• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Social Media dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Keripik Maicih pada Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efektivitas Social Media dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Keripik Maicih pada Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor"

Copied!
270
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini perkembangan dunia bisnis sangatlah pesat. Semakin banyaknya bisnis yang berkembang membuat persaingan pun semakin ketat sehingga mendorong perusahaan menampilkan keunggulan dan kapabilitas yang lebih baik untuk dapat berkompetisi dalam industri dengan berbagai strategi pemasaran yang ada.

Pada perkembangan manajemen pemasaran modern, sebuah perusahaan memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Perusahaan harus juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang dan pelanggan potensial, pengecer, pemasok, pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada perusahaan, dan masyarakat umum dengan menggunakan strategi komunikasi pemasaran yang baik.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, saat ini penggunaan internet sudah tidak asing lagi dalam memasarkan suatu produk. Suatu usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran produk atau jasa dengan menggunakan media internet dapat disebut juga

e-marketing. Pemasaran dengan strategi komunikasi pemasaran

menggunakan internet khususnya dengan social media (jejaring sosial), produk dapat lebih dijual secara luas dan tidak memerlukan biaya pemasaran yang mahal. Konsumen juga akan lebih mudah untuk mencari informasi mengenai produk yang ingin mereka beli karena tidak perlu tatap muka secara langsung.

(2)

secara natural dari pendapat lingkungan sosial yang dirasa lebih jujur dan tidak ada motif-motif tertentu dalam menyampaikan suatu informasi kepada konsumen lainnya.

Munculnya teknologi yang semakin canggih tidak lagi membatasi

Word of Mouth Marketing pada situasi percakapan tatap muka, namun

dapat melalui telepon maupun jejaring sosial. Dengan adanya hal tersebut konsumen dapat menyampaikan rasa senang atau keluhan terhadap produk yang dikonsumsinya kepada orang lain melalui jejaring sosial, seperti

facebook, twitter, dan lain-lain. Data pada Gambar 1 menurut

www.uniknya.com menampilkan daftar lima social media internet terpopuler di dunia selama tahun 2011. Facebook menduduki posisi pertama dengan persentase sebesar 62,38 persen, kemudian disusul

StumbeUpon 16,70 persen, Youtube 5,55 persen, Twitter 4,12 persen, dan

Reddit 2,03 persen.

Gambar 1. Lima social media internet terpopuler selama tahun

2011.(Sumber: www.uniknya.com)

Selain itu, ada sebuah buah hasil riset dari comScore yang menunjukkan bahwa 86,7% pengguna internet berusia 13 tahun ke atas di Indonesia menggunakan Facebook. Di media sosial terbesar dunia itu sendiri tercatat 40,5 juta akun dibuat oleh orang Indonesia, terbesar kedua di dunia dan separuh dari mereka login setiap hari.1

Facebook 62.38% StumbleUpon

16.70%

Youtube 5.55%

Twitter 4.12% Reddit 2.03%

Tingkat Popularitas

1

(3)

Data dari hasil penelitian Ipsos menunjukkan bahwa sekitar 85 persen populasi yang menggunakan internet, 62 persennya aktif di social media.

Indonesia menempati posisi pertama dalam penggunaan social media.

Data ini menunjukkan perhatian masyarakat Indonesia yang besar terhadap

social media. Grafik mengenai penggunaan social media di dunia dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik penggunaan social media di dunia

(Sumber: www.ipsos-na.com)

Berdasarkan penelitian Semiocast, dapat dilihat pada Gambar 2, lembaga riset media sosial yang berpusat di Paris, Prancis, Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah akun 19,5 juta, setelah disalip oleh Inggris Raya yang berhasil berada di posisi keempat dengan 23,8 juta akun. Sementara itu, posisi satu ditempati Amerika Serikat dengan 107,7 juta, posisi kedua diraih Brasil dengan 33,3 juta, dan Jepang di posisi ketiga.2

Gambar 3. Statistik pengguna twitter di 20 negara dunia (Semiocast, 2012)

2

Statistik Pengguna Twitter di 20 Negara Dunia.

(4)

Melihat fenomena maraknya social media di Indonesia tersebut, membuat para pemasar memanfaatkan hal ini termasuk bidang industri makanan. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kulinernya terutama camilan. Camilan merupakan makanan ringan yang dinikmati sebagai selingan. Camilan bisa bermacam-macam jenisnya, mulai dari camilan buah, makanan kering, sampai keripik. Tidak hanya anak-anak muda saja yang menyenangi camilan tapi juga anak-anak hingga orang tua. Karena penggemar camilan begitu banyak, maka hal ini bisa menjadi peluang bisnis yang baik. Usaha camilan hanya membutuhkan modal yang kecil, namun usaha camilan berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar.

Produk camilan yang sedang populer dipasarkan melalui jejaring sosial adalah Maicih. Pertama kali ditemukan oleh Reza Nurhilman seorang mahasiswa dari Universitas Maranatha, Bandung pada pertengahan tahun 2010 di Bandung tepatnya tanggal 29 Juni. Maicih adalah cemilan keripik pedas yang diproduksi dengan tingkat kepedasan yang berbeda mulai dari level 3 sampai 10. Maicih menjual produknya tanpa toko atau kios tetap, Maicih lebih memilih diburu-buru pencintanya dengan cara mengumumkan spot dagang yang berpindah-pindah lewat akun twitternya. Para pembeli wajib mengecek timeline akun @infoMaicih setiap saat untuk tahu waktu, jendral (agen penjual Maicih) dan lokasi mangkal Maicih. Inilah keunikan dari strategi pemasaran yang dilakukan Maicih. Walaupun produknya hanya dipasarkan lewat akun

twitter tetapi para konsumennya sudah menyebar di seluruh Indonesia

bahkan sampai luar negeri seperti Singapore. Hanya setahun setelah meluncurkan usahanya di twitter, Maicih mampu mengantongi omzet penjualan Rp 4 miliar per bulan.

Keberhasilan strategi pemasaran Maicih dengan menggunakan jejaring sosial tentunya tidak lepas dari perilaku konsumen dari Maicih sendiri. Di beberapa akun jejaring sosial, ada sebagian orang yang

meng-update status mengenai Maicih. Dengan adanya orang yang

(5)

mempengaruhi konsumen lain untuk membeli keripik Maicih. Dengan melihat beberapa hal yang terjadi di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat efektifitas social media dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian keripik Maicih. 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini, antara lain :

1. Bagaimanakah efektivitas social media produk Maicih dalam mengkomunikasikan informasinya kepada konsumen ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian produk Maicih ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain :

1. Menganalisis efektifitas social media produk Maicih dalam mengkomunikasikan informasinya kepada konsumen.

2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian produk Maicih.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan yang diteliti dalam rangka mengetahui efektivitas social

media terhadap keputusan pembelian konsumen. Selain itu, hasil

penelitian dapat digunakan untuk melihat karakteristik konsumen berdasarkan sampel yang diambil yaitu mahasiswa Strata satu Institut Pertanian Bogor. Hal tersebut dapat digunakan sebagai rujukan untuk menerapkan strategi pemasaran yang efektif pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

2. Peneliti Lain

(6)

pemasaran khususnya kegiatan word of mouth dengan menggunakan

social media dalam sistem pemasaran. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada menganalisis efektifitas

social media terhadap pengambilan keputusan pembelian nyata konsumen

dalam melakukan proses pembelian keripik Maicih dan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian keripik Maicih. Produk yang diteliti dari Maicih yaitu jenis keripik. Responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah konsumen Maicih mahasiswa Strata 1 IPB di Dramaga yang pernah melihat status atau pernah meng-update status tentang Maicih melalui

social media dan bersedia mengisi kuesioner. Hal tersebut dilakukan

(7)

2.1. Definisi Pemasaran

Persaingan yang ketat antara perusahaan saat ini telah mendorong perusahaan untuk lebih memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar dapat memimpin pasar. Pentingnya pemahaman tentang konsumen dapat ditemukan pada definisi pemasaran (marketing). Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang definisi pemasaran dari sudut pandang para pakar ilmu pemasaran. Menurut American Marketing

Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan

pemasaran adalah “Satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelolahubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.” Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran membutuhkan suatu strategi yang diungkapkan dalam rencana-rencana untuk memperoleh keuntungan , kelancaran penerimaan pembayaran, investasi yang dibutuhkan, produk yang dibuat dan sebagainya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2004), definisi pemasaran merupakan suatu proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan tersebut sebagai imbalannya.

2.2. Bauran Pemasaran

Salah satu konsep utama dalam pemasaran adalah bauran pemasaran. Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran atau marketing mix

(8)

yang disebut “Empat P” yaitu, product (produk), price (harga), place

(distribusi), dan promotion (promosi). 2.3. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran mencakup gabungan dari beberapa aspek yaitu segmentasi, penentuan pasar sasaran (targeting), dan penentuan posisi pasar (positioning). Tujuan pokok strategi segmentasi, targeting, dan

positioning adalah memosisikan suatu merek atau produk dalam benak

konsumen sehingga merek atau produk tersebut memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan. Sebuah produk akan memiliki keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan atribut-atribut determinan yang dinilai penting dan unik oleh para pelanggan.

2.3.1 Segmentasi

Mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah atau lebih kecil yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran tersendiri. Variabel utama yang dapat digunakan untuk mensegmentasi pasar konsumen, antara lain (Kotler dan Amstrong, 2004); 1. Segmentasi Geografis

Membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, kabupaten, kota, atau pemukiman. Perusahaan kemudian memilih satu atau beberapa area geografis sebagai tempat operasinya, atau dapat memilih semua area yang ada, namun tetap memfokuskan pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan.

2. Segmentasi Demografis

Membagi pasar menjadi sejumlah kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, gender, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pengeluaran, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.

3. Segmentasi Psikografis

(9)

Orang-orang yang berada dalam kelompok demografi yang sama bisa saja memiliki tampilan psikografis yang berbeda.

4. Segmentasi Perilaku

Membagi pembeli ke dalam sejumlah kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan, atau tenggapan terhadap produk.

2.3.2 Targetting

Apabila perusahaan telah mengidentifikasi peluang pada tiap segmen pasarnya, maka selanjutnya perusahaan harus mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak segmen dan segmen mana yang akan dibidik. Proses mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus memperhatikan faktor daya tarik segmen secara keseluruhan serta faktor tujuan dan sumber daya perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2004). Penentuan pasar sasaran yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan (Tjiptono, 2008).

2.3.3 Positioning

Menurut Kotler dan Amstrong (2004), setelah perusahaan memutuskan segmen-segmen pasar yang akan dimasuki, haruslah diputuskan posisi apa yang harus ditempati dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah cara produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan makna tempat suatu produk, merek, atau sekelompok produk di dalam benak konsumen, relatif terhadap penawaran pesaingnya. Positioning

suatu produk menuntut perusahaan untuk menanamkan keunikan manfaat dan diferensiasi merek ke dalam benak konsumen.

2.4. Komunikasi Pemasaran

(10)

a. Advertising (Periklanan), yaitu semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.

b. Sales Promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai bentuk insentif

jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

c. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas), yaitu berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk.

d. Personal Selling (Penjualan Pribadi), yaitu interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung), yaitu penggunaan surat,

telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari para pelanggan dan calon pelanggan.

Menurut Tjiptono (2008) ada dua saluran komunikasi pemasaran antara lain :

1. Saluran komunikasi personal atau pribadi

Komunikasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat melalui tatap muka, lewat telepon, lewat surat, via e-mail, chatting via internet juga persentasi. Saluran komunikasi pribadi efektif dilakukan karena didalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi. Saluran komunikasi personal dapat dikelompokkan menjadi :

a) Advocate channels yaitu pemasar yang menghubungi konsumen

b) Expert channels yaitu pakar independen yang membuat pernyataan

tertentu kepada konsumen sasaran.

c) Social channels yaitu tetangga, teman, keluarga, dan rekan kerja. Dari antara ketiga bentuk komunikasi pribadi tersebut, yang paling efektif adalah social channels yang sering disebut sebagai word of

mouth. Word of mouth marketing merupakan komunikasi pribadi

(11)

2. Saluran komunikasi nonpersonal atau nonpribadi

Media yang membawa pesan tanpa kontak pribadi maupun umpan balik, meliputi mediam atmosfer, dan acara-acara penting (events). Media meliputi media cetak (koran, majalah, dan surat); media siaran (radio dan televisi); media elektronik (audiotape, videotape, videodisc,

CD-ROM dan webpage) dan media tampilan (billboard, papan iklan,

dan poster). 2.5. Words Of Mouth

Word of mouth adalah suatu bentuk komunikasi mulut ke mulut

yang dilakukan oleh konsumen secara sukarela dan otomatis untuk mempromosikan sebuah produk atau merek kepada relasi atau temannya karena suatu alasan tertentu.

Word of mouth merupakan jenis promosi yang ampuh, efektif dan

berbiaya paling murah. Konsumen yang merasa puas akan memberi tahu orang lain mengenai pengalaman yang baik tentang produk itu (Kotler dan Amstrong, 2004). Menurut Tjiptono (2008), word of mouth juga cepat diterima sebagai referensi karena konsumen biasanya sulit mengevaluasi produk atau jasa yang belum dibelinya atau belum dirasakannya sendiri.

Menurut Tjiptono (2008) Word of mouth (WOM) adalah komunikasi personal yang dianggap sangat efektif dalam memberikan informasi tentang suatu produk, jasa, peristiwa, ide, individu, politikus dan juga tempat-tempat untuk dikunjungi. WOM juga efektif untuk mempengaruhi seseorang, karena informasi yang diberikan oleh seorang individu lainnya biasanya dianggap jujur dan tidak bias. Khalayak cenderung lebih mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari kenalannya atau orang lain dibandingkan dengan informasi yang dipasang di media.

(12)

lainnya adalah topik WOM berhubungan dengan produk, jasa maupun perusahaan, sumbernya dapat berasal dari pengalaman mengkonsumsi produk atau jasa baik secara langsung maupun tidak langsung.

Istilah WOM digunakan untuk mendefinisikan komunikasi verbal baik bersifat positif maupun negatif. Komunikasi ini dapat berupa perbincangan antara dua orang atau lebih, atau sekedar penyampaian

testimonial secara satu arah. Medianya dapat berupa pertemuan tatap muka, telepon, e-mail, listgroup, blog, website, social media (Facebook, Friendster, Twitter, dll), animation Game (Flash based Game, Mobile Game), atau alat komunikasi lainnya.

2.6. Social Media

Social media pada awalnya adalah tempat berkumpulnya

orang-orang yang ingin berbagi informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi dengan teman lainnya secara online. Namun social

media berkembang sangat pesat di negara Indonesia, social media dan

forum yang sudah sangat terkenal diantaranya adalah facebook, Twitter

dan juga kaskus.3

Menurut Thoyibie (2010), Social media adalah konten berisi informasi, yang dibuat oleh orang yang memanfaatkan teknologi penerbitan, sangat mudah diakses dan dimaksudkan untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh dan interaksi dengan sesama dan dengan khalayak umum. Hal ini biasanya dilakukan melalui Internet dan jaringan komunikasi mobile. Saat ini praktek pemasaran melalui social media

sedang dinikmati oleh para eksekutif dan profesional untuk mempromosikan merek dan pemasaran.

Social media marketing adalah strategi kegiatan pemasaran

menggunakan situs-situs media sosial seperti facebook, Twitter, Youtube kaskus dan sebagainya. Social media merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mempromosikan produk dan jasa yang kita miliki melalui cara internet marketing. Caranya mudah dan sederhana tetapi memiliki efek yang luar biasa.

3

(13)

Kemudahan untuk membuat sebuah account di social media

merupakan salah satu pemicu mengapa sangat banyak masyarakat menggunakan social media sebagai suatu alat komunikasi dengan dunia luar serta ketermudahan mengakses data menyebabkan banyaknya masyarakat menggunakan social media bukan hanya sebagai alat menjalin tali silaturahmi tetapi ada beberapa yang menggunakannya sebagai alat promosi penjualan dan media menyebarkan informasi.

Berikut ini bersumber dari www.uniknya.com adalah lima social media paling populer selama tahun 2011, yaitu :

1. Facebook

Facebook merupakan layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Dibuat oleh Mark Zuckerberg pada 2003, situs ini awalnya merupakan jaringan pertemanan di lingkungan perguruan tinggi tempat Zuckerberg berkuliah, Harvard University. Situs ini banyak digemari oleh penggunanya karena memudahkan mereka membuat profil, berbagi catatan, foto, dan video, serta berkirim pesan dan mengobrol. Pada Januari 2011, Facebook memiliki jumlah pengguna lebih dari 600 juta pengguna aktif dari seluruh dunia.

2. StumbleUpon

(14)

3. Youtube

Youtube didirikan oleh tiga orang penggawai awal PayPal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Mereka mulai mengembangkannya sejak awal 2005 setelah mereka mengalami kesulitan dalam video sharing saat terjadi pesta di apartemen Steve Chen di San Fransisco. Sejak saat itulah, ketiganya sepakat untuk membuat sebuah layanan untuk berbagi video. Video pertamanya berjudul Me at the Zoo

diunggah pada 23 April 2005. Sejak saat itu, situs ini berkembang sangat cepat. Pada Juli 2006, layanan ini mengumumkan bahwa sudah 65 ribu video diunggah dan 100 juta tontonan terjadi setiap harinya. Layanan ini mempermudah penggunanya untuk berbagi video di internet. Selain itu, tak perlu masuk menjadi pengguna untuk menikmati video-video yang tersedia di Youtube. Banyak orang senang dengan skema ini dan membuat pengunjung Youtube setiap harinya bertambah. Melihat kesuksesan ini, pada Oktober 2006, Google Inc. membeli layanan ini dengan harga 1,65 milyar dollar Amerika.

4. Twitter

Twitter berawal dari sesi brainstorming yang cukup panjang yang

terjadi di manajemen perusahaan podcasting bernama Odeo. Jack Dorsey, seorang arsitek perangkat lunak Amerika, kemudian memperkenalkan cara berkomunikasi di grup kecil menggunakan layanan SMS. Ide ini diwujudkan dengan sebuah project bernama kode twttr. Prototype pertama

Twitter digunakan untuk layanan internal para pekerja Odeo. Versi penuh dari layanan ini kemudian diperkenalkan ke publik pada 15 Juli 2006. Pada Oktober tahun yang sama, Biz Stone, Evan Williams, Dorsey, dan anggota Odeo lainnya mendirikan Obvious Corporation serta mengakuisisi Odeo dan seluruh asetnya, termasuk Odeo.com dan

Twitter.com dari investor dan shareholders-nya. Kemudian pada April

(15)

pengguna dan hingga Juni 2010, terdapat 65 juta pesan per harinya.

5. Reddit

Reddit merupakan situs berita sosial yang dimiliki oleh Condé

Nast Digital yang merupakan anak perusahaan dari Advance Magazine Publishers Inc. Redditors, julukan untuk pengguna Reddit, memiliki pilihan untuk memasukan tautan-tautan konten di internet atau memasukan tulisan sendiri yang memiliki konten yang asli. Nantinya, pengguna lainnya akan memilih tautan tulisan dengan “Naik” atau “Turun”. Tautan tulisan yang sukses adalah yang berhasil menduduki halaman depan. Pengguna juga bisa berkomentar di tautan tulisan dan membalas komentar lainnya. Reddit sendiri didirikan pada 2005 oleh Steve Huffman dan Alexis Ohanian yang merupakan lulusan dari Universitas Virginia. Situs ini berhasil mendapatkan lebih dari 67 ribu pengguna dan pernah dianugerahi Lead411′s Perusahaan San Franscisco Paling Panas 2010 pada Mei 2010.

2.7. Efektivitas Social Media

Social media merupakan bagian dari word of mouth marketing

yang sangat efektif dan memiliki pengaruh yang luar biasa. Banyak praktisi marketing mengatakan bahwa strategi word of mouth merupakan promosi yang efektif bagi konsumen. Social media marketing

memungkinkan membangun hubungan sosial yang lebih personal dan dinamis dibandingkan dengan strategi marketing tradisional.

Kegiatan social media marketing berpusat pada usaha membuat konten-konten yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk berinteraksi serta membagikannya dalam lingkungan jejaring sosial pertemanan mereka. Pesan bisnis suatu brand atau perusahaan menyebar dari suatu pengguna ke pengguna lainnya dan akan memiliki tingkat kepercayaan pembaca yang lebih tinggi karena bagi konten tersebut berasal dan direkomendasikan dari teman mereka sendiri, sumber yang lebih terpercaya karena memiliki hubungan sosial yang lebih dekat dibandingkan dengan pesan langsung dari brand atau perusahaan tersebut.

(16)

yang umum terjadi adalah informasi yang berasal dari social media akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian yang akan diambil konsumen.

2.8. Perilaku Konsumen

Tujuan pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran. Oleh karena itu suatu perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hasrat mereka. Perilaku konsumen di definisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel et al, 1994).

2.8.1 Pengertian Konsumen

Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen, menerangkan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Kotler (2005) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa yang dipergunakan untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. 2.8.2 Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian yang didahului dengan niat membeli dari konsumen sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruh perilaku konsumen, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologi (Engel, 1994) :

1. Faktor pengaruh lingkungan

(17)

Budaya melengkapi manusia dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat. Pengaruh budaya terhadap perilaku konsumen adalah mempengaruhi struktur konsumsi, mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, sebagai variabel utama dalam penciptaan dan komunikasi makna di dalam produk. Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar.

Pengaruh pribadi kerap memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada tingkat keterlibatan yang tinggi dan risiko yang dirasakan dari produk atau jasa memiliki visibilitas publik.

Pentingnya pengaruh keluarga dalam perilaku konsumen disebabkan oleh dua alasan. Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga, contohnya adalah rumah. Kedua, bahkan ketika pembeliandibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya.

Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek. 2. Faktor perbedaan individu

Perbedaan yang ada pada setiap individu menyebabkan berbedanya setiap perilaku pada masing-masing konsumen. Menurut Engel (1994) terdapat lima atribut penting yang menyebabkan konsumen berbeda dalam perilaku, yaitu sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap serta kepribadian, gaya hidup dan demografi.

(18)

pengambilan keputusan. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan pembelian.

Perilaku yang termotivasi disebabkan oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan diaktifkan ketika ada ketidakcocokan (gap) antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual.

Keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat dalam bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan dari suatu produk atau jasa dalam konteks tertentu. Pengetahuan konsumen mencakup informasi, seperti ketersediaan produk, dimana dan kapan harus membeli produk, dan bagaimana cara menggunakan produk. Sikap diekspresikan ketika seseorang suka atau tidak suka terhadap suatu objek.

Kepribadian pada perilaku konsumen didefinisikan sebagai respon konsisten terhadap stimulasi lingkungan. Gaya hidup merupakan pola yang digunakan orang untuk menghabiskan sumber daya yang dimilikinya.

Demografi mendeskripsikan pasar konsumen dalam usia, pendapatan, pengeluaran dan pendidikan.

3. Faktor proses psikologis

Terdapat tiga proses psikologis sentral menurut Engel (1994) yang membentuk semua aspek motivasi dan perilaku konsumen, yaitu pemrosesan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap dan perilaku.

(19)

pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk, pemahaman adalah tafsiran atau stimulus, penerimaan adalah tingkat sejauh mana stimulus mempengaruhi pengetahuan dan atau sikap seseorang, terakhir retensi yang merupakan pemindahan tafsiran stimulus ke dalam ingatan jangka panjang.

Gambar 4. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh terhadapnya (Engel et al 1994)

2.9. Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen sangat erat kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merk pada suatu periode tertentu.

2.9.1 Tahapan Proses Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk dapat digambarkan dalam bentuk proses kegiatan pembelian dengan tahapan sebagai berikut (Kotler dan Amstrong, 2008):

Gambar 5. Proses keputusan pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008)

Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi aternatif Keputusan pembelian Perilaku pascapembelian PROSES KEPUTUSAN Pengenalan kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil PERBEDAAN INDIVIDU Sumber Daya Konsumen, Motivasi dan Keterlibatan, Pengetahuan, Sikap, Kepribadian, Gaya hidup, Demografi PROSES PSIKOLOGIS Pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap/perilaku PENGARUH LINGKUNGAN

(20)

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses konsumen melakukan pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan dimana konsumen menyadari adanya suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan dari internal yang merupakan kebutuhan normal seseorang maupun rangsangan eksternal yang dapat diperoleh dari iklan atau diskusi dengan teman.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan. Konsumen yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber yang terdiri atas empat kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual,

wiraniaga, situs Web, pedagang perantara, kemasan.

c. Sumber publik meliputi media massa, organisasi ranting konsumen, pencarian internet.

d. Sumberpengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3. Evaluasi Alternatif

(21)

4. Keputusan Pembelian

Di tahap evaluasi sebelumnya, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecendrungan (niat) pembelian. Keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul di antar kecendrungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecendrungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Perilaku Pascapembelian

Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya.

Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.

2.10. Consumer Decision Model

Consumer Decision Model (CDM) merupakan salah satu model

(22)

Decision Model (CDM) adalah suatu model dengan enam variabel yang saling berhubungan yaitu: Pesan Iklan (F, finding information), Pengenalan Merek (B, brand recognition), Kepercayaan Konsumen (C,

confidence), Sikap Konsumen (A, attitude), Niat Beli (I, intention) dan Pembelian Nyata (P, purchase). CDM merupakan proses pembedaan dan pengelompokkan bentuk-bentuk pikiran konsumen, seperti pada Gambar 3.

.

Gambar 6. Consumer Decision Model (Durianto dkk, 2003)

Alur model tersebut berawal dari penerimaan informasi atau pesan iklan (F) oleh konsumen. Informasi yang diterima dapat menyebabkan tiga kemungkinan pengaruh yang dimulai dari pengenalan merek oleh konsumen (B), tingkat kepercayaan (C), atau dari informasi itu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen menunjukkan kesesuaian yang akan membentuk sikap (A). Kemudian dari pengenalan merek (B) selanjutnya dievaluasi apakah pengenalan tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dimana kesesuaian tersebut akan membentuk sikap (A), dan menambah tingkat kepercayaan (C). Pengenalan merek mempunyai sumbangan berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan konsumen terhadap merek yang ditawarkan yang pada akhirnya kesemuanya mampu menimbulkan niat beli (I) dari konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian yang nyata (P).

1. Pesan Iklan (Information)

Pesan iklan yang ideal menurut Kotler (1998) dalam Durianto,dkk (2003), harus mampu menarik perhatian (attention),

F B

C

A

(23)

mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action). Pesan dalam iklan seharusnya dapat menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, menginformasikan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, menginformasikan sesuatu yang eksklusif yang tidak ada pada produk lain sejenis, dapat dipercaya, dan dapat dibuktikan. Menurut Howard (1994) dalam Durianto (2003), pesan iklan dalam Consumer Decision Model (CDM) merupakan variabel penentu dari I P C A F B keenam variabel. Consumer Decision

Model (CDM) menunjukkan bahwa pesan iklan dapat

menyebabkan calon pembeli mengenal suatu merek, mengevaluasi merek-merek yang dibutuhkan calon pembeli, menentukan sikap dan mengukur seberapa besar kepuasan konsumen terhadap suatu merek serta atribut-atribut lainnya dari suatu produk.

2. Pengenalan Merek (Brand Recognition)

Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek. Pengenalan ini memungkinkan terbentuknya sikap terhadap merek atau meningkatkan keyakinan konsumen pada suatu merek. Dalam hal ini, pengenalan merek merupakan pengenalan atribut merek secara fisik, seperti warna, ukuran, dan bentuk, sehingga kemasan dan desain produk sangat penting.

3. Sikap Konsumen (Attitude)

(24)

kesimpulan terhadap rangsangan dalam bentuk nilai baik dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan, positif dan negatif, yang kemudian akan menjadi potensi dan reaksi terhadap suatu objek. Sikap juga dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap rangsangan yang ada. Rangsangan tersebut dapat berupa pesan iklan yang ditampilkan melalui iklan televisi. Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering tergantung pada sikap konsumen. Iklan yang diminati secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk. Iklan yang tidak diminaati dapat mengurangi minat pembelian produk.

4. Kepercayaan Konsumen (Confidence)

Menurut Durianto (2003), kepercayaan konsumen adalah bagaimana pembeli dapat yakin akan keputusan mereka terhadap suatu merek, apakah produk tersebut dapat memuaskan kebutuhan konsumen atau tidak. Kepercayaan konsumen dapat meningkat jika calon pembeli sudah mendapatkan keterangan yang jelas yang didapat konsumen dari pesan iklan (informasi) yang ditayangkan televisi secara berulang-ulang, brosur, pemasaran langsung, dan lainnya.

5. Niat Beli (Intention)

(25)

6. Pembelian Nyata (Purchase)

Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata muncul karena konsumen sudah mempunyai niat untuk membeli suatu produk. Pembelian nyata merupakan sasaran akhir

Consumer Decision Model (CDM), baik untuk konsumen yang

baru pertama kali membeli ataupun untuk konsumen yang melakukan pembelian ulang. Berdasarkan pendekatan CDM, pengukuran efektivitas iklan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel F (pesan iklan), B (pengenalan merek), C (keyakinan konsumen), I (niat beli) dan A (sikap konsumen) terhadap pembelian nyata (P) suatu merek atau produk dan juga untuk mencari informasi, apakah terdapat variabel antara dan variabel bukan antara dari B (pengenalan merek), C (keyakinan konsumen), I (niat beli) dan A (sikap konsumen) yang dapat mempengaruhi F (pesan iklan) terhadap P (pembelian nyata) 2.11. Penelitian Terdahulu

Amalia (2009), melakukan penelitian mengenai hubungan antara word of mouth positif dan negatif terhadap emosi, sikap, dan

purchase intentions bukan konsumen macaroni panggang Bogor. Hasil

dari pengolahan data didapat bahwa faktor yang berkorelasi paling kuat pada WOM positif yaitu antara sikap terhadap MP dengan niatnya melakukan pembelian. Ketika penerima pesan memiliki sikap yang positif terhadap perusahaan, maka akan berpengaruh terhadap keputusannya. Pada WOM negatif faktor yang berkorelasi yang paling kuat yaitu antara perasaan penerima pesan terhadap MP. Artinya, ketika penerima pesan memperoleh informasi negatif maka sikapnya terhadap MP menjadi negatif pula. Perusahaan hendaknya memiliki antisipasi akan pemberitaan negatif yang terjadi.

Pujasari (2011), melakukan penelitian mengenai efektivitas social

(26)

Wall’s Magnum berdasarkan karakteristik pengeluaran. Berdasarkan hasil analisis Consumer Decision Model (CDM) diketahui bahwa informasi yang disampaikan oleh produsen Wall’s Magnum melalui social media

berpebgaruh efektif terhadap varabel CDM sampai dengan variabel pembelian nyata. Kelompok pengeluaran ≤ Rp 800.000, informasi di

social media mengenai Wall’s Magnum efektif sampai mempengaruhi

pembelian nyata. Kelompok > Rp 800.000, informasi di social media

mengenai Wall’s Magnum mampu mengkomunikasikan informasi dengan efektif kepada konsumen hingga timbul pembelian nyata apabila melewati informasi di social media mengenai Wall’s Magnum yang mampu membangun sikap konsumen terhadap Wall’s Magnum. Hasil analisis korelasi kanonikal menghasilkan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian, pada kelompok pengeluaran ≤ Rp 800.000 yaitu faktor merek dan tempat pembelian, sedangkan kelompok pengeluaran > Rp 800.000 yaitu faktor pengalaman terdahulu dan bentuk kemasan.

Husna (2011) , melakukan penelitian mengenai efektivitas iklan televisi Mizone dalam pengambilan keputusan pembelian minuman isotonik oleh mahasiswa Strata 1 IPB. Berdasarkan hasil analisis CDM

(27)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas adalah penelitian ini meneliti produk yang berbeda yaitu produk cemilan berupa keripik Maicih. Selain itu pengambilan sampel menggunakan metode

quota sampling dan alat analisisnya menggunakan Consumer Decision

(28)

3.1 Kerangka Pemikiran

Persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Berbagai jenis barang dan jasa dengan berbagai merek memasuki pasar di Indonesia. Begitu juga dengan halnya industri makanan ringan atau camilan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Camilan dapat bermacam-macam jenisnya, mulai dari camilan buah, makanan kering, sampai keripik.

Camilan yang saat ini sedang digemari masyarakat yaitu keripik Maicih. Keripik Maicih yang memanfatkan pemasaran melaui social

media membuat keripik Maicih dicari karena selain rasanya yang gurih

dan enak, cara pemasarannya juga unik. Namun keberhasilan dari bisnis keripik ini membuat persaingan yang ketat di industri kecil makanan ringan, khususnya keripik. Beberapa pesaing mulai muncul di pasaran sehingga Maicih harus dapat mempertahankan pasar yang kini telah diraupnya.

Keberadaan keripik Maicih yang dijual di pasaran tanpa gerai atau toko, menuntut perusahaan untuk dapat menyampaikan informasi dan mengelola informasi tersebut kepada konsumen dengan lebih efektif agar keripik Maicih dapat terus menjadi pemimpin pasar. Salah satu komunikasi pemasaran yang dapat digunakan dan dapat mempengaruhi tingkat penjualan produk adalah word of mouth marketing melalui social

media. Rasa jenuh konsumen dengan berbagai iklan yang ada di media

membuat mereka lebih tertarik pada rekomendasi yang diberikan oleh konsumen lain yang telah memiliki pengalaman terhadap produk tersebut.

(29)

pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas social media produk Maicih dan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Maicih.

Penelitian ini menggunakan dua alat analisis, yaitu Consumer

Decision Model (CDM) yang digunakan untuk mengetahui efektivitas

social media dalam keputusan pembelian produk Maicih dan analisis korelasi kanonik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk Maicih. Kemudian, hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi bahan rekomendasi untuk produsen Maicih dalam menentukan kebijakan pemasaran di masa depan. Berikut ini bagan kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 7. Kerangka pemikiran penelitian

Komunikasi pemasaran Era globalisasi dan persaingan ketat

Mempertahankan Pasar

Keripik Maicih

Words of mouth markerting melalui social media

Efektivitas social media

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Maicih :

- Perbedaan individu

- Pengaruh lingkungan

- Proses psikologis

Consumer Decision Model (CDM )

Korelasi Kanonikal

(30)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitiaan

Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berlokasi di Dramaga, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja, hal ini dikarenakan mahasiswa Instititut Pertanian Bogor merupakan salah satu lokasi konsumen yang potensial dilihat dari tempat berjualan keripik Maicih yang sering berada di sekitar kampus IPB. Waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2012.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pembagian kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa Strata 1 (S1) Institut Pertanian Bogor. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, internet, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan penelitian. Data primer digunakan untuk mendapatkan data aktual yang dibutuhkan dalam penelitian. Sedangkan data sekunder digunakan untuk mendukung data primer yang didapatkan. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3.2 Penarikan Sampel

(31)

dalam penelitian ini didapat dari kalkulasi rumus Slovin sebagai berikut :

n = N

1+ N (e)2 ...(1) Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

E = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, yaitu 10 % Asumsi = populasi berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil rekapitulasi oleh Direktorat Administrasi Pendidikan Institut Pertanian Bogor pada Tabel 1, total jumlah mahasiswa S1 IPB Dramaga semester 3 hingga semester 8 adalah 9.627 orang. Penentuan jumlah sampel yang dijadikan responden menggunakan Rumus Slovin dengan nilai e sebesar 10%, diperoleh nilai :

n = 9

+9 ( %) = 98,97≈100

Tabel 1. Populasi mahasiswa program strata 1 IPB reguler dimulai dari semester 3 hingga semester 8

Fakultas Laki-Laki Perempuan Jumlah (%)

Pertanian 449 716 1165 12.10

Kedoteran Hewan 218 295 513 5.40

Perikanan dan Ilmu Kelautan 437 546 983 10.21

Peternakan 236 386 622 6.50

Kehutanan 465 583 1048 10.90

Teknologi Pertanian 608 580 1188 12.35

Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam 771 1092 1863 18.35

Ekonomi dan Manajaemen 411 972 1383 14.37

Ekologi Manusia 195 667 862 8.95

Total 3790 5837 9627 100

(32)

Hasil kalkulasi rumus Slovin menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan persentase yang berbeda di tiap fakultasnya, dapat dilihat pada Tabel 2. Pengambilan data kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didapatkan dari responden yang pernah melihat status tentang kerpik Maicih di social media.

Tabel 2. Jumlah Responden Pada Tiap Fakultas di IPB

Fakultas % Jumlah

Pertanian 12 12

Kedoteran Hewan 5 5

Perikanan dan Ilmu Kelautan 10 10

Peternakan 7 7

Kehutanan 11 11

Teknologi Pertanian 12 12

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 19 19

Ekonomi dan Manajaemen 15 15

Ekologi Manusia 9 9

Jumlah 100 100

Sumber: Pengolahan Data Primer 3.3.3 Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur (instrument) mengukur apa yang ingin diukur (Umar 2002). Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mewakili sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner atau nilai korelasi item pertanyaannya lebih besar dari r tabel. Penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi product

moment pearson dalam menghitung nilai korelasi pada setiap item

pertanyaan. Adapun rumus korelasi product moment pearson

tersebut adalah sebagai berikut :

r = n∑XY-(∑ X )( ∑ Y)

√[(n∑X2

)– (∑ X )2][(n ∑ Y 2)- (∑ Y)2 ...(2)

Keterangan :

r = koefisien korelasi pearson

(33)

X= variabel bebas (skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden)

Y= variabel terikat (skor total semua pertananyaan dari tiap responden)

3.3.4 Uji Reliabilitas

Kuesioner yang telah dinyatakan valid selanjutnya realibilitas kuesioner tersebut harus diuji. Realibilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002). Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan kuesioner tersebut adalah teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

r11 = k 1- ∑σb2

k-1 σt2 ...(3)

Keterangan :

r11 = keandalan instrument

k = jumlah butir pertanyaan

∑σb2

= jumlah ragam butir

σt2

= ragam total

Apabila hasil r hitung lebih besar dari r pada tabel korelasi product moment dengan taraf signifikasi 5 persen, maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel.

3.3.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis sesuai dengan tujuan yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan program Minitab 14¸ program Microsoft Excel dan Statistical Analysis System

(SAS). Analisis data yang digunakan adalah Consumer Decision

Model (CDM).

1. Cosumer Decision Model (CDM)

(34)

informasi di social media (F, finding information), pengenalan merek (B, Brand Recognition), sikap konsumen (A, Attitude), tingkat keyakinan (C, Confidence), niat beli (I, Intention) dari konsumen dan pembelian (P, Purchase) yang nyata. Bukan hanya iklan yang dapat diukur tingkat efektivitasnya, CDM juga dapat diterapkan untuk mengukur efektifitas word of mouth marketing.

Model ini menggunakan analisis bentuk hubungan dan analisis keeratan hubungan. Pengaruh langsung suatu variabel indepeden terhadap variabel dependen ditelusuri dengan analisis regresi sederhana dan regresi linier berganda. Regresi linier digunakan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan yang lainnya. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup semua variabel, yaitu sampai terjadi proses pembelian nyata.

Informasi yang dilihat melalui social media pada penelitian ini diinterpretasikan dari variabel pesan iklan (F). Untuk mengetahui efektivitas iklan dengan menggunakan CDM digunakan analisis bentuk hubungan dan analisis keeratan hubungan. Pengaruh langsung suatu variabel independen terhadap variabel dependen ditelusuri dengan analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan memeperhatikan prinsip parsimony, yaitu semakin sederhana suatu model semakin bagus model tersebut, dan dengan pertimbangan efisiensi dari sisi pengguna (Durianto,2003). Model populasi yang digunakan adalah :

Yi = α +βXi + εi ... (4)

Dimana :

Yi = variabel dependen

Xi = variabel independen α= intersep model β = koefisien regresi εi =eror term

(35)

dengan pengenalan merek (B), informasi yang dilihat di social media (F) dengan kepercayaan konsumen (C), informasi yang dilihat di social media (F) dengan sikap konsumen (A). Pada ketiga pesan tersebut, variabel informasi yang dilihat di social media (F) menjadi variabel independen dan variabel B, C, dan A menjadi variabel dependen. Persamaan regresi berikutnya adalah persamaan regresi antara variabel pengenalan merek (B) dengan kepercayaan konsumen (C), pengenalan merek (B) dengan sikap konsumen (A), dimana variabel B sebagai variabel independen dan variabel C dan A sebagai variabel dependen. Persamaan berikutnya yang akan dianalisis adalah persamaan regresi sederhana antara variabel niat beli (I) dengan kepercayaan konsumen (C), niat beli (I) dengan sikap konsumen (A), dan niat beli (I) dengan pembelian nyata (P). Pada persamaan ini, variabel niat beli (I) sebagai variabel dependen dan variabel C, A, dan P menjadi variabel independen.

Pembentukan model dan pengujian signifikansi variable

independent terhadap variable dependent dilakukan melalui

pendekatan OLS method (Ordinary Least Square Method). Prinsip metode ini meminimumkan selisih kuadrat antara Y observasi dengan Y dugaan. Model sampel untuk regresi linier sederhana adalah:

Yi = a + bXi

...(5) Keterangan:

a = penduga bagi intercept (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

dengan menggunakan OLS, nilai a dan b diperoleh dari: =�(∑ )−(∑ )(∑ )

(∑ )−(∑ )

...(6)

= ∑ − (∑ )
(36)

Pengujian nilai parameter regresi, digunakan uji t apakah sama dengan nilai tertentu. Hipotesis nol dan hipotesis tandingannya ditentukan sebagai berikut :

� : � = 0 (variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen)

� : � ≠ 0 (variabel independen memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel dependen)

Setiap nilai koefisien regresi dapat dihitung nilai t-nya sebagai berikut :

� =� −� ...(8) hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai � . Jika nilai �ℎ� ��> � maka pengaruh variabel independen terhadap dependen signifikan.

Asumsi utama yang mendasari model regresi dengan menggunakan metode OLS adalah sebagai berikut:

1. Model regresi linier, artinya linier dalam parameter

2. X diasumsikan nonstokastik, artinya nilai X dianggap tetap dalam sampel yang berulang

3. Nilai rata-rata kesalahan adalah nol E(ui Xi)=0

4. Homokedasitisitas, artinya varians kesalahan sama untuk setiap periode(homo=sama;skedastisitas=sebaran). Dinyatakan dala bentuk matematis: var(ui Xi)=σ2

5. Tidak ada otokorelasi antar kesalahan (antaraui dan uj tidak ada korelasinya). Dinyatakan dalam bahasa matematis: covarians (ui , uj ) = 0

6. Antara u dan X saling bebas, sehingga cov (ui , Xi) = 0

7. Tidak ada multikolinearitas yang sempurna antar variabel bebas 8. Jumlah observasi, n, harus lebih besar daripada jumlah

parameter yang diestimasi (jumlah variabel bebas)

(37)

Minitab versi 14 digunakan sebagai alat bantu alat penelitian. Kriteria signifikansi dilihat dari perbandingan nilai signifikansi yang diperoleh dengan . Jika nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai dinyatakan sebagai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen hasilnya signifikan, dan jika yang terjadi sebaliknya maka hasilnya tidak signifikan. Nilai yang digunakan dalam penelitian adalah 5%.

Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan antara variabel F (pesan iklan), B (pengenalan merek), C (kepercayaan konsumen). Dimana variabel C sebagai variabel dependen sedangkan variabel F dan B menjadi variabel independen. Selain itu , pengujian dilakukan terhadap hubungan antara variabel F, B dan A. Dimana variabel A (sikap konsumen) menjadi variabel dependen sedangkan variabel F dan B menjadi variabel independen. Selanjutnya menguji hubungan antara variabel C (kepercayaan konsumen) dengan variabel A (sikap konsumen) dan I ( niat beli konsumen), dimana variabel I menjadi variabel dependen sedangkan variabel C dan A menjadi variabel independen. Persamaan dalam regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

= + + ...(9) Dimana :

Y = variabel dependen a = konstanta

� � = koefisien regresi variabel independen � � = variabel independen

(38)

model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. (Kuncoro, 2009) Langkah-langkah melakukan uji F adalah sebagai berikut :

1. Menentukan rumusan hipotesis. Hipotesis nol dan tandingannya ditentukan sebagai berikut :

� : � = 0 ( � � tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)

� : � ≠ 0 ( � � memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)

2. Menentukan �ℎ� ��dengan menggunakan rumus :

=

⁄( − )

− ⁄(�− ) ...(10) Dimana :

R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel n = jumlah sampel

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara �ℎ� ��dengan � yang sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Bila �ℎ� �� lebih kecil dari � atau p-value lebih besar dari nilai , maka keputusannya adalah menerima H0. Artinya secara statistik bahwa semua variabel bebas yang dimasukan dalam model tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Jika yang terjadi sebaliknya, artinya nilai �ℎ� �� lebih besar dari � � maka keputusannya adalah menerima Ha dan menolak H0. Artinya, secara statistik semua variabel bebas berpengaruh terhadap nilai terikat secara bersama-sama.

(39)

1. Menentukan perumusan hipotesis, dimana hipotesis nol dan tandingannya ditentukan sebagai berikut:

� : � = 0 ( tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Y)

� : � ≠ 0 ( memiliki pengaruh signifikan terhadap Y) � : � = 0 ( tidak memiliki pengaruh signifikan terhadapY) � : � ≠ 0 ( memiliki pengaruh signifikan terhadap Y) 2. Menghitung nilai t untuk setiap koefisien regresi dengan

menggunakan rumus (8) yang telah disebutkan. Bila �ℎ� �� lebih kecil dari � � atau p-value lebih besar dari nilai

, maka keputusannya adalah menerima H0. Artinya secara statistik bahwa koefisien regresi variabel independen tidak berpengaruh terhadap nilai dependen. Jika yang terjadi sebaliknya, artinya nilai �ℎ� �� lebih besar dari � maka keputusannya adalah menerima Ha dan menolak H0. Artinya, secara statistik variabel independen berpengaruh terhadap nilai dependen. Artinya, secara statistik variabel independen (X1 dan X2) berpengaruh terhadap nilai dependen (Y).

Menurut Simamora (2005), regresi stepwise digunakan untuk menilai pernyataan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Regresi stepwise melibatkan dua jenis proses yaitu forward selection dan backward elimination. Teknik ini menggunakan beberapa tahap untuk menentukan variabel mana yang merupakan prediktor terbaik untuk dimasukan kedalam model selama nilai p-valuenya kurang dari nilai kritik . Jika terdapat vairabel yang nilai p-valuenya lebih dari nilai kritik maka akan dihilangkan. Proses ini akan terus berlanjut hingga variabel tidak dapat dihilangkan atau ditambahkan lagi.

(40)

koefisien determinasi maka kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Selain itu, perhitungan koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menentukan apakah suatu variabel merupakan variabel antara dari variabel termaksud kepada variabel akhir dalam

Consumer Decision Model.

2. Analisis Korelasi Kanonikal

(41)

(X1), teman (X2), keluarga (X3), kondisi cuaca (X4), wiraniaga(X5), besar pengeluaran (X6), variasi level (X7), bentuk kemasan (X8), ukuran kemasan (X9), harga (X10), merek (X11), manfaat (X12), pengetahuan atribut (X13), pengetahuan tempat pembelian (X14), kepercayaan (X15), kepribadian (X16), gaya hidup (X17), iklan (X18), media informasi (X19), dan pengalaman (X20).

Prinsip dari metode ini yaitu membentuk suatu kombinasi linier dari setiap gugus peubah (dependen dan independen) sehingga korelasi diantara kedua gugus peubah tersebut menjadi maksimum. Nilai korelasi kanonikal didapat dari operasi aritmatika matrik korelasi kedua himpunan variabel (variat kanonikal).

Tahapan analisis korelasi kanonik yaitu : (1) Merumuskan tujuan penelitian, (2) merancang, (3) asumsi yang diperlukan, (4) menentukan fungsi kanonik dan ukurannya, (5) interpretasi fungsi kanonik, dan (6) validasi hasil. Asumsi-asumsi yang harus menjadi perhatian dalam menentukan fungsi kanonik dan ukuran kesesuaiannya adalah :

1. Korelasi antar peubah asal didasarkan pada hubungan linier. 2. Korelasi kanonik adalah hubungan linier antar variat

3. Multivariat ganda, asumsi ini digunakan ketika pengujian fungsi kanonik

(42)

U = a’ X = a1X1 + a2X2 + ...+ aqXq ...(12)

V = b’ Y = b1Y1 + b2Y2 + ...+ bpYp ...(13)

Dari persamaan tersebut maka harus dicari nilai koefisien a dan b dari rumus berikut :

Corr (U,V) = ′ ∑ .

� ′ ∑ . � ′ ∑ .

sebesar mungkin...(14) Setelah penentuan peubah kanonik, maka selanjutnya menentukan ukuran keragaman sampel. Proporsi keragaman X dapat diterangkan dengan rumus :

R

2 z,x

=

�=�=� ,

...(15)

Sedangkan proporsi keragaman Y diterangkan dengan rumus:

R2 Z,X

=

�=�=� ,

...

(16)

Nilai keragaman proporsi yang didapat ditujukan untuk menentukan baik tidaknya jumlah peubah kanonik yang dipilih. Semakin besar nilai proporsi, maka semakin baik peubah-peubah kanonik menerangkan keragaman data asal.

(43)
(44)

4.1 Gambaran Umum Produk

Keripik pedas Maicih adalah keripik pedas yang awalnya merupakan bisnis keluarga. Keripik pedas Maicih muncul pada tanggal 29 Juni 2010 di kota Bandung dan didirikan oleh Reza Nurhilman. Bisnis ini terus berkembang pesat dari awalnya yang cuma dipromosikan sesama keluarga dan teman-teman sampai akhirnya tersiar dari mulut ke mulut sehingga para penggemarnya sering membicarakan topik super pedasnya keripik Maicih di social media khususnya Twitter. Jeli melihat prospek inilah yang akhirnya dimanfaatkan kakak-beradik pengelola Maicih untuk memasarkan produk keripik pedas kampungnya lewat Twitter dan cara penjualan yang nomaden. Diluar dugaan ternyata pemasaran cara ini mengundang banyak orang untuk penasaran dan mencobanya.

Kesuksesan bisnis keluarga ini ternyata bukan tanpa cobaan. Akibat perbedaan visi ke depan juga cara pengelolaan bisnis, akhirnya kakak beradik ini memutuskan untuk menjalankan bisnis keripik Maicih dengan jalannya masing-masing. Keduanya punya nama yang sama, namun kini, seperti terlihat dipasaran ada 2 jenis logo Maicih. Keduanya sama-sama dipasarkan oleh kakak-beradik yang pernah sukses bersama dan membangun bersama nama Maicih dari nol. Keduanya sama-sama Maicih, dan tidak ada yang palsu.

(45)

tempat lain. Saat ini Maicih sudah mempunyai 35 distributor di berbagai kota di Indonesia.

4.2 Gambaran Umum Informasi Keripik Maicih di Social media

Informasi mengenai keripik Maicih di social media selalu diupdate

setiap hari melalui Facebook dan Twitter. Pemasaran Maicih melalui fan

page Facebook #maicih dan Twitter dengan akun @infomaicih atau

@maicih membuat konsumen tertarik karena cara pemasarannya yang unik. Perbincangan yang heboh mengenai keripik Maicih di Twitter

membuat konsumen yang awalnya tidak tahu tentang Maicih menjadi penasaran akan produk tersebut. Informasi yang disampaikan melalui

social media berupa tempat berjualan mereka yang berpindah-pindah. Hal

tersebut membuat icihers yang merupakan sebutan untuk konsumen Maicih penasaran dan mencari-cari keberadaan para Jenderal (sebutan untuk agen penjual Maicih) agar bisa mendapatkan produk yang mereka inginkan. Untuk mendapatkan informasi keberadaan para jenderal, icihers dapat memantau informasinya melalui Twitter. Strategi tersebut berhasil membuat keripik Maicih menjadi camilan eksklusif dan selalu diburu para penggemarnya. Sampai saat ini jumlah pengguna facebook yang mengikuti #maicih berjumlah 59.203 orang dan followers twitter di akun @infomaicih berjumlah 400.288 orang, jumlah ini masih bisa bertambah seiring berjalannya waktu.

4.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner

Kuesioner yang akan dibagikan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan realibilitas. Pengujian ini dilakukan dengan metode Product

Moment Pearson dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows.

(46)

faktor keputusan pembelian yang berjumlah 20 butir dan efektivitas iklan sebanyak 30 butir terbukti valid pada nilai dibawah 0,05 dan layak untuk diolah ke tahap selanjutnya. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

Pengujian reliabilitas kuesioner kepada 30 responden dilakukan dengan menggunakan metode teknik α cronbach. Dalam teknik ini instrumen diuji pada sekelompok responden dan dianalisis dengan bantuan

software SPSS versi 16. Uji reabilitas juga dilakukan pada kuesioner

faktor dan kuesioner efektivitas iklan. Nilai menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliable. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.4 Karakteristik Responden

Informasi karakteristik responden diperoleh dari mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor yang memenuhi kriteria yaitu pernah melihat informasi di social media mengenai keripik Maicih. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, hasil survey dapat dilihat pada Gambar 8 bahwa 79 persen mahasiswa yang melihat informasi di social media

[image:46.595.171.474.595.701.2]

mengenai keripik Maicih adalah wanita dan sisanya sebanyak 21 persen adalah pria. Data yang telah diperoleh dari pihak institusi kampus menyatakan bahwa jumlah mahasiswa wanita di Institut Pertanian Bogor lebih banyak daripada mahasiswa pria, sehingga pada penelitian ini lebih banyak mahasiswi daripada mahasiswa. Dengan demikian, hal tersebut juga menunjukkan bahwa informasi di social media lebih banyak dilihat oleh mahasiswi daripada mahasiswa.

Gambar 8. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin mahasiswa

Pria 21% Wanita

(47)
[image:47.595.154.493.312.494.2]

Karakterisik berdasarkan pengeluaran rutin rata-rata mahasiswa dalam satu bulan pada Gambar 9 dibagi menjadi lima kelas, yaitu pengeluaran pertama kurang dari Rp 500.000; Rp 500.000 – Rp 1.000.000; Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000; Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000 dan lebih dari Rp 2.000.000. Mahasiswa yang memiliki pengeluaran antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 merupakan kelas paling banyak dimiliki oleh mahasiswa strata-1 Institut Pertanian Bogor yaitu sebesar 65 persen, sedangkan mahasiswa yang memiliki pengeluaran rata-rata Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000 persentasenya paling kecil yaitu sebesar 1 persen. Hal tersebut dikarenakan, responden penelitian ini berstatus sebagai mahasiswa sehingga penghasilan yang dimiliki masih terbatas.

Gambar 9. Karakteristik berdasarkan pengeluaran mahasiswa

Hasil studi pada mahasiswa strata-1 Insttitut Pertanian Bogor berdasarkan karakteristik jumlah pembelian keripik Maicih menunjukkan bahwa sebanyak 26 persen mahasiswa pernah melakukan pembelian keripik Maicih 1 sampai dengan 2 kali. Mahasiswa yang pernah membeli keripik Maicih sebanyak 3 kali sebesar 20 persen, mahasiswa yang pernah membeli keripik Maicih sebanyak 4 kali sebesar 9 persen dan sebanyak 16 persen mahasiswa menyatakan pernah membeli keripik Maicih lebih dari 4 kali. Sementara itu, sebanyak 3 persen mahasiswa menyatakan tidak pernah membeli keripik Maicih. Jumlah pembelian keripik Maicih selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 10.

< Rp 500.000 20%

Rp. 500.001- Rp 1.000.000

65% Rp. 1.000.001- Rp.

1.500.000 12%

Rp 1.500.001-Rp 2.000.000

1%

(48)
[image:48.595.163.475.83.243.2]

Gambar 10.Karakteristik berdasarkan jumlah pembelian keripik Maicih

Karakteristik berdasarkan rekan dalam pembelian keripik Maicih menunjukkan bahwa pada mahasiswa strata-1 Insttitut Pertanian Bogor paling banyak melakukan pembelian keripik Maicih bersama dengan teman yaitu sebanyak 53 persen. Selain itu, sebanyak 19 persen membeli keripik Maicih sendiri, 15 persen membeli keripik Maicih bersama keluarga, 5 persen membeli keripikMaicih bersama pacar, 3 persen menyatakan tidak pernah membeli keripik Maicih dan 5 persen responden menjawan lain-lain. Hasil survey karakteristik berdasarkan rekan dalam pembelian keripik Maicih dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Karakteristik berdasarkan rekan dalam pembelian keripik Maicih

Karakteristik berdasarkan tempat pembelian keripik Maicih menunjukkan bahwa pada mahasiswa strata-1 Insttitut Pertanian Bogor mayoritas melakukan pembelian keripik Maicih di penjual terdekat atau biasa sering disebut Jendral yaitu sebanyak 62 persen. Hal ini dikarenakan Jendral Maicih menyebar di banyak tempat dan lebih mudah ditemui

1 kali 26%

2 kali 26% 3 kali

20% 4 kali

9%

Lainnya 16%

Tidak pernah 3%

Sendiri 19%

Teman 53% Keluarga

15% Pacar

5%

Tidak pernah 3%

[image:48.595.158.479.457.613.2]
(49)

sehingga membuat konsumen mudah untuk mendapatkan keripik Maicih. Tempat mahasiswa mmbeli keripik Maicih lainnya yaitu di distributor sebanyak 18 persen, di tempat bazar sebanyak 4 persen, di pusat kota Bandung sebanyak 2 persen, sebanyak 3 persen menyatakan tidak pernah membeli dan sebanyak 11 persen responden menjawab lain-lain. Hasil survey karakteristik berdasarkan tempat pembelian keripik Maicih dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12.Karakteristik berdasarkan tempat pembelian keripik Maicih

[image:49.595.160.482.234.396.2]

Karakteristik berdasarkan alternatif pembelian ketika keripik Maicih tidak ada atau habis menunjukkan bahwa mayoritas pada mahasiswa strata-1 Instititut Pertanian Bogor sebanyak 64 persen memilih untuk tidak jadi membeli keripik, sebanyak 13 persen membeli produk Maicih selain keripik dan sebanyak 23 persen memilih untuk membeli keripik merek lain. Hasil survey karakteristik berdasarkan alternatif pembelian ketika keripik Maicih habis dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Karakteristik berdasarkan alternatif pembelian ketika keripik Maicih habis

Distributor 18%

Bazar 4%

Penjual terdekat 62%

Pusat 2%

Lainnya 11%

Tidak pernah 3%

Tidak jadi membeli

64% Membeli

produk Maicih selain keripik

13%

Membeli keripik merek

(50)

Karakteristik berdasarkan jumlah akun social media yang dimiliki oleh konsumen, mayoritas social media yang dimiliki mahasiswa adalah

facebook dan twitter. Hasil survey menunjukkan bahwa 100 persen

mahasiswa memiliki akun facebook dan mahasiswa yang memiliki akun

twitter sebanyak 90 persen. Hasil lain menunjukkan bahwa mahasiswa

yang memiliki akun friendster sebanyak 62 persen, kaskus sebanyak 28 persen, situs blog sebanyak 57 persen, akun plurk sebanyak 21 persen,

tumblr sebanyak 23 persen, google+ sebanyak 37 persen, dan myspace

[image:50.595.147.484.349.519.2]

sebanyak 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Strata 1 IPB aktif dalam penggunaan akun-akun social media yang sedang populer di internet saat ini. Hasil survey karakteristik berdasarkan jumlah akun social media yang dimiliki oleh konsumen dapat

Gambar

Gambar 8. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin mahasiswa
Gambar 9. Karakteristik berdasarkan pengeluaran mahasiswa
Gambar 11. Karakteristik berdasarkan rekan dalam pembelian keripik
Gambar 13. Karakteristik berdasarkan alternatif pembelian ketika keripik      Maicih habis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Negara tujuan ekspor lainnya adalah Pakistan senilai US$ 43,18 juta (26,24 persen), Tiongkok senilai.. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah No. Sementara itu,

[r]

Schumpeter (1954) mengatakan, terdapat suatu great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama lebih dari 500 tahun, yaitu pada masa yang dikenal dengan dark ages oleh

Setelah dilakukan redesign dengan mengganti tebal riser , spool , dan pipeline sesuai schedule dengan ketebalan yang lebih besar, maka tidak didapatkan

Menurut Sutedi yang dikutip dari faisal (2009:164), teknik angket dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan

Tujuan dari penelitian ini adalahmenganalisis data time series hotspot dengan melihat pola kecenderungan kemunculan hotspot selama 12 tahun dari tahun 2001 hingga tahun

Serta uang kertas telah menjadi uang wajib yang menggantikan kedudukan emas atau perak dalam bertransaksi, dan segala sesuatu pun pada masa kini dinilai dengan

Berdasarkan informasi yang peneliti dapat dari guru kelas penyebab dari perilaku agresif pada siswa TK IT Nurul Islam Tengaran paling banyak adalah keluarga yang