• Tidak ada hasil yang ditemukan

JABATAN WAKIL PRESIDEN MENURUT HUKUM TAT (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JABATAN WAKIL PRESIDEN MENURUT HUKUM TAT (3)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAPAN KRITIS TERHADAP BUKU YANG BERJUDUL

JABATAN WAKIL PRESIDEN MENURUT HUKUM TATA NEGARA

INDONESIA (KARANGAN MOCHAMAD ISNAENI RAMDHAN)

Jabatan wakil presiden menurut hukum tata negara Indonesia buku ini di tulis oleh Dr. Mochamad Isnaeni Ramdhan, S.H. M.H. ,buku ini secara garis besar dibagai menjadi 5 Bab yaitu Bab 1 pendahuluan, Bab 2 wakil presiden di berbagai negara, Bab 3 sejarah wakil presiden di Indonesia, Bab 4 wakil presiden dari masa ke masa, Bab 5 optimalisasi wakil presiden.

Pada Bab 1 pendahuluan,dijelaskan bahwa perubahan sistem pemilihan perwakilan menjadi sistem pemilihan langsung merupakan delima bagi ketatanegaraan di Indonesia, di satu sisi rakyat secara langsung diberi kekuasaan menentukan pemimpinnya, di sisi lain muncul kebuntuan kaitan antara pilihan rakyat dengan kewenangan pejabat yang di pilihnya, kebuntuan sistematik tersebut diatur dalam perubahan UUD 1945, sehingga memutus jaringan antara rakyat selaku pemilik kedaulatan dengan pejabat yang dipilihnya. Hilangnya jaringan ini merupakan anomali hakikat kedaulatan rakyat.

Mengenai hal tersebut menurut saya kurang benar, karena berdasarkan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang barisi : Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. bahwa dengan pasal 1 ayat 2 UUD 1945 tersebut, UUD 1945 bukan memutus jaringan antara rakyat selaku pemilik kedaulatan dengan pejabat yang dipilihnya namun yaitu rakyat tetap memegang kedaulatan namun dalam pelaksanaan kedaulatan nya tersebut berdasarkan undang- undang dasar. yaitu contohnya saat rakyat mau memilih presiden dan wakil presidennya ,rakyat tidak dapat sesuka hatinya begitu saja memilih orang lalu di angkat menjadi presiden dan wakil presiden,rakyat dalam memilih presiden dan wakil presiden yaitu dalam rangka melaksanakan kedaulatannya di atur dalam undang-undang dasar,seperti tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden di atur dalam UUD 1945 pasal 6, 6A, 7, 7A, 7B ,7C, 8, 9 , dan lain lain.sehinggal dengan adanya UUD 1945 bukan memutus hubungan antara rakyat selaku pemilik kedaulatan dengan pejabat yang di pilihnya namun yang lebih tepat yaitu UUD 1945 sebagai wadah dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat dengan pejabat yang dipilihnya.sehingga perubahan sistem pemilihan perwakilan menjadi sistem pemilihan langsung bukan merupakan delima ketata negaraan indonesia,kerena baik melalu perwakilan maupun secara langsung menurut saya sama saja bedanya hanya rakyat dapat memilih secara langsung atau melalui perwakilan rakyat yang berdaulat yaitu seperti MPR.

(2)

pernyataan bahwa acapkali calon wakil presiden memiliki energi lebih besar dari pada calon presidennya, saya kurang setuju, karena belum tentu pendukung dari calon wakil presiden tersebut lebih besar dari pada calon presidennya, bisa jadi malah pendukung dari calon presidennya lebih besar di bandingkan calon wakil presidennya atau sama yaitu perbandingannya 50 persen ,50 persen.

Penulis yang memberikan pernyataan bahwa acapkali wakil presiden memiliki energi lebih besar dari pada calon presiden,untuk mendukung pernyataan tersebut penulis memaparkan bukti yaitu bahwa pasangan presiden dan wakil presiden dua priode terakhir membuktikan energi wakil presiden memiliki energi yang lebih besar daripada presiden. Mengenai bukti tersebut saya tidak sependapat dengan si penulis bahwa pasangan presiden dan wakil presiden dua periode terakhir membuktikan bahwa acapkali energi calon wakil presiden lebih besar dari pada calon presiden. Menurut saya yaitu malah sebaliknya mengenai bukti tersebut.presiden dan wakil presiden tiga periode terakhir yaitu, susilo Bambang Yudhoyono dengan wakilnya jusuf kalla,susilo bambang yudhoyono dengan wakilnya boediono dan jokowi dengan wakilnya jusuf kalla. Memang dapat kita liat bahwa jusuf kalla menjabat wakil presiden sebanyak dua kali. Namun hal itu tidak dapat membuktikan bahwa acapkali calon wakil presiden memiliki energi yang lebih besar dari pada presiden ini dapa kita liat yaitu saat soesilo bambang yudhoyono terpilih lagi pada kedua kalinya sebagai presiden ,wakilnya bukaanlah jusuf kalla melainkan yaitu boediono.ini membuktikan bahwa energi yang dimiliki soesilo bambang yudoyono sebagai presiden lebih besar dari pada wakil presidennya yaitu jusuf kalla, karena jika memang jusuf kalla memiliki energi yang lebih besar dari pada soesilo bambang yudhoyono, soesilo bambang yudhoyono tidak akan terpilih kedua kalinya karna pada saat soesilo bambang yudhoyono terpilih untuk kedua kalinya sebagai presiden wakilnya bukanlah jusuf kalla melainkan yaitu boediono.

Pada Bab 1 terdapat pernyataan bahwa posisi wakil presiden pada hakikatnya, bukan posisi cadangan atau acapkali disebut ban serep atau cadangan, yakni posisi pilihan apabila posisi pertama tidak terwujud. Mengenai pernyataan tersebut saya kurang setuju karena jika ditinjau dari UUD 1945 pasal 8 ayat 1 yang berisi : jika presiden mangkat,berhenti, di berhentikan atau tidak dapat menjalankan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh wakil presiden sampai habis masa jabatannya. Dari pasal tersebut dapat kita liat bahwa memang benar wakil presiden hakikatnya sebagai cadangan apabila posisi pertama tidak terwujut.

(3)

yaitu bisa presidennya saja yang di berhentikan atau wakil presidennya saja yang di berhentikan ( UUD 1945 pasal 3 ayat 3).

Pada Bab 1 juga terdapat penjelasan terdapat beberapa “kekosongan Hukum” terkait

jabatan wakil prsiden, antara lain tugas dan wewenangnya, hubungan kekuasaan antara wakil presiden dengan presiden dan lembaga-lembaga negara lainnya serta cara pertang gung jawaban wakil presiden. Mengenai hal tersebut, menurut saya kurang benar kerena jabatan wakil presiden mengenai tugas dan wewenangnya sudah atur dalam pasal 4 ayat 2 UUD 1945 bahwa dalam melakukan kewajibannya presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden. Dengan pasal itu sudah jelas bahwa wakil presiden tugasnya membantu presiden dalam menjalankan kewajibannya, contoh saat presiden berhalangan untuk menghadiri acara ketata negaraan seperti membahas RUU bersama DPR, presiden dapat memerintahkan wakil presiden untuk menggantikan presiden, dan misal saat misal wakil presiden menyetujui RUU tersebut itu sama saja dengan persetujuan presiden. Dan mengenai pertanggung jawaban presiden, apabila wakil presiden menyalah gunakan kekuasaannya dia dapat di berhentikan oleh MPR yaitu dasar aturan hukumnya pasal 3 ayat 3.

Penulis dalam bukunya juga mengutip pernyataan priggondo yaitu sebetulnya diadakan isntitut wakil presiden ini bergandengan dengan adanya figur “Dwi tunggal” pada waktu UUD 1945 dibentuk. Maka itu bagi wakil presiden tidak disediakan lapangan kerdja sendiri ,ia adalah presiden kedua. Maka juga selama RIS tidak diadakan wakil prsiden karna waktu itu Sdr. Mohammad Hatta menjadi perdana menteri. Saya sangat setuju bahwa sebenarnya wakil presiden tersebut adalah prsiden ke dua untuk itu tidak sediakan lapangan kerja sendiri, oleh karena itu mengenai wakil presiden, mengenai tugas dan wewenangnya di atur dalam UUD 1945 wakil presiden membantu presiden dalam menjalankan kewajibannya, sehingga wakil prsiden dapat menggantikan tugas dan wewenang presiden apabila presiden berhalangan.

Penulis, pada Bab 1 memberikan argumen bahwa wakil presiden mempunyai pertanggung jawaban yang berbeda dengan pembantu presiden lainnya, seperti menteri negara yang harus mempertanggung jawabkan tugasnya kepada presiden sesuai dengan substansi pasal 17 ayat 3 UUD 1945, wakil presiden tidak bertanggung jawab kepada presiden karena wakil presiden tidak dipilih dan di angkat oleh presiden melainkan oleh rakyat yang dikaitkan dengan pasal 6A ayat 1 perubahan ketiga UUD 1945 yang menyatakan dengan tegas presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat.

(4)

presiden hanya dapat di berhentikan oleh MPR dengan proses yang dinamakan dengan impeachment.

Dalam buku ini, pada Bab 2 berisi penjelasan bahwa pada negara-negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, wakil presiden memiliki tugas dan kewenang ngan sebagai wakil kepala pemerintahan dan wakil kepala negara. Menjabat sebagai anggota salah satu dewan dalam parlemen bagi negara yang menganut sistem dua kamar ataupun sebagai anggota kabinet pemerintahan di bawah presiden.

Mengenai hal tersebut menurut saya memang benar bahwa negara yang menganut sistem presidensial, wakil presidennya merupakan wakil kepala pemerintahan dan wakil kepala negara, namun untuk pernyataan bahwa wakil presiden menjabat sebagai anggota salah satu dewan dalam parlemen bagi negara yang menganut sistem dua kamar ataupun sebagai anggota kabinet pemerintahan di bawah presiden,saya tidak setuju, karna indonesia sendiri walaupun menyatakan dirinya menganut sistem presidensial wakil presidennya tidak menduduki jabatan sebagai anggota parlemen.sehingga tidak harus negara yang menyatakan dirinya menganut sistem presidensial, wakil presidennya menduduki jabatan di parlemen.

Pada bab 2 ,juga menjelaskan bahwa jika wakil presiden amerika serikat didukung oleh para menteri memiliki kewenangan untuk menyatakan keidakmaampuan Presiden Amerika serikat melaksanakan kekuasaan dan tugas tugas kepresidenan, wakil presiden dapat menjadi presiden ini berdasarkan Amandment 25 konstitusi amerika serikat yang mengatur empat prosedur.

Dapat kita liat bahwa jika konstitusi kita, konstitusi negara indonesia ini berhalauan pada konstitusi amerika serikat, presiden kita,presiden indonesia dapat di berhentikan dari jabatan presiden dan diganti oleh wakil presiden dengan pernyataan wakil presiden dengan para mentri nya bahwa presiden tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya lagi, namun indonesia konstitusinya tidak berhalauan pada konstitusi amerika serikat,ini terlihat dari proses ketata negaraan yang di atur dalam UUD 1945 bahwa presiden hanya dapat diberhentikan oleh MPR dengan proses impeachment ,presiden tidak dapat diberhentikan dengan pernyataan wakil presiden dan mentri bahwa presiden tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya seperti di amerika serikat.

Pada bab 2 juga dijelaskan, dalam kaitannya kekosongan jabatan presiden dan wakil presiden Amerika Serikat, ketua DPR setelah mengundurkan diri dari jabatannya menjabat sebagai pejabat presiden sebagaimana diatur dalam United States Code Section 19.

(5)

tiga puluh hari setelah itu,Majelis permusyawaratan rakyat menyelenggarakan sidang unruk memilih presiden dan wakil presiden dari dua pasang calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon presiden dan wakil presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya. Terlihat jelas dalam pasal 8 ayat 3 UUD 1945 jika terjadi kekosongan presiden dan wakil presiden dalam mengatasi persoalann kekosongan jabatan presiden dan wakil presiden secara bersamaan , berbeda antara amerika serikat dan Indonesia.

Pada Bab dua ini penulis juga menjelaskan, secara politis, jabatan wakil presiden di amerika serikat sebagai ketua senat bukan anggota merupakan wujut “saling mengawasi

dan saling mengimbangi” ( chekck and balances system) secara vertikal ,sehingga kepentingan negara bagian terjaga saat negara serikat mengambil kebijakan nasional.

Mengenai prinsip check and balances system, menurut saya Inodeseia juga menerapkan prinsip check and balances, ini terlihat di antara kekuasaan dan kewenangan lembaga eksekutif, legislatif dan yudisial di indonesia yaitu yang di atur dalam UUD 1945. Kekuasaan eksekutif yang di pegang oleh presiden dan wakil presiden tidak dapat digunakan secara semena mena oleh mereka, karena jika itu dilakukan presiden dan wakil presiden dapat di berhentikan oleh MPR melalui proses impeachment yang di atur dalam pasal 7B UUD 1945, dan lagi DPR mempunyai hak interpelasi yaitu hak menanyakan kebijakan yang di terapkan oleh pemerintah/ eksekutif yang di pegang oleh presiden dan wakil presiden beserta para menterinya dan presiden tidak dapat membubarkan atau memberhentikan DPR. Sedangkan dalam kekuasaan legislatif yaitu saat DPR mau membentuk UU ,DPR tidak dapat mebentuk UU sesuka hatinya, DPR dalam membentuk UU harus mendapatkan persetujuan bersama antar presiden dan DPR. dan Mengenai kekuasaai yudisial di pegang dan di selenggarakan oleh 3 lembaga yaitu MA, MK, dan KY. Dari paparan saya tersebut telihat jelas bahwa antar lembaga eksekutif, legislatif, dan yudisial menerapkan prinsip check and balances.

BAB ke dua ini, penulis memaparkan mengenai tugas dan wewenang serta pertang gung jawaban jabatan wakil presiden di Amerika serikat, Flipina, Afrika selatan,siprus, Cina, India, Bulgaria, Irak, dan Uganda.

(6)

Pada Bab 3 ini berisi penjelasan mengenai Sejarah wakil Presiden di inonesia, yaitu yang berisi wacana jabatan wakil presiden yang didalamnya berisi sejarahnya mengenai terbetuknya indonesia, terbentuknya pancasila sebagai dasar negara, dan sampai terbentuknya UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia. berisi Makna pasal 4 ayat 2 UUD 1945. Berisi mengenai penafsiran faturistik yaitu cara perolehan pemahaman didasarkan pada perimbangan terhadap kecenderungan gejala yang terkait dengan jabatan wakil presiden Republik Indoesia dan kemungkinan perwujudan pada masa yang akan datang. Dan berisi mengenai pergantian Presiden di Indonesia dari priode ke priode selanjutnya.

Bab 4 yang bertemakan Wakil Presiden dari masa ke masa, menjelaskan mengenai praktik pembantuan wakil presiden Republik Indonesia, pada pasal 4 ayat 1 yang berisi: Dalam menjalankan kewajibannya presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden. Sejak kemerdekaan sampai sekarang republik indonesia memiliki tujuh orang presiden dan sebelas wakil presiden.

Ketujuh presiden tersebut antara lain: sukarno 1967), soeharto (1945-1967),Bacharudin Jusuf Habibie (1998- 1999), Abdurrahman Wahid( 1999-2001), Megawati Soekarnoputri (2001-2004), sosilo Bambang Yudhoyono (2004-2014), dan Joko Widodo (2014- 2019).

Sebelas wakil presiden antara lain Mohammad hatta (1945-1956), Sri Sultan Hamengkubuwono IX (1973-1978), Adam Malik (1978-1982), H.R Umar Wirahadikusumah (1982- 1987), Sudharmono (1987-1993),Try Sutrisno (1993-1998), Bcharudin Jusuf Habibie (1998-1999), Megawati SoekarnoPutri (1999-2001), Hamzah Haz (2001-2004), Muhammad Jusuf Kalla menjabat dua periode (2004-2009) dan (2014-2019), serta Buediono (2009-2014).

Dalam Bab 4, penulis menyatakan bahwa Tugas dan kewenangan wakil Presiden ternyata di pengaruhi oleh tingkat kedekatan antara presiden dan wakil Presiden. Saya sependapat dengan penulis bahwa memang benar Tugas dan Kewenangan wakil presiden ternyata di pengaruhi oleh tingkat kedekatan antar presiden dan wakil presiden, karna memang dalam UUD 1945 wakil presiden sendiri tidak diberi kewenangan khusus mengenai tugas dan wewenang nya sebagai wakil presiden.wakil presiden sendiri hanya sebagai alternatif atau sering kali disebut ban serep,apabila presiden berhalangan artinya wakil presiden sebagai pilihan kedua jika pilihan pertama tidak tercapai. Sehingga kewenangan wakil presiden tergantung pada presiden.mengenai tingkat kedekatan wakil presiden dan presiden mempengaruhi tugas dan wewenang wakil presiden ini dapat kita liat saat presiden soekarno dengan wakilnya mohammad hatta. Saat pertama tama kali mereka di angkat presiden dan wakil presiden hubungan mereka sangat dekat sekali sehingga kekuasaan mohammad hatta sebagai wakil presiden tidak dapat dibedakan dengan sukarno sebagai presiden,bahkan keduanya mengirim surat bersama pada 1 oktober 1945 kepada panglima tinggi sekutu untuk wilayah jawa timur di colombo untuk memperhatikan perkembangan Indonesia sejak 1942.

(7)

berkurang ini terlihat yang menempatkan Mohammad Hatta sebagai wakil kepala negara yang konstitusional, ia tidak aktif dalam pemerintahan, bahkan mohammad hatta sebagai wakil presiden tidak diajak berunding oleh presiden sukarno akhirnya karena merasa tertekan, pada 20 juli 1956 mohammad hatta mengirimkan surat pengunduran dirinya sebagai Wakil Presiden kepada DPR hasil pemilu umum 1955.

Pada Bab 5,penulis menjelakan bahwa penafsiran terhadap arti kata membantu sama

dengan arti kata “didampingi” yang berarti bersama- sama, sehingga diktum pasal 4 ayat 2 UUD 1945 sebaiknya di ubah sebagai berikut : presiden melakukan kewajibannya bersama-sama dengan satu orang wakil presiden.

Saya tidak sependapat dengan pernyataan penulis bahwa arti kata didampingi sama dengan arti kata dibantu, karna arti kata mendampingi sendiri tersebut bersama sama, artinya jika bunyi pasal 4 ayat 2 tersebut di ubah menjadi presiden melakukan kewajibannya bersama sama dengan satu orang wakil presiden.maka tugas kepresidenan tersebut dilaksanakan oleh presiden dan wakil presiden secara bersama- sama. Sedangkan arti kata membantu adalah menolong, yang artinya bilamana bunyi pasal 4 ayat 2 bahwa presiden dalam melakukan kewajibannya di bantu oleh wakil presiden artinya saat presiden tersebut dalam melakuan tugasnya dia dapat di bantu oleh wakil presiden, dan apabila presiden tersebut dalam menjalankan tugasnya ternyata dia tidak membutuhkan bantuan dari wakil presiden, itu tidak papa jika presiden dapat melaksanakan semua tugas dan wewenangnya sendirian tanpa bantuan wakil presiden,artinya wakil presiden hanya tenaga cadangan.

Bab 5 ini pada initinya berisi, penulis ingin menjelaskan bagaimana cara optimalisasi wakil presiden baik itu tugasnya,wewenangnya serta pertanggung jawabannya, dalam bab 5,bagian A berisi penulis menjelaskan tugas dan wewenag wakil presiden serta membandingkan tugas dan wewenang wakil presiden di berbagai negara seperti di amerika serikat, flipina, RRC. Penulis juga menyimpulkan pada bagia A bahwa tugas dan wewenang wakil presiden bergantung pada bentuk negara dan sistem pemerintahan dari masing masing negara tersebut. Bagian B Berisi Faktor- faktor seputar tugas dan wewenang wakil presiden yaitu meliputi faktor objektif dan faktor subjektif, Bagian C berisi sistem pemerintahan terpadu yatu bagaimana menerapkan prinsip checks and balances. Dan bagian D berisi Pertanggung jawaban wakil presiden.

(8)

presiden, hingga kewenangan wakil presiden yang nominal saja. Penulis juga menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi tugas,wewenang ,serta pertanggung jawaban wakil presiden, dari bentuk negara, sisstem pemerintahan sampai ke faktor objektif dan subjektif. Tujuan penulis memaparkan semua itu agar wakil presiden indonesia ini dapat di optimalkan baik dari segi tugas, wewenang serta pertanggung jawabannya,agar wakil presiden tidak hanya di jadikan hanya ban serep ,yaitu pilihan ke 2 apabila pilihan pertama tidak tercapai.

Nama : Nanda Aldi Arrohim

Kelas : B

NBI : 1311700095

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, hasil dari kemampuan berbicara pada siswa kelas sebelas SMK Taman Siswa Kudus tahun pelajaran 2014/2015 sebelum diajarkan menggunakan wayang kulit adalah rendah.

[r]

memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Cooperatif Script dengan handout, Cooperatif Script dan pembelajaran

Menurut Wahyuni (1994) dalam penelitiannya yang berjudul “Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan di Posyandu Desa

 Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan

wada’antara lain: wahai seluruh manusia, sesungguhnya Tuhan kamu Esa, ayh kamu satu, tiada kelebihan orang arab atas Non Arab, tidak juga Non Arab atas Arab,

Adapun proses konflik India dan Pakistan yaitu konflik yang terjadi sejak bulan Agustus 1947.Peristiwa ini memiliki empat kejadian perang atau konflik ,tiga diantaranya

Profesional Mengembangkan materi pembelajaran penjasorkes secara kreatif Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik