• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Observasi: Hubungan Antar Satuan Berat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Observasi: Hubungan Antar Satuan Berat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN OBSERVASI 2:

Desain Pembelajaran Hubungan Antar Satuan Berat di Kelas 3A SD Negeri 117 Palembang

Oleh:

Ahmad Wachidul Kohar 1) Fanni Fatoni 2) Wisnu Siwi Satiti 3)

A.Pendahuluan

Konsep-konsep pengukuran dalam kurikulum matematika SD berhubungan

dengan kegiatan membandingkan apa yang diukur dengan apa yang menjadi

satuan ukuran standar. Menurut Pujiati (2004), pengalaman siswa yang cukup

dalam mengukur akan membantu mengembangkan keterampilan siswa dalam

kegiatan pengukuran. Salah satu pengalaman yang dapat diajarkan kepada siswa

adalah pengenalan terhadap alat ukur seperti timbangan untuk satuan berat, mistar

untuk satuan panjang, dan gelas ukur untuk satuan volume.

Dengan mengenal dan mencoba secara langsung penggunaan alat-alat ukur

tersebut, siswa tidak akan hanya mengetahui aplikasi praktis dari keterampilan

menghitung yang telah dipelajarinya, tetapi juga akan berguna terhadap kualitas

pemahaman mereka terhadap hubungan keterampilan mengukur dengan bidang

lain seperti sains yang lebih banyak membutuhkan keterampilan ini.

Dalam PMRI, pengenalan penggunaan alat ukur dapat dijadikan sebagai

konteks untuk memulai mengajarkan hubungan antar satuan berat. Manfaat

penggunaan konteks ini di awal pembelajaran seperti yang diungkapkan Wijaya

(2011) bahwa konteks dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam

belajar matematika. Hal ini dikarenakan siswa diperkenalkan hal baru yang ada

kaitannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Oleh karena alasan di atas, kami (Kohar, Fanni dan Siwi) bersama guru mitra

di kelas 3A SD Negeri 117 Palembang berkolaborasi untuk mendesain

pembelajaran dengan pendekatan PMRI untuk materi hubungan antar satuan berat

dengan menggunakan konteks alat ukur jenis timbangan jarum. Rincian

(2)

2

rancangan tersebut dan kemudian melakukan analisis terhadap hasil implementasi

dijelaskan dalam bagian desain pembelajaran sebagai berikut.

B.Tujuan Observasi

Kegiatan perancangan desain pembelajaran dan observasi ini adalah sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan pembelajaran hubungan antar satuan berat (kg, gram, dan

ons) dengan pendekatan PMRI di keas 3A SD Negeri 117 Palembang.

2. Memberikan pengalaman bagi tim observer untuk mendesain dan

menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan PMRI pada materi

hubungan antar satuan berat.

C.Desain Pembelajaran

Materi yang diajarkan dalam pembelajaran ini adalah hubungan antar satuan

berat, yang dalam hal ini fokus pada hubungan antara satuan kg, ons, dan gram.

Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VA SD N 117 Palembang.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah preliminary design

(analisis kurikulum, penentuan indikator dan tujuan pembelajaran), dilanjutkan

dengan teaching experiment (penerapan/desain pembelajaran) dan melakukan

retrospective analysis (refeleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan)

yang akan didiskripsikan sebagai berikut.

1. Preliminary Design

Kegiatan yang kami lakukan dalam tahap ini adalah melakukan analisis

terhadap kurikulum yang bertujuan agar pembelajaran yang didesain sesuai

dengan kurikulum matematika yang berlaku untuk kelas 3 SD sebagai subjek

dalam kegiatan pembelajaran. Analisis meliputi penentuan materi ajar, tujuan

pembelajaran, dan indikator pembelajaran.

Berdasarkan informasi dari guru mitra (Ibu Fatmawati), materi tentang

hubungan antar satuan berat diajarkan setelah materi tentang uang. Materi ini

bisa diajarkan sekaligus dengan mengajarkan kepada siswa tentang pengenalan

terhadap macam-macam alat ukur.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang menjadi acuan dalam

penyusunan rencana pembelajaran secara berturut-turut adalah menggunakan

(3)

3

hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat.

Dari kompetensi dasar tersebut dirumuskan tujuan pembelajaran dan indikator

keberhasilan pembelajaran. Karena fokus dari materi pembelajaran ini adalah

mengkonversi satuan kilogram ke gram, satuan ons ke gram, dan satuan

kilogram ke gram, maka tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa

dapat memperkirakan berat suatu benda lebih dari, kurang dari dan atau tepat 1

kg dengan menggunakan timbangan, dan siswa dapat menyimpulkan hubungan

kg dengan gram atau ons dan atau sebaliknya dengan bahasa siswa melalui

perwakilan dari setiap kelompok dengan kegiatan menimbang.

Sementara itu, indikator tercapainya tujuan pembelajaran adalah

mengestimasi berat suatu benda lebih dari, kurang dari dan atau tepat 1 kg

dengan menggunakan timbangan dan menyimpulkan hubungan kg, ons, dan

gram dengan bahasa siswa sendiri.

Setelah menentukan tujuan dan indikator pembelajaran, kegiatan selanjutnya

adalah mendesain isi dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kami

memilih konteks alat ukur timbangan berat sebagai titik awal (use of context)

untuk membelajarkan hubungan antar satuan kg, ons, dan gram. Konteks ini

dipilih atas saran juga dari Ibu Fatmawati (Guru Kelas 3A) karena alat ukur ini

sering siswa jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga akan

memperoleh pengalaman langsung cara menggunakan alat ukur timbangan.

Dari catatan kami selama kegiatan praobservasi, pada saat guru meminta

umpan balik kepada siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

seputar materi pembelajaran, siswa terlihat sangat aktif untuk menunggu giliran

diberi kesempatan untuk berbicara atau mendemonstrasikan jawaban di papan

tulis. Situasi ini menginspirasi kami untuk mendesain pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan keaktifan siswa selama pembelajaran, baik pada saat

bekerja dalam kelompok maupun pada saat presentasi (interactivity). Hal ini

bertujuan agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka

terhadap masalah yang diberikan sehingga bermanfaat untuk bergerak ke

proses matematisasi selanjutnya (student’s contribution).

Untuk menemukan hubungan satuan kg, gram, dan ons, siswa diharapkan

(4)

4

learning strands) yang telah mereka miliki seperti penjumlahan dan perkalian,

seperti berapa bungkus kemasan pasir 10 gram yang dibutuhkan untuk

memperoleh pasir dengan total berat 1 ons. Dalam kaitannya dengan proses

matematisasi yang diharapkan dapat dibangun oleh siswa melalui penggunaan

model (use of model) selama pembelajaran, maka disusunlah sebuah iceberg

materi hubungan antar satuan berat berikut ini.

Gambar 1. Ice berg hubungan antara kg, gram, dan ons

Berdasarkan ice berg pada gambar di atas, alat ukur timbangan dan

barang-barang sehari-hari yang tertulis berat isinya dan sering dijumpai siswa menjadi

konteks untuk memulai pembelajaran. Sementara itu, sebagai model of dalam

pembelajaran ini, siswa diminta untuk mengukur secara langsung beberapa

barang dan kemasan pasir berbagai ukuran dengan menggunakan timbangan,

untuk kemudian mengarahkan siswa untuk menuliskan data yang mereka

peroleh ke dalam tabel konversi yang berfungsi sebagai model for. Untuk

selanjutnya, diharapkan siswa dapat menemukan sendiri konversi dari kg ke

gram, ons ke gram ,dan kg ke ons yang merupakan bentuk matematika formal

dari hubungan antar ketiga satuan tersebut melalui serangkaian kegiatan yang

dilakukan dalam kelompok.

(5)

5

Setelah menyusun desain pembelajaran, kami menuliskan desain tersebut ke

dalam bentuk RPP dan LKK (Lembar kegiatan Kelompok) yang selanjutnya

dikonsultasikan dengan Ibu Fatmawati dan Ibu Yusniar (guru mitra yang tahun

lalu bekerja sama dengan kakak senior) sebelum pelaksanaan pembelajaran

tanggal 7 November 2012. Dari hasil konsultasi, diperoleh beberapa saran

tentang penyusunan RPP yang seharusnya ditulis dalam format RPP yang

bernuansa tematik (ada keterkaitan dengan mata pelajaran lain seperti bahasa

Indonesia, IPA, atau IPS). Meskipun sebenarnya pembelajaran yang telah

kami desain sudah mengandung unsur tersebut, menurut Bu Fatmawati,

memang untuk kelas-kelas bawah, rencana pelaksanaan pembelajaran harus

disusun dengan format RPP tematik agar unsur keterkaitan antar mata pelajaran

dapat dimunculkan secara jelas dalam pembelajaran. Selain itu, sebenarnya

kami berencana untuk menggunakan jenis timbangan duduk sebagai media

pembelajaran. Namun karena sampai pada pelaksanaan pembelajaran kami

tidak memperolehnya, kami berinisiatif untuk menggunakan timbangan jarum

yang kami pinjam dari sekolah atas ijin ibu Fatmawati.

Selanjutnya, deskripsi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

desain yang telah dikonsultasikan ini dijelaskan di bagian teaching experiment

sebagai berikut.

2. Teaching Experiment

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada Rabu, 7 November 2012. Ibu

Fatmawati bertindak sebagai guru pengajar, sedangkan kami bertindak sebagai

pengamat aktivitas siswa dan membantu guru mengkondisikan kelas pada saat

pembelajaran berlangsung.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengingatkan materi sebelumnya

tentang uang melalui permainan dengan menggunakan media pipet berwarna.

Aturannya adalah pipet warna biru menunjukkan ribuan, pipet warna kuning

menunjukkan ratusan, dan pipet warna merah menunjukkan puluhan. Siswa

disuruh untuk menuliskan notasi uang yang tepat ketika guru memegang

beberapa kombinasi dari ketiga jenis pipet tersebut. Sebagai contoh, 3 pipet

biru, 4 pipet kuning, dan 5 pipet merah menunjukkan uang Rp 3.450,00. Siswa

(6)

6

dengan banyak yang mengacungkan tangan untuk diberi kesempatan

menuliskan notasi uang yang tepat di papan tulis, meskipun ada siswa yang

masih salah menuliskannya.

Kegiatan dilanjutkan dengan memulai untuk membelajarkan materi

hubungan antar satuan berat. Guru menanyakan kepada siswa tentang

jenis-jenis timbangan berat dan tempat dimana mereka biasa mereka temukan.

Beberapa siswa menjawab jenis timbangan seperti timbangan badan biasa

mereka temui di rumah sakit, rumah, puskesmas, dan posyandu (timbangan

bayi), sedangkan timbangan jarum sering mereka jumpai di pasar. Tanya jawab

ini dilaksanakan guru untuk menyelipkan pelajaran IPS tentang kegiatan sosial

yang terjadi di sekitar siswa. Sementara itu, pelajaran bahasa Indonesia dengan

topik menulis diselipkan ketika siswa menuliskan tempat-tempat dimana

timbangan dapat ditemukan seperti ditunjukkan dalam gambar 2 berikut.

Gambar 3. Jawaban siswa tentang dimana tempat timbangan dapat ditemukan

Selanjutnya guru menjelaskan cara menggunakan timbangan jarum dengan

benar dengan menimbang beberapa kemasan barang dengan merk tertentu yang

telah disiapkan seperti margarine, tepung terigu, dan taburan coklat untuk roti.

Untuk memastikan bahwa siswa telah paham cara menggunakan timbangan,

guru meminta beberapa siswa mendemostrasikan cara menimbang dan melihat

ukuran berat secara langsung yang ditunjukkan oleh timbangan jarum. Selain

itu, siswa juga diminta untuk mengurutkan ketiga barang yang ditimbang tadi

mulai dari yang paling berat ke yang paling ringan. Siswa mampu

mengurutkannya dengan benar. Akan tetapi, ketika siswa diminta memberikan

alasan mengapa tepung terigu adalah barang yang paling berat dan cokelat

adalah yang paling ringan, siswa memberikan beberapa jawaban berbeda. Ada

yang beralasan bahwa karena tepung terigu beratnya 1 kg dan cokelat beratnya

1 ons. Ada yang beralasan bahwa terigu paling banyak daripada dua barang

(7)

7

Kegiatan dilanjutkan dengan pembentukan kelompok untuk mengerjakan

LKK untuk menemukan hubungan antar satuan kg, gram, dan ons. Setiap

kelompok terdiri dari 5 siswa yang heterogen. Guru menjelaskan langkah –

langkah mengerjakan LKK di setiap jenis aktivitas yang akan dilakukan.

Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas 1: mengurutkan benda-benda

berdasarkan ukuran berat dari yang paling berat ke yang paling ringan,

aktivitas 2: menemukan hubungan kg dan gram, aktivitas 3: menemukan

hubungan ons dan gram. Perlu diketahui bahwa satu ons dalam hal ini adalah

setara dengan 100 gram menurut standar yang digunakan di Indonesia.

Setelah pembagian kelompok, aktivitas 1 mulai dilaksanakan melalui

serangkaian kegiatan menimbang 3 jenis kemasan barang (tepung terigu 1 kg,

margarine 200 gram, dan taburan coklat 100 gram). Karena banyak timbangan

yang ada terbatas (2 buah), setiap kelompok bergantian untuk menggunakan

timbangan sedangkan kelompok lain yang belum mendapat giliran diminta

untuk memperhatikan kelompok yang sedang menimbang. Setelah semua

kelompok menimbang, kegiatan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan

aktivitas 1 di LKS berdasarkan hasil menimbang yang baru dilakukan.

Gambar 4. Aktivitas menimbang untuk mengurutkan benda berdasarkan berat

Awalnya aktivitas berkelompok berlangsung tidak terkendali. Ada siswa

yang berebut untuk menjadi ketua kelompok, ada siswa selalu protes terhadap

kelompoknya, bahkan ada siswa laki-laki yang mendesak untuk menjadi ketua

kelompok karena semua anggota yang lain dalam kelompok itu ada siswa

perempuan. Pada saat kegiatan menimbang pun, semua siswa ingin ikut

meletakkan beban-beban yang telah disediakan pada timbangan. Selain itu,

ketika siswa diminta menimbang benda agar mencapai berat tertentu, beberapa

siswa malah meletakkan semua pemberat pada timbangan dan mereka tidak

memerhatikan berat yang ditunjukkan pada skala. Setiap siswa ingin

(8)

8

terbatas. Namun, situasi ini segera dapat teratasi ketika kami membantu Ibu

Fatmawati mengkondisikan siswa untuk menuliskan hasil aktivitas 1 di LKK

dengan tertib.

Berikut adalah variasi jawaban siswa untuk aktivitas 1.

Gambar 5. Jawaban siswa untuk aktivitas 1

Dari jawaban siswa, diketahui bahwa mereka mampu mengurutkan

benda-benda yang disediakan dengan benar. Akan tetapi, ketika siswa diminta

memberika alasan mengapa tepung terigu adalah barang yang paling berat dan

cokelat adalah yang paling ringan, siswa memberikan beberapa jawaban

berbeda. Ada yang beralasan bahwa karena tepung terigu beratnya 1 kg dan

taburan cokelat beratnya 1 ons. Ada yang beralasan bahwa terigu paling

banyak daripada dua barang yang lain dan cokelat adalah yang paling sedikit.

Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan aktivitas 2. Dalam aktivitas ini,

ibu Fatmawati sebagai pemandu kelompok digantikan oleh salah satu dari kami

(Fanni). Aktivitas 2 menuntun siswa untuk menentukan berapa gram kemasan

pasir yang dibutuhkan untuk memperoleh kemasan pasir dengan berat 1 kg.

Kemasan pasir yang disediakan adalah 100 gram, 200 gram , dan 300 gram.

Setiap kelompok dapat memilih kombinasi dari ketiga jenis kemasan tersebut

untuk ditimbang dengan timbangan jarum. Berikut ini adalah variasi jawaban

siswa pada aktivitas 2 ini.

(9)

9

Dari beberapa jawaban siswa di atas, terlihat adanya kombinasi yang

berbeda untuk memperoleh kemasan pasir dengan berat 1 kg. Namun, pada

saat awal ketika siswa menyimpulkan total dari kemasan pasir yang

dibutuhkan, beberapa kelompok masih salah menuliskan jawaban. Menariknya,

mereka bukan tidak tahu total yang benar, tetapi mereka salah menuliskan

jawaban yang seharusnya 1000 gram ditulis 1000,00 gram.

Setelah aktivitas 2 dilakukan, guru mulai menjelaskan kegiatan yang akan

dilakukan untuk aktivitas 3, yaitu menimbang beberapa kemasan pasir 10 gram

untuk menemukan hubungan ons dan gram. Karena siswa sudah mulai terbiasa

dengan cara mengukur berat yang telah dilakukan di aktivitas-aktivitas

sebelumnya, di aktivitas ini siswa tidak menemui kendala yang berarti untuk

menemukan hubungan bahwa 1 ons setara dengan 100 gram.

Gambar 7. Siswa berdiskusi menjawab petanyaan di aktivitas 3

Setelah siswa selesai berdiskusi dalam kelompok, kegiatan dilanjutkan

dengan presentasi dari perwakilan beberapa kelompok menunjukkan hasil kerja

kepada kelas. Guru memandu kegiatan ini dengan meminta perwakilan

kelompok untuk membacakan hasil di setiap aktivitas secara bergantian. Guru

juga meminta tanggapan dari kelompok lain jika ada jawaban yang berbeda

dari kelompok yang sedang presentasi. Untuk aktivitas 2, jawaban siswa dari

semua kelompok dapat dilihat di gambar berikut ini.

Gambar 8. Jawaban siswa untuk aktivitas 2 di papan tulis

Dari gambar di atas diketahui bahwa jawaban setiap kelompok

(10)

10

kelompok mengambil secara acak kemasan pasir dengan berat yang

berbeda-beda dari kemasan yang telah disediakan. Walaupun demikian, semua jawaban

siswa sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mengarah pada jawaban 1 kg

=1000 gram. Diskusi pada sesi presentasi terus berjalan sampai siswa

menyimpulkan bahwa 1 kg = 1 ons dan guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran.

3. Retrospective Analysis

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, kami dan Ibu Fatmawati melakukan

analisis retrospektif yang bertujuan untuk merefleksi dan menganalisis proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan dan juga membandingkan antara desain

pembelajaran yang telah dibuat dengan kenyataan yang terjadi pada saat

pembelajaran.

Secara garis besar, pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan RPP,

walaupun pembelajaran berlangsung selama 90 menit (lebih 20 menit dari

waktu yang direncanakan). Kendala ini terjadi dikarenakan oleh situasi kelas

yang ramai pada awal pembentukan kelompok dan pada saat kegiatan

menimbang sehingga guru perlu mengkondisikan siswa agar tetap tertib dalam

belajar. Bahkan, guru sampai mengajak siswa bernyanyi sebentar untuk

memusatkan perhatian ke pembelajaran.

Setelah kami berdiskusi dengan Ibu Fatmawati, diperoleh informasi bahwa

memang siswa sudah terbiasa untuk berebut mengungkapkan pendapat ketika

guru menyampaikan sebuah pertanyaan sehingga siswa terlihat ramai saat

pembelajaran. Apalagi ketika siswa bekerja dalam kelompok, masing-masing

dari anggota kelompok cenderung ingin aktif menyentuh benda apa pun yang

digunakan sebagai media belajar. Namun demikian, setelah guru

menyampaikan beberapa aturan belajar seperti memberikan hak menjawab

kepada siswa yang hanya mengacungkan tangan dan berdiskusi dulu dengan

anggota kelompok sebelum mulai menimbang benda, pembelajaran dapat

terlaksana dengan lancar. Hal ini terlihat pada saat guru memandu siswa

melakukan presentasi. Siswa secara bergantian mempresentasikan hasil kerja

kelompok, sementara kelompok lain dengan tertib mendengarkan dan

(11)

11

Berdasarkan hasil pengamatan kami pada saat siswa melakukan aktivitas 2,

beberapa kelompok kesulitan untuk menemukan kombinasi kemasan pasir

yang tepat sehingga mereka melakukan strategi dengan mengurangi takaran

atau bahkan menambah takaran supaya jarum timbangan dapat tepat menunjuk

angka 1 kg. Salah satu strategi yang dimunculkan siswa adalah dengan

menghitung dulu kekurangan pasir yang dibutuhkan untuk membuat pasir

dengan berat 1 kg. Misalkan, jika dengan 2 buah pasir kemasan 300 gram

jarum sudah menunjukkan angka 600 gram, maka mereka hanya perlu

menambahkan sedikit lagi kemasan pasir 100 gram atau 200 gram untuk

mencapai angka 1 kg. Aktivitas ini memang sengaja kami desain untuk

memunculkan kreativitas siswa utntuk menemukan kombinasi yang cocok

sehingga memunculkan jawaban yang berbeda-beda di masing-masing

kelompok.

Temuan lain dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa di LKK. Kami

menemukan 5 dari 8 jawaban di aktivitas 2 LKK, siswa menyimpulkan bahwa

1 kg = 1000,00 gram. Padahal sebenarnya cukup menuliskan 1000 gram sudah

merupakan jawaban benar yang diharapkan. Kami menduga mereka masih

terpengaruh cara menuliskan notasi bilangan yang benar untuk satuan mata

uang yang mereka pelajari tepat sebelum materi hubungan antar satuan berat

ini.

Jika dikaitkan dengan desain yang kami rencanakan, situasi di atas telah

menggambarkan dua karakteristik PMRI yang diharapkan terjadi selama

pembelajaran, yaitu student’s contribution yang banyak melibatkan pengaruh

siswa untuk menemukan sendiri hubungan kg, gram, dan ons dan interactivity

yang ditunjukkan dengan terjalinnya komunikasi antar siswa dalam kelompok

dan komunikasi antar siswa dengan guru pada saat presentasi. Sementara itu,

keterkaitan antar materi (intertwining) terjadi ketika siswa menggunakan

konsep penjumlahan dan perkalian ketika menghitung total kemasan 1 kg dan

menyimpulkan hubungan kg dan ons. Namun demikian, karakteristik use of

model yang dalam hal ini menggunakan timbangan jarum sebagai media

belajar, tidak sesuai dengan rencana kami yang sebenarnya memilih untuk

(12)

12

duduk tidak terdapat angka yang menunjukkan berat benda secara langsung,

pada saat kegiatan menimbang, seharusnya siswa akan berpikir lebih kritis

untuk mencari kombinasi yang tepat untuk memperoleh berat 1 kg dengan

hanya mengunakan anak timbangan yang ada. Sementara itu, karena di

timbangan jarum sudah tersedia angka yang menunjukkan berat, dikhawatirkan

jawaban siswa hanya menambah/mengurangi takaran utnuk memperoleh berat

1 kg tanpa memperdulikan arti dari angka-angka yang ditunjukkan dalam

timbangan.

D.Kesimpulan

Berdasarkan desain dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas

3A SDN 117 Palembang, kami simpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Melalui pembelajaran hubungan antar satuan berat dengan pendekatan PMRI,

siswa dapat menemukan hubungan satuan kg, gram, dan ons (1 kg=1000 gram,

1 ons=100 gram, dan 1 kg=10 ons).

2. Penggunaan timbangan perlu dipertimbangkan sebagai sebagai alat untuk

membangun pemahaman siswa tentang hubungan antar satuan berat dengan

memperhatikan jenis dan fungsinya.

Daftar Pustaka

Pujiati. 2004. Pengukuran (disampaikan pada Diklat Instruktur Matematika SD

jenjang Lanjut tanggal 6-9 Agustus 2004). Yogyakarta: PPPG Matematika.

Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha

Gambar

Gambar 1. Ice berg hubungan antara kg, gram, dan ons
Gambar 3. Jawaban siswa tentang dimana tempat timbangan dapat ditemukan
Gambar 4. Aktivitas menimbang untuk mengurutkan benda berdasarkan berat
Gambar 5. Jawaban siswa untuk aktivitas 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang akan datang disarankan untuk memasukkan variabel-variabel lainnya yang mungkin lebih bisa memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit unqualified

tetap berada di tangan Pencipta selama kepada pembeli Ciptaan itu tidak diserahkan seluruh Hak Cipta dari Pencipta itu.. 2) Hak Cipta yang dijual untuk seluruh atau sebagian tidak

Dokumen Renkin memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai, hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, dan indikator kinerja yang diharapkan dapat

Pada ketinggian tertentu atau semakin tinggi tempat kita berdiammaka tekanan udara akan menurun, hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (2002) yang menyatakan bahwa Angin

Kesimpulan dari artikel Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Tanaman Terhadap Peningkatan Kualitas Sperma Hewan Uji yang Diberi Paparan Asap Rokok adalah dosis

Analisis wacana Norman Fairclough didasarkan pada pernyataan besar, bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro.