JALANAN &
DEFINISI-DEFINISI JALAN (UU
Jalan Raya No.13/1980
•
Suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk
apapun meliputi segala bagian jalan termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas
•
Jalan umum adalah : jalan yang diperuntukkan
bagi lalu lintas umum
•
Jalan khusus adalah : jalaln selain daripada yang
termasuk diatas
•
Jalan tol adalah jalan umum yang kepada para
KLASIFIKASI DAN FUNGSI JALAN
A. Kelas Jalan Menurut Fungsi
•
Jalan utama
•
Jalan sekunder
•
Jalan penghubung
B. Kelas Jalan Menurut Pengelola
•
Jalan arteri
•
Jalan kolektor
•
Jalan lokal
•
Jalaln negara
•
Jalan kabupaten
C. Kelas Jalan Menurut Tekanan
Gandar
D. Kelas Jalan Menurut Besarnya
Volume dan Sifat-Sifat Lalu Lintas
•
Jalan kelas I
•
Jalan kelas II
•
Jalan kelas III
TAHAPAN PERENCANAAN JALAN
Penentuan Trase jalan
Faktor Topograf
Faktor Geologi
Faktor Tata Guna Lahan
Penentuan Trase jalan
Faktor Topograf
Faktor Geologi
Topograf : Faktor dalam penentuan lokasi jalan dan pada umumnya
mempengaruhi trase jalan seperti : landai jalan, jarak pandang, penampang melintang dll.
Kondisi medan sangat dipengaruhi tikungan dan tanjakan. Khususnya tanjakan, diusahakan dibuat landai sesuai perarturan yang berlaku :
- Datar (D) : Lereng melintang 0 – 9,9 % - Bukit (B) : Lereng melintang 10 – 24,9 % - Gunung (G) : Lereng melintang > 25 %
Penentuan Trase jalan
Faktor Tata Guna Lahan
Faktor Lingkungan
• Berkaitan dengan pembebasan tanah sebagai sarana transportasi. • Secara tidak langsung, adanya pembuatan jalan baru akan
mengallihfungsikan tata guna lahan sekalligus merubah keadaan ekonomi daerah sekitar
Penentuan Stasiun (Stationing)
•
Stationing adalah penentuan jarak langsung yang diukur dari titik awal
Perencanaan Potongan Memanjang & Melintang
Biasanya digambanr dengan skala :
•
Horizontal 1: 1000 atau 1 : 2000
•
Vertikal 1 : 100
Perencanaan Potongan Memanjang & Melintang
Dengan mengambil contoh jalan raya sekunder kelas II B,
penjelasannya dengan memperhatikan data-data sbb :
• Lebar perkerasan : 2 × 3,5 m
• Lebar bahu : 3 m • Lebar saluran : 1 m
• Lereng melingtang perkerasan : 2 %
Perencanaan Potongan Memanjang & Melintang
P O
T O N G A N
Perhitungan Galian dan Timbunan
Cara menghitung volume galian maupun timbunan didasarkan
dari gambar potongan melintang. Dari gambar-gambar tersebut
dapat dihitung luas galian dan timbunan profl, sedangkan
masing-masing jarak antara profl dapat dilihat dari potongan
PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA
RIGID PAVEMENT
Perkerasan Komposit Aspal Beton
dengan Beton Semen
•
Menetukan Ketebalan Beton semen
dengan mengabaikan Tebal Perkerasan
Aspal Beton
•
Mengurangi Ketebalan perkerasan Beton
Parameter
Beban Lalu
Lintas
Kekuatan tanah
dasar
•
Kekuatan taah dasar
dinyatakan dengan
Modulus reaksi tanah dasar
(k)
•
Nilai k dapat ditentukan
dari pengujian
pembebanan plat (Plate
Loading Test)
•
Nilai k juga dapat didekati
dengan nilai CBR dengan
menggunakan grafk
berikut ;
MODULUS REAKSI TANAH DASAR
Korelasi hubungan antara Nilai (k) dan CBR
•
Untuk menentukan Nilai Modulus Reaksi
Tanah Dasar (k)
rencana yang mewakili suatu seksi ruas
jalan, dengan
rumus berikut ;
k
0= k
rata-rata
– 2 S untuk jalan tol
k
0= k
rata-rata
– 1.64 S untuk jalan arteri
k
0= k
rata-rata
– 1.28 S untuk jalan
kolektor/lokal
dengan faktor keseragaman (Fk) ;
Fk = S/k
rata-ratax 100 % < 25 % (dianjurkan)
Kekuatan lapis
pondasi
Tipikal nilai Kekuatan lapis pondasi seperti pada tabel berikut
Jenis
Material
Kisaran Kekakuan
psi
Mpa / Gpa
Granular 8.000 – 2.000 (55 – 138 MPa)
Lapisan pondasi
stabilisasi semen 500.000 – 1.000.000 (3,5 – 6,9 GPa) Tanah stabilisasi
semen 400.000 – 900.000 (2,8 – 6,2 GPa) Lapis pondasi
diperbaiki dengan aspal
350.000 –
1.000.000 (2,4 – 6,9 GPa)
Lapis pondasi diperbaiki
dengan aspal emulsi
40.000 – 300.000 (2,8 – 2,1 GPa)
Penentuan tebal lapis pondasi menggunakan grafk
berikut
Kekuatan Beton Semen
• Beton semen yang digunakn untuk lapis pondasi harus memiliki kuat
tekan 28 hari minimum 5 MPa jika menggunakan Fly Ash dan 7 MPa tanpa Fly Ash.
• Untuk konstruksi perkerasan, beton harus memiliki kuat tekan beton
umur 28 hari minimal sebesar 30 Mpa, dan kuat lentur umur 90 hari minimal sebesar 3,5 – 4 Mpa
• Hubungan Kuat Tekan (fc’) dengan kuat lentur (fr) dan kuat tarik belah
Perbandingan tegangan ijin beton dengan pengulangan beban
0,51b 400000 0,69 2500
0,52 300000 0,7 2000 0,53 240000 0,71 1500 0,54 180000 0,72 1100 0,55 130000 0,73 850 0,56 100000 0,74 650 0,57 75000 0,75 490 0,58 57000 0,76 360 0,59 42000 0,77 270 0,6 32000 0,78 210 0,61 24000 0,79 160 0,62 18000 0,8 120 0,63 14000 0,81 90 0,64 110000 0,82 70 0,65 8000 0,83 50 0,66 6000 0,84 40 0,67 4500 0,85 30 0,68 3500
a tegangan akibat beban dibagi dengan kuat
lentur tarik (modulus of Rupture)
b untuk perbandingan tegangan ≤ 0,50 jumlah
Beban Lalu Lintas
Note : materi tidak dibahas secara rinci karena fokus terhadap Materi tentang Jalanan. Beban lalu lintas berada pada fokus materi tentang Transportasi pada Teknik Sipil
1. Kondisi lalu lintas yang akan menentukan pelayanan
adalah ;
•
Jumlah sumbu yang lewat
•
Beban sumbu
•
Konfgurasi Sumbu
•
konfgurasi roda per sumbu
pelayanan perkerasan dipengaruhi terutama oleh kendraan
berat
STRUKTUR JEMBATAN
24
•
Jembatan adalah suatu struktur yg dibuat
melintasi suatu rintangan berupa sungai, jurang ,
jalan dsb sedemikian hingga orang maupun
kendaraan dapat melintasi rintangan tsb.
Struktur jembatan
Struktur utama penahan beban
Pilar jembatan Abutmen / pangkal
1. Tipe Jembatan
Terdapat 6 tipe utama
jembatan :
•
beam bridges
•
cantilever bridges
•
arch bridges
•
suspension bridges
•
cable-stayed bridges
•
truss bridges
Jembatan balok
•
Jembatan balok berupa balok yg didukung pd
ujung2 nya oleh
abutment
(pangkal jembatan)
.
Jika bentangnya panjang sering dibuat dalam
beberapa bentang, dengan pilar (
pier
) sbg
penyangga di antaranya.
27
MAT
29
30
Jembatan kantilever
•
Jembatan kantilever dibangun menggunakan
balok kantilever (balok terjepit) pada satu
ujungnya. Biasanya jembatan kantilever berupa
sepasang balok kantilever yg bertemu di
31
32
Jembatan lengkung/ busur
•
Jembatan lengkung/ busur merupakan jembatan
dengan bentuk lengkung/ busur, dengan pangkal
jembatan pada ujung2 nya. Berat sendiri dan
beban jembatan akan diteruskan pada
33
34
Jembatan gantung
•
Jembatan gantung merupakan jembatan yg digantung
menggunakan kabel. Pd awalnya jembatan gantung
hanya dibuat dr tali / rotan dan kayu/ bambu. Pd
jembatan modern kabel digantungkan dari menara yg
berdiri di atas fondasi dalam/
caisson
.
35
36
Jembatan
cable stayed
38
Jembatan rangka
•
Jembatan rangka merupakan jembatan dg
39
Proses Perencanaan Jembatan
•
1. Pendahuluan
•
Seringkali para ahli merasa yakin bahwa dengan
mengumpulkan data dan informasi tentang lokasi
jembatan dan beban-beban yang bekerja telah
cukup memadai dalam perencanaan.
•
Maksud perencanaan antara lain untuk
menentukan fungsi struktur secara tepat, dan
bentuk yang sesuai, efsien serta mempunyai
fungsi estetika.
2. Tahapan
perencanaan
41