• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KOTA TEBING TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROFIL KOTA TEBING TINGGI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-1

4

KOTA TEBING TINGGI

PROFIL

4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kota Tebing Tinggi adalah satu dari tujuh kota yang ada di Sumatera Utara, berjarak sekitar 78 Km dari kota Medan pada posisi 3°19’00” - 3°21’00” Lintang Utara dan 98°11’00” - 98°21’00” Bujur Timur.

Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kecamatan dan 35 kelurahan dengan luas wilayah 38,438 Km2. Secara administratif, Kota Tebing Tinggi terletak di tengah-tengah Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk lebih jelasnya lihat Peta 4.1 Peta Orientasi Kota Tebing Tinggi dan Peta 4.2. Peta Administrasi Kota Tebing Tinggi.

Berdasarkan luas wilayahnya, Kecamatan Padang Hilir merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar (11,411 km2) atau 29,76 % dari luas keseluruhan, sedang Kecamatan Tebing

Tinggi Kota yang memiliki wilayah terkecil dengan luas wilayah 3,473 Km2 atau setara 9,04 % dari luas keseluruhan. Letak administrasi Kota tebing tinggi adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan : PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

Sebelah Timur berbatasan dengan : PT. Socfindo Kebun Tanah Bersih Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

Sebelah Barat berbatasan dengan : PTPN III Kebun Bandar Bah Jambi Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai

(2)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-2

Kota Tebing Tinggi secara administratif terbagi atas 5 (lima) kecamatan, yaitu; Kecamatan Padang Hulu, Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Kecamatan Rambutan, Kecamatan Bajenis, dan Kecamatan Padang Hilir. Masing-masing kecamatan terdiri dari 7 kelurahan, sehingga terdapat 35 kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Jumlah Kelurahandi Kota Tebing Tinggi

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2) Persentase

Jumlah

Kelurahan

1 Padang Hulu 8,511 22,14 7

2 Tebing Tinggi Kota 3,473 9,04 7

3 Rambutan 5,935 15,44 7

4 Bajenis 9,078 22,62 7

5 Padang Hilir 11.411 29,76 7

Total 38,438 100 35

Sumber: Tebing Tinggi dalam Angka, 2014

(3)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-3

Gambar 4.1 Peta Orientasi Kota Tebing Tinggi

Sumber : RTRW Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012-2032

Sumber : RTRW Kota Tebing Tinggi Tahun 2012-2032

(4)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-4

Gambar 4.2 Peta Administrasi Kota Tebing Tinggi

(5)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-5

Tabel 4.2. Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan di Kota Tebing Tinggi

No Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

(6)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-6

No Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

5. Rambung 20

6. Tbg Tinggi Lama 48

7. Mandailing 24

Jumlah 347

TOTAL 3844

Sumber : RTRW Kota Tebing Tinggi 2012-2032

4.2 Gambaran Demografi

4.2.1 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi sejak 1990 terus bertambah meskipun pertambahan penduduk tidak bertambah melebihi 2.000 penduduk tiap tahunnya. Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi di tahun 2013 sebanyak 149.065 jiwa atau sebanyak 34.714 KK yang tersebar di 5 kecamatan. Rata-rata tiap KK memiliki 4,18 anggota keluarga. Pertambahan penduduk dari tahun 1990 dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3. Banyaknya Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga di Kota Tebing Tinggi (1990, 2000, 2013)

Tahun Jumlah Penduduk Rumah Tangga Rata-Rata Anggota

Rumah Tangga

1990 116.767 21.896 5,33

2000 124.979 28.329 4,41

2013 145.248 34.714 4,18

Sumber : Tebing Tinggi dalam Angka, 2014

Kecamatan Bajenis memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 34.004 jiwa (22,81%), sedang Kecamatan Tebing Tinggi Kota merupakan kecamatan yang paling sedikit penduduk yaitu sebanyak 24.352 jiwa (16,33%).

(7)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-7

Tabel 4.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Menurut Kecamatan di Kota Tebing Tinggi, 2013

No Nama Kecamatan

Luas

Wilayah

(KM2)

Persentase Jumlah

Penduduk Persentase Kepadatan

1 Padang Hulu 8,511 22,14 27.490 18,44 3,23

2 Tebing Tinggi Kota 3,473 9,04 24.352 16,33 7,01

3 Rambutan 5,935 15,44 32.370 21,72 5,45

4 Bajenis 9,078 22,62 34.004 22,81 3,75

5 Padang Hilir 11.411 29,76 30.849 20,70 2,70

Total 38,438 100 149.065 100 3,88

(8)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-8

Gambar 4.3. Peta Kepadatan Penduduk

(9)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-9

4.2.2 Sex Ratio

Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2013 adalah 149.065 jiwa, dengan Sex Ratio sebesar 97,73. Penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 75.385 jiwa, sedangkan penduduk laki-laki sebanyak 73.680 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Tebing

Kota Tebing Tinggi 73.680 75.385 149.065 97,73

Sumber : Tebing Tinggi dalam Angka, 2014

4.2.3 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur

Dari komposisi penduduk berdasarkan umur, terlihat bahwa penduduk di Kota Tebing Tinggi memiliki struktur piramida sempurna, di mana penduduk terbesar ada pada usia anak-anak, disusul dengan usia produktif dan jumlah yang terkecil adalah usia lansia. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.6.

(10)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-10

Sumber : Tebing Tinggi dalam Angka, 2014

4.2.4 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk yang utama di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2013 adalah sektor perdagangan yaitu sebanyak 21.157 jiwa (40,02 %), yang diikuti oleh jasa kemasyarakatan sebanyak 12.432 jiwa (23,51%). Sedangkan mata pencaharian penduduk terendah adalah dibidang listrik, gas dan air sebanyak 64 jiwa (0,12%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Mata Pencaharian di Kota Tebing Tinggi, 2013

No Jenis Pencaharian Jenis Kelamin (jiwa) Persentase

Laki-Laki Perempuan Jumlah

4.2.5 Jumlah Penduduk menurut Agama

Berdasarkan agama yang dianut, Kota Tebing Tinggi memiliki penduduk yang heterogen. Mayoritas penduduk Kota Tebing Tinggi adalah penduduk beragama Islam yaitu sejumlah 101.108 jiwa; disusul dengan penganut agama Kristen sebesar 20.524 jiwa; penduduk beragama Budha sebanyak 5.530 jiwa; penduduk beragama Katolik sebanyak 4.685 jiwa; dan penduduk beragama Hindu sebanyak 241 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat di Tabel 4.8.

(11)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-11

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kota Tebing Tinggi, 2013

Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Buddha Jumlah

Padang Hulu 21.510 3.280 825 70 1.061 26.746 permukaan laut dan relatif memiliki topografi mendatar dan bergelombang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Topografi mendatar memiliki kelas kemiringan lereng berkisar antara 0-2 % sedangkan topografi bergelombang berkisar antara 2-15 %. Peta topografi dapat dilihat pada Gambar 4.4 Peta Kemiringan Lahan.

Kemiringan lereng yang relatif datar tersebut memberikan implikasi positif dalam pengembangan kegiatan ekonomi seperti kegiatan perdagangan, jasa, permukiman dan pertanian, penentuan pembangunan fisik kota, serta pengembangan sarana dan prasarana kota. Sedangkan pada kelas kemiringan lereng 0-2 % perlu mendapat perhatian khusus akan kemungkinan banjir di kemudian hari. Hal ini perlu dicegah dengan menerapkan aturan ketat dalam penggunaan lahan di kemiringan tersebut.

Tabel 4.9 Kecamatan berdasarkan Ketinggian di Kota Tebing Tinggi

No Kecamatan Ketinggiann (m dpl)

(12)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-12

4.4 Kondisi Geomorfologi

Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kota Tebing Tinggi hampir sama dengan kecamatan di sekitar Kabupaten Deli Serdang atau di Kabupaten Serdang Bedagai. Formasi geologi didominasi oleh kelompok alluvial dan tufa toba. Struktur geologi ini pada umumnya memiliki karakteristik tanah subur untuk pengembangan pertanian karena merupakan endapan lumpur aliran sungai dan danau, sehingga hanya berada pada kawasan datar dan cekungan sungai.

Kondisi tanah ini mempunyai sifat secara umum terlihat adanya lapisan-lapisan tanah yang berulang, tidak teratur yaitu tebal lapisan, jenis bahan penyusun tanah, warna, tekstur, struktur dan kandungan bahan organik yang sering berulang (tidak beraturan), lapisan yang berbeda tapi sifat dan jenis yang sama. Keadaan morfologi wilayah Kota Tebing Tinggi didominasi oleh kelompok Novair Alluvium seluas 3.609,97 Ha, Adesit seluas 126,92 Ha dan Leparietische Flusifpa seluas 46,91 Ha. Secara geologi jenis tanah yang ada merupakan potensial bagi galian “Golongan C”,

seperti pasir, kerikil, tanah liat dan lainnya. Lokasi galian C berupa pasir terdapat di sekitar/sepanjang sungai yang ada. Lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 4.5 Peta Geologi.

4.5 Kondisi Hidrologi

Kota Tebing Tinggi dilalui oleh beberapa sungai besar maupun sungai kecil dengan aliran arus air menuju ke arah Utara dan Timur Laut serta bermuara ke Selat Malaka. Kota Tebing Tinggi dilintasi oleh Sungai Padang yang merupakan sungai utama dengan panjang sekitar ± 16,22 km dan lebar ± 65 meter. Sungai besar lainnya adalah Sungai Bahilang, Sungai Kelembah, dan Sungai Sibarau.

Sungai-sungai kecil lainnya yaitu Sungai Segiling dan Sungai Sibangauan. Untuk lebih jelas lihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.6 Peta Aliran Sungai.

Tabel 4.10 Panjang Sungai yang Melintasi Kota Tebing Tinggi

(13)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-13

4.6 Kondisi Klimatologi

Kondisi klimatologi suatu wilayah perencanaan sangat penting untuk diketahui terutama untuk pembangunan prasarana seperti mengestimasi pembangunan drainase. Berdasarkan letak geografis, Kota Tebing Tinggi dapat dikategorikan beriklim tropis dengan temperatur udara antara 25o– 27o C. Jumlah hari hujan dan curah hujan seiap bulan di Kota Tebing Tinggi dapat kita lihat

pada Tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11. Rata-rata Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di Kota Tebing Tinggi, 2013

Bulan Jumlah Hari Hujan (Hari) Curah Hujan

(mm)

(14)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-14

Gambar 4.4. Peta Kemiringan Lahan

(15)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-15

Gambar 4.5. Peta Geologi

(16)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-16

4.7 Kondisi Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Tebing Tinggi terbagi dalam 2 (dua) bahagian, yaitu penggunaan lahan terbangun dan tidak terbangun. Penggunaan lahan terbangun merupakan penggunaan lahan di mana di atas lahannya terdapat bangunan fisik seperti permukiman, sarana dan prasarana permukiman, pertokoan, dan sebagainya. Sedangkan penggunaan lahan tidak terbangun yaitu penggunaan lahan di mana di atas lahannya tidak ada bangunan fisik, melainkan penggunaan lahan untuk pertanian, perkebunan, irigasi, kolam, hutan, dan sebagainya.

Pola penggunaan lahan di wilayah Kota Tebing Tinggi mencerminkan adanya aktivitas yang heterogen. Penggunaan lahan pada wilayah Kota Tebing Tinggi dikelompokkan atas pemukiman, sarana sosekbud (sosial ekonomi budaya), perhubungan, pertanian (sawah, tegalan/kebun), industri, perdagangan, semak belukar dan lain-lain (termasuk rawa-rawa). Kota Tebing Tinggi didominasi lahan untuk kegiatan pertanian seluas 1.843,881 (47,97%) dan pemukiman seluas 1.513,729 Ha (39,38%). Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 4.12 dan Gambar 4.6, Gambar 4.7 dan Gambar 4.8

Tabel 4.12 Penggunaan Lahan Kota Tebing Tinggi, 2013

No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase

1 Pemukiman 1.513,729 39,38

2 Sarana Sosek 241,780 6,29

3 Perhubungan (Jalan Umum dan Kereta

Api)

8,300 0,22

4 Pertanian 1.843,881 47,97

5 Industri 37,900 0,99

6 Semak belukar 97,500 2,54

7 Lainnya (termasuk rawa-rawa) 100,71 2,62

Total 3.843,800 100

(17)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-17

Gambar 4.6 Peta Aliran Sungai

(18)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-18

Gambar 4.7 Peta Penggunan Lahan berdasarkan Foto Udara

(19)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-19

Gambar 4.8 Peta Penggunaan Lahan

(20)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-20

4.8 Kondisi Sosial Ekonomi 4.8.1 Kondisi Sosial

Kota Tebing Tinggi memiliki keragaman suku(etnis) dan agama oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai–nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi) dan sangat diyakini pula hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Tebing Tinggi. Adanya pluralisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.

4.8.1.1 Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat

Salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan masyarakat di Kota Tebing Tinggi adalah dengan menyediakan sarana fisik pendidikan dan jumlah guru yang memadai.

Jumlah seluruh murid SD di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2013 tercacat sebanyak 19.208 orang dengan jumlah guru sebanyak 1.143 orang dan tersebar di 93 sekolah di 5 kecamatan Kota

Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid

(21)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-21

Bajenis 16 1.522 1.467 2.989 38 153 191 16

Padang Hilir 27 3.271 3.182 6.453 74 277 351 18

Tebing Tinggi 93 9.853 9.355 19.208 202 921 1.123 17

Sumber : Kota Tebing Tinggi dalam Angka, 2014

Untuk tingkatan SMP, jumlah sekolah pada tahun 2013 adalah sebanyak 24 sekolah yang tersebar di 5 kecamatan Kota Tebing Tinggi. Jumlah murid SMP sebanyak 4.795 orang dan jumlah guru sebanyak 555 orang dengan rasio perbandingan antara murid dan guru sebesar 18,6. Ini berarti bahwa rata-rata untuk setiap 1 orang guru mendidik 19 orang murid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Banyaknya Sekolah, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tebing Tinggi, 2013

Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid

Guru

Sumber : Tebing Tinggi dalam Angka, 2014

4.8.1.2 Angkatan Kerja Penduduk

Selaian itu dilihat dari mata pencaharian ada tahun 2011, jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi

yang berusia 15 tahun ke atas sebanyak 98.645 orang, yang terdiri dari 66.394 orang angkatan kerja dan 32.251 orang bukan angkatan kerja (penduduk yang masih sekolah dan mengurus rumah tangga).

(22)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-22

Gambar 4.9 Persentase Penduduk Yang Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kota Tebing Tinggi

Sumber: Tebing Tinggi Dalam Angka 2012

Tabel 4.15 Penduduk Kota Tebing Tinggi Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja, Mencari Pekerjaan, dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Angkatan Kerja 38.681 27.713 66.394

- Bekerja 36.328 24.517 60.845

- Mencari Pekerjaan 2.353 3.196 5.549

2. Bukan Angkatan Kerja 9.444 22.807 32.251

Jumlah 48.125 50.520 98.645

Dari Gambar 4.1 dan Tabel 4.15 diatas dapat kita simpulkan bahwa lebih banyak jumlah angkatan kerja terutama di bidang jasa-jasa hal ini menunjukkan sedikitnya jumlah pengangguran di Kota Tebing Tinggi dan menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Tebing Tinggi cukup baik.

4.8.2 Kondisi Ekonomi

4.8.2.1 Perkembangan PDRB Kota Tebing Tinggi

(23)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-23

PDRB atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi per kapita adalah Rp 22.636.619, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu Rp 20.058.348.

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang paling banyak berkontribusi terhadap PDRB Kota Tebing Tinggi tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 768.102,65 juta; diikuti oleh sektor industri pengolahan sebesar Rp 676.170,13 juta; dan sektor jasa sebesar Rp 676.057,18 juta. Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang paling sedikit kontribusinya yaitu sebesar Rp 2.421,16 juta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2009-2013

No Lapangan Usaha 2009 2010*) 2011 2012 2013

1 Pertanian 33.090,68 35.233,49 37.950,33 41.057,57 46.543,17

2 Pertambangan dan

Penggalian 1.590,79 1.732,82 1.937,12 2.167,54 2.421,16

3 Industri

Pengolahan 398.529,59 451.399,16 511.542,47 579.829,69 676.170,13

4 Listrik, Gas, dan Air

Bersih 10.492,97 10.307,43 12.290,07 13.475,38 14.998,94

5 Bangunan

192.048,19 227.141,64 268.913,80 318.705,46 383.994,65

6 Perdagangan.

Hotel dan Restoran 457.856,81 516.329,84 585.604,13 665.502,43 768.102,65

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

303.165,67 330.727,63 362.760,83 398.800,66 449.187,19

8 Lembaga

Keuangan, dan

Usaha Persewaan

Jasa Perusahaan

246.048,99 286.465,34 324.331,58 370.015,88 436.510,87

9 Jasa-jasa 390.211,98 442.397,97 503.208,29 574.487,58 676.057,18

PDRB 2.032.995,63 2.302.735,31 2.608.678,60 2.964.042,20 3.453.985,93

PDRB per Kapita 14.244.112 15.853.82 17.792.850 20.058.348 22.636.619

Sumber: Tebing Tinggi dalam Angka, 2014

4.8.2.2 Potensi Ekonomi

A. Tanaman Pangan

(24)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-24

Untuk komoditas jenis sayur-mayur yang dipanen di Kota Tebing Tinggi antara lain berupa sawi, kacang panjang, cabe, terong, ketimun, kangkung dan bayam. Untuk komoditi buah-buahan, antara lain alpokat, sawo, buah mangga, jambu biji, dan pisang.

B. Sektor Peternakan

Secara keseluruhan, populasi ternak yang dominan di Kota Tebing Tinggi adalah ternak unggas, berupa ayam dan itik. Selainnya itu juga terdapat ternak domba, kambing, babi, sapi, dan kerbau.

C. Pertokoan

Pertokoan di Kota Tebing Tinggi berkembang cukup pesat. secara keseluruhan jenis toko yang paling dominan yang ada di Kota Tebing Tinggi adalah toko bahan pangan dan toko menjual alat elektronik.

4.9 Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya

Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya di Kota Tebing Tinggi masih terbatas dan masih membutuhkan program/kegiatan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan prasarana keciptakaryaan untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

4.9.1 Sub Bidang Air Minum

Penyediaan air minum pada prinsipnya merupakan tanggung jawab pemerintah daerah kota Tebing Tinggi sebagai regulator dan PDAM sebagai operator pelayanan air minum, namun dalam realisasinya penyediaan air minum oleh PDAM tersebut belum mampu menjangkau seluruh wilayah perkotaan. Untuk saat ini sebagian daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan PDAM, khususnya di daerah pinggiran, penyediaan air minumnya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang pesat dan pemekaran kecamatan, maka akan diperlukan upaya percepatan pembangunan prasarana dan sarana air minum untuk meningkatkan tingkat pelayanan yang saat ini masih rendah.

(25)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-25

dengan kapasitas 55 l/det, terdapat di kelurahan Bandar Sakti dan WTP II dengan kapasitas 60 l/det terdapat di kelurahan Bulian. Jumlah instalasi pengolahan air (WTP) yang berfungsi saat ini di Kota Tebing Tinggi ada 2 yakni : WTP I dan WTP II.

4.9.2 Sub Bidang Persampahan

Pengelolaan persampahan di kota Tebing Tinggi dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu pengelolaan sampah terpusat dan pengelolaan sampah setempat. Pengelolaan sampah terpusat merupakan proses terkoordinasi dari rangkaian panjang pengumpulan sampah, pengangkutan dan selanjutnya pembuangan akhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sedangkan pembuangan sampah setempat dilakukan oleh warga ke permukaan tanah atau ke dalam lubang di setiap pekarangan/ halaman rumah. Selanjutnya sampah dibakar atau ditimbun untuk dijadikan pupuk atau dibiarkan.

Penanganan sampah perkotaan di kota Tebing Tinggi telah menyediakan prasarana dan sarana persampahan meliputi: tempat pembuangan sementara (TPS), mobil sampah/kontainer dan gerobak sampah tetapi prasarana dan sarana ini masih terbatas sehingga daerah layanan hanya di beberapa kecamatan saja dan timbunan sampah belum semua dapat terangkut.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada saat ini berada di Jln. Baja Kelurahan Damar Sari Kecamatan Padang Hilir dengan luas lahan ± 1,25 Ha dan dipergunakan sejak tahun 2005 dan menggunakan sistem Open Dumping. Adapun status lahan TPA tersebut masih merupakan pinjam pakai milik masyarakat Kota Tebing Tinggi. Total volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat kota Tebing Tinggi setiap hari yaitu sebesar ± 86,2 ton hari dan sampah yang

terangkut dari 5 (lima) kecamatan yang terlayani ke TPA Jln. Baja sebesar ± 35 ton / hari atau hanya sebesar 41 % dari jumlah penduduk yang terlayani sebesar 137.959 jiwa.

4.9.3 Sub Bidang Air Limbah

Pengelolaan prasarana dan sarana sanitasi di Kota Tebing Tinggi mempunyai pengelolaan sanitasi yang dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu:

(26)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-26

4.9.4 Sub Bidang Drainase

Di wilayah kota Tebing Tinggi terdapat beberapa sungai besar yaitu Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai Kelembah dan Sungai Sibangoan yang semuanya menuju ke Sungai Padang sebagai saluran pembuangan utama. Saluran eksisting drainase utama kota Tebing Tinggi pada umumnya masih memanfaatkan sungai yang ada di kota Tebing Tinggi dan saluran pengairan yang sekarang juga telah berkembang menjadi saluran drainase kota Tebing Tinggi.

4.10 Isu Strategi

Perencanaan pelaksanaan rencana pembangunan kota sangat dipengaruhi oleh lingkungan strategis interal maupun eksternal untuk mengidentifikasi perubahan lingkungan strategis baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal yang dapat mempengaruhi upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kota Tebing Tinggi.

Berdasarkan RTRW Kota Tebing Tinggi diperoleh gambaran isu strategis perkembangan kota Tebing Tinggi sebagai berikut:

1. Peran Simpul Perdagangan dan Jasa Regional

Peran Kota Tebing Tinggi akan semakin penting sebagai simpul perdagangan dan jasa regional terkait dengan Pembangunan Bandara Kuala Namu dan Jalan Tol Medan – Tanjung Morawa – Tebing Tinggi yang berdampak besar bagi pertumbuhan PDRB Kota terutama dalam sektor perdagangan dan jasa.

2. Keterbatasan Lahan Pengembangan

Keterbatasan lahan pengembangan perkotaan terutama untuk lahan permukiman semakin dirasakan. Apabila mempertimbangkan angka proyeksi jumlah penduduk sebesar 183.689 jiwa dengan skenario kebutuhan rumah adalah 5.864 unit dengan kebutuhan luas lahan perumahan kurang lebih 938.299 m2 maka diperlukan strategi dalam penyediaan lahan permukiman yang bersifat vertikal untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan lahan permukiman. Alternatif lain yang terjadi adalah terjadinya konversi lahan persawahan di Kecamatan Bajenis (sisi bagian barat dari pusat kota).

3. Daerah Rawan banjir

(27)

Laporan Akhir |PROFIL KOTA TEBIMG TINGGI 4-27

limbah kegiaan ekonomi baik dari rumah tangga maupun dari industri kegiatan jasa dan perdagangan.

Gambar

Tabel 4.1.   Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Jumlah Kelurahandi Kota Tebing Tinggi
Gambar 4.1  Peta Orientasi Kota Tebing Tinggi
Gambar 4.2  Peta Administrasi Kota Tebing Tinggi
Tabel 4.2.  Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Kota Tebing Tinggi Cq.Dinas Pekerjaan Umum Kota Tebing Tinggi, dengan ini mengumumkan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan umum pascakualifikasi, sumber

Pemerintah Kota Tebing Tinggi Cq.Rumah Sakit Dr.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, dengan ini mengumumkan pengadaan barang/jasa dengan pelelangan umum pascakualifikasi, sumber

Pemerintah Kota Tebing Tinggi Cq.Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi, dengan ini mengumumkan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan umum dan pemilihan langsung

Pemerintah Kota Tebing Tinggi Cq.Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi, dengan ini mengumumkan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan umum pascakualifikasi non

Sumber Pendanaan : APBD Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2014; Satuan Kerja : Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi. Sesuai dengan ketentuan Dokumen Pemilihan Nomor :

• Untuk mengetahui korelasi antara debit aliran sungai dengan konsentrasi. sedimen pada muara Sub Daerah Aliran Sungai Padang di

Dalam wilayah Kota Tulungagung terdapat Sungai Ngrowo yang terletak pada bagian barat kota, selain itu masih terdapat beberapa sungai-sungai kecil yakni saluran drainase

Adapun penataan kawasan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Tebing Tinggi ditahun 2013 s/d saat ini, diantaranya dengan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis