1
LAPORAN OBSERVASI 2:
Desain Pembelajaran Hubungan Antar Satuan Berat di Kelas 3A SD Negeri 117 Palembang
Oleh:
Ahmad Wachidul Kohar 1) Fanni Fatoni 2) Wisnu Siwi Satiti 3)
A.Pendahuluan
Konsep-konsep pengukuran dalam kurikulum matematika SD berhubungan
dengan kegiatan membandingkan apa yang diukur dengan apa yang menjadi
satuan ukuran standar. Menurut Pujiati (2004), pengalaman siswa yang cukup
dalam mengukur akan membantu mengembangkan keterampilan siswa dalam
kegiatan pengukuran. Salah satu pengalaman yang dapat diajarkan kepada siswa
adalah pengenalan terhadap alat ukur seperti timbangan untuk satuan berat, mistar
untuk satuan panjang, dan gelas ukur untuk satuan volume.
Dengan mengenal dan mencoba secara langsung penggunaan alat-alat ukur
tersebut, siswa tidak akan hanya mengetahui aplikasi praktis dari keterampilan
menghitung yang telah dipelajarinya, tetapi juga akan berguna terhadap kualitas
pemahaman mereka terhadap hubungan keterampilan mengukur dengan bidang
lain seperti sains yang lebih banyak membutuhkan keterampilan ini.
Dalam PMRI, pengenalan penggunaan alat ukur dapat dijadikan sebagai
konteks untuk memulai mengajarkan hubungan antar satuan berat. Manfaat
penggunaan konteks ini di awal pembelajaran seperti yang diungkapkan Wijaya
(2011) bahwa konteks dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam
belajar matematika. Hal ini dikarenakan siswa diperkenalkan hal baru yang ada
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Oleh karena alasan di atas, kami (Kohar, Fanni dan Siwi) bersama guru mitra
di kelas 3A SD Negeri 117 Palembang berkolaborasi untuk mendesain
pembelajaran dengan pendekatan PMRI untuk materi hubungan antar satuan berat
dengan menggunakan konteks alat ukur jenis timbangan jarum. Rincian
2
rancangan tersebut dan kemudian melakukan analisis terhadap hasil implementasi
dijelaskan dalam bagian desain pembelajaran sebagai berikut.
B.Tujuan Observasi
Kegiatan perancangan desain pembelajaran dan observasi ini adalah sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan pembelajaran hubungan antar satuan berat (kg, gram, dan
ons) dengan pendekatan PMRI di keas 3A SD Negeri 117 Palembang.
2. Memberikan pengalaman bagi tim observer untuk mendesain dan
menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan PMRI pada materi
hubungan antar satuan berat.
C.Desain Pembelajaran
Materi yang diajarkan dalam pembelajaran ini adalah hubungan antar satuan
berat, yang dalam hal ini fokus pada hubungan antara satuan kg, ons, dan gram.
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VA SD N 117 Palembang.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah preliminary design
(analisis kurikulum, penentuan indikator dan tujuan pembelajaran), dilanjutkan
dengan teaching experiment (penerapan/desain pembelajaran) dan melakukan
retrospective analysis (refeleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan)
yang akan didiskripsikan sebagai berikut.
1. Preliminary Design
Kegiatan yang kami lakukan dalam tahap ini adalah melakukan analisis
terhadap kurikulum yang bertujuan agar pembelajaran yang didesain sesuai
dengan kurikulum matematika yang berlaku untuk kelas 3 SD sebagai subjek
dalam kegiatan pembelajaran. Analisis meliputi penentuan materi ajar, tujuan
pembelajaran, dan indikator pembelajaran.
Berdasarkan informasi dari guru mitra (Ibu Fatmawati), materi tentang
hubungan antar satuan berat diajarkan setelah materi tentang uang. Materi ini
bisa diajarkan sekaligus dengan mengajarkan kepada siswa tentang pengenalan
terhadap macam-macam alat ukur.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang menjadi acuan dalam
penyusunan rencana pembelajaran secara berturut-turut adalah menggunakan
3
hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat.
Dari kompetensi dasar tersebut dirumuskan tujuan pembelajaran dan indikator
keberhasilan pembelajaran. Karena fokus dari materi pembelajaran ini adalah
mengkonversi satuan kilogram ke gram, satuan ons ke gram, dan satuan
kilogram ke gram, maka tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa
dapat memperkirakan berat suatu benda lebih dari, kurang dari dan atau tepat 1
kg dengan menggunakan timbangan, dan siswa dapat menyimpulkan hubungan
kg dengan gram atau ons dan atau sebaliknya dengan bahasa siswa melalui
perwakilan dari setiap kelompok dengan kegiatan menimbang.
Sementara itu, indikator tercapainya tujuan pembelajaran adalah
mengestimasi berat suatu benda lebih dari, kurang dari dan atau tepat 1 kg
dengan menggunakan timbangan dan menyimpulkan hubungan kg, ons, dan
gram dengan bahasa siswa sendiri.
Setelah menentukan tujuan dan indikator pembelajaran, kegiatan selanjutnya
adalah mendesain isi dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kami
memilih konteks alat ukur timbangan berat sebagai titik awal (use of context)
untuk membelajarkan hubungan antar satuan kg, ons, dan gram. Konteks ini
dipilih atas saran juga dari Ibu Fatmawati (Guru Kelas 3A) karena alat ukur ini
sering siswa jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga akan
memperoleh pengalaman langsung cara menggunakan alat ukur timbangan.
Dari catatan kami selama kegiatan praobservasi, pada saat guru meminta
umpan balik kepada siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
seputar materi pembelajaran, siswa terlihat sangat aktif untuk menunggu giliran
diberi kesempatan untuk berbicara atau mendemonstrasikan jawaban di papan
tulis. Situasi ini menginspirasi kami untuk mendesain pembelajaran yang lebih
banyak melibatkan keaktifan siswa selama pembelajaran, baik pada saat
bekerja dalam kelompok maupun pada saat presentasi (interactivity). Hal ini
bertujuan agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka
terhadap masalah yang diberikan sehingga bermanfaat untuk bergerak ke
proses matematisasi selanjutnya (student’s contribution).
Untuk menemukan hubungan satuan kg, gram, dan ons, siswa diharapkan
4
learning strands) yang telah mereka miliki seperti penjumlahan dan perkalian,
seperti berapa bungkus kemasan pasir 10 gram yang dibutuhkan untuk
memperoleh pasir dengan total berat 1 ons. Dalam kaitannya dengan proses
matematisasi yang diharapkan dapat dibangun oleh siswa melalui penggunaan
model (use of model) selama pembelajaran, maka disusunlah sebuah iceberg
materi hubungan antar satuan berat berikut ini.
Gambar 1. Ice berg hubungan antara kg, gram, dan ons
Berdasarkan ice berg pada gambar di atas, alat ukur timbangan dan
barang-barang sehari-hari yang tertulis berat isinya dan sering dijumpai siswa menjadi
konteks untuk memulai pembelajaran. Sementara itu, sebagai model of dalam
pembelajaran ini, siswa diminta untuk mengukur secara langsung beberapa
barang dan kemasan pasir berbagai ukuran dengan menggunakan timbangan,
untuk kemudian mengarahkan siswa untuk menuliskan data yang mereka
peroleh ke dalam tabel konversi yang berfungsi sebagai model for. Untuk
selanjutnya, diharapkan siswa dapat menemukan sendiri konversi dari kg ke
gram, ons ke gram ,dan kg ke ons yang merupakan bentuk matematika formal
dari hubungan antar ketiga satuan tersebut melalui serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam kelompok.
5
Setelah menyusun desain pembelajaran, kami menuliskan desain tersebut ke
dalam bentuk RPP dan LKK (Lembar kegiatan Kelompok) yang selanjutnya
dikonsultasikan dengan Ibu Fatmawati dan Ibu Yusniar (guru mitra yang tahun
lalu bekerja sama dengan kakak senior) sebelum pelaksanaan pembelajaran
tanggal 7 November 2012. Dari hasil konsultasi, diperoleh beberapa saran
tentang penyusunan RPP yang seharusnya ditulis dalam format RPP yang
bernuansa tematik (ada keterkaitan dengan mata pelajaran lain seperti bahasa
Indonesia, IPA, atau IPS). Meskipun sebenarnya pembelajaran yang telah
kami desain sudah mengandung unsur tersebut, menurut Bu Fatmawati,
memang untuk kelas-kelas bawah, rencana pelaksanaan pembelajaran harus
disusun dengan format RPP tematik agar unsur keterkaitan antar mata pelajaran
dapat dimunculkan secara jelas dalam pembelajaran. Selain itu, sebenarnya
kami berencana untuk menggunakan jenis timbangan duduk sebagai media
pembelajaran. Namun karena sampai pada pelaksanaan pembelajaran kami
tidak memperolehnya, kami berinisiatif untuk menggunakan timbangan jarum
yang kami pinjam dari sekolah atas ijin ibu Fatmawati.
Selanjutnya, deskripsi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
desain yang telah dikonsultasikan ini dijelaskan di bagian teaching experiment
sebagai berikut.
2. Teaching Experiment
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada Rabu, 7 November 2012. Ibu
Fatmawati bertindak sebagai guru pengajar, sedangkan kami bertindak sebagai
pengamat aktivitas siswa dan membantu guru mengkondisikan kelas pada saat
pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengingatkan materi sebelumnya
tentang uang melalui permainan dengan menggunakan media pipet berwarna.
Aturannya adalah pipet warna biru menunjukkan ribuan, pipet warna kuning
menunjukkan ratusan, dan pipet warna merah menunjukkan puluhan. Siswa
disuruh untuk menuliskan notasi uang yang tepat ketika guru memegang
beberapa kombinasi dari ketiga jenis pipet tersebut. Sebagai contoh, 3 pipet
biru, 4 pipet kuning, dan 5 pipet merah menunjukkan uang Rp 3.450,00. Siswa
6
dengan banyak yang mengacungkan tangan untuk diberi kesempatan
menuliskan notasi uang yang tepat di papan tulis, meskipun ada siswa yang
masih salah menuliskannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan memulai untuk membelajarkan materi
hubungan antar satuan berat. Guru menanyakan kepada siswa tentang
jenis-jenis timbangan berat dan tempat dimana mereka biasa mereka temukan.
Beberapa siswa menjawab jenis timbangan seperti timbangan badan biasa
mereka temui di rumah sakit, rumah, puskesmas, dan posyandu (timbangan
bayi), sedangkan timbangan jarum sering mereka jumpai di pasar. Tanya jawab
ini dilaksanakan guru untuk menyelipkan pelajaran IPS tentang kegiatan sosial
yang terjadi di sekitar siswa. Sementara itu, pelajaran bahasa Indonesia dengan
topik menulis diselipkan ketika siswa menuliskan tempat-tempat dimana
timbangan dapat ditemukan seperti ditunjukkan dalam gambar 2 berikut.
Gambar 3. Jawaban siswa tentang dimana tempat timbangan dapat ditemukan
Selanjutnya guru menjelaskan cara menggunakan timbangan jarum dengan
benar dengan menimbang beberapa kemasan barang dengan merk tertentu yang
telah disiapkan seperti margarine, tepung terigu, dan taburan coklat untuk roti.
Untuk memastikan bahwa siswa telah paham cara menggunakan timbangan,
guru meminta beberapa siswa mendemostrasikan cara menimbang dan melihat
ukuran berat secara langsung yang ditunjukkan oleh timbangan jarum. Selain
itu, siswa juga diminta untuk mengurutkan ketiga barang yang ditimbang tadi
mulai dari yang paling berat ke yang paling ringan. Siswa mampu
mengurutkannya dengan benar. Akan tetapi, ketika siswa diminta memberikan
alasan mengapa tepung terigu adalah barang yang paling berat dan cokelat
adalah yang paling ringan, siswa memberikan beberapa jawaban berbeda. Ada
yang beralasan bahwa karena tepung terigu beratnya 1 kg dan cokelat beratnya
1 ons. Ada yang beralasan bahwa terigu paling banyak daripada dua barang
7
Kegiatan dilanjutkan dengan pembentukan kelompok untuk mengerjakan
LKK untuk menemukan hubungan antar satuan kg, gram, dan ons. Setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa yang heterogen. Guru menjelaskan langkah –
langkah mengerjakan LKK di setiap jenis aktivitas yang akan dilakukan.
Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas 1: mengurutkan benda-benda
berdasarkan ukuran berat dari yang paling berat ke yang paling ringan,
aktivitas 2: menemukan hubungan kg dan gram, aktivitas 3: menemukan
hubungan ons dan gram. Perlu diketahui bahwa satu ons dalam hal ini adalah
setara dengan 100 gram menurut standar yang digunakan di Indonesia.
Setelah pembagian kelompok, aktivitas 1 mulai dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan menimbang 3 jenis kemasan barang (tepung terigu 1 kg,
margarine 200 gram, dan taburan coklat 100 gram). Karena banyak timbangan
yang ada terbatas (2 buah), setiap kelompok bergantian untuk menggunakan
timbangan sedangkan kelompok lain yang belum mendapat giliran diminta
untuk memperhatikan kelompok yang sedang menimbang. Setelah semua
kelompok menimbang, kegiatan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan
aktivitas 1 di LKS berdasarkan hasil menimbang yang baru dilakukan.
Gambar 4. Aktivitas menimbang untuk mengurutkan benda berdasarkan berat
Awalnya aktivitas berkelompok berlangsung tidak terkendali. Ada siswa
yang berebut untuk menjadi ketua kelompok, ada siswa selalu protes terhadap
kelompoknya, bahkan ada siswa laki-laki yang mendesak untuk menjadi ketua
kelompok karena semua anggota yang lain dalam kelompok itu ada siswa
perempuan. Pada saat kegiatan menimbang pun, semua siswa ingin ikut
meletakkan beban-beban yang telah disediakan pada timbangan. Selain itu,
ketika siswa diminta menimbang benda agar mencapai berat tertentu, beberapa
siswa malah meletakkan semua pemberat pada timbangan dan mereka tidak
memerhatikan berat yang ditunjukkan pada skala. Setiap siswa ingin
8
terbatas. Namun, situasi ini segera dapat teratasi ketika kami membantu Ibu
Fatmawati mengkondisikan siswa untuk menuliskan hasil aktivitas 1 di LKK
dengan tertib.
Berikut adalah variasi jawaban siswa untuk aktivitas 1.
Gambar 5. Jawaban siswa untuk aktivitas 1
Dari jawaban siswa, diketahui bahwa mereka mampu mengurutkan
benda-benda yang disediakan dengan benar. Akan tetapi, ketika siswa diminta
memberika alasan mengapa tepung terigu adalah barang yang paling berat dan
cokelat adalah yang paling ringan, siswa memberikan beberapa jawaban
berbeda. Ada yang beralasan bahwa karena tepung terigu beratnya 1 kg dan
taburan cokelat beratnya 1 ons. Ada yang beralasan bahwa terigu paling
banyak daripada dua barang yang lain dan cokelat adalah yang paling sedikit.
Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan aktivitas 2. Dalam aktivitas ini,
ibu Fatmawati sebagai pemandu kelompok digantikan oleh salah satu dari kami
(Fanni). Aktivitas 2 menuntun siswa untuk menentukan berapa gram kemasan
pasir yang dibutuhkan untuk memperoleh kemasan pasir dengan berat 1 kg.
Kemasan pasir yang disediakan adalah 100 gram, 200 gram , dan 300 gram.
Setiap kelompok dapat memilih kombinasi dari ketiga jenis kemasan tersebut
untuk ditimbang dengan timbangan jarum. Berikut ini adalah variasi jawaban
siswa pada aktivitas 2 ini.
9
Dari beberapa jawaban siswa di atas, terlihat adanya kombinasi yang
berbeda untuk memperoleh kemasan pasir dengan berat 1 kg. Namun, pada
saat awal ketika siswa menyimpulkan total dari kemasan pasir yang
dibutuhkan, beberapa kelompok masih salah menuliskan jawaban. Menariknya,
mereka bukan tidak tahu total yang benar, tetapi mereka salah menuliskan
jawaban yang seharusnya 1000 gram ditulis 1000,00 gram.
Setelah aktivitas 2 dilakukan, guru mulai menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan untuk aktivitas 3, yaitu menimbang beberapa kemasan pasir 10 gram
untuk menemukan hubungan ons dan gram. Karena siswa sudah mulai terbiasa
dengan cara mengukur berat yang telah dilakukan di aktivitas-aktivitas
sebelumnya, di aktivitas ini siswa tidak menemui kendala yang berarti untuk
menemukan hubungan bahwa 1 ons setara dengan 100 gram.
Gambar 7. Siswa berdiskusi menjawab petanyaan di aktivitas 3
Setelah siswa selesai berdiskusi dalam kelompok, kegiatan dilanjutkan
dengan presentasi dari perwakilan beberapa kelompok menunjukkan hasil kerja
kepada kelas. Guru memandu kegiatan ini dengan meminta perwakilan
kelompok untuk membacakan hasil di setiap aktivitas secara bergantian. Guru
juga meminta tanggapan dari kelompok lain jika ada jawaban yang berbeda
dari kelompok yang sedang presentasi. Untuk aktivitas 2, jawaban siswa dari
semua kelompok dapat dilihat di gambar berikut ini.
Gambar 8. Jawaban siswa untuk aktivitas 2 di papan tulis
Dari gambar di atas diketahui bahwa jawaban setiap kelompok
10
kelompok mengambil secara acak kemasan pasir dengan berat yang
berbeda-beda dari kemasan yang telah disediakan. Walaupun demikian, semua jawaban
siswa sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mengarah pada jawaban 1 kg
=1000 gram. Diskusi pada sesi presentasi terus berjalan sampai siswa
menyimpulkan bahwa 1 kg = 1 ons dan guru bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran.
3. Retrospective Analysis
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, kami dan Ibu Fatmawati melakukan
analisis retrospektif yang bertujuan untuk merefleksi dan menganalisis proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan juga membandingkan antara desain
pembelajaran yang telah dibuat dengan kenyataan yang terjadi pada saat
pembelajaran.
Secara garis besar, pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan RPP,
walaupun pembelajaran berlangsung selama 90 menit (lebih 20 menit dari
waktu yang direncanakan). Kendala ini terjadi dikarenakan oleh situasi kelas
yang ramai pada awal pembentukan kelompok dan pada saat kegiatan
menimbang sehingga guru perlu mengkondisikan siswa agar tetap tertib dalam
belajar. Bahkan, guru sampai mengajak siswa bernyanyi sebentar untuk
memusatkan perhatian ke pembelajaran.
Setelah kami berdiskusi dengan Ibu Fatmawati, diperoleh informasi bahwa
memang siswa sudah terbiasa untuk berebut mengungkapkan pendapat ketika
guru menyampaikan sebuah pertanyaan sehingga siswa terlihat ramai saat
pembelajaran. Apalagi ketika siswa bekerja dalam kelompok, masing-masing
dari anggota kelompok cenderung ingin aktif menyentuh benda apa pun yang
digunakan sebagai media belajar. Namun demikian, setelah guru
menyampaikan beberapa aturan belajar seperti memberikan hak menjawab
kepada siswa yang hanya mengacungkan tangan dan berdiskusi dulu dengan
anggota kelompok sebelum mulai menimbang benda, pembelajaran dapat
terlaksana dengan lancar. Hal ini terlihat pada saat guru memandu siswa
melakukan presentasi. Siswa secara bergantian mempresentasikan hasil kerja
kelompok, sementara kelompok lain dengan tertib mendengarkan dan
11
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada saat siswa melakukan aktivitas 2,
beberapa kelompok kesulitan untuk menemukan kombinasi kemasan pasir
yang tepat sehingga mereka melakukan strategi dengan mengurangi takaran
atau bahkan menambah takaran supaya jarum timbangan dapat tepat menunjuk
angka 1 kg. Salah satu strategi yang dimunculkan siswa adalah dengan
menghitung dulu kekurangan pasir yang dibutuhkan untuk membuat pasir
dengan berat 1 kg. Misalkan, jika dengan 2 buah pasir kemasan 300 gram
jarum sudah menunjukkan angka 600 gram, maka mereka hanya perlu
menambahkan sedikit lagi kemasan pasir 100 gram atau 200 gram untuk
mencapai angka 1 kg. Aktivitas ini memang sengaja kami desain untuk
memunculkan kreativitas siswa utntuk menemukan kombinasi yang cocok
sehingga memunculkan jawaban yang berbeda-beda di masing-masing
kelompok.
Temuan lain dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa di LKK. Kami
menemukan 5 dari 8 jawaban di aktivitas 2 LKK, siswa menyimpulkan bahwa
1 kg = 1000,00 gram. Padahal sebenarnya cukup menuliskan 1000 gram sudah
merupakan jawaban benar yang diharapkan. Kami menduga mereka masih
terpengaruh cara menuliskan notasi bilangan yang benar untuk satuan mata
uang yang mereka pelajari tepat sebelum materi hubungan antar satuan berat
ini.
Jika dikaitkan dengan desain yang kami rencanakan, situasi di atas telah
menggambarkan dua karakteristik PMRI yang diharapkan terjadi selama
pembelajaran, yaitu student’s contribution yang banyak melibatkan pengaruh
siswa untuk menemukan sendiri hubungan kg, gram, dan ons dan interactivity
yang ditunjukkan dengan terjalinnya komunikasi antar siswa dalam kelompok
dan komunikasi antar siswa dengan guru pada saat presentasi. Sementara itu,
keterkaitan antar materi (intertwining) terjadi ketika siswa menggunakan
konsep penjumlahan dan perkalian ketika menghitung total kemasan 1 kg dan
menyimpulkan hubungan kg dan ons. Namun demikian, karakteristik use of
model yang dalam hal ini menggunakan timbangan jarum sebagai media
belajar, tidak sesuai dengan rencana kami yang sebenarnya memilih untuk
12
duduk tidak terdapat angka yang menunjukkan berat benda secara langsung,
pada saat kegiatan menimbang, seharusnya siswa akan berpikir lebih kritis
untuk mencari kombinasi yang tepat untuk memperoleh berat 1 kg dengan
hanya mengunakan anak timbangan yang ada. Sementara itu, karena di
timbangan jarum sudah tersedia angka yang menunjukkan berat, dikhawatirkan
jawaban siswa hanya menambah/mengurangi takaran utnuk memperoleh berat
1 kg tanpa memperdulikan arti dari angka-angka yang ditunjukkan dalam
timbangan.
D.Kesimpulan
Berdasarkan desain dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas
3A SDN 117 Palembang, kami simpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Melalui pembelajaran hubungan antar satuan berat dengan pendekatan PMRI,
siswa dapat menemukan hubungan satuan kg, gram, dan ons (1 kg=1000 gram,
1 ons=100 gram, dan 1 kg=10 ons).
2. Penggunaan timbangan perlu dipertimbangkan sebagai sebagai alat untuk
membangun pemahaman siswa tentang hubungan antar satuan berat dengan
memperhatikan jenis dan fungsinya.
Daftar Pustaka
Pujiati. 2004. Pengukuran (disampaikan pada Diklat Instruktur Matematika SD
jenjang Lanjut tanggal 6-9 Agustus 2004). Yogyakarta: PPPG Matematika.
Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha