• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kesehatan pada Mencit (Mus musculus) di Instalasi Hewan Coba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambaran Kesehatan pada Mencit (Mus musculus) di Instalasi Hewan Coba"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Kesehatan pada Mencit (Mus musculus)

di Instalasi Hewan Coba

Intan Tolistiawaty*, Junus Widjaja, Phetisya Pamela F. Sumolang, Octaviani

Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Jl. Masitudju No. 58 Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, 94352, Indonesia.

Trial animal are use in laboratory for research and development purpose, such as Mus musculus, Rattus norvegicus, Lepus curpaeums and Mesocricetus auratus. Approximately 40-80% of the sample animal used is mencit. Mencit are widely used because it's short live period, can have many children, have many trait, easy to handle, and well characterized anatomical and physiological traits.

Medical examination conducted in order to make sure the sample animal are free of diseases. Examination consist of inspection and palpation of the mencit body and stool examination for the presence of parasite infection. the examination was conducted on eighteen mus musculus.

Result showed that five mus musculus have fibrosis at the rear and front leg, neck, and A B S T R A C T / A B S T R A K

INFO ARTIKEL

Hewan coba adalah hewan yang sengaja dipelihara untuk digunakan sebagai hewan model yang berkaitan untuk pembelajaran dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorium. Hewan laboratorium yang sering digunakan yakni mencit (Mus musculus), tikus putih (Rattus norvegicus), kelinci, dan hamster. Sekitar 40-80% penggunaan mencit sebagai hewan model laboratorium, mencit banyak digunakan karena siklus hidupnya relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatmya tinggi, mudah ditangani, dan sifat anatomis dan fisiologinya terkarakterisasi dengan baik.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan agar hewan laboratorium yang akan digunakan bebas dari penyakit. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan pada masing-masing mencit berupa inspeksi dan palpasi pada tubuh mencit dan pemeriksaan feses untuk melihat adanya infeksi parasit. Pemeriksaan dilakukan pada 18 ekor mencit. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 5 ekor mencit mengalami fibrosis pada bagian kaki belakang dan depan, leher serta abdomen. Hasil pemeriksaan feses mencit tidak ditemukan adanya infeksi parasit.

© 2014 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved Kata kunci:

hewan coba mencit

pemeriksaan kesehatan Article History: Received : 11 Feb. 2014 Revised : 20 May 2014 Accepted : 23 Jun 2014

*Alamat Korespondensi : email : drh.intantolis@gmail.com

Health Portrait of Mus musculus in Laboratory Condition

Keywords: Laboratory animal Mice

Medical Examination

PENDAHULUAN

Penggunanaan hewan percobaan pada penelitian kesehatan banyak dilakukan untuk uji kelayakan atau keamanan suatu bahan obat dan juga untuk penelitian yang berkaitan dengan suatu penyakit. Berdasarkan itu maka hewan coba yang digunakan harus sehat atau bebas dari mikroorganisme patogen sehingga h a s i l p e n e l i t i a n d a p a t

1 dipertanggungjawabkan.

Hewan coba adalah hewan yang sengaja

dipelihara untuk digunakan sebagai hewan model yang berkaitan untuk pembelajaran dan pengembangan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan

2

(2)

reaksi imunitas yang baik, kepekaan hewan terhadap sesuatu penyakit, dan performa atau performa atau anatomi tubuh hewan percobaan yang dikaitkan dengan sifat genetiknya. Hewan coba yang sering digunakan yakni mencit (Mus musculus), tikus putih (Rattus Norvegicus), kelinci (Oryctolagus cuniculus), dan hamster. Sekitar 40-80 % penggunaan mencit sebagai hewan model laboratorium karena siklus hidupnya yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, dan sifat anatomis dan fisiologinya terkarakterisasi dengan baik. Mencit dapat hidup sampai umur 1-3 tahun tetapi terdapat perbedaan usia dari berbagai galur terutama berdasarkan kepekaan terhadap lingkungan dan penyakit. Tingkat kesuburan mencit sangat tinggi karena dapat menghasilkan kurang lebih satu juta keturunan dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun. Dimana produktivitas seksualnya berlangsung selama 7-8 bulan dengan rata-rata anak yang

3 dilahirkan sebanyak 6-10 anak/kelahiran.

Mencit bila diperlakukan dengan baik akan memudahkan penanganan, sebaliknya perlakuan yang kasar akan menimbulkan sifat agresif bahkan dapat menggigit pada kondisi tertentu. Mencit betina yang sedang menyusui anak akan mempertahankan sarangnya dan bila anaknya dipegang dengan tangan yang kotor, induknya akan menggigit dan memakan

3 anak tersebut.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan agar hewan laboratorium yang akan digunakan bebas dari penyakit sehingga penelitian yang dilakukan mendapatkan data yang valid. Pemeriksaan kesehatan pada hewan coba

meliputi pemeriksaan kondisi mencit dan kandang.

BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan adalah feses yang diambil dari 18 ekor mencit yang memiliki rentang umur 12-4 bulan dan dicurigai sakit. Bahan laboratorium yang digunakan object glass, plastik klip, pinset, handscun, lugol, dan mikroskop.

Kegiatan diawali dengan dilakukannya pemeriksaan pada seluruh bagian tubuh dan b u l u , ke m u d i a n d i l a n j u t k a n d e n g a n dilakukunnya palpasi atau perabaan pada bagian-bagian tubuh mencit yang dicurigai mengalami kelainan. Jika tidak ada bagian yang dicurigai, dilakukan pengambilan feses pada masing-masing mencit yang akan dijadikan sampel. Untuk mendapatkan feses yang segar dari rectum mencit dilakukan pengangkatan bagian ekor sehingga kepala mencit menghadap ke bawah dan dilakukan penekanan bagian belakang tubuh hingga feses keluar.

Feses yang sudah ada dimasukkan ke dalam plastik klip dan dituliskan kode kandang. Pemeriksaan feses dilakukan

4 dengan metode pemeriksaan langsung.

HASIL

Pemeriksaan fisik mencit di Instalasi Hewan Coba ditemukan 5 ekor mencit yang mengalami fibrosis atau adanya jaringan ikat di bawah kulit. Dengan lokasi fibrosis banyak terdapat di bagian abdomen, kaki belakang, kaki belakang dan abdomen, seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil pemeriksaan fisik mencit di Instalasi Hewan Coba 2014

No Umur Jenis Kelamin Kelainan Fisik

1 12 bulan Jantan Tidak ada kelainan

2 12 bulan Betina Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) di bagian kaki belakang 3 11 bulan Jantan Tidak ada kelainan

4 11 bulan Betina Tidak ada kelainan 5 10 bulan Jantan Tidak ada kelainan

(3)

No Umur Jenis Kelamin Kelainan Fisik

7 9 bulan Jantan Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) dibagian abdomen 8 9 bulan Betina Tidak ada kelainan

9 8 bulan Jantan Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) di bagian abdomen 10 8 bulan Betina Tidak ada kelainan

11 7 bulan Jantan Tidak ada kelainan 12 7 bulan Betina Tidak ada kelainan 13 6 bulan Jantan Tidak ada kelainan

14 6 bulan Betina Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) di bagian kaki depan 15 5 bulan Jantan Tidak ada kelainan

16 5 bulan Betina Tidak ada kelainan 17 4 bulan Jantan Tidak ada kelainan 18 4 bulan Betina Tidak ada kelainan

No Umur Jenis Kelamin Parasit Usus

1 12 bulan Jantan Negatif

2 12 bulan Betina Negatif

3 11 bulan Jantan Negatif

4 11 bulan Betina Negatif

5 10 bulan Jantan Negatif

6 10 bulan Betina Negatif

7 9 bulan Jantan Negatif

8 9 bulan Betina Negatif

9 8 bulan Jantan Negatif

10 8 bulan Betina Negatif

11 7 bulan Jantan Negatif

12 7 bulan Betina Negatif

13 6 bulan Jantan Negatif

14 6 bulan Betina Negatif

15 5 bulan Jantan Negatif

16 5 bulan Betina Negatif

17 4 bulan Jantan Negatif

18 4 bulan Betina Negatif

(4)

Pemeriksaan feses mencit di Instalasi Hewan Coba tidak ditemukan adanya telur cacing maupun protozoa, seperti terlihat pada tabel 2.

PEMBAHASAN

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap mencit-mencit yang ada di Instalasi Hewan Coba Balai Litbang P2B2 Donggala tidak ditemukan parasit baik cacing maupun protozoa. Hal tersebut karena mencit dipelihara dengan baik. Lingkungan tempat hidupnya juga selalu diperhatikan dan dibersihkan sehingga tidak ada parasit yang m e n g i n fe ks i , s e r t a s e r i n g d i l a ku ka n penyuntikan antihelminthik secara berkala. Kandang, botol minum, dan juga alat lainnya yang digunakan dibersihkan minimal seminggu sekali dan alas tidur harus diganti

5

minimal 2 minggu sekali. Hal ini sesuai dengan standar pemeliharaan hewan coba sehingga hewan tersebut bebas dari mikroorganisme patogen yang digunakan untuk penelitian yakni hewan harus bebas

6 dari mikroorganisme patogen.

Pemilihan mencit sebagai hewan coba karena mewakili kelas mamalia sehingga s i s te m re p ro d u ks i , p e r n a p a s a n , d a n peredaran darah menyerupai manusia. Selain itu sistem reproduksinya relatif singkat dan keturunan yang dihasilkan juga banyak. Dengan ini maka hewan coba yang banyak dipelihara di Instalasi Hewan Coba ini adalah

7 mencit.

Syarat mencit dapat digunakan sebagai hewan percobaan adalah (1). Hewan harus bebas dari kuman patogen, karena adanya kuman pathogen dapat mengganggu jalannya reaksi pada percobaan yang akan diujikan. (2). Kemampuan dalam memberikan reaksi imunitas yang baik. (3). Kepekaan terhadap suatu penyakit. (4). Nutrisi, kebersihan, pemeliharaan, dan kesehatan hewan baik dan terjaga. Mencit yang dikembangbiakkan di Instalasi Hewan Coba baik digunakan untuk hewan coba dalam penelitian karena bebas dari parasit dan mencit dipelihara dengan

8 baik.

yang diperiksa. Fibrosis adalah terbentuknya jaringan ikat fibrosa yang didalamnya terkandung banyak serat kolagen secara patologis pada suatu organ atau daerah

9

tubuh. Hal ini mungkin disebabkan adanya pengaruh dari dalam tubuh misalnya terjadi kelainan genetik ataupun mutasi pada satu gen yang menyandikan protein. Pemberian pakan yang tidak sesuai pada mencit juga dapat menimbulkan efek adanya kelainan pada bagian tubuh. Kurang atau lebihnya protein yang ada dalam pakan pada mencit y a n g s a n g a t s e n s i t i f m e n y e b a b k a n terbentuknya fibrosis atau jaringan ikat serupa tumor. Pertumbuhan berat badan yang normal pada m e n c i t s e t i a p h a r i n y a m e n c a p a i 1 gr/ekor/hari. Berat badan mencit jantan umur 4 minggu dewasa mencapai 20-40 gram

10 dan betina 18-35 gram.

Pakan yang diberikan pada mencit di rearing instalasi hewan coba adalah jagung dan pellet. Kandungan nutrisi dalam jagung (per 100 g makanan) yaitu protein 4,1 g, energi 129 kkal, lemak 1,3 g, karbohidrat 39,3 g, kalsium (Ca) 5 mg, besi (Fe) 1,1 mg, dan

11

vitamin C 9 mg. Pellet merupakan salah satu bahan makanan yang diberikan pada hewan ternak yang terdiri dari bahan hewani, nabati, dan bahan makanan lainnya yang dibuat dengan cara dijadikan adonan seperti pasta kemudian dicetak kering. Kombinasi pellet yang baik untuk pakan mencit mengandung protein sebanyak 53%, lemak 13 %, karbohidrat 4 %, serat 7,6 % dan air sebanyak

9

8 %. Mencit merupakan hewan pengerat yang menyukai pakan pellet dan jagung. Bentuk, kepadatan dan bau khas yang dikeluarkan pellet membuat mencit lebih senang untuk

12 mengeratnya.

(5)

aktivitas metabolik sehingga air minum harus tersedia tanpa dibatasi. Untuk mencegah pertumbuhan kuman, air minum dapat

5

diasamkan atau dikhlorinasi. Pada Instalasi Hewan Coba, pemberian air minum tersedia tanpa dibatasi dan diberikan dalam botol dengan pipa yang dilengkapi 'klep' peluru bulat yang terletak di ujung pipa atau diberikan dalam botol dengan pipa yang p a n j a n g d e n g a n u j u n g p i p a s e d i k i t digepengkan agar air tidak selalu tumpah ke alas kandang. Satu ekor mencit memerlukan minum sekitar 3-6 ml/hari dengan bobot

5 badan antara 20-40 g.

K e s e h a t a n m e n c i t h a r u s s e l a l u diperhatikan agar mencit yang digunakan u n t u k p e n e l i t i a n s e h a t d a n b e b a s mikroorganisme patogen. Beberapa jenis penyakit parasit yang sering menginfeksi mencit yakni toksoplasmosis, Hymenolepis nana, Giardia muris, dan Taenia taeniaeformis

13 yang juga dapat menular ke manusia.

KESIMPULAN

Pada pemeriksaan feses di Instalasi Hewan Coba tidak ditemukan adanya parasit usus baik cacing maupun protozoa dan pada pemeriksaan fisik mencit ditemukan 5 ekor mencit yang mengalami fibrosis.

SARAN

D i p e r l u k a n a d a nya p e m e r i k s a a n kesehatan secara berkesinambungan pada hewan coba yang dipelihara di Instalasi Hewan Coba Balai Litbang P2B2 Donggala. Dan juga dilakukan uji coba terhadap pakan sebelum diberikan kepada mencit.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala dan teman-teman di Instalasi Hewan Coba serta yang membantu dalam melaksanakan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ridwan Endi. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan

Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. J Indon Med Assoc vol.63. Jakarta

2. Malole, M. B. M. dan C. S. Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor

3. Priyambodo S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Ed ke-3. Jakarta: Penebar Swadaya.

4. Garcia LS., dan Bruckner, DA. 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

5. Mangkoewidjojo, Soesanto. 2006. Hewan Laboratorium dalam Penelitian Biomedik. Yogyakarta : FKH UGM.

6. Hau, J., dan Hoosier Jr.,G. L. 2003. Handbook of Laboratory Animal Science Second Edition. CRC Press. Boca Raton.

7. Ngatijan.1991. Metode Laboratorium dalam Toksikologi. Petunjuk Laboratorium, PAU Bioteknologi UGM. Yogyakarta.

8. Sulaksono, M.E. 1987. Dilema pada Hewan Percobaan untuk Pemeriksaan Produk Biologis. Badan Pengembangan Kesehatan RI. Jakarta.

9. Sujana, Arman. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Mega Aksara. Jakarta

10. Martijo. 1992. Kesehatan dan Kemampuan Adaptasi Hewan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

11. Riana A. 2000. Nutrisi Jagung per 100 gram Makanan. Asiamaya: agustus 2013]

12. Balogh s, Croft D. 2004. Zinc Phospide and B r o m a d i o l o n e . [ s e r i a l o n l i n e ] . http://www.agnc.nsw.gov.aurader./mice/znp hosbrfaq.htm. [19 agustus 2013].

(6)

Gambar

Tabel 1. Hasil pemeriksaan fisik mencit di Instalasi Hewan Coba  2014
Tabel 2. Hasil pemeriksaan feses mencit di Instalasi Hewan Coba  2014

Referensi

Dokumen terkait

Hewan ini dibagi dalam 5 kelompok, yaitu: satu kelompok sebagai kontrol negatif terdiri dari 3 ekor mencit yang diberi aquades , satu kelompok sebagai kontrol positif terdiri

Penelitian ini meng- gunakan mencit ( Mus musculus ) sebanyak 15 ekor sebagai hewan uji yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan

prosedur standar operasional pemeliharaan mencit sebagai hewan uji, lingkungan yang belum dikondisikan secara baik serta perlakuan pemisahan 6 ekor mencit betina dengan

usus halus bagian ileum dengan hewan coba babi yaitu ditemukannya perubahan pada struktur membran basalis dan kongesti kelenjar yang mulai tampak pada 2-3 jam

Efek farmakologi infusa biji melinjo dalam menurunkan kadar glukosa darah diuji dengan menggunakan hewan coba mencit jantan karena hormonnya lebih stabil dibandingkan dengan

  Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit ( Mus musculus ) jantan yang berumur 8-9 minggu, strain BALB/C dengan rentang berat badan 23-27 g sebanyak 30

Hasil pengamatan 25 sampel feses dari 25 ekor sapi dengan masing-masing tiga kali ulangan, ditemukan tiga jenis telur cacing parasit pada Rumah Potong Hewan Medan

Hasil yang diperoleh yaitu terdapat lesi pada bagian telinga dan kaki hewan peliharaan dan setelah proses pemeriksaan laboratorium, ditemukan parasit jenis Sarcoptes scabiei yang