• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI TANAMAN gas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI TANAMAN gas"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

faperta unsoed

PETUNJUK PRAKTIKUM

BIOLOGI TANAMAN

Oleh :

TIM PENGAMPU

LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

(2)

faperta unsoed

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. a). Praktikan harus hadir di tempat praktikum selambat-lambatnya 5 menit

sebelum praktikum dimulai.

b). Sebelum dimulai para praktikan harus menempuh pre-test acara praktikum

yang akan dilaksanakan.

c). Wajib memakai Jas Laboratorium

d). Praktikan wajib membawa : kain lap bersih, kertas tissue, bahan praktikum

yang diperlukan dan alat tulis selengkapnya.

2. Pada waktu praktikum dimulai/berlangsung, praktikan harus :

a) Menandatangani daftar hadir.

b) Melakukan praktikum dengan tertib, tidak bersenda gurau.

c) Bersikap sopan terhadap sesama praktikan, assisten, laboran, serta dosen.

d) Mengesahkan hasil praktikum pada asisten praktikum.

e) Mengembalikan alat-alat dalam keadaan bersih dan lengkap kepada

asisten/laboran/teknisi setelah acara praktikum selesai.

f) Mengganti alat-alat yang pecah/rusak/hilang dengan segera.

3. Menyerahkan laporan praktikum satu minggu setelah selesai praktikum.

4. Tidak ada inhall praktikum, kecuali dengan alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan (sakit) dan harus dilengkapi surat keterangan serta

mendapat ijin dari kepala laboratorium.

5. Setelah seluruh acara praktikum selesai akan diadakan post-test.

6. Bagi praktikan yang :

a) Tidak hadir dalam salah satu/seluruh acara praktikum,

b) Tidak Menandatangani daftar hadir,

c) Tidak mengikuti pre-test dan post-test salah satu/seluruh acara praktikum,

d) Bertindak tidak sopan, melakukan tindakan melawan asisten, dosen,

(3)

faperta unsoed

e) Tidak mengumpulkan laporan praktikum satu/seluruh acara praktikum,

f) Mengumpulkan laporan praktikum melewati batas waktu yang ditentukan,

maka nilai praktikum akan ditunda/dibatalkan praktikumnya, dan wajib mengulang

tahun berikutnya.

7. Nilai praktikum bagian melekat dari nilai mata kuliah dan apabila praktikum tidak

(4)

faperta unsoed

ACARA 1

SITOLOGI DAN HISTOLOGI

A. SITOLOGI

A.1. BENTUK-BENTUK SEL

Tujuan : Melihat berbagai macam bentuk sel

Preparat : Ambil penampang melintang empulur Manihot utilsima. Iris

melintang preparat tersebut setipis mungkin. Letakkan di gelas

objek, kemudian ditetesi aquades. Tutup dengan penutup gelas

objek. Periksa dengan perbesaran lemah, setelah tampak jelas

periksa dengan perbesaran kuat, kemudian gambar beberapa sel.

A.2. SEL DENGAN BAGIAN-BAGIAN YANG HIDUP

Tujuan : Melihat bagian-bagian yang hidup dalam sel seperti nukleus dan

aliran sitoplasma.

Preparat Nukleus

Preparat : Ambil selaput bagian dalam umbi lapis (Alium cepa). Dengan

menggunakan pinset ambillah selaput bagian dalam umbi lapis.

Letakkan di gelas objek, kemudian ditetesi aquades. Tutup dengan

penutup gelas objek. Perhatikan nukleus, apabila kurang jelas dapat

dibubuhkan Aceto carmin atau Metilin blue. Gambar beberapa sel

dengan perbesaran kuat.

Preparat Plastida

Preparat : Ambil kortek umbi wortel (Daucus carota). Buat irisan melintang

setipis mungkin dari umbi wortel. Letakkan di gelas objek, lalu

ditetesi dengan air. Tutup dengan penutup gelas objek. Perhatikan

plastida yang terdapat dalam umbi tersebut lalu gambar dengan

(5)

faperta unsoed

A.3. BENDA-BENDA ERGASTIK DALAM SEL

Tujuan : Melihat benda-benda ergastik dalam sel, yaitu amilum, butir

aleuron, dan kristal-kristal Ca-oksalat.

Amilum

Preparat : Ambil Solanum tuberosum. Tusuklah umbi kentang beberapa kali

menggunakan jarum. Peras umbi kentang dan simpan di beker glass

lalu biarkan mengendap. Ambil endapan pati tersebut

menggunakan pipet. Perhatikan letak hilusnya dan bulir-bulir

amilumnya. Gambar beberapa bulir dengan perbesaran kuat.

Aleuron

Preparat : Ambil Zea mays Tusuklah biji jagung muda beberapa kali

menggunakan jarum. Peras biji jagung dan simpan di beker glass

lalu biarkan mengendap. Ambil endapan tersebut menggunakan

pipet. Perhatikan letak hilusnya dan bulir-bulir aleuron Gambar

beberapa bulir dengan perbesaran kuat.

Kristal-kristal co-oksalat

Preparat : Buatlah irisan melintang batang Amaranthus sp setipis mungkin.

Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air. Tutup dengan

penutup gelas objek. Perhatikan sel-sel yang mengandung kristal

Co-oksalat berbentuk pasir. Gambar beberapa sel dengan

perbesaran kuat.

B. HISTOLOGI

B.1. JARINGAN DASAR PARENKIM

(6)

faperta unsoed

Preparat Parenkim

Preparat : Ambil kulit pisang (Musa sp.). Sayat kulit buah pisang bagian dalam

menggunakan cutter. Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan

air. Tutup dengan penutup gelas objek. Gambarkan beberapa sel

parenkim.

B.2. JARINGAN PENGUAT

Tujuan : Melihat adanya jaringan penguat pada parenkim

Preparat Kolenkima

Preparat : Ambil tangkai daun waru. Buat irisan melintang setipis mungkin.

Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air. Tutup dengan

penutup gelas objek. Perhatikan sel-sel kolenkima beserta

penebalan dinding-dindingnya yang terletak pada sudut-sudutnya.

Gambarkan beberapa sel dengan perbesaran kuat.

Preparat Sklerenkima

Preparat : Ambil tangkai daun seledri. Buat irisan melintang setipis mungkin.

Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air. Tutup dengan

penutup gelas objek. Perhatikan jaringan yang terdiri dari sel-sel

berdinding tebal, penebalannya merata hingga lumennya sempit

(sel-sel itu merupakan sel sklerenkima).

B.3. EPIDERMIS DAN DERIVATNYA

Tujuan : Melihat macam-macam trikoma, stomata dan epidermis.

Preparat Epidermis

Preparat : Ambil batang tebu (Sacharum officinarum). Buat irisan tipis pada

kulit batang tebu. . Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air.

Tutup dengan penutup gelas objek. Perhatikan epidermis batang

(7)

faperta unsoed

berbentuk panjang dan ada yang pendek. Gambar sel-sel tersebut

dengan pembesaran kuat.

Preparat Trikomata (rambut)

Preparat : Rambut batang yang diambil dari daun tomat (Solanum

lycopersicum)atau daun durian (Durio zibethinus). Letakkan di gelas

objek, lalu ditetesi dengan air. Tutup dengan penutup gelas objek

Perhatikan rambut pada daun tomat. Gambar rambut-rambut

tersebut beserta sel epidermis sekitarnya dengan pembesaran kuat.

Preparat Stomata

Preparat 1 : Ambil daun jagung (Zea mays). Buat irisan melintang daun tersebut

setipis mungkin. Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air.

Tutup dengan penutup gelas objek Perhatikan stomata pada daun

tersebut. Stomata tersebut dikelilingi oleh sel tetangga. Gambar

beberapa stomata beserta sel-sel epidermis disekitarnya dengan

(8)

faperta unsoed

ACARA 2 PEMBELAHAN SEL

Teori Dasar

Salah satu ciri mahkluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Mitosis

merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel somatis (pada hewan) atau

sel-sel vegetatif (pada tumbuhan). Karena adanya pembelahan mitosis inilah suatu

organisme makin lama makin besar sampai dengan ukuran tertentu.

Pada pembelahan mitosis yang sempurna dari satu sel induk akan dihasilakan

2 sel anakan yang jumlah khromosomnya sama dengan sel induknya. Demikian pula

dengan jumlah gen yang ada dalam khromosom anakan akan sama persis dengan

sifat sel induknya. Proses mitosis berlangsung dalam beberapa fase yaitu interfase,

profase, metafase, anafase dan telofase.

Tujuan

Mempelajari perkembangan sel mahkluk hidup.

Bahan dan Alat

1. Akar bawang merah (Allium ascalonicum)

2. Alkohol absolut

8. Gelas obyek dan penutup

9. Cutter

(9)

faperta unsoed

11.Tabung reaksi

12.Gelas ukur

13.Pipet

Cara Kerja

1. Merendam bahan yang akan diteliti dalam larutan fiksatif (alkohol absolut 2,5 cc

+ asam cuka glasial 2,5 cc) selama 15-30 menit.

2. Pewarnaan bahan dengan aceto carmine. Bahan akar bawang merah sebanyak 3

hingga 5 dimasukkan kedalam larutan aceto carmine. Bahan dalam larutan

pewarna harus dipanaskan hingga bahan bergerak ke bawah (jaga jangan sampai

mendidih, selama 10 hingga 15 menit). Kemudian dituangkan ke dalam cawan

petri.

3. Ambil satu akar bawang merah, kemudian letakkan pada gelas objek. Potong

bagian tudung akar sepanjang 1 mm, tudung akar digunakan sebagai preparat.

4. Siapkan preparat dengan metode remasan, kemudian preparat ditutup dengan

cover glass dan dilewatkan diatas api bunsen selama 3 kali.

5. Amati di bawah mikroskop. Carilah tahapan yang terjadi pada pembelahan

dengan ciri-ciri:

a. Profase : 1. Butir-butir hkromatin telah berubah menjadi

benang-benang khromosom, setiap khromosom membelah menjadi

2 khromatid dan sentromir membelah.

2. Dinding ini dan anak ini menghilang.

3. Pasangan sentriol berpisah (pada sel tumbuhan tidak

mempunyai sentriol.

b. Metafase

:

1. Setiap khromosom terdiri dari dua khromatid menuju ke

tengah sel dan berkumpul pada bidang ekuator.

2. Adanya benang-benang gelendong.

(10)

faperta unsoed

2. Tiap khromatid berpisah dari pasangannya, kemudian

menuju kutub yang berlawanan.

d. Telofase : 1. Khromosom berkumpul pada kutub.

2. Terbentuk membran inti dan anak inti.

(11)

faperta unsoed

ACARA 3

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN

A. Tujuan

1. Mengenal nama jenis tumbuhan dengan melakukan identifikasi atau determinasi

untuk tanaman tingkat rendah dan tinggi dengan menggunakan kunci

determinasi

2. Dari hasil identifikasi mahasiswa dapat mengklasifikasi tumbuhan yang diperoleh

dari hasil eksplorasi sesuai dari ciri-ciri yang ada.

B. Landasan Teori

Identifikasi tumbuhan adalah mencandra ciri-ciri tumbuhan baik dari segi

morfologi , anatomi maupun ciri-ciri yang lain sehingga dapat dibedakan dengan

jenis tumbuhan yang lain. Misalnya saja bentuk daun, kedudukan daun, letak

tulang daun, bentuk benang sari, letak benang sari dsb. Ciri-ciri anatomi misalnya

letak kambium pada batang, susunan jaringan pada daun dsb.

Klasifikasi adalah melakukan penyusunan tumbuhan sesuai dari ciri-ciri yang

ada sehingga dapat dibedakan dengan tumbuhan lain. Suatu tumbuhan dapat

diklasifikasi mulai dari kingdom hingga species. Klasifikasi dilakukan setelah

identifikasi.

C. Bahan dan Alat

Bahan :

Tumbuhan hasil eksplorasi

Alat :

(12)

faperta unsoed

D. Prosedur Kerja

1. Amati bagian-bagian vegetatif maupun generatif dari tumbuhan yang telah

dikoleksi

2. Mulailah mencandra tumbuhan tersebut dengan menggunakan kunci determinasi,

sehingga dapat diketahui famili. Tabel ini disebut dichotomis (menggarpu), pada

setiap nomor selalu disusun 2 pertanyaan a dan b yang setiap kali merupakan

pertanyaan kebalikan.

3. Dari beberapa karakter yang diamati, dapat diketahui sesuai dengan pertanyaan

a atau b. Pada akhir pertanyaan didapatkan nomor yang baru yang

menunjukkan arah berikutnya dan seterusnya. Pada akhirnya akan diketemukan

sebuah famili yang bernomor.

4. Bacalah dengan teliti uraian dan deskripsi dari familianya & bandingkan uraian

tersebut dengan tanamannya untuk meneliti apakah uraian tersebut cocok.

5. Mulailah kemudian dengan tabel untuk menentukan genus, dan seterusnya sehingga diketemukan nama speciesnya.

6. Pada akhir kegiatan, cantumkan tempat asal tumbuhan, tempat tumbuh dan

letak ketinggian tempat dan nama daerah

7. Lakukan klasifikasi dari hasil identifikasi untuk divisi Bryiophyta, Pterydophyta dan

Spermatophyta, sampai tingkat species.

E. Analisis Pelaporan :

1. Data hasil pengamatan dicatat sesuai dengan hasil pencandraan sampai

diketemukan spesies tanaman tersebut. Catat urutan-urutan pencandraan

tersebut dan bagian tanaman yang dicandra.

2. Bahas hasil pengamatan tersebut mengenai perbedaan dari ketiga devisi yang

diamati yang didukung dengan teori yang relevan.

(13)

faperta unsoed

G. Daftar Pustaka :

Tulis daftar pustaka yang saudara gunakan di dalam pembuatan laporan sesuai

(14)

faperta unsoed

ACARA 4

DIFUSI DAN OSMOSIS

Teori Dasar

Metabolisme pada organisme multiseluler khususnya tanaman mencakup

beberapa hal antara lain transport zat hara. Sistem transportasi sangat penting bagi

tumbuhan. Ada tidaknya sistem transportasi berkaitan dengan massa organisme itu.

Pada tanaman yang memiliki struktur organisme yang rumit akan berlangsung

transport zat hara dan hasil metabolisme. Transportasi ini dapat berlangsung secara

pasif maupun aktif. Transport pasif dapat berlangsung secara difusi maupun

osmosis.

Sel terdiri dari massa (materi) hidup yang disebut protoplasma. Bagian tepi

dari protoplasma merupakan selaput/membran yang mampu secara selektif

melalukan cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Ada dua

proses yang berperan pada peristiwa tersebut yaitu difusi dan osmosis. Dengan

adanya dua proses tersebut selaput dapat bersifat permeabel apabila semua

molekul yang ada dalam cairan dapat melewati, sedang apabila hanya beberapa

molekul saja disebut semipermeabel.

Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam

pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian konsentrasi rendah melalui

membran selaput atau tidak. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan

disebut gradien konsentrasi. Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui

selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer kebagian yang lebih

(15)

faperta unsoed

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari terjadinya proses difusi dan

osmosis.

A. DIFUSI

Bahan dan Alat

1. Gelas piala

2. Pasteur pipet

3. Larutan metilin biru pekat

4. Kristal tembaga sulfat (CuSO4)

5. Akuades

Cara Kerja

1. Teteskan larutan metilin biru pekat ke dalam gelas piala yang berisi akuades.

Amati panyebaran warna biru dari metilin biru.

2. Masukkan kristal tembaga sulfat ke dalam gelas piala yang berisi akuades. Amati

penyebaran warna biru kristal tembaga sulfat.

3. Catat waktu sampai larutan merata.

4. Ulangi percobaan dengan metilin biru dan kristal tembaga sulfat di atas, tetapi

setelah penetesan larutan segera diaduk. Amati apa yang terjadi.

(16)

faperta unsoed

Cara Kerja

1. Kentang dipotong dg cetakan menjadi 2 potongan silindris dengan panjang 5

cm.

2. Timbang potongan kentang tersebut dan catat hasilnya

3. Isilah bekerglas 1 dengan 75 ml air mineral

4. Isilah bekerglas ke 2 dengan 75 ml air mineral lalu ditambahkan 10 ml air gula

atau sirup aduk hingga rata

5. Masukkan potongan satu potongan kentang ke air mineral dan yg satu ke

campuran air mineral dengan gula/sirup

6. Biarkan selama 30 menit

7. Setelah 30 menit potongan kentang dikeluarkandan masing2 ditimbang

(17)

faperta unsoed

ACARA 5

FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI

Teori Dasar

Salah satu ciri dari mahkluk hidup adalah melakukan metabolisme seperti

fotosintesis pada tumbuhan dan respirasi pada tumbuhan dan hewan. Fotosintesis

dapat diartikan sebagai proses perubahan karbondioksida dan air dalam khlorofil

oleh energi cahaya matahari menjadi glukosa. Proses ini dapat diringkas dengan

reaksi sebagai berikut:

oksigen yang dibentuk. Sebaliknya, respirasi (aerob) dapat dinyatakan sebagai

proses pembentukan karbondioksida, uap air dan energi melalui reaksi oksidasi gula

oleh oksigen di mitokondria. Proses respirasi dapat diringkas dengan reaksi sebagai

berikut:

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + Energi (38 ATP)

Laju dari proses ini antara lain diketahui dengan mengukur banyaknya gula

dan oksigen yang dibutuhkan atau dengan mengukur banyaknya karbondioksida dan

energi yang dihasilkan.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berlangsungnya proses

(18)

faperta unsoed

Bahan dan Alat

1. Daun hidrilla (Hydrilla verticillata Royle), kecambah kacang hijau, NaHCO3 0,5 %,

lilin, korek api, plastik.

2. Gelas ukur, tabung reaksi, stop watch, corong, gunting, meteran, balon lampu

(40 watt dan 100 watt) dan pipet ukur.

A. FOTOSINTESIS Cara Kerja

1. Masukkan potongan hidrila berukuran 5 cm ke dalam tabung berisi air dengan

posisi bekas potongan di atas.

2. Letakkan tabung berisi air di antara tabung berisi air serta hidrila dan lampu 40

watt dengan jarak 10 cm, 15 cm dan 20 cm. Amati apa yang terjadi.Ukurlah

intensitas cahaya pada permukaan tabung, lanjutkan percobaan dengan lampu

100 watt.

3. Dengan mengubah jarak antara lampu dengan tabung berisi hidrila akan tampak

perubahan banyaknya gelembung udara yang terbentuk persatuan waktu.

4. Gantikan air di dalam tabung yang berisi hidrila dengan air yang mengandung 0,5

% NaHCO3.

5. Amati perubahan jumlah gelembung yang terbentuk per satuan waktu.

Masukkan angka jumlah gelembung ke dalam tabel dan hitung rata-ratanya.

Tabel Hasil Pengamatan

Perlakuan Intensitas Cahaya Jumlah Gelembung

Air biasa

1. Jarak a cm

(19)

faperta unsoed

3. Jarak c cm

Air + NaHCO3

1. Jarak a cm

2. Jarak b cm

3. Jarak c cm

B. RESPIRASI Cara Kerja

1. Masukkan kecambah kacang hijau ke dalam tabung reaksi dan tutup

menggunakan plastik dengan rapat.

2. Setelah kurang lebih 30 menit, masukkan lilin yang menyala ke dalam tabung

reaksi dengan cepat. Hitung kecepatan sampai lilin padam. Amati apa yang

terjadi pada nyala lilin itu.

3. Sebagai kontrol, kerjakan hal yang sama akan tetapi tabung reaksinya tidak diisi

kecambah. Hitung kecepatan sampai lilin padam. Amati apa yang terjadi pada

(20)

faperta unsoed

ACARA 6 ANALISIS VEGETASI PENDAHULUAN

Analisis vegetasi diperlukan untuk mengetahui vegetasi tumbuhan secara

detail dari segi macam spesies, jumlah maupun bobot masing-masing spesies serta

frekuensinya.

Analisis vegetasi didasarkan pada pengambilan contoh dari komposisi

populasi di lapangan, metode serta ukuran pengambilan contoh ditentukan oleh

tujuan dari analisis vegetasi tersebut. Analisis vegetasi yang umum digunakan adalah

metode kuadrat dengan ukuran 0,5 m2 x 0,5 m2 atau 1m2 x 1 m2 tergantung dari sampel yang akan diambil. Untuk tumbuhan tipe semak biasanya menggunkan

ukuran sampel 1m2 x 1 m2, sedangkan untuk tipe herba biasanya menggunakan ukuran 0,5 m2 x 0,5 m2. Perhitungan yang lebih akurat dapat dilakukan dengan mengambil sampel minimal 10 % dari luas yang kita amati.

PARAMETER KUANTITATIF

Parameter dalam analisis vegetasi yang digunakan adalah penyebaran

kerapatan, frekuensi dan penutupan.

1. Kerapatan

Menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap petak contoh. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan.

a. Memakan waktu dalam menghitung.

b. Kerapatan berhubungan erat dengan musim dan vitalitas tumbuhan.

c. Efek tepi, sebagai suatu anggapan bahwa suatu tumbuhan tertentu masuk

dalam plot atau di luar plot, akibat sebagian tubuhnya ada yang di luar dan

(21)

faperta unsoed

Contoh:

No. Jenis Tumbuhan Jumlah Presentase (%)

1. A 10 37,05

2. B 12 44,44

3. C 5 18,51

Macam kerapatan:

a. Kerapatan Mutlak = jumlah individu jenis dalam petak contoh

b. Kerapatan Nisbi = KM / jumlah KM semua jenis x 100 %

2. Frekuensi

Frekuensi adalah beberapa jumlah petak contoh yang memuat jenis tertentu dari

sejumlah petak contoh yang diamati. Misalnya tumbuhan A ditemukan dalam 20

petak dari 100 petak yang di sampling, maka frekuensinya adalah 20/ 100 x 100

% = 20 %.

Frekuensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya luas petak contoh,

distribusi tumbuhan dan ukuran jenis-jenis tumbuhan.

Macam frekuensi:

a. Frekuensi Mutlak = jumlah petak contoh yang berisi suatu jenis

(22)

faperta unsoed

4. Indeks Kesamaan

Salah satu contoh membandingkan komunitas dengan mencari kesamaannya :

IK = 2 c

Tabel 1. Bobot Kering Tumbuhan (g/m2) Jenis Tumbuhan

Komunitas

1 2

Imperata cylindrica 90 20

Cyperus rotundus 20 30

Cynodon dactilon 10 5

Jumlah 120 55

Indeks kesamaan Komunitas 1 dan 2 adalah:

c = 20 + 20 + 5 = 45

atau berbeda 48,57 %, yang dapat disebut juga mempunyai jarak 48,57 %.

PRAKTIKUM

(23)

Gambar

Tabel 1. Bobot Kering Tumbuhan (g/mfaperta unsoed2)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan lesson study ini bertujuan: 1) mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran morfologi Bahasa Indonesia pada mahasiswa semester IVA Prodi Pendidikan Bahasa

Hukum Organisasi Internasional, Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU,Medan,1994. Soeroso,Pengantar Ilmu

Berdasar studi kepustakaan dan hasil penelitian terkait serta mempertimbangkan tingkat sedasi, efek samping dan ketersediaan obat, maka pada penelitian ini

Seribu Bait Pujian Syair Wali Tanah Jawa Berisi Syair-syair Arab bermakna jawa yang sangat

Penawaran yang memenuhi persyaratan lelang dan telah dievaluasi).. mengubah Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh Panitia untuk keperluan perhitungan HEA guna menetapkan

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Tesis yang berjudul : “Hubungan antara Pemberian Imunisasi BCG, Status Gizi dan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Penyakit TB Paru pada Anak Balita di BKPM Semarang”

Biokeramik memiliki sifat biokompabilitas, stabilitas kimia, ketahanan aus yang tinggi dan memiliki komposisi yang sama dengan bentuk mineral dari jaringan