16 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai metode penelitian, meliputi jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang digunakan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis data. Seluruhnya akan dibahas secara rinci sebagai berikut.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development atau penelitian dan pengembangan. Penelitian pengembangan atau R&D adalah metode penelitian
yang menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware) tetapi bisa juga berupa perangkat lunak (software). Langkah – langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan produk tertentu.
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran komik edukasi matematika materi Perbandingan untuk Siswa SD kelas V. Model pengembangan
untuk menghasilkan media pembelajaran komik edukasi ini adalah model pengembangan ADDIE yang merupakan sub dari induk pengembangan Borg and Gall (Pribadi, 2009).
3.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam pelaksanaan penelitiaan ini adalah siswa kelas V SDN 1 Ngagrong Ampel. Sekolah ini merupakan sekolah yang masih menggunakan kurikulum KTSP dalam proses pembelajaran. Subjek inilah yang akan menggunakan produk media pembelajaran komik edukasi yang merupakan media yang dikembangkan dengan memperhatikan minat
belajar siswa.
3.3 Desain Pengembangan
Desain pengembangan ini menggunakan model ADDIE. Model ADDIE adalah salah satu model sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan desain dasar sistem
17
Tahap Analysis merupakan langkah awal dalam pengembangan produk dimana peneliti melakukan analisis terhadap permasalahan dan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran khususnya kurikulum dan materi matematika berkaitan dengan hanya di perhatikannya faktor kognitif dan kurang diperhatikannya faktor non kognitif serta karakteristik siswa. Selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan untuk menemukan solusi yang tepat. Tahap design adalah tahap merancang media pembelajaran yang akan digunakan untuk memberi solusi terhadap permasalahan yang ada. Dalam hal ini media pembelajaran yang dikembangkan adalah komik edukasi. Selanjutnya adalah tahap development merupakan tahap pembuatan produk media pembelajaran yang akan
digunakan. Tahap implementation merupakan tahap penerapan atau uji coba produk
media pembelajaran terhadap subjek. Tahap terakhir adalah evaluation merupakan tahap mengevaluasi media pembelajaran yang diproduksi dan di uji cobakan. Model desain pembelajaran ADDIE memiliki langkah – langkah yang diperlihatkan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.1. Tahapan Model ADDIE
Pembuatan media pembelajaran berupa media pembelajaran komik edukasi dilakukan dengan lima tahap yang akan dijelaskan sebagai berikut.
3.3.1 Tahap Analisis (Analysis)
18 a. Analisis Kurikulum dan Materi
Pembuatan media pembelajaran komik edukasi ini diawali dengan menganalisis kebutuhan siswa sesuai kurikulum dan materi. Pembuatan produk ini menggunakan kurikulum KTSP . Dalam kurikulum KTSP langkah yang pertama adalah menentukan SK (Standar Kompetensi). Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu (Sanjaya 2008).
Langkah berikutnya yaitu menganalisis KD (Kompetensi Dasar) dan Indikator. Kompetensi Dasar merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai siswa untuk mengukur sudahkah standar kompetensi terpenuhi. Indikator
merupakan penanda apakah kompetensi dasar sudah tercapai, Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan ditandai dengan perubahan pengetahuan,sikap dan keterampilan yang dapat diukur. Berdasarkan analisis kurikulum dan materi maka media pembelajaran komik edukasi dikembangkan berdasarkan ketercapaian siswa pada materi perbandingan.
b. Analisis kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan solusi yang tepat berkaitan dengan media pembelajaran yang dibutuhkan siswa dalam proses pembelajaran siswa. Banyak ditemukan permasalahan guru menyampaikan materi hanya memperhatikan faktor kognitif saja sehingga hasil belajar dan minat siswa terhadap materi masih rendah. Berdasarkan permasalahan yang ada maka dibutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Solusi dari permasalahan tersebut ialah mengembangkan media pembelajaran berupa komik edukasi dengan materi perbandingan, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
3.3.2 Tahap Perencanaan ( Design)
Pada tahap perencanaan dilakukan penentuan kompetensi khusus yang akan dicapai dalam pembelajaran. Setelah ditentukan maka dicari metode yang tepat untuk dilakukan. Selain itu disiapkan pula bahan ajar yang dibutuhkan untuk dimuat dalam program
19
Mempelajari dan menyiapkan aplikasi Corel Draw sebagai sofware yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran berupa komik edukasi.
3.3.3 Tahap Pengembangan (Development)
Pada tahap pengembangan ini kegiatan produksi dimulai untuk berlanjut pada implementasi produk. Tahap pengembangan dimulai dengan membuat draff awal produk yakni membuat media pembelajaran komik edukasi sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan serta karakteristik siswa dalam proses pembelajaran. Hasil – hasil pengukuran dan analisis kebutuhan memberikan masukan tentang jenis-jenis produk pendidikan yang dibutuhkan saat ini. Hasil pengembangan media komik ini divalidasi oleh pakar materi dan pakar media.
3.3.4 Tahap Implementasi (Implementation)
Pada tahap implementasi ini hasil pengembangan diterapkan atau di uji coba setelah melalui pengujian. Uji coba atau validasi komik edukasi dilakukan berdasarkan adaptasi dari tahap (Sukmadinata,2011) yaitu melalui tiga tahap sebagai berikut :
1. Uji Pakar (expert judgement)
Sebelum produk di implementasikan pada siswa , produk divalidasi terlebih dahulu. Validasi dilakukan oleh pakar materi dan pakar media. Pakar materi yaitu Ibu Sri Sugiyarti.,S.Pd yang merupakan guru kelas V SDN 1 Ngagrong Ampel. Pakar media yaitu Martin Setyawan.,M.I.Kom merupakan dosen progdi DKV Universitas Kristen Satya Wacana.Dengan tervalidasinya produk komik edukasi oleh pakar materi dan pakar media, maka produk awal hasil pengembangan layak untuk diujicobakan atau diimplementasikan kepada siswa.
2. Uji Coba Terbatas (preliminary field testing)
Uji coba terbatas dilaksanakan dalam rangka mengetahui respon dan tanggapan siswa mengenai produk yang dikembangkan. Uji coba terbatas dilaksanakan kepada 10 siswa kelas V SDN 1 Ngagrong Ampel. Melalaui uji terbatas ini, peneliti mengumpulkan data yang didapat dari angket yang dibagikan kepada siswa dan guru kelas. Data yang diperoleh melalui angket, digunakan sebagai acuan merevisi produk komik edukasi.
3. Uji Coba Luas (main field testing)
20 3.3.5 Tahap Evaluasi ( Evaluation)
Tahap terakhir yaitu tahap evaluasi. Setelah dilakukannya implementasi produk maka tahap selanjutnya ialah tahap evaluasi. Evalusai dilakukan melalui hasil analisis penilaian validator dengan lembar validasi pakar dan evaluasi hasil belajar melalui peningkatan hasil pretest dan posttest. Data yang diperoleh dipergunakan untuk menyempurnakan produk komik edukasi supaya didapatkan produk akhir yang efektif dipergunakan meningkatkan hasil belajar khususnya materi pembagian sebagai pengurangan berulang.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa uji pakar, tes, dan non
tes. Uji pakar memiliki tujuan untuk mengetahui kevalidan media pembelajaran komik edukasai. Uji pakar dalam penelitian ini dilakukan melalui uji pakar materi, uji pakar media
dan uji pakar soal. Kemudian untuk mengetahui keefektifan produk media pembelajaran komik edukasi digunakan tes. Sedangkan untuk teknik non tes dilakukan melalui angket dan
observasi. Angket digunakan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran yang telah diproduksi. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana guru dan siswa melakukan pembelajaran menggunakan media ini.
3.4.2 Instrument Pengumpulan Data 3.4.2.1 Validasi Pakar
Lembar validasi digunakan untuk uji pakar media, dan uji pakar materi dan uji pakar soal. Lembar validasi dilakukan untuk mengevaluasi media pembelajaran berupa komik edukasi. Lembar ini diberikan kepada dosen yang ahli dalam materi dan ahli dalam bidang TI
berkaitan dengan CorelDraw Graphics yang digunakan dalam pembuatan media. Kisi-kisi lembar validasi tercantum pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Kisi –Kisi Validasi Pakar Materi, Pakar Media Indikator Penilaian Butir Penilaian
Materi 1. Kesesuaian dengan kurikulum sekolah dasar 2. Kesesuaian isi dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, tujuan dan indikator
3. Kesesuaian tingkat kesulitan dan konsep materi dengan perkembangan kognitif siswa
4. Keterkaitan contoh materi dengan yang ada di lingkungan
5. Cakupan materi
21 10.Sistematika isi secara keseluruhan
Media 1. Menarik dan merangsang siswa untuk belajar 2. Pemilihan jenis dan ukuran huruf mendukung
media menjadi lebih menarik
3. Kemudahan membaca teks atau tulisan 4. Pemilihan animasi
5. Pemilihan warna
6. Penekanan untuk petunjuk khusus 7. Kemudahan pengunaan
8. Kejelasan gambar, animasi maupun ilustrasi 9. Kemampuan media untuk menambah motivasi
belajar
10.Kemampuan media menambah keterampilan siswa
Berdasarkan Tabel 3.1 di atas, diketahui bahwa butir penilaian dari aspek materi dan aspek media masing–masing terdiri dari 10 butir. Kategori untuk masing-masing aspek yaitu 1 untuk yang tidak baik dan 5 untuk yang sangat baik. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 =
50−10 5 = 8
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian dari aspek materi dan aspek media, dapat dilihat rentang skor pada tabel 3.1.1 berikut ini.
Tabel 3.1.1
Rentang Skor Aspek Materi dan Aspek Media
Skor Kriteria
22
Tabel 3.2 Angket Respon Guru
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, diketahui bahwa butir penilaian dari angket respon guru terhadap media masing–masing terdiri dari 10 butir. Kategori untuk masing-masing aspek yaitu 1 untuk yang tidak baik dan 5 untuk yang sangat baik. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 =
50−10 5 = 8 Rentang skor dapat dilihat pada tabel 3.2.1 berikut ini.
Tabel 3.2.1
Rentang Skor Angket Respon Guru
Skor Kriteria
1 Media komik edukasi mempunyai tampilan yang menarik 2 Media komik edukasi membuatku lebih mudah untuk belajar
3 Kegiatan pembelajaran yang menggunakan media komik edukasi membuatku semakin aktif dalam belajar
4 Media komik edukasi membuatku menyukai materi dan lebih semangat belajar
5 Petunjuk – petunjuk yang terdapat dalam media ini mudah dipahami
No Indikator
1 Pembelajaran menggunakan media komik edukasi menjadi lebih mudah 2 Media komik edukasi sangat membantu dalam proses pembelajaran 3 Siswa menjadi antusias dalam pembelajaran
4 Pembelajaran menggunakan media komik edukasi dapat memudahkan siswa memahami materi
5 Kejelasan kalimat dalam penjelasan, petunjuk dapat dipahami siswa 6 Penggunaan gambar, tokoh dan lainnya memudahkan siswa dalam
belajar
7 Pembelajaran menggunakan media komik edukasi membuat siswa lebih mandiri
8 Media komik edukasi cocok dipadukan dengan materi perbandingan 9 Media komik edukasi cocok sebagai media pembelajaran
23
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, diketahui bahwa butir penilaian angket respon siswa media masing–masing terdiri dari 5 butir. Kategori untuk masing-masing aspek yaitu “IYA”
dan “TIDAK”.
3.4.2.3 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati guru dan siswa dalam penggunaan media komik edukasi dalam proses pembelajaran. Kisi-kisi observasi dapat dilihat pada Tabel 3.4
berikut ini.
Tabel 3.4
Pedoman Observasi Guru dan Siswa
No Instrumen
1 Menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan SK,KD,Tujuan dan Indikator
2 Pempembelajaran dilakukan dengan menggunakan media yang dikembangkan
3 Siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
4 Melalui media komik edukasi konsep siswa terhadap materi diperkuat 5 Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dipelajari
6 Guru meminta mengerjakan soal evaluasi
7 Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan antusias 8 Guru memberikan umpan balik berupa pertanyaan
3.4.2.4 Tes Tulis
Skor nilai tes tertulis digunakan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran yang dikembangkan. Tes tertulis dilaksanakan pada saat preetest dan posttest. Tes tertulis pretest dan posttest disajikan dalam bentuk pilihan ganda. Kisi-kisi dari soal preetest dan
posttest dapat dilhat pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Preetest dan Posttest
Kompetensi Dasar Indikator
3.2 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
1. Mengenal perbandingan sebagai bentuk paling sederhana dari pecahan
24
3.5 Analisis Validasi Pakar, Angket Respons Guru dan Siswa Tabel 3.6
Pedoman Konversi Data Kuantitatif Skala 5 ke Data Kualitatif
Jumlah Skor Pernyataan Rerata Skor Klasifikasi Kinerja (n + 4i) < x ≤ (n +5i) 5 Sangat Baik
(n + 3i) < x ≤ (n +4i) 4 Baik
(n + 2i) < x ≤ (n +3i) 3 Cukup (n + i) < x ≤ (n +2i) 2 Kurang Baik
n ≤ x ≤ (n + i) 1 Tidak Baik
Nilai yang terdapat dalam kolom perhitungan tersebut dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
n = jumlah siswa x = nilai aktual
x = rata-rata skor i = kelas interval
= 1
5 (Nilai maksimal − Nilai minimal)
3.6 Analisis Perbedaan Hasil Pretest dan Posttest
Hasil pretest dan posttest diuji dengan Uji T sampel berpasangan (Paired Sample T-Test). Menurut Sugiyono (2010) pengujian hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan berarti