• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADVENTURE Advance of Virtual Reality Ino

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ADVENTURE Advance of Virtual Reality Ino"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

ADVENTURE “Advance of Virtual Reality

Inovasi Pengalihan Kecemasan pada Anak Normal dan Hiperaktif Saat Perawatan Gigi dengan Implementasi Game Edukatif Futuristik

BIDANG KEGIATAN: PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh:

Kurnia Istiqomah 13/345841/KG/09467 Angkatan 2013 Alifah Yuli Nugraeni 13/347060/PS/06487 Angkatan 2013 Tsulatsi Tamim 12/333761/TK/40103 Angkatan 2012 Nurrahmat Pradeska 12/333412/TK/39776 Angkatan 2012 Muhamad Rausyan Fikri 11/316740/PA/13867 Angkatan 2011

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

1.5. Kegunaan Program... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecemasan ... 3

2.2. Hiperaktif ... 3

2.3. Distraksi ... 4

2.4. Media Interaktif: Video Game ... 4

BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1. Tahap Riset ... 5

3.2. Tahap Perancangan Sistem ... 6

3.3. Tahap Perancangan Desain ... 7

3.4. Tahap Uji Coba dan Evaluasi ... 8

3.5. Peluncuran dan Keberlanjutan ... 8

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1. Anggaran Kegiatan ... 9

4.2. Jadwal Kegiatan ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ... vii

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ... xiv

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ... xviii

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ... xix

(4)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur pembuatan alat ... 5

Gambar 2. Alur tahap persiapan... 5

Gambar 3. Perancangan sistem ADVENTURE ... 6

Gambar 4. Software ADVENTURE ... 6

Gambar 5. Ilustrasi permainan pada ADVENTURE ... 7

(5)
(6)

vi RINGKASAN

Pemeriksaan gigi sering dianggap menakutkan oleh anak-anak. Ketakutan anak tersebut dimulai dari takut terhadap berbagai peralatan pemeriksaan gigi dan tindakan dokter gigi, sehingga membuat anak malas untuk memeriksakan giginya secara rutin. Hal ini menyebabkan kesehatan mulut anak-anak kurang terjaga. Kecemasan yang terjadi pada anak-anak saat menjalani pemeriksaan gigi juga menjadikan anak kurang kooperatif. Kurang kooperatifnya pasien tentu mengganggu jalannya prosedur pemeriksaan. Apalagi bila pasien merupakan anak hiperaktif yang sulit untuk diam dan fokus. Adanya permasalahan saat pemeriksaan gigi berlangsung, sehingga diperlukan suatu alat untuk membantu mengatasi kecemasan dan tingkah laku anak yang sekaligus dapat membantu tenaga kesehatan untuk menjalankan pemeriksaan gigi yang sesuai dengan prosedur.

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan gigi pada anak terutama untuk anak hiperaktif menggunakan tiga teknik distraksi yakni, distraksi secara visual, auditory, dan project. Teknik distraksi visual memberikan stimulus pada anak, untuk memfokuskan diri terhadap apa yang mereka liat. Teknik ini menggunakan obyek seperti gambar, dan film sebagai medianya dengan digabungkan dengan teknik auditory untuk mengalihkan melalui suara yang muncul dari film atau gambar yang ditayangkan. Teknik distraksi project mengalihkan perhatian anak-anak saat melakukan pemeriksaan dengan melalui permainan. Kombinasi dari teknik distraksi tadi diimplementasikan pada alat, yaitu ADVENTURE Advance of Virtual Reality” Inovasi Pengalihan Kecemasan pada Anak Normal dan Hiperaktif Saat Perawatan Gigi dengan Implementasi Game Edukatif Futuristik.

(7)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perawatan gigi seringkali menimbulkan kecemasan pada anak. Kecemasan anak selama perawatan gigi dapat menyebabkan anak bersikap tidak kooperatif. Hal ini dapat menghambat proses perawatan. Banyak hal yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan anak terhadap perawatan gigi, antara lain pengalaman negatif selama kunjungan ke dokter gigi sebelumnya, kesan negatif perawatan gigi yang di dapatkan dari pengalaman keluarga atau temannya, perasaan yang asing selama perawatan gigi misalnya penggunaan sarung tangan lateks, masker, dan pelindung mata oleh dokter gigi, merasa diejek atau disalahkan karena keadaan kesehatan rongga mulut yang tidak baik, bunyi dari alat-alat kedokteran gigi yang sangat memilukan, misalnya bunyi bur, ultra skeler (Soeparmin dkk., 2004). Kendala yang dihadapi saat pemeriksaan gigi tidak hanya mengenai masalah kecemasan, tetapi juga mengenai perilaku hiperaktif pada anak-anak. Hiperaktivitas adalah salah satu masalah psikiatri utama yang sering ditemukan pada anak usia sekolah dan pra sekolah dengan beberapa gejala utama, seperti aktivitas yang berlebihan, tidak bisa diam, senantiasa bergerak, tidak dapat memusatkan perhatian, dan impulsif (Novriana, Eka, Yanis, Amel, & Machdawaty, 2014). Kecenderungan anak untuk terus bergerak tentu akan mempersulit tenaga kesehatan gigi saat pemeriksaan gigi berlangsung.

Ketakutan, kecemasan, serta hiperaktivitas dapat diatasi dengan pengalihan perhatian menuju hal yang lebih menarik agar anak merasa nyaman (Santrock, 2009; Passer&Smith, 2009), termasuk pada kecemasan menjalani perawatan gigi. Pengalihan perhatian ini digunakan untuk mengalihkan fokus anak saat menjalani pemeriksaan gigi. Ada berbagai cara pengalihan perhatian untuk anak, antara lain visual distraction; yaitu memfokuskan pada satu subjek seperti menjelaskan sesuatu secara detail, menghitung objek, membaca atau menonton televisi, auditory distraction; yaitu mendengarkan musik, dan mendengarkan cerita, tactil kinesthetic distraction; contohnya memeluk orang yang dicintai, atau memeluk boneka, dan yang terakhir adalah project distraction; yaitu memainkan permainan yang menantang seperti puzzle, game komputer, dan lain-lain (Soeparmin dkk., 2004).

Oleh karena itu, untuk mengatasi kecemasan anak dan mempermudah dokter gigi dalam memberi perawatan kepada anak hiperaktif, dibutuhkan

ADVENTURE “Advance of Virtual Reality”: Inovasi Pengalihan Kecemasan

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Kecemasan anak terhadap peralatan kedokteran gigi dan suara-suara yang timbul dari alat tersebut menyebabkan anak sulit melakukan pemeriksaan gigi dan mulut ke dokter gigi. Hal ini akan diperparah apabila anak tersebut merupakan anak hiperaktif karena anak tersebut akan sulit dikontrol dan terus bergerak saat pemeriksaan berlangsung. Oleh sebab itu, dengan adanya perangkat ADVENTURE (Advance of Virtual Reality) yang terdiri dari software dan hardware diharapkan dapat mengatasi rasa cemas anak saat menjalani perawatan gigi.

1.3 Tujuan

1. Membantu pasien anak mengatasi rasa cemas ketika menjalani pemeriksaan gigi.

2. Memberi edukasi kepada anak dengan media yang lebih menarik dalam bentuk game edukasi futuristik ketika menjalani pemeriksaan gigi.

3. Membantu tenaga kesehatan dalam melakukan pemeriksaan terhadap anak hiperaktif.

4. Membuat suatu produk yang mampu mendorong inovasi teknologi di dunia kesehatan.

1.4 Luaran yang Diharapkan

Produk ADVENTURE (Advance of Virtual Reality) diharapkan dapat menjadi alternatif baru dalam mengatasi kecemasan anak saat menjalani pemeriksaan gigi dan membantu tenaga kesehatan gigi dalam melakukan pemeriksaan pada anak hiperaktif. Selain itu, produk ini diharapkan dapat menjadi suatu produk yang mampu mendorong inovasi teknologi di dunia kesehatan.

1.5 Kegunaan Program

1. Bagi anak-anak yang melakukan pemeriksaan, menjadi lebih kooperatif dalam menjalani pemeriksaan sekaligus mendapat tambahan pengetahuan dari game edukatif.

2. Bagi tenaga kesehatan gigi, mempermudah tenaga kesehatan gigi dalam melakukan pemeriksaan pada anak-anak dengan hiperaktif maupun tidak. 3. Bagi akademisi maupun mahasiswa, produk ini diharapkan mampu memacu

(9)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecemasan

Kecemasan adalah respon alami terhadap ancaman berupa ketegangan dan ketakutan. Semua orang pasti sudah pernah atau malah sering mengalami gangguan psikologis ini. Hanya saja, pada individu yang mengalami anxiety disorder atau gangguan kecemasan cenderung memperlihatkan frekuensi dan intensitas respon yang berlebihan, bahkan sampai mengganggu dalam beraktivitas sehari-hari (Passer&Smith, 2009). Salah satu jenis kecemasan pada anak adalah rasa cemas terhadap perawatan gigi. Ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran anak saat berkunjung ke dokter gigi dapat disebut sebagai dental phobia (Nevid, Rathus, & Greene, 2005).

Banyak hal yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan anak terhadap perawatan gigi, antara lain: a) pengalaman negatif selama kunjungan ke dokter gigi sebelumnya, b) kesan negatif dari perawatan gigi yang di dapatkan dari pengalaman keluarga atau temannya, c) perasaan yang asing selama perawatan gigi, misalnya penggunaan sarung tangan lateks, masker dan pelindung mata oleh dokter gigi, d) merasa diejek atau disalahkan oleh karena keadaan kesehatan rongga mulut yang tidak baik, e) bunyi dari alat-alat kedokteran gigi yang sangat memilukan, misalnya bunyi bur, ultra skeler, dll, f) kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya (Soeparmin dkk., 2004).

Terdapat empat komponen yang menandakan adanya kecemasan, diantaranya: 1) subjective-emotional component, perasaan tegang dan ketakutan, b) cognitive component, meliputi kecemasan pikiran dan perasaan tidak mampu mengatasinya, c) physiological responses, meliputi peningkatan denyut jantung, pengeluaran keringat, ketegangan otot, mual, mulut kering, diare, ingin buang air kecil, dsb., d) behavioral responses, menghindari situasi atau objek tertentu (Passer&Smith, 2009).

2.2 Hiperaktif

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau biasa dikenal dengan hiperaktif merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang tidak dapat memusatkan perhatiannya, berperilaku impulsif, dan/atau terlalu aktif (Passer&Smith, 2009), terutama pada anak usia prasekolah dan usia sekolah (Novriana, 2014).

(10)

(Santrock, 2009). Akibatnya, penderita hiperaktif susah untuk fokus terhadap suatu objek, apalagi tidak ada suatu stimulus menarik bagi dirinya. Hiperaktif lebih banyak menyerang anak laki-laki daripada perempuan, pada laki-laki biasanya anak hiperaktif cenderung berperilaku agresif dan impulsi, sedangkan pada perempuan, cenderung tidak dapat memusatkan perhatian. Namun, keduanya juga dapat terjadi bersamaan (Passer&Smith, 2009).

2.3 Distraksi

Distraksi merupakan mengalihkan perhatian ke hal lain dan dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap sesuatu hal yang baru (Muttaqin, 2008). Distraksi umum digunakan oleh para tenaga kesehatan untuk meminimalkan rasa nyeri dan kecemasan. Prinsip distraksi yaitu mengalihkan fokus anak ke sesuatu yang lebih menarik dan atraktif, kapasitas untuk menimbulkan rangsangan yang menyakitkan akan terhalang, sehingga mengurangi rasa sakit, penderitaan, dan kecemasan. Dalam kedokteran anak, distraksi sering diartikan sebagai suatu strategi baik kognitif maupun perilaku yang menarik perhatian anak dari rangsangan sakit dan strategi bertahan kognitif yang secara pasif mengalihkan perhatian pasien atau secara aktif melibatkan pasien dengan tugas (Koller dan Goldman, 2012).

2.4 Media Interaktif: Video Game

Permainan dan media interaktif dapat dijadikan sebagai pengalihan perhatian akan gangguan kecemasan dan ketakutan yang dialami saat pemeriksaan gigi (Passer&Smith, 2009). Video game didefinisikan sebagai sebuah permainan elektronik yang digunakan untuk menciptakan sistem interaktif sehingga dapat menghasilkan umpan balik visual (Wolf, 2011). Video game merupakan permainan multisensorik yang melibatkan audiovisual, kinestetik, dan indera peraba. Permainan elektronik dipandang sebagai teknik pengalihan aktif dengan potensi memblokir beberapa indera untuk pengurangan rasa sakit dan kecemasan (Patel dkk, 2006).

(11)

METODE PELAKSANAAN

Untuk mewujudkan ADVENTURE, tahap-tahap yang akan dilaksanakan dapat dijelaskan dengan gambar berikut:

Gambar 1. Alur pembuatan alat

3.1 Tahap Riset

Pada tahap ini, dilakukan analisis tentang kebutuhan pasien anak-anak pada saat melakukan pemeriksaan gigi, baik dari segi visual maupun auditorial. Selain itu, dilakukan studi literatur tentang permainan seperti apa yang efektif digunakan. Studi literatur dan observasi terkait kecemasan saat pemeriksaan gigi, hiperaktif, cara penanganannya yang baik juga perlu dilakukan sehingga pada perencanaan konsep alat sudah didapatkan cara untuk mengombinasikan antara mengatasi kecemasan untuk pasien hiperaktif dan yang tidak. Alur tahap riset digambarkan pada gambar 2 di bawah ini:

Gambar 2. Alur tahap riset Studi Literatur

Permainan edukatif

Hiperaktif dan penanganan

Observasi

Konsep alat

Pembelian komponen

alat

Desain alat

GOAL Prototype

GO

(12)

3.2 Tahap Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang akan dibuat berupa perangkat kacamata yang di dalamnya dapat menampilkan video dan permainan pada layar virtual yang hanya bisa dilihat oleh pengguna dengan besar 52 Inch yang dilengkapi dengan audio, serta motion controller sehingga permainan yang dibuat dapat dimainkan dengan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak-anak.

Gambar 3. Perancangan Sistem ADVENTURE

Alat yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3, yang merupakan rangkaian dari rancangan sistem yang akan diterapkan. Saat anak-anak mengenakan virtual reality, dari layar yang terdapat di dalamnya akan menampilkan interface dari permainan dan software. Software yang akan tampak saat digunakan seperti pada gambar 4, adalah software yang memudahkan dokter ketika memberikan instruksi kepada anak-anak yang sedang menikmati permainan dan video. Software akan muncul dan menginterupsi permainan dan video yang sedang dilihat. Permainan dan video yang sebelumnya diinterupsi akan mulai kembali sesaat software ini tidak dijalankan.

Gambar 4. Software ADVENTURE

(13)

umumnya biasa diberikan saat perawatan gigi dilaksanakan, seperti membuka mulut, menggigit kedua gigi bagian depan, angkat tangan ketika merasakan sakit, dan berkumur. Tampilan instruksi berupa kartun yang menarik. Instruksi dengan menggunakan kartun ini juga mudah dipahami, sehingga anak-anak yang melihatnya akan mengerti apa yang harus mereka lakukan tanpa harus membaca tulisan perintah yang berada di sekitar gambar.

Gambar 5. Ilustrasi permainan pada ADVENTURE

sumber: theawesomer.com diakses pada tanggal 28 September 2014

Saat melakukan perawatan gigi anak-anak diberikan video yang akan mereka lihat selama perawatan tersebut. Permainan virtual dengan menggunakan motion controller yang ada pada alat ADVENTURE, akan digunakan untuk mengatasi permasalahan perawatan gigi untuk kasus anak yang hiperaktif. Hal ini dikarena sulitnya anak hiperaktif untuk fokus, juga mereka cenderung untuk selalu bergerak sehingga penanganan yang dilakukan perawat terhadap mereka menjadi sulit.

3.3 Tahap Perancangan Desain

(14)

Gambar 6. Rancangan desain

3.4 Tahap Uji Coba dan Evaluasi

Pada tahap ini akan dilakukan uji coba perangkat kepada pasien praktek dokter gigi untuk mengetahui apa kah perangkat yang dibuat sudah sesuai dengan harapan. Selain itu, uji coba juga dilakukan untuk menggali tentang kekurangan dan kelebihan perangkat untuk pengembangan ke depan.

3.5 Peluncuran dan Keberlanjutan

(15)

ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Kegiatan

Tabel 1. Ringkasan anggaran kegiatan

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang Rp3.950.500,00

2 Bahan habis pakai Rp4.750.000,00

3 Perjalanan Rp1.250.000,00

4 Lain-lain Rp2.249.500,00

Total Rp12.200.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

(16)

JENIS Undergoing Procedures, Journal of Pediatric Nursing, 27: 652-681.

Muttaqin, A., 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Salemba Medika, Jakarta.

Nevid, J. S., Rathus, S., & Greene, B., 2005, Psikologi Abnormal, edisi kelima jilid I, Erlangga, Jakarta.

Novriana, D. E., Yanis, A., dan Masri, M., 2014, Prevalensi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2013, Jurnal Kesehatan Andalas; 3:(2).

Passer dan Smith, 2009, Psychology: The Science of Mind and Behavior Fourth Edition, McGraw-Hill, New York.

Patel, A.D., Iversen, J.R., dan Rosenberg, J.C., 2006, Comparing the rhythm and melody of speech and music: The case of British English and French. Journal of the Acoustical Society of America,119:3034-3047

Santrock, J. W., 2009, A Topical Approach to Lifespan Development, McGraw Hill, New York.

Soeparmin, S., Suarjaya, I K., dan Tyas, M.P. Peranan Musik dalam Mengurangi Kecemasan Anak Selama Perawatan Gigi. Diakses dari: http://www.unmas.ac.id/PDF/Vol6No1_Gabungan.pdf pada 17 September 2014.

(17)

vii LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

xiv Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. PeralatanPenunjang

1 Rp2.339.000,00 Rp2.339.000,00

Solder

2 Rp25.000,00 Rp50.000,00

Tang

2 Rp10.000,00 Rp20.000,00

Obeng bit

1 Rp420.000,00 Rp420.000,00

Multimeter

1 Rp175.000,00 Rp175.000,00

Gunting

2 Rp6.250,00 Rp12.500,00

Cutter

2 Rp6.000,00 Rp12.000,00

Mistar

Digunakan dalam proses pembuatan

(25)

xv

2 Rp20.000,00 Rp40.000,00

Tool Box

1 Rp150.000,00 Rp150.000,00

Gegep

2 Rp10.000,00 Rp20.000,00

View master

1 Rp700.000,00 Rp700.000,00

SUB TOTAL (Rp) Rp3.950.500,00

3. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

2 Rp45.000,00 Rp90.000,00

Saklar

2 Rp130.000,00 Rp260.000,00

Kabel besar inti 2

Mentransmisika

n sinyal 2 Rp325.000,00 Rp650.000,00 Kabel besar

inti 1

Mentransmisika

n sinyal 1 Rp90.000,00 Rp90.000,00 Resin Bahan baku

pembuatan alat 1 Rp1.011.500,00 Rp1.011.500,00

Mat 1 Rp185.000,00 Rp185.000,00

(26)

xvi

Talk 1 Rp309.500,00 Rp309.500,00

Motor DC

Pengubah energy listrik menjadi energy mekanik

2 Rp154.500,00 Rp309.000,00

Roda gigi

Komponen untuk

mentransmisikan daya

3 Rp50.000,00 Rp150.000,00

Headphone

Penyalur bunyi dari sumber suara

1 Rp425.000,00 Rp425.000,00

MP3 player Sebagai sumber

suara 1 Rp550.000,00 Rp550.000,00 Papan

Akrilik

Bahan baku

pembuatan alat 1 Rp520.000,00 Rp520.000,00 SUB TOTAL (Rp) 4.750.000,00

4. Perjalanan

6 Rp125.000,00 Rp750.000,00

Survey Perjalanan untuk uji melakukan survey

5 Rp100.000,00 Rp500.000,00

SUB TOTAL (Rp) Rp1.250.000,00

5. Lain-lain

1 Rp350.000,00 Rp350.000,00

(27)

xvii

1 Rp750.000,00 Rp750.000,00

Biaya tak terduga

Jika terdapat

kerusakan 1 Rp149.000,00 Rp149.000,00

Asesori

1 Rp300.000,00 Rp300.000,00

Biaya pekerja

Pekerja untuk membantu pembuatan alat

2 Rp200.000,00 Rp400.000,00

(28)

xviii Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program

Dokter Gigi Kesehatan 28

Mengoordinasi

Industri Teknologi 28

Menyusun dan

Informasi Teknologi 28

(29)
(30)

xx Lampiran 5. Gambaran Desain Teknologi ADVENTURE

Gambar model penggunaan ADVENTURE

Gambar desain ADVENTURE

Virtual Reality

(31)

xxi Gambar part hardware ADVENTURE

Gambar software ADVENTURE

Gambar

Gambar 1. Alur pembuatan alat
Gambar 3. Perancangan Sistem ADVENTURE
Gambar 5. Ilustrasi permainan pada ADVENTURE
Gambar 6. Rancangan desain
+4

Referensi

Dokumen terkait

Maintenance adalah sebuah usaha–usaha atau tindakan-tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga performance dari sebuah unit, selalu dalam kondisi dan performance

Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut instestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi penyakit lain yang

Berdasarkan hasil penelitian, aplikasi ini dapat digunakan untuk menginput data-data bahan baku dan memprediksi bahan baku yang akan dipesan pada tahun berikutnya serta

Misalnya, peserta 1 memutuskan untuk menyerahkan bayinya kepada keluarga angkat kerana menyedari masa depannya sendiri yang tidak pasti, “saya bagi bayi dekat

TAPM yang berjudul "Efektifitas Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah {BOS Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Daerah Terpencil Di Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton

Berdasarkan karakteristik lokasi dan tingkat kekumuhannya, maka lokasi yang mendesak untuk segera ditangani antara lain : (1) Kawasan Wolio meliputi : Kelurahan Bataraguru,

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang pabrik Acrylonitrile dengan kapasitas produksi 100.000

karena kita membeli atau membuat bahan – bahan/barang – barang dalam jumlah lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian