• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan dan Keberdayaan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Tanjung Luar Lombok Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemberdayaan dan Keberdayaan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Tanjung Luar Lombok Timur"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

102

Pemberdayaan dan Keberdayaan dalam Rangka

Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Tanjung Luar

Lombok Timur

Sulkiah

Universitas Gunung Rinjani, Lombok, Indonesia

chunk_6@yahoo.com

ABSTRAK

Masalah penelitian adalah bagaimana meningkatkan keberdayaan masyarakat sebagai pendukung peningkatan Kesejahteraan Nelayan. Tujuan penelitian untuk mengembangkan model yang didukung oleh konsep pengembangan teoritik. Penelitian ini menfokuskan “proses” sebagai kunci keberhasilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hubungan antara pemberdayaan dan perbaikan keberdayaan nelayan Lombok Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan induktif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian adalah penelitian melalui kepustakaan, wawancara dan penelitian langsung kelapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar Kec. Keruak Kab. Lombok Timur belum berjalan secara maksimal.

Kata Kunci: pemberdayaan, keberdayaan, masyarakat nelayan

PENDAHULUAN

Dalam program pembangunan

berbasis masyarakat yang menjadi

tanggung jawab utama adalah

memberdayakan masyarakat.

Adapun masyarakat yang

diberdayakan adalah masyarakat

berdaya atau memiliki daya,

kekuatan atau

kemampuan. Kekuatan yang

dimaksud dapat dilihat dari aspek

fisik dan material, ekonomi,

kelembagaan, kerjasama, kekuatan

intelektual dan komitmen bersama

dalam menerapkan prinsip-prinsip

pemberdayaan. Kemampuan berdaya

mempunyai arti yang sama dengan

kemandirian masyarakat. Adapun

tujuan yang ingin dicapai adalah

untuk membentuk individu dan

masyarakat menjadi mandiri.

Kemandirian tersebut meliputi

kemandirian berpikir, bertindak dan

mengendalikan apa yang dilakukan.

Hal ini ditandai dengan

kemampuan memikirkan,

memutuskan serta melakukan

(2)

mencapai pemecahan

masalah-masalah yang dihadapi dengan

mempergunakan daya kemampuan

yang dimiliki. Daya kemampuan

yang dimaksud adalah kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotorik

serta sumber daya lainnya yang

bersifat fisik/material. Kemandirian

masyarakat dapat dicapai tentu

memerlukan sebuah proses belajar.

Masyarakat yang mengikuti proses

belajar yang baik, secara bertahap

akan memperoleh daya, kekuatan

atau kemampuan yang bermanfaat

dalam proses pengambilan keputusan

secara mandiri. Berkaitan dengan hal

ini, Sumodiningrat (2000)

menjelaskan bahwa keberdayaan

masyarakat yang ditandai adanya

kemandiriannya dapat dicapai

melalui proses pemberdayaan

masyarakat.

Keberdayaan masyarakat

pesisir dapat diwujudkan melalui

partisipasi aktif masyarakat yang

difasilitasi dengan adanya pelaku

pemberdayaan. Sasaran utama

pemberdayaan masyarakat adalah

mereka yang lemah dan tidak

memiliki daya, kekuatan atau

kemampuan mengakses sumberdaya

produktif atau masyarakat

terpinggirkan dalam pembangunan.

Tujuan akhir dari proses

pemberdayaan masyarakat adalah

untuk memandirikan warga

masyarakat agar dapat

meningkatkan taraf hidup keluarga

dan mengoptimalkan sumberdaya

yang dimilikinya.

Saat ini tuntutan terhadap

pelaku pemberdayaan harus memiliki

kemampuan yang memadai semakin

menguat. Pelaku pemberdayaan tidak

hanya dituntut untuk memperkaya

pengetahuannya, melainkan mereka

dituntut meningkatkan

ketrampilannya dalam mendesain

program pemberdayaan.

Penelitian ini mengkaji

beberapa permasalahan yang

berkaitan dengan pendekatan dan

model pemberdayaan dalam rangka

pembangunan berbasis masyarakat.

Dari uraian di atas dapat

dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut; ”Bagaimana

pendekatan dan model

pemberdayaan dalam rangka

pembangunan berbasis masyarakat?

Adapun tujuan penelitian adalah

menganalisis pendekatan dan moodel

pemberdayaan dalam rangka

pembangunan brbasis masyarakat.

TELAAH LITERATUR

Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Suhendra (2005),

pemberdayaan masyarakat dapat

diartikan bahwa masyarakat diberi

kuasa, dalam upaya untuk

(3)

pemberdayaan masyarakat,

organisasi agar mampu menguasai

atau berkuasa atas kehidupannya

untuk semua aspek kehidupan

politik, ekonomi, pendidikan,

kesehatan, pengelolaan lingkungan

dan sebagainya.

Upaya Pemberdayaan Masyarakat

G.Kartasasmita (1995)

mengemukakan bahwa upaya

pemberdayaan masyarakat harus

dilakukan melalui tiga cara, yaitu :

1. Menciptakan suasana atau iklim

yang memungkinkan potensi

masyarakat untuk berkembang.

Kondisi ini berdasarkan asumsi

bahwa setiap individu dan

memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Hakikat dari

kemandirian tiap individu perlu

untuk diperdayakan. Proses

pemberdayaan rakyat berakar

kuat pada proses kemandirian

tiap individu, yang kemudian

meluas ke keluarga, serta

kelompok masyarkat baik

ditingkat lokal maupun nasional.

2. Memperkuat potensi atau daya

yang dimiliki oleh rakyat dengan

menerapkan langkah-langkah

nyata, menampung berbagai

masukan, menyediakan

prasarana dan sarana fisik

(irigasi, jalan dan listrik). Maupun

sosial (sekolah dan fasilitas

pelayanaan kesehatan) yang

dapat diakses oleh masyarakat

lapisan paling bawah.

Terbentuknya akses pada

berbagai peluang akan membuat

rakyat makin berdaya, seperti

tersedianya lembaga-lembaga

pendanaan, pelatihan dan

pemasaran di perdesaan, dimana

terkonsentrasi pendudukan yang

keberdayaannya amat kurang.

Dalam upaya memberdayakan

rakyat ini yang penting antara

lain adalah peningkatan mutu

dan perbaikan sarana pendidikan

dan kesehatan serta akses pada

sumber-sumber kemajuan

ekonomi seperti modal, teknologi,

informasi lapangan kerja dan

pasar.

3. Pemberdayaan rakyat dalam arti

melindungi dan membela

kepentingan masyarakat lemah.

Dalam proses pemberdayaan

harus dicegah jangan sampai

yang lemah bertambah lemah

atau makin terpinggirkan dalam

menghadapi yang kuat. Oleh

karena itu, perlindungan dan

pemihakan kepada yang lemah

amat mendasar sifatnya dalam

konsep pemberdayaan

masyarakat. Melindungi dan

membelah harus dilihat sebagai

(4)

persaingan yang tidak seimbang

dan ekspoitasi atas yang lemah.

Penerapan Pendekatan

Pemberdayaan

Menurut Suharto (2005)

penerapan pendekatan pemberdayaan

yang dapat di singkat menjadi 5P,

yaitu:

1. Pemungkinan: menciptakan

suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi

masyarakat berkembang secara

optimal. Pemberdayaan harus

mampu membebaskan

masyarakat dari sekat-sekat

kultural dan struktural yang

menghambat.

2. Penguatan: memperkuat

pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki masyarakat dalam

memecahkan masalah dan

memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan

harus mampu

menumbuh-kembangkan segenap

kemampuan dan kepercayaan diri

masyarakat yang menunjang

kemandirian mereka.

3. Perlindungan: melindungi

masyarakat terutama

kelompok-kelompok lemah agar tidak

tertindas oleh kelompok kuat,

menghindari terjadinya

persaingan yang tidak seimbang

(apalagi tidak sehat) antara yang

kuat dan lemah, dan mencegah

terjadinya eksploitasi kelompok

kuat terhadap kelompok lemah.

Pemberdayaan harus diarahkan

pada penghapusan segala jenis

diskriminasi dan dominasi yang

tidak menguntungkan rakyat

kecil.

4. Penyokongan: memberikan

bimbingan dan dukungan agar

masyarakat mampu menjalankan

peranan dan tugas-tugas

kehidupannya. Pemberdayaan

harus mampu menyokong

masyarakat agar tidak terjatuh ke

dalam keadaan dan posisi yang

semakin lemah dan terpinggirkan.

5. Pemeliharaan: memelihara

kondisi yang kondusif agar tetap

terjadi keseimbangan distribusi

kekuasaan antara berbagai

kelompok dalam masyarakat.

Pemberdayaan harus mampu

menjamin keselarasan dan

keseimbangan yang

memungkinkan setiap orang

memperoleh kesempatan

berusaha.

Kesejahteraan

Kesejahteraan pada intinya

mencakup tiga konsepsi, yaitu:

1. Kondisi kehidupan atau

keadaan sejahtera, yakni

terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan jasmaniah,

(5)

2. Institusi, arena atau bidang

kegiatan yang melibatkan

lembaga kesejahteraan sosial

dan berbagai profesi

kemanusiaan yang

menyelenggarakan usaha

kesejahteraan sosial dan

pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu

kegiatan-kegiatan atau usaha

yang terorganisir untuk

mencapai sejahtera.

METODE

Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif dengan melakukan

pendekatan kualitatif yang diterapkan

untuk menggambarkan

keadaan-keadaan secara nyata tentang

pemberdayaan masyarakat nelayan

serta faktor-faktor pendukung dan

penghambat, dalam hal ini adalah

pemberdayaan masyarakat nelayan di

Desa Tanjung Luar kecamatan

Keruak Lombok Timur. Penelitian ini

menggunakan pendekatan positivistik

yaitu suatu penelitian yang

menggunakan teori-teori dan kajian

literatur sebagai dasar pertimbangan

penelitian yang dilakukan, untuk

selanjutnya dikomparasikan dengan

temuan-temuan yang ada di

lapangan. Metode yang digunakan

adalah metode penelitian kualitatif,

yaitu dengan cara menggali data dan

informasi lapangan secara luas, agar

ditemukan berbagai fenomena sesuai

variabel penelitian ini dan dapat

terungkap secara mendalam sehingga

pertanyaan penelitian akan mampu

terjawab.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

Pemberdayaan masyarakat

nelayan pada dasarnya bertujuan

untuk mencapai kesejateraan

sosial-budaya serta meningkatkan taraf

hidup masyarakat nelayan, dan hal

ini menjadi basis membangun fondasi

civil society di kawasan pesisir, untuk mencapai tujuan ini diperlukan

dukungan sumber daya manusia

(SDM), kapasitas, dan fungsi

kelembagaan sosial ekonomi yang

optimal dalam kehidupan warga serta

tingkat partisipasi masyarakat yang

tinggi. Model yang ditemukan dalam

(6)

Temuan ini memberikan solusi

bahwa peran kemampuan pelaku

pemberdayaan akan efektif dapat

meningkatkan keberdayaan

masyarakat jika masyarakat

sebelumnya meningkatkan

pemberdayaannya. Pelaku

pemberdayaan tidak dapat

langsung berpengaruh terhadap

keberdayaan masyarakat, tetapi

harus dimediasi dengan proses yang

mengiringi pemberdayaan.

Peningkatan pemberdayaan sebagai

penentu keberhasilan pelaku dalam

upaya peningkatan keberdayaan

masyarakat.

Proses pemberdayaan di desa

Tanjung Luar berpengaruh secara

signifikan terhadap keberdayaan

masyarakat. Proses pemberdayaan ini

ditandai adanya kemampuan

masyarakat dalam membuat

analisis masalah, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi suatu

program pemberdayaan. Peran pelaku

perlu memperbaiki pengetahuan dan

ketrampilannya yang lebih baik agar

dapat memberi dukungan dalam

memperlancar keberhasilan

pemberdayaan, sehingga dapat

meningkatkan kemandirian

masyarakat yang berkelanjutan.

Penelitian ini menegaskan

bahwa masyarakat dalam

meningkatkan pemberdayaannya

didasari atas pertimbangan ”sumber

daya” yang ada. Untuk dapat

menyesuaikan dengan komdisi

sekarang ini, masyarakat harus dapat

melakukan perubahan yang lebih

kompetitif dengan melakukan

peningkatan pendidikan dan

ketrampilannya untuk menjadi

masyarakat yang tajam dalam

menangkap peluang yang berorientasi

pada masa depan. Temuan ini

mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Fukuyama (1995)

tentang hubungan kemampuan

masyarakat dengan modal manusia

(human capital) dan berimplikasi

pada teori yang terkait dengan konsep

yang dikembangkan Romer dimana

human capital sebagai anteseden proses pemberdayaan.

Peningkatan keberdayaan

masyarakat memerlukan satu paket

Kemampuan Pelaku

Proses Pemberdayaan

Keberdayaan Masyarakat

(7)

secara koheren dari perubahan modal

fisik yang dibangun berdasarkan

kekuatan sarana dan prasarana

pendidikan dalam mengembangkan

sumber daya manusia dan

kemampuan pelaku pemberdayaan

dalam mengembangkan

pemberdayaan masyarakat. Hasil ini

merupakan kontribusi terhadap

aplikasi empirik dari konsep yang

dikembangkan oleh Fukuyama (1995)

tentang hubungan human capital dan keberdayaan masyarakat. Dan juga

mendukung penelitian

Sumodiningkrat (2000) bahwa

keterlibatan fasilitator sebagai pelaku

pemberdayaan dalam mengawal

proses pemberdayaan merupakan

sumber penting sebagai jalur untuk

meraih keberdayaan masyarakat.

Pemungkinan

Perlunya peran Pemerintah

dalam mendorong dan memotivasi

masyarakatnya untuk menjadi lebih

berdaya, dan menciptakan suasana

yang mampu mengembangkan

potensi yang dimiliki masyarakat.

Pada umumnya masyarakat Desa

Tanjung Luar bermukim di dataran

rendah sebagian dari masyarakatnya

bermukim di daerah pesisir pantai,

kondisi masyarakat desa Tanjung

Luar yang sebagian dari

penduduknya bermata pencaharian

sebagai nelayan dan pembudidaya

perikanan. Adapun potensi perikanan

yang sangat memungkinkan untuk

dilakukan pengembangan dan

pemberdayaan dalam bidang wisata,

budidaya perikanan seperti tambak,

keramba ikan dan kolam air tawar

serta jasa pemancingan.

Pemungkinan dalam potensi

perikanan yang ada di Desa Tanjung

Luar sangat mendukung.

Penguatan

Berdasarkan hasil penelitian,

penguatan seperti bantuan sarana

dan prasaran pihak UPTD Dinas

Kelautan dan Perikanan telah

mengupayakannya dengan

memberikan fasilitas pendukung

dalam mengembangkan budidaya

perikanan, namun dalam hal

permodalan pihak pemerintah belum

bisa mengupayakan secara langsung,

sama halnya dengan pemasaran ikan

pihak pemerintah tidak bisa langsung

menentukan harga di Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) di Tanjung Luar.

Perlindungan

Berdasarkan hasil penelitian di

lapangan bahwa pihak pemerintah

mengupayakan kebijakan mengenai

perlindungan dan pemberdayaan

nelayan agar berjalan secara

menyeluruh di kecamatan Keruak

khususnya di Desa Tanjung Luar,

sedangkan dalam hal pemasaran

masyarakat nelayan masih

bergantung pada konsumen, adapun

(8)

Desa Tanjung Luar disebabkan

karena lemahnya pengawasan dan

penegakan hukum di wilayah laut,

dalam hal ini pihak pemerintah

mengupayakan dengan berkerjasama

dengan Polisi Perairan Lombok Timur

dan mengikut sertakan masyarakat

nelayan untuk berparsipasi dalam

mengawasi wilayah laut di Desa

Tanjung Luar.

Penyokongan

Berdasarkanhasil penelitian di

lapangan bahwa pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat nelayan

pemerintah telah mengupayakan

dengan memberikan dukungan dan

bimbingan agar masyarakat mampu

menjalankan peranannya, proses

bimbingan ini diperlukan untuk

mempermudah masyarakat nelayan

untuk bisa lebih mandiri dan

diberikan melalui mengembangkan

potensi dari masyarakat itu sendiri,

melalui agenda atau program dari

lembaga pemerintah.

Namun pemerintah kurang

maksimal dalam melakukan

pemberdayaan terhadap masyarakat

nelayan desa Tanjung Luar, bisa

dilihat dari pelatihan yang diadakan

oleh pemerintah hanya dua kali

setahun, tidak berlanjut dan tidak

menyeluruh, begitu juga dengan

study banding yang dilakukan hanya

perwakilan yang ikut serta, agenda

sosialisasi yang hanya dilakukan

pada tahun lalu dan fasilitas alat

tangkap yang diberikan hanya

sebatas bantuan yang cendung tidak

bisa memandirikan masyarakat

nelayan dan hanya semakin membuat

ketergantungan.

Pemeliharaan

Berdasarkan hasil penelitian di

lapangan bahwa dalam pemeliharaan

pihak Dinas Kelautan dan Perikanan

telah mengupayakan dengan

melakukan pengawasan dan

pendampingan terhadap budidaya

perikanan. Namun pengawasan yang

dilakukan belum maksimal

dikarenakan monitoring dan

pendampingan tidak dilakukan

secara menyeluruh dan rutin, hal ini

juga tidak berjalan sesuai apa yang

diharapkan karena diketahui wilayah

Desa Tanjung Luar masih banyak

faktor penghambat dalam

pelaksanaan pemberdayaan.

masyarakat nelayan salah satunya

sarana listrik yang masih belum

terjangkau yang menghambat

pemberdayaan.

Faktor Penghambat dan Pendukung

Berdasarkan hasil survey yang

dilakukan oleh penulis yang menjadi

faktor penghambat dalam

pemberdayaan masyarakat nelayan di

Desa Tanjung Luar yaitu Sumber

Daya Manusia (SDM) pendidikan yang

masih kurang, sarana dan prasarana,

(9)

pendukung yaitu potensi hasil

perikanan yang melimpah.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini

adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan nelayan proses

menentukan segalanya. Proses

meningkatkan keberdayaan warga

masyarakat melalui proses

pemberdayaan akan terwujud

sumberdaya yang kita milki serta

kemampuan pelaku. Hal ini akan

dapat memberikan solusi yang lebih

baik karena dapat menambah

penjelasan bahwa proses

pemberdayaan masyarakat mutlak

diperlukan utuk mencapai

keberdayaan masyarakat demi

peningkatan kesejahteraannya.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan

yang dikemukakan diatas mengenai

studi tentang pemberdayaan

masyarakat nelayan di Desa Tanjung

Luar. Adapun saran-saran itu adalah

sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah hendaknya

lebih memperhatikan masyarakat

nelayan, memperkuat program

pemberdayaan masyarakat

nelayan dan didukung lagi

dengan memberikan modal serta

bantuan fasilitas yang bisa

membuat masyarakat nelayan

lebih mandiri.

2. Kegiatan pemberdayaan yang

telah dilakukan seperti kegiatan

sosialisasi dan pelatihan

disarankan dapat dilakukan

secara bertahap 3x setahun dan

berkelajutan, bertujuan untuk

memberikan pengetahuan kepada

para nelayan agar dapat

mengembangkan usaha

perikanannya.

3. Kebijakan mengenai perlindungan

dan pemberdayaan nelayan yang

telah dikeluarkan dilakukan

secara menyeluruh agar berjalan

secara efektif dan permasalahan

illegal fishing pihak UPTD Dinas

Kelautan dan Perikanan lebih

menguatkan dalam hal

pengawasan dan pemantauan

dilakukan setiap satu kali

sebulan.

4. Pemerintah daerah sebaiknya

berkerja sama dengan pihak

swasta untuk mendukung

pemberdayaan dan melindungi

masyarakat nelayan dan lebih

banyak membangun industri

pengelolahan hasil perikanan

sehingga hasil tangkapan nelayan

tidak hanya dijual mentah tapi

dapat menjadi produk-produk

olahan. Sarana dan prasarana

pendukung dalam bidang

perikanan harusnya segera

dibangun agar dapat berjalan

(10)

5. Serta pemerintah juga harusnya

memberikan pengawasan secara

rutin dan menyeluruh agar bisa

berjalanya pemberdayaan secara

efektif dan tidak terfokus pada

satu usaha budidaya saja.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2013. Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat (Edisi Revisi 2012), PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global. Alfabeta. Bandung

Awang, San Afri, dkk. 1996. Program IDT dan Pemberdayaan Masyarakat. Bappenas.

Irianto, Jusuf Purwanto. 2001. Isu-isu Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Insan Cendekia. Surabaya.

Jamasy, Owin. 2004. Keadilan,Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan, Blantika. Jakarta.

Karjadi Mintaroem U. Mohammad Iman Farisi. 2001. Laporan Penelitian Nelayan Tradisional di Madura (Studi Sosial-Budaya Terhadap Aktivitas Perekonomian di Desa Bandaran Kab. Pamekasan) Universitas Terbuka.

Kartasasmita, Ginanjar. 1995. Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. CIDES. Jakarta.

Kusnadi. 2007. Jaminan Sosial Nelayan, PT. Lkis Pelangi Aksara. Yogyakarta.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Mulyadi, S. 2005. Ekonomi Kelautan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Prijono, Onny S.& A.M.W. Pranarka (eds). 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre For Strategis and International Studies.

Soetomo. 2009. Pembangunan Masyarakat merangkai sebuah kerangka, Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Suhartini,R dkk. 2005. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. PT. Lkis Pelangi Pesantren.

Suharto, Edi Ph.D. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Aditama. Bandung.

Suhendra, K. SH., 2006. Peranan Birokrasi Dalam pemberdayaan Masyarakat, Alfabeta. Bandung.

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-Model pemberdayaan, Gava Media. Yogyakarta.

Usman, Sunyoko. 1998.

Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wrihatnolo, Randy R.& Riant Nugroho D. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarkat. Jakarta: PT Elcx Media Komputindo.

(11)

Undang-Undang Nomor 15 tahun 1990 Tentang Perikanan

Referensi

Dokumen terkait

Siaran kearifan lokal dalam penelitian ini yaitu bentuk program acara pada radio komunitas baik berupa hiburan, berita, program bahasa, melalui pendekatan bahasa dan

Hаsil uji аnаlisis yаng tеlаh dilаkukаn mеngеnаi pеngаruh vаriаbеl strеs kеrjа tеrhаdаp motivаsi kеrjа kаryаwаn, mеnunjukkаn аdаnyа pеngаruh nеgаtif signifikаn

5.. Fakultas Teknik Universitas 13rawijaya. yang niemrlrk~ dimensi relatif'kecil. Penclitlan in1 membahas tentan? bagaimana rnerancalig dan mernbuat antena biqued

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui akurasi kompetensi sosial dosen dalam pembelajaran yang mencakup kemampuan menyampaikan pendapat,

(1) Penggunaan petak tanah makam untuk tanah makam umum yang dikuasai atau dikelola oleh Pemerintah Daerah hanya diperuntukan bagi jenasah atau kerangka jenasah yang akan

Intensitas warna biru larutan diukur dengan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 695 nm (Nur Alam et al. Dari data kurva antara absorbansi dan konsentrasi yang

・研修病院として急変時、入院時の対応だけではなく、退院後の生活を見据え