• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALAM

MEMANFAATKAN INFORMASI TEKNOLOGI (IT)

SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN MANAJEMEN

PEMBELAJARAN DI AKMIL

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN PROF. DR. SAMSUDI

DR. AGUS WAHYUDIN

OLEH : ASEP KUSMAN NIM : 0101612053

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

KEBIJAKAN PENERAPAN METODE RESITASI DALAM

MEMANFAATKAN INFORMASI TEKNOLOGI (IT)

SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN MANAJEMEN

PEMBELAJARAN DI AKMIL

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia yang profesional sangat berperan dalam mewujudkan pertahanan negara yang kuat, guna menghadapi segala bentuk ancaman yang membahayakan kedaulatan negara. Lembaga pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam membentuk sumberdaya manusia agar menjadi profesional dibidangnya dan selalu siap dalam menghadapi berbagai tantangan tugas TNI AD dimasa depan guna mempertahankan dan mengamankan kedaulatan negara. Kemampuan personel dalam organisasi TNI AD sangat ditentukan oleh kualitas hasil pendidikan yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan yang terdapat di jajarannya.

Tujuan Penddidikan di Akademi Militer adalah Membentuk Taruna Akmil untuk menjadi Perwira TNI AD yang memiliki sikap & perilaku sebagai prajurit saptamarga, pengetahuan & ketrampilan dasar golongan Perwira, berkemampuan intelektual setingkat akademi serta jasmani yang samapta & siap mengikuti pendidikan selanjutnya.1 Sesuai dengan Visi Akmil yang tertuang dalam Profil Akmil 2 berbunyi :

Mewujudkan Akademi Militer sebagai pusat keunggulan yang melaksanakan pendidikan pertama perwira melalui Jarlatsuh (Pengajaran Latihan dan Pengasuhan) yang serasi, didukung sarana dan prasrana yang memadai agar melahirkan perwira TNI AD profesional yang ber-Trisakti Wiratama, serta mempunyai daya saing ditingkat nasional dan internasional.

(3)

Demikian pula filosifi pendidikan di Akademi Militer yang tertuang dalam Pusara Akademi Militer mempunyai seloka yang berbunyi " ADHITAKARYA MAHATVAVIRYA NAGARA BHAKTI " yang mempunyai makna : Sebagai Ksatria yang rajin dan giat menuntut ilmu untuk diamalkan secara gagah berani dan bercita-cita luhur sebagai patriot bangsa. Dengan demikian taruna Akademi Militer adalah prajurit-prajurit calon perwira yang tidak ada kata henti dalam belajar dan selalu mencari yang terbaik dalam proses belajar mengajar.

Tantangan Tugas TNI ke depan

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Tugas mengamankan dan mempertahankan kedaulatan Negara Indonesia dengan karakteristik geografi yang tersusun dari gugusan kepulauan yang terletak di posisi silang, dengan sumber daya alam yang beraneka ragam, serta demografi yang majemuk mengandung tantangan yang kompleks dan berimplikasi pada tuntutan pembangunan dan pengelolaan sistem pertahanan negara yang berdaya tangkal andal. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dengan demikian, semua usaha penyelenggaraan pertahanan negara harus mengacu pada tujuan tersebut.3

Dalam mengemban tugas pokok ini di masa depan bukanlah tugas yang ringan, Semakin kuat kesadaran bahwa ancaman terhadap kedaulatan negara semula bersifat konvensional (fisik) dan saat ini berkembang multidimensional (fisik dan non fisik) (Setjen Wantannas:2010). Dapat bersumber pada berbagai dimensi non militer, seperti permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun permasalahan

(4)

keamanan yang terkait dengan kejahatan internasional seperti terorisme, imigran gelap, bahaya narkotika, pencurian kekayaan alam, bajak laut, dan perusakan lingkungan. Hal itu dapat menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan Negara. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat memunculkan fenomena global yang menyebabkan batas-batas negara menjadi kabur. Perang ke depan lebih banyak dikemas melalui isu-isu demokratisasi, hak azasi manusia, dan lingkungan hidup serta isu lainnya yang digunakan oleh negara-negara kuat untuk merongrong kedaulatan bahkan untuk melakukan invasi kepada suatu negara.

Dengan dihadapkan tantangan jaman yang semakin maju dan kompleks, maka proses belajar mengajar di Akademi Militer pun tidak lepas dari pengaruh tersebut, untuk menjawab tantangan tersebut maka dalam kurikulum baru keluaran Akmil dengan pendidikan vokasi Diploma IV Pertahanan dengan gelar ST.Han (Sarjana Terapan Pertahanan). Guna mendukung program ini maka dituntut adanya pembenahan disegala bidang, dimulai dari infra struktur dan supra strukturnya, termasuk dalam pembenahan metode pembelajaran.

Metode dan teknik pengajaran merupakan cara yang digunakan Tenaga Pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran kepada Peserta Didik secara teratur dan Sistematis sehingga tujuan pelajaran dapat dicapai secara optimal sesuai dengan Tujuan Instruksional.4

Untuk mendapatkan metode pendidikan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dituntut adanya pembaharuan dalam penerapan proses belajar mengajar di Akademi Militer, yang semula masing menggunakan pendekatan behavioaralisme, yang menganggap taruna sebagai botol kosong yang harus diisi dengan nilai-nilai dan norma-norma, sekarang dengan program Sarjana Terapan Pertahanan dimana taruna dituntut untuk lebih aktif, karena mereka dituntut untuk lebih kritis, analisis dan belajar secara komprehensif, holistic dan integral. Maka metode pembelajaranpun harus disesuaikan dengan kondisi ini, yaitu bagaimana membuat taruna menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Banyak metode pembelajaran yang sudah dieterapkan di Akademi Militer, dimulai dari yang paling umum yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab,

(5)

penugasan dan lain sebagainya. Selengkapnya metode pembelajaran di Akademi militer yang diterapkan sekarang adalah :

Metoda yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metoda pengajaran sebagai berikut :

a. Pengajaran.

1) Metoda pelajaran teori, digunakan untuk penyajian pelajaran yang bersifat teoritis.

2) Metoda diskusi dan tanya jawab. Digunakan untuk penyiapan materi pelajaran teori atau praktek.

3) Metoda drill, praktek dan ketangkasan. Digunakan untuk penyajian materi keterampilan dan jasmani.

4) Metoda pelatihan berganda untuk membulatkan pencapaian tujuan instruksional pengajaran dan latihan.

b. Pelatihan. Didalam proses belajar mengajar para pelatih menggunakan berbagai metoda sebagal berikut :

1) Metoda gladi model. Yaitu metoda latihan taktis yang menggunakan model sebagai sarana untuk memecahkan masalah-masalah taktis baik secara perorangan maupun dalam hubungan suatu satuan.

2) Metoda gladi peta. Yaitu metoda latihan taktis di atas peta dengan ditetapkan serangkaian situasi yang saling berhubungan membutuhkan pemecahan persoalan secara perorangan maupun kelompok.

(6)

5) Metoda Drill taktis. Yaitu metoda latihan untuk membiasakan dan mempermahir suatu kegiatan taktis ke satuan kecil yang dilakukan pada medan simulasi/ medan yang mempunyai nilai taktis.

6) Metoda Drill tempur. Yaitu metoda latihan untuk membiasakan dan mempermahir kemampuan tempur satuan baik aspek taktis maupun aspek teknisnya dilakukan di medan sebenarnya di lapangan dengan menggunakan pasukan yang paling praktis untuk dilaksanakan pada tingkat satuan kecil.

7) Metoda Gladi lapangan. Yaitu metoda latihan taktis dengan pasukan dilakukan dalam situasi pertempuran yang disimulasikan dan memancarkan realisme untuk menghadapi situasi operasi di medan yang mendekati sebenarnya.

c. Pengasuhan.

Metoda Pengasuhan. Didalam proses pengasuhan untuk mendukung dan melengkapi kemampuan Taruna maka digunakan dengan “ AMONG ASUH “

yaitu suatu metoda pengasuhan yang berprinsip siIih asih, silih asah dan silih asuh dengan pendekatan :

1) Ing ngarso sung tulodo. Yaitu pengasuh harus memberi teladan bagi Taruna baik dalam sikap maupun tindakan.

2) Ing madya mangun karso. Yaitu pengasuh harus ikut berpartisipasi dan mampu menggugah semangat dan memberikan motivasi kepada Taruna.

3) Tut wuri handayani. Yaitu pengasuh harus selalu mengikuti dan mengawasi perkembangan Taruna serta selalu memberikan arah dan dorongan.

(7)

1) Santi Aji. Yaitu memberikan pengetahuan dan pedoman yang bermanfaat untuk pembentukan kepribadian Sapta Marga dalam menghadapi segala sesuatu pada pergaulan dan tata kehidupan sehari-hari.

2) Santi Karma. Yaitu memberikan kegiatan yang bertujuan mengarahkan kepribadian Taruna ke arah yang positif selaku insan prajurit yang menghayati Pancasila dan Sapta Marga.

3) Persuasif. Yaitu mengajak Taruna untuk senantiasa berbuat dan melakukan tindakan yang positif, konstruktif sesuai citra prajurit TNI yang berdasarkan Pancasila dan Sapta Marga.

4) Pemberian kepercayaan. Pengasuhan memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada Taruna guna menerapkan dan mematuhi aturan-aturan serta melaksanakan tugas tanpa diawasi langsung atau dipaksa. Pemberian kepercayaan ini bertujuan menimbulkan sikap kemandirian dan kepercayaan diri bagi Taruna.

5) Pemberian ganjaran. Pegasuh memberikan tindakan hukuman kepada Taruna sesuai jenis kadar perbuatan yang dilakukan. tetapi juga memberikan penghargaan/pujian kepada Taruna yang menunjukkan prestasi atau perbuatan yang terpuji.

6) Bimbingan dan penyuluhan. Suatu kegiatan yang menuntun dan mengarahkan Taruna dalam upaya membantu mengatasi kesulitan belajar dan berbagai persoalan yang dihadapi Taruna.

(8)

Atas dasar latar belakang masalah ini maka dibuat tulisan dengan judul : Kebijakan Penerapan Metode Resitasi Dalam Memanfaatkan Informasi Teknologi (It) Sebagai Wujud Pengembangan Manajemen Pembelajaran Di Akmil

PEMBAHASAN

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka rumusan masalah yang dikemukakan penulis adalah

Bagaimana Kebijakan Penerapan Metode Resitasi Dalam Memanfaatkan Informasi Teknologi (It) Sebagai Wujud Pengembangan Manajemen Pembelajaran Di Akmil .

Sebagai catatan, penulis mencoba untuk mencari pembuktian berdasarkan data dan fakta yang selanjutnya akan ditinjau dan dikupas dalam beberapa aspek yang paling dominan yang berhubungan dengan metode pembelajaran di Akademi Militer.

Analisa SWOT

Strength (Kekuatan) :

1. Dosen dan gumil yang ada di Akademi Militer merupakan personil yang terpilih sesuai standar dosen dan gumil Akmil.

2. Taruna sebagai mahasiswa, merupakan putra-putra terbaik bangsa yang diseleksi secara ketat.

3. Kebijakan pimpinan mendukung terhadap setiap pembaharuan yang mengacu terhadap perbaikan sistem pendidikan.

4. Sarana dan prasarana IT (Teknologi Informasi) di Akmil sudah cukup memadai.

Weakness (Kelemahan) :

1. Rutinitas pekerjaan yang menjebak tidak adanya pembaharuan.

2. Padatnya aktivitas taruna dalam mengikuti pendidikan, menyebabkan sulitnya untuk mengadakan percobaan dalam mengadakan perubahan.

(9)

4. Ada sebahagian gumil yang kurang menguasai Teknologi Informasi.

Opportunity (Peluang) :

1. Perubahan kurikulum menjadi Diploma IV Pertahanan menuntut adanya perubahan dalam segala bidang termasuk dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Salah satu syarat dalam akreditasi BAN PT, adalah adanya penerapan teknologi informasi.

3. Perkembangan masyarakat yang menuntut adanya perubahan untuk penggunaan IT.

4. Taruna yang sudah terbiasa dalam penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari, misalnya melalui jejaring social.

Threatment (Ancaman):

1. Kurang berkembangnya proses belajar mengajar akan menyebabkan kebosanan dan stagnasi.

2. Kurang adanya kreativitas taruna. 3. Kurang adanya daya analitis taruna.

4. Kurang berpikir secara holistik dan integral

Pendekatan Teori

Macam-macam metode pembelajaran 5 :

1. Metode pembelajaran ceramah, adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

(10)

2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Kelebihan Metode Demonstrasi :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

(11)

Kelemahan metode Demonstrasi :

a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

Kelebihan Metode Resitasi adalah :

a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.

b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.

(12)

a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.

b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6. Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

7. Metode Study Tour (Karya wisata)

Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

(13)

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut

10. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

12. Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13. Taileren Method

(14)

14. Metode Global (ganze method)

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

MODEL PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

Banyak metode pembelajaran yang sudah dieterapkan di Akademi Militer, dimulai dari yang paling umum yaitu metode cermah, diskusi,Tanya jawab, penugasan dan lain sebagainya. Namun metode – metode ini akan lebih mempunyai efek positif apabila di kombinasikan dengan metode Resitasi.

Metode resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah (barak / pavilion), diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan. Metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal sekolah atau diluar jadwal pelajaran yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan. Metode resitasi merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, pada akhir setiap pertemuan atau akhir pertemuan di kelas. Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri

(15)

pelajaran yang sedang dipelajari. c) Untuk memanfaatkan waktu-waktu terluang pada Serdik agar dapat digunakan lebih konstruktif. d)Untuk memperkuat hasil belajar dikelas dengan mengaplikasikan dalam tugas yang akan dihadapi disatuan serta mengintegrasikan dengan pelajaran lain yang terkait.6

Metode resitasi ini bisa digunakan dalam program “elearning”

Teknologi megalami kemajuan pesat di segala bidang termasuk di bidang pendidikan. Untuk itu metode pendidikan lama atau konvensional menjadi kurang efektif karena terbentur masalah ruang dan waktu. Maka dari itu metode e-learning menjadi solusinya. Apa sebenarnya e-learning itu? dan bagaimana penerapannya dalam dunia pendidikan?

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang

guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah

program studi atau program pendidikan.7

E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/ materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan

panduan-6 Skep Kasad Nomor : Skep / 470 / XII /2006, tanggal 18 Desember 2006 tentang Metode Pengajaran. Hal 71

(16)

panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan

pemrogram komputer.

Untuk menyampaikan pembelajaran nya, e-learning tidak harus selalu menggunakan internet. Banyak media -media lain yang dapat digunakan selain internet. Seperti intranet, cd, dvd, mp3, PDA dan lain-lain.. Penggunaan teknologi internet pada e-learning umumnya dengan pertimbangan memiliki jangkauan yang luas. Ada juga beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan yang menggunakan jaringan intranet sebagai media e-learning sehingga biaya yang disiapkan relatif lebih murah.8

Keuntungan lain belajar dengan metode e-learning seperti menghemat waktu , mengenhemat biaya perjalanan, menghemat biaya pendidikan, menjangkau wilayah geograis yang luas dan melatih kemandirian para pelajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.semoga metode pembelajaran ini menjadi solusi pendidikan di indonesia.

Dengan metode resitasi yang berbasis teknologi, atau dengan elearning maka para taruna akan lebih memiliki wawasan yang lebih luas karena lebih di tuntut untuk mencari referensi lewat berbagai media. Demikian juga guru atau dosennya, lebih di tuntut untuk berwawasan luas, karena apabila mereka hanya mengandalkan pada satu referensi, mereka akan tertinggal jauh oleh peserta didiknya, dengan demikian guru atau dosen harus lebih b erwawasan daripada tarunanya, dengan lebih banyak membaca referensi dan artikel artikel lainnya.

Agar program elearning ini dapat berjalan dengan baik, maka baik guru atau dosennya serta tarunanya harus dibekali dengan pengetahuan computer dan internet dengan baik, apabila mereka tidak trampil dalam penggunaan computer maka mereka akan kesulitan dalam mengakses referensi yang berhubungan dengan mata kuliahnya, sehingga program elarning tidak bisa berjalan dengan baik karena nantinya akan hanya bergantung pada diktat yang ada, padahal program elarning ini tujuannya untuk mengembangkan wawasan dengan mengakses di dunia maya.

Namun demikian program elarning ini juga harus diseting sedemikian rupa, karena system ini rawan dengan pembajakan atau istilah di dunia maya copy paste,

bahkan tidak menutup kemungkinan dikerjakan oleh orang lain, atau “joki”. Maka guru

(17)

atau dosen harus jeli dalam memberikan persolan kepada siswa atau taruna, bagaimana caranya biar tidak ada pembajakan dan tidak dikerjakan oleh orang lain.

PENUTUP

Kesimpulan, Metode pembelajaran yang paling cocok untuk diterapakan di Akademi Militer dihadapkan dengan program Sarjana Terapan Pertahanan adalah metode resitasi, karena metode ini dapat digabungkan dengan system elarning. Dengan demikian taruna dan dosen dapat lebih luas wawasannya mengenai mata pelajaran yang diampunya.

Saran, Disarankan agar taruna dan gumil atau dosen benar- benar trampil dalam masalah IT, karena kalau tidak trampil justru akan menjadi penghambat proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

(18)

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta.

Nasotion. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Kemhan, Strategi Pertahanan Negara, Jakarta, 2007

Penhumas Akmil, Profil Akademi Militer, Magelang 2012

Solihatin, Etin & Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. : Bumi Aksara.Jakarta

Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/375/X/2002 tentang Kurikulum Akmil

Skep Kasad Nomor : Skep / 470 / XII /2006, tanggal 18 Desember 2006 tentang Metode Pengajaran.

http://www.kamusilmiah.com/it/mengenal-metode-belajar-e-learning/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini hanya dilakukan untuk melihat pengaruh pendapatan asli daerah dan belanja modal terhadap kinerja keuangan yang terjadi di dalam pemerintah daerah yaitu

c. PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah secara periodik kepada PIHAK PERTAMA;.. PIHAK KEDUA berkewajiban menyetorkan ke Kas Negara sisa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kondisi optimum untuk penentuan logam Ni(II) Co(II) dan Cr(III) secara simultan dengan

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan media visual terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN

(3) Apabila berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi penurunan mutu Jurnal Ilmiah, Direktur Jenderal dapat memberikan teguran tertulis,

Para pihak telah sepakat untuk mengadakan Ikatan Perjanjian kerja pengurugan dan pemadatan tanah dengan Beko yang terletak di Kp.. Alang

their school, Smith suggests, students should be able to choose their schools too. If we

Dalam mendesain media komunikasi visual untuk mensosialisasikan pelestarian habitat Kokokan desa Petulu, Gianyar, proses awal yang dilakukan adalah observasi,