PENYAKIT BLAS DAUN (Pyricularia oryza Cav.) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PAPER
OLEH :
NURNI WAHIDAH / 140301080 AGROEKOTEKNOLOGI IIA
LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENYAKIT BLAS DAUN (Pyricularia oryzae Cav.) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PAPER
OLEH :
NURNI WAHIDAH / 140301080 AGROEKOTEKNOLOGI IIA
Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Tes di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Penyakit, Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Diketahui Oleh :
Asisten Penanggung Jawab Laboratorium
(Ir.Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr) NIP : 1959 0728 1987 02 1001
Asisten Koordinator Asisten Korektor
(Riri Widariyanto) (Medina Shafira)
NIM. 110301109 NIM. 120301194
LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari paper ini adalah “Penyakit Blas Daun (Pyricularia oryzae Cav.) pada tanaman Padi (Oryza sativa L.)” yang merupakan syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Penyakit Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ir. Lahmuddin Lubis, MP ; Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr selaku dosen mata kuliah dan dosen pembimbing Dasar Perlindungan Tanaman dan juga kepada abang dan kakak asisten yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...ii
PENDAHULUAN...1
Latar Belakang...1
Tujuan Penulisan...2
Kegunaan Penulisan...2
TINJAUN PUSTAKA...3
Botani Tanaman...3
Syarat Tumbuh...5
Iklim...5
Tanah...6
Biologi Penyakit...7
Gejala Serangan...8
Faktor Yang Mempengaruhi...9
Pengendalian...9
KESIMPULAN DAN SARAN...15
Kesimpulan...15
Saran...15 DAFTAR PUSATAKA
PENDAHULUAN Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi diZhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun Sebelum masehi. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Birma, Thailand, Laos, Vietnam (Alexopoulos,1979).
Padi (Oryza sativa L.) tumbuh baik di daerah tropis maupun sub-tropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus menerus maka lahan sawah harus memiliki kemampuan yang tinggi, seperti tanah lempung. Untuk kebutuhan air tersebut, diperlukan sumber mata air yang besar, kemudian ditampung dalam bentuk waduk. Dari waduk inilah sewaktu – waktu air dapat dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah (Chumley,1990).
Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa Indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Karena itu faktor yang mempengaruhi tingkat produksinya sangat penting diperhatikan. Salah satu faktor itu adalah hama dan penyakit (Semangun, 1991).
dengan adanya serangan patogen di awal proses infeksi, sehingga akan menentukan respon ketahanan selanjutnya dari tanaman, gen transduksi sinyal, yaitu gen yang berperan dalam menghasilkan protein penerus sinyal patogen yang ditangkap oleh reseptor kedalam lintasan transduksi/penyebaran sinyal intraseluler, sehingga sinyal dapat sampai ke inti sel tanaman, dan gen ketahanan di dalam genom inti akan mensintesis molekul yang berfungsi dalam mekanisme ketahanan pada tanaman (Rossman,1990)
Epidemi adalah meningkatnya penyakit dengan hebat pada waktu dan wilayah tertentu dalam satu populasi tumbuhan. Epidemi terjadi pada jangka waktu tertentu, jadi tidak selalu terjadi. Epidemi terjadi pada tempat, ruang atau wilayah tertentu, jadi tidak merata. Pada tanaman semusim biasanya epidemi berkembang lebih cepat dalam hitungan minggu dibandingkan dengan yang terjadi pada tanaman berkayu tahunan ( tanaman keras ) seperti Pohon buah– buahan dan pepohonan hutan ( Agrios, 1996 ).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui gejala penyakit blas (Pyricularia oryzae Cav.) pada tanaman padi (Oryza sativa L.) serta cara pengendaliannya.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub– Penyakit, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman
Menurut Botaninya tanaman padi (Oryza sativa L.) diklasifikasikan kedalam Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Sub Divisi : Angiospermae, Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Graminales, Family : Graminae, Genus : Oryza, Spesies : Oryza sativa L. (Steenis, 2003)
Akar padi (Oryza sativa L.) keluar kira-kira 5-6 hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan dari sejak ini perkembangan akar-akar serabut tumbuh teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas, kira-kira umur 15 hari, akar serabut berkembang dengan pesat (Soerodikoesoemo, 1993).
Batang padi (Oryza sativa L.) tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri (Iriany,2010).
Malai padi (Oryza sativa L.) terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-cabang kedua (Anggara, 2009).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang di atas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai denganwarna pada umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983).
Buah padi (Oryza sativa L.) tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian: bagian paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium (Kusdianti,2009).
Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embryo (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma (Badar, 2011).
Syarat Tumbuh Iklim
Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dapat tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau
3
hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif (Steenis, 2003).
Padi (Oryza sativa L.) dapat ditanam pada mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-23 derajat C. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Nabilussalam, 2011).
Tanah
Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi.Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus (Kimball, 1992).
mengenalnya dengan padi sawah.Umumnya padi dapat dibudidayakan sampai pada ketinggian 1.200 m dpl (Nabilussalam, 2011).
Biologi Penyakit
Penyakit blas daun padi disebabkan oleh jamur yang diklasifikasikan kedalam Kingdom : Plantae, Divisi : Mycota, Subdivisi : Eumycotina, Kelas : Deuteromycetes, Ordo : Moniliales, Famili : Moniliaceae, Genus : Pyricularia, Spesies : Pyricularia oryzae Cav. (Alexopoulus dan Mims, 1979).
Konidiofor jamur blas (Pyricularia oryzae Cav.) berbentuk panjang bersekat – sekat, jarang bercabang, tunggal, berwarna kelabu, membentuk konidium pada ujungnya. Konidium ini berbentuk bulat telur dengan ujung runcing, jika masak bersekat 2, dengan ukuran 0-22 x 10-12 µm ( Barnett, 1960 ).
Jamur Pyricularia oryzae Cav. menghasilkan Toxin Pyricularian yang mana mendukung pertumbuhan tanaman yang sangat lemah tetapi Phytotoxic pada konsentrasi yang tinggi. Seperti Drechslers oryzae, jamur ini juga menghasilkan enzim – enzim proteolytic yang membantu menembus dinding sel (Singh, 2001).
Konidianya berbentuk seperti buah alpokat dan bersel tiga, konidia ini dibentuk pada ujung suatu tangkai dan umumnya dilepas pada malam hari saat ada embun atau angin. Jamur ini berkembang biak bila jarak tanam rapat sehingga kelembaban tinggi dantanaman dipupuk nitrogen secara berlebihan. Penyebaran konidia jamur ini dapat terjadi melalui benih dan angin. Sisa tanaman di lapangan dan inang lain terutama jenis padi padi – padian yang terinfeksi dapat menjadi sumber penularan bagi pertanaman padi berikutnya ( Harahap,1989)
Gejala Serangan
Jika tanaman telah ditulari dengan spora – spora jamur Jamur blas ( Pyricularia oryzae Cav.) maka pada daun tampak bintik – bintik kecil. Warna bintik – bintik itu ungu kekuning – kuningan, kemudian lama – lama menjadi membesar dan terdapat titik kecil berwarna putih ditengahnya. Jumlah titik ungu kekuningan bisa banyak atau sedikit tergantung Tingkat serangan jamur dan ketahanan varietas padi yang ditanam (Siregar,1981)
Gejala pada daun, yang sering disebut sebagai blas daun (Leaf blas), berbentuk bercak – bercak jorong dengan ujung – ujung runcing. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih – putihan dan biasanya mempunyai tepi coklat atau coklat kemerahan. Bentuk dan warna bercak bervariasi tergantung dari keadaan lingkungan, umur bercak, dan derajat ketahanan jenis padi. Pada daun tua bercak agak kecil dan lebih bulat, sehingga mirip dengan bercak Drechslers oryzae (Semangun, 1993).
Gejala tipe akut berbentuk bulat, becak hijau tua dengan bagian ujung runcing, akhirnya berkembang menjadi berbentuk gelendong / kumparan. Pada bagian tengah kelihatan adanya koloni penyebab penyakit yang disebabkan oleh konidiapor dan konidia. Biasanya penyebab penyakit tumbuh pada kondisi yang sesuai yang menyebabkan tanaman rentan (Luh, 1991).
Tangkai malai dapat membusuk dan patah, sehingga penyakit ini disebut pula busuk leher. Bila infeksi ini terjadi sebelum masa pengisian bulir, maka dapat terjadi kehampaan pada bulir. Batang pun dapat terinfeksi akibat penularan dari pelepah daun, sehingga batang membusuk dan mudah rebah (Harahap, 1989).
Proses infeksi pada saat daun dalam keadaan basah dan pada kondisi
lingkungan yang mendukung, perkecambahan akan terjadi setelah 3 jam. Jika konidia melewati masa kering selama 24 jam maka perkecambahan akan tertunda. Setelah terjadi infeksi hifa akan mempenetrasi melalui epidermis. Kolonisasi tergantung dari salah satu faktor seperti genetik, umur tanaman inang, nutrisi dan faktor lingkungan seperti suhu dan tanah (Abadi, 2005 ).
Sporulasi terjadi ketika kelembaban diatas 90 % dibawah kondisi optimum, konidiofor dibentuk selama 4 -6 jam. 1 konidium dibentuk 40 menit. Sejumlah spora dihasilkan oleh beberapa luka yang telah ditemukan pada hari yang ke enam berupa luka. Sporulasi maksimum terjadi pada 7 – 12 hari setelah inokulasi, sporulasi berlanjut sampai 60 hari (Luh, 1991).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur blas sangat dipengaruhi oleh faktor luar. Kelebihan nitrogen menambah kerentanan tanaman, demikian pula halnya dengan kekurangan air. Diduga bahwa kedua faktor tersebut menyebabkan berkurangnya kadar silisium tanaman. Karena penyakit dibantu oleh kekurangan air, Pada umumnya padi tanah kering (gogo) mendapat serangan yang lebih berat dari pada padi sawah (Semangun, 1993).
Pada tanah dengan derajat keasaman berkisar antara pH 5,6 – 6,5 pertanaman padi senantiasa bebas dari serangan jamur blas dan juga tanah yang sudah lama tidak ditanami tanaman padi, pertanaman padi yang pertama setelah tanah remaja itu digunakan untuk bertanam padi maka akan terdapat serangan jamur blas yang lebih berat lagi ( Siregar, 1981 ).
Pengaruh angin umumnya secara tidak langsung dalam hal peranannya terhadap kelembaban udara dan terjadinya embun. Sedangkan pengaruh langsung-nya adalah terhadap penyebaran spora, penyebaran serangga vektor dan pelukaan
akibat gesekan oleh tiupan angin. Pelepasan dan pemencaran konidia jamur blas sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin. Menurut beberapa penelitian didapatkan bahwa pada kecepatan 3 - 5 m/s. Konidia akan terlepas dari konidiofor bahkan dalam keadaan tertentu dapat terjadi pada kecepatan 1 meter per detik (Susanto, 2007).
Pengendalian
Pemupukan yang seimbang, mengusahakan agar persemaian dan pertanaman padi memperoleh air yang cukup, penanaman jenis–jenis padi tahan yang tersedia, tidak memakai biji dari tempat–tempat yang terjangkit sebagai benih, mengobati benih dengan seed dressing, membakar jerami dari pertanaman– pertanaman yang sakit untuk mengurangi sumber infeksi, mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat untuk mengurangi kelembaban (Semangun, 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Abadi. A., 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Bayumedia. Jakarta.
Agrios.G., 1999. Ilmu Penyakit Tumbuhan.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Andoko.A., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Barnett.H., 1960. Imperfect Fungi. Burgess Publishing Company.Virginia. Dwidjoseputro.D., 1975. Pengantar Mikologi. Alumni. Malang.
Harahap.I., 1988. Pengendalian Hama Penyakit Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Luh.B., 1991. Rice Production. University of California. New York. Oka.I., 1993. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Semangun.H., 1993. Penyakit – Penyakit Tanaman pangan Di Indonesia. UGM-Press.Yogyakarta.
Singh.R., 2001. Plant Diseases.Oxford & IBH Publishing CO. New Delhi. Siregar.H., 1981. Budidaya Tanaman Padi Di Indonesia. Suatra Hudaya. Jakarta.
Sugeng.H., 2001. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu. Semarang. Sudjadi, 1983. Penelitian Epidemiologi Penyaki Bulai Jagung di daerah lampung. Dalam Prosiding Kongres Nasional PFI VII. Medan. Makalah no.15
KESIMPULAN
1. Penyakit blas daun (Phyricularia oryzae Cav.) menyerang tanaman Padi (Oryza sativa L.)
2. Jamur Phyricularia oryzae Cav. Memiliki konidiofor bersekat tiga.
3. Gejala yang timbulkan jamur Phyricularia oryzae Cav. Berupa bercak jorong yang berujung runcing pada daun padi (Oryza sativa L.)
4. Pertumbuhan jamur Phyricularia oryzae Cav. sangat dipengaruhi oleh kelebihan penggunaan pupuk N, kekurangan air, dan kecepatan angin. 5. Jamur ini dapat dikendalikan dengan penggunaan pupuk yang seimbang