• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 NILAI SUMBER DAYA MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3 NILAI SUMBER DAYA MANUSIA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

3

NILAI SUMBER DAYA MANUSIA

Nabi saw bersabda: “Setiap muslim wajib bersedekah.” Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?" Nabi saw menjawab: "Hendaklah dia bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya sehingga dapat bersedekah." Mereka bertanya lagi:” Bagaimana kalau dia tidak mampu?" Nabi menjawab: "Hendaklah dia menolong orang yang membutuhkan keterampilannya." Mereka bertanya lagi: "Bagaimana kalau dia tidak dapat melakukannya?" Nabi menjawab: "Hendaklah dia menyuruh manusia berbuat yang ma'ruf." Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi saw menjawab, "Cegahlah dirimu dari berbuat kejahatan (jangan mengganggu orang lain) itupun sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)

(2)

diperlukan berguna tidak diperlukan dia dapat mengurus dirinya sendiri.” (al hadits)

Perintah setiap muslim wajib bersedekah berarti bahwa setiap muslim wajib memberikan nilai tambah atau memberi manfaat dimanapun dia berada. Perintah itu dilanjutkan dengan menyuruh kita bekerja seperti menjadi seorang wirausahawan agar kita dapat memperoleh pendapatan selanjutnya sebagian dari pendapatan itu disedekahkan. Namun bila kita tidak dapat menjadi wirausahawan maka kita diminta untuk menjadi pegawai yang cakap sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan tampat kita bekerja sehingga memperoleh pendapatan. Selanjutnya sebagian dari pendapatan itu disedekahkan.

Namun bila keterampilan yang kita miliki tidak dibutuhkan maka kita diminta untuk menyuruh manusia berbuat yang ma’ruf, mencegah mereka dari perbuatan yang mungkar. Dan bila hal itu tidak dapat kita lakukan maka kita diminta untuk menahan diri atau diam, jangan sampai diri kita menggangu orang lain.

(3)

khususnya dalam dunia bisnis. Bahkan ajaran Islam menggambarkan SDM yang berkualitas adalah seperti pohon yang baik, dimana akarnya kokoh, batangnya menjulang ke langit dan lebat buahnya. Allah berfirman:

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. (14) Ibrahim : 24-25)

(4)

yang baik itu akan memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.

(5)

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Qs. Al-imran:134)

Dalam ilmu manajemen strategi (strategic management) ada suatu strategi manajemen yang bernama ”strategi core competence” (Core competence Strategic). ”Strategi core competence” ini adalah strategi memiliki kemampuan inti yang sesungguhnya dimiliki oleh suatu perusahaan. Dengan kemampuan inti (core competence) ini suatu perusahaan dapat berjalan, memiliki dan menghasilkan aneka produk, menciptakan serangkaian bisnis dan sebagainya.

(6)

Mereka katakan: “Batang pohonnya merupakan produk intinya (core product). Cabang dan rantingnya merupakan unit bisnisnya. Sedangkan daun, bunga dan buahnya adalah produk akhirnya (end product). Bagian yang kelihatan itu bukanlah bagian terpenting dari sebuah pohon. Tetapi bagian terpenting justru tidak nampak, karena berada didalam tanah yang disebut sebagai akar. Akar inilah yang disebut sebagai kemampuan inti (core competence). Karena akar inilah yang memberikan sari makanan pada pohon dan menjaga kelestarian pohon itu. Kemampuan inti yang diibaratkan akar ini yang jarang dapat ditiru, karena tersembunyi letaknya. Demikian pula halnya dengan core competence itu, sulit untuk dapat ditiru karena kemampuannya tersembunyi.”

SDM yang bernilai memiliki iman

(7)

memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. menjauhi kebanyakan prasangka, tidak suka mencari-cari kesalahan orang lain, dan tidak suka menggunjing (QS. 49 Al Hujuraat : 11-12) Mereka yang beriman juga apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal. Mereka mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang di berikan Allah kepada mereka. Mereka berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka. Allah berfirman:

(8)

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, 3- (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. 4- Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.”(QS. Al An faal : 2-4)

(9)

”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? 3- Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. 29 Al Ankabut : 2-3)

(10)

datanglah si pembeli kepada si pemilik tanah yang dibelinya, katanya: ”Ambillah emas milikmu ini, karena sesungguhnya aku hanya membeli tanahmu saja dan aku tidak hendak membeli emas milkmu.” Si pemilik tanah malah berkilah dengan menyatakan: “Sesungguhnya aku telah menjual kepadamu tanah milikkku dan semua yang terkandung di dalamnya.” Ternyata kedua orang lelaki itu, si pembeli dan si penjual sama-sama tidak mau mengambil tempayan emas itu hingga akhirnya mereka meminta orang ketiga untuk memutuskan perselisihan diantara mereka. Orang ketiga yang menghakimi kedua orang yang baik ini bertanya: “Apakah kalian berdua mempunyai mempunyai anak?”

(11)

SDM memiliki ilmu

Sumber daya manusia (SDM) yang bernilai yang akan diangkat derajatnya di sisi Allah di samping memiliki iman yang kuat juga adalah SDM yang memiliki ilmu. Allah berfirman:

(12)

Mengapa ? Karena hanya mereka yang benar beriman dan berilmu yang mudah diberi tahu dan diajak untuk berbuat baik dan menaati perintah Allah. Sebaliknya mereka yang kurang beriman atau tidak beriman dan berilmu tanggung amat sulit untuk diatur, karena kurangnya pemahaman disamping kurang bersihnya hati mereka. Begitulah Allah menggambarkan sikap orang beriman dan berilmu dalam majelis. Karena memiliki iman dan ilmu inilah maka Allah menyuruh malaikat sujud kepada Adam (QS 2 Al Baqarah : 34)

(13)

yang berhubungan dengan kejadian masa lalu, sebagai bekal mendatang (QS. 59 Al Hasyr : 18).

Berikut ini akan dikisahkan bagaimana pebisnis yang memiliki iman dan ilmu menerapkan ilmunya dalam berbisnis.

Abu Hanifah yang dikenal sebagai Imam Hanafi adalah seorang pedagang pakaian. Setiap pagi sebelum tokonya dibuka beliau senantisa mensortir barang dagangannya. Dipisahkannya pakaian yang baik dengan pakaian yang sudah buruk, pakaian yang cacat dan pakaian yang tidak cacat. Semua pakaian itu dipisah-pisahkannya tempatnya. Selanjutnya pakaian yang cacat diberi harga discount 50% dari harga normal dan ditempatkan terpisah dengan pakaian yang masih baik.

Suatu ketika beliau pergi untuk berdakwah. Maka tokonya dititipkan pada pedagang toko di sebelahnya atau pada pedagang yang berada disebelahnya dengan memberikan pesan-pesan tertentu agar tidak ada pembeli yang tertipu.

(14)

kukatakan barang yang dipisahkan itu cacat dan dihargai 50% dari harga normal?” tanya Abu Hanifah.

”Benar kau telah menyatakannya tetapi aku lupa”, jawab orang yang dititipinya.

Maka Imam Abu Hanifah menanyakan alamat orang yang membeli pakaian yang cacat itu untuk dikembalikan uangnya yang lebih. Tapi rupanya pedagang yang dititipi tidak menanyakan alamat orang yang membeli. Maka ditanyakanlah ciri-ciri orang yang membeli pakaian yang cacat itu. Selanjutnya Imam Abu Hanifah mencari orang itu disekeliling kota, namun orang yang dicarinya tidak ditemukannya. Maka uang penjualan pakaian yang cacat itu diinfakkannya semua. Sejak peristiwa itu Imam Abu Hanifah tidak lagi mau menitipkan barang dagangannya kepada orang lain karena khawatir kejadian yang sama akan terulang kembali.

Nilai SDM tergantung pada akhlaknya

(15)

sejalan dengan sabda Rasulullah berikut: “Kamu tidak akan dapat memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi kamu akan dapat memperoleh simpati dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.” (HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi)

Dalam hadits yang lain Rasul saw bersabda: ”Sesungguhnya Allah tidak memandang (menilai) rupa dan kekayaanmu, tetapi yang Allah pandang (nilai) adalah hati (niat) dan perbuatanmu.” (HR. Bukhary dan Muslim). Hadits Rasul saw terakhir tersebut sesuai dengan firman Allah berikut:

”Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. “(QS. 6 al An’aam : 132)

(16)

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antaramu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(HR. 49 al Hujuraat : 13)

(17)

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. 17 Al Israa : 70)

(18)

Barang siapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan), 45- agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar. ”(QS. 30 Ar Rum : 44-45)

(19)

Kebetulan saat itu Nabi saw lewat. Beliau bertanya: ”Hai Apakah yang tengah kalian lakukan?”

”Kami sedang mengadu kekuatan diantara kami. Kami ingin melihat siapa diantara kami orang yang paling kuat itu,” jawab mereka.

”Inginkah kalian tahu siapa orang yang paling kuat dan energitik itu?” tanya Nabi.

”Tentu ya Rasulullah, bukankah tidak ada wasit lain yang lebih baik daripada Anda yang dapat memberikan gelar kebanggaan kepada kami itu?” Sahut mereka.

Mereka berfikir bahwa sebentar lagi Nabi akan mengumumkan siapa yang akan menjadi juara dan tangannya akan diangkat oleh Nabi saw.

(20)

dusta dan keji. Dan jika dia berkuasa dan tidak satupun yang dapat mengekangnya, maka tangannya tidak akan mengambil sesuatu yang melebihi haknya.” (Mutahhari M., Kisah Sejuta Hikmah: Orang-orang Bijak buku kedua, cet II, Pustaka Hidayah, Jakarta, 1991).

SDM yang kuat menurut Islam

(21)

tidak akan mengambil sesuatu melebihi haknya (yang bukan haknya).

Kemampuan mengendalikan rasa suka

(22)

”Dan hamba yang dicintai Allah adalah orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya)” (QS. Al Furqan : 68)

Tentang jabatan Rasul saw bersabda: ”Sesungguhnya kalian berambisi memegang suatu jabatan, sayangnya jabatan itu pada hari kiamat hanya akan menjadi penyesalan.” (HR. Bukhary)

(23)

Tentang makan dan minum Rasul saw bersabda: ”Akan datang sesudahku suatu kaum yang makan dengan bermacam-macam makanan, minum dengan beraneka macam minuman, mengenakan pakaian dengan bermacam-macam pakaian, dan mereka berbicara panjang bertele-tele tanpa difikirkan lebih dahulu. Mereka itu adalah sejelek-jelek ummatku.” (HR. Bukhary)

Rasul saw juga bersabda: ”Yang paling aku takuti adalah keinginan jahat soal perut (makan) dan kemaluanmu, dan nafsu yang menghancurkannya.” (HR. Ahmad)

Kisah berikut menggambarkan bagaimana seorang beriman yang berusaha mengendalikan rasa sukanya dari perolehan keuntungan yang tidak wajar besarnya. Namun dia berhasil mengendalikan dirinya untuk tidak tergoda dari hasil bisnis yang menggiurkan tersebut tetapi diperoleh dengan cara yang tidak terpuji.

(24)

sehari-dengan pedagang lainnya. Setibanya di perbatasan mereka mendapat informasi bahwa barang yang mereka bawa sedang amat dicari, dan mendapat pasaran yang baik. Sehingga akan dibeli berapapun harganya. Maka mereka bersepakat untuk mengambil keuntungan paling tidak 100%. Berdasar kesepakatan itu setiba di Mesir mereka membuat pasar gelap dan menjual barang mereka dengan harga dua kali lipat dari harga biasanya dan ternyata barangnya habis ludes.

Dengan gembira Mushadif kembali ke Madinah dengan membawa keuntungan 1000 dinar. Dia menghadap Imam Ja’far untuk menyerahkan dua kantong berisi uang 1000 dinar. Tetapi Imam Ja’far menanyakan asal muasal dua kantung berisi masing-masing 1000 dinar itu. ”Yang satu adalah modal yang Imam berikan dan satu kantung lainnya adalah keuntungannya”, jawab Mushadif.

(25)

Mendengar yang demikian Imam Ja’far berkata: ”Subhanallah, kalian sanggup berbuat demikian?” ”Kalian bersumpah untuk membuat pasar gelap dan menjual barang dengan harga dua kali lipat di tengah-tangah kaum muslimin?” ”Masya Allah, tidak Mushadif, aku tidak menginginkan perniagaan dan keuntungan seperti ini.” Selanjutnya Imam Ja’far mengambil salah satu dari dua kantung yang ada. Lalu dia berkata: ”Aku tidak ada urusan dengan yang satu ini.” Selanjutnya beliau berkata: ”Hai Mushadif, sesungguhnya berperang adalah lebih mudah daripada mencari yang halal.” (Muthahhari M., Kisah Sejuta Hikmah: Orang-orang Bijak, Pustaka Hidayah, Jakarta, 1989)

Mengendalikan diri ketika marah

(26)

2

3

”Orang yang bertakwa adalah orang-orang yang

yang menahan amarahnya serta mema`afkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. 3 ’Ali Imran : 134)

Rasul saw juga bersabda: ”Orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan hawa nafsunya ketika marah.” (HR. Bukhary Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasul saw juga bersabda: ”Seorang mu’min bukanlah seorang yang suka mencela (menista), mengutuk, dan mengucapkan kata-kata keji dan kata-kata kotor.” (HR. Turmudzi)

Kemampuan mengendalikan diri ketika berkuasa

(27)

bahwa perbuatan yang demikian dilarang. Bila hal yang demikian dilakukan maka berarti dia telah berkhianat kepada Allah, Rasul dan orang yang beriman. Nabi s.a.w telah bersabda: ”Bendahari yang amanah dan melaksanakan (menunaikan) apa yang diperintahkan dengan sempurna serta melakukannya dalam keadaan senang hati, menyerahkan (sesuatu) yang diperintahkan supaya diberikan. Maka dia termasuk sebagai seorang yang bersedekah.” (HR. Bukhary dan Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasul s.a.w memperingatkan mereka yang diserahi amanah dan telah mendapatkan upah yang semestinya tetapi dipakai untuk mencari keuntungan pribadinya, maka mereka dianggap telah melakukan perbuatan korupsi. Beliau bersabda: “Barangsiapa yang kami angkat menjadi pegawai (karyawan) untuk mengerjakan sesuatu (tugas), kemudian kami beri dia upah yang semestinya (pantas), tetapi dia mengambil lebih (banyak) dari upah yang semestinya berarti dia telah (melakukan) korupsi (ghulul)” (HR. Abu Dawud).

(28)

yang harus dipikul pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim).

Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan jangan pula kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa harta dan anak-anakmu itu hanyalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”(QS. 8 Al Anfal : 27 - 28).

(29)

teguhlah setiap kebajikan yang akan memberi manfaat. Dan mohonlah pertolongan Allah, dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Dimana bila kamu mendapat bencana, janganlah mengatakan: “Andaikata saya berbuat begini, pasti begini dan begini, tetapi katakanlah: “Telah ditakdirkan Allah apa yang dikehendakki-Nya”. Karena ucapan: “Andaikata sekiranya”, itu akan membuka amalan syaitan.” (HR. Muslim)

(30)

kalian memperbaiki akhlak kalian jangan cuma disibuki dengan memperbaiki rumah saja) (alhadits).

(31)

Salah seorang menjawab: “Aku mempunyai seorang budak pria.” Sedang yang seorang lainnya menjawab: ““Aku mempunyai seorang budak wanita.” Orang ketiga berkata: “Kawinkanlah budak pria dan budak wanita milik kalian, kemudian nafkahilah mereka berdua dengan emas ini.” (Muhammad A. Aljundi, 101 Kisah Teladan, Mitra Pustaka, cetakan IX, Yokyakarta, 2004)

SDM bernilai tinggi dan bernilai rendah

(32)

Namun SDM yang bernilai tinggi adalah SDM yang dilandasi dengan hati yang bersih. Dari ’Abdullah bin Amir Rasulullah saw ditanya:”Ya Rasulullah siapakah orang yang paling utama?” Rasul saw menjawab: ”Setiap orang yang hatinya bersih dari iri hati dan dendam dan juga benar bicaranya.” Beliau ditanya lagi: ”Berbicara yang benar kami tahu, tetapi apa arti hati yang bersih dari iri hati dan dendam?”

(33)

kuberitahukan orang yang paling jahat diantaramu ?” Sahabat: ” Ingin ya Rasulullah.” Rasul bersabda: ”Sejelek-jelek kamu adalah orang yang hidup sendirian, dia pukuli hambanya, tetapi dia tidak mau memberikan apa-apa kepadanya.” Selanjutnya beliau bertanya lagi kepada sahabatnya: ’ Inginkah engkau kuberitahukan orang yang lebih jelek dari itu ?” Sahabat: ” Ingin ya Rasulullah.” Rasul bersabda: ”Itulah orang yang membenci orang lain dan mereka membencinya.” .Selanjutnya beliau bertanya lagi kepada sahabatnya: ’ Inginkah engkau kuberitahukan orang yang lebih jelek dari pada itu ?” Sahabat: ” Ingin ya Rasulullah.” Rasul bersabda: ”Itulah orang yang tidak mau mengakui kesalahan dan tidak mau menerima permintaan maaf bahkan tidak (mau) memaafkan.” Selanjutnya beliau bertanya lagi: ’ Inginkah engkau kuberitahukan orang yang lebih jelek dari itu ?” Sahabat: ” Ingin ya Rasulullah.” Rasul bersabda: ”Itulah orang yang tidak dapat diharapkan kebaikannya dan (orang lain) tidak aman dari kejelekannya.”(HR. Thabrani)

(34)

orang mukmin yang lemah. Karena itu pegang teguhlah setiap kebajikan yang akan memberi manfaat. Dan mohonlah pertolongan Allah, dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Dimana bila kamu mendapat bencana, janganlah mengatakan: “Andaikata saya berbuat begini, pasti begini dan begini, tetapi katakanlah: “Telah ditakdirkan Allah apa yang dikehendakki-Nya”. Karena ucapan: “Andaikata sekiranya”, itu akan membuka amalan syaitan.” (HR. Muslim)

Nilai SDM

(35)

2

Kebahagian atau kenikmatan hidup di dunia baik untuk diri sendiri atau untuk keberhasilan perusahaan didapat dengan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang bersyukur sehingga berusaha selalu menjadi pribadi atau perusahaan yang memberi manfaat. Pribadi atau perusahaan yang bermanfaat akan berusaha melakukan perbuatan atau pekerjaan dengan baik. Kalau mereka beriman maka perbuatan atau pekerjaan yang baik itu akan didasarkan iman kepada Allah (ikhlas). Tentu saja pribadi atau perusahaan yang bermanfaat akan dapat menuai hasilnya kelak. Rasul saw bersabda: meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya.” (HR. Tirmidzi)

(36)

“Barangsiapa melakukan pemborosan (royal dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari perolehan (rezekiNya).” (HR. Asysyihaab)

“Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia (akan) terbebas dari kesombongan.” (HR. Al-Baihaqi) Tidak boleh menjual buah-buahan sampai terbukti benar kebaikannya. (HR. Ath-Thahawi)

“Rasulullah Saw melarang penjualan karena terpaksa (dipaksa menjual karena terdesak kebutuhan) dan melarang penjualan dengan pemalsuan (penipuan).” (HR. Mashabih Assunnah)

“Orang kaya yang menunda-nunda (mengulur-ulurkan waktu) pembayaran utangnya adalah kezaliman.” (HR. Bukhari)

“Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik dalam membayar utangnya.” (HR. Bukhari)

“Waspadalah dan hindarilah do'a orang yang dalam kesulitan untuk membayar kembali utangnya.” (HR. Ad-Dailami)

(37)

atau sekedarnya saja. Perbuatan atau pekerjaan asal jadi adalah bentuk pengingkaran terhadap aturan Allah, Sang Maha Pemberi setiap apa yang diminta hamba-Nya, yang dapat merugikan kita semua. Allah berfirman:

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Temperatur Annealing Terhadap Struktur, Sifat listrik dan Sifat Optik Film Tipis Zinck Oxide Doping Alumunium (ZnO:Al) Dengan Metode DC Magneton

Penulis sadar bahwa terselesaikannya tugas akhir dalam bentuk skripsi sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) program studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu

Dalam pengembangannya aplikasi animasi interaktif pada pengenalan warna, angka, huruf dan bentuk ini terdapat spesifikasi software dimana user memiliki kebutuhan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan kegiatan selama penelitian dilakukan, maka dapat disarankan beberapa hal yaitu: dikarenakan alat peraga papan optik

Adapula permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan tersebuta adalah kesulitan dalam perhitungan stok barang dalam cakupan yang besar sehingga sering terjadi

Menurut penuturan dari narasumber, dengan adanya pelaksanaan ritual musikal totobuang ini potensi dan ketrampilan dari setiap anggota komunitas haur dapat

Hasanuddin (2002:117) memaparkan jenis-jenis citraan antara lain, citraan penglihatan adalah citraan yang timbul karena daya saran penglihatan, (2) citraan

Ayam pedaging yang dipelihara pada ketinggian tempat 300 m diatas permukaan laut (A2) menghasilk- an prosentase lemak sebesar 36,44% (tabel 3), sedang- kan pada ayam pedaging