Nama : Septania Thalia Rizam Noreg : 1703517033
UTS PENGANTAR ILMU EKONOMI
1. Jelaskan menurut pendapat anda mengenai penerapan hukum permintaan dan hukum penawaran dalam kehidupan sehari hari.
a) Hukum Permintaan berbunyi : “apabila harga barang atau jasa naik maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun,dan sebaliknya apabila harga barang atau jasa turun maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan naik”
Contoh Hukum Permintaan dalam kehidupan sehari-hari : ketika harga cabai rawit dipasar naik dari Rp.35.000,- menjadi
Rp.45.000,- maka yang terjadi adalah permintaan konsumen terhadap cabai rawit akan berkurang. Sedangan Jika Harga caba rawit turun dari Rp.35.000,- menjadi Rp.20.000,- maka yang terjadi permintaan konsumen terhadap cabai rawit akan meningkat.
b) Hukum Penawaran berbunyi : “Apabila semakin tinggi tingkat harga atau jasa maka akan semakin banyak jumlah barang atau jasa yang ditawarkan”
Contoh Hukum Penawaran dalam kehidupan sehari-hari : ketika sudah tiba waktunya musim rambutan,pasokan pedagang rambutan menjual 10kg rambutan dengan harga perikatnya Rp.15.000,- tetapi karena sedang musim buah rambutan masyarakat membeli rambutan secara banyak dan terus menerus,para pedagang pun menaikan pasokan rambutan menjadi 20kg dan menikan harga rambutan menjadi
Rp.18.000,-2. Jelaskan menurut pendapat anda perbedaan dari perilaku konsumen dengan pendekatan cardinal dan ordinal.
Pendekatan Cardinal adalah suatu daya guna yang dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas,dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subjek yang menilai. Pendekatan ini sering dikaitkan bahwa semakin berguna suatu barang maka akan semakin diminati oleh masyakat.
Pendekaatan Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suau barang tidak perlu diukur,cuku untuk diketahui oleh konsumen dan mampu membuat urutan dari tinggi hingga rendahnya daya guna yang diperoleh dari konsumsi barang tersebut.
Perbedaan pendekatan Cardinal dan Ordinal :
bahwa kepuasan konsumen berasal atas konsumsi produk atau layanan ttidak dapat diukur secara numerik.
Pendekatan Utilitas Kardinal mengukur utilitas secara objektif,sedangkan Pendekatan Utilitas Ordinal mengukur secara subjektif.
Pendekatan Utilitas Kardinal kurang realistis,karena pengukuran kuantitaif untuk menilai kepuasan tidak memungkinkan. Disisilain,Pendekatan Utilitas Ordinal lebih realistis karena mengandalkan pengukuran kualitatif.
Pendekatan Utilitas Kardinal didasarkan pada analisis utilitas marginal. Sedangkan Pendekatan Utilitas Ordinal didasarkan pada analisis kurva indiverent.
Pendekatan Utilitas Kardinal diukur dari segi utilitas,yaitu unit utilitas. Sedangkan pendekatan Utilitas Ordinal diukur berdasarkan peringkat preferensi komoditas jika dibandingkan satu sama lain.
Analisis Jurnal
“The Impact of FDI, Labor Productivity and Wage labor in Textile Industry in
Period 2010-2013”
Darma Rika Swaramarinda dan Dewi Nurmalasari
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Disusun Oleh :
Septania Thalia Rizam 1703517033
D3 Administrasi Perkantoran
Fakultas Ekonomi
Investasi adalah langkah pertama dari kegiatan produksi. Yang mana investasi ini pada dasarnya juga merupakan langkah awal dalam kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika investasi modal yang tinggi dan rendah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara selalu berusaha menciptakan iklim yang dapat merangsang investasi. Target yang dimaksud bukan hanya sektor publik atau swasta di dalam negeri, tetapi juga investor asing. Sebagai negara berkembang Indonesia-juga gencar dalam upaya merangsang investasi yang pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Sejalan dengan definisi FDI ialah investasi asing langsung arus modal internasional di mana perusahaan di satu negara membuat atau memperluas bisnis dengan mendirikan cabang di negara lain dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik , pembelian barang modal, tanah, bahan mentah, dan pasokan di mana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan pengendalian investasi. Jadi dengan pasar tunggal MEA, hambatan masuknya barang di tujuan investasi yang berkurang dan telah meningkatkan jumlah investasi asing langsung di negara-negara ASEAN.
D.Salvatore (2001) mengatakan bahwa “ Investasi langsung asing adalah investasi barang modal, termasuk modal dan pengelolaan lahan dan pemilik berpartisipasi dalam mengontrol barang-barang investasi seperti modal yang diinvestasikan. Di ranah
internasional, investasi asing langsung biasanya diambil alih oleh perusahaan multinasional yang bergerak di bidang manufaktur, sumber daya atau jasa”
Industri tekstil merupakan industry yang tingkat pertumbuhan produktivitas terus meningkat setiap tahun khusnya pada rentang 2010-2013. Menurut Laporan Akuntabilitas Kementerian Perindustrian pada 2013, industri tekstil menjadi salah satu dari delapan industri yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,06%. Menurut Analisis Pengembangan Tekstil dan produk tekstil Oktober 2013, posisi strategis industri tekstil untuk ekonomi, terutama dalam pekerjaan. Selain itu, hingga saat ini industri tekstil di Indonesia tetap dari tekstil buatan yang dibuat di China, kita semua tahu bahwa tekstil buatan China termasuk sisa ekspor, legal atau ilegal yang murah, bahkan lebih murah daripada buatan dari Indonesia.
Anantarangsi (2011), konsep MEA adalah untuk menciptakan area integrasi ekonomi di mana basis produksi tunggal akan mempromosikan manufaktur, pergerakan modal dan tenaga kerja untuk memenuhi peluang yang diberikan oleh keunggulan komparatif yang baru dibuat dan, juga, meningkatkan pendapatan dan konsumsi domestik. FTA lain di ASEAN bertepatan dengan peningkatan arus perdagangan baik di kawasan maupun di belahan dunia lainnya. Keberhasilan komparatif FTA di tempat lain di dunia, setidaknya yang diukur pada tingkat agregat, telah mengarah pada kemajuan AEC dari 2020 ke proyeksi tahun 2015.
(MEA) akan menjadi tujuan integrasi ekonomi regional pada tahun 2015. Pada tahun 2007, negara-negara ASEAN telah membuat diskusi tentang MEA dan cetak biru AEC. Menurut AEC Blueprint (2008), AEC Blueprint ialah dokumen tunggal yang secara
Maka dari itu terjadinya investasi asing langsung yang dapat mempengaruhi upah tenaga kerja di industri tekstil memiliki hubungan positif dengan tenaga kerja pada tingkat signifikansi 5%. Dan untuk Produktivitas tenaga kerja terhadap upah tenaga kerja diindustri tekstil memiliki hubungan positif dengan tenaga kerja pada tingkat signifikansi
5%.Sedangkan untuk Ukuran, menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja memiliki hubungan negatif terhadap tenaga kerja pada tingkat signifikansi 5%.
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa peningkatan modal (investasi asing langsung) akan dapat meningkatkan output atau nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap pekerja
(produktivitas kerja) dan kemudian meningkatkan pendapatannya sehingga biaya tenaga kerja juga meningkat. Sedangkan pandangan dari efek tidak langsung dari FDI, "meskipun
perusahaan asing dianggap tidak berkontribusi pada pertumbuhan hasil dan diskusi peluang kerja, tetapi diakui bahwa perusahaan asing memainkan peran penting dalam organisasi pelatihan untuk pekerjaan rumah tangga”.
Kita dapat melihat bahwa pengaruh investasi asing langsung akan dapat
meningkatkan keterampilan (keterampilan) pekerja rumah tangga melalui pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan asing, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap pekerja.
Peningkatan produktivitas kerja sejalan dengan peningkatan upah akan diterima. Hubungan negatif antara jumlah pekerja dengan upah tenaga kerja konsisten dengan teori penawaran tenaga kerja, jika jumlah tenaga kerja semakin besar, tingkat upah juga akan lebih kecil. Sejumlah besar pekerja di Indonesia melebihi kapasitas penyerapan tenaga kerjanya sehingga kelebihan pasokan tenaga kerja. Kebijakan pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja bagi perusahaan sebanyak mungkin menyebabkan penurunan tingkat upah, yang mengapa tingkat upah lebih kecil daripada produktivitas.
KESIMPULAN :
Investasi langsung asing dapat dikaitkan engan masuknya modal
tambahan,keterampilan dan produksi baru yang memiliki dampak langsung pada output produksi. Dari sini kita dapat simpulkan bahwa peningkatan modal akan dapat meningkatkan output yang dihasilkan oleh pekerja dan akan mempengaruhi pada pendapatannya sehingga biaya tenaga kerja juga meningkat.