• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buruh dan Tuntutan Keadilan docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buruh dan Tuntutan Keadilan docx"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Buruh dan Tuntutan Keadilan

FAJAR KURNIANTO

Tanggal 1 Mei telah diperingati sebagai hari buruh sedunia. Seperti tahun lalu, hampir di setiap negara, termasuk Indonesia, peringatan ini ditandai dengan aksi turun ke jalan para buruh menuntut peningkatan taraf kehidupan dan kesejahteraan mereka yang dianggap masih belum layak jika dikaitkan dengan meningkatnya kebutuhan hidup saat ini. Jika tahun lalu di ibu kota dan beberapa kota lainnya, aksi para buruh ke jalan berujung tindak anarkis dan pengrusakan, kali ini terhitung adem ayem.

Buruh versus Pengusaha

Seiring berjalannya waktu, tuntutan para buruh pada tahun lalu dinilai masih belum direalisasikan pengusaha. Sayangnya, pemerintah yang diharapkan bisa menyelesaikan persoalan itu juga belum banyak membuat terobosan yang menguntungkan semua pihak.

Nasib para buruh, terutama yang kerja kontrak, tetap memprihatinkan. Belum lagi jika di tengah jalan mereka di-PHK. Tuntutan para buruh sebetulnya hal yang dapat dipahami sesuai dengan haknya yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 28. Kesejahteraan, taraf hidup, dan jaminan kepastian dari pengusaha, yang layak sesuai dengan perkembangan kondisi saat ini adalah realistis. Jika pengusaha sungguh-sungguh memerhatikan nasib para buruhnya, persoalan yang terjadi bisa selesai (dwipartit), bahkan tanpa perlu melibatkan pemerintah (tripartit).

Selain dalih iklim ekonomi makro yang begitu berat, sehingga biaya produksi juga melambung tinggi, menyebabkan pengusaha mesti menghitung-hitung kembali dan memikirkan cara terefisien demi menekan biaya pengeluaran lebih banyak, wacana mulai dialihkan pada aspek legalitas seperti Undang-Undang. Dan, pemerintah, yang seharusnya bisa menjadi mediator dan penentu kebijakan yang menguntungkan semua pihak ternyata tampak kerap kali lebih memihak kepentingan pengusaha.

(2)

bersikap netral dan ikut membantu mencari cara penyelesaian yang komprehensif. Forum tripartit yang melibatkan perwakilan para buruh, pengusaha, dan pemerintah, yang diharapkan bisa melahirkan kemajuan ternyata hingga saat ini sebatas mimpi. Pertemuan memang kerap kali dilakukan, tetapi tetap belum menghasilkan kesepakatan bersama.

Politik pemerintah

Ketika forum tripartit belum menghasilkan kesepakatan yang diterima semua pihak, pemerintah sebetulnya bisa menjadi “palu godam” yang menyelesaikan semua masalah yang terjadi. Bukan bertindak otoriter, tetapi berusaha menyelesaikan secepatnya dan setepatnya. Karena, dengan adanya ketidakpastian dan persoalan yang berlarut-larut, masalah-masalah baru akan bermunculan tak berujung. Di sinilah politik pemerintah yang betul-betul brilian diharapkan.

Akar sesungguhnya dari persoalan para buruh versus pengusaha, selain karena ingin untung masing-masing namun menjadikan ego dan emosi sebagai dasar pemikiran, juga ketiadaan kepastian politik (UU) yang memayungi relasi para buruh dan pengusaha yang harmonis dan sinergis. Sudah saatnya, jika semua pihak ingin masalah selesai secara permanen, dialog tidak hanya adu argumen yang berangkat dari ego dan emosi masing-masing, tetapi dalam kerangka kebaikan semua.

Pemerintah mesti mendengarkan suara-suara para buruh. Karena, mereka yang dalam realitas adalah para pemain yang jelas-jelas berpotensi menjadi “korban” para pengusaha. Sementara pengusaha, meski demi efisiensi berhak antara lain mem-PHK para buruhnya, jangan sampai “melepas” mereka dengan jaminan-jaminan kosong, tanpa pesangon yang mencukupi. Sering kali terjadi, jaminan-jaminan dari para pengusaha buat para buruh sudah ada, tetapi dalam kenyataan, entah bagaimana bisa terjadi, jaminan-jaminan itu tidak didapatkan alias omong kosong. Ini yang harus diselesaikan oleh pemerintah.

(3)

Para buruh juga manusia. Suatu saat, saringan profesionalisme yang diberlakukan harus diterima sebagai sebuah tantangan untuk meningkatkan kerjanya. Sementara, para pengusaha, hendaknya tidak memperlakukan para buruh ibarat mesin yang dikendalikan semaunya sendiri. Mereka adalah para buruh yang juga memiliki kehidupan yang mesti diperhatikan nasibnya. Dan, pemerintah, harus berinisiatif untuk menjadi agen penyelesai sekaligus menawarkan solusi terbaik buat semua pihak.

Referensi

Dokumen terkait

Tabela 7: Število samozaposlitev po občinah v obdobju 2001 – 2004 Oddelek za prestrukturiranje RTH, 2006 Tabela 8: Število prezaposlitev in samozaposlitev skupaj po občinah v

Menurut Gibsonet al.(1996) kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang

Perhitungan beban gandar standar kumulatif menggunakan metode AASHTO 1993 dengan W 18 desain diperoleh hasil sebesar 8,97, yang berarti bahwa tebal pelat beton rencana dapat

Subjek utama dalam penelitian ini adalah Pengelola Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Penerima ZIS (mustahik). Objek penelitian ini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan bekerjasama dengan SMAN 3 Penajam Paser Utara melakukan kerjasama pembinaan guru-guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Penajam Paser

Algoritma rekursi Panjer hanya dapat digunakan untuk distibusi yang memenuhi relasi Teorema 5., dan distribusi – distribusi itu adalah distribusi Poisson, Binomial Negatif, dan

Setiap pelaku pembangunan rumah susun komersial yang mengingkari kewajibannya untuk menyediakan rumah susun umum sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari

Pemanfaatan hidrolisat tepung kepala udang dan limbah kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger,Rizhopus oligosporus dan Trichoderma viridae dalam ransum