STRATEGI KOMUNIKASI CV TIAS DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PELANGGAN
Nama ibu
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Strategi Komunikasi CV TIAS Dalam Meningkatkan Jumlah Pelanggan”. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data yang disajikan melalui observasi dan wawancara menggunakan data primer yaitu sumber data Key Informant pemilik Titi Anam Salon, data sekunder melalui sumber data dokumen CV TIAS. Kemudian teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif dari Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam meningkatkan jumlah pelanggan, CV TIAS menggunakan strategi dari product, place, price, promotion dan source, message, channel, receiver, dan faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Pemasaran, Pelanggan
PENDAHULUAN
Kehidupan modern saat ini manusia semakin menyadari arti pentingnya penampilan diri dalam setiap aktivitas geraknya. Upaya untuk membangun penampilan diri yang baik secara keseluruhan dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya meliputi perawatan kecantikan, dengan diikuti pemeliharaan dan kesegaran jasmani. Seiring dengan berubahnya kehidupan sosial, banyak wanita yang memburu simbol untuk memasuki strata social baru. Hal ini merupakan suatu fenomena dimana kalangan wanita masa kini sedang berlangsung suatu gaya hidup yang lain, dalam usaha mencari jati diri yang lebih baik. Makin banyak dan ramainya salon atau fasilitas kecantikan, fitness center dan studio pelangsing yang dikunjungi. Selain untuk penampilan yang menarik juga dalam usaha untuk mendapatkan kedudukan yang sama dengan kelompok tertentu.
Bagi setiap wanita, baik yang berkarir aktif di kegiatan di sosial, maupun ibu rumah tangga, perawatan tubuh dan kecantikan sangat penting artinya. Karena tubuh yang sehat dan penampilan yang menarik mencerminkan kepribadian selain memberikan kepercayaan diri. Perawatan kecantikan harus senantiasa diperhatikan, tidak hanya kecantikan wajah tetapi juga tubuh. Keindahan tubuh dapat diperhatikan dengan rajin berolahraga, makan makanan yang sehat, cukup istirahat dan melakukan perawatan yang teratur untuk tubuhnya.
dengan berbagai metode perawatan yang ditawarkan. Bahkan paradigma terhadap salon kecantikan saat ini telah berubah dari dulunya yang hanya sebagai tempat perawatan tubuh menjadi tempat wisata untuk melakukan refreshing dan melepaskan kepenatan dari kesibukan kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Karena arus informasi digital, berpenampilan yang fashionable mulai mendapat perhatian besar, karena pada dasarnya semua orang ingin tampil di depan umum dengan impresif. Konsumen pun semakin cerdas dalam menetapkan kriteria dan kualitas terhadap penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan, termasuk urusan perawatan diri dan kecantikan tersebut. Tentunya bisnis salon kecantikan harus dapat memahami kebutuhan konsumen ditengah-tengah persaingan yang sangat ketat. Tidak hanya wanita yang memakai jasa salon kecantikan, pria sebagai orang yang dulunya terlihat cuek akan penampilan juga telah menggunakan jasa calon kecantikan agar berpenampilan lebih menarik. Sehingga saat ini salon tidak sedikit salon kecantikan yang mengkhususkan pelayanannya hanya untuk wanita saja bahkan dinamakan dengan salon muslimah.
Salon kecantikan merupakan perusahaan jasa yang mudah ditemukan. Tuntutan akan penampilan menarik yang tinggi, menjadikan tingkat persaingan dalam bisnis ini meningkat sehingga perusahaan harus terus melakukan inovasi untuk dapat menarik pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan dan yang dapat menghasilkan jasa yang berkualitaslah yang mampu bersaing.
Kualitas jasa dalam salon kecantikan bukan hanya dilihat dari bahan dan alat yang digunakan dalam proses pelayanan, tetapi bagaimana cara karyawan melayani juga merupakan faktor penentu untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Bahkan saat ini tidak sedikit perusahaan ini berdiri tanpa adanya sertifikat sebagai jaminan bahwasanya salon tersebut sudah memenuhi bahan dan standart pelayanan yang telah ditetapkan. Masih banyak salon-salon kecantikan yang berdiri hanya menggunakan skill instan dan bahan yang belum teruji kualitas dan kelayakannya. Ini bisa menyebabkan kepercayaan konsumen terhadap suatu perusahaan menjadi buruk karena beberapa faktor seperti pelayanan yang kualitasnya rendah dan mengecewakan bahkan sampai hasil yang didapat tidak sesuai harapan konsumen.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
2. Bagaiman faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
2. Untuk mendeskripsikan dan mejelaskan faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
KERANGKA DASAR TEORI Teori & Konsep
Model Perencanaan Komunikasi untuk Promosi Pemasaran
Perencanaan komunikasi selain bisa diaplikasikan untuk pencitraan pribadi dan kelembagaan, juga bisa digunakan untuk pencitraan produk. Tidak ada bedanya antara pencitraan pribadi dan pencitraan produk. Hanya saja jika pencitraan pribadi mengarah pada penciptaan idola, maka pencitraan produk mengarah pada bagaimana khalayak bisa menjadi konsumen tetap terhadap barang atau produk yang ditawarkan. Karena itu David J. Rahman (1987) menyatakan bahwa prinsip pemasaran komersial, yakni proses perencanaan dan penetapan harga, promosi dan penyebaran ide-ide, barang dan layanan jasa untuk menciptakan pertukaran guna memenuhi kepuasan individu dan tujuan organisasi. Atas dasar tersebut maka pemasaran harus digerakkan oleh empat elemen dasar, yakni: 1. Products (produk). 2. Place (tempat). 3. Price (harga). 4. Promotion (promosi).
Gabungan keempat elemen ini biasa disebut bauran pemasaran (marketing mix), dengan penyelesaian sebagai berikut:
1. Product ialah produk dalam bentuk barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu unit usaha yang ingin dipasarkan guna memenuhi kebutuhan pembeli. 2. Place ialah tempat yang digunakan untuk mendistribusikan atau dipajang
(display) barang yang diproduksi untuk menarik perhatian pembeli.
3. Price ialah harga atau nilai terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Harga menentukan daya saing dalam pasar. Perlu diketahui bahwa harga memiliki segmen pasar tertentu. Misalnya sebuah produk yang berkualitas memiliki harga yang lebih tinggi disbanding dengan produk yang kurang baik kualitasnya.
4. Promotion ialah usaha yang dilakukan untuk menarik perhatian para pembeli melalui teknik-teknik berkomunikasi.
Model SMCR
adalah medium yang membawa pesan; dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.
Berlo juga menggambarkan encoder dan decoder. Encoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk pesan. Dalam tatap muka, fungsi penyandian dilakukan lewat mekanisme vocal dan sistem otot sumber yang menghasilkan pesan verbal dan nonverbal. Missal Mensesneg dapat berfungsi sebagai penyandi dalam konferensi pers.
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh keterampilan komunikasi komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya. Salah satu kelebihan model Berlo adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antar pribadi dan berbagi bentuk komunikasi tertulis. (sumber: Marhaeni Fajar, 2009. Hal: 101)
Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi, kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagau seni perang para jendral (The Art Of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan. Dalam strategi ada prinsip yang harus dicamkan, yakni “Tidak ada sesuatu yang berarti dari segalanya kecuali mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh musuh, sebelum mereka mengerjakannya”. tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2013: 10)
Strategi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran dalam (Tjiptono, 2008: 219) adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perushaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama yaitu, untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
Pengertian Pelanggan
Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai kepuasan dan kualitas jasa karena dalam hal ini pelanggan memegang peranan cukup penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang diberikan perusahaan.
Membidik Pelanggan Yang Tepat
customization). Yaitu penawaran jasa dengan beberapa elemen produk yang telah disesuaikan kebutuhan kepada banyak pelanggan dengan harga yang relative rendah. Hal ini yang dapat mendasari istilah tersebut adalah segmentasi pasar (market segmentation), yaitu proses membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang berbeda, yang didalamnya semua pelanggan memiliki karakteristik yang sama sehingga mereka dapat dibedakan dari para pelanggan di segmen lain.
Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional dipergunakan untuk memberikan batasan-batasan terhadap suatu masalah sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan rinci dari pengertian untuk memahami dalam penelitian ini. Dapat dirumuskan sebagai berikut :
Strategi komunikasi berupa bentuk perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi pemasaran yang dilakukan secara taktis dan dilakukan oleh PT. Seluler Multi Abadi sebagai jembatan atau pintu utama yang menghubungkan pelanggan dengan pihak perusahaan dalam meningkatkan jumlah pelanggan CV TIAS di Samarinda.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitan
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai sutau ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. (Bungin, 2010:68). Ciri lain metode deskriptif adalah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (Syam, 2009:232). Peneliti bertindak sebagai pengamat dan suasana alamiah maksudnya peneliti terjun ke lapangan.
Fokus Penelitian
Fokus Penelitian dalam sebuah penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi, sehingga dengan pembatasan studi tersebut akan mempermudah penelitian dan mempermudah pengolahan data yang kemudian menjadi sebuah kesimpulan, Berdasarkan hal tersebut maka peneeliti menentukan fokus penelitian ini yaitu memberikan gambaran dan pemahaman mengenai strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan.
1. Strategi komunikasi CV TIAS Dalam meningkatkan jumlah pelanggan. - Strategi Komunikasi
- Perencanaan Komunikasi - Manajemen Komunikasi - Perencanaan Komunikasi 2. Product
3. Place 4. Price
Menurut David J. Rahman : (1987) - Manajemen Komunikasi :
- Model SMCR:
1. Source = Komunikator 2. Message = Pesan
3. Channel = Saluran/media 4. Receiver = Komunikan
Lokasi Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian, maka pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada CV TIAS yang berlokasi di Jl. Kuningan Raya No. 34 Bandung.
Jenis Data
1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung terhadap narasumber yang berkompeten dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Data yang diperoleh dari lapangan dengan cara melakukan wawancara dengan informan.
Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dikatakan sama dengan responden, apabila pemberian keterangannya karena dipancing oleh pihak peneliti (Arikunto,2006:145). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan key informant dan informant sebagai sumber memperoleh data, dimaksudkan untuk dapat menarik sebanyak mungkin informasi mengenai strategi komunikasi CV TIAS dalam mengatasi keluhan pelanggan. Key Informant dan informant dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap peneliti paling tahu tentang apa yang diharapkan dan diinginkan peneliti sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti, teknik ini sering disebut dengan purposive sampling. Key informant dalam penelitian ini adalah pimpinan CV TIAS.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Data untuk mendukung penulis pada penelitian ini yaiitu melalui dokumen atau catatan yang ada, buku-buku pustaka, file yang di download di internet dan tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Field Work Research, yaitu penelitian langsung ke lapangan dengan cara: a. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung ke lapangan yang menggambarkan strategi komunikasi CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan. b. Wawancara
depth interview (wawancara mendalam), wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respons informan, artinya informan bebas memberikan jawaban karena wawancara berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol. (Kriyantono, 2012: 102).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data Kualitatif (Sugiyono, 2009 :246) Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Data tersebut baik dari observasi, wawancara, maupun dari dokumen-dokumen.
Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan pendekatan dengan metode analisis data kualitatif interaktif dari Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009:247) yang mencakup pengumpulan data, reduksi data, penyajian datas dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
1. Reduksi Data
Proses reduksi diartikan sebagai proses pemulihan, pemusatan perhatian pada penyederhanan dan transformasi data “kasar”: yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir secara lengkap tersusun. 2. Penyajian Data
Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah penyajian data yang dimaknai sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, maka akan dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Artinya meneruskan analisisnya atau mencoba untuk mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam temuan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara penelusuran atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
hubungan, permasalahan yang dimaksud, hipotesa yang disimpulkan secara tentatif, sehingga terbentuk proposisi tertentu yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian
Titi Anam Salon berdiri pada Oktober 1999. Ide pendirian Titi Anam Salon sebetulnya karena kebutuhan. terciptanya ide untuk membuat salon sendiri. Karena pada awalnya pemilik usaha, bapak H. Khaerul Anam masih bekerja kepada usaha salon lain. Setelah memiliki lumayan cukup pelanggan, pemilik usaha pun mencari masukan dan saran dari para pelanggan untuk membuat salon sendiri, dan sampai saat ini usaha itu masih berdiri.
Seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan timbul ide membuka sebuah konsep salon, dimana semua pelanggan seperti keluarga. Dimana membuat design salon yang suasananya hangat, nyaman, dan pelanggan merasa di rumah sendiri dengan harga yang terjangkau untuk semua pelanggan. Kemudian H. Khaerul Anam mengajak keluarga untuk bergabung bersama didalam pedirian salon ini, yang terdiri dari Nur, Titi dan Aisha. Dengan latar belakang yang berbeda-beda, masing-masing memberikan kontribusi yang besar didalam terbentuknya seluruh system di salon ini.
Salon ini sengaja diberi nama Titi Anam Salon karena selain mudah diingat juga karena Titi adalah istri dari bapak Anam sendiri dan lokasi salon ini sendiri menyediakan tema yang benar-benar membuat para pelanggannya akan merasakan nyaman dan hangat. Target pasar Titi Anam Salon adalah mereka yang berasal dari kalangan executive, family, dan Students.
Titi Anam Salon yang berlokasi di Jl. Kuningan Raya No. 34 Bandung, Titi Anam salon dirancang oleh owner dan sekertaris ibu Titi dalam peletakan barang-barang pendukung untuk di salon. Titi Anam salon buka setiap hari pada jam 09.00 sampai dengan jam 18.00 untuk hari senin sampai minggu. Titi Anam Salon mampu menampung sebanyak 100 orang. Rata-rata tingkat kunjungan per harinya kurang lebih 100, orang sedangkan pada weekend kurang lebih 150 orang, lebih besar lagi pada saat long weekend.
VISI
Terwujudnya Perusahaan yang menciptakan rasa kekeluargaan kepada pelanggan.
MISI
1. Memenuhi kebutuhan pelanggan secara baik, bermutu, aman dan terjangkau 2. Mewujudkan SDM profesional, jujur, dan amanah.
Pembahasan
memenuhi kebutuhan pelanggan secara baik, bermutu, aman dan terjangkau, serta mewujudkan SDM profesional, jujur, dan amanah.
Sesuai kebutuhan layanan saat ini, Titi Anam Salon membuat design salon yang suasananya hangat, nyaman, dan pelanggan merasa di rumah sendiri dengan harga yang terjangkau untuk semua pelanggan
Strategi Produk (Product)
Persaingan usaha produk salon kecantikan yang sejenis dewasa ini di kota Bandung semakin ketat, jumlah usaha sejenis dan perang harga, diskon serta pelayanan menyebabkan Titi Anam Salon harus bisa bertahan. Untuk itu produk yang kompetitif menjadi sangat penting dalam memenangkan persaingan untuk bisa tetap eksis di dunia salon kecantikan. Produk Titi Anam Salon adalah salon kecantikan, maka output nya adalah kepuasan pelanggan.
Melalui belajar di workshop-workshop salon kecantikan di beberapa kota di Indonesia seperti Bandung, Jogjakarta dan Malang maka Titi Anam Salon menghasilkan salon kecantikan berkualitas setara dengan hasil salon kecantikan-salon kecantikan besar yang ada di Indonesia dan mempunyai keunggulan kompetitif dibanding salon kecantikan-salon kecantikan lainnya yang ada di kota Bandung.
Di peringkat awalnya, strategi produk menghendaki Titi Anam Salon menganalisa persekitaran pasaran seperti demand, persaingan dan pertumbuhan serta mengukurnya dengan kemampuan yang ada. Titi Anam Salon juga perlu menjangkakan perubahan dan pelbagai situasi di luar perkiraan dan menyediakan alternatif tindakan yang wajar. Analisa melalui kaedah tertentu (spt. PEST, SWOT dll.) boleh membantu dalam menyediakan langkah awal. Seterusnya, setelah produk diterima di pasaran, Titi Anam Salon perlu pula mengadakan berbagai insentif untuk menjaga kesetiaan pelanggan agar tetap menggunakan jasa salon kecantikan di tempat Titi Anam Salon.
Strategi Tempat (place)
Strategi penempatan memberi penekanan kepada aspek saluran pemasaran produk yang berfungsi menyampaikan produk kepada pengguna akhir. Aktifitas ini juga berhubungan dengan aktifitas lainnya seperti transaksi, inventori, logistik dan kelengkapan fasilitas. Disamping itu, strategi ini juga perlu memperhitungkan faktor kedekatan masyarakat pengguna Titi Anam Salon dan kemudahan akses transportasi dari workshop ke pelanggan dan sebaliknya.
Menawarkan produk yang tepat, di tempat/lokasi yang tepat dan pada masa yang tepat, adalah tujuan kepada strategi ini. Kesemua ini sangat bergantung kepada keberkesanan saluran-saluran pengedaran yang ditetapkan. Bagaimana produk ditempatkan di kalangan pengguna, begitu jugalah penerimaan mereka.
keperluan salond dan mempunyai akses komunikasi yang sudah tertata dengan baik.
Strategi Harga (price)
Umumnya, menjadi ketentuan bahwasannya harga melambangkan kualitas produk. Tetapi, dalam realitis pemasaran fakta tersebut tidak semestinya betul untuk dijadikan asas perletakan harga yang strategis. Strategi penetapan harga menjadi penting di atas kesadaran Titi Anam Salon bahwa faktor harga berperanan dalam mempengaruhi pengguna untuk kesetiaan pelanggan untuk menggunakan jasa. Di masa yang sama penetapan harga mesti berasaskan kepada objektifitas yang hendak dicapai daripada salon kecantikan itu sendiri.
Penetapan harga Titi Anam Salon mematok dengan harga tertinggi dibanding dengan salon kecantikan sejenis, tetapi dengan harga yang relatif lebih rendah untuk jenis layanannya.
Strategi Promosi (promotion)
Terdapat juga anggapan bahwa produk yang berkualitas akan terjual dengan sendirinya. Tetapi, dalam strategi mempromosi, pemasar melaksanakan aktivitas memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada pengguna. Dalam usaha tersebut berbagai kaedah promosi perlu dilaksanakan agar pengguna mengetahui, memahami dan seterusnya membuat keputusan untuk menggunakan produk. Tanpa aktivitas promosi, pemasaran produk yang berkualitas sekalipun tidak menjadi aktif dan industri sukar memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki di pasaran.
Untuk menarik pengguna membeli produk bukannya tugas yang mudah. Mereka perlu dipengaruhi, bukan sekedar diperkenalkan saja, mereka perlu diberi kesadaran hingga mereka merasa perlu untuk membeli produk yang ditawarkan.
Pengiklanan melalui media massa utama, antara kaedah mempromosi yang termahal, menjadi pilihan setiap usaha untuk tetap bisa eksis di bidang yang digelutinya. Untuk itu Titi Anam Salon menggunakan jasa media masa lokal seperti koran, radio dan televisi lokal untuk memperkenalkan produk disamping penyebaran brosur langsung ke rumah calon konsumen. Demikian strategi pemasaran yang dilakukan Titi Anam Salon, usaha salon kecantikan untuk bisa bertahan hidup ditengah persaingan salon kecantikan sejenis yang sangat ketat.
Strategi Sumber (source)
Strategi sumber adalah proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual. Titi Anam Salon melakukan pengadaan barang-barang kebutuhan salon kecantikan mengambil dari distributor-distributor yang ada. Sedangkan pengadaan jasa salon kecantikanya, Titi Anam Salon memberikan pelayanan antara lain:
Kesehatan kulit dan wajah
Perawatan rambut (termasuk memotong rambut) Manikur (perawatan kuku dan tangan)
Meditasi Terapi oksigen Mandi lumpur Pijat
Waxing dan lain-lain
Strategi Pesan (message)
Titi Anam Salon dalam mengemas pesan, agar pesan atau promo dapat diterima dengan mudah oleh pelanggan, Titi Anam Salon membuat tagline salon keluarga. Dan dalam mengemas pesan Titi Anam Salon menggunakan komunikasi secara tatap muka dan word of mouth.
Strategi Saluran (channel)
Saluran yang digunakan untuk saat ini Titi Anam Salon bekerja sama dengan media lokal di Bandung. Kemuadian untuk komunikasi menggunakan word of mouth sehingga calon konsumen lebih mempercayai informasi tersebut.
Strategi Penerima (receiver)
Penerima (receiver) target yang menjadi sasaran Titi Anam Salon yaitu kalangan executive, family, dan Students. Alasan kenapa Titi Anam Salon memilih segmen tersebut yaitu karena pergeseran gaya hidup, serta tuntutan hidup yang saat ini sudah mengharuskan hidup berpenampilan menarik.
PENUTUP Kesimpulan
Strategi Komunikasi CV TIAS dalam meningkatklan jumlah pelanggan dapat diambil kesimpulan bahwa CV TIAS menggunakan media massa, media cetak, media social, dan word of mouth, untuk mempromosikan tentang apa itu CV TIAS kepada semua kalangan seperti kalangan executive, family, dan Students.
Strategi cost benefits dalam mempromosikan langsung untuk mempertahankan dan meningkatkan mereknya, segmentasi pelanggan, dan lain sebagainya kedua media tersebut masih dikatakan efektif karena sasaran Titi Anam Salon masuk ke seluruh kalangan potensial. Dari strategi tersebut CV TIAS mempromosikan secara langsung kepada masyarakat untuk mempertahankan dan meningkatkan mereknya.
Saran
Bagaimana CV TIAS dalam meningkatkan jumlah pelanggan yaitu dengan selalu berinovasi dalam menciptakan penggunaan produk, misalnya menambah paket-paket pelayanan kecantikan lain yang lebih beragam.
Transparan dalam menyampaikan tarif juga akan membantu Titi Anam Salon untuk meningkatkan pelanggan di Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Kriyantono, Rachmat, 2012. Teknis Riset Komunikasi, Fajar Interpratama, Jakarta. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Kotler, Philip (2005), Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Indeks, Jakarta
Rambat Lupiyoadi, 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek. Salemba Empat Jakarta
Nasution. (2004. Manajemen Jasa Terpadu. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia Hafied Cangara. 2013. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Marhaeni Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Jogjakarta: Graha Ilmu. Mahmud Machfoedz. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Jogjakarta: Cakra
Ilmu
Loveloc, Christopher H dan Lauren K. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Indeks.
Bungin, Burhan, 2010. Penelitian Kualitatif, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.