• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RITUAL MUSIKAL TOTOBUANG DALAM EKSISTENSI KOMUNITAS HUAR DI DUSUN KUSU-KUSU SEREH, AMBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III RITUAL MUSIKAL TOTOBUANG DALAM EKSISTENSI KOMUNITAS HUAR DI DUSUN KUSU-KUSU SEREH, AMBON"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

37

BAB III

RITUAL MUSIKAL TOTOBUANG DALAM EKSISTENSI KOMUNITAS HUAR DI DUSUN KUSU-KUSU SEREH, AMBON

Bab ini akan secara khusus menjelaskan beberapa hal pokok mengenai pertama, profil makro Dusun Kusu-kusu Sereh Ambon; kedua, ritual musikal totobuang dalam tutur sejarah komunitas haur di Dusun Kusu-kusu Sereh, Ambon; ketiga, tradisi dan manifestasi ritual musikal totobuang; keempat, pemaknaan ritual musikal totobuang. Pokok-pokok pikiran yang dibahas dalam bab ini menjurus pada ritual musikal totobuang sebagai suatu pendekatan konseling berbasis masyarakat yang mengarah pada proses pemberdayaan ekonomi komunitas.

A. PROFIL MAKRO DUSUN KUSU-KUSU SEREH, AMBON

Bagian ini akan mendeskripsikan profil makro Dusun Kusu-kusu Sereh, Ambon, yang mana penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, mata pencaharian, bahasa, sistem pemerintahan, sistem kepercayaan dan konteks sosial budaya.

1. Letak geografis dan Luas wilayah

Dusun Kusu-kusu Sereh merupakan salah satu wilayah dusun dari Desa Urimessing, Kecamatan Nusaniwe kota Ambon Provinsi Maluku. Dusun Kusu-kusu Sereh ini dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari pusat pemerintahan kota Ambon, atau berjarak sekitar 5-6 km dari Kantor Walikota Ambon. Letaknya berada didataran tinggi sekaligus merupakan salah satu penyangga kehidupan warga kota Ambon karena sebagai penyuplai air bersih bagi warga kota yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1933, kini air tersebut dikelola oleh perusahaan daerah (PDAM).

(2)

38

Dulu sekitar 25 tahun lalu dusun ini sangat terkenal dengan tempat pemandian air keluar, yang selalu ramai dikunjungi warga kota Ambon maupun warga dari wilayah luar kota Ambon untuk wisata pemandian, terutama pada` saat hari-hari libur.1 Berdasarkan pendapat yang dikemukan oleh narasumber maka dapat disimpulkan kedudukan wilayah Dusun Kusu-kusu Sereh yang strategi memberi pengaruh yang cukup besar dalam mensuplai air sebagai sumber kehidupan dan kebutuhan bagi masyarakat di kota Ambon. Ada juga terdapat kota lama yang bernama Nanahu dan Wairurung. Di puncak Nanahu negeri tua terdapat mata air atau sumur kecil yang bernama “air gindi”, gindi dipakai oleh nenek moyang Urimessing yang menurut penuturan orang tua-tua, air tersebut tidak pernah habis atau kering walai dipakai oleh banyak orang. Secara geografis Dusun Kusu-kusu Sereh memiliki batas yaitu:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Batu gajah b. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Mahia dan laut banda c. Sebelah timur berbatasan dengan desa Tuni

d. Sebelah barat berbatasan dengan desa Siwang

Topografi wilayah Dusun Kusu-kusu Sereh bergelombang sampai bergunung yang didominasi dengan daerah-daerah berbukit dengan lereng besar dari 30 persen. Dataran yang ada merupakan wilayah-wilayah sempit diantara perbukitan yang merupakan daerah pemukiman warga. 2 Walaupun keadaan topografi wilayah Dusun Kusu-kusu Sereh yang berbukit dan berlereng namun penduduk tetap menjadikan Dusun Kusu-kusu Sereh sebagai tempat dan lokasi untuk membangun permukinan dan sebagai tempat hunian yang nyaman.

1

Rencana pengembangan pelayanan Jemaat GPM Kusu-kusu Sereh 2016-2020

(3)

39 2. Mata pencaharian

Aktivitas warga dalam bidang perekonomian cukup beragam.dari seluruh warga yang mempunyai pekerjaan, terdapat sekitar 768 orang yang tersebar pada 10 lapangan pekerjaan utama. Kebanyakan warga masyarakat berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, dan TNI/POLRI, yaitu sekitar 148 orang atau mencapai 19,3 persen dari seluruh profesi yang ditekuni. Sebagian warga juga yang memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang, tukang bangunan, nelayan, pengemudi mobil dan sepeda motor (tukang ojek) dan sebagian lagi tidak memiliki pekerjaan. 3 Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian masyarakat setempat begitu beragam dan berbeda. Perbedaan mata pencaharian juga turut mempengaruhi strata sosial dan tingkat perekonomian warga.

Potensi Dusun Kusu-kusu Sereh sangat menjanjikan bagi kelangsungan hidup masyarakat di Dusun tersebut. Umumnya penduduk menempati memiliki kawasan lahan yang masih luas. Namun kawasan yang luas tersebut belum termanfaatkan dengan baik untuk aktifitas yang produktif, misalnya dengan menanam tanaman semusim, buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya. Dusun Kusu-kusu Sereh secara tradisional merupakan salah satu penghasil buah gandaria disamping mangis dan durian. Hasil perkebunan tersebut sering diolah dan didistribusikan ke pasar sebagai bagian dari menambah penghasilan sehari-hari.4

3. Bahasa

Masyarakat setempat masih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa formal, namun ada juga menggunakan dialeg ambon sebagai dialeg pergaulan sehari-hari baik oleh orang dewasa maupun generasi muda.

3

Rencana Pengembangan Pelayanan Jemaat GPM Kusu-kusu Sereh, 2016-2020

(4)

40 4. Konteks sosial budaya

Secara sosial masyarakat Dusun Kusu-kusu Sereh terdiri dari berbagai suku bangsa, tetapi masih didominasi oleh warga Kota Ambon dari wilayah pegunungan. Jika diperluas lagi maka terdapat masyarakat keturunan dari Maluku Tenggara dan Maluku Tengah, disebabkan karena proses perkawinan yang terjadi diantara mereka. Akibat gejolak sosial lebih dari satu dasawarsa yang lalu, kondisi lingkungan sangat dipengaruhi oleh warga yang beragama Kristen protestan, sedangkan terdapat sebagian kecil yang beragama katolik.

Kebiasaan hidup berkelompok menjadi ciri kelompok masyarakat dalam Dusun tersebut yang memungkinkan mereka bergabung dalam kumpulan atau organisasi mata rumah untuk tujuan sosial dalam rangka menangani peristiwa duka dan suka diantara mereka yang menjadi anggota kelompok tersebut (Muhabeth, keluarga, dll). Beragamnya suku bangsa didalam lingkungan masyarakat Dusun Kusu-kusu Sereh, menunjukkan bahwa hubungan kekerabatan antar penduduk “asli” dengan “pendatang” sangat tinggi bahkan saling menerima diantara mereka telah ada sejak beberapa generasi. Bahkan sebelum kerusuhan tahun 1999, masyarakat ini hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat muslim yang berasal dari Sulawesi Tenggara yang mendiami petuanan penduduk Dusun Kusu-kusu Sereh. 5

5. Sistem kepercayaan

Kepercayaan kepada Ilah yang mereka sebut Nitu berkembang di negeri Urimessing. Pada waktu kedatangan bangsa Portugis permulaan abad ke-16 di Maluku, seorang tokoh bernama Fransiskus Xaverius membawa masuk agama

(5)

41

Katolik. Namun Agam Katolik tidak bertahan lama sebab kedatangan bangsa Belanda juga membawa agama Kristen Protestan. Agama protestan berkembang dan hidup bersama dengan kepercayaan kepada Ilah Nitu. Baileo adalah tempat pertemuan penduduk dengan pemimpin negeri, tokoh adat, dan sekaligus melakukan ibadah, perjamuan kepada ilah mereka. Disamping Baileo ada sebuah batu yang dianggap keramat atau batu pamali yang merupakan tempat pemujaan. Batu tersebut dinamakan Batu Baileo.

Setelah agama katolik kemudian agama protestan menjadi keyakinan penduduk, banyak mata rumah berubah marganya seperti Tisera, Parera, Andries, Alfons, de Fretes, Muskitta, Frans, dll. Dengan berkembangnya waktu, Dusun Kusu-kusu Sereh yang merupakan bagian dari petuanan negeri Urimessing yang masyarakatnya menganut agama Kristen protestan dan juga agama katolik. Mayoritas penduduk Dusun Kusu-kusu Sereh lebih banyak menganut agama Kristen protestan.

6. Sistem pemerintahan

Struktur pemerintahan negeri Urimessing, Dusun Kusu-kusu Sereh, Ambon dikepala oleh seorang raja yang dipilih oleh masyarakat sebagai pemimpin negeri. Terdapat badan-badan pembantu negeri yang memiliki fungsi dan peran masing-masing untuk mengatur tata cara dan aturan hidup dalam masyarakat. Badan pembantu negeri biasa disebut dengan istilah saniri negeri dan juga dibentuk soa-soa yang berasal dari berbagai mata-mata rumah tertentu dalam masyarakat. Selain itu terdapat juga marinyo yang bertugas sebagai pemanggil warga dalam acara-acara maupun pertemuan adat. 6

(6)

42

B. ASAL-USUL, PELAKSANAAN DAN PEMAKNAAN RITUAL MUSIKAL TOTOBUANG DALAM TUTUR SEJARAH KOMUNITAS HAUR DI DUSUN KUSU-KUSU SEREH, AMBON

1. Asal-Usul Ritual Musikal Totobuang

Secara historis, ritual musikal totobuang menurut penuturan ketua komunitas haur, tidak dibukukan dalam sebuah tulisan tetapi hanya dengan penuturan secara lisan yang sudah ada sejak leluhur sampai pada generasi sekarang ini. Asal mula munculnya ritual musikal totobuang ini bermula dari prakarsa mata rumah keluarga Salakay yang telah ada sejak tahun 1998.7 Ritual musikal totobuang ini secara turun-temurun diwariskan dari leluhur kepada generasi penerus. Peran ritual musikal totobuang ini sangat kuat dan berakar didalam diri setiap anggota dari komunitas haur. Mereka menganggap ritual musikal totobuang sebagai sebuah tradisi yang terus melekat dan ada dalam diri mereka yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai bagian pewarisan nilai nilai hidup dan juga sebagai tanda menghormati dan menghargai leluhur yang telah memprakarsa dibentuknya sebuah komunitas yang memainkan musik totobuang.8

2. Tradisi dan manifestasi ritual musikal totobuang

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber mengenai tradisi dan manifestasi dari ritual musikal totobuang maka ditemukan beberapa tradisi yang biasanya dipakai dalam pelaksanaan ritual musikal totobuang yaitu tradisi yang mengandung nilai kerukunan yang biasanya dilangsungkan pada saat acara perkawinan adat, kolaborasi dengan musik islami pada saat perayaan Ramadhan sebagai bagian dari membangun kebersamaan dan persaudaraan lintas agama dalam

7 Hasil wawancara dengan Bapak O. Salakay (Ketua Komunitas Haur), 5 Mei 2018 8 Hasil wawancara dengan Bapak A. Gardjalay, 10 Mei 2018

(7)

43

masyarakat,9 tradisi yang mengandung unsur kekristenan dalam artian bahwa ritual musikal totobuang ini dalam pelaksanaan dipakai sebagai media untuk memberikan simbol kepada umat pada saat memasuki malam natal dan malam penghujung tahun baru maupun perayaan paskah.10 Ritual musikal totobuang ini juga dijadikan sebagai ritual musikal dalam pelantikan raja. Kemudian dalam proses untuk pengembangan dan pemberdayaan ekonomi yang berkualitas ritual musikal totobuang dijadikan sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yang rendah. 11

3. Pemaknaan ritual musikal totobuang

Dalam proses pelaksanaan ritual musikal totobuang terkandung nilai-nilai budaya yang memiliki makna yang sacral dan mendalam bagi setiap anggota komunitas haur totobuang. Nilai-nilai budaya tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari enkulturasi pewarisan nila-nilai budaya lokal dari leluhur sampai pada generasi masa kini yang dijadikan sebagai landasan hidup dan pembangunan serta pengembangan hidup ditengah konteks hidup masyarakat yang beragam dan berbeda baik dari segi budaya, strata sosial maupun tingkat ekonomi.

Disamping memiliki nilai kekerabatan sebagai bagian dari membangun kebersamaan, ritual musikal totobuang memberi makna yang sakral bahwa pelaksanaan ritual musikal totobuang ini terus dilakukan dan dilestarikan sebagai bagian dari penghormatan dan rasa menghargai bagi para leluhur yang telah mencetus terbentuknya komunitas yang memainkan ritual musikal totobuang. Selain itu dalam proses pelaksanaan ritual musikal totobuang, para anggota dari komunitas tersebut meyakini bahwa dalam setiap pementasan dan pelaksanaan ritual musikal terjadi, ada

9 Hasil wawancara dengan Bapak S. Aipasa, 5 Juli 2018 10

Hasil wawancara dengan Bapak O. Salakay, 21 Mei 2018

(8)

44

kekuatan dan semangat yang mereka peroleh dari para leluhur yang mereka percaya ada bersama-sama dengan mereka.12 Bagian terpenting dari pelaksanaan ritual musikal totobuang ini adalah dalam rangka pembangunan dan pengembangan potensi-potensi diri dari setiap anggota komunitas haur yang berorientasi pada proses pemberdayaan hidup yang lebih berkualitas. Dalam hal ini tingkat ekonomi yang semakin tinggi mengharuskan komunitas ini berjuang untuk memenuhi tuntutan perekonomian keluarga. 13

Pertama, ritual musikal totobuang memberi makna kerukunan dalam

membangun kesetaraan sosial dalam masyarakat. Dalam proses pelaksanaan ritual musikal totobuang biasanya dilakukan dalam acara perkawinan adat pelantikan raja bahkan dalam perayaan ramadhan bagi kaum muslim. Ritual musikal totobuang menjadi musik pemersatu dengan alunan kegembiraan yang mempersatukan semua orang yang hadir bahkan orang-orang yang beragama lain. Selain itu hal baru yang juga ditemukan dalam proses ritual musikal totobuang yaitu setiap anggota dari komunitas haur totobuang yang merasa terpinggirkan atau tidak percaya diri karena strata dan tingkat ekonomi yang berbeda merasa dipersatukan dalam ikatan kebersamanaan bersama dengan semua orang yang hadir.

Kedua, ritual musikal totobuang melahirkan potensi diri. Konteks masyarakat

di Dusun kusu-kusu sereh yang beragam dengan perbedaan baik dari segi budaya, strata sosial maupun tingkat perokonomian yang berbeda jauh, membuat anggota dari komunitas haur merasa terpinggirkan dan tidak diterima atau dapat dikatakan mereka mengalami krisis identitas diri akibat dari realita sosial yang ada. Sebagai upaya untuk penerimaan diri yang memberi penghargaan terhadap diri maka ritual musikal totobuang hadir sebagai bagian pencapaian dari integritas diri komunitas haur dalam

12 Hasil wawancara dengan Bapak F. Salakay, 5 Juni 2018 13 Hasil wawancara dengan Ibu A. de Feretes, 17 Juni 2018

(9)

45

masyarakat. Ketiga, ritual musikal totobuang melahirkan ekonomi kreatif sebagai akibat dari krisis ekonomi yang terjadi dalam komunitas haur. Dengan adanya pementasan ritual musikal totobuang dalam kegiatan perlombaan, dipakai dalam acara penyambutan tamu pemerintahan, acara perkawinan, dll, dapat menghasilkan uang yang dipakai sebagai alat ekonomi bagi komunitas haur.

Keempat, ritual musikal totobuang memberi makna pengembangan diri

komunitas haur untuk terus melakukan inovasi diri dengan memberikan pengembangan dan menciptakan sesuatu baru lewat pelaksanaan ritual musikal totobuang sehingga memiliki kesejahteraan dalam masyarakat. Pembuatan alat musik totobuang juga merupakan pengembangan dari inovasi yang dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi bagi pemberdayaan ekonomi komunitas haur.

Kelima, ritual musikal totobuang memberi makna pemberdayaan hidup.

Dengan adanya pelaksanaan ritual musikal totobuang tersebut, ketrampilan dan potensi diri dari setiap anggota komunitas haur dapat diberdayakan dan dikembangkan sehingga dapat memberikan kontribusi baik untuk diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. Realita sosial yang tidak merata yang menghendaki setiap individu maupun kelompok harus mampu berjuang dan mengembangkan potensi diri dalam rangka meningkatkan kualitas hidup yang lebih bermutu atau dapat dikatakan pengembangan potensi diri bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Ritual musikal totobuang merupakan sesuatu yang sangat berperan penting

bagi keberlangsungan hidup komunitas haur di Dusun Kusu-kusu Sereh . Sebagai salah satu wadah untuk proses pengembangan dan pemberdayaan hidup, pemaknaan terhadap ritual musikal totobuang berdampak bagi pelaksanaan atau manifestasi dalam tindakan hidup dari setiap anggota komunitas haur. Seperti yang telah

(10)

46

dijelaskan sebelumnya, ritual musikal totobuang mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai landasan hidup yang berorientasi pada proses pemberdayaan ekonomi . Menurut penuturan dari narasumber, dengan adanya pelaksanaan ritual musikal totobuang ini potensi dan ketrampilan dari setiap anggota komunitas haur dapat terus dikembangkan dan diberdayakan sehingga mereka merasa ada kontribusi yang mereka berikan baik untuk diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. Hal utama yang menjadi alasan dilakukannya ritual musikal totobuang ini yaitu penghasilan ekonomi dapat bertambah dan memiliki tingkat kualitas hidup yang baik. 14

Pengembangan dan pemberdayaan terhadap potensi diri bagi generasi muda dirasakan perlu sekali untuk terus dilakukan sehingga generasi muda tidak menjadikan hidup mereka sia-sia dan tidak memberikan kontribusi apapun baik untuk diri sendiri, orang lain maupun masyarakat. Selain itu untuk terus melestarikan dan menjaga warisan budaya lokal, ritual musikal totobuang harus terus dilaksanakan dan dikembangkan oleh generasi muda sebagai generasi penerus. Dalam pelaksanaan ritual musikal totobuang ini terdapat bantuan atau jejaring kerja sama yang dibangun dengan para profesional maupun orang-orang yang memiliki koneksi yang baik dalam proses untuk mengembangkan ritual musikal totobuang.15 Pelaksanaan ritual musikal totobuang tidak hanya berlangsung di wilayah provinsi Maluku tetapi telah juga dilangsungkan pada beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya di provinsi Sulawesi utara, Manado, di Provinsi DKI Jakarta bahkan sudah pernah dilaksanakan sampai pada daerah Papua.16 Jejaring yang dibangun tersebut bertujuan untuk terus

14 Hasil wawancara dengan Bapak Pdt CH. Pattikawa, 8 juni 2018 15

Hasil wawancara dengan Ibu L. Leihitu, 15 Juni 2018

(11)

47

melakukan proses pemberdayaan bagi komunitas haur sekaligus menambah tingkat ekonomi dari komunitas haur.

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa konseling yang berbasis masyarakat selalu berorientasi pada proses pemberdayaan individu maupun kelompok. Dalam model konseling berbasis masyarakat, konselor yang dipakai yaitu konselor masyarakat artinya bahwa orang-orang yang berada dalam masyarakat maupun diluar masyarakat yang memiliki ketrampilan yang dapat membawa perubahan bagi klien dapat dijadikan sebagai partner kerja yang baik untuk membangun jejaring sosial dalam rangka pemberdayaan hidup. Peran konselor sebagai agen perubahan sosial mencerminkan hubungan antara individu maupun kelompok dengan pengembangan masyarakat. Dengan itu, konselor bekerja untuk memfasilitasi pembangunan manusia dengan pengembangan masyarakat yang sehat.

Rangkuman

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan hal penting sehubungan dengan ritual musikal totobuang dalam proses pemberdayaan bagi komunitas haur di Dusun Kusu-kusu Sereh, Ambon, yaitu:

1. Pelaksanaan ritual musikal totobuang dalam komunitas haur di Dusun Kusu-kusu Sereh, Ambon memberi makna dan melahirkan nilai-nilai spiritual yang terus dilestarikan dan dijadikan sebagai landasan hidup yang memanusiakan untuk membangun hidup yang merata dan seimbang 2. Pemaknaan ritual musikal totobuang melahirkan tiga pardigma yakni

(12)

48

a. Ritual musikal totobuang sebagai pewarisan dan pelestarian budaya lokal

b. Ritual musikal totobuang sebagai wadah pemberdayaan sosial artinya membangun kerukunan dalam kebersamaan hidup yang seimbang dan merata

c. Ritual musikal totobuang sebagai wadah pengembangan dan pembangunan potensi-potensi diri yang mengarah pada pemberdayaan ekonomi

3. Ritual musikal totobuang sebagai bagian dari sesuatu yang penting bagi komunitas haur yang berfungsi sebagai wadah pemberdayaan dan peningkatan kualitas perekonomian hidup.

Referensi

Dokumen terkait

Kayu Jati yang Dibutuhkan (m3) Rata – Rata Per Unit Produk dan yang Maksimal Dimiliki Oleh Industri Kecil Mebel Pada masing – Masing Strata Setiap Satu Periode Produksi ~ 62.

Kawi Boedisetio Chemical intermediates Manmade Fibre manufacturers Apparel Yarn spinners Commission yarn dyers Apparel fabric weavers Apparel fabric knitters Yarn dyers

Jadi, Kelemahan metode pembelajaran think pair and share adalah sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas,

Berdasarkan hasil dari angket analisis game online terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang sudah sebar secara acak pada mahasiswa pendidikan matematika semester IV Universitas

Persyaratan untuk mendapatkan bantuan berupa pinjaman telah diatur dalam Keputusan Direksi PT Industri Kereta Api (Persero) Nomor : 07/SK/INKA/2012, khususnya

Abstrak: Kinerja guru disekolah menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan mutu sekolah. Guru bersertifikasi di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Sudung Kabu-

Jenis-Jenis permasalahan dalam pengelolaan sampah dapat diketahui setelah dilakukan pengamatan terhadap infrastruktur persampahan yang tersedia seperti wadah

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dijabarkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem yang tersusun atas beberapa komponen