197
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018
PENGUKURAN KADAR MINERAL DAN LOGAM SERTA PENINJAUAN KELAYAKAN KONSUMSI AIR DARI JERAM TARAMPA, DESA PETIRO KABUPATEN POSO
Agung Rimayanto Gintu
Program Studi Magister Biologi, Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana
Email: 422017002@student.uksw.edu, agunggintu911@gmail.com
ABSTRAK
Air merupakan sumber daya alam dan kebutuhan yang penting bagi kebutuhan manusia. Air mengandung mineral dan logam yang berasal dari pelapukan dan pengikisan batuan di sekitar atau di dalam mata air. Pada penelitian ini dilakuka pengukuran kadar mineral dan logam yang terkandung dalam air dari jeram tarampa dan diperoleh kadar mineral fosfat (PO4) 0,11 mg/L; nitrat (NO3) 1,5 mg/L; nitrit (NO2) 0,004
mg/L; sulfat (SO4) 0 mg/L; sulfida (S
2-) 4 µg/L; klorida (Cl-) 0,01 mg/L; dan amonia (N-NH3) 0,00 mg/L. Dari
pengukuran kadar logam diperoleh besi (Fe) 0,01 mg/L; tembaga (Cu) 0,01 mg/L; mangan (Mn) 0,03 mg/L; dan krom (valensi 6) (Cr) 0,004 mg/L. Dari peninjauan kelayakan konsumsi air tarampa diperoleh total padatan tidak larut (TDS) 0,0 ppm; total padatan terlarut (TSS) 1 mg/L; kesadahan 116 mg/L; pH 6,5; suhu 25,7oC; kebutuhan oksigen biokimiawi (BOD) 0,1 mg/L; kebutuhan oksigen kimiawi (COD) 2 mg/L; dan total coli 0,0 mpn/100ml. Jika dibandingkan dengan standar nasional Indonesia (SNI) hasil penelitian berada dalam kisaran aman dan air tarampa layak untuk dikonsumsi dan dapat diklasifikasikan sebagai air kelas I yang diperuntukkan untuk diminum.
Kata Kunci: COD, BOD, TDS, TSS
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya dan kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia. Air dapat menunjang kehidupan karena merupakan komponen penting bagi reaksi – reaksi biokimiawi dalam tubuh makhluk hidup (Herlambang dan Nusa, 2005; Susantiningsih, 2007). Air juga dapat dijadikan sumber atau diubah menjadi energi untuk memenuhi kebutuhan manusia misalnya energi listrik yang dihasilkan oleh air, baik oleh air terjun, sungai berarus kencang, maupun oleh permukaan air laut dan danau (Pramudita, 2008; Susantiningsih, 2007). Selain energi listrik, tekanan yang dihasilkan oleh air dapat diubah menjadi energi mekanik seperti pada pompa hidrolik dan sistem lift hidrolik (Pramudita, 2008; Susantiningsih, 2007).
Saat ini pemerintah dan masyarakat bersama – sama melakukan upaya untuk melindungi sumber air, dan bahkan sekarang tujuan perlindungan sumber daya air tidak hanya untuk menjaga kuantitas air namun juga kualitas air. Salah satu upaya tersebut adalah reboisasi hutan yang di dalamnya terletak sumber air untuk melindungi ketersediaan air dalam tanah (Herlambang dan Nusa, 2005; Susantiningsih, 2007).
Air bersih adalah salah satu sumber daya berbasis air yang bermutu baik yang biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam aktivitas mereka sehari – hari. (Nugroho dan Setyo, 2013). Sumber air bersih dapat dibedakan menjadi: air laut, air atmosfir, air permukaan, air tanah dan mata air (Nugroho dan setyo, 2013; Susantiningsih, 2007).
Jeram tarampa terletak di desa petiro kecamatan pamona timur kabupaten poso, sulawesi tengah. Air dari jeram tarampa saat ini dikonsumsi oleh masyarakat di tiga desa yaitu desa petiro, desa taripa dan desa tiu. Jeram tarampa sendiri sudah dijadikan sumber mata air oleh masyarakat desa petiro sejak 102 tahun silam yaitu sejak kedatangan Zending (Lembaga Penginjilan Belanda) yang memindahkan pemukiman warga ke desa petiro yang sekarang (Komunikasi Pribadi, 2015). Pada perkembangan selanjutnya, jeram tarampa atau yang dalam bahasa poso disebut “wera
198
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018
2015). Reruntuhan kamar mandi dan rumah sakit zending tersebut masih ada hingga sekarang. Sejak tahun 2005, masyarakat desa taripa dan tiu juga sudah menjadikan jeram tarampa sebagai sumber air dengan mendirikan bak - bak penampungan air untuk kemudian di distribusikan langsung ke rumah – rumah penduduk di kedua desa (Komunikasi Pribadi, 2014).
Hutan sumber air jeram tarampa sediri hampir setiap tahun terbakar namun selalu dilakukan reboisasi dan perlindungan terhadap aliran – aliran mata air yang membentuk jeram tarampa, bahkan sejak tahun 2014 tiberlakukan aturan yang melarang aktivitas penebangan dan pembukaan lahan disekitar aliran air yang menuju jeram (Komunikasi Pribadi, 2014). Karena air jeram tarampa merupakan konsumsi umum dan di lokasi tarampa pernah berdiri rumah sakit maka timbul gagasan untuk meneliti apakah ada pengaruh keberadaan rumah sakit zending pada masa silam terhadap kualitas air jeram tarampa, gagasan ini didasarkan pada hipotesa bahwa limbah rumah sakit yang dibuang di aliran air umumnya terakumulasi di lingkungan sekitar aliran air dan limbah tersebut mengandung bahan berbahaya beracun (limbah B3).
Berdasarkan gagasan yang melatarbalakangi penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kandungan logam dan mineral serta melakukan peninjauan kelayakan konsumsi air dari jeram tarampa, desa petiro.
METODE PENELITIAN Pengukuran pH dan Suhu
Diambil 10ml air lalu diukur suhu dan pH menggunakan thermometer dan pH meter (PERMENPERIN No. 78 tahun 2016) dan digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding.
Pengukuran kadar COD
Metode pengukuran COD dengan Reflux Terbuka mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016, SNI 06-6989.15-2004 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kadar BOD
Metode pengukuran BOD mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016, SNI 6989-72:2009 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran TDS
Metode pengukuran TDS mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016, SNI 06-6989.27-2005 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran TSS
Metode pengukuran TSS mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016, SNI 06-6989.3-2004 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kesadahan
Metode pengukuran Kesadahan mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Total Coli
Metode pengukuran Total Coli mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran kadar Besi
199
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018
Pengukuran Kadar Mangan
Metode pengukuran kadar Mangan (Mn) mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran kadar Tembaga
Metode pengukuran kadar tembaga (Cu) mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kadar Krom
Metode pengukuran kadar Krom mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kadar Fosfat
Metode pengukuran kadar Fosfat mengacu pada Adams (1991) dan Effendi (2003). Digunakan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran kadar Sulfat
Metode pengukuran kadar sulfat mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kadar Sulfida
Metode pengukuran kadar Sulfida mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kadar Nitrat
Metode pengukuran kadar Nitrat mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kadar Nitrit
Metode pengukuran kadar Nitrit mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kadar Amonia
Metode pengukuran kadar Amonia mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
Pengukuran Kadar Klorida
Metode pengukuran kadar Klorida mengacu pada PERMENPERIN No. 78 tahun 2016 dan Adams (1991). Digunakan SNI 01-3553-2015 sebagai nilai baku mutu pembanding dan PP No.82/2001 sebagai acuan klasifikasi mutu air.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengukuran Kadar Mineral dan Logam
200
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kandungan Logam dan Mineral Air Jeram Tarampa Dibandingkan dengan Baku Mutu SNI Serta Klasifikasi Air Menurut PP No.82/2001
Kandungan Logam
Parameter Air
Tarampa
Baku Mutu SNI 01-3553-2015
Klasifikasi Air PP Republik Indonesia No 82/ 2001 (Air
Kelas I)
Besi (Fe) (mg/L) 0,01 Maks 0,1 0,3
Mangan (Mn) (mg/L) 0,03 Maks 0,5 0,1
Tembaga (Cu) (mg/L) 0,01 Maks 0,5 0,02
Krom (Cr) (mg/L) 0,004 Maks 0,05 0,05
Kandungan Mineral
Parameter Air
Tarampa
Baku Mutu SNI 01-3553-2015
Klasifikasi Air PP Republik Indonesia No 82/ 2001 (Air
Kelas I)
Fosfat (PO4) (mg/L) 0,11 - 0,2
Sulfat (SO4) (mg/L) 0 Maks 200 400
Sulfida (S2-) (µg/L) 4 - 0,002
Nitrat (NO3) (mg/L) 1,5 Maks 44 10
Nitrit (NO2) (mg/L) 0,004 Maks 0,1 0,06
Amonia (N-NH3) (mg/L) 0,00 Maks 0,15 0,5
Klorida (Cl-) (mg/L) 0,01 Maks 0,1 0,03
Hasil Peninjauan Kelayakan Konsumsi
Hasil peninjauan kelayakan konsumsi dibandingkan dengan baku mutu SNI ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Peninjauan Kelayakan Konsumsi Air Jeram Tarampa Dibandingkan dengan Baku Mutu SNI Serta Klasifikasi Air Menurut PP No.82/2001
Keadaan
Parameter Air Tarampa Baku Mutu SNI 01-3553-2015
Klasifikasi Air PP Republik Indonesia No 82/ 2001
(Air Kelas I)
Ph 6,5 6,0 - 8,5 6-9
Suhu (oC) 25,7 Suhu udara ± 3oC Deviasi 3
COD (mg/L) 2 25 10
201
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018
Keadaan
Parameter Air Tarampa Baku Mutu SNI 01-3553-2015
Klasifikasi Air PP Republik Indonesia No 82/ 2001
(Air Kelas I)
TDS (ppm) 0 Maks 500 1000
TSS (mg/L) 1 1.500 50
Kesadahan (mg/L) 116 500 -
Total Coli (MPN/100 ml)
0 TTD 100
Proses standarisasi kelayakan air bertujuan mengukur tingkat tetercemaran atau mendeteksi ada tidaknya faktor yang dapat menjadi indikasi pencemaran seperti buangan limbah berbahaya beracun (PERMEN-LH No. 68 Tahun 2016; PERMEN-LH No. 5 Tahun 2014; PERMENKES No. 43 Tahun 2014; Widiyanti dan Ristiati, 2004)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air tarampa masih berada dalam kisaran aman untuk dikonsumsi menurut kriteria SNI. Penelitian bertujuan menstandarisasi kelayakan air berdasarkan standar yang berlaku (PERMENKES No. 43 Tahun 2014). Pengukuran COD dan BOD bertujuan untuk mengukur kebutuhan oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi kimia dan biologis; untuk reaksi kimia misalnya reaksi dengan ion besi menghasilkan endapan, atau dapat juga mengoksidasi senyawa karbon yang terkandung dalam air. Untuk reaksi biologis, oksigen dalam air dibutuhkan untuk reaksi biokimiawi sel mikrobiologis. Pada penelitian ini dihasilkan Nilai COD yang kecil yaitu 2 mg/L (dibawah standar SNI; 25 mg/L) disebabkan oleh kadar mineral dan logam bebas dalam air jeram tarampa juga sangat sedikit sehingga hanya membutuhkan sedikit oksigen untuk proses oksidasi. Nilai BOD dari penelitian ini juga kecil yaitu 0,1 mg/L karena tidak adanya aktivitas coli yang terdeteksi sehingga kadar oksigen untuk reaksi sel sangat kecil. Dilatarbelakangi oleh sejarah (yang bukti fisiknya masih ada) bahwa di lokasi jeram tarampa pernah berdiri rumah sakit Zending (lembaga penginjilan belanda) maka berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelayakan konsumsi air tarampa tidak terpengaruh oleh adanya aktivitas rumah sakit di masa lalu dan sejauh yang terdeteksi, tidak terjadi akumulasi bahan kimia berbahaya beracun dari limbah rumah sakit tersebut. Selain dari sisi kesehatan, hasil penelitian ini juga memberikan indikasi bahwa program reboisasi dan perlindungan hutan oleh pemerintah setempat berhasil mempertahankan kualitas air hingga sekarang.
KESIMPULAN
202
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018
DAFTAR PUSTAKA
Adams, V D. (1991). Water and Wastewater Examination Manual. Michigan. Lewis Publisher. ISBN: 0-8737-199-8.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. pp 1-249, ISBN: 978-979-21-0613-8.
Herlambang, A; dan Nusa, I S. (2005). Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Sederhana Untuk Masyarakat Pedesaan. JAI Vol.1, No.2 2005.
Komunikasi Pribadi dengan Kepala Desa Petiro. (2014). Tentang Rencana Perlindungan Hutan Desa. Komunikasi Pribadi Dengan Sesepuh Desa Petiro. (2015). Sejarah Migrasi Masyarakat Desa Petiro
dari Pemukiman Lama.
Nugroho, W; dan Setyo, P. (2013). Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukai Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif. Jurnal Teknik WAKTU Vol.11, No.01 Januari 2013; ISSN: 1412-1867.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 78/M-Ind/Per/11/2016 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami, dan Air Minum Embun Secara Wajib.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Pramudita, I D. (2008). Energi di Dunia. Empat Pilar Pendidikan. pp 1-56. ISBN: 978-979-042-048-9. Susantiningsih. (2007). Serba Serbi Air. Empat Pilar Pendidikan. pp 1-46. ISBN: 979145133-8.
Widiyanti, Ni Luh P M; dan Ristiati. (2004). Analisis Kulaitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.3 No.1, April 2004: 64-73.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-6989.15-2004. Pengukuran COD (kebutuhan oksigen kimiawi / KOK).