• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di wilyaha kerja Puskesmas Tanjung Agung Gunardi Pome,S.Ag,. M.Kes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Faktor faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di wilyaha kerja Puskesmas Tanjung Agung Gunardi Pome,S.Ag,. M.Kes"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di wilyaha kerja

Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

Gunardi Pome, S.Ag, M.Kes.

Poltekkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja

Gunardi.pome@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan : penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di wilayah kerja puskesmas Tanjung Agung Tahun 2015

Metode ; penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional untuk melihat Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan Cross Sectional. Dikatakan penelitian survey karena data yang dipelajari diambil dari populasi untuk

memperoleh kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan antar variable (Singarimbun. Masri, 1995). Suatu rancangan penelitian epidemiologic yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (factor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dan populasi tunggal pada suatu saat atau periode. Karakter pokok dari rancagan ini adalah bahwa status paparan dan penyakit diukur pada saat yang sama. Pada rancangan ini peneliti memotret frekuensi dan karakter penyakit serta paparan factor penelitian pada suatu populasi dan pada satu saat tertentu, oleh karena itu pendekatan Cross Sectional dinamakan juga survey prevalensi (Kleinbaum. Et. Al. 1982 dalam Bisma Murti, 1997). Dalam penelitian ini peneliti melihat gambaran status gizi balita dan factor-faktor yang yang berhubungan dengan status gizi balita wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat tahun 2013.Setelah semua data dioleh kemudian data dianalisis denan mengunakan uji statistik chi square.

Hasil penelitian : Hasil analisis hubungan antara usia dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada 8 dari 34 (23,5%) ibu yang berusia muda mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah. Sedangkan diantara ibu yang berusia Tua ada 18 dari 52 (34,6%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,340 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi usia ibu dengan status gizi balita (tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan status gizi balita).

(2)

2

timbangannya di Bawah Garis Merah. Sedangkan diantara ibu yang berpengetahuan cukup ada 2 dari 13 (13,3%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,137 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi pengetahuan ibu dengan status gizi balita (tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita).

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada sebanyak 3 dari 26 (11,5%) ibu yang bekerja mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah . Sedangkan diantara ibu yang tidak bekerja ada 23 dari 60 (38,3%) ibu yang mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,020 (lebih kecil dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi status gizi balita pada ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja (ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita). Dari hasil analisis diperolah nilai OR = 4,76, artinya ibu yang tidak bekerja mempunyai peluang 4,7 kali lebih besar mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah dibanding ibu yang bekerja.

Hasil analisis hubungan antara Jumlah anak dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada sebanyak 12 dari 25 (48,0%) ibu yang jumlah anaknya banyak mempunyai balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah . Sedangkan diantara ibu yang jumlah anaknya dengan kategori cukup ada 14 dari 61 (23,3%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,037 (lebih kecil dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi status gizi balita pada ibu yang mempunyai banyak anak dengan ibu yang mempunyai anak dengan kategori cukup (ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan status gizi balita). Dari hasil analisis diperolah nilai OR = 3,09, artinya ibu yang banyak anak mempunyai peluang 3,9 kali lebih besar mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah dibanding ibu yang mempunyai anak dengan kategori cukup.

Hasil analisis hubungan antara Lama Pemberian ASI dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada sebanyak 20 dari 47 (42,6%) ibu yang jmemberikan ASI pada balitanya kurang dari 2 tahun mempunyai balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah . Sedangkan diantara ibu yang Lama Pemberian ASI dengan kategori lebih dari 2 tahun ada 6 dari 33 (15,4%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,009 (lebih kecil dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi status gizi balita pada ibu yang lama pemberian asi kurang dari 2 tahun dengan ibu yang lama pemberian asi lebih dari 2 tahun (ada hubungan yang signifikan antara lama pemberian ASI dengan status gizi balita). Dari hasil analisis diperolah nilai OR = 4,07, artinya ibu yang banyak anak mempunyai peluang 4,7 kali lebih besar mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah dibanding ibu yang mempunyai anak dengan kategori cukup.

(3)

3

Hasil analisis hubungan antara pernah mendapat penyuluhan dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada 6 dari 26 (19,2%) ibu yang tidak pernah mendapat penyuluhan tentang gizi balita mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah. Sedangkan diantara ibu yang pernah mendapat penyuluhan ada 221 dari 60 (35,0%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,224 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi status pernah mendapat penyuluhan gizi balita dengan status gizi balita (tidak ada hubungan yang signifikan antara status pernah mendapat penyuluhan gizi balita dengan status gizi balita).

Simpulan : Dari hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Sebagian besar status gizi balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung tahun 2013 berberstatus gizi baik yaitu berjumlah 60 balita (69,8%), sedangkan yang di bawah Garis Merah berjumlah 26 (32,2%), Dari hasil uji statistic didapatkan factor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita adalah variable status pekerjaan, jumlah anak, lama pemberian ASI dan penghasilan. Variabel usia, pengetahuan dan pernah mendapat penyuluhan gizi dari secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna dengan status gizi balita.

(4)

1

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah hak azazi manusia dan dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan beksinambungan , dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Di tahun 1995 diperkirakan bahwa lebih dari 200 juta anak balita didunia berkutat dengan malnutrisi. Malnutrisi masih saja melatar belakangi penyakit dan kematian anak. Meskipun sering luput dari mengungkapkan angka kematian balita mencapai 46 per 1000 kelahiran hidup penimbangannya di Bawah Garis Merah, namun di tahun 2013 ada 52 balita yang hasil penimbangannya dibawah gari Merah/mengalami peningkatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan Cross

Sectional. Dikatakan penelitian survey karena data yang dipelajari diambil dari populasi untuk

memperoleh kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan antar variable (Singarimbun. Masri, 1995). Suatu rancangan penelitian epidemiologic yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (factor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dan populasi tunggal pada suatu saat atau periode. Karakter pokok dari rancagan ini adalah bahwa status paparan dan penyakit diukur pada saat yang sama. Pada rancangan ini peneliti memotret frekuensi dan karakter penyakit serta paparan factor penelitian pada suatu populasi dan pada satu saat tertentu, oleh karena itu pendekatan Cross Sectional dinamakan juga survey prevalensi (Kleinbaum. Et. Al. 1982 dalam Bisma Murti, 1997).

(5)

2

HASIL PENELITIAN

B. ANALISIS UNIVARIAT 1. Status Gizi.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi status gizi balita di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

STATUS GIZI JUMLAH PERSENTASE

BGM 26 30,2

BAIK 60 69, 8

Total 86 100

2. Usia

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi usia ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

USIA JUMLAH PERSENTASE

Muda 34 39,5

Tua 52 60,5

Total 86 100

3. Pendidikan

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE

Rendah 47 54,7

Tinggi 39 45,3

Total 86 100

4. Pengetahuan

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PENGETAHUAN JUMLAH PERSENTASE

Kurang 71 82,6

Cukup 15 17,4

Total 86 100

5. Status Pekerjaan

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi Status pekerjaan ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE

Tidak Bekerja 60 69,8

Bekerja 26 30,2

Total 86 100

6. Jumlah Anak

Tabel 5.6

(6)

3

JUMLAH ANAK JUMLAH PERSENTASE

Banyak 25 29,1

Cukup 61 70,9

Total 86 100

7. Lama Pemberian ASI

Tabel 5.7

Distribusi frekuensi lama pemberian ASI pada ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

LAMA PEMBERIAN ASI

JUMLAH PERSENTASE

< 2 Tahun 47 54,7

> 2 Tahun 39 45,3

Total 178 100

8. Penghasilan

Tabel 5.8

Distribusi frekuensi penghasilan keluarga ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PENGHASILAN JUMLAH PERSENTASE

Kurang 55 64,0

Cukup 31 36,0

Total 178 100

9. Mendapat penyuluhan

Tabel 5.9

Distribusi frekuensi pernah mendapat penyuluhan bagi ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PERNAH MENDAPAT PENYULUHAN

JUMLAH PERSENTASE

Tidak 26 30,2

Pernah 60 69,8

Total 178 100

Dari hasil analisa didapatkan pengalaman mendapat penyuluhan bagi ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung tahun 2013 yang tidak pernah berjumlah 26 (30,2%), pernah mendapat penyuluhan berjumlah 60 (69,8%).

C. ANALISIS BIVARIAT

1. Usia ibu dan Status Gizi Balita

Tabel 5.10

Hubungan usia ibu dengan status gizi balita

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

USIA IBU

STATUS GIZI BALITA

TOTAL

P.VALUE BGM Baik

N % N % N % 0,340 Muda 8 23,5 26 76,5 34 100

(7)

4

Hasil analisis hubunganantara usia dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada 8 dari 34 (23,5%) ibu yang berusia muda mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah. Sedangkan diantara ibu yang berusia Tua ada 18 dari 52 (34,6%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,340 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi usia ibu dengan status gizi balita (tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan status gizi balita).

2. Pendidikan dan status gizi balita

Tabel 5.11

Hubungan pendidikan dengan status gizi balita

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PENDIDIKAN

STATUS GIZI BALITA

TOTAL

P.VALUE BGM Baik

N % N % N % 0,340 Rendah 17 36,2 30 63,8 47 100

Tinggi 9 23,1 30 76,9 39 100

TOTAL 26 30,2 60 69,8 86 100

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada 17 dari 47 (36,2%) ibu yang berpendidikan rendah mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah. Sedangkan diantara ibu yang berpendidikan tinggi ada 9 dari 39 (23,1%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,241 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi pendidikan ibu dengan status gizi balita (tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita).

3. Pengetahuan ibu dan status gizi balita

Tabel 5.12

Hubungan pengetahuan dan status gizi balita

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PENGETAHUAN

STATUS GIZI BALITA

TOTAL

P.VALUE BGM Baik

N % N % N %

0,137 Kurang 24 33,8 47 66,2 71 100

Cukup 2 13,3 13 86,7 15 100

TOTAL 26 30,2 60 69,8 86 100

(8)

5

balita (tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita).

4. Pekerjaan ibu dan Status Gizi Balita

Tabel 5.13

Hubungan pekerjaan dan status gizi balita

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PEKERJAAN

STATUS GIZI BALITA

TOTAL

P.VALUE

OR 95%CI BGM BAIK

N % N % N % 0,020 4,76 1,28-17,67 Tidak Bekerja 23 38,3 37 61,7 60 100

Bekerja 3 11,5 23 88,5 26 100

TOTAL 26 30,2 60 69,8 86 100

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada sebanyak 3 dari 26 (11,5%) ibu yang bekerja mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah . Sedangkan diantara ibu yang tidak bekerja ada 23 dari 60 (38,3%) ibu yang mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,020 (lebih kecil dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi status gizi balita pada ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja (ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita). Dari hasil analisis diperolah nilai OR = 4,76, artinya ibu yang tidak bekerja mempunyai peluang 4,7 kali lebih besar mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah dibanding ibu yang bekerja.

5. Jumlah anak dan Status gizi balita

Tabel 5.14

Hubungan jumlah anak dan status gizi balita

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

JUMLAH ANAK

STATUS GIZI BALITA

TOTAL

P.VALUE

OR 95%CI BGM BAIK

N % N % N % 0,037 3,099 1,156-8,305 Banyak 12 48,0 13 52,0 25 100

Cukup 14 23,0 47 77,0 61 100 TOTAL 26 30,2 60 69,8 86 100

(9)

6

kategori cukup (ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan status gizi balita). Dari hasil analisis diperolah nilai OR = 3,09, artinya ibu yang banyak anak mempunyai peluang 3,9 kali lebih besar mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah dibanding ibu yang mempunyai anak dengan kategori cukup.

6. Lama Pemberian ASI anak dan Status gizi balita Tabel 5.15

Hubungan Lama Pemberian ASI dan status gizi balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

LAMA PEMBERIAN

ASI

STATUS GIZI BALITA

TOTAL

P.VALUE

OR 95%CI

BGM BAIK

N % N % N % 0,009 4,074 1,43-11,579 < 2 Tahun 20 42,6 27 57,4 47 100

> t Tahun 6 15,4 33 84,6 39 100

TOTAL 26 30,2 60 69,8 86 100

Hasil analisis hubungan antara Lama Pemberian ASI dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada sebanyak 20 dari 47 (42,6%) ibu yang jmemberikan ASI pada balitanya kurang dari 2 tahun mempunyai balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah . Sedangkan diantara ibu yang Lama Pemberian ASI dengan kategori lebih dari 2 tahun ada 6 dari 33 (15,4%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,009 (lebih kecil dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi status gizi balita pada ibu yang lama pemberian asi kurang dari 2 tahun dengan ibu yang lama pemberian asi lebih dari 2 tahun (ada hubungan yang signifikan antara lama pemberian ASI dengan status gizi balita). Dari hasil analisis diperolah nilai OR = 4,07, artinya ibu yang banyak anak mempunyai peluang 4,7 kali lebih besar mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah dibanding ibu yang mempunyai anak dengan kategori cukup.

7. Penghasilan dan status gizi balita

Tabel 5.16

Hubungan penghasilan dan status gizi balita

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

PENGHASILAN

STATUS GIZI BALITA

TOTAL

P.VALUE

OR 95%CI

BGM BAIK

N % N % N % 0,017 < 0.05 bermakna

4,074 1,434-11,57 Kurang 22 40,0 33 60,0 55 100

Cukup 4 12,9 27 87,1 31 100

TOTAL 26 30,2 60 69,8 86 100

(10)

7

timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,017 (lebih kecil dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan secara statistik ada perbedaan proporsi status gizi balita pada ibu yang bepenghasilan kurang dengan ibu yang berpenghasilan cukup (ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan status gizi balita). Dari hasil analisis diperolah nilai OR = 4,07, artinya ibu yang berpenghasilan kurang mempunyai peluang 4,07 kali lebih besar mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah dibanding ibu yang berpenghasilan cukup.

8. Mendapat penyuluhan dan Status Gizi Balita Tabel 5.17

Hubungan status pernah mendapat penyuluhan dan

status gizi balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2013

MENDAPAT PENYULUHAN

STATUS GIZI BALITA

TOTAL

P.VALUE BGM Baik

N % N % N % 0,224 Tidak 6 19,2 21 80,8 26 100

Pernah 21 35,0 39 65,0 60 100 TOTAL 26 30,2 60 69,8 86 100

Hasil analisis hubungan antara pernah mendapat penyuluhan dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada 6 dari 26 (19,2%) ibu yang tidak pernah mendapat penyuluhan tentang gizi balita mempunyai anak balita yang timbangannya di Bawah Garis Merah. Sedangkan diantara ibu yang pernah mendapat penyuluhan ada 221 dari 60 (35,0%) ibu yang mempunyai anak balita timbangannya di Bawah Garis Merah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,224 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi status pernah mendapat penyuluhan gizi balita dengan status gizi balita (tidak ada hubungan yang signifikan antara status pernah mendapat penyuluhan gizi balita dengan status gizi balita).

PEMBAHASAN

Dari hasil analisis univariat di dapatkan pada mata kuliah asuhan keprawatan gerontik yang teori nilai yang baik ada 44 responden atau 57 % sedangkan nilai praktek dengan kategori baik ada 46 mahasiswa atau 60 % ini menunjukkan bahwa kompetensi atau kemampuan mahasiswa politeknik adalah lebih menonjol pada aspek praktek atau skill sedangkan pada sarjana strata 1 yang lebih menonjol nilai teori atau konsep oleh karena itu tujuan dari kurikulum bahwa D III merupakan tenaga vokasional dan praktisi merupakan sesuatu yang memang dapat dipercaya dilapangan.

Hasil analsisi bivariat di dapatkan secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara prestasi belajar mata kuliah teori keperawatan Gerontik dengan prestasi belajar praktek pembelajaran klinik (PPK) keperawatan gerontik mahasiswa Poltekkes kemenkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja Tahun 2015, angka statistik ini menunjukkan tidak bermakna namun secar substansi hal ini dapat saja berhubungan secara linier jika dilihat mereka yang nilai teorinya besar ada keenderungan

mendapatkan nilai pada saat melkukan praktek pembelajaran klinik mendapatkan nilai yang besar juga.

(11)

2 Berdasarkan hasil penelitian hubungan prestasi belajar mata kuliah teori keperawatan Gerontik dengan prestasi belajar praktek pembelajaran klinik (PPK) keperawatan gerontik mahasiswa Poltekkes kemenkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja Tahun 2015 di dapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara prestasi belajar teori di kelas dan prestasi belajar praktek klinik di lapangan (puskesmas). . Saran : pembekalan teori dalam pembelajaran akan membantu mahasiswa melaksanakan kelancaran tugasnya dalam praktek klinik.

REFERENSI

anak dan masyarkat pada umumnya (menurutajaran islam), Proyek Kelangsungan Hidup Anak Melalui LSM Agama Program Kerja Sama antara Pemerintah RI dan

UNICEP, Jakarta Ariesman, 2007

Gizi dalam daur kehidupan, EGC, Jakarta Goals, di Indonesia, disampaikan pada kongres nasional IAKMI X, Palembang 23 Agustus 2007 Anhari Achadi, 2007

Health Service Program Program kesehatan Ibu, bayibaru lahir dan anak, disampaikan pada kongres nasional IAKMI X, Palembang 22 Agustus 2007

Cara penilaian Status Gizi balita, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

tahun 2007, Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu, Baturaja

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989

Panduan Bidan di Tingkat Desa, Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan WHO, Jakarta

---, 2003

(12)

2 Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Hastono. Sutanto Priyo, 2001

Modul Analisis Data, fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Hartriyanti. Yayuk, 2002

Gizi Kesehatan Masyarakat,

penentuan status gizi, modul kuliah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd.

diakses 25-05-2013 jam 19.30 Hamzah. Asiah, sukri, Hariani jompa, 2003

Prilaku menyeusui bayi pada etnik Bugis di Pekkae, JournalKesehatan masyarakat Nasional, Volume 1 nomor 5 april 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Kartasapoetra, 2005

Ilmu Gizi, korelasi gizi, kesehatan, dan produktivitas kerja, Rineka cipta, Jakarta.

Kusharisupeni, 2007

Gizi dalam daur kehidupan, Journal Kesehatan masyarakat Nasional, Volume 2 nomor 3 desember 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok Kodim. Nasrin, 2007

Derita Genarasi Yang Paling dikasihi, JournalKesehatan masyarakat Nasional, Volume 1 nomor 5 april 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Luknis Sabri, Sutanto Priyo Hastono, 2006 Statistik Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Lemeshow. Stanley. Et.al, 1997

Adequacy of sample size in health study, Translated by Dibyo Pramono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Marwan Baits, 2013

Pedoman Penyusunan Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al

Ma’arif Baturaja Program Studi

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Tahun Akademik 2007-2013, Baturaja

Mansjoer. Arief. , 2001

Kapita selekta kedokteran, media euskulapius, Jakarta

Moehji. Sjahmin, 2003

Ilmu gizi, penanggulangan gizi buruk, Bhrata, Niaga Media, Jakarta Puskesmas Tanjung Agung, 2013

Laporan Data BGM tahun 2013, Tanjung Agung Baturaja Barat Notoatmodjo, Soekidjo, 2007

Pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku, Rineka Cipta, Jakarta. Suharyati, 2007

Cost effectiveness upaya

penanggulangan gizimetode positif deviance dan pemberian makanan tambahan dipuskesmas gekbrong Kabupaten Cianjur 2006 , Journal Kesehatan masyarakat Nasional, Volume 1 nomor 6 Juni 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok Singarimbun. Masri, 1995

Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta

Suhardjo, Kusharto, 1992

Gambar

Tabel 5.6
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi lama pemberian ASI pada ibu yang mempunyai balita di
Tabel 5.11
Tabel 5.13
+3

Referensi

Dokumen terkait

Seperti contoh pada integral eliptik lengkap pertama [√ 17] yang ditentukan secara khusus pada suku dari fungsi Gamma.. Kata kunci: Integral eliptik lengkap

Sebagai lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, pesantren memiliki ciri khas dalam menjalankan sistem pendidikannya. Sistem Pendidikan Islam yang

mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites dengan bentuk soal analisis hubungan pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI

SUMBER DATA SASARAN INDIKATOR 2019 2020 2021 2022 2023 PROGRAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Terwujudnya Produksi Perikanan Budidaya dan Non Budidaya serta Pemenuhan Konsumsi Ikan

Model ini digunakan mencari bentuk pengelolaan hutan alam produksi lestari untuk memprediksi pendapatan perusahaan dan masyarakat dengan berbagai skenario serta

Incontri pubblici (confermati dai partecipanti e pubblicati on- line) sono utilizzati per comporre il Documento di Proposta.. Il DocPP è sottoposto alla verifica del TdN, il quale -

Tulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi awal dalam bidang ilmu hukum bagi kalangan akademisi guna mengetahui lebih lanjut tentang penerapan sanksi atau

Pada form ini admin dapat melihat data pasien yang telah tersimpan dalam database dengan meng klik tombol “find”. Dan Admin dapat mengisi data pasien baru yang belum terdaftar