• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Keluarga Dalam Perbaikan Pola Piki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Keluarga Dalam Perbaikan Pola Piki"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Keluarga Dalam Perbaikan Pola Pikir Masyarakat Terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)

Oleh: Kafa Abdallah Kafaa

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV dapat memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik atau mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus tersebut, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkirakan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak kemunculannya pertama kali yang diakui pada tanggal 5 Juni 1981. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4-3,3 juta jiwa pada tahun 2005, dan lebih dari 570.000 jiwa diantaranya merupakan anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara.

(2)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gutomo dan Udiati, ditemukan bahwa 76,25% dari 400 orang responden menyatakan telah mengetahui atau memiliki setidaknya pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menghindari dan memerangi penyakit HIV/AIDS merupakan bagian yang cukup penting, namun bukan satu-satunya cara yang dapat dilakukan. (Dwiyanti, 2000; 22).

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak hanya dirugikan dari aspek kesehatan saja, akan tetapi dari aspek sosial juga. Stigma buruk yang dilontarkan terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menimbulkan adanya isolasi secara sosial yang menjadikan ODHA terkucilkan dalam lingkup masyarakat, sehingga diperlukan agen perubahan yang dapat mengubah cara berpikir masyarakat tersebut secara mendasar. Agen perubahan tersebut haruslah sebuah institusi yang berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat emosional. Berangkat dari asumsi ini, maka penulis mengangkat peran keluarga sebagai agen perubahan tersebut yang sekaligus merepresentasikan masyarakat luas secara lebih sempit.

Keluarga merupakan agen perubahan yang pertama dan utama dalam rangka memengaruhi perkembangan pola pikir secara mendasar bagi anggota keluarganya sebelum meranjak pada lingkup yang lebih luas yaitu masyarakat. Keharmonisan antar anggota keluarga berpengaruh sangat besar dalam keberlangsungan kehidupan berkeluarga. Komunikasi yang baik antar anggota keluarga dapat mengantarkan terciptanya situasi yang harmonis dan selaras dengan tujuan berkeluarga.

(3)

Hasil penelitian tersebut menggambarkan betapa selarasnya informasi dan pengetahuan yang diberikan orang tua terhadap anak mengenai HIV/AIDS yang kemudian menentukan sikap serta pola pikir anak terhadap orang dengan HIV/AIDS. Dengan demikian, tampak bahwa kunci dari perubahan pola pikir anak terhadap orang dengan HIV/AIDS adalah informasi dan pengetahuan tentang HIV/AIDS itu sendiri. Bagaimanapun juga, upaya untuk membentuk pola pikir yang berbeda terhadap orang dengan HIV/AIDS harus dimulai dengan pengetahuan penyakit tersebut.

Sosialisasi dalam berbagai bentuk media penyampaian harus gencar dilakukan baik oleh pemerintah maupun non-pemerintah khususnya kepada orang tua. Apabila orang tua telah memiliki informasi dan pengetahuan yang memadai terkait penyakit HIV/AIDS, maka kiranya informasi dan pengetahuan tersebut harus ditrasformasikan pula kepada anggota keluarganya, yang dalam hal ini anak. Transformasi tersebut dapat berupa media komunikasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi keluarga itu sendiri.

Komunikasi keluarga menjadi pilar utama dalam mewujudkan pola pikir berbeda terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Berbeda di sini bermakna positif, yang artinya bahwa dengan perubahan pola pikir yang berbeda dengan stigma yang ada di masyarakat pada umumnya menjadikan hilangnya isolasi sosial yang disandang orang dengan HIV/AIDS. Stigma masyarakat untuk mengucilkan atau setidaknya menghindari orang dengan HIV/AIDS berubah menjadi memerangi penyakit HIV/AIDS itu sendiri, bukan penderitanya.

Dengan adanya pemberian informasi dan pengetahuan yang memadai mengenai penyakit HIV/AIDS dalam ranah keluarga, maka kiranya diharapkan dapat merubah stigma mengenai penyakit tersebut dalam ranah yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat. Dengan demikian, maka dapat memunculkan perilaku yang tepat terhadap orang dengan HIV/AIDS. Mari kita rangkul orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan perangi penyakitnya!!

Referensi

Dokumen terkait

Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang dapat menyerang hewan dan manusia.. Penyakit ini sulit disembuhkan karena tungau

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati yaitu warna kuning telur,

Class Object (the ultimate superclass of everything) 208 Taking objects out of an ArrayList (they come out as type Object) 211 Compiler checks the reference type (before letting

Didukung dengan model bisnis franchise yang akan mengurangi biaya operasional operator, maka desain ini dapat menjadi peluang bisnis baru bagi operator eksisting

Lebih kritis lagi adalah “pengkacauan” urutan tertib ayat-ayat Allah oleh Muhammad sendiri: “Diriwayatkan oleh Ibn Abbas dari Utsman ibn Affan bahwa

subyektifitas tentunya akan mewarnai penulisan sejarah ketika sejarawan melakukan penulisan (historiografi). Kadangkala seorang sejarawan dengan kekurangan bahan dan fakta

Antara lain belajar dari mendengarkan dan melihat video ( youtube ) pembelajaran teknik dan melihat buku pelajaran teknik bermain alat musik. Cara mereka

Group Pretest-Posttest Design, dimana menggunakan satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol yang tidak dipilih dengan acak, tujuanya untuk mengetahui adanya