• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNIKAHAN MELALUI TELEPON erwani (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERNIKAHAN MELALUI TELEPON erwani (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERNIKAHAN MELALUI TELEPON

Paper ini disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Fiqh Ushul Fiqh Dosen Pengampu: Fatimatus Zahro’ Jihan Fitri, S.Sos.I, M Pd.I.

Disusun Oleh: Veni Jumila Danin

15670032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)

A. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa perkembangan zaman telah membawa kita masuk ke dalam dunia modern. Secara otomatis, kehidupan manusia terbantu oleh teknologi dalam menyelesaikan rutinitas kehidupannya. Hal ini memunculkan berbagai masalah baru dalam kehidupan, termasuk dalam persoalan fiqh.

Suatu hal yang kontroversial adalah terjadinya perkawinan melalui telepon dan hakim mengesahkan. Dengan pertimbangan bahwa ketidakhadiran secara fisik mempelai laki-laki di tempat mempelai perempuan tidak mengurangi sahnya perkawinan.

Masalah ini memberikan tantangan kepada umat Islam untuk dapat menjawab persoalan tersebut agar tidak terjadi penyimpangan dalam kehidupan masyarakat di era modernisasi ini. Maka dari itu, dalam paper ini akan dipaparkan pendapat para Ulama mengenai “Pernikahan Melalui Telepon” guna menganalisis keabsahan pernikahan tersebut.

B. Pembahasan

1. Pengertian Nikah

Makna nikah adalah akad atau ikatan, karena dalam proses pernikahan terdapat ijab dan kabul. Menurut syara’, nikah adalah akad serah terima laki-laki dan perempuan dengan tujuan saling memuaskan dan untuk membentuk rumah tangga sakinah serta masyarakat sejahtera. Ahli fiqh berkata, nikah adalah akad yang secara keseluruhan di dalamnya mengandung kata حاكنا atau جيوزت.1

Dapat disimpulkan bahwa menurut Islam, orang yang sudah pantas dan mampu melaksanakan pernikahan, hendaklah ia menikah dan dinikahkan. Pernikahan adalah wadah bagi seorang muslim untuk menepati fitrah dan tabiat basyariahnya.2

2. Rukun Pernikahan

Rukun yaitu sesuatu yang harus ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), dan termasuk dalam rangkaian pekerjaan tersebut.3 Pernikahan yang di dalamnya terdapat akad, memerlukan persetujuan kedua belah pihak yang mengadakan akad. Adapun rukun nikah adalah:4

1 Sobari Sahrani dan M.A. Tihami, Fikih Munakahat, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), h. 6 – 8.

2 Chuzaimah T dan Hafiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h. 104.

3 Abdul Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, (Bogor: PT Prenada Media, 2003), h. 45.

(3)

a. Mempelai laki-laki merupakan syarat wajib dalam proses pernikahan menurut Islam. Akad nikah boleh dijalankan oleh wali atau diwakilkan kepada juru nikah.

.

Syarat (akad) yaitu adanya akad itu jelas keluar dari lafadz حاكن atau جيوزت (aku nikahi) walaupun akad tersebut tanpa menggunakan bahasa arab sekiranya kedua lafadz itu dipahami oleh dua orang yang akad dan dua saksi. Tidak sah akad nikah kecuali dengan wali yang adil, atau orang yang mendapatkan ijin wali. Syarat dalam wali itu disyaratkan tidak fasiq di sebagian nusakh itu harus wali laki-laki yang lebih diunggulkan dari pada wanita, karena sesungguhnya wanita itu tidak bisa menikahkan diri sendiri atau menikahkan orang lain.

لدع ىدهاش روضحب لا اضيا حاكنلا دقع حصي لو

Dan tidak sah juga akad nikah kecuali dengan hadirnya dua orang saksi yang adil.6

3. Pendapat Mengenai Pernikahan Melalui Telepon

“Nikah itu tidak sah kecuali dengan menggunakan lafadh menikahkan” adalah pendapat pengikut madzhab Imam Syafi’i, Ibnu Hamid, Abu Al Khithab, Al Qadhi dan pengikutnya.7 Dalam hukum Islam, pernikahan yang calon suami tidak berada pada satu majelis adalah tidak sah menurut Imam Syafi’i. Karena tugas para saksi harus melihat kedua orang yang mengakadkan nikah, dalam arti berhadap-hadapan secara fisik. Al Jaziry mengatakan bahwa sesuai dengan keadaan orang yang meakukan pernikahan, hukum nikah berlaku untuk hukum-hukum syara’ yang lima,

5 Abdul Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, h. 45.

6 Moh. Rifa’i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1978), h. 461

(4)

adakalanya wajib, haram, makruh, sunnah, dan adakalanya mubah, di samping ada yang sunnah, wajib, haram, dan makruh.

Menurut pandangan Hakim Pengadilan Jakarta Selatan, pernikahan melalui telepon di dalamnya terkandung kaidah ushul fiqih mengenai konsep taghayyur al ahkam

yang diterapkan sepanjang tidak merubah maqhasid syar’i terhadap aturan nikah tentang akad nikah. Bersatu majelis termasuk akad nikah, bukan rukun nikah, memang pihak pengadilan bisa mentolerir hal semacam itu tetapi tidak untuk disalahgunakan.

4. Kasus

Terjadi ijab qabul di lokasi yang saling berjauhan yaitu antara Jakarta dan Bloomington Amerika Serikat yang berbeda waktu sekitar 12 jam. Hal ini dilakukan oleh Prof. Dr Baharuddin yang mengawinkan putrinya di Jakarta (Dra. Nurdiani Harahap) dengan Drs. Ario Sutarto yang sedang belajar di Universitas Indiana Amerika Serikat, pada Sabtu 13 Mei 1989 pukul 10.00 WIB bertepatan Jumat pukul 22.00 waktu Indiana Amerika Serikat.8

Karena itu, nikah lewat telepon itu tidak sah dan tidak dibolehkan menurut Hukum Islam, selain terdapat kelemahan/kekurangan dan keraguan dalam memenuhi rukun-rukun nikah dan syarat-syaratnya sebagaimana diuraikan di atas, juga berdasarkan dalil-dalil syara’ sebagai berikut:9

f. Nikah itu termasuk ibadah. Karena itu, pelaksanaan nikah harus sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah nabi yang shahih, berdasarkan kaidah hukum:

مارح ةدابعلا ىف لصلا

“Pada dasarnya, ibadah itu haram.”

Artinya, dalam masalah ibadah manusia tidak boleh merekayasa aturan sendiri. b. Nikah merupakan peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dan itu

merupakan akad yang mengandung kesakralan dan syiar Islam serta tanggungjawab yang berat bagi suami istri, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Nisa’ ayat: 21

... اظظ يلل غغ اقظاثغيمل ممككنممل نغذمخغأغوغ

“...Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat.”

8 Surat Putusan No. 1751/P/1989 PA.JS, h. 1.

(5)

c. Nikah lewat telepon mengandung resiko tinggi berupa kemungkinan adanya penyalahgunaan atau penipuan (gharar/khida’), dan dapat pula menimbulkan keraguan (syak), apakah telah dipenuhi atau belum rukun dan syarat nikahnya dengan baik. Dan yang demikian itu tidak sesuai dengan hadist Nabi/kaidah fiqih

ارارض لو ررض ل

“Tidak boleh membuat mudarat kepada diri sendiri dan kepada orang lain.” Dan hadis Nabi

كبيري لام لا كبيري امعد

“Tinggalkanlah sesuatu yang meragukan engkau, (berpeganglah) dengan sesuatu yang tidak meragukan engkau.”

حلاصملا بلج ىلع مدقم دسافملا ءرد

“Menghindari mafsadah (resiko) harus didahulukan atas usaha menarik (mencari) maslahah.”

5. Analisis Kasus

Peristiwa akad nikah lewat telepon itu mengundang reaksi yang cukup luas dari masyarakat. Kedua calon sudah berkenalan sejak belajar dari tingkat satu IKIP Jakarta, dan kehendak pernikahan telah mendapat restu dari orang tua kedua belah pihak. Sehubungan dengan tidak bisa hadirnya calon mempelai laki-laki dengan alasan tiadanya biaya perjalanan pulang pergi AS – Jakarta dan agar tidak menggangu studi, maka pejabat pencatat nikah menyarankan adanya surat taukil dari calon suami kepada seseorang yang bertindak mewakilinya dalam akad nikah nantinya di Jakarta.

Ketika waktu pelaksanaan akad nikah tinggal sehari, surat taukil belum juga datang. Padahal surat undangan, maka Baharuddin sebagai ayah dan wali pengantin putri mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan upacara akad nikah pada tanggal 13 Mei 1989, antara lain dengan melengkapi pesawat telepon dirumahnya dengan alat pengeras suara dan alat perekam agar semua orang yang hadir di dua tempat yang terpisah jauh itu dapat mendengarkan dengan jelas ijab qabul. Namun, Kepala KUA Kebayoran Baru Jakarta Selatan tidak bersedia mencatat nikahnya dan tidak mau memberikan surat nikah, karena menganggap perkawinannya belum memenuhi syarat sahnya nikah, yakni hadirnya mempelai laki-laki atau wakilnya.

(6)

sah. Adapula ulama yang berpendapat, bahwa nikah lewat telepon tidak diperbolehkan, kecuali dalam keadaan darurat. Tetapi kebanyakan ulama dan cendekiawan Muslim menganggap nikah lewat telepon itu tidak sah secara mutlak.

C. Kesimpulan

1. Diukur dengan hasil ijtihad ulama-ulama besar terdahulu, khususnya imam mujtahid yang empat, ternyata akad nikah melalui telepon itu memang dapat saja dilakukan dengan persyaratan-persyaratan tertentu dan dalam hal tertentu. Artinya, secara umum aqad nikah melalui telepon itu tidaklah dapat dikatakan sah, akan tetapi bersifat kasusistik.

2. Pernikahan melalui telepon tidak boleh dan tidak sah, karena bertentangan dengan ketentuan hukum syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

3. Penetapan/putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang mengesahkan pernikahan melalui telepon No. 175/P/1989 tanggal 20 April 1990 merupakan preseden yang buruk bagi dunia Peradilan Agama di Indonesia, karena melawan arus dan berlawanan dengan pendapat mayoritas dari dunia Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemah

Arsip Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Putusan No. 1751/P/1989 PA.JS

Effendi, Satria. (2010). Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer “Analisis Yurisprudensi dengan Pendekatan Ushuliyah”. Jakarta: Prenada Media.

Ghazaly, Abdul Rahman. (2003). Fikih Munakahat. Bogor: PT Prenada Media.

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Hafidz. (2007). Bulughul Maram.Penerjemah Zaid Muhammad Ibnu ALI. Muhammad Khuzainal Arif. Jakarta: Pustaka as-sunnah.

Rifa’i, Moh. (1978). Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra.

Sahrani, Sobari dan M.A. Tihami. (2009). Fikih Munakahat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

T., Chuzaimah Yanggo, Dr., H., dan Hafiz, A. Anshary Az, MA., Drs., H. (2008).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini membahas tentang perkuatan lentur balok beton bertulang menggunakan GFRP (glass fiber reinforced polymer) dan Wiremesh. Balok yang digunakan mempunyai dimensi

Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Musyarakah

Hasil kegiatan penerapan IbM menunjukkan bahwa : (1) Pengembangan pupuk kompos plus pengendali hayati sesuai diterapkan sekaligus membuka peluang wirausaha baru bagi mitra

It is created by Learn English with Rebecca (engvid RebeccaESL). People around the globe can easily subscribe to this video and will receive recent videos and may share them

penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengenalkan sosok ulama lokal yang mempunyai kualitas keilmuan yang mumpuni yang sebenarnya mampu bersanding dengan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penurunan Visus yang Disebabkan Oleh Keiainan Refraksi yang Tidak Terkoreksi Pada Mata Miopia.. Kejadian Miopia Pada Anak Sekolah Dasar di

Bagi Indonesia sendiri, sektor pariwisata sangat dimanfaatkan oleh pemerintah demi mengangkat pertumbuhan ekonomi nasional. Keadaan ini dikarena pariwisata diyakini akan

Meskipun kondisi sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 pangkep berada dalam kategori ideal guru penjas harus mampu memanfaatkan dan menggunakan secara maksimal