• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Brand Association Terhdap Customer Responses pada Produk Pond’S di Carrefour Citra Garden Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Brand Association Terhdap Customer Responses pada Produk Pond’S di Carrefour Citra Garden Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), brand (merek) merupakan nilai utama pemasaran. Peran pemasaran akan semakin meningkat seiring dengan situasi persaingan yang semakin meningkat pula dan pada saat yang sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikan, brand bukan hanya sebagai sekedar identitas suatu produk dan sebagai pembeda dari produk pesaing saja, melainkan lebih dari itu, brand memiliki ikatan emosional istimewa yang tercipta antara konsumen dengan produsen. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama.

(2)

Tabel 1.1. Ukuran Pasar Industri Toiletris dan Kosmetik Tahun 2013 – 2014

Berdasarkan Tabel 1.1 industri toiletris dan kosmetik merupakan salah satu jenis industri yang mengalami pertumbuhan tiap tahunnya.Sektorindustri ini memiliki potensi pasar yang cukup besar untuk terbuka lebarnya celah – celah pasar bagi perusahaan yang ingin memasuki industri ini.

Diantara berbagai produk toiletris dan kosmetik yang ada, industri sabun pembersih wajah begitu pesat dan menjadi industri besar.Hal ini dikarenakan adanya pergeseran perilaku konsumen dimana pengguna produk sabun pembersih wajah bukan hanya untuk kebersihan tetapi juga sebagai kebutuhan yang sangat pentng untuk merawat dan mempercantik diri terutama bagi kaum wanita dengan semakin tingginya aktivitas yang dilakukannya.

(3)

kenyamanan saat beraktivitas.Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk produk – produk sabun kecantikan yang terbaik dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Prospek industri kecantikan memiliki peluang yang baik, karena setiap wanita remaja lebih memperhatikan penampilan fisik. Mengutip dari Badan Pusat Statistik, dua tahun lalu p0pulasi remaja di Indonesia berusia 15 – 30 tahun mencapai 28% dari

total penduduk (sekitar 60juta), dengan asumsi pertumbuhan 2,5 per tahun, kini jumlahnya diperkiran mencapai 65 juta. Tidak salah kalau segment ini merupakan kekuatan sekaligus pasar yang sangat besar (www.bps.com).Potensi ini tentunya diperhitungkan dan dimanfaatkan oleh perusahaan kecantikan untuk menawarkan keunggulan produknya.Sehingga peluang tersebut bisa dimanfaatkan dan menjadi keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Aktivitas yang semakin tinggi akan mendorong peningkatan konsumsi produk kecantikan demi menjaga kesehatan dan kebersihan wajah dan tubuh. Peluang yang dimiliki akan mendorong perusahaan untuk berkompetensi menjadi pemenang. Adapun beberapa perusahaan besar yang mampu bertahan dalam industri sabun pembersih wajah dapat dilihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2.

Perusahaan – perusahaan Produk Kecantikan diIndonesia

No Nama Perusahaan Merek

1 PT. Unilever Indonesia Pond’s dan Dove 2 PT. Kao Indonesia Biore

(4)

4 PT. Rembaka Papaya 5 PT. Johnson & Johnson Clean n Clear 6 PT. Beiesdorf Indonesia Nivea

Sumber : diolah dari berbagai sumber

Beberapa perusahaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti PT. Unilever, PT. Kao Indonesia, PT. Bina Karya Prima saling berkompetisi untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Masing – masing perusahaan tersebut saat ini tengah bersaing dan mengembangkan keunggulan produknya dalam mendominasi pasar persaingan yang hampirsama yaitu mengeluarkan berbagai jenis produk khususnya produk sabun pembersih wajah.

(5)

kesadaran merek hendaknya memberi suatu alasan untuk diperhentikan dan dikenang atau menjadi berbeda dan istimewa.

Kesadaran merek adalah kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk tertentu.Peran kesadaran merek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Oleh karena itu, pengingatan kembali merek menjadi penting, karena pada umumnya jika sebuah merek berada dalam ingatan konsumen, maka merek tersebut akan dipertimbangkan untuk dipilih dalam keputusan pembeliannya.

Brand (merek) sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengenalkan produk yang dihasilkannya. Dengan adanya brand (merek) maka akan mempermudah perusahaan untuk mengenalkan merek kepada konsumen. Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk memperkenalkan merek dan mengukur keberadaan merek di pasar dapat diketahui dengan brand equity (ekuitas merek). Dalam brand equity terdapat brand association yang merupakan pembentuk brand image dibenak seseorang terhadap suatu produk.

(6)

ekuitas merek (brand equity) yang kuat, konsumen yang memiliki persepsi akan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produk-produk lainnya.

Dapat diingatnya sebuah merek oleh konsumen juga didukung oleh asosiasi pada merek tersebut. Asosiasi merek yang dapat membentuk brand image menjadi dasar bagi konsumen dalam keputusan pembelian. Asosiasi merek dapat berupa manfaat, harga, dan atribut produk. Sebuah merek produk yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi konsumen (customer benefits), memiliki harga yang terjangkau, serta desain kemasan yang menarik perhatian dapat memberikan alasan bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.

Asosiasi merek (brand association) dicerminkan oleh asosiasi yang dibuat oleh konsumen terhadap sebuah merek tertentu. Asosiasi itu bisa berupa atribut produk, juru bicara seseorang, atau simbol tertentu. Asosiasi merek yang kuat dapat membantu pelanggan memproses dan menerima informasi, menjadi alasan untuk membeli, serta menciptakan sikap atau perasaan positif terhadap merek yang bersangkutan.

(7)

dihubungkan dengan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, harga pesaing, selebritis dan lain – lain yang nantinya akan mempengaruhi respon konsumen untuk memilih produk tertentu.

Respon memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, dimana respon terhadap merek sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau negatif. Respon positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu, dan sebaliknya respon negatif akan menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian. Respon konsumen akan terlihat dari beberapa hal yaitu adanya keinginan konsumen untuk membeli produk lain dari brand tersebut jika ada peluasan brand, konsumen mau untuk merekomendasikan pembelian produk, dan konsumen mau untuk membeli dengan harga tinggi dalam pembelian produk.Respon yang positif dapat dilihat jika suatu brand telah matang dan menjadi bagian dari gaya hidup konsumen karena memiliki resiko yang kecil.

(8)

PT. Unilever memiliki salah satu brand kecantikan yaitu Pond’s dalam kurun

2 tahun terakhir mengalami penurunan pangsa pasar. Penurunan pangsa pasar ini dapat dilihat dari tabel 1.3

Tabel 1.3.

Pangsa Merek (Brand Share) Produk kecantikan Tahun 2014

No Merek 2013 2014

1 Pond’s 35,9% 33,3%

2 Shinzu’i 33,7% 35.0%

3 Papaya 10,5% 7,2%

4 Dove 4,8% 9,3%

5 Biore 3% 5,7%

Sumber :SWA 18/XXIV/ 21 Agustus – 5 September 2013 SWA 19/XXIV/ 10 September – 14 Desember 2014

Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukkan pangsa pasar merek Pond’s tahun 2013

sebesar 35,9% tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 33,3%. Hal ini masih kalah dibandingkan dengan pesaingnya Shinzu’i yang pada tahun 2014

memiliki nilai sebesar 35,0%. Berdasarkan pangsa pasar merek produk kecantikan di atas maka erat kaitannya penguasaan merek tersebut berdampak pula pada jumlah pelanggan yang dimiliki oleh masing – masing produk kecantikan. Dengan rendahnya pangsa merek Pond’s bisa menunjukkan adanya gejala yang timbul dimana pelanggan Pond’s yang lama berpindah kepada merek pesaing sehingga hal ini menandakan

(9)

kategori produk yaitu, kategori pengendalian minyak diwajah, kategori pemutih kulit, dan kategori penghambat penuaan dini.Dari ketiga kategori tersebut Pond’s berusaha

untuk mendapatkan loyalitas pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian yang berjudul: “Pengaruh Brand Association Terhadap Customer Responds pada Produk Pond’s (Studi Kasus pada Carrefour Citra Garden Medan)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka Penulis mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel fungsi jaminan secara parsial berpengaruh terhadapcustomers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan ?

2. Apakah variabel fungsi identifikasi diri secara parsial berpengaruh terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan?

3. Apakah variabel fungsi identifikasi sosial secara parsial berpengaruh terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan?

4. Apakah variabel fungsi status sosial secara parsial berpengaruh terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan?

(10)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel fungsi jaminan secara terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel fungsi identifikasi diri secara parsial terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan 3. Untuk mengetahui pengaruh variabel fungsi identifikasi sosial secara parsial

berpengaruh terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan

4. Untuk mengetahui pengaruh variabel fungsi status sosial secara parsial terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan.

5. Untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Assosiation (fungsi jaminan, fungsi identifikasi diri, fungsi identifikasi social, dan fungsi status social) secara serentak terhadap variabel terikat yaitu customers respons pada konsumen produk POND di Carrefour Citra Garden Medan.

1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Peneliti ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori dan literature yang diperoleh dari bangku perkuliahan kemudian memperdalam pengetahuan di bidang manajemen pemasaran khususnya mengenai perilaku pembelian konsumen.

(11)

Sebagai kontribusi informasi dan pengetahuan bagi para pelaku bisnis yang bergerak di bidang kecantikan dan perawatan tubuh.

3. Bagi Peneliti Lanjutan

Gambar

Tabel 1.3.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya di MA NU Nurussalam Gebog Kudus sudah menerapakan strategi discovery learning & exposition learning dalam mata pelajaran Fiqih, strategi pembelajaran ini

Hasil penelitian yang menunjukan nilai ekonomi air total resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan hutan lindung TWA Deleng Lancuk di Desa Kuta Gugung dan Desa Sigarang

Praktek Kerja dan Tugas Akhir ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh dan disusun sebagai persyaratan kelulusan di Program Studi D3 Komputerisasi

Setelah 15 menit tindakan keperawata n ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya Kriteria: Ibu mampu mengatur pola nafas ketika meneran. Ibu mampu meneran dengan tepat dan

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

Dari hasil uji tersebut diketahui bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa ada perbedaan harga diri lansia setelah diberikan pengajian

Pada perlakuan dengan pelarut etanol kadar kapasitas antioksidan tertinggi pada sampel daun muda 452,85mg GAEAC/g bk berbeda nyata dengan sampel daun sembung yang

Data endapan protein pada Tabel 1 menunjukan bahwa kelompok yang diinduksi etilen glikol dan diberi ekstrak etanol daun alpukat (E100 dan E300) memiliki endapan protein yang