faperta unsoed
PETUNJUK PRAKTIKUM
BIOLOGI TANAMAN
Oleh :
TIM PENGAMPU
LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
faperta unsoed
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. a). Praktikan harus hadir di tempat praktikum selambat-lambatnya 5 menit
sebelum praktikum dimulai.
b). Sebelum dimulai para praktikan harus menempuh pre-test acara praktikum
yang akan dilaksanakan.
c). Wajib memakai Jas Laboratorium
d). Praktikan wajib membawa : kain lap bersih, kertas tissue, bahan praktikum
yang diperlukan dan alat tulis selengkapnya.
2. Pada waktu praktikum dimulai/berlangsung, praktikan harus :
a) Menandatangani daftar hadir.
b) Melakukan praktikum dengan tertib, tidak bersenda gurau.
c) Bersikap sopan terhadap sesama praktikan, assisten, laboran, serta dosen.
d) Mengesahkan hasil praktikum pada asisten praktikum.
e) Mengembalikan alat-alat dalam keadaan bersih dan lengkap kepada
asisten/laboran/teknisi setelah acara praktikum selesai.
f) Mengganti alat-alat yang pecah/rusak/hilang dengan segera.
3. Menyerahkan laporan praktikum satu minggu setelah selesai praktikum.
4. Tidak ada inhall praktikum, kecuali dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan (sakit) dan harus dilengkapi surat keterangan serta
mendapat ijin dari kepala laboratorium.
5. Setelah seluruh acara praktikum selesai akan diadakan post-test.
6. Bagi praktikan yang :
a) Tidak hadir dalam salah satu/seluruh acara praktikum,
b) Tidak Menandatangani daftar hadir,
c) Tidak mengikuti pre-test dan post-test salah satu/seluruh acara praktikum,
d) Bertindak tidak sopan, melakukan tindakan melawan asisten, dosen,
faperta unsoed
e) Tidak mengumpulkan laporan praktikum satu/seluruh acara praktikum,
f) Mengumpulkan laporan praktikum melewati batas waktu yang ditentukan,
maka nilai praktikum akan ditunda/dibatalkan praktikumnya, dan wajib mengulang
tahun berikutnya.
7. Nilai praktikum bagian melekat dari nilai mata kuliah dan apabila praktikum tidak
faperta unsoed
ACARA 1
SITOLOGI DAN HISTOLOGI
A. SITOLOGI
A.1. BENTUK-BENTUK SEL
Tujuan : Melihat berbagai macam bentuk sel
Preparat : Ambil penampang melintang empulur Manihot utilsima. Iris
melintang preparat tersebut setipis mungkin. Letakkan di gelas
objek, kemudian ditetesi aquades. Tutup dengan penutup gelas
objek. Periksa dengan perbesaran lemah, setelah tampak jelas
periksa dengan perbesaran kuat, kemudian gambar beberapa sel.
A.2. SEL DENGAN BAGIAN-BAGIAN YANG HIDUP
Tujuan : Melihat bagian-bagian yang hidup dalam sel seperti nukleus dan
aliran sitoplasma.
Preparat Nukleus
Preparat : Ambil selaput bagian dalam umbi lapis (Alium cepa). Dengan
menggunakan pinset ambillah selaput bagian dalam umbi lapis.
Letakkan di gelas objek, kemudian ditetesi aquades. Tutup dengan
penutup gelas objek. Perhatikan nukleus, apabila kurang jelas dapat
dibubuhkan Aceto carmin atau Metilin blue. Gambar beberapa sel
dengan perbesaran kuat.
Preparat Plastida
Preparat : Ambil kortek umbi wortel (Daucus carota). Buat irisan melintang
setipis mungkin dari umbi wortel. Letakkan di gelas objek, lalu
ditetesi dengan air. Tutup dengan penutup gelas objek. Perhatikan
plastida yang terdapat dalam umbi tersebut lalu gambar dengan
faperta unsoed
A.3. BENDA-BENDA ERGASTIK DALAM SEL
Tujuan : Melihat benda-benda ergastik dalam sel, yaitu amilum, butir
aleuron, dan kristal-kristal Ca-oksalat.
Amilum
Preparat : Ambil Solanum tuberosum. Tusuklah umbi kentang beberapa kali
menggunakan jarum. Peras umbi kentang dan simpan di beker glass
lalu biarkan mengendap. Ambil endapan pati tersebut
menggunakan pipet. Perhatikan letak hilusnya dan bulir-bulir
amilumnya. Gambar beberapa bulir dengan perbesaran kuat.
Aleuron
Preparat : Ambil Zea mays Tusuklah biji jagung muda beberapa kali
menggunakan jarum. Peras biji jagung dan simpan di beker glass
lalu biarkan mengendap. Ambil endapan tersebut menggunakan
pipet. Perhatikan letak hilusnya dan bulir-bulir aleuron Gambar
beberapa bulir dengan perbesaran kuat.
Kristal-kristal co-oksalat
Preparat : Buatlah irisan melintang batang Amaranthus sp setipis mungkin.
Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air. Tutup dengan
penutup gelas objek. Perhatikan sel-sel yang mengandung kristal
Co-oksalat berbentuk pasir. Gambar beberapa sel dengan
perbesaran kuat.
B. HISTOLOGI
B.1. JARINGAN DASAR PARENKIM
faperta unsoed
Preparat Parenkim
Preparat : Ambil kulit pisang (Musa sp.). Sayat kulit buah pisang bagian dalam
menggunakan cutter. Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan
air. Tutup dengan penutup gelas objek. Gambarkan beberapa sel
parenkim.
B.2. JARINGAN PENGUAT
Tujuan : Melihat adanya jaringan penguat pada parenkim
Preparat Kolenkima
Preparat : Ambil tangkai daun waru. Buat irisan melintang setipis mungkin.
Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air. Tutup dengan
penutup gelas objek. Perhatikan sel-sel kolenkima beserta
penebalan dinding-dindingnya yang terletak pada sudut-sudutnya.
Gambarkan beberapa sel dengan perbesaran kuat.
Preparat Sklerenkima
Preparat : Ambil tangkai daun seledri. Buat irisan melintang setipis mungkin.
Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air. Tutup dengan
penutup gelas objek. Perhatikan jaringan yang terdiri dari sel-sel
berdinding tebal, penebalannya merata hingga lumennya sempit
(sel-sel itu merupakan sel sklerenkima).
B.3. EPIDERMIS DAN DERIVATNYA
Tujuan : Melihat macam-macam trikoma, stomata dan epidermis.
Preparat Epidermis
Preparat : Ambil batang tebu (Sacharum officinarum). Buat irisan tipis pada
kulit batang tebu. . Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air.
Tutup dengan penutup gelas objek. Perhatikan epidermis batang
faperta unsoed
berbentuk panjang dan ada yang pendek. Gambar sel-sel tersebut
dengan pembesaran kuat.
Preparat Trikomata (rambut)
Preparat : Rambut batang yang diambil dari daun tomat (Solanum
lycopersicum)atau daun durian (Durio zibethinus). Letakkan di gelas
objek, lalu ditetesi dengan air. Tutup dengan penutup gelas objek
Perhatikan rambut pada daun tomat. Gambar rambut-rambut
tersebut beserta sel epidermis sekitarnya dengan pembesaran kuat.
Preparat Stomata
Preparat 1 : Ambil daun jagung (Zea mays). Buat irisan melintang daun tersebut
setipis mungkin. Letakkan di gelas objek, lalu ditetesi dengan air.
Tutup dengan penutup gelas objek Perhatikan stomata pada daun
tersebut. Stomata tersebut dikelilingi oleh sel tetangga. Gambar
beberapa stomata beserta sel-sel epidermis disekitarnya dengan
faperta unsoed
ACARA 2 PEMBELAHAN SEL
Teori Dasar
Salah satu ciri mahkluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Mitosis
merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel somatis (pada hewan) atau
sel-sel vegetatif (pada tumbuhan). Karena adanya pembelahan mitosis inilah suatu
organisme makin lama makin besar sampai dengan ukuran tertentu.
Pada pembelahan mitosis yang sempurna dari satu sel induk akan dihasilakan
2 sel anakan yang jumlah khromosomnya sama dengan sel induknya. Demikian pula
dengan jumlah gen yang ada dalam khromosom anakan akan sama persis dengan
sifat sel induknya. Proses mitosis berlangsung dalam beberapa fase yaitu interfase,
profase, metafase, anafase dan telofase.
Tujuan
Mempelajari perkembangan sel mahkluk hidup.
Bahan dan Alat
1. Akar bawang merah (Allium ascalonicum)
2. Alkohol absolut
8. Gelas obyek dan penutup
9. Cutter
faperta unsoed
11.Tabung reaksi12.Gelas ukur
13.Pipet
Cara Kerja
1. Merendam bahan yang akan diteliti dalam larutan fiksatif (alkohol absolut 2,5 cc
+ asam cuka glasial 2,5 cc) selama 15-30 menit.
2. Pewarnaan bahan dengan aceto carmine. Bahan akar bawang merah sebanyak 3
hingga 5 dimasukkan kedalam larutan aceto carmine. Bahan dalam larutan
pewarna harus dipanaskan hingga bahan bergerak ke bawah (jaga jangan sampai
mendidih, selama 10 hingga 15 menit). Kemudian dituangkan ke dalam cawan
petri.
3. Ambil satu akar bawang merah, kemudian letakkan pada gelas objek. Potong
bagian tudung akar sepanjang 1 mm, tudung akar digunakan sebagai preparat.
4. Siapkan preparat dengan metode remasan, kemudian preparat ditutup dengan
cover glass dan dilewatkan diatas api bunsen selama 3 kali.
5. Amati di bawah mikroskop. Carilah tahapan yang terjadi pada pembelahan
dengan ciri-ciri:
a. Profase : 1. Butir-butir hkromatin telah berubah menjadi
benang-benang khromosom, setiap khromosom membelah menjadi
2 khromatid dan sentromir membelah.
2. Dinding ini dan anak ini menghilang.
3. Pasangan sentriol berpisah (pada sel tumbuhan tidak
mempunyai sentriol.
b. Metafase
:
1. Setiap khromosom terdiri dari dua khromatid menuju ke
tengah sel dan berkumpul pada bidang ekuator.
2. Adanya benang-benang gelendong.
faperta unsoed
2. Tiap khromatid berpisah dari pasangannya, kemudian
menuju kutub yang berlawanan.
d. Telofase : 1. Khromosom berkumpul pada kutub.
2. Terbentuk membran inti dan anak inti.
faperta unsoed
ACARA 3
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN
A. Tujuan
1. Mengenal nama jenis tumbuhan dengan melakukan identifikasi atau determinasi
untuk tanaman tingkat rendah dan tinggi dengan menggunakan kunci
determinasi
2. Dari hasil identifikasi mahasiswa dapat mengklasifikasi tumbuhan yang diperoleh
dari hasil eksplorasi sesuai dari ciri-ciri yang ada.
B. Landasan Teori
Identifikasi tumbuhan adalah mencandra ciri-ciri tumbuhan baik dari segi
morfologi , anatomi maupun ciri-ciri yang lain sehingga dapat dibedakan dengan
jenis tumbuhan yang lain. Misalnya saja bentuk daun, kedudukan daun, letak
tulang daun, bentuk benang sari, letak benang sari dsb. Ciri-ciri anatomi misalnya
letak kambium pada batang, susunan jaringan pada daun dsb.
Klasifikasi adalah melakukan penyusunan tumbuhan sesuai dari ciri-ciri yang
ada sehingga dapat dibedakan dengan tumbuhan lain. Suatu tumbuhan dapat
diklasifikasi mulai dari kingdom hingga species. Klasifikasi dilakukan setelah
identifikasi.
C. Bahan dan Alat
Bahan :
Tumbuhan hasil eksplorasi
Alat :
faperta unsoed
D. Prosedur Kerja
1. Amati bagian-bagian vegetatif maupun generatif dari tumbuhan yang telah
dikoleksi
2. Mulailah mencandra tumbuhan tersebut dengan menggunakan kunci determinasi,
sehingga dapat diketahui famili. Tabel ini disebut dichotomis (menggarpu), pada
setiap nomor selalu disusun 2 pertanyaan a dan b yang setiap kali merupakan
pertanyaan kebalikan.
3. Dari beberapa karakter yang diamati, dapat diketahui sesuai dengan pertanyaan
a atau b. Pada akhir pertanyaan didapatkan nomor yang baru yang
menunjukkan arah berikutnya dan seterusnya. Pada akhirnya akan diketemukan
sebuah famili yang bernomor.
4. Bacalah dengan teliti uraian dan deskripsi dari familianya & bandingkan uraian
tersebut dengan tanamannya untuk meneliti apakah uraian tersebut cocok.
5. Mulailah kemudian dengan tabel untuk menentukan genus, dan seterusnya sehingga diketemukan nama speciesnya.
6. Pada akhir kegiatan, cantumkan tempat asal tumbuhan, tempat tumbuh dan
letak ketinggian tempat dan nama daerah
7. Lakukan klasifikasi dari hasil identifikasi untuk divisi Bryiophyta, Pterydophyta dan
Spermatophyta, sampai tingkat species.
E. Analisis Pelaporan :
1. Data hasil pengamatan dicatat sesuai dengan hasil pencandraan sampai
diketemukan spesies tanaman tersebut. Catat urutan-urutan pencandraan
tersebut dan bagian tanaman yang dicandra.
2. Bahas hasil pengamatan tersebut mengenai perbedaan dari ketiga devisi yang
diamati yang didukung dengan teori yang relevan.
faperta unsoed
G. Daftar Pustaka :
Tulis daftar pustaka yang saudara gunakan di dalam pembuatan laporan sesuai
faperta unsoed
ACARA 4
DIFUSI DAN OSMOSIS
Teori Dasar
Metabolisme pada organisme multiseluler khususnya tanaman mencakup
beberapa hal antara lain transport zat hara. Sistem transportasi sangat penting bagi
tumbuhan. Ada tidaknya sistem transportasi berkaitan dengan massa organisme itu.
Pada tanaman yang memiliki struktur organisme yang rumit akan berlangsung
transport zat hara dan hasil metabolisme. Transportasi ini dapat berlangsung secara
pasif maupun aktif. Transport pasif dapat berlangsung secara difusi maupun
osmosis.
Sel terdiri dari massa (materi) hidup yang disebut protoplasma. Bagian tepi
dari protoplasma merupakan selaput/membran yang mampu secara selektif
melalukan cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Ada dua
proses yang berperan pada peristiwa tersebut yaitu difusi dan osmosis. Dengan
adanya dua proses tersebut selaput dapat bersifat permeabel apabila semua
molekul yang ada dalam cairan dapat melewati, sedang apabila hanya beberapa
molekul saja disebut semipermeabel.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian konsentrasi rendah melalui
membran selaput atau tidak. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan
disebut gradien konsentrasi. Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui
selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer kebagian yang lebih
faperta unsoed
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari terjadinya proses difusi dan
osmosis.
A. DIFUSI
Bahan dan Alat
1. Gelas piala
2. Pasteur pipet
3. Larutan metilin biru pekat
4. Kristal tembaga sulfat (CuSO4)
5. Akuades
Cara Kerja
1. Teteskan larutan metilin biru pekat ke dalam gelas piala yang berisi akuades.
Amati panyebaran warna biru dari metilin biru.
2. Masukkan kristal tembaga sulfat ke dalam gelas piala yang berisi akuades. Amati
penyebaran warna biru kristal tembaga sulfat.
3. Catat waktu sampai larutan merata.
4. Ulangi percobaan dengan metilin biru dan kristal tembaga sulfat di atas, tetapi
setelah penetesan larutan segera diaduk. Amati apa yang terjadi.
faperta unsoed
Cara Kerja
1. Kentang dipotong dg cetakan menjadi 2 potongan silindris dengan panjang 5
cm.
2. Timbang potongan kentang tersebut dan catat hasilnya
3. Isilah bekerglas 1 dengan 75 ml air mineral
4. Isilah bekerglas ke 2 dengan 75 ml air mineral lalu ditambahkan 10 ml air gula
atau sirup aduk hingga rata
5. Masukkan potongan satu potongan kentang ke air mineral dan yg satu ke
campuran air mineral dengan gula/sirup
6. Biarkan selama 30 menit
7. Setelah 30 menit potongan kentang dikeluarkandan masing2 ditimbang
faperta unsoed
ACARA 5
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
Teori Dasar
Salah satu ciri dari mahkluk hidup adalah melakukan metabolisme seperti
fotosintesis pada tumbuhan dan respirasi pada tumbuhan dan hewan. Fotosintesis
dapat diartikan sebagai proses perubahan karbondioksida dan air dalam khlorofil
oleh energi cahaya matahari menjadi glukosa. Proses ini dapat diringkas dengan
reaksi sebagai berikut:
oksigen yang dibentuk. Sebaliknya, respirasi (aerob) dapat dinyatakan sebagai
proses pembentukan karbondioksida, uap air dan energi melalui reaksi oksidasi gula
oleh oksigen di mitokondria. Proses respirasi dapat diringkas dengan reaksi sebagai
berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + Energi (38 ATP)
Laju dari proses ini antara lain diketahui dengan mengukur banyaknya gula
dan oksigen yang dibutuhkan atau dengan mengukur banyaknya karbondioksida dan
energi yang dihasilkan.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berlangsungnya proses
faperta unsoed
Bahan dan Alat
1. Daun hidrilla (Hydrilla verticillata Royle), kecambah kacang hijau, NaHCO3 0,5 %,
lilin, korek api, plastik.
2. Gelas ukur, tabung reaksi, stop watch, corong, gunting, meteran, balon lampu
(40 watt dan 100 watt) dan pipet ukur.
A. FOTOSINTESIS Cara Kerja
1. Masukkan potongan hidrila berukuran 5 cm ke dalam tabung berisi air dengan
posisi bekas potongan di atas.
2. Letakkan tabung berisi air di antara tabung berisi air serta hidrila dan lampu 40
watt dengan jarak 10 cm, 15 cm dan 20 cm. Amati apa yang terjadi.Ukurlah
intensitas cahaya pada permukaan tabung, lanjutkan percobaan dengan lampu
100 watt.
3. Dengan mengubah jarak antara lampu dengan tabung berisi hidrila akan tampak
perubahan banyaknya gelembung udara yang terbentuk persatuan waktu.
4. Gantikan air di dalam tabung yang berisi hidrila dengan air yang mengandung 0,5
% NaHCO3.
5. Amati perubahan jumlah gelembung yang terbentuk per satuan waktu.
Masukkan angka jumlah gelembung ke dalam tabel dan hitung rata-ratanya.
Tabel Hasil Pengamatan
Perlakuan Intensitas Cahaya Jumlah Gelembung
Air biasa
1. Jarak a cm
faperta unsoed
3. Jarak c cmAir + NaHCO3
1. Jarak a cm
2. Jarak b cm
3. Jarak c cm
B. RESPIRASI Cara Kerja
1. Masukkan kecambah kacang hijau ke dalam tabung reaksi dan tutup
menggunakan plastik dengan rapat.
2. Setelah kurang lebih 30 menit, masukkan lilin yang menyala ke dalam tabung
reaksi dengan cepat. Hitung kecepatan sampai lilin padam. Amati apa yang
terjadi pada nyala lilin itu.
3. Sebagai kontrol, kerjakan hal yang sama akan tetapi tabung reaksinya tidak diisi
kecambah. Hitung kecepatan sampai lilin padam. Amati apa yang terjadi pada
faperta unsoed
ACARA 6 ANALISIS VEGETASI PENDAHULUAN
Analisis vegetasi diperlukan untuk mengetahui vegetasi tumbuhan secara
detail dari segi macam spesies, jumlah maupun bobot masing-masing spesies serta
frekuensinya.
Analisis vegetasi didasarkan pada pengambilan contoh dari komposisi
populasi di lapangan, metode serta ukuran pengambilan contoh ditentukan oleh
tujuan dari analisis vegetasi tersebut. Analisis vegetasi yang umum digunakan adalah
metode kuadrat dengan ukuran 0,5 m2 x 0,5 m2 atau 1m2 x 1 m2 tergantung dari sampel yang akan diambil. Untuk tumbuhan tipe semak biasanya menggunkan
ukuran sampel 1m2 x 1 m2, sedangkan untuk tipe herba biasanya menggunakan ukuran 0,5 m2 x 0,5 m2. Perhitungan yang lebih akurat dapat dilakukan dengan mengambil sampel minimal 10 % dari luas yang kita amati.
PARAMETER KUANTITATIF
Parameter dalam analisis vegetasi yang digunakan adalah penyebaran
kerapatan, frekuensi dan penutupan.
1. Kerapatan
Menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap petak contoh. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Memakan waktu dalam menghitung.
b. Kerapatan berhubungan erat dengan musim dan vitalitas tumbuhan.
c. Efek tepi, sebagai suatu anggapan bahwa suatu tumbuhan tertentu masuk
dalam plot atau di luar plot, akibat sebagian tubuhnya ada yang di luar dan
faperta unsoed
Contoh:No. Jenis Tumbuhan Jumlah Presentase (%)
1. A 10 37,05
2. B 12 44,44
3. C 5 18,51
Macam kerapatan:
a. Kerapatan Mutlak = jumlah individu jenis dalam petak contoh
b. Kerapatan Nisbi = KM / jumlah KM semua jenis x 100 %
2. Frekuensi
Frekuensi adalah beberapa jumlah petak contoh yang memuat jenis tertentu dari
sejumlah petak contoh yang diamati. Misalnya tumbuhan A ditemukan dalam 20
petak dari 100 petak yang di sampling, maka frekuensinya adalah 20/ 100 x 100
% = 20 %.
Frekuensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya luas petak contoh,
distribusi tumbuhan dan ukuran jenis-jenis tumbuhan.
Macam frekuensi:
a. Frekuensi Mutlak = jumlah petak contoh yang berisi suatu jenis
faperta unsoed
4. Indeks KesamaanSalah satu contoh membandingkan komunitas dengan mencari kesamaannya :
IK = 2 c
Tabel 1. Bobot Kering Tumbuhan (g/m2) Jenis Tumbuhan
Komunitas
1 2
Imperata cylindrica 90 20
Cyperus rotundus 20 30
Cynodon dactilon 10 5
Jumlah 120 55
Indeks kesamaan Komunitas 1 dan 2 adalah:
c = 20 + 20 + 5 = 45
atau berbeda 48,57 %, yang dapat disebut juga mempunyai jarak 48,57 %.
PRAKTIKUM