• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Suhu Air Pendingin PLTU Terhadap Kandungan Klorofil Pada Air Sungai Sicanang Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Suhu Air Pendingin PLTU Terhadap Kandungan Klorofil Pada Air Sungai Sicanang Belawan"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUHU AIR PENDINGIN PLTU TERHADAP KANDUNGAN

KLOROFIL PADA AIR SUNGAI SICANANG BELAWAN

SKRIPSI

ARINI SAGITA DEWI HASIBUAN

090822034

KIMIA EKSTENSI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH SUHU AIR PENDINGIN PLTU TERHADAP KANDUNGAN KLOROFIL PADA AIR SUNGAI SICANANG BELAWAN

Kategori : SKRIPSI

Nama : ARINI SAGITA DEWI HASIBUAN

Nomor Induk Mahasiswa : 090822034

Program Studi : KIMIA EKSTENSI

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, September 2011

Komisi Pembimbing:

Pembimbing II, Pembimbing I,

Drs. Ahmad Darwin Bangun,M.Sc Prof. Dr. Pina Barus MS

NIP. 195211161980031001 NIP. 19460604198003

Diketahui/Disetujui oleh:

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(3)

PERNYATAAN

PENGARUH SUHU AIR PENDINGIN PLTU TERHADAP KANDUNGAN KLOROFIL PADA AIR SUNGAI SICANANG BELAWAN

SKRIPSI

Dengan kesadaran sepenuhnya saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing dicantumkan sumber aslinya.

Medan, Juli 2011

(4)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji Syukur yang tak terhingga penulis ucapkan dengan segala kerendahan hati dan diri kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Suhu air pendingin PLTU terhadap Kandungan Klorofil pada Air Sungai Sicanang Belawan” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak makalah ini tidak akan terselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: kedua orang tua yang selalu sabar membimbing penulis, kepada ayahanda Sugito HSB dan ibunda Peni. Kepada kakanda Gita Puspita Sari, Fadli Subro, terima kasih buat doa dan motivasinya, tanpa kalian dan keluarga semua penulis bukanlah apa - apa. Juga kepada Anggi Priatno yang selalu memberikan semangat bagi penulis buat menyelesaikan skripsi ini.

Kepada Dosen Pembimbing I; Prof. Dr. Pina Barus MS. dan Dosen Pembimbing II; Drs. Ahmad Darwin Bangun,M.Sc yang telah membimbing penulis dengan kesabaran tinggi mulai tahap awal orientasi penelitian sampai tahap akhir selesainya penulisan skripsi ini, kepada Ibu Dr. Rumondang Bulan, M.S selaku ketua Departemen Kimia yang telah mensyahkan skripsi ini. Penghargaan untuk persahabatan spesial kepada Ulfa, Evi, Imel, Ika dan Novi terima kasih telah menjalani hari-hari bersama penulis dalam menjalankan amanah ilmu pengetahuan.

Penulis juga menyadari dengan kemampuan dan pemahaman terhadap pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Harapan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

(5)

ABSTRAK

(6)

EFFECT OF COOLING WATER TEMPERATURE ON PLTU TOWARD CHLOROPHYLL CONTENT IN RIVER SICANANG BELAWAN

ABSTRACT

(7)

DAFTAR ISI

Daftar Lampiran xi

BAB 1 PENDAHULUAN

2.1.2 Terjadinya klorofil 6

2.1.3 Fungsi Klorofil 7

2.1.4 Manfaat Klorofil bagi Kesehatan 8

2.1.5 Keberadaan Klorofil 9

2.1.6 Klorofil dalam Air Sungai 10

2.1.7 Jenis Tumbuhan yang Hidup di Sungai Mengandung

Klorofil 11

2.2 Fotosintesisi 12

2.3 Sungai 12

2.3.1 Sungai dan Pengalirannya 13

2.3.2 Pencemaran Sungai 14

2.4 Pengaruh Suhu Terhadap Klorofil 16

2.5 Spektrofotometer 17

2.5.1 Spektrofotometer UV-Visible 18

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat-alat 19

(8)

3.3 Prosedur penelitian 20

3.3.1 Pengambilan Sampel 20

3.3.2 Penentuan Kandungan Klorofil 20

3.4 Bagan Penelitian Analisa Klorofil 21

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengolahan Data 22

4.1.1 Hasil Penelitian 22

4.1.2 Penentuan Kandungan Klorofil Dalam Sampel 23

4.2 Pembahasan 31

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 32

5.2 Saran 32

Daftar Pustaka 33

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Suhu 20

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(11)

ABSTRAK

(12)

EFFECT OF COOLING WATER TEMPERATURE ON PLTU TOWARD CHLOROPHYLL CONTENT IN RIVER SICANANG BELAWAN

ABSTRACT

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia telah dikenal sebagai Negara kepulauan yang memiliki 2/3 wilayahnya adalah lautan

atau perairan. Ekosistem air terdiri dari perairan pedalaman yang terdapat di daratan, perairan

lepas pantai, dan perairan laut. Berbagai jenis makhluk hidup, baik berupa tumbuhan maupun

hewan terdapat di perairan yang dikenal sebagai plankton. Plankton dibagi menjadi fitoplankton

yaitu organisme plankton yang bersifat tumbuhan dan zooplankton, yaitu plankton yang bersifat

hewan.

Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam

ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil mampu melakukan

fotosintesis. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri

fotosintetik. Fungsi klorofil pada proses fotosintesis pada ekosistem air adalah memanfaatkan

energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan sumber nutrisi utama bagi

kelompok organisme air lainnya sebagai konsumen yang membentuk rantai makanan. (Barus,

2000)

Ekosistem air tawar merupakan sumber daya air yang paling praktis dan murah untuk

kepentingan domestik maupun industri. Selain itu ekosistem air tawar menawarkan sistem

pembuangan berbagai jenis limbah yang memadai dan paling murah yang sering disalah gunakan

manusia dengan membuang segala limbah ke sistem perairan alami tersebut, tanpa melewati

proses pengolahan terlebih dahulu.

Pencemaran air yang disebabkan oleh industri seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga

Uap) yang melakukan pembuangan air pendingin ke badan sungai dapat menyebabkan kenaikan

(14)

Menurut hukum VAN’T HOFFS, kenaikan suhu sebesar 10 oC akan meningkatkan metabolisme

dari organisme 2-3 kali lipat dan kelarutan oksigen dalam air berkurang. Akibat peningkatan laju

metabolisme akan menyebabkan konsumsi oksigen meningkat sehingga organisme air akan

mengalami kesulitan untuk melakukan respirasi. (Adrim, 1996)

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh suhu terhadap

kandungan klorofil pada air sungai secanang belawan akibat pembuangan limbah air pendingin

mesin PLTU secanang belawan ke badan sungai secara langsung.

1.2. Permasalahan

Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh suhu terhadap

kandungan klorofil pada air sungai secanang.

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yaitu

- Sampel berupa air diperoleh dari air sungai sicanang belawan.

- Penetuan kandungan klorofil dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kandungan

klorofil pada air sungai secanang.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat ataupun

pihak-pihak tentang pengaruh suhu terhadap kandungan klorofil pada air sungai akibat pembuangan air

pendingin PLTU.

(15)

Penelitian ini bersifat eksperimen Laboratorium dengan metode dan cara kerja urutan

kerja sebagai berikut:

- Sampel diperoleh dari hulu sungai, pertemuan pembuangan limbah dengan badan sungai, air

sungai yang masih dipengaruhi limbah dan hilir air sungai secanang dengan jarak

masing-masing pengambilan sampel kurang lebih 100 m per tiap sampel.

- Uji kandungan klorofil dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak

1.7. Lokasi Penelitian

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klorofil

Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dan Phyllos artinya daun.

Ini diperkenalkan pada tahun 1818, dimana pigmen tersebut diekstrak dari tumbuhan dengan

menggunakan pelarut organik. Hans Fischer peneliti klorofil yang memperoleh nobel prize

winner pada tahun 1915 berasal dari technishe hochschule, munich germany.

Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri

fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap

dan mengubah tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia. Dengan proses fotosintesis,

terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu yg pertama memanfaatkan energy matahari, kedua

memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan yang ketiga menyediakan dasar energetik bagi

ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses

anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat, dan molekul organik lainnya.

Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu klorofil-a (C55H72O5N4Mg) yang

berwarna hijau tua dan klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil-a dan

klorofil-b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling

sedikit cahaya hijau (500-600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut

(17)

Gambar 2.1 Klorofil a dan Klorofil b (Hodgkiss, R.J., 2011)

Klorofil menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik pada spektrum

kasat mata(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata

dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik

secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen

cahaya atau pigmen lainnya melali fotosintesisi, sehingga fotosintesis disebut sebagai pigmen

pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar

matahari dengan bentuk panjang gelombang antara 400 – 700 nm.

Cahaya matahari yang sampai kebumi, sekitar 23% digunakan untuk daur hidrologi, 46%

untuk pemanasan atmosfir, permukaan bumi serta lautan, dan sekitar 30% dipantulkan kembali

ke luar angkasa. Cahaya matahari kurang dari 1% digunakan untuk proses fotosintesis tumbuhan

(18)

2.1.1. Sumber klorofil

Sumber klorofil yang paling nyata adalah sayuran hijau. Akan tetapi, lebih baik dikonsumsi

dalam keadaan masih mentah. Proses pemanasan saat memasak merusak hampir semua

kandungan klorofilnya (Al-Faqir,S., 2010).

2.1.2 Terjadinya klorofil

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil :

1. Pembawa faktor, dimana pembentukan klorofil misalnya pada pembentukan

pigmen-pigmen lain seperti hewan dan manusia yang dibawah oleh suatu gen tertentu di dalam

kromosom. Begitu pula dengan tanaman, jika tidak ada klorofil maka tanaman tersebut

akan tampak putih (albino), contoh seperti tanaman jagung.

2. Sinar matahari, dimana klorofil dapat terbentuk dengan adanya sinar matahari yang

mengenai langsung ketanaman.

3. Oksigen, pada tanaman yang dihasilkan dalam keadaan gelap meskipun diberikan sinar

matahari tidak dapat membentuk klorofil, jika tidak diberikan oksigen.

4. Karbohidrat ternyata dapat membantu pembentukan klorofil dalam daun-daun yang

mengalami pertumuhan. Tanpa adanya karbohidrat, maka daun-daun tersebut tidak

mampu mengahasilkan klorofil.

5. Nitrogen, Magnesium, dan Besi merupakan suatu keharusan dalam pembentukan klorofil,

jika kekurangan salah satu dari zat-zat tersebut akan mengakibatkan klorosis pada

tumbuhan.

6. Unsur Mn, Cu, dan Zn meskipun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit dalam

pembentukan klorofil. Namun, jika tidak ada unsur-unsur tersebut maka tanaman akan

mengalami klorosis juga.

7. Air, kekurangan air pada tumbuhan mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti

(19)

8. Temperatur 30-400C merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukkan klorofil

pada kebanyakkan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah pada temperatur antara

26-300C (Dwidjoseputro, 1994).

2.1.3 Fungsi Klorofil

Klorofil merupakan salah satu metabolism sekunder yang potensial. Zat hijau daun ini tak hanya

penting, dalam proses fotosintesis tumbuhan saja, tetapi juga sangat berguna untuk menunjang

kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Seorang penelitian bernama Franz Miller menganjurkan

penggunakan klorofil sebagai obat istimewa kerena keberadaannya dapat memperbaiki kondisi

kesehatan yang buruk. Selain itu klorofil juga merupakan zat pewarna hijau bagi tumbuhan.

(Campnbell.A, 1974)

Klorofil atau yang biasa dikenal dengan zat hijau daun, sama sperti namanya merupakan

kandungan yang menyebabkan warna hijau pada tanaman. Apa yang dilakukan klorofil? Klorofil

ini akan menyerap energi dari matahariuntuk memfasilitasi berlangsungnya proses fotosintesis

pada tumbuhan. Klorofil ini dalam tanaman sama seperti darah pada manusia. Zat ini sangat

berperan dalam fungsi metabolism seperti pertumbuhan dan respirasi (pernapasan) tumbuhan.

Yang lebih menarik lagi, komposisi kimia klorofil hamper sama dengan komposisi darah

manusia. Bedanya, atom sentral klorofil adalah magnesium sedangkan atom sentral manusia

adalah besi. Hal ini, ditambahkan dengan pentingnya klorofil dalam proses metabolism

tumbuhan menarik perhatian ilmuan untuk mencari tahu kemungkinan apakah klorofil bisa

mendatangkan manfaat yang sama pula pada manusia. Hasilnya, banyak penelitian yang telah

menemukan manfaat dari klorofil bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

2.1.4 Manfaat klorofil bagi kesehatan

Klorofil mengandung antioksidan, antiperadangan, dan zat yang bersifat menyembuhkan luka.

Kandungan ini bermanfaat bagi kesehatan. Berikut beberapa manfaat lain dari klorofil :

(20)

2. Klorofil membantu menetralkan polusi yang kita hirup maupun yang kita dapatkan

melalui asupan makanan. Karena itu, klorofil merupakan suplemen yang sangat bagus

bagi perokok.

3. Klorofil secara efisien melepaskan magnesium dan membantu darah membawa oksigen

yang dibutuhkan ke semua sel di jaringan-jaringan tubuh.

4. Klorofil juga terbukti berfungsi mengasimilasikan kalsium dan mineral-mineral berat

lainnya.

5. Klorofil potensial dalam menstimulus sel-sel darah merah untuk menyediakan suplai

oksigen.

6. Bersama dengan vitamin lain seperti vitamin A, C, dan E, klorofil terbukti bisa

membantu menetralkan radikal bebas yang berusak sel-sel dalam tubuh.

7. Klorofil juga berperan sebagai deodoran dalam mengurangi bau mulut, air seni, sisa

pembuangan, serta menghilangkan bau badan.

8. Klorofil juga mengurangi kemampuan zat-zat karsinogen untuk mengikat diri pada DNA

dalam organ-organ utama dalam tubuh.

9. Klorofil bermanfaat dalam mengatasi gangguan akibat pembentukan batu kalsium

oksalat.

10. Klorofil juga bisa digunakan untuk mengatasi infeksi luka secara alami (Al-Faqir,S.

2010).

Manfaat lain dari klorofil, yaitu :

1. Membersihkan : misalnya, bekerja untuk membersihkan dan mengeluarkan racun dari

dalam tubuh secara alami dan tanpa efek samping.

2. Menyeimbangkan : misalnya, membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan asam

basa dalam tubuh yang memang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk

(21)

3. Memelihara : misalnya, memberikan pemeliharaan nutrisi dalam pembentukan darah untuk meningkatkan kadar oksigen dan jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia

Klorofil sangat berfungsi buat tanaman, jika tanaman kekurangan klorofil maka

daun-daun akan berguguran. Misalnya, tanaman atau pohon tersebut akan mengalami kehilangan

daun atau gugur pada musimnya. Sebelum daun-daun gugur banyak zat-zat nutrisi dialirkan

kejaringan penyimpanan dalam batang untuk didaur ulang kembali membentuk daun pada

musim semi berikutnya. Pada musim gugur daun akan berhenti membuat klorofil yang baru

sehingga daun akan kehilangan warna hijaunya dan gugur. Warna pada musim daun gugur

adalah kombinasi dari pigmen yang baru dibuat selama musim gugur dan pigmen yang

sebelumnya telah ada pada daun, akan tetapi diikuti oleh klorofil yang berwarna hijau gelap

sehingga warna yang dihasilkan daun gugur berwarna coklat. (Campbell.A., 1974).

2.1.5 Keberadaan Klorofil

Keberadaan klorofil yang melimpah di alam, tidak hanya terbatas kemampuannya dalam proses

fotosintesis, melainkan berpotensi pula sebagai alternatif sumber bahan baku industri makanan,

obat-obatan dan agen lingkungan yang bernilai ekonomis.

Selain itu, klorofil berperan juga sebagai desinfektan dan antibiotik dalam dunia

kesehatan. Klorofil membersihkan jaringan-jaringan tubuh yang sakit dan mengeluarkannya dari

tubuh beserta bakteri dan parasit yang ada dalam jaringan yang sakit. Klorofil mengeluarkan

racun-racun kimia sintesis, seperti asam boraks dan formalin. Peneliti kesehatan menemukan

bahwa klorofil berpotensi dijadikan penanda (sensitizer) dalam terapi penyakit kanker. Ini

didasarkan bahwa struktur kimia klorofil memiliki kemiripan dengan struktur kimia darah, serta

kemampuannya dalam membangkitkan oksigen tunggal yang menghambat perkembangan sel

(22)

2.1.6 Klorofil Dalam Air Sungai

Air selalu dalam keadaan bergerak. Gerakan air disebabkan oleh bebrapa faktor, seperti adanya

udara yang berhembus diatas permukaan sungai, pengadukan yang terjadi karena adanya

perbedaan suhu air, baik dari tinggi rendahnya permukaan air sungai tersebut. Gerakan air sangat

penting bagi berbagai proses alam didasar sungai, baik itu secara biologi (hayati) maupun

nonbiologi (nonhayati).

Klorofil juga sangat dibutuhkan di sungai karena merupakan fotosintesis bagi tumbuhan

atau makhluk hidup didalamnya. Dengan menggunakan bantuan cahaya matahari. Dalam proses

fotosintesis, terdapat 3 (tiga) fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari,

memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara

keseluruhan. Dan karbihidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah

menjadi protein, lemak, asam nukleat, dan molekul organik lainnya. Misalnya, cahaya matahari

mengandung semua warna spectrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang

gelombang unsurnya tidak diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui fotosintesis,

sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis

tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar.

Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 (dua) macam klorofil yaitu klorofil-a (C55H72O5N4Mg)

yang berwarna hijau tua dan klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil-a

merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Sedangkam

klorofil-b terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Akibat adanya klorofil,

tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Klorofil-a dan

klorofil-b paling kuat menyerap cahaya dibagian merah dengan panjang gelombang (600-700

nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau yang panjang gelombangnya (500-600 nm)

sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid. Karotenoid

ternyata berperan membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spectrum matahari dapat dimanfaat

dengan lebih baik. Energi yang diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil-a untuk diserap

(23)

2.1.7 Jenis tumbuhan yang hidup di sungai mengandung klorofil

Jenis alga atau ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di sungai yang belum mempunyai

akar, batang, dan daun yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat

autotrof. Alga hidup ditempat yang berair, baik air tawar maupun air laut dan

tempat-tempat yang lembab. Alga atau ganggang merupakan sumber daya nabati sebagai bahan

kebutuhan hidup manusia. Berdasarkan perbedaan pigmen alga dibedakan menjadi empat

division, yaitu : Chlorophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, dan Phyrophyta.

Alga hijau sesuai dengan namanya alga ini berwarna hijau. Alga ini merupakan

kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk dalam pigmen chloroplast yakni

berbentuk sel yang mengandung pigmen untuk fotosintesis tumbuhan tingkat tinggi yakni karena

mengandung pigmen klorofil-a dan klorofil-b dan berbagai karotinoid. Meskipun pigmen

klorofil-a dan klorofil-b lebih dominan dibandingkan dengan karotin dan xantofil. Hal ini

disebabkan karena pigmen karotenoid tertutup oleh banyaknya pigmen klorofil yang berwarna

hijau. Oleh karena itu klorofil-a dan klorofil-b labih dominan.

Alga merah yang teramat mencolok dalam hal warna. Beberapa diantaranya bercahaya.

Ukurannya merupakan bebda-benda makroskopik yang indah. Jenis alga ini mengandung

pigmen-pigmen dari kromatofor yang terdiri dari klorofil biasa bersama-sama dengan santofil,

karotin dan sebagai tambahan fikoertrin yang merah dan kadang-kadang fikosianin. Berbagai

warna tumbuh-tumbuhan hamper semua terdapat dalam jenis kelompok alga ini, ada yang

berwarna merah, violet, coklat, atau hijau. (Juwana,.S. dkk., 2001)

2.2. Fotosintesis

Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk

menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di

dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cahaya, dan oleh Karena itu

maka asimilasi zat karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya kita katakan, bahwa fotosintesis

atau asimilasi zat karbon itu suatu proses, dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh korofil

diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar matahari. Pengubahan energi

(24)

energi kerja pada peristiwa pernapasan dalam tubuh tumbuhan, hewan, atau manusia

2.3. Sungai

Sungai merupakan jalan air alam mengalir menuju samudera, danau atau laut, atau ke

mulut-mulut sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap

kedalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara

biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar

seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, yang bermula dari mata air yang mengalir ke

anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air

sungai biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan

kanan. Penghujung sungai dimana sungai bertemu laut dikenal sebagai muara sungai.

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya

terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di

beberapa Negara tertentu air sungai juga bersala dari lelehan es atau salju. Selain air, sungai juga

mengalirkan sedimen dan polutan.

Kemanfaatan besar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,

sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk

dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).

Di Sungai Belawan terdapat berbagai aktivitas masyarakat seperti pemukiman, kegiatan

pertambakan, dan lain-lainya. Pemanfaatan sungai Belawan sebagai tempat pembuangan air

limbah dari berbagai aktivitas masyarakat tersebut berdampak terhadap lingkungan yang dapat

menyebabkan perubahan lingkungan yang akhirnya berakibat buruk bagi kehidupan organisme

air. Plankton merupakan biota air yang umum digunakan sebagai bioindikator karena

(25)

2.3.1 Sungai dan Pengalirannya

Sungai merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu penelitian

dan manajemen sungai ini dilakukan oleh berbagai profesi. Ahli sanitari misalnya, meneliti

sedimen sungai yang berasal dari buangan limbah serta pengaruhnya terhadap lingkungan.

Sedangkan ahli teknik sipil, mengelola sungai untuk keperluan reservoir, pembangunan

pelabuhan dan jembatan. Untuk keperluan tersebut, diperlukan pengetahuan tentang sungai dan

pengalirannya, seperti morfologi sungai, sejarah perkembangan sungai serta pola pengaliran

sungai.

Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran),

jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan

waktu. Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan

lingkungannya yang saling terkait.

Dua proses penting dalam sungai adalah erosi dan pengendapan, yang dipengaruhi oleh jenis

aliran air dalam sungai yaitu:

1. aliran laminer: jika air mengalir dengan lambat, partikel akan bergerak ke dalam arah paralel terhadap saluran.

2. aliran turbulen: jika kecepatan aliran berbeda pada bagian atas, tengah, bawah, depan dan belakang dalam saluran, sebagai akibat adanya perubahan friksi, yang mengakibatkan

perubahan gradien kecepatan. Kecepatan maksimum pada aliran turbulen umunya terjadi

pada kedalaman 1/3 dari permukaan air terhadap kedalaman

sungai

2.3.2 Pencemaran sungai

Menurut UU No.23 pasal 1 butir 12 Tahun 1997 tenteng pengolahan lingkungan hidup,

pencemaran adalah masuknya zat, energy, dan atau komponen lain dalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia, sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan

(26)

Suatu tantanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak oleh banyak hal.

Namun yang paling utama penyebabnya adalah limbah. Limbah dapat digolongkan berdasarkan

jenis, sifat beracun dan berbahaya dan tidak beracun dan sumbernya. Berdasarkan pada jenis

limbah dikelompokan atas golongan limbah padat dan limbah cair. Berdasarkan pada sifat yang

dibawanya limbah dikelompokkan atas limbah organic dan limbah anorganik. Sedangkan bila

berdasarkan sumbernya limbah dikelompokkan atas limbah domestic seperti limbah rumah

tangga dan limbah nondomestic seperti limbah industry sedang atau besar, pertanian, dan rumah

sakit (Palar, 1994).

Pencemaran sungai adalah suatu perubahan keadaan di suat

manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan

manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Pemanfaatan terbesar danau,

sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai

saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek

wisata

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang

berbeda-beda antara lain:

1. Meningkatnya kandungan

2. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan

oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang

dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.

3. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti

terutama yang dikeluarkan ole

dalam air.

4. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai misalnya di sungai citarum.

5. pencemaran air oleh sampah-sampah yang sengaja dibuang langsung oleh manusia ke

(27)

Pencemaran air bukan hanya menyangkut masalah lingkungan saja, melainkan juga

merupakan masalah ekonomi dan kesehatan masyarakat yang serius. Karena bahan buangan

yang dilepaskan keperairan mungkin mengandung jenis bakteri pathogen atau virus. Bentuk

perairan semacam ini dapat menjadi sumber penyakit menular komposisi bahan buangan bisa

merupakan suatu campuran kompleks yang mengandung bahan-bahan kimia organic atau

anorganik serta bahan toksik dari logam berat.

Oleh karena itu, pemeliharaan kualitas air selaku perairan sangat penting karena tidak

hanya berhubungan dengan ekosistem suatu wilayah tetapi juga berkaitan dengan daya guna

perairan itu sendiri dan kesehatan masyarakat.

Tanda-tanda air yang sudah tercemar sangat bervariasi tergantung dari jenis dan bahan

pencemar yang dikandungnya. Beberapa contoh :

1. Air minum yang tercemar mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya

sukar dideteksi.

2. Pada sungai, danau ataupun laut yang tercemar mungkin timbul bau yang menyengat

pada air tersebut.

3. Pada air sungai yang tercemar akan berakibat pada kehidupan biota dalam air sungai akan

berkurang.

4. Adanya minyak yang terapung pada permukaan air sungai menunjukkan suatu periran

tersebut sudah tercemar.

Untuk memudahkan pembahasan berbagai jenis bahan pencemaran dapat berupa bahan

buangan yang membutuhkan oksigen, mikriorganisme, komponen organik sintesis, minyak,

nutrient tanaman, senyawa anorganik dan mineral, bahan radioaktif dan panas (Putra, 2002).

2.4 Pengaruh Suhu Terhadap Klorofil

Suhu di

suhu dapat mempengaruhi metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme di

(28)

memberikan informasi mengena

dan pencemaran panas (Susilo, 2000).

Konsentrasi klorofil-a suatu perairan sangat ditentukan oleh intensitas cahaya dan

keberadaan nutrien. Perairan laut tropis pada umumnya memiliki kandungan klorofil-a rendah

karena keterbatasan nutrien dan pemanasan permukaan perairan yang hampir berlangsung

disepanjang tahun. Selanjutnya, bahwa berdasarkan pola persebaran klorofil-a di beberapa

bagian perairan dijumpai kosentrasinya yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena terjadinya

pengkayaan nutrien pada lapisan permukaan perairan melalui berbagai proses pengaliran massa

air, diantaranya percampuran vertikal massa air serta pola pergerakkan massa air, yang

menyebabkan massa air kaya nutrien dari perairan yang ada disekitarnya, sehingga diperkirakan

jumlah klorofil-a cukup tinggi.

Klorofil-a dipermukaan perairan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang dan

tinggi dengan kandungan klorofil-a secara berturut-turut <0,07; 0,07-0,14 dan >0,14 mg/m3.

Kandungan klorofil dengan kisaran 0,07 mg/m3 termasuk rendah, dimana klorofil tersebut

sangat dipengaruhi oleh cahaya, oksigen dan karbohidrat.

Perairan laut tropis merupakan perairan yang jernih dan cahaya matahari menyinari hampir

sepanjang tahun serta memungkinkan tersedianya cahaya pada permukaan perairan. Penelitian di

Timur Laut Samudera Hindia mendapatkan konsentrasi klorofil-a maksimum pada kedalaman

75-100 meter. Sedangkan di Samudera Pasifik, sebaran klorofil umumnya memiliki karakteristik

homogen (hampir sama) dimana konsentrasi maksimum dijumpai pada kedalaman 40-60 meter

dengan nilai rata-rata 0,30 dan 0,35 mg/m3

2.5 Spektrofotometer

Spektrofotometri adalah suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar

monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan

menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector fototube.

Spektrofotometri merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Dimana

spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, dan

(29)

spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy secara relative sebagai fungsi dari panjang

gelombang.

Spektrofotometer merupakan alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu

sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan menggunakan

spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.

Spektrofotometer tersusun dari beberapa bagian yaitu sebagai berikut :

a. Sumber cahaya : sumber cahaya yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah

lampu wolfram. Dimana arus cahaya tergantung pada tegangan lampu.

b. Monokromator : berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis

sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran.

c. Sel absorpsi : pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex

dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV harus

menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah

ini.

d. Ditektor : untuk memberikan respon cahaya terhadap berbagai panjang gelombang

atau merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran

yang dapat diukur (Khopkar, 2003).

2.5.1 Spektrofotometer UV-Visible

Suatu molekul sederhana apabila dikenakan radiasi elektromagnetik akan mengabsorpsi radiasi

elektromagnetik yang energinya sesuai. Interaksi tersebut akan meningkatkan energi potensial

elektron pada tingkat keadaan eksitasi. Apabila molekul yang sederhana tadi hanya terjadi

transisi elektronik pada satu macam gugus, maka akan terjadi satu absorpsi yang merupakan

(30)

BAB 3

BAHAN DAN METODOLOGI

3.1. Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

- Beaker glass Pyrex

- Gelas ukur Pyrex

- Corong Pyrex

- Erlenmeyer

- Kertas saring

- Alat Sentrifuge Fisher

- Botol aquadest

- Spektrofotometer Sinar Tampak Spek-300

3.2. Bahan-bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

- Air sungai sicanang

- Aquadest

(31)

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Pengambilan Sampel

Sampel diambil dari sungai sicanang belawan. Cara pengambilan sampel mulai dari hulu sungai

sicanang, pertemuan pembuangan limbah dengan badan sungai sicanang, air sungai sicanang

yang masih dipengaruhi limbah dan hilir air sungai sicanang dengan jarak masing-masing

pengambilan sampel kurang lebih 100 m per tiap sampel dan dengan kedalaman 30cm per tiap

sampel sebanyak 3x pengambilan.

3.3.2 Penentuan kandungan klorofil

Sebanyak 1 L sampel air sungai diambil dan disimpan dalam keadaan gelap. Sampel air sungai

kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring 0,45µ m dan dibilas dengan aquadest.

Residu dibilas dengan 25 ml aseton 100% ke dalam tabung sentrifuge. Dibiarkan satu malam

pada suhu 40C. Kemudian sampel disentrifugasi pada kecepatan 3000rpm selama 10menit.

Supernatan dari hasil sentrifuge dibaca absorbansinya dengan alat spektrofotometer Sinar

Tampak Spek-300 pada panjang gelombang 630nm (OD630), 645nm (OD645), dan 665 (OD665).

Kadar klorofil dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Kadar klorofil-a (mg/m3) =

(

)

Vc

Va x Ca

Dimana : Ca : 11,6 OD665nm - 1,31 OD645nm - 0,14 OD630nm

Va : Volume ekstrak sampel (mL)

(32)

3.4. Bagan Analisa Klorofil

Disaring dengan kertas saring 0,4 µm

Dibilas dengan aquadest

dibilas dengan 25mL aseton 100% ke dalam

tabung sentrifuge

Dibiarkan satu malam pada suhu 40C

Disentrifuge pada kecepatan

3000rpm selama 10menit

dibaca dengan alat spektrofotometer

Sinar Tampak pada panjang

gelombang 630nm, 645nm, dan

665nm 1 L Sampel

Filtrat Residu

Cake

(33)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pengolahan Data

4.1.1. Hasil Penelitian

Penentuan suhu dari sampel dilakukan pada saat sampel diambil dari lokasi. Data hasil

pengukuran suhu dari sampel air sungai secanang belawan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Suhu

No Sampel Suhu (oC)

1 Di permukaan hulu sungai 29

2 Di pertengahan hulu sungai 29

3 Di dasar hulu sungai 28

4 Di permukaan antara air sungai dengan limbah 33

5 Di pertengahan antara air sungai dengan limbah 33

6 Di dasar antara air sungai dengan limbah 32

7 100 meter setelah pertemuan air sungai dengan air limbah pada

permukaan sungai 33

8 100 meter setelah pertemuan air sungai dengan air limbah pada

pertengahan sungai 33

9 100 meter setelah pertemuan air sungai dengan air limbah pada

dasar sungai 31

10 Di permukaan hilir sungai 32

11 Di pertengahan hilir sungai 32

(34)

4.1.2. Penentuan Kandungan Klorofil dalam Sampel

Penentuan kandungan klorofil dalam sampel dapat dihitung sebagai berikut :

(Ca-mg/L) = 11,6 (OD665)-1,31 (OD645)-0,14 (OD630)

Konsentrasi Klorofil-a (mg/m3) = Ca x Volume Ekstrak, L Volume Sampel, m3

Perhitungan Konsentrasi Klorofil-a adalah sebagai berikut :

1. Untuk sampel di permukaan hulu sungai sicanang:

(35)

2. Untuk sampel di pertengahan hulu sungai sicanang:

3. Untuk sampel di dasar hulu sungai sicanang :

(36)

Konsentrasi klorofil-a =

4. Untuk sampel di permukaan antara hulu sungai sicanang dengan limbah :

• OD pada λ 630 nm = 0,008

5. Untuk sampel di pertengahan antara air sungai sicanang dengan limbah :

• OD pada λ 630 nm = 0,009

• OD pada λ 645 nm = 0,012

• OD pada λ 665 nm = 0,005

(37)

• Volume Sampel = 1000 mL = 0,001m3

6. Untuk sampel di dasar antara air sungai sicanang dengan limbah :

(38)

Konsentrasi klorofil-a =

7. Untuk sampel 100 meter seteleah pertemuan air sungai sicanang dengan air limbah pada

permukaan air sungai sicanang :

(39)

8. Untuk sampel 100 meter setelah pertemuan air sungai sicanang dengan air limbah pada

pertengahan sungai sicanang :

• OD pada λ 630 nm = 0,012

9. Untuk sampel 100 meter setelah pertemuan air sungai sicanang dengan air limbah pada dasar

(40)

= 0,03653 mg/L

Konsentrasi klorofil a =

)

10. Untuk sampel di permukaan hilir sungai sicanang :

• OD pada λ 630 nm = 0,011

11. Untuk sampel di pertengahan hilir sungai sicanang :

• OD pada λ 630 nm = 0,014

• OD pada λ 645 nm = 0,017

(41)

• Volume ekstrak = 25 mL = 0,025 L

12. Untuk sampel di dasar hilir sungai sicanang :

(42)

Konsentrasi klorofil-a =

) (m Sampel Volume

(L) Ekstrak Volume

(mg/L)

Ca ×

=

) (m 0,001

(L) 0,025 (mg/L)

0,0306 ×

(43)

4.2. Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil pengukuran suhu dari masing-masing

sampel berkisar antara 28-33 0C. Nilai suhu yang paling tinggi diperoleh dari pertemuan

pembuangan air pendingin dengan air sungai dan 100 meter setelah pertemuan air pendingin

dengan air sungai pada permukaan dan pertengahan yaitu sebesar 33 0C. Besarnya volume

pembuangan air pendingin ke badan sungai sangat berpengaruh menaikkan suhu akibat aktivitas

mesin yang terus berlangsung.

Klorofil menyerap cahaya berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata

(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah

sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara

merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya

atau pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi

fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar dengan

panjang gelombang antara 400-700 nm. Klorofil dapat diekstraksi dengan menggunakan aseton

maupun metanol. Pengukuran cahaya yang diserap oleh klorofil dipengaruhi oleh pelarut yang

digunkan untuk ekstraksi klorofil pada jaringan tanaman. Dalam pelarut dietileter absorbansi

maksimum klorofil-a terjadi pada panjang gelombang 430 nm dan 662 nm, sedangkan klorofil-b

pada 453 nm dan 642 nm.

Kandungan klorofil yang diperoleh pada hulu sungai sangat tinggi yaitu masing-masing

4,9077, 5,0925 dan 4,5885 mg/m3. Hal ini terjadi akibat hulu sungai tersebut mengandung

banyak nutrisi yang merupakan makanan utama fitoplankton. Makin tinggi kepadatan

fitoplankton maka makin tinggi kandungan klorofil yang diperoleh. Hal ini diduga adanya

pengaruh zat hara (PO4- dan NO3-) sebagai makanan fitoplankton tersebut. Untuk masing-masing

sampel yang telah terkontaminasi oleh air pendingin diperoleh kandungan klorofil yang rendah

dibandingkan dengan hasil perolehan pada hulu sungai. Air pendingin dari PLTU tersebut sangat

(44)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil pengukuran kadar klorofil pada titik kontrol 100 meter sebelum pembuangan air pendingin

adalah 4,9075 mg/m3 dengan suhu air sungai 290C, pada titik kontrol pembuangan air pendingin

kadar klorofil yang dihasilkan adalah 1,0613 mg/m3 dengan suhu air sungai 330C, pada titik

kontrol 100 meter setelah pembuangan air pendingin kadar klorofil yang dihasilkan adalah

1,3085 mg/m3 dengan suhu air sungai 310C, dan pada titik control 200 meter setelah

pembuangan air pendingin kadar klorofil yang dihasilkan adalah 2,9175 mg/m3 dengan suhu air

sungai 310C. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa suhu pada

pembuangan air pendingin dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ke badan sungai sicanang

sangat berpengaruh terhadap keberadaan klorofil dalam air sungai sicanang belawan.

5.2. Saran

Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengetahui seberapa besar kandungan klorofil

pada air sungai lainnya dan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kandungan unsure hara,

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Adrim,M. (1996). Fauna ikan. Penataran Biologi Laut FMIPA Unsyiah. Jakarta. Puslitbang

Oseanologi LIPI.

Al-Faqir,S. (2010). Manfaat Klorofil Bagi Kesehatan. http://hsudiana.wordpress.com/2010/11/

12/manfaat-klorofil-bagi-kesehatan. Diakses pada tanggal 16 Februari 2011.

Barus,T.A. (2000). Impact of Human Activities on the Development of Environmental Factors in

Belawan River. Report of Research. URGE-Project Batch III.

Campbell, R. (2003). Biologi. Edisi kelima. Jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Dwidjoseputro. (1994). Pengantar Fisoilogi Tumbuhan. Jakarta. PT.Gramedia Jakarta.

Fika,A. (2009). Pengukuran Kadar Klorofil Pada Daun Dengan Spektrofotometri.

http://anasyura

iddah.Wordpress.com/2009/11/22/pengukuran-kadar-klorofil-pada-daun-dengan-spektro-fotometri./. Diakses pada tanggal 22 Februari 2011.

Hodgkiss, R.J. (2011). About Light and Lighting.

Diakses pada tanggal 28 Maret 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/sungai/. Diakses pada tanggal 20 Februari 2011.

perairan/#ixzz1TNC3C1U3

Juwana.S. dkk.( 2001).Biological Laut. Jakarta. Djambatan.

Khopkar, S.M., (2003). Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Michael, P. (1994). Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.

Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Februari 2011.

Putra, E.A.(2002). Analisis Limbah Industri Logam Terhadap Kualitas Air Sungai Deli (Ditinjau

Dari Aspek Fisika dan Kimia). Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Setiawan,B. (2008). Sungai dan Pengalirannya.

(46)

Gambar

Tabel 4.1  Data Hasil Pengukuran Suhu

Referensi

Dokumen terkait

Sangat menarik, menyadari bahwa Barus tidak hanya dikenal dari hasil kemurahan alam berupa kamper dan kemenyan yang mengharumkan bandar niaga ini hingga ke

Berdasarkan kondisi di atas, penilaian resiko kredit yang lebih besar pada usaha mikro menjadi salah satu faktor yang membuat usaha-usaha mikro tidak dapat untuk mengakses

UUHT, PP Pendaftaran Tanah, dan PP Peraturan Jabatan PPAT mengatur bahwa PPAT wajib untuk mendaftarkan hak tanggungan dengan cara menyampaikan asli lembar kedua

.13 Description of your UltraActive : 1 Dust container 2 Power adjustment 3 Exhaust filter lid 4 Exhaust filter 5 Power cord 6 Ergoshock 7 Foam filter (Frame + Filter) 8 Motor filter

d. suatu bentuk karsinoma anular yang teraba sebagai pertumbuhan bentuk cincin Pada pemeriksaan colok dubur ini yang harus dinilai adalah:.. Keadaan tumor: ekstensi lesi pada dinding

Pada pengujian menggunakan isolator rockwool alumunium foil titik kedua dengan panjang pipa 1 meter nilai heat loss = 15,31 W. Pada pengujian ketiga dengan menggunakan

Kemudian kecepatan fluida sirkulasi didalam annulus (Vann) lebih besar dibandingkan dengan jumlah kalkulasi antara kecepatan kritis serbuk bor (Vc) dan kecepatan terminal serbuk

Akan tetapi pada proses pembuatan tahu takwa dan stik tahu terdapat tahapan proses penekanan kedalam cetakan dengan cara tradisional yaitu dengan pembebanan menggunakan batu