PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION) TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG
Jurnal Oleh Yunita
Nomor Induk Mahasiswa 2013121123 Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PALEMBANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION) TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG
Jurnal Oleh Yunita
Nomor Induk Mahasiswa 2013121123 Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PALEMBANG
2017
Disetujui oleh :
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE,
INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1
PALEMBANG
1Yunita 2Andinasari 3Misdalina 1,2,3Universitas PGRI Palembang
1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading and Composition) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Palembang. Penelitian eksperimen ini menggunakan model Postest Only Control Design, dengan populasi 162 siswa dan sampel berjumlah 65 siswa. Satu kelas eksperimen berjumlah 33 siswa yang mendapat perlakuan dengan model pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading and Composition) dan satu kelas kontrol berjumlah 32 siswa yang mendapat perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes. Data dianalisis dengan menggunakan independent sample t-test. Berdasarkan hasil analisis masalah matematis bahwa ada pengaruh model pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading and Composition) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Palembang.
Kata kunci : CIRC (Cooperative, Integrated, Reading and Composition), kemampuan komunikasi matematis.
PENDAHULUAN
Indonesia dalam Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab I, Pasal 1 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan
pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha nasional itu diperlukan seperangkat kurikulum yang menunjang untuk diberikan kepada anak didik dalam tingkatan satuan pendidikan masing-masing seperti satuan pendidikan sekolah dasar, satuan pendidikan sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, yaitu
sebuah kurikulum operasional
pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.
Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk
memecahkan masalah berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan
konstruksi, generalisasi dan
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah. Berdasarkan tujuan
pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dapat membantu siswa memahami konsep, menyelesaikan
masalah matematis,
mengkomunikasikan gagasan, dan dapat menjelaskan ide-ide, situasi dan relasi matematisnya dengan baik secara lisan maupun tertulis.
Menurut Shadiq (dikutip
Ramellan, dkk, 2012:77),
mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis dan efisien. Matematika merupakan bahasa yang universal, dimana untuk satu symbol dalam matematika dapat dipahami oleh setiap orang dengan bahasa apapun didunia, misalnya dalam matematika untuk menyatakan jumlah digunakan lambang ∑ dan semua orang memahami bahwa lambang itu menyatakan jumlah (Armiati, 2009:271). Kemampuan komunikasi matematis siswa perlu dikembangkan mengingat siswa-siswa yang cerdas dalam matematika
seringkali kurang mampu
menyampaikan hasil pemikiranya terlebih pada soal yang berbentuk cerita. Berdasarkan kenyataan yang
terjadi di kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Palembang adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. karena dalam pembelajaran guru masih menggunakan model konvensional, dimana guru memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif karena selama
pembelajaran siswa hanya
ditemui siswa mengobrol sendiri di dalam kelas, bermain, atau menggambar. Siswa kurang menanggapi apa yang disampaikan guru. Hanya satu atau dua orang siswa yang berani bertanya kepada guru, sehingga kebanyakan dari mereka tidak terampil dalam mengkomunikasikan ide-ide atau gagasan mereka mengenai matematika. Oleh karena itu perlu memilih model atau metode pembelajaran yang tepat dan dapat mengaktifkan siswa.
Dalam upaya mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Palembang, maka peneliti berupaya menerapkan model pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Compotition). Slavin (2016:16) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan sebuah program pemahaman membaca dan menulis pada tingkat dasar, menengah, dan atas. Menurut Suyitno (dikutip Yuliana, 2013), kegiatan pokok model CIRC untuk menyelesaikan pemecahan masalah matematika meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1) Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal; (2) Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk
menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel; (3) Saling membuat ikhtisar/ rencana penyelesaian soal pemecahan masalah; (4) Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut; (5) Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/ penyelesaian. Untuk dapat mempengaruhi guna meningkatkan kemampuan komunikasi matematis sebaiknya siswa saling berdiskusi dalam kelompok memahami bahan bacaan yang dapat menuntun siswa memahami konsep terlebih dahulu. Selain itu, siswa
dilatih mengerjakan soal-soal
komunikasi matematis dan
mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-temannya.
Berdasarkan penjabaran
tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Palembang.
METODE
kategori True Experimental Design dengan desain Posttest Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Palembang tahun ajaran 2017/2018 pada semester ganjil. Dengan ketentuan bahwa populasi dalam penelitian ini merupakan suatu populasi yang bersifat homogen, dalam arti tidak terdapat adanya kelas unggulan. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik acak (random) yaitu Cluster Random Sampling. Maka diambil dua kelas kemudian yang terpilih adalah kelas VIII.A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 33 siswa dan kelas VIII.C sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis yang diberikan diakhir penelitian dengan soal yang berbentuk uraian atau essay yang mengacu pada indikator kemampuan komunikasi matematis, diberikan sebanyak tiga buah soal dan hasil jawaban diberi skor. Penelitian eksperimental membutuhkan uji statistik untuk mengetahui hasil penelitiannya. Uji statistik yang
digunakan adalah uji-t (Independent Samples T Test). Sebelum dilakukan uji-t uji-terlebih dahulu dilakukan uji prasyarauji-t yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian ini dilakukan
menggunakan program SPSS For
Windows 18, uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria
pengujiannya diambil berdasarkan nilai probabilitas, data berdistribusi normal apabila nilai (Sig) > 0,05 (Siregar, 2013:167). Setelah data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas, uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji Levene statistic. Cara menafsirkan uji levene ini adalah, jika nilai (sig) Levene statistic> 0,05 maka varians data homogen (Siregar, 2013:178).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tes yang diberikan kepada sampel penelitian, jawaban dianalisis untuk menghitung rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa. Adapun hasil kemampuan komunikasi matematis pada tes akhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL I
AKHIR DIKELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Dari analisis data tes diatas, dapat dilihat bahawa rata-rata kemampuan komunikasi matematis di kelas eksperimen adalah 78,69, sedangkan pada kelas kontrol adalah
64,27. Hal ini terlihat bahwa hasil kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Jadi dapat di simpulkan bahwa hasil rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen di SMP Muhammadiyah 1 Palembang dikategorikan baik
Berdasarkan hasil dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data yaitu dengan uji-t. Tetapi sebelum menggunakan uji-t, data harus dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian ini dilakukan menggunakan program SPSS 22. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria
pengujiannya diambil berdasarkan nilai probabilitas, data berdistribusi normal apabila nilai (Sig) > 0,05 (Siregar, 2013:167). Dari perhitungan dengan SPSS 22 diperoleh data pada tabel berikut:
TABEL II
HASIL UJI NORMALITAS DATA POST-TEST KEMAMPUAN
Kelas Kontrol ,131 32
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance. Berdasarkan Tabel, nilai signifikan kelas eksperimen sebesar 0,098 ¿0,05 . Berdasarkan kriteria
pengujian, maka H0 diterima.
Sedangkan nilai signifikan kelas kontrol sebesar 0,179 ¿0,05 , berdasarkan kriteria pengujian H0 diterima. Sehingga
kemampuan matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil dari populasi berdistribusi normal.
Jika kedua kelompok sampel
berdistribusi normal, Untuk
uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji Levene statistic. Cara menafsirkan uji levene ini adalah, jika nilai (sig) Levene statistic> 0,05 maka varians data homogen (Siregar, 2013:178). Hasil perhitungan data homogenitas dengan SPSS 22 terlihat pada Tabel III.
TABEL III
HITUNG UJI HOMOGENITAS TES
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,536 1 63 ,220
Berdasarkan Tabel didapat nilai Sig. sebesar 0,220 berdasarkan kriteria pengujian H0 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa varians dari dua kelas adalah sama (Homogen).
Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen maka selanjutnya pengujian hipotesis. Untuk menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan uji t untuk dua sampel yang saling bebas/tidak ada
hubungannya yaitu Independent
Samples T Test. Adapun hasil uji t dengan menggunakan SPSS 22 dapat dilihat pada Tabel berikut:
TABEL IV
HASIL HITUNG UJI HIPOTESIS
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel maka didapat nilai thitung sebesar 4,586 Sedangkan ttabel dapat dihitung pada tabel t dengan α=0,05
dan derajat kebebasan (df) = n-2 = 62, maka diperoleh ttabel = 0,5576. Berdasarkan kriteria pengujian bahwa
thitung>ttabel = 4,586>0,5576
sehingga HO ditolak. Jadi, hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ada pengaruh model
pembelajaran CIRC (Cooperative,
Integrated, Reading, and Composition) kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Palembang dapat diterima kebenarannya.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8, diperoleh nilai
,220 4,586 63 ,000
sig .(1−tailed)=sig .(2−tailed)
2 maka sig .(1−tailed)=0,000 Karena sig .(1−tailed)<0,05
berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka HO ditolak berarti Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan model
pembelajaran CIRC (Cooperative,
Integrated, Reading, and Composition) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Palembang”.
Hasil data tes kemampuan komunikasi matematis siswa adalah penskoran kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh dengan melakukan tes akhir (Posttest) yang terdiri dari 3 soal yang mengacu pada 3 indikator kemampuan komunikasi matematis mencakup materi perkalian aljabar. Tes akhir diberikan pada akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CIRC. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa per-indikator yang pertama yaitu : menjelaskan situasi dan relasi suatu masalah matematika dengan bahasa sendiri, kelas eksperimen persentase ketercapaiannya adalah 94,44,
sedangkan pada kelas kontrol persentase ketercapaiannya adalah 97,57. Indikator kedua yaitu : membuat/menjelaskan gambar dari suatu situasi atau permasalahan matematis, pada kelas eksperimen persentase ketercapaiannya adalah 72,39, sedangkan pada kelas kontrol persentase ketercapaiannya adalah 15,63. Indikator yang ketiga yaitu : menjelaskan situasi dan relasi suatu masalah matematika dengan bahasa sendiri, kelas eksperimen persentase ketercapaiannya adalah 71,46, sedangkan pada kelas kontrol persentase ketercapaiannya adalah 75,78. Dilihat dari nilai indikator 1 dan 3, kelas kontrol memiliki nilai yang lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Namun, rata-rata menunjukkan perolehan persentase ketercapaian skor kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
CIRC (Cooperative, Integrated,
yang diajarkan dengan model pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) dengan siswa yang diajarkan dengan model konvensional, hal tersebut terjadi karena model CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) menjadikan masalah sebagai focus pembelajaran sehingga siswa diarahkan untuk selalu memecahkan masalah. Sedangkan pada model konvensional kemampuan komunikasi siswa tidak dikembangkan karena semua materi yang akan dipelajari diberikan secara langsung oleh guru kepada siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2010) tentang Pengaruh Model Pembelajaran Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading
and Composition) Terhadap
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika, hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Begitu juga dengan penelitian Kartika (2011) tentang Keefektifan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Pembelajaran Matematika SMP, hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan.
menyelesaikan sendiri pemecahan masalah dari memahami apa yang ditanyakan dan yang diketahui, membuat/menjelaskan gambar, serta melaksanakan pemecahan masalah), dilatih untuk dapat bekerja sama, dan menghargai pendapat orang lain sehingga dominasi guru di dalam kelas berkurang dan menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Hasil kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) lebih baik dari pada kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran
CIRC (Cooperative, Integrated,
Reading, and Composition) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Palembang dapat dilihat dari rata-rata perolehan 78,69 pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol 64,27.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di terapkan model pembelajaran
CIRC (Cooperative, Integrated,
Reading, and Composition) maka peneliti menyarankan kepada :
1. Bagi sekolah, diaharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran komunikasi alternatif dalam pelaksanaan
proses pemebelajaran
matematika.
3. Bagi siswa, diharapkan dapat menambah pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran matematika sehingga siswa tidak bosan dan tidak bersikap pasif.
DAFTAR PUSTAKA
Armiati. 2009. Komunikasi dan
Kecerdasan Emosional. Makalah dipresentasikan dalam seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika.
978-979-16353-3-2. [online]. Tersedia pada:
http://eprints.uny.ac.id/7030/1/P16 -Armiati.pdf. Diakses tanggal 28 Januari 2017.
Azizah. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ (Cooperative Integrated Re ading and Composition) Terh adap Kemampuan Menyelesaik an Soal Cerita Matematika.
Skripsi S1 (belum diterbitkan) Jakarta: FKIP UIN Syarif Hiday ahtullah. [online]. Tersedia pada : http://repository.uinjkt.ac.id/ds pac
e/bitstream/12345678 9/21615/1/AZIZAHFITK.pdf. Diakses tanggal 19
Januari 2017.
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Sat uan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: BSNP.
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Pembelajaran Matematika Smp.
Skripsi S1 (belum
diterbitkan). Semarang: FKIP Pembelajaran Interaktif. Jurnal
Pendidikan Matematika, 2003 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta. (Online). Tersedia pada:
http://sindikker.dikti.go.id/dok/ UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf.
Diakses tanggal 15
Januari 2017.
:http://jurnalonline.um.ac.id/data /artikel /artikel
B4DE0263B53B5933C4FE