• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Terhadap Pengelolaan Aset Bpjs Kesehatan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Terhadap Pengelolaan Aset Bpjs Kesehatan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Dewasa ini, jaminan sosial kesehatan sangat diperlukan sebagai sarana

penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar

oleh pemerintah.1Hal ini didukung dengan cita-cita bangsa Indonesia yang

tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, Alinea ke- 4, yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum, yang

kemudian diejawantahkan pada Pasal 28H ayat (3) yang berisi “Setiap orang

berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara

utuh sebagai manusia yang bermartabat” serta Pasal 34 ayat (2) yang berisi

“Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan rakyat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat

kemanusiaan” sebagai pemenuhan hak konstitusional bangsa Indonesia. Dengan

alasan inilah maka dibentuk PT Askes (Persero) sebagai wadah bagi masyarakat

Indonesia untuk memberi pelayanan kesehatan.

Perseroan Terbatas Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik

Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan

jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiunan

PNS, TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan

1Tim Visi Yustisia, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Kesehatan dari BPJS (Jakarta:

(2)

Usaha lainnya.2PT. Askes (Persero) merupakan awal mula terbentuknya badan

penyelenggara yang menjamin kesehatan masyarakat Indonesia. PT. Askes

(Persero) pertama sekali terbentuk pada tahun 1968 sampai pada tahun 2011

terjadi transformasi PT. Askes (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS Kesehatan.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan adalah badan hukum

yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan. BPJS

Kesehatan ini merupakan pembagian jenis dari Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial yang selain BPJS Kesehatan terdapat pula BPJS Ketenagakerjaan.

Makna kata transformasi yang disebutkan diatas adalah perubahan bentuk

BUMN Persero yang menyelenggarakan program jaminan sosial, menjadi BPJS.

Perubahan bentuk bermakna perubahan karakteristik badan penyelenggara

jaminan sosial sebagai penyesuaian atas perubahan filosofi penyelenggaraan

program jaminan sosial. Perubahan karakteristik berarti perubahan bentuk badan

hukum yang mencakup pendirian, ruang lingkup kerja dan kewenangan badan

yang selanjutnya diikuti dengan perubahan struktur organisasi, prosedur kerja dan

budaya organisasi.3

Masa transformasi PT. Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan

berlangsung selama dua tahun terhitung sejak Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial selanjutnya disebut UU BPJS

disahkan yaitu tanggal 25 November 2011 barulah setelah itu BPJS Kesehatan

2

Sejarah Singkat PT. Askes (Persero) Status Perusahaan Persero,

http://www.academia.edu/5246024/Sejarah_Singkat_PT_ASKES_Persero_Status_Perusahaan_Per sero (diakses tanggal 11 Januari 2015)

3

(3)

dapat beroperasi. Dengan kata lain walau sudah bertransformasi, BPJS Kesehatan

belum langsung dapat beroperasi. Dalam persiapan itu Dewan Komisaris dan

Direksi PT. Askes (Persero) ditugaskan untuk menyiapkan operasional BPJS

Kesehatan serta menyiapkan pengalihan aset dan liabilitas, pegawai serta hak dan

kewajiban PT. Askes (Persero) ke BPJS Kesehatan.4Untuk pertama kali, Dewan

Komisaris dan Direksi PT. Askes (Persero) diangkat menjadi Dewan Pengawas

dan Direksi BPJS Kesehatan untuk jangka paling lama 2 (dua) tahun sejak BPJS

Kesehatan mulai beroperasi.5

Menurut Pasal 60 ayat (1) UU BPJS, BPJS Kesehatan mulai beroperasi

pada tanggal 1 Januari 2014. Sejak beroperasinya BPJS Kesehatan terdapat

beberapa perubahan diantaranya adalah Kementrian Kesehatan tidak lagi

menyelenggarakan program jaminan kesehatan masyarakat; Kementrian

Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia tidak

lagi menyelenggarakan program pelayanan kesehatan bagi pesertanya, kecuali

untuk pelayanan kesehatan tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya,

yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden; dan PT. Jamsostek (Persero) tidak

lagi menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan.6Sebelum itu,

dalam masa persiapan yang sudah disampaikan didalam paragraf sebelumnya

dalam hal pengalihan perlulah dibentuk perihal pengelolaan aset yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2013 Tentang

Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan selamjutnya disebut PP Nomor 87

4

Tim ANTARA Publishing, Himpunan Peraturan BPJS Kesehatan (Jakarta:Perum LKBN ANTARA, 2014), hlm. 69.

5Ibid

., hlm. 70.

(4)

Tahun 2013. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan

Undang-Undang sebagaimana mestinya.7

Aset yang dikelola sesuai PP ini terdapat dua jenis yaitu aset BPJS

Kesehatan dan aset Dana Jaminan Sosial Kesehatan. Pengelolaan tersebut

dilakukan dengan pertama sekali melakukan perencanaan untuk batu pijakan

menuju pelaksanaan pengelolaan aset. Setelah direncanakan, dilakukanlah

pelaksanaan pengelolaan aset dan setelah dilakukan pelaksanaan dilakukanlah

pertanggung jawaban dan evaluasi. Selama berlangsungnya pengelolaan aset,

pengawasan dilakukan baik dari internal maupun eksternal. Salah satucontoh aset

tersebut adalah iuran dari setiap peserta. Berkaitan dengan iuran, iuran merupakan

hal yang wajib bagi seluruh peserta. Pesertanya merupakan seluruh masyarakat

Indonesia. Namun diketahui jenis pekerjaan dan pendapatan tiap orang di

Indonesia beragam jenisnya secara otomatis juga jumlah iuran bagi peserta

jaminan sosial kesehatan beragam jenisnya. Beragam jenis serta tanggal

pembayaran iuran itu terdiri dari :

1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar

oleh Pemerintah.

2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga

Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri,

pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima

persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan 3% (tiga persen)

dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.

7

(5)

3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD

dan Swasta sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji atau Upah per

bulan dengan ketentuan 4% (empat persen) dibayar oleh pemberi kerja dan

0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.

4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak

ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1%

(satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh

pekerja penerima upah.

5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara

kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll) peserta pekerja bukan penerima

upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:

a. Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per

bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

b. Sebesar Rp.42.500 (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) 
per orang

per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang 
perawatan Kelas II.

c. Sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per

orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

6. Iuran jaminan kesehatan bagi veteran, perintis kemerdekaan, dan janda, duda,

atau anak yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan, iurannya

ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen)

gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja

14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar oleh pemerintah.

(6)

Pembayaran iuran yang sudah ditetapkan tadi apabila terlambat maka

dikenakan denda seperti keterlambatan pembayaran iuran untuk pekerja penerima

upah dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total

iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan, yang dibayarkan

bersamaan dengan total iuran yang tertunggak oleh pemberi kerja dan

keterlambatan pembayaran iuran untuk peserta bukan penerima upah dan bukan

pekerja dikenakan denda keterlambatan sebesar 2% (dua persen) per bulan dari

total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 6 (enam) bulan yang

dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak. Pembayaran iuran serta

denda tersebut dibayarkan melalui bank. Bank yang dimaksud adalah bank umum

yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yaitu bank

yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Contoh bank umum yang dimaksud adalah Bank Rakyat indonesia,

Bank Nasional Indonesia dan Bank Mandiri.8 Dana dari iuran serta denda itu

merupakan aset jaminan sosial kesehatan. Selain iuran serta denda tersebut

menurut Pasal 42 UU BPJS tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, menteri

keuangan yang disebutkan sebagai pemerintah juga menyediakan anggaran dana

sebesar 4 triliun rupiah untuk menyelenggarakan jaminan sosial kesehatan yang

dikelola oleh BPJS Kesehatan. Namun 4 triliun rupiah itu tidak sepenuhnya buat

BPJS Kesehatan. Dana anggaran itu dibagi dua, 2 triliun rupiah diberikan kepada

8

(7)

BPJS Kesehatan dan 2 triliun rupiah diberikan kepada BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu juga terdapat jenis aset lainnya yang berasal dari PT. Askes (Persero)

sebelumnya seperti tanah bangunan dan fasilitas lainnya. Sehingga dana yang

dihimpun dari masyarakat, dana anggaran dari pemerintah serta bangunan beserta

fasilitasnya perlulah dikelola dengan baik.

B.Rumusan Masalah

Uraian singkat dari yang dikemukakan diatas, dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tahapan perencanaan pengelolaan aset jaminan sosial kesehatan

menurut Peraturan Pemerintah No.87 Tahun 2013?

2. Bagaimana sistem pelaksanaan pengelolaan aset jaminan sosial kesehatan

yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah

No.87 Tahun 2013?

3. Bagaimana bentuk pengawasan serta evaluasi terhadap pelaksanaan

pengelolaan aset jaminan sosial kesehatan?

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penulisan ini adalah :

1. Mengetahui tahapan perencanaan pengelolaan aset jaminan sosial kesehatan

menurut Peraturan Pemerintah No.87 Tahun 2013.

2. Mengetahui sistem pelaksanaan pengelolaan aset jaminan sosial kesehatan

yang dilakukan BPJS Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.87

(8)

3. Mengetahui bentuk pengawasan serta evaluasi terhadap pelaksanaan

pengelolaan aset jaminan sosial kesehatan.

Adapun manfaat penulisan skripsi ini antara lain :

1. Secara teoritis

Secara teoritis, penulisan ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu

hukumterhadap pengelolaan aset BPJS Kesehatan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial

Kesehatan.

2. Secara praktis

Secara Praktis, penulisan ini bermanfaat untuk memberikan batasan

kewenangan bagi pemerintah dan juga pihak-pihak intern di dalam BPJS

Kesehatan dalam hal pengelolaan aset BPJS Kesehatan dan juga penulisan ini

memberikan pengetahuan tentang BPJS Kesehatan kepada masyarakat baik

dalam hal jumlah iuran yang diwajibkan, tanggal pembayaran iuran, cara

membayar iuran serta apa saja yang menjadi hak masyarakat Indonesia.

D.Keaslian Penulisan

Skripsi ini berjudul “Analisis Yuridis terhadap Pengelolaan Aset BPJS

Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan” . Di dalam penulisan skripsi ini,

dimulai dari mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kesehatan dan

Pengelolaan aset, maupun peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dengan

pengelolaan dan penyelenggaraan, baik melalui literatur yang diperoleh dari

(9)

keaslian judul skripsi ini, telah dilakukan pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara dan melalui internet untuk membuktikan

bahwa judul skripsi tersebut belum ada atau belum terdapat di Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara atau ditempat lainnya.Namun terdapat penulisan

mengenai “Penerapan Jaminan Kesehatan di PT Asuransi Kesehatan Indonesia

terhadap Perlindungan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil.” yang ditulis oleh Astri

E. Silalahi pada tahun 2011, skripsi pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara yang mengangkat rumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan tentang Asuransi Kesehatan terhadap Pegawai Negeri

Sipil di Indonesia?

2. Bagaimana pelaksanaan sistem Asuransi Kesehatan terhadap Pegawai Negeri

Sipil di Indonesia?

3. Bagaimana penerapan Jaminan Kesehatan di PT. ASKES (Persero) Indonesia

terhadap perlindungan kesehatan Pegawai Negeri Sipil?

Skripsi ini ditulis dengan permasalahan dan pembahasan yang berbeda sehingga

bisa dipandang sebagai tulisan yang asli. Apabila dikemudian hari, ternyata

terdapat judul yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam bentuk skripsi

sebelum skripsi ini dibuat maka hal tersebut dapat diminta pertanggungjawaban di

kemudian hari.

E.Tinjauan Kepustakaan

Sejak pelayanan kesehatan diketahui memiliki peranan besar dalam

meningkatkan derajat kesehatan hidup masyarakat, semua negara termasuk

(10)

sebaik-baiknya.9 Sehingga dibentuklah BPJS Kesehatan dahulunya adalah PT. Askes

(Persero), fungsinya untuk memberikan pelayanan jaminan sosial yang menjamin

kesehatan masyarakat Indonesia. Jaminan sosial adalah suatu hal yang dipastikan

atau dijaminkan kepada seseorang atau setiap orang dalam hal kemanusiaan atau

sosial. Salah satu contoh jaminan sosial ini adalah jaminan sosial kesehatan.

Jaminan sosial kesehatan merupakan bagian dari jaminan sosial yang

diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang

wajib berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (selanjutnya disebut UU SJSN) dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar manusia yang layak dan diberikan kepada setiap

orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.10

Jaminan sosial kesehatan tersebut dikelola oleh BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan

adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan khusus untuk

memelihara jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam pembentukan BPJS Kesehatan perlu diperhatikan mengenai pengelolaan

asetnya. Karena aset yang dikelola itu menjadi sumber pembekalan untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pengelolaan aset merupakan suatu

cara untuk mengelola kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan

aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai,

mengoperasikan, memelihara, membaharukan hingga mengalihkan aset secara

9 Indra Bastian, Akuntansi Kesehatan (Jakarta:Eirlangga, 2008), hlm. 1.

10

(11)

efektif dan efisien.11 Aset merupakan seluruh hak yang digunakan untuk

pengelolaan suatu perusahaan. Aset yang dikelola itu adalah aset BPJS Kesehatan

dan aset Dana Jaminan Sosial Kesehatan yang dilakukan melalui perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan sifat Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian

hukum normatif bersifat doktrinal. Pada penelitian ini hukum sering

dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan

atau hukum yang dikonsepsikan sebagai kaidah atau norma yang merupakan

patokan berperilaku masyarakat terhadap apa yang dianggap pantas. Metode

penelitianhukum normatif atau yuridis normatif, yaitu metode pendekatan dengan

meninjau masalah yang diteliti dari segi ilmu hukum dan melakukan analisis

terhadap norma-norma hukum dan peraturan yang berlaku dalam peraturan

per-UU-an berdasarkan bahan primer, sekunder, dan tersier untuk mendapatkan

kesimpulan dari data-data yang diperoleh selama penelitian. Sedangkan sifat

penelitian bersifat penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian

yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap

objek penelitian pada suatu masa tertentu.

2. Sumber data

11

Definisi dan Tujuan Manajemen Aset,

(12)

Penelitian ini yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan

hukum primer, sekunder, dan tersier. Data sekunder adalah mencakup

dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan

sebagainya. Sumber data kepustakaan diperoleh dari :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri

dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial, UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor

12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Peraturan Pemerintah (PP)

Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerimaan Bantuan

Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Pemerintah (PP) Republik

Indonesia Nomor 87 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan

Sosial Kesehatan.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat kaitannya dengan

bahan hukum primer dan dapat membantu serta menganalisis. Misalnya :

RUU, jurnal hukum, buku-buku, makalah, artikel dari majalah ataupun

buletin yang terkait, internet dan sebagainya.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi

tentang bahan hukum primer dan sekunder. Misalnya : kamus,

ensiklopedia.

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan secara studi pustaka (library research) yang

(13)

sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Cara

melakukan studi pustaka dengan terlebih dahulu mengetahui jenis pustaka yang

dibutuhkan kemudian mengkaji dan mengumpulkan bahan-bahan pustaka.

4. Analisis data

Seluruh penulisan skripsi ini diawali dari pengumpulan bahan primer,

yang kemudian dilengkapi dengan bahan sekunder dan bahan tersier yang telah

diperoleh baik dari media apapun dan kemudian dianalisis secara kualitatif.

Analisis secara kualitatif maksudnya adalah menganalisis sesuatu namun terlebih

dahulu mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan telah diuji validitas dan

reabilitasnya. Metode yang dipergunakan untuk menganalisis kualitatif yaitu :

a. Mengumpulkan peraturan perundang-undangan dan bahan kepustakaan

lainnya yang relevan dengan penelitian;

b. Mengelompokkan peraturan perundang-undangan dan bahan hukum yang

ada;

c. Menguraikan bahan-bahan hukum sesuai dengan masalah yang

dirumuskan;

d. Menarik kesimpulan.

G.Sistematika Penulisan

Sistematikan penulisan skripsi ini meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan

(14)

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERENCANAAN

PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL

KESEHATAN

Berisikan tentang sejarah mengenai Transformasi dari

PT.Askes menjadi BPJS Kesehatan kemudian setelah itu

penjelasan mengenai BPJS Kesehatan setelah itu dibahas

mengenai Peserta dan Kepesertaan anggota BPJS

Kesehatan. Selanjutnya dibahas mengenai inventarisasi data

dan informasi aset Jaminan Sosial Kesehatan dan yang

terakhir mengenai tahapan serta sistem penyusunan

rancangan dan penetapan rencana pengelolaan aset Jaminan

Sosial Kesehatan.

BAB III TINJAUAN TERHADAP PELAKSANAAN

PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL

KESEHATAN

Berisikan tentang tinjauan sumber aset pengelolaan aset

jaminan sosial kesehatan, liabilitas keuangan, penggunaan

aset, pengembangan aset, kesehatan keuangan dalam

pengelolaan serta pembahasan mengenai sistem

(15)

BAB IV SISTEM PENGAWASAN, MONITORING DAN

EVALUASI TERHADAP PENGELOLAAN ASET

JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

Berisikan tentang bentuk penyelenggaraan pengawasan

program jaminan sosial kesehatan, ketentuan monitoring

dan evaluasi program jaminan sosial kesehatan dam akibat

hukum yang ditimbulkan dalam penyalahgunaan

pengelolaan aset BPJS Kesehatan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

service quality memiliki yang pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel customer satisfaction. Sehingga apabila terdapat peningkatan pada service quality

Manfaat yang diharapkan dari penelitian mengenai analisis kinerja Motor Grader Caterpillar 14M3 pada jalan produksi batubara Pit 2 Shovel & Truck

Perlakuan latihan keseimbangan pada lansia di PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur dengan risiko jatuh memiliki tujuan untuk menurunkan angka kejadian jatuh pada

Oleh karena itu, masalah yang ingin diketahui melalui penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa SMP Negeri 3 Sentolo terhadap metode resitasi atau penugasan

Peluang untuk peningkatan produksi kedelai cukup besar karena sumberdaya lahan Indonesia dengan luas daratan sekitar 188,2 juta ha, sekitar 94,1 juta ha di antaranya merupakan

Disamping itu, dengan didirikannya pabrik industri SDBS akan mendorong berdirinya pabrik- pabrik lain yang menggunakan bahan dasar SDBS untuk bisa dikembangkan kembali

Park and Ride diharapkan dapat menyediakan tempat yang cukup luas dan baik untuk menampung kendaraan pribadi, mengurangi kendaraan yang masuk ke kota karena diharapkan

Indonesia bagi mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 6) berbicara realita pembelajaran sintaksis dengan mengatakan bahwa „belum ditemukan dosen yang memberikan bahan