• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TURNAMEN (TGT) PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTA TANJUNG BALAI TA 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TURNAMEN (TGT) PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTA TANJUNG BALAI TA 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

TEAM

GAMES TURNAMEN (TGT) PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTA TANJUNG BALAI

TA 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat- syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

ISMAIL 071266120057

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 9

A. KAJIAN TEORITIS ... 9

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9

2. Hakekat Hasil Belajar ... 13

3. Hakikat Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) 15 4. Teknik-Teknik Permainan Sepak Bola ... 26

(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Waktu Penelitian ... 40

B. Subjek dan Objek Penelitian... 40

1. Subjek ... ... ... 40

2. Objek... ... ... 40

C. Metode Penelitian ... 41

D. Desain Penelitian ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 48

F. Teknik Analisa Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Data Penelitian ... 54

B. Hasil Penelitian ... 58

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

(6)
[image:6.595.78.528.105.673.2]

DAFTAR TABEL Tabel:

1. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Guru Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif TGT ... 49

2. Profolio Kemampuan siswa dalam bermain sepak bola ... 50

3. Deskripsi Hasil Pretes Menggiring Bola ... 54

4. Frekuensi Nilai Tes Menggiring Bola Pada Siklus I ... 55

5. Deskripsi Hasil Belajar Siklus I Menggiring Bola ... 56

6. Frekuensi Nilai Tes Menggiring Bola Pada Siklus II ... 57

7. Deskripsi Hasil Belajar Siklus II Menggiring Bola ... 57

8. Deskripsi Kegiatan Mengajar Siswa Siklus I ... 60

(7)
[image:7.595.84.527.105.673.2]

DAFTAR GAMBAR Gambar

1. Teknik mengiring bola dengan menggunakan kaki bagian dalam . 34

2. Teknik mengiring bola dengan menggunakan kaki bagian luar ... 34

3. Teknik mengiring bola dengan punggung kaki ... 35

4. Desain penelitian tindakan kelas ... 42

5. Teknik menggiring bola ... 44

6. Game dalam menggiring bola ... 44

7. Teknik menggiring bola ... 46

8. Game dalam menggiring bola ... 47

9. Teknik menggiring bola secara berkelompok ... 47

10.Diagram lapangan test menggiring bola melewati tiang ... 52

11.Perbandingan gambar pada siklus I... 56

12.Perbandingan gambar pada siklus II ... 58

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

menghantarkan peserta didik mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.

Sekolah juga dipercaya sebagai lembaga yang dapat mengembangkan harkat dan

martabat masyarakat dimasa yang akan datang. Oleh karenanya keberhasilan

sekolah sangat tergantung pada proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan

siswa di dalam kelas yaitu membawa peserta didik pada perubahan perilaku yang

diinginkan.

Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang bertujuan untuk

mengarahkan peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan.

Peningkatan mutu pembelajaran tentunya dapat dilihat dari cara guru dalam

membelajarkan siswa-siswanya. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki

sejumlah keterampilan mengajar, pendekatan dan komunikasi interpersonal yang

dapat menggali potensi yang dimiliki siswa, sehingga siswa dapat memahami

materi pelajaran dan mampu belajar secara mandiri.

Penggunaan metode pengajaran, pendekatan pembelajaran dan kegiatan

latihan yang diselenggarakan guru juga perlu mendapat sorotan. Sebab kegagalan

dalam mencapai tujuan bisa saja dikarenakan penggunaan metode dan

pendekatan yang dilakukan guru terhadap siswa kurang memberikan kontribusi

(9)

untuk berinteraksi dengan siswa lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kurang

efektifnya penyelanggaraan pendidikan jasmani di sekolah, dalam proses belajar

mengajar umumnya guru masih merupakan sumber utama bagi siswa, sedangkan

siswa belum dilibatkan secara aktif dan berpartisipatif. Akibatnya siswa hanya

mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

Penggunaan metode mengajar ini tentunya membuat siswa menjadi bosan dan

dapat memicu siswa lain untuk menggangu temannya pada saat guru menjelaskan

materi pelajaran .

Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

pengembangan siswa. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan

pertambahan jasmani, kesehatan pisik dan psikis, kesehatan sosial dan kesehatan

emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Karena melalui pendidikan jasmani

dan kesehatan peserta didik dapat mengungkapkan kesan, kreasi dan inovasi,

dalam gerak yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan,

sekaligus turut membangun fungsi fisik dan psikis lainnya.

Menurut Abduljabar (2008:27) menjelaskan bahwa: “Pendidikan jasmani

adalah proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan

penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk

mencapai tujuan pendidikan.” Sedang pengertian sehat menurut Departemen

Kesehatan (1993:1) sebagai berikut “Sehat jasmani adalah tingkat kesehatan fisik

(10)

memiliki harapan hidup yang tinggi pada waktu lahir, memiliki gizi yang baik,

memiliki resiko sakit serendah mungkin”.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang dilakukan secara sadar

dan sistmatis, melalui-berbagai aktivitas jasmani dalam rangka memperoleh

kemampuan kekampuan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pertumbuhan

watak. Sebagai sub sistem dari pendidikan nasional pendidikan jasmani wajib

diikuti oleh semua siswa.

Salah satu cabang olahraga yang populer terdapat pada kurikulum

pendidikan dasar dan menengah yaitu permainan Sepak bola. Sepak bola

merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh tim dengan jumlah

pemain sebanyak 11 orang pemain. Bola berbentuk bundar, terbuat dari kulit dan

ukuran berat bola yang dipergunakan 450 gram (400-110 g/cm2). Pemain tidak

deperbolehkan untuk menyentuh bola selama permainan berlangsung terkecuali

penjaga gawang yang bertugas untuk menjaga gawang dari serangan tim lain.

Waktu yang digunakan adalah 90 menit (2 x menit) namun ada cara lain yang

dilakukan untuk perpanjangan waktu yaitu apabila kedua tim memperoleh hasil

seri. Waktu tambahan yang digunakan selama 30 menit dengan alokasi waktu 2 x

15 menit dan apabila selama penambahan waktu masih diperoleh hasil imbang

maka akan diadakan adu penalty. Bagi tim yang paling banyak menciptakan gol

maka tim tersebut yang menjadi pemenang.

Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik, tiap-tiap pemain harus

menguasai teknik-teknik dasar bermain sepak bola yang baik pula. Teknik dasar

(11)

(stop ball), teknik menendang bola kegawang (shoot ball), teknik menyundul

bola (heading), dan teknik menggiring bola (dribbling). Teknik menggiring bola

(dribbling) merupakan salah satu teknik dasar yang sangat penting dalam

mengembangkan permainan dalam olahraga sepak bola.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 April

2013 pada siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Kota Tanjung Balai, pada saat

proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam materi sepak bola, dimana

ditemukan masih banyak siswa yang belum menguasai teknik-teknik dasar dalam

bermain sepak bola, khususnya dalam menggiring bola (dribbling). Partisipasi

siswa dalam pembelajaran masih rendah. Rata-rata siswa kelas menunjukkan

angka 75% dari 40 orang siswa yang mendapat nilai dibawah 70. Hal ini dapat

dilihat dari nilai Kriteria Ketutansan Maksimal (KKM) siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Kota Tanjung Balai.

Rendahnya kemampuan siswa dalam menggiring bola disebabkan karena

kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru dalam membelajarkan

siswa dalam permainan sepak bola. Akibatnya tidak semua siswa mendapat

kesempatan melakukan latihan, karena membutuh waktu yang lama menunggu

giliran dalam melakukan dribbling bola. Disamping itu, setelah guru menjelaskan

materi sepak bola siswa diminta untuk melakukan pertandingan sepak bola tanpa

adanya games mendribbling bola. Proses belajar mengajar yang berlangsung

disekolah masih menitik beratkan pada penguasaan teknik dasar kecabangan

namun kurang mementingkan kemampuan pemahaman siswa hakitat permainan

(12)

siswa dalam memahami materi, suasana kelas menjadi tidak menyenangkan, dan

kurang memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di

sekolah atau di luar sekolah.

Bermain sepak bola dengan baik bukan merupakan hal yang mudah. Bagi

siswa pemula sering kali dalam melakukan kesalahan dalam melakukan control,

passing, heading, shooting maupun melakukan dribbling secara tidak tepat

bahkan tidak menutup kemungkinan permainan ini mejadi tidak menarik. Oleh

karenanya, agar siswa dapat menguasai teknik mendribbling bola yang benar,

dibutuhkan cara mengajar yang baik dan tepat.

Menyikapi berbagai permasalahan yang ada, salah satu upaya yang

dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam permainan sepak

bola dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games-Tournaments

(TGT). Model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang mengutamakan kegiatan gotong royong diantara anggota

kelompok. Tiap-tiap siswa dalam setiap kelompok diminta untuk saling bekerja

sama, saling membantu antara siswa satu dengan siswa lainnya. Dalam

prakteknya pelaksanaan model pembelajaran Teams Games-Tournaments (TGT)

dilakukan dengan cara memadukan kegiatan bermain sambil belajar untuk

memperoleh hasil belajar individual dan kelompok.

Menurut Saco (dalam Rusman, 2010:224) dalam pembelajaran Teams

Games-Tournaments (TGT) sangat sesuai dengan diterapkan pada mata pelajaran

yang membutuhkan kerja sama atau dalam bentuk tim. Misalnya siswa cabang

(13)

model pembelajaran ini mengharapkan agar setiap anggota kelompok saling

bertukar informasi, bekerjasama dalam memainkan permainan untuk meciptakan

suatu point dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor tim. Dalam

pengembangan games peran guru adalah mengarahkan agar setiap anggota peran

aktif saling bekerja sama sebab setiap anggota kelompok diserahkan tanggung

jawab masing-masing dalam mencari dan memecahkan masalah yang diberikan.

Pentingnya pembelajaran kooperatif Teams Game Tournamaent (TGT)

diterapkan dalam permainan sepak bola disebabkan karena permainan sepak bola

merupakan sekumpulan orang yang dikelompokkan dalam suatu team yang saling

bekerja sama dalam mecapai tujuan pembelajaran. Selain itu, yang membedakan

model pembelajaran TGT dengan model pembelajaran lainnya adalah lebih

mengedepankan bentuk games dan tournament yang membuat pembelajaran tidak

membosankan namun menyenangkan bagi guru dan siswa. Oleh karenanya,

bentuk permainan dan tournamen yang dirancang lebih mengedepankan

kreativitas sehingga masing-masing siswa memiliki tanggung jawab dan

kemampuan yang sama dalam mengembangkan pola permainan yang mampu

mengalahkan team yang menjadi penantang.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian

yang berjudul : “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Permainan Sepak Bola

Melalui Model Pembelajaran Team Games Turnamen (TGT) Pada Siswa Kelas XI

(14)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah

dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran. 2) kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan teknik

dasar mengiring bola (dribble). 3) terbatasnya alat-alat peraga membuat siswa

menjadi jenuh ketika harus menunggu giliran dalam melakukan gerakan, 4)

metode mengajar yang digunakan guru masih monoton.

C. Batasan Masalah

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang saat

perkembangannya sangat pesat. Dalam permain sepak bola terdapat beberapa

teknik dasar yang harus dikuasai oleh para pemain seperti teknik dasar permainan

sepak bola yang dimaksud adalah teknik dalam menghentikan bola (stop ball),

teknik menendang bola kegawang (shoot ball), teknik menyundul bola (heading),

dan teknik menggiring bola (dribbling).

Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka dalam

penelitian ini masalah dibatasi pada “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam

Menggiring Bola (Dribbling) Pada Permainan Sepak bola Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Team Games Turnamen (TGT) Pada Siswa Kelas XI SMA

(15)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah dengan penggunaan model

pembelajaran Team Games Turnamen (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam menggiring bola pada permainan sepak bola di Kelas XI SMA

Negeri 1 Kota Tanjung Balai TA 2013/2014”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ”Untuk mengetahui apakah

dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Turnamen (TGT) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggiring bola pada permainan Sepak

bola di Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Tanjung Balai TA 2013/2014”

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk hasil belajar siswa, menambah pengetahuan dan

keterampilan siswa dalam melakukan teknik dasar pada permainan sepak

bola secara benar.

2. Bagi guru, dapat membantu guru pendidikan jasmani di SMA Negeri 1

Tanjung Balai dalam meningkatkan keterampilan mengajarnya dengan

(16)

sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Bagi sekolah, dengan diterapkan model pembelajaran TGT diharapkan

dapat membawa positif terhadap perkembangan sekolah yang ditandai

dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran sepak bola.

4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam

bidang metodologi penelitian tindakan kelas khususnya pada mata

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

pengunaan model pembelajaran kooperatif Team Game Tournamens (TGT) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggiring bola pada siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Kota Tanjung Balai TA 2013/2014. Dari 40 orang siswa ternyata

hanya 10 orang siswa (25%) yang memiliki kentuntasan belajar, sedangkan

selebihnya 30 orang siswa (75%) belum memiliki ketuntasan belajar dengan nilai

persentase ketuntasan klasikal (KKM) rata-rata kelas yang diperoleh hanya

mencapai 62.28. Pada siklus I terdapat 28 orang siswa (70%) yang mendapat nilai

tuntas sedangkan sebanyak 12 orang siswa (30%) belum mendapat nilai

ketuntasan belajar dengan nilai Persentase Ketuntasan Klasikal (KKM) rata-rata

kelas yang diperoleh hanya mencapai 72.65. Pada siklus II sebanyak 37 orang

siswa (92,5%) yang mendapat nilai tuntas sedangkan sebanyak 3 orang siswa

(7,5%) belum mendapat nilai ketuntasan belajar dengan nilai Persentase

(18)

B. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Siswa sebaiknya lebih banyak melatih diri untuk memperolah

keterampilan dalam melakukan teknik dasar pada permainan sepak bola

secara benar.

2. Guru sebaiknya meningkatkan keterampilan mengajarnya dengan

menerapkan model pembelajaran TGT pada mata pelajaran sepak bola

sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Sekolah perlu menerapkan model pembelajaran TGT diharapkan dapat

membawa positif terhadap perkembangan sekolah yang ditandai dengan

adanya peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

sepak bola.

4. Peneliti sebaiknya menambah pengetahuan dan keterampilan dalam

bidang metodologi penelitian tindakan kelas khususnya pada mata

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman (2003) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Abimayu (2014) Manfaat Pembelajaran Kooperatif (http://tenpenr/06.wordpers.com) Tanggal 15 Desember 2013 Pukul 11.00 Wib

Abduljabar (2008) Pendidikan Jasmani Untuk SMA. Jakarta : Erlangga

Adytia (2012). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Jigsaw Di SMA Negeri 3 Sidempuan. Medan : Universitas Negeri Medan

Andun Sudijandoko 2010. Jurnal Pendidikan Jasmani. http://artikel.07/com. Tanggal 12 Desember 2013 Pukul 14.00 Wib

Arikunto, Suharsimi (2004) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta

Anatahime http://biologyeducation research.blogspot.com/2009/11)

Djamarah (2007) Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta

Firmansyah (2009) Strategi Belajar Mengajar Dalam Pendidikan Jasmani

Isjoni, (2009) Cooperatif Learning. Bandung Alfa Beta

Koger, Robert (2007) Latihan Andal Sepak Bola Remaja. Klaten : PT. Saka Mitra Kompetensi

Lhaksana, Justinus (2009) Teknik Dan Strategi Futsal Modern. Jakarta : Be Champion (Penebar Swadaya Gorup)

Lie, Anita (2010) Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasrana Indonesia.

Lutan, Rusli (2001) Perncanaan Pembelajaran Penjas. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Bagain Proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII

Mielke, Dani (2007) Dasar-Dasar Sepak Bola. Jakarta : Pakar Raya

Nuradi (2004) Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Grasindo

(20)

Slavin (2009) . Cooperative Learning. Teori Riset dan Praktek. Bandung : Nusa Media.

Surampet (1992) Permainan Besar. Semarang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sucipto (2000) Sepak Bola. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah

Suherman 2009. Optimalisasi Penerapan Variasi Mengajar Mengiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Untuk Meningkatkan Hasil Mengiring Bola Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Rantau Utara TA 2011/2012. Medan : Skripsi UNIMED, FIK

Suryabrata (2003) Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Grafindo Persada

Syah, Muhaibin (2003) Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

(21)

i

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 74

2. Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 81

3. Lampiran 3 Susunan Pengambilan Data Penelitian ... 89

4. Lampiran 4 Data Observasi Hasil Belajar Permainan Sepak Bola ... 90

5. Lampiran 5 Data Penilaian Tes Awal Hasil Belajar Mengiring Bola Siswa Kelas IX MANegeri 1 Kota Tanjung Balai TA 2013/2014 ... 92

6. Reduksi Nilai Tes Awal Hasil Beljar Mengiring Bola ... 93

7. Paparan Nilai Tes Awal ... 94

8. Data Penilaian Siklus I Hasil Belajar Mengiring Bola Siswa Kelas IX SMANegeri 1 Kota Tanjung Balai TA 2013/2014 ... 95

9. Reduksi Nilai Penilaian Siklus I Hasil Beljar Mengiring Bola ... 96

10.Paparan Nilai Siklus I ... 97

11.Data Penilaian Tes Hasil Belajar Siklus II Mengiring Bola Siswa Kelas IX SMANegeri 1 Kota Tanjung Balai TA 2013/2014 98 12.Reduksi Nilai Hasil Belajar Siklus II Mengiring Bola Kelas IX SMANegeri 1 Kota Tanjung Balai TA 2013/2014 ... 99

13.Paparan Nilai Siklus II ... 100

14.Lembar Observasi Proses Pembelajaran Guru Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TGT Pada Siklus I ... 101

Gambar

Tabel: 1. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Guru Menggunakan Model
Gambar  1.  Teknik mengiring bola dengan menggunakan kaki bagian dalam .

Referensi

Dokumen terkait

PEMANFAATAN KALSIUM TEPUNG LIMBAH PENETASAN DALAM RANSUM PUYUH PETELUR ( Coturnix coturnix japonica

[r]

pernah terdedah oleh televisi. koran dan rnajakh, tidak pernah membina hubungan inteqersonal dengan penyuluh.. dmgan sesama petemak 2) Kompetensi teknis dan

1. Dari identitas diri pustakawan yang diketahui dari latar belakang informan memasuki jabatan fungsional pustakawan, merupakan awal dari pembentukan konsep diri

Yang dimaksud penulis dengan penentuan harga jual beli dalam ekonomi Islam adalah suatu cara atau metode yang dilakukan oleh ekonomi Islam dalam upaya menentukan harga jual

Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi : (1) identifikasi oligosakarida, (2) pengujian ekstrak gula dari tepung umbi untuk mendukung pertumbuhan BAL, (3) pengujian kompetisi BAL

Judul Skripsi: Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) berbantuan Multimedia Interaktif Berbasis Swish Max terhadap Civic Knowledge Siswa

[r]