• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI PROSES DAN TAHAPAN DAKWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI PROSES DAN TAHAPAN DAKWAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI PROSES DAN TAHAPAN DAKWAH

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Dakwah Dosen pengampu : Ema Hidayanti, M.S.I

Disusun Oleh :

Azwar Ubaidillah (1601016094) Sabiqotul Husna (1601016092) Baharudin Abdi Pranowo (1601016093)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALIONGO

SEMARANG

(2)

TEORI PROSES DAN TAHAPAN DAKWAH

I.

PENDAHULUAN

Kemapanan sebuah disiplin ilmu ditandai dengan teori-teori yang dimilikinya, sama halnya dengan ilmu dakwah, tanpa teori dakwah, maka apa yang disebut ilmu dakwah tidak lebih dari sekedar kumpulan pernyataan normatif tanpa memiliki kadar analisis atas fakta dakwah atau sebaliknya hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas fakta dakwah yang tidak akan bisa dijelaskan hubungan kausalitasnya antar fakta dapat memandu pelaksanaan dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks. Teori dakwah menjadi subtansi ilmu dakwah sebab isi suatu ilmu itu adalah tentang teori tentang objek kajiannya.

Secara akademik dengan adanya teori dakwah maka dapat dilakukan generalisasi atas fakta-fakta dakwah, memandu analisis dan klasifikasi fakta dakwah, memahami antar variable dakwah, menjelaskan fakta dakwah (eksplanasi), menaksir kondisi dan masalah dakwah baru seiring dengan perubahan sosial dimasa depan, serta menghubungkan pengetahuan masa lalu, masa kini dan yang akan datang. Ketika mampu mengeksplanasi gejala. Dengan adanya teori-teori dakwah yang telah menyebabkan keberhasilan dakwah masa lalu dapat diuji kembali relevansi teori dengan fakta dakwah yang ada pada saat sekarang, dan masa depan. Apa yang menyebabkan tidak berhasilnya dakwah masa lalu, maka akan mampu membuat control dengan upaya-upaya antisipatif.

II. RUMUSAN MASALAH

 Teori Proses dan Tahapan Dakwah

(3)

III. PEMBAHASAN

TEORI PROSES DAN TAHAPAN DAKWAH

Ada beberapa tahapan dakwah Rasulullah dan Para shabatnya yang dapat dibagi menjadi beberapa tahapan : Pertama, tahap pembentukan (takwin), kedua tahap penataan (tadhim). Pada setiap tahap memiliki karajteristik kegiatan dengan tantangan khusus dengan model pemecaan yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini dapat dinyatakan ada beberapa model dakwah sebagai proses perwujudan realitas islam ummatan khairan).

A. Model Dakwah Tahap Pembentukan (TAKWIN)

Pada tahapan ini kegiatan utamanya adalah Dakwah bil lisan (tabligh) sebagai ikhtiar sosialisasi ajaran tauhid kepada masyarakat Makkah. Interaksi Rasulullah SAW dengan para mad’u mengalami mengalami ekstensi secara bertahap keluarga terdekat, ittishal fardhi (Ash-Syuara 214-215) dan kemudian kepada kaum musyrikin ittsihal jama’l (Al Hijr-14) Sasarannya : sebagai supaya terjadi interalisasi islam dalam kepribadian mad’u, kemudian apa yang sudah diterima dan dicerna dapat di ekspresikan dalam girah dan sikap membela keimanan (akidah) dari tekanan struktural al mala dan al mutrafin Quraisy Makkah. Hasilnya sangat signifikan, para elite dan massa masyarakat menerima dakwahnya, beberapa diantaranya Khatidjah Binti Khuwailid (elite ekonomi) Abu Bakar (elite politik) Umar Bin Khattab (elite politik), Ali Bin Abi Thalib (tokoh pemuda yang jenius), Utsman Bin Affan (elite ekonomi) Bilal (tokoh buruh yang kokoh beraqidah dan shaleh), Hamzah Bin Abdul Mutallib (tokoh pemberani Quraisy), Abdul Dzar Al Shirari (tokoh kaum Al-Mustadh’afin yang selalu menjauhkan dari keinginan mermiliki kekuasaan) dan pembuka Quraizy lainnya.

(4)

untuk emndekati dan menujunya merekan membuat saranan berupa berhala. Inilah sebabnya mereka disebut musyrik.

B. TAHAP PENATAAN DAKWAH (TANDZIM)

Tahap tandzim merupakan hasil internalisasi dan eksternalisasi islam dalam bentuk institusionalisasi islam secara kontprehensif dalam realitas sosial. Tahap ini diawali dengan hijrah Nabi Muhammad SAW. Hijrah dilaksanakan setelah Nabi Muhammad SAW memahami karakteristik sosial Madinah baik melalui informasi yang diterima dari Mush’ab Umair maupun interaksi Nabi Muhammad SAW dengan jamaah Haji perserta baiatul Aqobah. Dari segi strategi Dakwah, hijrah dilakukan ketika tekanan kultural, structural dan militersudah sedemikian mencekam, sehingga jika tidak dilaksanakan hijrah, dakwah dapat mengalami infolusi kelembagaan dan menjadi rapuh.

(5)

TEORI ANALISA SISTEM DAKWAH

Untuk menganalisa keadaan dakwah islam yang permasalahannya sudah semakin kompleks ditengah perubahan sosial, diperlukan suatu kerangka analisa makro untuk menjembatani kesenjangan antara pemikiran dengan relitas dakwah. Pendekatan ini berangkat dari anggapan dasar bahwa dasar islam merupakan suatu sistem usaha merealisasikan ajaran islam pada semua dataran kenyataan hidup manusia. Dalam pendekata ini digunakan teori umum sistem yang bersifat analitis, yaitu mengadakan konstruksi intelektual yang tersusun dari aspek-aspek realitas dakwah islam. Pada umumnya sistem terdiri dari lima komponen dasar yaitu input (masukan), convertion (proses pengubahan), output (pengeluaran), feedback (umpan balik) dan environment (lingkungan). Kemudian akan di uraikan bawah ini.

A. PENGERTIAN SISTEM DAKWAH

Dakwah Islam adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan, bergantung dan berinteraksi dalam mencapai tujuan dakwah.

Istilah “dakwah” berasal dari kata arab da’wah, merupakan bentuk masdar dari kata kerja da’a (madly), yad’u (mudlari), berarti seruan, ajakan atau panggilan.

B. LANDASAN DALAM MEMBANGUN SISTEM DAKWAH

Landasan dalam membangun sisitem dakwah itu ditentukan oleh tujuan. Kalau rumusan tujuan dakwah tidak pernah jelas maka tidak bisa dibangun sisitem apapun, karena tidak ada tujuan jelas. Ini jelas tujuan dakwah. Yaitu mewujudkan keluarga, pribadi muslim, jamaah muslim dan Negara yang berdasarkan syaria’at islam. Nama negaranya terserah, yang penting syariat islam sebagai rujukan dasar didlam kehidupan bernegara itu. Kalau itu belum tercapai itulah dakwah, itulah perjaunagan mencapai dakwah yang tadinya sepuluh persen emnjadi dua puluh persen, dan sampai akhirnya seratus persen.

(6)

C. URGENSI SISTEM DAKWAH

Tanpa sistem dakwah kita tidak bisa menganalisis interaksi antar komponen dakwah seacara komprohensif. Sehingga tidak sesuai dengan tujaun yang ditetapkan, misalnya orang mendefinisikan dakwah hanya sebagai tabligh itu wajar untuk kita, tapi kalau dalam dakwah tabligh hanya salah satu bagian dari dakwah.

Dalam mengembangkan dakwah sebagai ilmu terasa sangat tidak mungkin tanpa dibarengi dengan adanya penemuan dan pengembanagna kerangka teori dakwah. Tanpa teori dakwah maka apa yang disenut dgn ilmu dakwah tidak lebih dari sekedar kumpulan pernyataan normative tanpa memiliki kadar analisis atas fakta dakwah atau sebaliknya, hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas fakta sehingga mandul untuk memadu pelaksanaan dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks.

D. SUBSISTEM DALAM ILMU DAKWAH

Untuk menganalisa keadaan dakwah islam yang permasalahannnya semakin kompleks ditengah perubahan sosial, diperlukan suatu kerangka analisa makro untuk menjembatani kesenjangan antara realitas dakwah dengan tujuan dakwah. Pendekatan ini berangkat dari anggapan dasar bahwa dakwah islam merupaksn suatu sisitem usaha merealisasikan ajaran islam pada semua dataran kenyataan kehidupan manusia. Dalam pendekatan ini digunakan teori umum sistem yang bersifat analitis, yaitu mengadakan konstruk intelektual yang tersusun dari aspek-aspek realitas dakwah islam.

IV. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada tahap takwin hakikatnya Rasulullah SAW sedang melaksanakan dakwah untuk pembebasan akidah masyarakat dari sistem dakwah yang menjadikan keinginan subyektif manusia.

Aspek tujuan sistem dakwah islam mewujudkan pribadi muslim, keluarga, muslim, masyarakat yang berkualitas khaera ummah dan daulah thayyibah yang menerapkan syari’ah sehingga tercapai falah dan hasanah di dunia maupun akhirat.

(7)

Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang sudi menelaah dan mngimplementasikan isi makalah ini. Saran konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah Ahmad. “Konstruksi Keilmuan Dakwah dan Pengembangan Jurusan-Konsentrasi Studi”, Makalah, APDI Unit Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, (Semarang 19-20 Desember). 2008.

Referensi

Dokumen terkait

perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen

peneliti berasumsi bahwah teori ini relevan dengan proses Produksi siaran Dakwah Radio SAS FM berbasis Streaming. 1.) Sumber Informasi : Dalam siaran Dakwah berbasis

Senada dengan itu, Harjani Hefni menyatakan bahwah “ilmu dakwah sebagai bagian dari Ilmu Minhaj aqidah dan ushuludin”, ditinjau dari usia perkembangannya, ilmu dakwah

Kesimpulannya, revolusi industri di Inggris ditandai dengan penemuan teknologi industri, yakni mesin uap, sebagai jawaban dari dari tuntutan efisiensi modal

Perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih

Perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih

Yang termasuk dalam Ilmu Dakwah terapan adalah terdiri dari tiga kelompok disiplin ilmu, yaitu; Ilmu Tabligh (KPI dan BPI), Ilmu PMI yang memiliki komponen, seperti

Dengan pemahaman tersebut, tata cara dakwah yang sesuai dengan pemahaman penerima dakwah, khususnya masyarakat Indonesia, dakwah seperti apa yang bisa diterapkan di Indonesia, akan