• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Association Terhdap Customer Responses pada Produk Pond’S di Carrefour Citra Garden Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Association Terhdap Customer Responses pada Produk Pond’S di Carrefour Citra Garden Medan"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BRAND ASSOCIATION TERHADAP CUSTOMER RESPONSES PADA PRODUK POND’SDI

CARREFOUR CITRA GARDEN MEDAN

OLEH

LIS SUNDARI 100502164

PROGRAM STUDI S-1 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH BRAND ASSOCIATION TERHADAP CUSTOMER RESPONSES

PADA PRODUK POND’S DI CARREFOUR CITRA GARDEN MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand

association terhadap customer responses pada produk pond’s di Carrefour citra

garden medan.

Data primer dikumupulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada pengguna pond’s di Carrefour Citra Garden Medan. Sampel pada penelitian ini sebanyak 101 sampel. Pengujian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand association secara serentak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Customer responses pada

produk pond’s di Carrefour citra garden medan.

Kemampuan variabel costumer responses dapat dijelaskan oleh varibel brand

association sebesar 47,9%, sedangkan sisanya 52,1% dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak diikut sertakan dalam peneltian ini.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND ASSOCIATION FOR CUSTOMER

RESPONSES OF POND’S PRODUCT IN CARREFOUR

OF CITRA GARDEN MEDAN

This study aims to identify and analyze the effece of brand association to costumer response of pond’s product in Carrefour of Citra Graden Medan.

Primary data were collected through a questionnaire distributed to the consumers of Pond’s product in Carrefour of Citra Garden Medan. The samples in this study is 101 samples. Hypothesis testing using multiple regression analysis.

The result showed that brand association have positive and significant impact to costumer responses of Pond’s product in Carrefour of Citra Garden Medan.

Variable ability of brand association to costumer responses of Pond’s product in Carrefour of Citra Garden Medan is at 47,9%, while the remaining 52,1% is

explained by the other factors that not included in sthis study.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas

limpahan berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Skipsi yang berjudul

“PENGARUH BRAND ASSOCIATION TERHADAP CUSTOMER RESPONSES

PADA PRODUK POND’S DI CARREFOUR CITRA GARDEN MEDAN”.

Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya, ayah saya Nurfendi dan ibu saya Muliati yang telah mendukung baik materil maupun non materil selama ini. Penulis juga telah banyak menerima nasehat, bimbingan, kritik, saran dan doa

selama penulisan ini dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr Azhar Maksum.SE selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera

Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia,S.E, M.E dan ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku ketua

dan sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Endang Sulitya Rini,S.E, M.Si dan ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si

selaku ketua dan sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

(5)

5. Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si selaku dosen pembaca yang bersedia

memberikan masukannya dan bimbingan dalam penulisan skripsi saya.

6. Seluruh Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada saya selama masa

perkuliahan dan staf administrasi yang telah membantu saya dalam

kepentingan administrasi.

7. Terima kasih kepada adik-adik saya Fitri Dwiana dan Rizky Agusetiawan.

8. Terima kasih kepada teman spesial saya Andhika Ramanda Perangin-angin,

SE, yang selalu menemani dan membantu saya dalam proses pengerjaan

penelitian ini.

9. Terima kasih kepada sahabat saya Bias, Cika, Ipit, Ipur, Raisa, dan

teman-teman seperjuangan semasa kuliah.

10.Terimakasih kepada koko cipit Arief Dharmawan

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada penulisan skripsi ini.

semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan orang-orang yang berkepentingan

terhadap skripsi ini.

Medan, Agustus 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek (Brand) ... 15

2.2.2 Nilai atau Manfaat Brand Assosiation ... 27

2.3 Strategi Merek ... 29

2.4 Customers Respons ... 31

2.4.1 Pelanggan ... 31

2.4.2 Tipe-Tipe Pelanggan ... 32

2.4.3 Mempertahankan Pelanggan ... 33

2.4.4 Pengertian Respon ... 35

2.4.5 Respon Konsumen... 37

2.5 Penelitian Terdahulu ... 38

2.6 Kerangka Konseptual ... 40

2.7 Hipotesis ... 42

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 43

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 43

3.3 Batasan Operational ... 43

3.4 Defenisi Operational ... 44

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 47

3.6 Polulasi dan Sampel ... 48

(7)

3.6.2 Sampel ... 48

3.7 Jenis Data ... 50

3.8 Metode Pengumpulan Data... 50

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 51

3.10 Teknik Analisis Data ... 52

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 52

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 52

3.10.3 Metode Analisis Regresi Berganda ... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas dan Realibilitas ... 56

4.1.1 Uji Validitas ... 56

4.1.2 Uji Realibilitas ... 59

4.2 Deskripsi Responden ... 60

4.3 Deskripsi Jawaban Reponden ... 63

4.4 Uji Asumsi Klasik... 66

4.4.1 Uji Normalitas ... 66

4.4.2 Uji Heterokedastisitas ... 67

4.4.3 Uji Multikolonieritas ... 68

4.5 Analisis Regresi Berganda ... 69

4.5.1 Uji Serempak (Uji F) ... 71

4.5.2 Uji Parsial (Uji t) ... 72

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(8)

DAFTAR TABEL

1.1 Ukuran Pasar Industri Toiletris dan Kosmetik ... 2

1.2 Perusahaan-Perusahaan Produk Kecantikan Indonesia ... 3

1.3 Pangsa Merek Produk Kecantikan Tahun 2014 ... 7

3.1 Tabel Operational Variabel ... 46

3.2 Instrumen Skala Likert ... 48

4.1 Validitas I... 57

4.2 Validitas II ... 58

4.3 Realibility ... 60

4.4 Jenis Kelamin ... 60

4.5 Usia ... 60

4.6 Pekerjaan ... 61

4.7 Lama pemakaian ... 62

4.8 Deskripsi Jawaban ... 63

4.9 Kolonieritas ... 69

4.10 Coefficient ... 70

4.11 Annova ... 72

4.12 Coeffisients ... 73

(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Konseptual ... 42

4.1 Uji Normalitas ... 66

4.2 Uji Linearitas ... 67

(10)

ABSTRAK

PENGARUH BRAND ASSOCIATION TERHADAP CUSTOMER RESPONSES

PADA PRODUK POND’S DI CARREFOUR CITRA GARDEN MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand

association terhadap customer responses pada produk pond’s di Carrefour citra

garden medan.

Data primer dikumupulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada pengguna pond’s di Carrefour Citra Garden Medan. Sampel pada penelitian ini sebanyak 101 sampel. Pengujian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand association secara serentak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Customer responses pada

produk pond’s di Carrefour citra garden medan.

Kemampuan variabel costumer responses dapat dijelaskan oleh varibel brand

association sebesar 47,9%, sedangkan sisanya 52,1% dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak diikut sertakan dalam peneltian ini.

(11)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND ASSOCIATION FOR CUSTOMER

RESPONSES OF POND’S PRODUCT IN CARREFOUR

OF CITRA GARDEN MEDAN

This study aims to identify and analyze the effece of brand association to costumer response of pond’s product in Carrefour of Citra Graden Medan.

Primary data were collected through a questionnaire distributed to the consumers of Pond’s product in Carrefour of Citra Garden Medan. The samples in this study is 101 samples. Hypothesis testing using multiple regression analysis.

The result showed that brand association have positive and significant impact to costumer responses of Pond’s product in Carrefour of Citra Garden Medan.

Variable ability of brand association to costumer responses of Pond’s product in Carrefour of Citra Garden Medan is at 47,9%, while the remaining 52,1% is

explained by the other factors that not included in sthis study.

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin

meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), brand

(merek) merupakan nilai utama pemasaran. Peran pemasaran akan semakin

meningkat seiring dengan situasi persaingan yang semakin meningkat pula dan pada

saat yang sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikan, brand bukan

hanya sebagai sekedar identitas suatu produk dan sebagai pembeda dari produk

pesaing saja, melainkan lebih dari itu, brand memiliki ikatan emosional istimewa

yang tercipta antara konsumen dengan produsen. Pesaing bisa saja menawarkan

produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang

sama.

Situasi seperti ini menyebabkan industri berusaha untuk lebih kreatif dan

inovatif dalam mengembangkan produknya.Persaingan yang semakin dinamis dalam

dunia bisnis terjadi pada seluruh industi baik barang maupun jasa termasuk

didalamnya industry toiletries dan kosmetik.Industry toiletries dan kosmetik dituntut

untuk dapat menyesuaikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari

konsumen.Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ukuran pasar tahun 2013 sampai

(13)

Tabel 1.1. Ukuran Pasar Industri Toiletris dan Kosmetik Tahun 2013 – 2014

No Sektor

Nominal Pertumbuhan

(%)

2013 2014 2013 2014

1

Toiletrisdan Kosmetik

16,872,4 19,165,6 10,7 13,6 Rp (Miliar)

Sumber :www.swa.co.iddiolah

Berdasarkan Tabel 1.1 industri toiletris dan kosmetik merupakan salah satu

jenis industri yang mengalami pertumbuhan tiap tahunnya.Sektorindustri ini memiliki

potensi pasar yang cukup besar untuk terbuka lebarnya celah – celah pasar bagi

perusahaan yang ingin memasuki industri ini.

Diantara berbagai produk toiletris dan kosmetik yang ada, industri sabun

pembersih wajah begitu pesat dan menjadi industri besar.Hal ini dikarenakan adanya

pergeseran perilaku konsumen dimana pengguna produk sabun pembersih wajah

bukan hanya untuk kebersihan tetapi juga sebagai kebutuhan yang sangat pentng

untuk merawat dan mempercantik diri terutama bagi kaum wanita dengan semakin

tingginya aktivitas yang dilakukannya.

Wanita saat ini cenderung melakukan perawatan diri dengan menggunakan

produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.Perawatan diri

(14)

kenyamanan saat beraktivitas.Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk

produk – produk sabun kecantikan yang terbaik dan memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen.

Prospek industri kecantikan memiliki peluang yang baik, karena setiap wanita

remaja lebih memperhatikan penampilan fisik. Mengutip dari Badan Pusat Statistik,

dua tahun lalu p0pulasi remaja di Indonesia berusia 15 – 30 tahun mencapai 28% dari

total penduduk (sekitar 60juta), dengan asumsi pertumbuhan 2,5 per tahun, kini

jumlahnya diperkiran mencapai 65 juta. Tidak salah kalau segment ini merupakan

kekuatan sekaligus pasar yang sangat besar (www.bps.com).Potensi ini tentunya

diperhitungkan dan dimanfaatkan oleh perusahaan kecantikan untuk menawarkan

keunggulan produknya.Sehingga peluang tersebut bisa dimanfaatkan dan menjadi

keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Aktivitas yang semakin tinggi akan mendorong peningkatan konsumsi produk

kecantikan demi menjaga kesehatan dan kebersihan wajah dan tubuh. Peluang yang

dimiliki akan mendorong perusahaan untuk berkompetensi menjadi pemenang.

Adapun beberapa perusahaan besar yang mampu bertahan dalam industri sabun

pembersih wajah dapat dilihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2.

Perusahaan – perusahaan Produk Kecantikan diIndonesia

No Nama Perusahaan Merek

1 PT. Unilever Indonesia Pond’s dan Dove

2 PT. Kao Indonesia Biore

(15)

4 PT. Rembaka Papaya

5 PT. Johnson & Johnson Clean n Clear

6 PT. Beiesdorf Indonesia Nivea

Sumber : diolah dari berbagai sumber

Beberapa perusahaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti PT.

Unilever, PT. Kao Indonesia, PT. Bina Karya Prima saling berkompetisi untuk

mendapatkan simpati dari masyarakat. Masing – masing perusahaan tersebut saat ini

tengah bersaing dan mengembangkan keunggulan produknya dalam mendominasi

pasar persaingan yang hampirsama yaitu mengeluarkan berbagai jenis produk

khususnya produk sabun pembersih wajah.

Masing – masing merek produk kecantikan tersebut saat ini tengah bersaing

dan mengembangkan keunggulan produknya untuk mendominasi pangsa pasar.Dalam

mempertahankan pelanggan suatu produktidak lagi terbatas pada atribut fungsional

produk seperti keguanaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang

mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya sehingga menciptakan sebuah

kesadaran akan merek dan menimbulkan kepuasan pelanggan. Kesadaran

menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi

penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam

ekuitas merek.Dalam meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan

maupun dalam pengingatan kembali, melibatkan dua tugas, yaitu mendapatkan

(16)

kesadaran merek hendaknya memberi suatu alasan untuk diperhentikan dan dikenang

atau menjadi berbeda dan istimewa.

Kesadaran merek adalah kemampuan dari pelanggan potensial untuk

mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk

tertentu.Peran kesadaran merek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana

kesadaran merek menciptakan suatu nilai yang dapat mempengaruhi konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian. Oleh karena itu, pengingatan kembali merek

menjadi penting, karena pada umumnya jika sebuah merek berada dalam ingatan

konsumen, maka merek tersebut akan dipertimbangkan untuk dipilih dalam

keputusan pembeliannya.

Brand (merek) sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengenalkan produk

yang dihasilkannya. Dengan adanya brand (merek) maka akan mempermudah

perusahaan untuk mengenalkan merek kepada konsumen. Salah satu cara yang

digunakan perusahaan untuk memperkenalkan merek dan mengukur keberadaan

merek di pasar dapat diketahui dengan brand equity (ekuitas merek). Dalam brand

equity terdapat brand association yang merupakan pembentuk brand image dibenak

seseorang terhadap suatu produk.

Merek (brand) akan menjadi sumber daya saing yang bisa berlangsung lama

dan bisa menjadi penghasil arus kas bagi perusahaan dalam jangka panjang (Janita,

2005:15). Produk yang memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi

(17)

ekuitas merek (brand equity) yang kuat, konsumen yang memiliki persepsi akan

mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari

produk-produk lainnya.

Dapat diingatnya sebuah merek oleh konsumen juga didukung oleh asosiasi

pada merek tersebut. Asosiasi merek yang dapat membentuk brand image menjadi

dasar bagi konsumen dalam keputusan pembelian. Asosiasi merek dapat berupa

manfaat, harga, dan atribut produk. Sebuah merek produk yang dapat memberikan

manfaat yang besar bagi konsumen (customer benefits), memiliki harga yang

terjangkau, serta desain kemasan yang menarik perhatian dapat memberikan alasan

bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.

Asosiasi merek (brand association) dicerminkan oleh asosiasi yang dibuat

oleh konsumen terhadap sebuah merek tertentu. Asosiasi itu bisa berupa atribut

produk, juru bicara seseorang, atau simbol tertentu. Asosiasi merek yang kuat dapat

membantu pelanggan memproses dan menerima informasi, menjadi alasan untuk

membeli, serta menciptakan sikap atau perasaan positif terhadap merek yang

bersangkutan.

Asosiasi merk akan dilihat dari segi jaminan dalam penggunaan suatu produk

atau disebut dengan fungsi garansi, menggambarkan karakter pribadi terhadap

pemakaian suatu produk atau disebut dengan fungsi identifikasi pribadi,

menggambarkan fungsi social serta menggambrkan status social seseorang dalam

(18)

dihubungkan dengan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam

kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, harga pesaing, selebritis dan lain –

lain yang nantinya akan mempengaruhi respon konsumen untuk memilih produk

tertentu.

Respon memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, dimana

respon terhadap merek sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau

negatif. Respon positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen

melakukan pembelian terhadap merek itu, dan sebaliknya respon negatif akan

menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian. Respon konsumen akan terlihat

dari beberapa hal yaitu adanya keinginan konsumen untuk membeli produk lain dari

brand tersebut jika ada peluasan brand, konsumen mau untuk merekomendasikan

pembelian produk, dan konsumen mau untuk membeli dengan harga tinggi dalam

pembelian produk.Respon yang positif dapat dilihat jika suatu brand telah matang dan

menjadi bagian dari gaya hidup konsumen karena memiliki resiko yang kecil.

Konsumen yang tidak puas akan suatu produk akan memberikan responnya

dalam tiga kategori yaitu respon suara, misalnya minta ganti rugi dari pejual,

selanjutnya respon pribadi, misalnya komunikasi lisan yang negatif kepada orang lain

mengenai kekurangan produk tersebut dan yang terakhir respon pihak ke tiga,

(19)

PT. Unilever memiliki salah satu brand kecantikan yaitu Pond’s dalam kurun

2 tahun terakhir mengalami penurunan pangsa pasar. Penurunan pangsa pasar ini

dapat dilihat dari tabel 1.3

Tabel 1.3.

Pangsa Merek (Brand Share) Produk kecantikan Tahun 2014

No Merek 2013 2014

1 Pond’s 35,9% 33,3%

2 Shinzu’i 33,7% 35.0%

3 Papaya 10,5% 7,2%

4 Dove 4,8% 9,3%

5 Biore 3% 5,7%

Sumber :SWA 18/XXIV/ 21 Agustus – 5 September 2013 SWA 19/XXIV/ 10 September – 14 Desember 2014

Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukkan pangsa pasar merek Pond’s tahun 2013

sebesar 35,9% tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 33,3%. Hal ini

masih kalah dibandingkan dengan pesaingnya Shinzu’i yang pada tahun 2014

memiliki nilai sebesar 35,0%. Berdasarkan pangsa pasar merek produk kecantikan di

atas maka erat kaitannya penguasaan merek tersebut berdampak pula pada jumlah

pelanggan yang dimiliki oleh masing – masing produk kecantikan. Dengan rendahnya

pangsa merek Pond’s bisa menunjukkan adanya gejala yang timbul dimana pelanggan

Pond’s yang lama berpindah kepada merek pesaing sehingga hal ini menandakan

(20)

kategori produk yaitu, kategori pengendalian minyak diwajah, kategori pemutih kulit,

dan kategori penghambat penuaan dini.Dari ketiga kategori tersebut Pond’s berusaha

untuk mendapatkan loyalitas pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian

yang berjudul: “Pengaruh Brand Association Terhadap Customer Responds pada

Produk Pond’s (Studi Kasus pada Carrefour Citra Garden Medan)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka Penulis mengambil perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel fungsi jaminan secara parsial berpengaruh terhadapcustomers

respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan ?

2. Apakah variabel fungsi identifikasi diri secara parsial berpengaruh terhadap

customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan?

3. Apakah variabel fungsi identifikasi sosial secara parsial berpengaruh terhadap

customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan?

4. Apakah variabel fungsi status sosial secara parsial berpengaruh terhadap

customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan?

5. Apakah Variabel Brand Assosiation (fungsi jaminan, fungsi identifikasi diri,

fungsi identifikasi social, dan fungsi status social) secara serentak berpengaruh

terhadap variabel terikat yaitu customers respons pada konsumen produk POND di

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel fungsi jaminan secara terhadap customers

respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel fungsi identifikasi diri secara parsial

terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan

3. Untuk mengetahui pengaruh variabel fungsi identifikasi sosial secara parsial

berpengaruh terhadap customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden

Medan

4. Untuk mengetahui pengaruh variabel fungsi status sosial secara parsial terhadap

customers respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan.

5. Untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Assosiation (fungsi jaminan, fungsi

identifikasi diri, fungsi identifikasi social, dan fungsi status social) secara serentak

terhadap variabel terikat yaitu customers respons pada konsumen produk POND di

Carrefour Citra Garden Medan.

1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Peneliti ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori dan

literature yang diperoleh dari bangku perkuliahan kemudian memperdalam

pengetahuan di bidang manajemen pemasaran khususnya mengenai perilaku

pembelian konsumen.

(22)

Sebagai kontribusi informasi dan pengetahuan bagi para pelaku bisnis yang

bergerak di bidang kecantikan dan perawatan tubuh.

3. Bagi Peneliti Lanjutan

Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Merek (Brand)

2.1.1 Pengertian Merek (Brand)

Menurut UU merek No. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, “Merek adalah tanda

yang berupa gambar, nama, kata, huruf – huruf, angka – angka, susunan warna, atau

kombinasi dari unsure – unsure tersebut yang memiliki daya pembeda dengan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Defenisi ini memiliki

kesamaan dengan defenisi versi American Marketing Association yang menekankan

peranan merek sebagai indentifier dan differentiator. Kedua defenisi tersebut

menjelaskan secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama logo, atau symbol

baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek (Tjiptono,

2005:2).

Menurut Rangkuti (2002:2), merek dapat juga dibagi dalam pengertian

lainnya, seperti:

1. Brand Name (nama merek) yang merupakan bagian dari yang dapat diucapkan.

2. Brand Mark (tanda merek) yang merupakan sebagian dari merek yang dapat

dikenali namun tidak dapat diucapkan. Seperti lambing, desain huruf atau warna

khusus.

3. Trade Mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau sebagian merek

(24)

istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk

menggunakan nama merek (tanda merek).

4. Copyright (hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang

– undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya music

atau karya seni.

Menurut Keller (dalam Tjiptono, 2005:19) “Merek adalah produk yang

mampu memberikan dimensi tambahan yang secara unik membedakannya dari

produk – produk lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan serupa”.Merek

menjadi tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu produk atau jasa. Dalam

Durianto, dkk (2001:69) disebutkan bahwa merek lebih dari sekedar jaminan kualitas

kerena di dalamnya tercakup enam pengertian sebagai berikut :

1. Atribut, yaitu suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu

seperti kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.

2. Manfaat, dimana atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional

dan emosional. Meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen

sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.

3. Nilai, yaitu suatu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai. Merek juga

menyatakan nilai nilai produsennya. Contohnya, Marcedes berarti kinerja tinggi,

keamanan, prestice, dan sebagainya.

4. Produsennya.

(25)

6. Kepribadian. Suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.

7. Pemakai, yaitu suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan suatu produk.

Lamb (2001:423) mengungkapkan bahwa ciri-ciri dari nama merek yang

efektif yaitu :

1. Mudah untuk diucapkan

2. Mudah untuk dikenali

3. Mudah untuk diingat

4. Pendek/singkat

5. Berbeda/unik

6. Menggambarkan produk

7. Menggambarkan penggunaan dari produk

8. Menggambarkan manfaat dari produk

9. Mempunyai konotasi yang positif

10.Memperkuat citra produk yang diinginkan

Whitwell (dalam Tjiptono, 2005:22) menerangkan pemahaman tentang peran

strategik merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama merek, karena

masing-masing tipe memiliki citra merek yang berbeda, yaitu :

1. Atribut Brands

Atribut brands yaitu merek yang memiliki citra yang mampu

(26)

Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk memiliki kualitas dan fitur secara

objektif, sehingga mereka cenderung memilih merek yang dipersepsikan sesuai

dengan kualitasnya.

2. Aspirational Brands

Merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang membeli. Citra

tersebut lebih mencerminkan gaya hidup kelompok orang yang menggunakannya.

Dalam hal ini status, pengakuan sosial dan identitas jauh lebih dari pada sekedar

nilai fungsional produk.

3. Experience Brands

Merek-merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi bersama (shared

associations and emotions). Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi.

Kesuksesan sebuah experience brands ditentukan oleh kemampuan merek dalam

mengekspresikan individualitas dan pertumbuhan personal.

2.1.2 Tujuan Merek

Tjiptono dan Diana (2000:39) menyatakan bahwa penggunaan merek

memiliki berbagai macam tujuan, yaitu:

1. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing,

sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang.

2. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan

(27)

3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas,

serta citra prestise tertentu kepada konsumen.

4. Mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan membangun merek

yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak eksklusif berdasarkan hak

cipta/paten, maka perusahaan dapat meraih dan mempertahankan loyalitas

konsumen.

2.1.3 Manfaat Merek

Merek dapat bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen, maupun

public(Simamora, 2001:62), sebagai berikut:

1. Bagi pembeli, manfaat merek adalah:

a. Sesuatu kepada pembeli tentang mutu

b. Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang bermanfaat

bagimereka.

2. Bagi penjual, manfaat merek adalah:

a. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah

yangtimbul.

b. Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk.

c. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia

danmenguntungkan.

d. Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

(28)

a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih

konsisten.

b. Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan

informasitentang produk dan dimana membelinya.

c. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong

untukmenciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh

pesaing.

Menurut Temporal dan Lee (2002:44), alasan merek merupakan hal

yangpenting bagi konsumen adalah dikarenakan:

1. Merek memberikan pilihan

Manusia menyenangi pilihan dan merek memberi mereka kebebasan

untukmemilih.Sejalan dengan semakin terbagi-baginya pasar, perusahaan

melihatpentingnya memberi pilihan yang berbeda kepada segmen konsumen

yangberbeda.Merek dapat memberikan pilihan, memungkinkan konsumen

untukmembedakan berbagai macam tawaran perusahaan.

2. Merek memudahkan keputusan

Merek membuat keputusan untuk membeli menjadi lebih

mudah.Konsumenmungkin tidak tahu banyak mengenai suatu produk yang

membuatnya tertarik,tetapi merek dapat membuatnya lebih mudah untuk

memilih.Merek yang terkenal lebih menarik banyak perhatian dibanding yang

(29)

3. Merek memberi jaminan kualitas

Para konsumen akan memilih produk dan jasa yang berkualitas dimana pun

dankapan pun mereka mampu. Sekali mereka mencoba suatu merek, secara

otomatismereka akan menyamakan pengalaman ini dengan tingkat kualitas

tertentu.Pengalaman yang menyenangkan akan menghasilkan ingatan yang baik

terhadapmerek tersebut.

4. Merek memberikan pencegahan resiko

Sebagian besar konsumen menolak resiko. Mereka tidak akan membeli

suatuproduk, jika ragu terhadap hasilnya. Pengalaman terhadap suatu merek,

jikapositif, memberi keyakinan serta kenyamanan untuk membeli sekalipun

mahal.Merek membangun kepercayaan, dan merek yang besar benar-benar

dapatdipercaya.

5. Merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri

Merek menghasilkan kesempatan pada konsumen untuk mengekspresikan

diridalam berbagai cara. Merek dapat membantu konsumen untuk

mengekspresikankebutuhan sosial-psikologi.

2.2Brand Association (Asosiasi Merek)

Asosiasi merek adalah sesuatu yang berhubungan dengan ingatan pada merek

dan memuat arti penting suatu merek bagi konsumen baik secara langsung maupun

(30)

produk, selebriti, gaya hidup dan perasaan, kelas produk atau simbol serta atribut

produk, manfaat, harga, pesaing, abstrak dan lokasi geografis..

Menurut (Rio et al 2001 : 411).pengertian asosiasi merek adalah

simpulinformasi yang berhubungan dengan pengertian sebuah merek dalam ingatan

atau benak konsumen.Asosiasi merek merupakan sesuatu yang menghubungkan

konsumen dengan merek, termasuk di dalamnya penggunaan perbandingan, atribut

produk, pemanfaatan situasi, asosiasi organisasional, personalitas merek dan

simbol-simbol.Asosiasi mempunyai tingkatan kekuatan, yang dapat menciptakan citra merek

dan menjadi dasar untuk keputusan pembelian dan loyalitas merek. Asosiasi sangat

penting untuk memahami efektifitas media, sebagai ingatan pesan merek, serta

berfungsi untuk menetapkan hubungan unsur-unsur kegiatan dan merek yang

berbeda. Asosiasi merek juga berkaitan dengan keunggulan merek, perluasan yang

berhubungan dengan perpindahan identitas atau citra melalui kelompok merek, dan

atau asosiasi institusional yang mendukung secara positif/negatif untuk mengartikan

merek atau nilai. Asosiasi merek juga merupakan aset yang dapat meningkatkan nilai,

dan sebagai dasar penting untuk melakukan pembedaan, keunggulan kompetitif,

mempengaruhi keputusan pembelian, mendorong perasaan dan sikap positif dan

peningkatan pembelian.

Keberhasilan program pemasaran merupakan refleksi kreatifitas asosiasi

merek yang disukai, konsumen mempercayai suatu merek mempunyai atribut dan

(31)

berfungsi sebagai pemrosesan informasi dari pesan yang diterima, baik dalam jumlah

dan kualitas. Sedangkan keunikan asosiasi merek berkaitan dengan komunikasi yang

secara eksplisit dapat dibandingkan dengan pesaing atau hal penting yang implisit

tanpa penyebutan referensi persaingan.

Asosiasi merek dapat menciptakan citra merek berdasarkan pada tipe,

kebaikan, kekuatan dan keunikannya. Tipe asosiasi merek dapat berasal dari atribut,

manfaat dan sikap terhadap merek. Atribut terdiri dari atribut produk dan atribut non

produk, seperti harga, pemakai dan situasi penggunaan, personalitas merek serta

perasaan dan pengalaman. Sedangkan manfaat merek berasal dari fungsi, pengalaman

penggunaan, dan simbol merek.

Kebaikan merek berhubungan dengan hirarki kebutuhan Maslow, yaitu

kebutuhan fisik, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Kekuatan merek

berupa tingkatan tipe asosiasi merek yang menentukan konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian maupun untuk menginformasikan kepada orang lain.

Sedangkan keunikan berkaitan dengan sesuatu perbedaan yang dimiliki oleh suatu

merek dibandingkan dengan merek lain atau katagori produk lain. Dari paparan di

atas dapat dinyatakan bahwa asosiasi merek berguna bagi konsumen, manajer

perusahaan maupun pihak lain. Bagi konsumen, asosiasi merek dapat membantu

proses, mengorganisir, dan mendapatkan kembali informasi dalam ingatan dan untuk

(32)

Konsumen dapat mengembangkan keragaman asosiasi nama merek dan

kemudian mengelompokkan dalam co-branding produk, memproses informasi,

membedakan merek, membantu pilihan pembelian yang rasional, menciptakan sikap

dan perasaanpositif, serta memberikan dasar menciptakan rasa kesesuaian antara

nama merek dan produk baru.Bagi manajer, asosiasi merek dibutuhkan untuk

mendefinisikan strategi merek secara optimal, desain komunikasi yang efektif dan

untuk memahami lingkungan persaingannya. Pemasar juga bisa menggunakan

asosiasi merek untuk membedakan dalam memposisikan dan memperluas merek,

menciptakan sikap dan perasaan positif terhadap merek, mengesankan atribut dan

manfaat pembelian atau penggunaan merek secara khusus. Perbedaan asosiasi dari

konsumen akan konsisten dengan indikator ekuitas ekternal dan memberikan

pengetahuan kekuatan dan kelemahan setiap merek, sehingga dapat digunakan untuk

penguatan merek. Di samping itu, asosiasi merek produk juga berguna membantu

seseorang memahami positioning produk dan mengenal potensi pemanfaatan situasi

pembelian.

Asosiasi adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah

merek dan asosiasi tidak hanya eksis namun juga mempunyai suatu tingkatan

kekuatan. Kaitan pada merek akan lebih kuat jika dilandasi pada pengalaman untuk

mengkomunikasikannya. Juga akan lebih kuat apabila kaitan tersebut didukung

dengan suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Sebuah merek adalah seperangkat

(33)

2.2.1 Tipe Asosiasi

Aakermengemukakan adanya 11 tipe asosiasi (dalam Simamora,2003:65), yaitu:

1. Atribut produk

Atribut produk yang paling banyak digunakan dalam strategi positioning adalah

mengasosiasikan suatu obyek dengan salah satu atau beberapa atribut atau

karakteristik produk yang bermakna dan saling mendukung, sehingga asosiasi

bisa secara langsung diterjemahkan dalam alasan untuk pembelian suatu produk.

2. Atribut tak berwujud

Penggunaan atribut tak berwujud, seperti kualitas keseluruhan, kepemimpinan,

teknologi, inovasi, atau kesehatan ada kalanya bisa lebih bertahan.Tetapi

pengembangan asosiasi ini bisa berbahaya dan memungkinkan mendapatkan

suatu tingkat asosiasi produk yang berada diluar kontrol perusahaan.

3. Manfaat bagi pelanggan

Biasanya terdapat hubungan antara atribut produk dan manfaat bagi pelanggan.

Terdapat dua manfaat bagi pelanggan, yaitu:

a. Manfaat rasional, adalah manfaat yang berkaitan erat dengan suatu atribut dan

bisa menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional.

b. Manfaat pskologis, seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam

pembentukan sikap adalah manfaat yang berkaitan dengan perasaan yang

timbul ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.

(34)

Pada umumnya merek hanya perlu berada di satu harga tertentu agar dapat

memposisikan diri dengan jelas dan berjauhan dengan merek-merek lain pada

tingkat harga yang sama. Untuk menjadi bagian dari segmen utama (premium

sement), sebuah merek harus menawarkan suatu aspek yang dipercaya unggul

dalam kualitas, atau sungguh-sungguh dapat memberikan jaminan harga

optimum.

5. Penggunaan/Aplikasi

Produk dapat mempunyai beberapa strategi positioning, walaupun hal ini

mengundang sejumlah kesulitan.Suatu strategi positioning lewat penggunaan

(positioning by use strategy) mewakili posisi kedua atau ketiga untuk merek

tersebut, suatu posisi yang dengan sengaja berusaha meluaskan pasar atas merek

tersebut.

6. Pengguna/Pelanggan

Strategi posisioning pengguna (user positioning strategy), yaitu mengasosiasikan

sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan, sangat efektif karena

bisa memadukan antara strategi posisioning dengan strategi segmentasi.

Mengidentifikasikan sebuah merek dengan segmen yang ditargetkan seringkali

menjadi cara yang tepat untuk memikat segmen tersebut. Problem dari asosiasi

yang kuat terutama asosiasi penggunaan dapat membatasi kesanggupan sebuah

merek untuk memperluas pasarnya.

(35)

Mengaitkan seseorang yang terkenal dengan sebuah merek bisa mentransferkan

asosiasi-asosiasi ini ke merek tersebut. Dengan mengaitkanantara merek produk

dan orang terkenal yang sesuai dengan produk tersebut akan memudahkan merek

tersebut mendapat kepercayaan dari pelanggan.

8. Gaya hidup/kepribadian

Sebuah merek bisa diilhami oleh para pelanggan dengan aneka kepribadian dan

karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

9. Kelas produk

Beberapa produk perlu membuat keputusan positioning yang menentukan dan

melibatkan asosiasi-asosiasi kelas produk.

10.Kompetitor

Kompetitor bisa menjadi aspek dominan dalam strategi positioning, karena:

a. Kompetitor mungkin mempunyai suatu pencitraan yang jelas, sangat

mengkristal, dan telah dikembangkan selama bertahun-tahun sehingga dapat

digunakan sebagai jembatan untuk membantu mengkomunikasikan pencitraan

dalam bentuk lain berdasarkan acuan tersebut.

b. Terkadang tidak penting seberapa bagus pelanggan beranggapan atau berpikir

tentang anda, yang lebih penting adalah mereka percaya bahwa anda lebih

baik atau sama bagusnya dengan seorang kompetitor tertentu.

(36)

Sebuah negara bisa menjadi simbol yang kuat, asalkan negara itu mempunyai

hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan.Asosiasi negara bisa

menjadi kompleks dan penting apabila negara berusaha mengembangkan strategi

global.

2.2.2 Nilai Atau Manfaat Brand Association

Menurut Simamora (2001:82), asosiasi merek yang menciptakan nilai bagi

perusahaan dan para pelanggannya juga dapat digunakan untuk :

1. Membantu memproses/menyusun informasi

Asosiasi-asosiasi dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan

spesifikasi yang mungkin sulit diproses dan diakses para pelanggan.Sebuah

asosiasi bisa menciptakan informasi padat bagi pelanggan dan bisa

mempengaruhi pengingatan kembali atas informasi tersebut, terutama saat

mengambil keputusan.Asosiasi juga bisa mempengaruhi interpretasi mengenai

fakta-fakta.

2. Membedakan/memposisikan merek

Suatu asosiasi bisa memberikan landasan yang penting bagi usaha untuk

membedakan dan memisahkan suatu merek dengan merek yang lain.

Asosiasi-asosiasi pembeda bisa menjadi keuntungan kompetitif yang penting. Jika sebuah

(37)

kompetitor) untuk suatu atribut utama dalam kelas produk tertetu atau untuk suatu

aplikasi tertentu, para kompetitor akan kesulitan untuk menyerang.

3. Membangkitakan alasan untuk membeli

Banyak asosiasi merek, membutuhkan berbagai atribut produk atau manfaat

pelanggan (customer benefits) yang bisa menyodorkan suatu alasan spesifik untuk

membeli dan menggunakan merek tersebut.Asosiasi-asosiasi ini merupakan

landasan dari keputusan pembelian dan loyalitas merek. Beberapa asosiasi juga

mempengaruhi keputusan pembelian dengan cara memberikan kredibilitas dan

rasa percaya diri atas merek tersebut.

4. Menciptakan sikap/perasaan positif

Beberapa asosiasi mampu merangasang suatu perasaan positif yang akhirnya

merembet ke merek yang bersangkutan. Beberapa asosiasi mampu menciptakan

perasaan positif selama pengalaman menggunakan dan mengubah pengalaman

tersebut menjadi sesuatu yang lain daripada yang lain.

5. Memberikan landasan bagi perluasan

Suatu asosiasi bisa menghasilkan suatu landasan bagi suatu perusahaan dengan

menciptakan rasa kesesuaian (sense of fit) antara merek dan sebuah produk baru

atau dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.

2.3Strategi Merek

Menurut Kotler (2001:588), perusahaan memiliki lima pilihan strategi merek

(38)

1. Perluasan lini (Line Extension)

Perluasan lini terjadi jika perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan

dalam kategori produk yang sama, biasanya dengan tampilan baru seperti rasa,

bentuk, warna baru, tambahan, ukuran kemasan, dan lainnya.

2. Perluasan merek (Brand Extension)

Perluasan merek terjadi jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek

yang sudah ada pada produknya dalam satu kategori baru.Perluasan merek

memberikan keuntungan karena merek baru tersebut umumnya lebih cepat

diterima (karena sudah dikenal sebelumnya).Hal ini memudahkan perusahaan

memasuki pasar dengan kategori baru.Perluasan merek dapat menghemat banyak

biaya iklan yang biasanya diperlukan untuk membiasakan konsumen dengan

suatu merek.

3. Multi merek (Multi Brand)

Multi merek dapat terjadi apabila perusahaan memperkenalkan berbagai merek

tambahan dalam kategori produk yang sama. Tujuannya adalah untuk membuat

kesan, feature serta daya tarik yang lain kepada konsumen sehingga lebih banyak

pilihan.

4. Merek baru (New Brand)

Merek baru dapat dilakukan apabila perusahaan tidak memiliki satupun merek

yang sesuai dengan produk yang akan dihasilkan atau citra dari merek tersebut

(39)

5. Merek bersama (Co-Brand)

Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah meningkatkan strategi merek bersama.

Co-branding terjadi apabila dua merek terkenal atau lebih digabung dengan satu

penawaran dengan tujuan agar merek yang satu dapat memperkuat merek yang

lain sehingga dapat menarik minat konsumen.

Asosiasi merek dapat diukur dalam beberapa dimensi yaitu :

1. Fungsi Garansi/ Jaminan

Fungsi ini merupakan jaminan dari suatu penggunaan suatu produk oleh

konsumen dimana suatu produk atau merek dapat dipercaya serta kualitas

yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan kenyataan.

2. Fungsi Identifikasi diri

Merupakan fungsi untuk menjadikan seseorang untuk memiliki keinginan

sama dengan orang lain. Identifikasi diri konsumen ditandai dengan

penggunaan suatu merek atau produk yang menggambarkan karakteristik

konsumen tersebut melalui konsistensi penggunaan suatu merek tersebut

sehingga jika produk semakin baik, maka akan semakin tinggi ketertarikan

konsumen dalam membeli produk tersebut.

3. Funsi identifikasi social

Merupakan fungsi yang menggambarkan pribadi seseorang yang memiliki

(40)

dapat dilihat dari bagaimana individu melihat suatu kelompok social dan

perannya dalam kelompok tersebut. Identifiasi social didasarkan pada

kemampuan suatu merek sebagai alat komunikasi yang memperbolehkan

konsumen untuk menjadi bagian dari suatu merek dan menjadi suatu kesatuan

dalam lingkungan social.

4. Fungsi status

Fungsi yang menunjukkan status konsumen dalam lingkungan

sosialnya.Fungsi ini menggambarkan emosional atau penghargaan yang

konsumen dapatkan ketika menggunakan suatu merek. Fungsi ini juga

berhubungan dengan keinginan individu untuk diakui oleh orang lain ketika

menggunakan suatu merek.

2.4 Customer Responds

Karena belum ditemukannya definisi atau konsep customer responds maka

untuk mendapatkan pengertian tentang customer responds didekati dari konsep

customer dan responds. Oleh sebab itu pengertian dari customer responds adalah

sebagai berikut.

2.4.1 Pelanggan (Customer)

Pelanggan menurut cambridge Internasional Dictionary dalam Rambat

Lupiyoadi (2001:143); adalah “a person who buys goods or services” atau pelanggan

(41)

Dictionary dalam Rambat lupiyoadi (2001:143) pelanggan adalah “one who frequents

any place of sale for the sake or producing what he wants...”. Pelanggan adalah

seseorang yang beberapa kali datng ke tempat yang sama untuk memenuhi

keinginannya. Pelanggan merupakan seseorang yang secara kontinu dan berulang

kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan

memiliki suatu produk atau mendaptkan jasa dan membayar produk dan jasa tersebut.

2.4.2 Tipe-Tipe Pelanggan

Tipe-tipe pelanggan dikelompokkan kedalam 3 kategori, yaitu : user, buyer, dan

payer. Kemudian tipe kategori itu diturunkun menjadi 9 tipe nilai pelanggan :

1. Performance value adalah kualitas hasil fisik dari pengguna suatu

produk/jasa. Dengan kata lain, tipe nilai ini mencerminkan kemampuan

produk/jasa melaksanakan fungsi fisik utamanya secara konsisten.

Performance value terletak pada dan berasal dari komponen fisik dan jasa.

2. Social value adalah manfaat produk/jasa yang bertujuan untuk memuaskan

keinginan seseorang dalam mendaptkan pengakuan atau kebanggaan sosial.

Pelanggan yang mengutamakan social value akan memilih produk/jasa yang

mengkomunikasikan citra yang selaras dengan teman-temannya atau

menyampaikan citra sosial yang ditampilkan.

3. Emotional value adalah kesenangan dan kepuasan emosional yang didapatkan

(42)

4. Price value harga yang fair dan biaya-biaya financial lainnya yang berkaitan

dengan upaya mendapatkan produk/jasa.

5. Credit value berupa situasi terbatas dari keharusan membayar kas pada saat

pembelian atau membayar dalam waktu dekat. Pada prinsipnya, nilai ini

menawarkan kenyamanan berkenaan dengan pembayaran.

6. Financing value penawaran syarat dan finansial skedul pembayaran yang

lebih longgar dan terjangkau. Credit value lebih menekankan pada aspek

keterjangkauan.

7. Service value berupa bantuan yang diharapkan pelanggan berkaitan dengan

pembelian produk/jasa.

8. Convinience value berupa penghematan waktu dan usaha yang dibutuhkan

untuk memperoleh produk/jasa.

9. Personalization value yang meliputi : menerima produk/jasa disesuaikan

dengan kondisi pelanggan dan memberikan pengalaman positif dari

pelanggan.

2.4.3 Mempertahankan Pelanggan

Terdapat berbagai cara untuk menarik atau mempertahankan pelanggan antara lain:

1. Memberikan potongan harga kepada pelanggan setia.

(43)

Oleh sebab itu pemasaran yang dapat digunakan perusahaan untuk

mengembangkan ikatan serta tingkat loyalitas pelanggan yang lebih besar dapat

dilakukan melalui pemasaran yang didasarkan atas hubungan dengan pelanggan

merupakan kunci mempertahankan pelanggan dan mencakup pemberian keuntungan

finansial semua sosial disamping ikatan dengan pelanggan.

Perusahaan harus memutuskan berapa banyak pemasaran berdasarkan

hubungan, harus dilakukan pada masing-masing segmen pasar dan pelanggan, dari

tingkat pemasaran biasa, reaktif, bertanggung jawab, proaktif sampai kemitraan

penuh. Tingkat loyalitas pelanggan adalah merupakan suatu hal yang sangat

diharapkan oleh pebisnis sehingga dengan diketahuinya tingkat loyalitas pelanggan

ini, para pebisnis dapat membuat perencanaan bagi kemajuan usahanya dimasa yang

akan datang.

Meskipun di masa lalu sudah sering terdengar ungkapan ”customer adalah

raja”, namun dalam manajemen tradisional, “customer tidak ditempatkan pada pada

peringkat pertama diantara berbagai stakeholder organisasi, pihak-pihak yang

menaruh kepentingan dalam organisasi, seperti pemilik atau pemegang saham,

personil, customer, pemasok, mitra bisnis, instansi pajak dan badan pengantar.

Pelanggan merupakan stockholder yang menjadi penyebab kelangsungan

hidup dan pertumbuhan perusahaan. Manajemen kontenporer menmpatkan pelanggan

(44)

pelanggan pada peringkat pertama dalam keseluruhan stakeholder perusahaan

mengubah secara radikal desain struktur dan proses sistem pengendalian manajemen

yang digunakan oleh manajemen dalam menjalankan bisnis perusahaan.

2.4.4 Pengertian Respon

Respon memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, respon

terhadap merek sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak.

Respon positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan

pembelian terhadap merek itu, sebaliknya respon negatif akan menghalangi

konsumen dalam melakukan pembelian.

Menurut pendapat Louden dan Della Bitta (dalam Anwar, 2005:4) respon

merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari adanya stimulus.Stimuli atau

stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat

mempengaruhi tanggapan individu (Setiadi, 2005:160). Menurut Simamora

(2003:134) dimensi-dimensi respon yaitu:

1. Tahap

Model apapun yang digunakan, yang namanya respons, selalu terbagi ke

dalam tiga area kognitif, area afektif, dan area behavior.Ketiga area ini bisa

(45)

Ada model AIDA, respon memiliki 4 tahap, yaitu attention, interest, desire,

dan action. Sebuah stimulus dapat mempengaruhi satu, beberapa, atau semua

tahap.

2. Panjang

Sebuah stimulus dapat menciptakan respon panjang atau pendek. Panjang

sebuah respon adalah jumlah tahap yang dipengaruhi stimulus, misalkan

peneliti menggunakan model AIDA, maka panjang maksimal respon adalah

empat. Pada model hierarchy of effect, panjang respon adalah enam. Panjang

maksimal dan minimal respons pada setiap model adalah sama.

3. Arah

Ada dua arah respon bila menggunakan sudut pandang perusahaan, yaitu

positif dan negatif.Respon positif terjadi apabila respon mengarah pada

perilaku yang diinginkan perusahaan. Kalau menggunakan model AIDA,

maka respon positif adalah perhatian, minat, ingin dan bertindak, sedangkan

respon negatif menjadi bingung, tidak berminat, tidak ingin, dan tidak

bertindak.

4. Lebar

Lebar menyatakan: “Seberapa besar respon yang terjadi pada setiap tahap?”

Misalnya, dalam model hierarchy of effect, seseorang sudah sampai pada

tahap penyukaan dan respon positif. Pertanyaanya adalah seberapa suka dia,

(46)

tidak suka, tidak suka, atau sangat tidak suka. Lebar maksimal tergantung

pada skala yang digunakan. Pada pembahasan ini, peneliti menggunakan sk ala

lima kelas. Perbedaan tingkatan terjadi secara merata.

2.4.5 Respon Konsumen

Respon konsumen pada dasarnya adalah reaksi terhadap suatu stimulus.

Stimulus adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra (penglihatan,

pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa). Respon konsumen dapat membentuk

perilaku konsumen untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian suatu

barang.Respon bisa mencakup area pengetahuan, area perasaan, dan area tindakan.

Jika respon positif terhadap merek, maka kemungkinan konsumen akan melakukan

pembelian terhadap suatu merek., namun jika respon negative maka konsumen tidak

kan melakukan pembelian terhadap suatu merek.

Respon konsumen terhadap suatu merek dapat ditandai dengan

1. Respon konsumen untuk menerima perluasan merek

Respon ini merupakan respon konsumen untuk mau melakukan pembelian

terhadap barang baru yang merupakan perluasan dari merek tersebut.Menurut

Aeker (2003) perluasan merek merupakan penggunaan suatu merek yang telah

mapan pada suatu kelas tertentu untuk memasuki kelas produk lainnya.

(47)

Respon ini merupakan bentu dari tindakan konsumen karena suatu merek

dianggap memberikan kontribusi positif terhadap kebutuhan konsumen sehingga

konsumen mau untuk memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk

melakukan pembelian terhadap merek tersebut. Rekomendasi ini biasanya

menggunakan word of mouth. Menurut Sumardy et al (2011;71) WOM adalah

kegiatan yang dilakukan oleh konsumen untuk membicarakan, mempromosikan,

dan mau menjual suatu merek kepada orang lain.

3. Respon konsumen untuk membayar dengan harga premium.

Respon ini berkaitan dengan keinginan konsumen untuk mau membayar mahal

terhadap suatu merek.Keinginan ini ditandai karena suatu merek dianggap

memiliki manfaat yang lebih kepada konsumen.Sehingga harga tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dari konsumen. Menurut

Keller (2003;56) konsumen yang memiliki respon yang kuat terhadap suatu

merek yang kuat kan bersikap dan berkeinginan membayar lebih atas suatu

merek.

2.5 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam

penelitian ini, anatara lain meliputi :

Christina Rahardja Honantha (2008) yang berjudul “Pengaruh Brand

(48)

untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh brand association terhadap

consumer response produk Louis Vuitton di Surabaya. Dari penelitian ini diperoleh

hasil bahwa untuk meningkatkan consumer response produk Louis Vuitton di

Surabaya dibutuhkan brand association yang bagus dan berkualitas dari produk Louis

Vuitton di Surabaya, karena semakin bagus pelanggannya akan memberikan respon

yang semakin bagus atas semua hal yang dilakukan oleh produsen Louis Vuitton.

Doni Prasetya (2012) yang berjudul “Pengaruh Asosiasi Merek terhadap

Respon Konsumen pada Pengguna Sepatu Merek Adidas di Surabaya”.Pada

penelitian ini obyek yang dituju adalah sepatu merek adidas. Peneliti ingin

mengetahui apakah dengan adanya asosiasi merek yang pertama adalah dimensi

garansi yaitu dengan diberikan garansi pada sepatu merek adidas, apakah konsumen

akan loyal dan mengingat sepatu merek adidas tersebut. Kedua pada dimensi

identifikasi pribadi yaitu bahwa konsumen dapat meningkatkan citra diri melalui citra

merek sepatu yang konsumen pilih, maksudnya konsumen dapat memakai sepatu

merek adidas yang mempunyai citra merek yang baik, dan setelah memakainya

secara tidak langsung citra dari konsumen terangkat, apakah konsumen akan selalu

lyal dan selalu mengingat sepatu merek adidas. Setelah konsumen mampu mengingat

dan loyal pada sepatu merek adidas, peneliti juga ingin mengetahui pengaruh dari

asosiasi merek terhadap respon konsumen yaitu apakah konsumen mau untuk

menerima perluasan dari sepatu merek adidas, merekomendasikan pada orang lain

(49)

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan Structural Equation Model,

maka diperoleh hasil asosiasi merek yang terdiri dari dimensi garansi dan identifikasi

pribadi tidak berpengaruh signifikan terhadap perluasan merek, berarti hipotesis satu

(H1) yang menyatakan bahwa asosiasi merek yang terdiri dari garansi dan identifikasi

pribadi tidak berpengaruh signifikan pada pengguna sepatu merek adidas di

Surabaya. Asosiasi merek yang terdiri dimensi garansi dan identifikasi pribadi

berpengaruh signifikan terhadap rekomendasi.Berarti hipotesis dua (H2) yang

menyatakan bahwa asosiasi merek yang terdiri dari dimensi garansi dan identifikasi

pribadi berpengaruh signifikan terhadap rekomendasi pada pengguna sepatu merek

adidas di Surabaya.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Imroatul Khasanah (2012) dalam jurnalnya

yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Mie Instan Sedap di Semarang” dengan variabel – variabel penelitian yang meliputi

variabel kesadaran merek, persepsi kualitas dan asosiasi merek berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian mie instan sedap.

Andi Zukruf (2011) penelitian yang berjudul “Pengaruh Brand Association

Terhadap Keputusan Konsumen Berlangganan Speedy Sebagai ISP” penelitian ini

memakai metode deskriptif kualitatif.Populasi dan sampel penelitian sebanyak 30

orang. Hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh dari Brand Association meliputi

attribute, brand attitude, benefit terhadap pengembalian keputusan konsumen

(50)

2.6 Kerangka Konseptual

Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan perlu

menciptakan asosiasi yang dapat meningkatkan citra positif mereknya di

masyarakat.Perusahaan yang mempunyai citra merek yang kuat dapat memperoleh

keunggulan dalam memilih alternatif bersaing pada penetapan harga dan spesifikasi

produk.Citra merek yang positif juga dapat menciptakan keunggulan kinerja dan

profitabilitas perusahaa, laba jangka panjang dan potensi pertumbuhan.

Brand atau merek merupakan hal yang penting sebab dapat mempengaruhi

para konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.Respon

konsumen terhadap merek Pond’s tergantung dari berbagai hal misalnya kualitas

produk dan harga yang berkaitan dengan merek tersebut.Agar mendapat perhatian,

perusahaan perlu mengaitkan merek dengan asosiasi merek atau sesuatu yang dikenal

konsumen dan yang menarik bagi mereka.Selain untuk mendapat perhatian, asosiasi

juga perlu untuk memudahkan konsumen menginterpretasi nilai yang dijanjikan

merek.Asosiasi merek memiliki beberapa dimensi.Hal ini memungkinkan para

pemasar untuk mengarahkan keputusan terhadap merek lebih tepat dan lebih

teridentifikasi.Hal ini diharapkan agar asosiasi merek lebih kuat sehingga respon

konsumen terhadap suatu merek juga tercapai dan positif. Dimensi asosiasi merek

terdiri dari fungsi jaminan, fungsi identifikasi diri, fungsi identifikasi social, dan

(51)

Pengaruh dari dimensi tersebut diharapkan memunculkan respon yang dari

konsumen yang terdiri dari 1) menerima bila ada perluasan merek (brand extention),

2) merekomendasikan merek kepada orang lain (recommendation), 3) membayar

dengan harga premium terhadap suatu merek (price premium). Berdasarkan

pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual dapatr dijelaskan gambar 2.1

Sumber: Hendrik (2008)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.7Hipotesis

1. Variabel fungsi jaminan secara parsial berpengaruh terhadapcustomers respons

produk POND di Carrefour Citra Garden Medan. Brand Assosiation

Fungsi Jaminan

(X1)

Fungsi Identifikasi Pribadi (X2)

Fungsi Identifikasi Sosial (X3)

Fungsi Status (X4)

(52)

2. Variabel fungsi identifikasi diri secara parsial berpengaruh terhadap customers

respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan.

3. Variabel fungsi identifikasi sosial secara parsial berpengaruh terhadap customers

respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan.

4. Variabel fungsi status sosial secara parsial berpengaruh terhadap customers

respons produk POND di Carrefour Citra Garden Medan.

5. Variabel Brand Assosiation (fungsi jaminan, fungsi identifikasi diri, fungsi

identifikasi social, dan fungsi status social) secara serentak berpengaruh terhadap

variabel terikat yaitu customers respons (Y) pada konsumen produk POND di

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Penelitian ini berpendekatan deskriptif, berjenis kuantitatif.Berpendekatan

kuantitatif sebab pendekatan yang digunakan di dalam usulan penelitian, proses,

hipotesis, turun kelapangan, analisis data dan kesimpulan sampai dengan

menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian data numeric.

Berjenis deskriptif dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran

mengenai fakta – fakta dan sifat dari suatu sampel tertentu berdasarkan data primer

yang diperoleh penelitian melalui kuesioner secara sistematik (Ginting dan

Situmorang, 2008:172).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada customeryang berbelanja di Carrefour Citra

Garden yang berlokasi di Jl. Jamin Ginting Medan. Waktu penelitian akan dilakukan

mulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

(54)

2. Variable yang dianalisis peneliti adalah brand association (X) sebagai

variable independen serta customer responds(Y) sebagai variable dependen.

3. Penelitian ini dilakukan pada customer yang berbelanja di Carefour Citra

Garden Jl. Jamin Ginting Medan.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana

caranya mengukur suatu variable.

1. Variabel Brand Association (X)

Brand Association adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai

merek pond’s. Brand Association diukur menggunakan empat dimensi yaitu

a. fungsi jaminan (X1),

Fungsi ini merupakan jaminan dari suatu penggunaan suatu produk oleh

konsumen dimana suatu produk atau merek dapat dipercaya serta kualitas

yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan kenyataan.

b. fungsi identifikasi pribadi (X2),

Merupakan fungsi untuk menjadikan seseorang untuk memiliki keinginan

sama dengan orang lain.

(55)

Merupakan fungsi yang menggambarkan pribadi seseorang yang

memiliki persamaan dengan suatu kelompok social dan dapat

membedakan kelompok tersebut dengan kelompok social lainnya.

d. fungsi status (X4)

Fungsi yang menunjukkan status konsumen dalam lingkungan sosialnya.

Fungsi ini menggambarkan emosional atau penghargaan yang konsumen

dapatkan ketika menggunakan suatu merek

2. Variabel Respon Customer (Y)

Respon customer adalah tanggapan yang diberikan pelanggan terhadap suatu

produk yang digunakan secara kontinu untuk memuaskan keinginannya

dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa dan membayar produk

dan jasa tersebut. Respon pelanggan terhadap merek sering mempengaruhi

apakah akan membeli atau tidak. Respon pelanggan yang positif terhadap

merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian

terhadap merek itu, sebaliknya respon pelanggan negatif akan menghalangi

konsumen dalam melakukan pembelian. Respon konsumen akan ditandai

dengan:

a. Menerima bila ada perluasan merek,

merupakan respon konsumen untuk mau melakukan pembelian terhadap

barang baru yang merupakan perluasan dari merek tersebut

Gambar

Tabel Operational Variabel .................................................... 46
Tabel 1.1. Ukuran Pasar Industri Toiletris dan Kosmetik Tahun 2013 – 2014
Tabel 1.3.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

pembelian konsumen di Carrefour Citra Garden Medan ?.. 4) Untuk mengetahui diantara variabel lokasi, keragaman produk dan harga. variabel manakah yang paling

Konsumen yang memiliki citra yang positif dari suatu merek, akan lebih sering membeli produk dari merek tersebut, tidak jarang konsumen membeli suatu produk atau jasa bukan karena

Konsumen yang memiliki citra yang positif dari suatu merek, akan lebih sering membeli produk dari merek tersebut, tidak jarang konsumen membeli suatu produk atau jasa bukan karena

Disarankan kepada perusahaan untuk merancang produk baru dengan accesories yang lebih menarik, mempromosikan produk dengan merek Bibeli sehingga citra merek akan semakin

Semakin baik Citra Merek (Brand image) yang melekat pada produk tersebut maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen. beranggapan bahwa suatu produk dengan

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel kualitas produk, citra merek dan loyalitas merek secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis PLS untuk menguji pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap minat beli ulang produk Pond`s Men di

PEMBAHASAN a.Pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Merek Citra suatu merek akan mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan suatu produk dengan merek tertentu secara terus