• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERFERENSI DAN INTEGRASI dan BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTERFERENSI DAN INTEGRASI dan BAHASA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Interferensi (Pemengaruhan) Sintaktik

Bahasa Inggris terhadap Bahasa Indonesia

Pepatah mengatakan, bahasa menunjukkan bangsa. Tak hanya itu, bahasa juga mencerminkan pribadi seseorang dan juga karakter masyarakat. Berkaca pada bangsa lain, Pemerintah Jepang bisa bangkit dari keterpurukan karena mereka benar-benar memproteksi masyarakatnya dari pengaruh luar pasca perang dunia II, sampai-sampai hampir seluruh masyarakat Jepang tidak mengetahui bahwa bangsanya pernah menjajah bangsa-bangsa lain di Asia. Sejarah kelam itu disimpan rapat-rapat dalam perpustakaan rahasia milik pemerintah. Bila pergi ke Jepang, tak akan Anda temukan adanya tulisan mengenai penjajahan yang telah mereka lakukan. Diyakini hal inilah yang membuat bangsa Jepang dapat berkembang pesat. Di Jepang, bahasa Inggris baru mulai diajarkan pada murid kelas X (kelas 1 SMU). Seperti pepatah di atas, masyarakat kita tak pernah maju karena selalu mengekor bangsa lain, ‘hanya’ karena masalah bahasa.

Sejak dahulu hingga sekarang, pemerintah belum memberikan proteksi terhadap pengaruh bahasa asing. Dalam lingkup LIPI, hanya sanggup menghasilkan KBBI yang merujuk pada kosakata, dikumpulkan dari Balai Bahasa yang digadang-gadang jadi “polisi bahasa”. Namun, peran LIPI masih belum terasa dengungnya, Balai Bahasa hanya mengadakan lomba-lomba penulisan karya sastra, serta masih kurang melakukan tindakan konkret untuk menyelamatkan bahasa Indonesia, tetapi terlalu fokus menyelamatkan bahasa lokal. Dinas Pendidikan yang diberi mandat untuk memberikan pengajaran bahasa Indonesia yang baik, namun tidak kompeten di tingkat bawah (tingkat guru). Buktinya, penguasaan bahasa Indonesia yang benar hanya sampai pada guru bahasa Indonesia (dan di kalangan guru sering juga terjadi perdebatan). Dengan kata lain, tidak seluruh guru, minimal, mampu menguasai mempraktikkan bahasa Indonesia dengan tepat. Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Ejaan Yang Disempurnakan yang disusun pun belum cukup memberikan solusi dalam permasalahan penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Buku Tata Baku Bahasa Indonesia masih terasa asing di telinga sebagian besar editor, penulis skrip di media televisi, wartawan, maupun penerjemah. Rata-rata hanya dijadikan penghias ruang kantor.

Bahasa Indonesia mempunyai berbagai macam permasalahan pelik dalam strukturnya, misalnya karena pengaruh bahasa daerah serta asing. Pengaruh bahasa daerah terjadi pada tingkat

logat/pelafalan dan struktur dalam pemakaiannya. Namun, pengaruhnya masih dalam lingkup regional saja. Sementara itu, pengaruh bahasa asing, selain dalam kosakata, juga memengaruhi struktur sintaktiknya, sedangkan lingkupnya sudah me-nasional.

Selama ini memang para ahli bahasa cenderung mengungkit-ungkit masalah pengaruh dalam kata dan frase bahasa Inggris dan bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia. Seiring

(2)

Interferensi bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia (1): konstruksi frase

Sebelum mengulas tentang kesalahan konstruksi frase, simak terlebih dahulu dasar pembagian konstituen dalam kalimat. Konstituen merupakan konstruksi yang membentuk struktur kalimat, misalnya “Budi membeli baju” terdiri atas konstituen Budi, membeli, dan baju. Dalam tataran yang lebih sempit, konstituen terdiri atas pusat dan atribut, misalnya dalam kalimat bagian intinya adalah predikat (verba, yang mengatur dan menentukan jumlah komplemen dalam klausa), sedangkan bagian-bagian lainnya hanyalah atribut. Hal tersebut dikarenakan predikat merupakan penentu status kalimat. Dalam konstituen yang berupa frase terdapat bagian inti dan atribut, misalnya frase buku bagus, bagian inti adalah buku dan atributnya adalahbagus.

Berikut adalah contoh kesalahan berupa frase.

1. *Kebanyakan siswa membawa handphone ke sekolah.

Pada kalimat di atas kebanyakan siswa merupakan sebuah frase. Bagian inti adalah siswa dan atributnya adalah kebanyakan. Kebanyakan, dalam konteks apa pun, bermakna ‘terlalu banyak’, misalnya Masakan sangat asin karena kebanyakan garam atau Kebanyakan begadang bikin pusing. Jadi, apabila digabung dengan bagian inti, seharusnya makna frase pada contoh di atas menjadi ‘terlalu banyak siswa’.

Kasus tersebut adalah salah satu contoh merupakan pemengaruhan bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia. Kebanyakan + “inti” merupakan hasil pemengaruhan kata most of (bahasa Inggris), misalnya most of viewers atau most of students! Solusi terhadap permasalahan ini sebenarnya sangat sederhana, yakni mengubahnya menjadi frase “sebagian besar” atau bisa juga

“mayoritas”. Oleh karena itu, struktur frase akan berubah pula menjadi sebagian besar siswa atau “mayoritas siswa”. Memang ada perubahan karena tidak sesuai kaidah terjemahan word to word (kata per kata) untuk “sebagian besar” atau etimologis kata yang tidak sesuai untuk mayoritas (mayoritas berasal dari bahasa Inggris “majority”), namun ini lebih berterima.

Bagaimanapun juga, kaidah makna yang dikandung oleh satu struktur bahasa dengan bahasa lain jelas berbeda. Yang paling gampang contoh ketidaksamaan struktur adalah bahwa bahasa Inggris selalu memerlukan subjek dalam klausa, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak selalu

demikian karena subjek dapat dilesapkan, baik dalam klausa maupun kalimat (terutama dalam bidang sastra).

Interferensi bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia (2): penggunaan di mana

Awalnya, di mana merupakan kesalahan penerjemahan kata where yang salah satu fungsi utamanya dalam bahasa Inggris adalah sebagai konjungsi antarklausa. Dalam berbagai media, seringkali muncul kesalahan ini. Di bawah ini adalah contoh kesalahan terjemahan, yakni terjemahan buku The Aroma of Success― Evita Zoraya.

2. Don’t think this like caffeine where you do need more and more shots.

*Jangan menyamakan ini seperti kafein di mana Anda perlu terus-menerus meminumnya. 3. Have you ever in a situation where you panic?

*Pernahkah Anda berada dalam situasi di mana Anda panik?

(3)

4. *Ini adalah eksperimen yang menakjubkan di mana hewan kehilangan sisi liarnya. (www.kucingkita.com)

5. *Obat tetes biasanya diteteskan di kulit pangkal kepala di bagian belakang, di mana kucing tidak bisa menjilat bagian tersebut. (www.kucingkita.com)

Pada dua contoh tersebut di mana digunakan untuk menyambung klausa pertama dengan klausa kedua.

Pada kalimat (2)

Klausa pertama : Jangan menyamakan ini seperti kafein Klausa kedua : Anda perlu terus-menerus meminumnya Pada kalimat (3)

Klausa pertama : Pernahkah Anda berada dalam situasi Klausa kedua : Anda panik

Pada kalimat (4)

Klausa pertama : Ini adalah eksperimen yang menakjubkan. Klausa kedua : hewan kehilangan sisi liarnya.

Pada kalimat (5)

Klausa pertama : obat tetes biasanya diteteskan di kulit pangkal kepala di bagian belakang Klausa kedua : kucing tidak bisa menjilat bagian tersebut

Sejatinya dalam bahasa Indonesia kalimat ini tidak berterima. Tidak berterima hanya gara-gara di mana! Dalam bahasa Inggris where (di mana), selain digunakan sebagai kata tanya, lazim dan baku pula digunakan sebagai konjungsi antarklausa. Namun, tidak demikian halnya dengan bahasa Indonesia. Di mana bukanlah konjungsi antarklausa dalam bahasa Indonesia. Adapun konjungsi yang berterima dalam bahasa Indonesia adalah karena, sebab, sehingga, maka, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris, hal semacam ini merupakan permasalahan grammar. Tidak berbeda dengan bahasa Inggris, bahasa Indonesia pun sebenarnya punya grammar, tetapi strukturnya berbeda dengan bahasa Inggris. Uniknya, karena tahu bahwa di mana merupakan kata tanya, banyak media kemudian menuliskannya menjadi dimana. Penggabungan dua kata ini mungkin maksudnya untuk membentuk konjungsi baru yang sepadan dengan where dalam bahasa Inggris. Padahal kondisi tersebut semakin memperparah kesalahan yang ada karena konjungsi yang salah berupa frase itu malah dijadikan menjadi kata majemuk.

Solusi alternatif:

2.a Jangan menyamakan ini seperti kafein yang perlu Anda minum terus-menerus. 3.a Pernahkah Anda berada dalam situasi panik?

4.a Ini adalah eksperimen yang menakjubkan karena hewan kehilangan sisi liarnya.

5.a Obat tetes biasanya diteteskan di kulit pangkal kepala di bagian belakang sehingga kucing tidak bisa menjilat bagian tersebut.

(4)

tanpa sadar, penutur ataupun penulis lokal yang akrab dengan bahasa Inggris menggunakan struktur bahasa tersebut. Banyak akademisi dan wartawan yang kurang menguasai bahasa Indonesia, menerapkan kaidah-kaidah asing dalam berbahasa Indonesia.

Sudah semestinya para penerjemah lebih kompeten dalam berbahasa Indonesia. Mereka ada di barisan terdepan. Dari merekalah buku-buku kuliah dan umum tersebut diterjemahkan kemudian dipakai untuk mengajar dan menulis berita. Hiraukan kesejajaran sintaktik karena salama ini mayoritas masih saja menggunakan struktur bahasa Inggris (Bsu) yang dipaksakan ke dalam bahasa Indonesia (Bsa). Alhasil teks Bsa tersebut sangat terasa Inggrisnya, padahal sebelumnya struktur tersebut tidak terdapat dalam bahasa indonesia. Kemudian hasil terjemahan sampai ke media massa sehingga akademisi maupun orang awam pun mengikutinya. Akibatnya, terjadilah salah kaprah. Lalu, merembet media cetak dan elektronik nasional.

Keterangan:

* merupakan kalimat yang tidak berterima atau tidak gramatikal dalam bahasa Indonesia.

(5)

Berikut adalah contoh kesalahan berupa frase:

1. *Kebanyakan siswa membawa handphone ke sekolah.

2. Don’t think this like caffeine where you do need more and more shots.

*Jangan menyamakan ini seperti kafein di mana Anda perlu terus-menerus meminumnya.

3. Have you ever in a situation where you panic?

*Pernahkah Anda berada dalam situasi di mana Anda panik?

4. *Ini adalah eksperimen yang menakjubkan di mana hewan kehilangan sisi liarnya.

5. *Obat tetes biasanya diteteskan di kulit pangkal kepala di bagian belakang, di mana kucing tidak bisa menjilat bagian tersebut.

Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Journal of English Educators Society is specific journal than another one, because it discusses about Thai Students’ writing skill, and Journal Pedagogia discuss about

Salah satunya Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia “Sejahtera” (KPRI Sejahtera) yang berada di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Sebagai sebuah studi sejarah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Sejarah. Fakultas Pendidikan Ilmu

Tingkat efek samping yang dilaporkan baik untuk IUD tembaga dan IUD hormonal paling tinggi pada 2 tahun pertama penggunaan dan di antara wanita berusia di bawah 25 tahun (Sivin 1

Tujuan penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 ini adalah untuk melihat dampak dan kebakaran hutan terhadap kejadian ISPA dan pneumonia di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi

Hal ini disebabkan karena perusahaan telah memiliki sejumlah dana yang memadai yang diperoleh dari keuntungan atau laba perusahaan yang tinggi sehingga akan

Dewasa ini, eksistensi perjanjian internasional dalam sistem hukum nasional semakin ditegaskan lagi dengan disahkannya Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam sistem ini membutuhkan inputan gas berbahaya nitrogen oksida dan karbon monoksida hasil dari pembacaan kedua sensor