pencegahan pada sub-populasi berperilaku

resiko tinggi dan lingkungannya dengan tetap memperhatikan sub-populasi lainnya.

Menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan, pengobatan, dan

dukungan kepada ODHA yang terintegrasi dengan upaya pencegahan. Meningkatkan

peran serta remaja, perempuan, keluarga dan masyarakat umum termasuk ODHA dalam

berbagai upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Mengembangkan dan meningkatkan

kemitraan antara lembaga pemerintah, LSM, sektor swasta dan dunia usaha, organisasi

profesi, dan mitra internasional di pusat dan di daerah untuk meningkatkan respons

nasional terhadap HIV dan AIDS. Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan

daerah serta inisiatif dalam penanggulangan HIV dan AIDS.

Pemaksaan Penggunaan Chips (stigma dan diskriminasi) sebagai usaha untuk

membatasi ruang kebebasan penderita HIV/AIDS, khususnya dalam area seks bebas,

area dimana banyak orang sepertinya belum rela meninggalkannya. Padahal, mereka

yang kini menderita HIV/AIDS itu sendiripun terjangkit melalui aktivitas di area seks

bebas itu. Apabila ada komitmen untuk menghindari area seks bebas itu, chips untuk

penderita HIV/AIDS di Papua tentu saja tidak diperlukan.

Bagaimana memutus rantai penyebaran penyakit itu?

Secara internasional, pengakuan pentingnya menghargai ODHA sesuai dengan

(9)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 64

UNGASS (United Nations General Assembly Special Session) pada tahun 2001 dimana

Indonesia merupakan salah satu dari 189 negara yang menandatangani deklarasi

tersebut. Karena itu sudah seharusnya penanggulangan HIV/AIDS di Papua, dan

seantero Indonesia memperhatikan deklarasi itu. Penderita HIV/AIDS sudah semestinya

mendapatkan perlakuan yang manusiawi, dan hanya dengan bekerjasama dengan

merekalah kita bisa memutus rantai penyebaran penyakit itu.

Upaya pencegahan yang efektif termasuk penggunaan kondom 100% pada setiap

hubungan seks berisiko, semata-mata hanya untuk memutus rantai penularan HIV;

Program penanggulangan AIDS di suatu negara bisa berhasil dengan cara merangkul,

“memanusiakan” orang-orang dengan HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS yang diterima

dengan baik tentu saja akan bersedia ikut dalam usaaha penaggulangan wabah itu.

Hanya dengan cara itulah keterlibatan seluruh masyarakat Papua dimungkinkan.

Penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan seluruh masyarakat Papua, hanya mungkin

terjadi jika promosi anti stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dilaksanakan dengan

konsisten dan konsekwen seiring dengan gerakan penanggulangan HIV/AIDS. Hanya

dengan itulah program penaggulangan HIV/AIDS yang melibatkan seluruh masyarakat

Papua dapat terwujud.

Apakah IPTEK Itu Sebaiknya Dihindari?

Dari tinjauan Alkitab disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah

manusia. Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar

Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi. Allah sendiri adalah pencipta alam semesta,

pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK . Allah tidak pernah membatasi

daya cipta dan kreasi manusia akan IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan

tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh

pandangan-pandangannya terhadap Allah , manusia dan alam semesta . Jadi kita tidak

perlu menghindari IPTEK tapi yang perlu adalah bagaimana kita memanfaatkan/

menggunakan IPTEK itu secara bertanggung jawab, tentunya kepada Tuhan yang adalah

sumber hikmat dan pengetahuan, dan yang menciptakan kita.

IV. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan diatas dapat saya simpulkan sebagai berikut :

Allah sendiri tidak pernah melarang manusia untuk mengembangkan IPTEK.

(10)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 65

tersebut masih berada dalam batas kewajaran sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika

serta berdasarkan Alkitab. Jadi bagaimana sikap kita orang Kristen dalam menyikapi

perkembangan IPTEK?

Amsal 1:7 memberikan dasar bagi kita bagaimana harus bersikap terhadap

perkembangan IPTEK. Takut Tuhan merupakan dasar pengertian yang benar tentang

ilmu pengetahuan dan hikmat dari Tuhan merupakan pegangan supaya kita tidak jatuh

dalam pencobaan karena IPTEK. Seringkali iblis memakai IPTEK untuk memperdaya

kita melalui tipu muslihatnya. Internet, ponsel, televise, mobil, bahkan apapun bisa

membuat kita jatuh dalam pencobaan. Apapun bentuk pencobaannya, sadar atau tidak

sadar IPTEK seringkali membuat kita terlena. Untuk menghadapi bisikan-bisikan iblis

ini kita harus dapat membekali diri kita dengan iman yang kuat, sebagaimana yang

tertulis dalam Efesus 6:10-17. Dengan berdoa, membaca firman Tuhan, dan percaya

kepadaNya, kita akan menjadi kebal dengan segala bujukan-bujukan iblis dan kitapun

dapat menyikapi perkembangan IPTEK dengan lebih positif.

Saran

Filter (penyaring) yang paling mendasar adalah kita kembali kepada ajaran

firman Tuhan. Keimanan dan ketakwaan yang teguh akan menyaring

pengaruh-pengaruh negatif dari IPTEK. Hal ini harus dilakukan oleh segenap umat Tuhan.

Dengan penguasaan Iptek, kita tidak akan tertinggal dari negara-negara maju.

Bahkan kita sejajar/sederajat dalam percaturan internasional.

Dengan IPTEK akan membawa efisiensi tenaga dan biaya. Alangkah mahalnya

biaya yang harus dikeluarkan bila masih menggunakan cara tradisional.

Dengan Iptek kita semakin sejahtera, dengan tidak mengabaikan nilai-nilai

kehidupan dan keluhuran.

Dengan IPTEK, manusia yang seluruh hidupnya didasarkan pada iman kepada

Yesus akan menggunakan kemampuannya untuk membuat peralatan yang membantu

sesamanya bukan membuat senjata atau reaktor nuklir yang menghancurkan sesama

dan alam ciptaan Tuhan.

Pemahaman yang benar tentang dampak buruk Iptek bagi umat manusia

hendaknya ditanamkan sedini mungkin sehingga hal buruk itu tidak terjadi seperti HIV

dan AIDS.

(11)

Copyright© KURIOS, ISSN: 2406-8306 (print)| 66

V. Referensi

http://www.sribd.com/doc/29055522/Iman-Kristen-dan-Ilmu-Pengetahuan-serta-Teknologi

http://www.gotquestions.org/indonesia/kloning-manusia.html

http://www.freewebs.com/mikhaelministry/Iptek%20dan%20Iman%20Kristen.htm http://www.sabdaspace.org/anti_stigma_dan_diskriminasi

http://www.data.tp.ac.id/dokumen/dampak+positif+dan+negatif+ilmu+pengetahuan +dan+teknologi

Referensi

Dokumen terkait

Anggota Hijabers yang memiliki konformitas dengan Komunitas Hijabers akan berusaha mentaati aturan yang berlaku dalam komunitas Hijabers, menghadiri acara yang diadakan

Agar tercapai target dalam pembayaran pajak oleh wajib pajak, perlu ditumbuhkannya kesadaran dan kepatuhan dari wajib pajak sendiri untuk memenuhi kewajiban pajak

Terdapat interaksi yang nyata antara varietas tanaman tomat dengan dosis pupuk bokashi kotoran ayam terhadap diameter batang umur 40 hst, jumlah daun umur 50 hst

Hipotesis tersebut hasilnya ditolak, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan tidak terdapat pengaruh secara signifikan hasil

untuk jurusan adalah jurusan Tadris- Matematika, jumlah mahasiswa pada setiap kelas terlalu banyak. Dan jumlah ini hampir berlaku disemua fakultas yang ada di

Loyalitas macam ini paling umum terjadi pada produk atau jasa yang sering dipakai, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mengubah loyalitas lemah ke dalam

Berdasarkan hasil Penelitian Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Ujian Sekolah Berbasis Komputer Atau Computer Based Test (CBT) Di SMK Negeri 1 Kabupaten Sorong yang

(7) Bentuk dan isi slip setoran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari