• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian akses internet telkomsel flash (studi kasus: mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian akses internet telkomsel flash (studi kasus: mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

FLASH

(Studi Kasus: Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)

Oleh

EKA INTINA WATI

H 24070101

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Eka Intina Wati. H24070101. Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Akses Internet Telkomsel Flash. (Studi Kasus: Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor). Dibawah bimbingan Jono M. Munandar.

Perkembangan jaman membuat peningkatan kebutuhan akan informasi dan komunikasi. Salah satu sarana komunikasi yang menjadi pilihan masyarakat adalah melalui internet. Pengguna internet di Indonesia telah mencapai 30.000.000 pengguna pada tahun 2010. Seiring dengan peningkatan jumlah pengguna internet, maka perusahaan penyedia internet pun meningkat. Banyaknya perusahaan penyedia akses internet yang bermunculan dikarenakan permintaan akan layanan akses internet yang semakin meningkat. Hal ini membuat persaingan usaha semakin ketat. Sampai saat ini, provider internet di Indonesia semakin banyak dengan berbagai macam produk yang ditawarkan.

Salah satu penyedia jasa internet adalah Telkomsel dengan produknya Telkomsel flash. Telkomsel Flash merupakan layanan internet yang dapat digunakan oleh seluruh pelanggan Telkomsel (kartuHALO, simPATI dan kartu AS). Pada tahun 2010 Telkomsel flash memegang TopBrand Index (TBI) sebesar 32,1 persen untuk pasar provider internet mobile yang diikuti oleh IM2 sebesar 22 persen. Namun, pada tahun 2011, terjadi penurunan top brand yang dimiliki oleh Telkomsel flash.

Penurunan TBI yang dialami Telkomsel flash pada tahun 2011 membuat Telkomsel memerlukan adanya usaha pemasaran untuk mempertahankan konsumennya. Peningkatan kebutuhan internet membuat persaingan antara perusahaan penyedia jasa internet yang semakin ketat, perusahaan harus senantiasa memberikan pelayanan maksimalnya. Diperlukan suatu penelitian untuk dapat mengetahui perilaku konsumen dan yang terkait didalamnya untuk mempertahankan konsumennya. Telkomsel harus mempelajari perilaku konsumen serta faktor–faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk untuk mengetahui bagaimana konsumen membeli produknya. Selain itu, pengetahuan tentang atribut produk yang paling disukai konsumen dapat membuat produsen mengetahui apa yang benar-benar diinginkan oleh konsumen dan dapat memuaskan konsumennya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian layanan akses internet Telkomsel flash, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan layanan akses internet Telkomsel flash, (3) menganalisis sikap konsumen terhadap Telkomsel Flash. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari kuesioner yang diberikan kepada para pengguna Telkomsel flash di IPB, sedangkan data sekunder didapat dari buku dan internet.

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Telkomsel flash di Institut Pertanian Bogor. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik

nonprobability sampling berupa quota sampling. Alat analisis yang digunakan

(3)

Pertanian Bogor sebagian besar adalah perempuan, berasal dari Jabodetabek dengan pengeluaran rata-rata Rp 500.001-Rp 1.000.000. Proses pengambilan keputusan pembelian akses internet Telkomsel flash pada tahap pengenalan kebutuhan, kebanyakan konsumen menggunakan internet sebagai penunjang kegiatan belajar dan konsumen menilai bahwa Telkomsel flash dapat dijadikan alternatif sebagai pemenuhan kebutuhan akan internet. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama konsumen mengenai produk Telkomsel flash

berasal dari iklan di televisi dan teman. Pada tahap evaluasi alternatif, pertimabangan utama konsumen dalam menggunakan akses internet Telkomsel

flash adalah ketersediaan sinyal dan kecepatan akses. Konsumen membeli akses

internet ini atas pengaruh dari diri sendiri sesuai dengan kebutuhan. Sebagian besar konsumen mengeluarkan Rp. 50.001–Rp. 100.000 untuk menikmati akses internet Telkomsel flash. Kebanyakan konsumen mengkategorikan kepuasanya terhadap Telkomsel flash dalam kategori biasa saja.

(4)

FLASH

(Studi Kasus: Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

EKA INTINA WATI

H 24070101

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Mahasiswa S1 IPB) Nama : Eka Intina Wati NIM : H 24070101

Menyetujui Pembimbing,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.) NIP 196101231986011002

Mengetahui: Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.) NIP 196101231986011002

(6)

Eka Intina Wati dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Januari 1989 yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Memulai pendidikan formalnya di TK Dahlia dan lulus tahun 1995. Pada tahun 2001 menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Kebon duren , Ciputat. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP N 2 Ciputat dan lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 Ciputat ditahun yang sama dan lulus di tahun 2007.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan

Pembelian Akses Internet Telkomsel Flash (Studi Kasus: Mahasiswa S1 IPB).

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis selalu berusaha agar skripsi ini disusun dengan sebaik mungkin. Namun demikian, Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam skripsi kajian kinerja keuangan ini. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran-saran yang bersifat membangun sehingga menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan, dan dukungannya kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

(8)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kekuatan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi Analisis Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Akses Internet Telkomsel Flash (Studi Kasus: Mahasiswa S1 IPB). Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan dengan sabar memberikan saran dan kritik yang membangun.

2. Prof. Dr. Ir. WH Limbong, MS dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi penguji dalam ujian sidang skripsi ini serta saran-saran yang membangun.

3. Keluarga yang saya cintai, Orang tua serta adik yang selalu dan tak pernah putus memberi semua dukungan yang dapat diberikan dari yang bersifat fisik, mental dan juga spiritual. Terimakasih juga atas kepercayaannya.

4. Seluruh staf pendidik dan staf kependidikan Departemen Manajemen FEM IPB yang sangat membentu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian penulis.

5. Unyen, Uul, Ica, Putri, Ryry, Devi, Suci, Lina, Ima, Reni, Dani dan rekan-rekan di Manajemen 44 lainnya yang telah memberikan semangat kepada Penulis, sehingga skripsi ini dapet selesai.

6. Aya, Gama, Silmi, Kak Miu dan pihak-pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

7. Sahabat sekaligus saudara di Wisma Padasuka Atas (Ulanda, Ani, Moly, Hana, Fitrie, Isti, Puma, Merry, Muti) yang selalu mengajarkan pengalaman kebersamaan dan saling membantu dalam suka dan duka.

8. Teman-teman satu bimbingan (Atul, Azwar, Ega, Norvi, Puji, Keken, Kak Eyyi) yang telah bersama-sama menghadapi semua rintangan dan saling menguatkan.

(9)

viii

(10)

ix

UCAPAN TERIMAKASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen ... 6

2.2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 7

2.2.1 Lingkungan ... 7

2.2.2 Perbedaan Individu ... 9

2.2.3 Proses Psikologi ... 12

2.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Konsumen ... 13

2.3.1 Pengenalan Kebutuhan ... 13

2.3.2 Pencarian Informasi ... 14

2.3.3 Evaluasi Alternatif ... 15

2.3.4 Keputusan Pembelian ... 15

2.3.5 Perilaku Pasca Pembelian (Hasil) ... 16

2.4. Manajemen Jasa Terpadu ... 16

2.5. Atribut Produk ... 17

2.6. Internet ... 18

2.7. Uji Validitas ... 18

2.8. Uji Reliabilitas ... 19

2.9. Analisis Faktor ... 20

2.10. Model Multiatribut Fishbein ... 20

2.11. Penelitian Terdahulu ... 21

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 23

(11)

x

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 24

3.4. Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ... 25

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.6. Metode Pengolahan Data ... 27

3.5.3 Analisis Deskriptif ... 27

3.5.4 AnalisisFaktor ... 27

3.5.5 Model Multiatribut Fishbein ... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 29

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 29

4.1.2 Visi Misi Telkomsel ... 31

4.1.3 Telkomsel Flash ... 31

4.1.4 Paket Telkomsel Flash ... 32

4.2. Karakteristik Konsumen... 32

4.2.1 Jenis Kelamin ... 32

4.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 36

4.3.1 Pengenalan Kebutuhan ... 36

4.3.2 Pencarian Informasi ... 38

4.3.3 Evaluasi Alternatif ... 40

4.3.4 Keputusan Pembelian ... 42

4.3.5 Evaluasi Pasca Pembelian ... 44

4.4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ... 46

4.5. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Telkomsel Flash ... 52

4.5.1 Analisis Tingkat Kepentingan (ei) ... 53

4.5.2 Analisis Tingkat Kepercayaan (bi) ... 55

(12)

xi

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perkembangan penduduk dan pengguna internet di Indonesia ... 2

2. Top brand index kategori ISP mobile 2010 ... 3

3. Top brand index kategori ISP mobile 2011 ... 3

4. Proporsi sampel yang digunakan ... 26

5. Penyebaran konsumen berdasarkan manfaat utama yang diharapkan dalam menggunakan internet ... 37

6. Penyebaran konsumen berdasarkan lamanya penggunan internet perhari ... 38

7. Penyebaran konsumen berdasarkan sumber informasi terhadap Telkomsel flash ... 38

8. Penyebaran konsumen berdasarkan hal yang membuat konsumen tertarik menggunakan Telkomsel flash setelah mendapatkan informasi ... 39

9. Penyebaran konsumen berdasarkan pertimbangan awal dalam memilih Telkomsel flash sebagai layanan akses internet ... 40

10. Penyebaran konsumen berdasarkan penggunaan akses internet dari provider lain ... 41

11. Penyebaran konsumen berdasarkan pertimbangan dalam menggunakan akses internet dari provider lain ... 42

12. Penyebaran konsumen berdasarkan cara pembelian Telkomsel flash ... 42

13. Penyebaran konsumen berdasarkan pihak-pihak yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian akses internet Telkomsel flash ... 43

14. Penyebaran konsumen berdasarkan jumlah pengeluaran konsumen untuk kebutuhan internet perbulan ... 44

15. Penyebaran konsumen berdasarkan tingkat kepuasan terhadap Telkomsel flash . 44 16. Penyebaran konsumen berdasarkan tingkat kepuasan konsumen terhadap harga Telkomsel flash ... 45

17. Penyebaran konsumen berdasarkan tindakan ketika provider lain melakukan promosi ... 46

18. Nilai MSA tiap variabel ... 47

19. Hasil analisis faktor ... 48

20. Nilai evaluasi kepentingan terhadap atribut-atribut produk Telkomsel flash ... 54

21. Nilai evaluasi kepercayaan atribut-atribut Telkomsel flash ... 55

22. Nilai sikap konsumen terhadap atribut-atribut telkomsel flash ... 56

23. Nilai maksimum sikap konsumen terhadap atribut telkomsel flash ... 57

24. Skala penilaian sikap konsuemn terhadap atribut produk telkomsel flash ... 58

25. Selisih antara nilai maksimum sikap konsumen dan nilai sikap konsumen telkomsel flash ... 59

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Diagram distribusi pengguna internet di dunia pada tahun 2010 ... 1

2. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh terhadapnya ... 7

3. Proses pengambilan keputusan pembelian ... 13

4. Proses pengenalan kebutuhan ... 14

5. Proses pencarian internal... 15

6. Model sikap dan perilaku fishbein ... 21

7. Kerangka pemikiran penelitian. ... 24

8. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin. ... 33

9. Karakteristik konsumen berdasarkan asal daerah ... 33

10. Karakteristik konsumen berdasarkan tempat tinggal ... 34

11. Karakteristik konsumen berdasarkan hobi ... 35

12. Karakteristik konsumen berdasarkan penerimaan perbulan ... 35

13. Karakteristik konsumen berdasarkan pengeluaran perbulan ... 36

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 70

2. Jumlah Mahasiswa IPB ... 76

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Analisis Faktor ... 78

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Evaluasi Kepentingan Atribut Telkomsel Flash ... 79

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Evaluasi Kepercayaan Atribut Telkomsel Flash... 80

6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Persepsi Atribut IM2... 81

7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Persepsi Atribut AHA ... 82

8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Persepsi Three ... 83

9. Daftar Paket Telkomsel Flash ... 84

(15)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi komunikasi semakin berkembang dari masa ke masa,

telekomunikasi saat ini tidak hanya dilakukan melalui saluran telepon tetapi

juga menggunakan jaringan internet. Perkembangan zaman membuat

internet menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Internet

digunakan bukan hanya sebagai sarana informasi, tetapi juga sebagai sarana

bisnis dan pendidikan. Internet memberikan kemudahan dalam pertukaran

informasi dari belahan dunia manapun. Selain itu, internet juga dapat

menyamarkan jarak yang ada. Perkembangan gaya hidup masyarakat

modern menyebabkan perubahan pola konsumsi internet dimasyarakat.

Tidak terkecuali pada kalangan mahasiswa, internet merupakan suatu

kebutuhan sehari-hari yang digunakan sebagai media untuk pertukaran

informasi yang dibutuhkan dimanapun dan kapanpun.

Hampir setiap orang di era globalisasi ini tahu akan internet.

Pengguna jasa internet setiap tahunnya selalu meningkat. Pada tahun 2010,

pengguna internet dunia telah mencapai 6.845.609.960 pengguna

(www.internetworldstats.com). Dari gambar diagram distribusi pengguna

internet di dunia pada tahun 2010 dapat dilihat secara total pengguna

internet di wilayah Asia mencapai 42 persen dari pengguna internet dunia,

hal ini menunjukkan perkembangan internet telah tersebar di segala penjuru

dunia.

(16)

Pengguna internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke

tahun. Hal ini menunjukan bahwa teknologi dan informasi telah

berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Pengguna internet di

Indonesia meningkat dari tahun ke tahunnya (Tabel 1) dikarenakan

peningkatan kebutuhan akan akses internet. Pengguna internet di Indonesia

pada tahun 2000 telah mencapai 2.000.000 pengguna dari 206.264.595

penduduk dan terus berkembang sampai tahun 2010. Sampai tahun 2010,

jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 30.000.000 menurut

survei yang dilakukan International Telecomunication Union (ITU) (www.internetworldstats.com). Pengguna internet yang meningkat 15 kali

lipat selama 10 tahun terakhir membuktikan bahwa terjadi perubahan pola

kunsumsi masyarakat dalam menggunakan internet. Penetrasi pasar internet

di Indonesia yang masih rendah menggambarkan belum semua pasar

terjangkau oleh kehadiran internet, hal ini memberikan peluang bisnis

bagi penyedia jasa internet untuk mengembangkan usahanya.

Tahun Pengguna

2000 2,000,000 206,264,595 1.0 ITU

2007 20,000,000 224,481,720 8.9 ITU

2008 25,000,000 237,512,355 10.5 APJII

2009 30,000,000 240,271,522 12.5 ITU

2010 30,000,000 242,968,342 12.3 ITU

Sumber : www.internetworldstats.com [2 Februari 2011]

Banyak perusahaan penyedia akses internet yang bermunculan

dikarenakan permintaan akan layanan akses internet yang semakin

meningkat. Hal ini membuat persaingan usaha semakin ketat. Sampai saat

ini, provider internet di Indonesia semakin banyak dengan berbagai macam produk yang ditawarkan. Berbagai macam layanan akses internet yang

ditawarkana antara lain broadband. Era layanan broadband menawarkan koneksi kecepatan tinggi atau layanan bandwidth lebar ke internet lewat suatu penyedia layanan internetb(ISP).

Peningkatan kebutuhan internet membuat persaingan antara

perusahaan penyedia jasa internet yang semakin ketat, perusahaan harus

(17)

broadband menjadi sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak operator Global System for Mobile Communications (GSM) dan Code

Division Multiple Access (CDMA) yang telah menyediakan layanan

broadband yang mobile, sehingga mudah digunakan dimana saja. Salah satu penyedia layanan internet broadband adalah Telkomsel flash. Telkomsel flash merupakan layanan internet yang dapat digunakan oleh seluruh pelanggan Telkomsel (kartuHALO, simPATI dan kartu AS). Telkomsel

flash meraih Top Brand Index (TBI) sebesar 32,1 persen untuk pasar provider internet mobile yang diikuti oleh IM2 sebesar 22 persen (Tabel 2). Tabel 2. Top Brand Index kategori ISP mobile 2010

Merek TBI (%)

Telkomsel Flash 32,1

IM2 22 Indosat Broadband 19

Xl Broadband 7,1

Wimode 4,9 Sumber : www.topbrand-award.com [5 Februari 2011]

Terjadi penurunan top brand yang dimiliki Telkomsel flash pada tahun 2011. TBI untuk kategori provider internet mobile dikuasai oleh IM2 dari indosat yang memiliki top brand sebesar 26,4 persen (Tabel 3). Telkomsel flash hanya memiliki 26,3 persen top brand dari pasar internet mobile pencapaian ini mengalami penurunan sebesar 5,8 persen dari top brand yang dicapai pada tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan penurunan akan loyalitas konsumen selain itu, bermunculannya penyedia

jasa layanan internet mobile turut mempengaruhi kemungkinkan konsumen untuk berpindah produk.

Indosat Broadband 9, 6

XL Broadband 7, 1

3 (three) 2, 0

Mobi 1, 7

(18)

TBI merupakan evaluasi kekuatan merek berdasarkan market share, top of mind dan commitment share dari berbagai macam merek. Kekuatan merek berdasarkan brand index ini merupakan salah satu penghargaan bagi perusahaan yang dapat mengidikasikan bagaimana konsumen memandang

mereknya.

1.2. Perumusan Masalah

Pertambahan jumlah provider internet membuat perubahan sikap dan

perilaku yang cepat. Konsumen semakin kritis dan cerdas dalam

memutuskan barang atau jasa yang akan mereka konsumsi. Penurunan TBI

yang dialami Telkomsel flash pada tahun 2011 membuat Telkomsel memerlukan adanya usaha pemasaran untuk mempertahankan konsumennya

salah satunya melalui studi perilaku konsumen. Telkomsel harus

mempelajari perilaku konsumen serta faktor–faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian produk untuk mengetahui bagaimana konsumen

membeli produknya. Selain itu, pengetahuan mengenai sikap konsumen

terhadap atribut produk dapat membuat produsen mengetahui apa yang

benar-benar diinginkan oleh konsumen dan dapat memuaskan

konsumennya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan

pembelian akses internet Telkomsel Flash?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian akses

internet Telkomsel Flash?

3. Bagaimana sikap konsumen terhadap atribut produk Telkomsel Flash? 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen dan proses keputusan

pembelian layanan akses internet Telkomsel flash.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

(19)

3. Menganalisis sikap konsumen terhadap atribut produk Telkomsel flash. 1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dan

masukan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan terutama pada masalah yang menyangkut atribut produk dan

hubungannya dalam proses pengambilan keputusan pembelian.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan survei terhadap konsumen akses

internet Telkomsel Flash. Kajian dalam penelitian ini meliputi proses pengambilan keputusan pembelian, faktor-faktor yang mempengaruhi

(20)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Konsumen

Engel dan Miniard (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului

dan menyusul tindakan ini. Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus

dengan berbagai alasan, berhasrat mempengaruhi dan mengubah perilaku

termasuk mereka yang kepentingan utamanya menyangkut pemasaran,

pendidikan dan perlindungan konsumen, serta kebijakan umum. Ada banyak

pengaruh yang mendasari perilaku konsumen, mulai dari motivasi internal

hingga pengaruh sosial berbagai jenis. Namun, motivasi dan perilaku dapat

dimengerti walaupun secara tidak sempurna melalui suatu penelitian. Model

perilaku konsumen menurut Engel dan Miniard (1994) dapat dilihat pada

Gambar 2.

Berdasarkan Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004), perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk

dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Menurut Sumarwan (2004), perilaku konsumen ditentukan oleh suatu model

keputusan pembelian konsumen yang dibentuk oleh faktor-faktor

lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologi. Perilaku konsumen

merupakan suatu bagian dari aktivitas-aktivitas kehidupan manusia,

termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan barang atau jasa yang

dapat diupayakan sehingga ia akhirnya menjadi konsumen.

Menurut Sumarwan (2004) ada dua jenis konsumen, yaitu konsumen

individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan

jasa untuk digunakan sendiri yang sering disebut konsumen akhir.

Konsumen organisasi meliputi konsumen organisasi bisnis, yayasan,

(21)

organisasi membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk

menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

2.2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Engel dan Miniard (1994) faktor yang mendasari perilaku

konsumen terdiri dari tiga kategori; lingkungan, pengaruh individu dan

proses psikologis. Sedangkan Kotler dan Armstrong (2008) menjelaskan

bahwa pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial,

pribadi dan psikologi.

2.2.1 Lingkungan

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang

timbul dari lapisan masyarakat tempat ia tinggal. Konsumen yang

berasal dari tempat yang berbeda memiliki perbedaan penilaian,

kebutuhan dan perilaku konsumen. Menurut Engel dan Miniard

(1994) perilaku konsumen yang hidup dalam suatu lingkungan

konsumen dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,

keluarga dan situasi.

Gambar 2. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh terhadapnya. (Engel dan Miniard, 1994)

(22)

1. Faktor Budaya

Engel dan Miniard (1994) menjelaskan bahwa budaya mengacu

pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan simbol bermakna

lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat

tafsiran dan melakukan evaluasi anggota masyarakat. Budaya

mempengaruhi struktur konsumsi, budaya mempengaruhi

bagaimana individu mengambil keputusan dan terakhir budaya

adalah variabel utama dalam penciptaan komunikasi makna di

dalam produk. Budaya bisa juga diartikan kebiasaan, norma, tata

krama atau perilaku yang berkembang di masyarakat.

2. Kelas Sosial

Engel dan Miniard (1994) mendefinisikan kelas sosial sebagai

pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu–

individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

Mereka dibedakan oleh perbedaan status sosioekonomi yang

berjajar dari yang rendah hingga tinggi. Status kelas sosial kerap

menghasilkan bentuk perilaku konsumen yang berbeda.

Keanggotaan kelas sosial ada dan dapat dideskripsikan sebagai

kategori statistik entah individu-individunya sadar atau tidak akan

situasi mereka sama.

3. Pengaruh pribadi

Menurut Engel dan Miniard (1994) konsumen kerap dipengaruhi

oleh mereka yang berhubungan erat dengan konsumen itu sendiri.

Konsumen cenderung menghargai orang-orang disekelilingnya

untuk nasihat mengenai pilihan pembelian. Oleh karena itu,

pengaruh pribadi adalah subjek yang penting di dalam penelitian

konsumen.

4. Keluarga

Menurut Engel dan Miniard 1994) keluarga merupakan pusat

pembelian yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu

yang membentuk keluarga yang bersangkutan. Keluarga

(23)

kerap menjadi unit pengambilan keputusan utama, tentu saja,

dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi.

5. Situasi

Menurut Engel dan Miniard (1994) situasi menggunakan

pengaruhnya yang paling meresap di dalam perilaku konsumen

karena satu alasan sederhana yaitu perilaku selalu dibentuk oleh

situasi. Karena situasi konsumen juga melibatkan orang dan

benda, maka perlu dibedakan antara pengaruh yang disebabkan

konsumen dan objek dengan pengaruh yang unik terhadap situasi

itu sendiri. Dengan demikian faktor situasi dapat dipandang

sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk

waktu dan tempat yans spesifik dan lepas dari karakteristik

konsumen ataupun karakteristik objek.

2.2.2 Perbedaan Individu

Faktor pribadi juga mempengaruhi perilaku seorang individu

dalam melakukan pembelian. Menurut Engel dan Miniard (1994)

karakteristik tersebut terdiri dari:

1. Sumber daya konsumen

Konsumen memiliki tiga sumber daya utama yang digunakan

dalam proses pertukaran, yaitu sumber daya ekonomi, sumber

daya temporal dan sumber daya kognitif. Persepsi konsumen

mengenai sumber daya yang tersedia atau apa yang akan tersedia

pada masa yang akan datang juga penting dalam keputusan

pembelian.

2. Motivasi dan Keterlibatan

Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan

kebutuhan–kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika

ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dan

keadaan yang diinginkan atau disukai. Karena ketidakcocokan ini

meningkat, akibatnya adalah pengaktifan suatu kondisi

kegairahan yang diacu dorongan untuk memenuhi kebutuhan.

(24)

kuat di dalam bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan dari

suatu produk atau jasa dalam konteks tertentu.

3. Pengetahuan

Secara umum pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi

yang disimpan di dalam ingatan. Himpunan bagian dari informasi

total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar

disebut pengetahuan konsumen. Ada tiga bagian pengetahuan

konsumen, yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pengetahuan

pembelian, dan pengetahuan pemakaian.

4. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi

Kepribadian dalam perilaku konsumen didefinisikan sebagai

respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Keadaan

organisasi dalam diri individu yang diacu sebagai kepribadian

mengadakan persiapan untuk pengalaman dan perilaku. Gaya

hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan

menghabiskan watu serta uang.

5. Sikap

Sikap yang dianut konsumen sekarang ini tentunya merupakan

hasil dari pengalaman mereka sebelumnya. Sikap kerap

diterbentuk dari kontak langsung dengan objek sikap. Namun,

kenali bahwa sikap dapat terbentuk bahkan tanpa adanya

pengalaman aktual dengan satu objek. Sikap dapat menilai

keefektifan kegiatan pemasaran, mengevaluasi tindakan

pemasaran sebelum dilaksanakan dalam pemasaran, membentuk

pangsa pasar, dan memilih pangsa target.

a. Pengertian dan Konsep Sikap

Menurut Allport dalam Suryani (2008) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon terhadap

suatu objek dalam bentuk rasa suka atau tidak suka. Merujuk

pada definisi ini, berarti sikap:

(25)

Artinya sikap itu masih merupakan kecenderungan (faktor

motivasional) bukan perilaku itu sendiri. Jadi sikap

berbeda dengan perilaku.

2) Sikap terbentuk sebagai hasil belajar

Terbentuknya sikap tidak terlepas dari pembelajaran yang

dilakukan konsumen. Melalui pengamatan pengalaman

dan kesimpulan yang dibuat terhadap suatu objek akan

dapat terbentuk sikap.

3) Sikap memiliki variasi nilai

Seorang konsumen dapat bersikap suka, tidak suka

ataupun netrsl.

4) Sikap mengandung obyek

Setiap sikap akan mengandung objek sikap. Objek sikap

dapat berupa hal–hal yang sifatnya personal (atau berupa

manusia seperti masyarakat, manajer, konsumen, tenaga

penjual dan lain lain) atau objek yang sifatnya nonpersonal

seperti produk, jasa, iklan, promosi, harga, pelayanan dan

lain-lain.

b. Fungsi Sikap

Menurut Kazt dalam Suryani (2008), ada empat macam fungsi sikap, yaitu:

1) Fungsi Utilitarian

Sikap merupakan fungsi penilaian konsumen tentang

apakah objek sikap memberikan manfaat atau kegunaan

bagi dirinya. Fungsi ini mengacu pada pendapat bahwa

individu mengekspresikan perasaannya untuk

memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan

hukuman dari orang lain.

2) Fungsi ekspresi nilai

Sikap dapat terbentuk sebagai fungsi dari keinginan

(26)

kepada orang lain. Ekspesi sikap digunakan individu untuk

menunjukan konsep dirinya.

3) Fungsi mempertahankan ego

Sikap konsumen seringkali merupakan sarana bagi

konsumen untuk melindungi atau mempertahankan

egonya. Sikap digunakan sebagai sarana untuk melindungi

diri dari kebenaran emndasar tentang dirinyaatau sesuatu

yang mengancam.

4) Fungsi pengetahuan

Sikap konsumen merupakan fungsi dari pengetahuan dan

pengalaman konsumen mengenai objek sifatnya. Melalui

sikap yang ditunjukkan akan diketahui bahwa dirinya

memiliki pengetahuan yang cukup, yang banyak atau tidak

sama sekali mengenai objek sikap.

2.2.3 Proses Psikologis

Pilihan-pilihan seseorang dalam melakukan pembelian

dipengaruhi oleh faktor proses psikologis yang terdiri dari:

1. Pengelolaan informasi

Pengelolaan informasi mengacu pada proses yang meliputi suatu

stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan di dalam ingatan dan

belakangan diambil kembali. Tahap–tahap pemrosesan informasi

meliputi pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan

retensi.

2. Pembelajaran

Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses dimana

pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap,

dan perilaku. Proses belajar harus dimengerti jika pemasar

diharapkan untuk membujuk.

3. Perubahan sikap dan perilaku

Komunikasi persuasif merupakan salah satu senjata untuk

(27)

persuasif sangat bergantung pada unsur-unsur komunikasi seperti

sumber, jenis klaim dan seterusnya.

2.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Konsumen

Pemasar perlu berfokus pada seluruh proses keputusan pembelian

bukan hanya pada proses pembelian saja. Kotler dan Armstrong (2008)

menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap:

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

2.3.1 Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada

berapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan aktual dan

keadaan yang diinginkan. Ketika ketidaksesuaian melebihi tingkat

atau ambang tertentu, kebutuhan akan dikenali. Namun seandainya

ketidaksesuaian ini berada dibawah tingkat ambang, maka

pengenalan kebutuhan pun tidak akan terjadi (Engel dan Miniard,

1995).

Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal ketika

salah satu kebutuhan normal seperti lapar, haus timbul pada

tingkatan yang cukup tinggi shingga menjadi dorongan. Kebutuhan

juga dapat dipicu dari rangsangan eksternal. Pada tahap ini, pemasar

harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau

masalah apa yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan

bagaimana masalah itu bisa mengarahkan konsumen pada produk

(Kotler dan Armstrong, 2008).

Pengenalan

(28)

Suatu kebutuhan harus terlebih dahulu diaktifkan sebelum

dapat dikenali. Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas

kebutuhan diantaranya keadaan yang berubah, pemerolehan produk

yang mengaktifkan kebutuhan akan produk tambahan, konsumsi

produk tambahan, konsumsi produk, pengaruh pemasaran dan

perbedaan individu (Engel dan Miniard, 1995).

2.3.2 Pencarian Informasi

Pencarian merupakan tahap kedua dari proses pengambilan

keputusan. Engel dan Miniard (1995) mendefinisikan pencarian

sebagai aktivasi termotivasi dari lingkungan. Pencarian informasi ini

dapat bersifat internal maupun eksternal. Pencarian internal adalah

pencarian informasi dengan cara mengingat kembali pengetahuan

yang relevan dengan keputusan yang tersimpan dalam ingatan

jangka panjang. Jika informasi yang didapat dari pencarian ini telah

memadai untuk memberikan arah dan tindakan memuaskan, maka

pencarian eksternal tidak diperlukan. Tetapi jika informasi dari

pencarian internal belum mencukupi, konsumen mungkin

memutuskan untuk mengumpulkan informasi tambahan dari

lingkungan.

Gambar 4. Proses pengenalan kebutuhan (Engel dan Miniard, 1995)  Keadaan yang

diinginkan

Keadaan aktual

Tingkat Ketidaksesuai Di Bawah

Ambang

Di Atas Ambang

Tidak Ada Pengenalan

(29)

2.3.3 Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan tahap ketiga dalam keputusan

pembelian. Engel dan Miniard (1995) mendefinisikan evaluasi

alternatif sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi

dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Menurut Engel dan Miniard (1995) ada tiga atribut penting

yang sering digunakan untuk evaluasi, yaitu harga, merek, dan

negara asal pembuat produk. Sedangkan kriteria evaluasi yang

digunakan konsumen selama proses keputusan bergantung pada

beberapa faktor, diantaranya adalah pengaruh situasi, kesamaan

alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan.

2.3.4 Keputusan Pembelian

Engel dan Miniard (1995) menjelaskan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat pembelian dan

pengaruh lingkungan dan perbedaan individu. Niat pembelian

konsumen digolongkan ke dalam dua katagori, yaitu produk maupun

merek dan kelas produk. Niat pembelian pada kategori produk

maupun merek dikenal sebagai pembelian terencana sepenuhnya,

dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil keterlibatan tinggi Pengenalan

(30)

dan pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen akan lebih

bersedia meluangkan waktu dan energi dalam belanja dan membeli.

Pembelian pada kelas produk saja disebut sebagai pembelian

terencana jika pilihan merek dibuat ditempat pembelian. Pengaruh

situasi mempengaruhi tindakan pembelian dilakukan konsumen,

seperti lingkungan informasi, lingkungan eceran dan waktu yang

tersedia untuk pengambilan keputusan pembelian.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) secara umum dalam

keputusan pembelian, konsumen akan membeli merek yang disukai,

tetapi ada dua faktor yang mucul diantara kecenderungan pembelian

dan keputusan pembelian. Jika konsumen telah memutuskan

alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika

diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian.

2.3.5 Perilaku Pasca Pembelian (Hasil)

Setiap orang melakukan pembelian dengan harapan tertentu

mengenai apa yang akan dilakukan oleh produk atau jasa

bersangkutan ketika digunakan, dan keputasan merupakan hasil yang

diharapkan. Kepuasan didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi

bahwa suatu alternatif yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan.

Sedangkan ketidak puasan merupakan harapan yang diungkapkan

secara negatif (Engel dan Miniard, 1995)

2.4. Manajemen Jasa Terpadu

Manajemen jasa terpadu dapat didefinisikan sebagai perencanaan

dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan pemasaran, operasi, dan

sumber daya manusia yang paling penting bagi keberhasilan perusahaan jasa

(Lovelock, 2005). Model manajemen jasa terpadu meliputi 8 komponen,

yaitu:

1. Elemen produk (produk)

Semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi konsumen.

Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang dan jasa) dan

(31)

manfaat yang diinginkan konsumen dan seberapa tinggi daya saing

produk tersebut.

2. Tempat dan waktu

Pada komponen ini meliputi keputusan manajemen tentang kapan,

dimana dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan.

3. Proses

Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya

berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah

ditetapkan.

4. Produktivitas dan kualitas

Produktivitas menunjukkan seberapa efisien pengubahan input jasa

menjadi output yang menambah nilai bagi konsumen.

5. Orang

Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara

konsumen dengan karyawan perusahaan.

6. Promosi dan edukasi

Komponen ini memainkan tiga peranan penting yaitu menyediakan

informasi dan saran yang dibutuhkan, membujuk konsumen sasaran

tentang kelebihan suatu produk, dan em,ndorong konsumen untuk

mengambil tindakan suatu waktu.

7. Bukti fisik

Komponen ini meliputi semua petunjuk visual atau berwujud lainnya

yangg memberi bukti kualitas jasa, misalkan gedung, tanah, kendaraan,

perabotan, interior dan lain-lain.

8. Harga dan biaya jasa lainnya

Pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh konsumen untuk membeli dan

mengkonsumsi produk yang ditawarkan perusahaan.

2.5. Atribut produk

Atribut produk adalah unsur–unsur produk yang dipandang penting

oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan

(32)

2.6. Internet

Secara harfiah, internet (interconnected-networking) merupakan

rangkaian komputer yang terhubung dalam beberapa rangkaian. Manakala

Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung

secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket

(packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang

terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan

kaedah ini dinamakan internetworking (www.wikipedia.org).

Menurut Febrian (2001) internet merupakan suatu jaringan besar

yang terbentuk dari jaringan–jaringan. Takada satu jaringan tunggal yang

dikenal sebagai internet, tetapi merupakan gabungan dari jaringan–jaringan

regional. Dewasa ini penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua

aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan bahkan

keagamaan.

2.7. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu

mampu mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003). Pengujian validitas

terhadap kuesioner dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu

alat pengukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas

digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana

kuat hubungan suatu variable dengan variabel lain. Suliyanto (2005)

mendefinisakan validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan

skor total dihitung dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment, yakni menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ … … …

Dimana:

(33)

x = skor tiap butir pertanyaan

y = skor total

n = jumlah responden

Angka korelasi yang didapat harus dipertimbangkan dengan angka

kritis tabel korelasi nilai r. bila nilai r product moment lebih besar dari nilai tabel, maka pertanyaan tersebut sahih.

2.8. Uji Reliabilitas

Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang

menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap

memiliki tingkat reliabilitas yang baik (Suliyanto, 2005). Setiap alat

pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil

pengukuran yang konsisten. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin

reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran,

makin tidak reliabel alat pengukuran tersebut. Besar kecilnya kesalahan

pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antara hasil

pengukuran pertama dan kedua.

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu

alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Suatu alat

ukur memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil pengukuran diujikan

berkali–kali terhadap subyek yang sama selalu menunjukan hasil atau skor

yang sama. Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik

Cronbachalpha dengan menggunakan koefisien (α), yaitu :

… … …

Dimana:

r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ = ragam total

= jumlah ragam butir

Nilai hitung reliabilitas yang didapatkan kemudian dibandingkan

(34)

reliabilitas lebih besar dari nilai korelasi untuk product moment maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.

2.9. Analisis Faktor

Menurut Suliyanto (2005) analisis faktor merupakan suatu teknik

untuk menganalisis tentang saling ketergantungan (interdependence) dari

beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan

dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi

sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti. Fungsi

analisis faktor antara lain untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar

yang dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel, mengidentifikasi

variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan variabel tidak

berkorelasi dari serangkaian variabel asli yang berkolerasi, dan

mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak

untuk dianalisis dengan analisis multivariat lainnya (Suliyanto, 2005).

2.10. Model Multiatribut Fishbein

Model sikap multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen

terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap

konsumen terhadap atribut–atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut

multiatribut karena evaluasi konsumen berdasarkan objek berdasarkan

kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek

tersebut. Model ini digambarkan dengan formula, yaitu :

… … … . … .

Dimana:

Ao =sikap terhadap suatu objek

bi =kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut

i

ei =evaluasi terhadap atribut i

n =jumlah atribut yang dimiliki obyek.

Menurut Umar (2003) melalui tindakan dan belajar, seseorang akan

(35)

mempengaruhi perilakunya. Kepercayaan merupakan suatu pemikiran

deskriptif yang dimiliki seseorang tentang suatu pemikiran deskriptif yang

dimiliki seseorang tentang sesuatu yang didasari atas pengetahuan,

pendapat, dan keyakinan nyata. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan

kecenderungan seseorang yang relatif konsisten terhadap suatu objek atau

gagasan.

2.11. Penelitian Terdahulu

Teguh (2010) menganalisis Proses Pengambilan Keputusan serta Atribut yang dipentingkan Konsumen dalam Pembelian Nutrilite Salmon Omega 3 menunjukkan bahwa ada tujuh faktor yang terbentuk dalam

pengambilan keputusan pembelian. Faktor yang pertama adalah

komposisi/kandungan produk variasi warna kemasan (0,848), faktor kedua

adalah faktor internal dengan atribut produk variasi warna kemasan (0,837).

Faktor yang ketiga adalah faktor fitur produk keterangan pada label (0,819).

Faktor keempat adalah faktor jaminan produk dengan atribut produk

jaminan tahan lama (0,760). Faktor kelima adalah faktor eksternal produk

dengana atribut produk peluang bisnis (0,881). Faktor keenam adalah faktor

merk dengan atribut produk brand images (0,893). Faktor yang ketujuh

adalah faktor bauran pemasaran dengan atribut produk promosi (0,781).

Imron (2009) menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi

perilaku pelanggan dalam pengambilan keputusan produk adisas (Studi

Kasus: Konsumen PT Nusantara Sportindo, Depok). Pada proses

Keyakinan akan

(36)

pengambilan keputusan pembelian, hal yang menjadi pertimbangan

konsumen adalah daya tahan produk, kenyamanan dipakai serta

model/bentuk produk adidas. Sedangkan alasan utama konsumen

menggunakan produk adisas adalah mutu yang sesuai. Berdasarkan model

fishbein, sikap konsumen terhadap produk adalah baik.

Husyairi (2006) meneliti mengenai perilaku konsumen dalam

pembelian kartu simPATI, studi kasus mahasiswa Institut Pertanian bogor.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sinyal dan jaringan dianggap

sebagai atribut paling dominan karena mempunyai nilai tingkat kepentingan

dan kepuasan tertinggi. Menurut model Fishbein, sikap dan maksud perilaku konsumen terhadap kartu simPATI yaitu harga kartu perdana, tarif, sinyal

dan jaringan, fitur dan pelayanan, promosi, bonus dan hadiah, kepopuleran

merek, kemudahan mendapatkan dan isi ulang, harga isi ulang, dan waktu

dan jangka masa aktif, hanya tiga atribut yang mempunyai kinerja yang

memuaskan yaitu atribut sinyal dan jaringan, kemudahan mendapatkan dan

(37)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Persaingan perusahaan penyedia layanan internet semakin ketat

seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Saat ini, internet

merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang paling utama.

Telkomsel flash merupakan salah satu produk layanan internet yang dimiliki oleh Telkomsel. Berkembangnya globalisasi membuat permintaan akan

internet meningkat, sehingga usaha layanan internet memiliki peluang yang

besar untuk berkembang. Hal ini membuat produsen perlu memahami

perilaku konsumen untuk dapat memenangkan persaingan memperebutkan

pasar. Perilaku konsumen dikaji berdasarkan karakteristik konsumen, faktor

faktor yang menentukan proses pengambilan keputusan pembelian, serta

atribut produk yang memepengaruhi keputusan pembelian.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui penyebaran

kuesioner kepada responden, dari data tersebut akan diperoleh

informasi-informasi mengenai karekteristik, proses keputusan pembelian, faktor-faktor

yang emmpengaruhi pembelian, skor tingkat kepentingan dan kepercayaan

serta persepsi mengenai ISP mobile. Karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan dilakukan analisis secara deskriptif. Faktor–faktor

yang mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian dianalisis dengan menggunakan analisis faktor, sedangkan untuk

mengetahui sikap konsuemen terhadap atribut produk digunakan analisis

fishbein dan untuk melihat persepsi konsumen akan digunakan semantic differential. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat di Gambar 7. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga.

Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja atau dengan pertimbangan

tertentu (purposive). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2011–Juni

2011. Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai institusi yang memiliki

(38)

menjadikan dasar tempat penelitian karena tentunya dalam keputusan

konsumsinya mereka mempertimbangkan sesuatunya secara kritis.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur

dan teknik pengambilan data yang berupa observasi dan survei. Metode

survei dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan kuesioner yang

telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner penelitian yang digunakan

dapat dilihat pada Lampiran 1. Data sekunder merupakan kumpulan data Gambar 7. Kerangka Pemikiran Penelitian

Persaingan usaha penyedia akses

Kebutuhan pengetahuan perilaku

Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Akses Internet Telkomsel Flash

(39)

yang berisiskan informasi yang telah ada dan sebelumnya telah

dikumpulkan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa studi pustaka

maupun artikel dari media cetak ataupun internet.

3.4. Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus

Sloven (Umar,2003), yaitu:

… … … ..

Dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = taraf signifikansi ditetapkan 10%

Berdasarkan data yang didapat dari AJMP IPB Dramaga Bogor,

jumlah mahasiswa aktif (populasi sampel) di IPB Dramag Bogor per tanggal

4 Oktober 2010 berjumlah 15547 orang (Lampiran 2). Taraf signifikansi

yang digunakan sebesar 10%, karena dengan nilai ini akan diperoleh jumlah

contoh yang cukup dalam penelitian dan sudah merupakan standar yang

cocok untuk penelitian sosial. Berikut perhitungan jumlah contoh yang

dibutuhkan:

,

n = ,

n = 99,36 100

Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling sehingga semua unsur populasi belum tentu memiliki peluang yang sama

untuk dipilih menjadi anggota contoh. Pengambilan sampel dilakukan

dengan quota sampling, yaitu dengan memutuskan kriteria-kriteria yang digunakan sebagai acuan penarikan contoh pada jumlah tertentu. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini distratifikaskan secara proporsional

menurut jumalah mahasiswa perfakultas, namun tidak dipilih secara acak

(40)

Fakultas Populasi (orang)

Sampel (orang)

Pertanian 2011 13

Kedokteran Hewan 774 5

Perikanan dan Ilmu Kelautan 1677 12

Peternakan 995 6

Kehutanan 1774 11

Teknologi Pertanian 1885 12

Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam 3139 20

Ekonomi dan Manajemen 1984 13

Ekologi Manusia 1308 8

Total 15547 100

Sumber : AJMP IPB

Proporsi jumlah responden tiap fakultas didapat dengan membagi

jumlah mahasiswa perfakultas dengan keseluruhan jumlah mahasiswa S1

IPB. Tujuan quota sampling ini adalah memastikan bahwa berbagai sub- kelompok dari suatu populasi akan terwakili pada karakteristik sampel yang

relevan dalam jumlah yang diharapkan (Santoso dan Tjiptono, 2001).

Prosedur pencarian sampel ini dilakukan berdasarkan accidental/kebetulan.   3.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancaraa dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari empat bagian. Bagian pertama adalah mengenai karakteristik

konsumen, bagian kedua meliputi proses pengambilan keputusan pembelian,

bagian ketiga mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian dan bagian keempat mengenai sikap konsumen (Lampiran 1).

Kusioner yang digunakan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden.

Menurut hasil didapat bahwa r hitung lebih besar dari r tabel. Nilai r tabel

dengan tingkat signifikan (α) 0,05 adalah 0,361. Oleh karena itu, kuesioner

dikatakan valid. Pada uji reliabilitas, nilai alpha yang di dapat untuk setiap

pertanyaan lebih besar dari 0,60, hal ini mengandung pengertian bahwa

pertanyaan di dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel (Lampiran

(41)

memiliki validitas dan reliabilitas, sehingga layak untuk digunakan dalam

penelitian. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi

literatur. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan referensi yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3.6. Metode Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

bantuan komputer menggunakan program Software Microsoft Excel 2007 dan Statistical Products and Solution Services (SPSS) versi 16. SPSS merupakan program ksusus untuk menangani masalah program data statistik

yang berfungsi untuk mendistribusikan informasi hasil pengolahan data.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data

mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih

ringkas. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi

identitas dan karakteristik konsumen serta menganalisis proses

keputusan pembelian oleh konsumen Telkomsel Flash melalui pengisian kuesioner. analisis deskriptif ini ditampilkan dalam bentuk

diagram untuk menjelaskan karakteristik konsumen dan tabulasi

deskriptif untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan

pembelian.

3.6.2 Analisis Faktor

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian terhadap akses internet Telkomsel flash dianalisis menggunakan analisis faktor dengan metode Principal Component Analysis. Variabel pembentuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam penelitian ini diturunkan

dari faktor lingkungan, pengaruh individu dan proses psikologi.

Hasil analisis faktor dapat memberikan informasi mengenai faktor

yang paling dominan dalam keputusan pembelian akses internet

(42)

Pengolahan data analisis faktor menggunakan bantuan software komputer SPSS v.16. Analisis faktor meliputi proses sebagai berikut:

1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

2. Menguji variabel-variabel yang akan ditentukan, dengan

menggunakan metode Barlett test of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy). Pada tahap awal analisis faktor ini, dilakukan penyaringan terhadap sejumlah

variabel hingga didapat variabel-variabel yang memenuhi syarat

untuk dianalisis. Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis

faktor, digunakan metode Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Variabel yang memiliki KMO dan MSA diatas 0,5 memenuhi

persyaratan untuk dioleh lebih lanjut.

3. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat,

kegiatan berlanjut ke proses inti pada analisis faktor, yaitu

factoring; proses ini akan mengekstrak satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel

sebelumnya. Model analisis faktor yang digunakan adalah

analisis komponen utama (Principle Component Analysis).

4. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel

yang masuk ke dalam faktor tertentu.

5. Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya member nama

atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap dapat

mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.

3.6.3 Model Multiatribut Fishbein

Model multiatribut fishbein digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk berdasarkan pada perangkat

kepercayaan dan evaluasi terhadap atribut produk tersebut.

Kepercayaan menggambarkan kepercayaan bahwa suatu produk

memiliki atribut tertentu, sedangkan evaluasi menggambarkan

(43)

digunakan dalam penelitian ini diturunkan dari 8 karakteristik jasa

(Lampiran 1). Pengolahan data analisis multiatribut fishbein menggunakan bantuan software komputer Microsoft Excel 2007.

(44)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Telkomsel merupakan operator telekomunikasi selular di

Indonesia yang menyediakan beragam layanan dengan berbasis

teknologi jaringan GSM Dual Band (900 & 1800), GPRS, Wi – Fi,

EDGE, 3G, HSDPA dan HSPA di seluruh Indonesia. Telkomsel

telah berkolaborasi dengan 362 roaming partners di 196 negara untuk jaringan internasional. Jaringan Telkomsel telah menjangkau

hingga seluruh provinsi, kabupaten, dan hampir seluruh wilayah

kecamatan di Indonesia. Sebagai pemimpin pasar layanan

broadband, Telkomsel menjadi yang petama kali meluncurkan Next Generation Flash HSPA+ yang mana akan diimplementasikan di 24 kota di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2010.

Telkomsel menyediakan layanan voice dan SMS sebagai layanan dasar selular, sebagaimana juga beragam layanan nilai

tambah lainnya seperti nada sambung pribadi, mobile banking, mobile wallet (T-Cash), Cash remittance (T-Remittance) internet broadband (TELKOMSELFlash), layanan blackberry dan sebagainya. Guna melayani kebutuhan segmen pelanggan yang

berbeda beda. Telkomsel menawarkan kepada para pelanggannya

pilihan antara dua layanan pra bayar yakni simPATI dan Kartu As,

atau menggunakan layanan pasca bayar melalui produk kartuHALO.

Selama 15 tahun beroperasi sejak peluncuran pertama kali

layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26 Mei 1995,

Telkomsel terus mempertahankan keunggulan market share dan

menjadi yang tersbaik dalam layanan mobile lifestyle pada akhir bulan Juni 2010. Telkomsel memiliki tiga produk GSM yaitu Kartu

HALO (pascabayar), simPATI (prabayar), dan kartu AS (prabayar).

(45)

4.1.2 Visi Misi Telkomsel

Telkomsel memiliki visi sebagai penyedia solusi

telekomunikasi nirkabel Indonesia terkemuka. Sedangkan misi

Telkomsel adalah menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi

telekomunikasi nirkabel di Indonesia yang bekerja sama dengan para

pemegang saham dan mitra usaha lainnya untuk menghasilkan nilai

bagi investor, karyawan dan regional.

4.1.3 Telkomsel Flash

Telkomsel Flash adalah layanan internet tanpa kabel yang disediakan oleh Telkomsel untuk seluruh pelanggannya

(kartuHALO, simPATI dan Kartu As) yang diluncurkan sejak tahun 2007. Layanan ini didukung dengan teknologi HSDPA/3G/GPRS

dari Telkomsel yang dapat menghasilkan kecepatan download

sampai dengan 7,2 Mbps. Telkomsel Flash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan koneksi jaringan internet dengan

kecepatan tinggi dan lokasi akses yang dapat dilakukan dimana saja

dalam jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS dari Telkomsel. Telkomsel

Flash memberikan keuntungan–keuntungan kepada pelanggannya, antara lain yaitu:

1. Mudah dikontrol

Paket Unlimited membuat konsumen dapat menggunakan internet

sepuasnya tanpa khawatir dengan batasan waktu dan kelebihan

biaya akses. Konsumen dapat lebih mudah mengontrol

penggunaan internet dan pengeluaran konsumennya dengan

memilih paket berbasis waktu (Time Based).

2. Fleksibel

Konsumen dapat menggunakan dan mendaftar kartu Telkomsel

apa saja baik kartuHALO, simPATI maupun kartu AS.

3. Kecepatan tinggi

Konsumen dapat menikmat pengalaman akses internet dengan

kecepatan hingga 7.2 Mbps .

(46)

Konsumen akan mendapatkan akses internet dimana saja dan

kapan saja, dalam jangkauan jaringan 3G/HSDPA Telkomsel.

4.1.4 Paket Telkomsel Flash

Paket Telkomsel Flash yang ditawarkan oleh Telkomsel memiliki berbagai macam variasi yang dapat dipilih oleh

konsumennya secara mudah dan fleksibel. Pengaktivasian paket ini

pun sangat mudah, selain itu konsumen dapat berpindah layanan

paket sesuai kebutuhannya masing masing. Paket internet Telkomsel

flash terdiri dari Flash Unlimited, Flash Volume based, Flash time base dan paket Turbo Flash. Daftar paket Telkomsel flash dapat dilihat pada Lampiran 9.

4.2. Karakteristik Konsumen

Konsumen dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Strata 1 yang

tercatat sebagai mahasiswa aktif di Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini

mengambil responden secara proporsional menurut fakultas yang ada di

IPB. Hal ini dilakukan agar masing-masing fakultas dapat terwakili.

Penelitian ini mengunakan karakteristik konsumen yang terdiri dari jenis

kelamin, asal daerah, tempat tinggal di Bogor, hobi, penerimaan perbulan

dan pengeluaran perbulan.

4.2.1 Jenis Kelamin

Karakterisitik konsumen Telkomsel flash berdasarkan jenis kelamin mayoritas adalah perempuan dengan nilai 76 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan

Telkomsel flash dan pasar untuk konsumen laki-laki belum maksimal. Selain itu, jumlah mahasiswa perempuan memang lebih banyak dari mahasiswa laki-laki. Gambar 8 menjelaskan

(47)

4.2.2 Asal Daerah

Hasil penelitian mengenai karakteristik konsumen

berdasarkan asal daerah menunjukkan bahwa sebagian besar

konsumen Telkomsel flash berasal dari daerah Jabodetabek. Konsumen yang berasal dari Jabodetabek memiliki proporsi sebesar

38 persen dari jumlah konsumen yang ada, sedangkan konsumen

yang berasal dari sumatera adalah konsumen terbanyak kedua

dengan proporsi sebanyak 25 persen. Beragamnya asal daerah

konsumen ini dikarenakan mahasiswa IPB berasal dari berbagai

macam daerah. Karakteristik konsumen berdasarkan asal daerah

dapat dilihat padaGambar 9.

4.2.3 Tempat Tinggal di Bogor

Karakteristik berdasarkan tempat tinggal menunjukkan

bahwa sebagian besar konsumen memiliki kontrakkan/kostan

sebagai tempat tinggal di Bogor (74%). Hal ini dikarenakan

kontrakkan/kostan memiliki akses yang mudah untuk mencapai 24% Gambar 8. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin 

(48)

kampus selain itu kebanyakan mahasiswa IPB berasal dari berbagai

daerah. Tempat tinggal yang paling kecil adalah menumpang saudara

sebesar 1 persen. Karakteristik konsumen berdasarkan tempat tinggal

di Bogor dapat dilihat pada Gambar 10. Mereka cenderung

menggunakan akses internet Telkomsel flash karena membutuhkan akses internet yang fleksibel dan dapat digunakan di daerah asalnya

maupun kostan/kontrakan.

4.2.4 Hobi

Berdasarkan klasifikasi hobi, sebagian konsumen memiliki

hobi olahraga (23%), persentase hobi terkecil yang dimiliki

konsumen adalah hobi memancin. Karakteristik konsumen

berdasarkan hobi dapat dilihat dalam Gambar 11. Hobi ini membuat

konsumen tertarik untuk mencari informasi mengenai hobi-bobinya

salah satunya adalah melalu internet. Konsumen telkomsel flash banyak menggunakan akses internet untuk mencari segala sesuatu

mengenai hobinya masing-masing. 21%

1% 74%

4%

Rumah Orang tua Menumpang Saudara Kontarakn / kostan

Asrama

(49)

4.2.5 Penerimaan Perbulan

Berdasarkan penerimaan perbulan, kebanyakan konsumen

berada pada kelompok dengan penerimaan Rp 500.001–Rp

1.000.000 perbulan (65%). Kelompok terkecil yang menggambarkan

karakteristik konsumen Telkomsel flash dalam penelitian ini berada pada penerimaan sekitar Rp 2.000.000–Rp 3.000.000 yaitu sebesar 1

persen dari keseluruhan konsumen. Pendapatan berpengaruh

terhadap daya beli akan barang dan jasa. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerimaan konsumen berada dalam kelas

menengah. Gambar 13 menjelaskan proporsi konsumen berdasarkan

besar penerimaannya.

   

23%

15%

15%

4% 13% 5%

4% 6%

4% 1% 7% 3%

Olah Raga Travelling Membaca Menulis

Musik Melukis Fotografi Memasak

Menari Memancing Games  Lainnya

Gambar 11. Karakteristik konsumen berdasarkan hobi.

(50)

4.2.6 Pengeluaran Perbulan

Karakteristik konsumen berdasarkan pengeluaran perbulan

menunjukkan bahwa mayoritas konsumen membelanjakan uangnya

sebesar Rp 500.001–Rp 1.000.000 sebulan (73%). Sedangkan

kelompok kunsumen terkecil adalah konsumen yang membelanjakan

uangnya antara Rp 2.000.000–Rp 3.000.000, yaitu sebanyak 1

persen. Pengeluaran yang terlalu banyak dapat menyebabkan

sesorang mengurangi konsumsinya. Hasil penelitian menunjukan

bahwa konsumen internet memiliki pengeluaran di tingkat menengah

Gambar 13 menjelaskan karakteristik konsumen berdasarkan besar

pengeluarannya perbulan.

 

4.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian tidak muncul begitu saja

melainkan memiliki beberapa tahapan. Tahapan pengambilan keputusan

pembelian meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Proses ini

juga dilalui oleh konsumen Telkomsel flash di IPB. 4.3.1 Pengenalan Kebutuhan

Proses pengenalan kebutuhan merupakan proses awal dalam

pengambilan keputusan pembelian. Kebutuhan ini kemudian

diaktifkan dan dikenali oleh konsumen. Pengaktifan kebutuhan akan

Telkomsel flash didasarkan pada perkembangan jaman yang 10%

Gambar

Gambar 1. Diagram distribusi pengguna internet di dunia pada tahun 2010
Tabel 2. Top Brand Index kategori ISP mobile 2010
Gambar 2.  Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh terhadapnya
Gambar 3 . Proses pengambilan keputusan pembelian. (Kotler dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

La Mort d’Olivier Becaille sedangkan sampel pada penelitian ini adalah sekuen-sekuen dari kedua roman tersebut yang mengandung gagasan unsur naturalisme.. Dengan analisis

Bab I: Pendahuluan. Merupakan gambaran dan langkah yang utuh tentang masalah yang penulis teliti, yang meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan

Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.. 1.1

I agree that the thesis is to be examined by the board of examiner in the magister of Language Study Post Graduate Program of Surakarta

Supaya tindakan pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan sehingga hasil belajar mewarnai gambar optimal, pembelajaran ini didukung dengan penggunaan krayon, yang

Menurut Sutedi yang dikutip dari faisal (2009:164), teknik angket dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan

Tujuan dari penelitian ini adalahmenganalisis data time series hotspot dengan melihat pola kecenderungan kemunculan hotspot selama 12 tahun dari tahun 2001 hingga tahun

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SD NEGERI WIROGUNAN