• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 KESETIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 KESETIM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I

KESETIMBANGAN

Kelompok : I

Anggota Kelompok :

- Ester Mordekhai S (RSA1C115009)

- Tesa Pratama Putra (RSA1C115014)

- Harsono (RSA1C115019)

- Lilis Nurhayati (RSA1C115029)

- Suci Rosmaida (RSA1C115011) Dosen Pengampu :

1. Wawan Kurniawan. S.Si,M.Cs 2. Ahmad Syarkowi. M.pd Nama Asisten Dosen :

1. Tri Insan Mustaqiim (A1C314004) 2. Sari Malinda (A1C314003) 3. Ismawan Prasetia Devi (RSA1C31009)

PENDIDIKAN KIMIA PGMIPA-U

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

(2)

Judul Praktikum : Kesetimbangan Hari/Tanggal : Senin,

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama dengan nol. Kesetimbangan benda sangat penting untuk dipelajari karena banyak sekali kegunaannya, antara dalam bidang teknik, bidan olahraga, dan terkadang juga bidang medis. ( Pedoman Praktikum Fisika Dasar 1 , 2013:16)

Kesetimbangan merupakan konsep yang sangat erat kaitannya dengan kenyamanan hidup manusia. Dalam tubuh manusia saja konsep kesetimbangan itu ada. Manusia bisa berjalan dengan kesetimbangan biasa terjadi pada benda yang diam ( static ), contohnya semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan. Benda yang bergerak lurus beraturan ( dinamik ) contohnya, gerak meteor diruang hampa, gerak kereta api di luar kota, electron mengelilingi inti atom, bumi mengelilingi matahari dan lain-lain.

Kesetimbangan pada sebuah benda partikel dapat dianggap sebagai suatu kesetimbangan pada suatu titk. Partikel dianggap sebagai suatu benda yang diabaikan

massanya, atau dianggap sebagai titik materi. Semua gaya yang bekerja pada benda dianggap bekerja pada titik tersebut. Syarat kesetimbangan statiknya jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

1.2 Tujuan

(3)

BAB II

LANDASAN TEORI 1. Pengertian kesetimbangan

Benda-benda dalam pengalaman kita paling tidak memiliki satu gaya yang bekerja pada mereka (gravitasi), dan jika benda-benda tersebut dalam keadaan diam, maka pasti ada gaya lain yang juga bekerja sehingga gaya total menjadi nol. Sebuah benda yang diam di atas meja, misalnya, mempunyai gaya yang bekerja padanya, gaya gravitasi ke bawah dan gaya normal yang diberikan meja ke atas pada benda tersebut. Karena gaya total nol, gaya ke atas yang diberikan oleh meja harus sama besarnya dengan gaya gravitasi yang bekerja ke bawah. Benda seperti itu dikatakan dalam keadaan setimbang (equilibrium: bahasa Latin untuk “gaya-gaya yang sama” atau “kesetimbangan”) di bawah pengaruh kedua gaya ini. [ CITATION Gia01 \l 1033 ]

2. Syarat-syarat kesetimbangan

Agar sebuah benda diam, jumlah gaya yang bekerja padanya harus berjumlah nol. Karena gaya merupakan vektor, komponen-komponen gaya total masing-masing harus nol. Dengan demikian, syarat kesetimbangan adalah: [ CITATION Gia01 \l 1033 ]

F

x=0 , ⃗Fy=0 , ⃗Fz=0

(3)

Agar sebuah benda tetap diam, maka torsi total yang bekerja padanya (dihitung dari sumbu mana saja) harus nol. Sehingga syarat kesetimbangan adalah: [ CITATION Gia01 \l 1033 ]

.

τ=0 (4) Dengan demikian terdapat dua kondisi yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mencapai kesetimbangan. Kondisi pertama adalah pernyataan dari

(4)

terhadap pengamat dan oleh karena itu tidak memiliki percepatan linear maupun percepatan sudut (yakni VPM = 0 dan ω = 0 (Serway, 2009)

Kesetimbangan benda sangat penting untuk dipelajari karena banyak sekali kegunaannya, antara lain dibidang teknik, bidang olahraga dan terkadang juga dalam bidang medis. Kesetimbangan pada sebuah partikel dapat dianggap sebagai suatu kesetimbangan pada suatu titik. Partikel dianggap sebagai satu benda yang dapat diabaikan massanya atau dianggap bekerja pada titik tersebut.

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat

digambarkan sebagai suatu titik materi. Akibatnya, jika gaya bekerja pada partikel, titik tangkap gaya berada tepat pada partikel-partikel tersebut. Oleh karena itu, partikel hanya mengalami gerak translasi dan tidak mengalami gerak rotaso.

Suatu partikel dikatakan dalam keadaan setimbang apabila resultan gaya yang berkerja pada partikel sama dengan nol.

∑F=0

Apabila partikel pada bidang xy, maka syarat kesetmbangan adalah resultan gaya pada komponen sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.

∑Fx=0 dan ∑Fy=0

Berdasarkan hukum I Newton, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka percepatan benda menjadi no. Artinya bahwa partikel dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap. Apabila partikel dalam keadaan diam disebut mengalami kesetimbangan statis, sedangkan jika bergerak dengan kecepatan tetap disebut kesetimbangan dinamis(Panduan praktikum Fisika Dasar 1.2015)

Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada dasarnya benda akan mengalami perubahan bentuk apabila di pengaruhi oleh suatu gaya atau momen gaya. Namun,karena perubahannya sangat kecil,pengaruhnya terhadap keseimbangan statis dapat di abaikan. ( Tim Edukatif HTS.2013)

(5)

Syarat keseimbangan statik benda tegar yang terletak pada suatu bidang datar adalah resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol dan resultan momen gaya sama dengan nol.

∑ F = 0 ∑ τ = 0

Resultan momen gaya sama dengan nol. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh momen gaya pada syarat keseimbangan benda tegar.(Wulandari,Yayan.2012)

Sebuah benda dalam keadaan keseimbangan statik jika tidak mengalami percepatan translasi atau rotasi karena jumlah seluruh gaya-gaya dan seluruh momen yang bekerja adalah nol. Namun,jika benda digeser sedikit, maka terdapat tiga kemungkinan sebagai berikut.

a. Benda kembali ke posisi asalnya ( Keseimbangan Stabil )

b. Benda bergerak semakin jauh dari posisi asalnya ( Keseimbangan Tak Stabil ) c. Benda tetap pada posisi barunya ( Keseimbangan Netral )

( Sarwanto dan Sufii Aida Rufaida. 2014)

Macam – macam kesetimbangan : 1. Kesetimbangan stabil

Kesetimbangan stabil adalah kesetimbangan benda yang mantap. Pada kesetimbangan stabil jika suatu benda diberi gangguan lalu gangguan tersebut dihilangkan maka benda akan kembali ke posisi semula.kesetimbangan stabil ditandai dengan naiknya titik suatu benda diganggu.

2. Kesetimbangan labil

Kesetimbangan labil adalah kesetimbanagan benda yang jika gangguan dihilangkan, benda tidak kembali ke kedudukan semula, tetapi mengalami perubahan kedudukan. Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya titik berat suatu benda diganggu. 3. Keseimbangan indenferensi ( netral )

Kesetimbangan indenferensi adalah kesetimbangan benda yang jika pada benda dilakukan gangguan, maka titik berat benda selalu terdapat dalam satu garis lurus.

Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak berubahnya ketinggian titik benda

(6)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

o Statif

o Dinamometer 3 N

o Beban 30gram, 50 gram, 60 gram o Benang

o Busur derajat o Kertas putih

3.2 Prosedur Kerja

a. Dirakit statif dan dinamometer seperti pada gambar

b. Diikat beban dengan benang dan dibuat simpul untuk nantinya diikatkan pada dinamometer c. Digantung beban paa dinamometer. Diperiksa beban dan dicatat pada tabel.

d. Digeser dasar statif agar masing-masing dinamometer membentuk sudut ± 20o dengan garis

vertikal, diukur sudut a1 dan a2 dengan busur derajat dan dicatat hasilnya pada tabel. e. Dibaca besarnya F1 dan F2 pada masing-masing dinamometer dan dicatat hasilnya pada

tabel.

f. Diulangi langkah d dan c untuk sudut-sudut yang berbeda.

(7)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda denagn resultan gaya dan momen gaya sama dengan nol. Partikel adalah gaya benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik materi. Suatu partikel disebut dalam keadaan seimbang bila jumlah aljabar gaya-gaya yang bekerja pada partikel sama dengan nol. Syarat kesetimbangan partikel adalah F=0, jika pertikel terletak pada bidang xy maka syarat kesetimbangan adalah ∑Fx=0 dan ∑Fy=0.

Pada percobaan ini, kami melakukan pengukuran kesetimbangan benda yang

memiliki beban 50 gram, 30 gram, dan 60 gram. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan sudut yang berbeda-beda. Besarnya gaya yang bekerja pada benda diperoleh melalui

pembacaan dynamometer yang dipasang pada statif. Pada percobaan pertama dengan beban 30 gram dan sudut a=145° diperoleh hasil F1 dan F2 masing-masing 0,18 N. sehingga diperoleh F1 da F2 teori masing-masing 0,2 N. persentase kesalahan F1 dan F2 adalah 11,11%.

Pada percobaan kedua, dengan massa 50 gram dan sudut a=145° didapat hasil F1 dan F2 praktek adalah 0,32N dan F1 dan F2 teori adalah 0,2 N, dan persentase kelasahannya adalah 30,5%. Pada percobaan ketiga, dengan massa 60 gram dan sudut

a=145° diperoleh hasil F1 dan F2 praktek masing-masing 0,38N. sehingga F1 dan F2 teori adalah 0,3N dengan persentase kesalahan F1 dan F2 adalah 40,9%.

Pada percobaan kali ini kami melakukan kesalahan karena hasil yang didapat F1 ≠ F2. Hal ini disebabkan karena ketidapastian posisi benda serta jarak antara tiang statif yang berbeda sehingga sudut yang ditimbulkan berbeda. F teori berbeda dengan frakte karna pada eftiori hasil yang dipoloreh mempunyai angka penting. Sedangkan pada praktik

(8)

VI Penutup

5.1 Kesimpulan

1. Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan momen gaya sama dengan nol.

2. Hasil bagi setiap besarnya gaya dan sinus diseberangnya selalu bernilai sama. 3. Jika F1, F22, dan F3 setimbang, maka perlu berlaku persamaan berikut :

F1 sin1=

F2 sin2=

F3 sin3

5.2 Saran

(9)

Daftar Pustaka

Anonym. 2011. Macam-macam kesetimbangan.

https://fisika79.wordpress.com/2011/03/09/keseimbangan/. Diakses 20 Desember 2015

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga Tim dosen. 2015. Panduan praktikum fisika dasar 1. Universitas Jambi

Sarwanto dan Sufii Aida Rufaida. 2014. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Surakarta : Mediatama

Serway, Raymond A. dan Jewett, John W. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika

Referensi

Dokumen terkait

Tiap partikel dalam zat cair ditarik oleh gaya yang sama besar kesegala arah oleh partikel-partikel didekatnya, sehingga resultan gaya yang bekerja pada partikel sama dengan

Jika sebuah benda mengalami percepatan, maka pasti resultan gaya yang Jika sebuah benda mengalami percepatan, maka pasti resultan gaya yang bekerja pada benda tsb tidak sama

Hukum I Newton berbunyi: “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam.. Benda yang mula-mula bergerak

Hukum Newton I : “suatu benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol” Hukum Newton II:

Sedangkan pada benda plastis, jika benda tersebut diberi gaya maka akan mengalami pertambahan panjang dan jika gaya yang bekerja pada benda tersebut dihilangkan, maka

Dalam percobaan ini akan ditentukan pusat massa, momen inersia serta jari- jari girasi dari benda tegar persegi panjang, segitiga serta piringan baik secara matematis

Apabila resultan gaya-gaya yang bekerja tidak sama dengan nol, maka benda tersebut akan bergerak dengan suatu percepatan.. Hukum 3 Newton (hukum Aksi reaksi)

Hukum Newton I Hukum Kelembaman Hukum I Newton Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sma dengan nol, maka benda yang sedang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak lurus