• Tidak ada hasil yang ditemukan

S ADP 1100025 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S ADP 1100025 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan hal penting yang mendasar bagi kehidupan manusia dalam upaya melahirkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Pendidikan nasional berperan meningkatkan kompetensi dan membangun karakter bangsa yang bermartabat dan beradab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dapat menciptakan masyarakat terpelajar dan menjadi landasan untuk meningkatkan pertumbuhan penyediaan tenaga kerja yang kaya akan pengetahuan, menguasai teknologi, serta memiliki keterampilan dan keahlian. Untuk membentuk masyarakat tersebut diperlukan pendidikan yang peningkatan mutu secara terus menerus. Pada kenyataannya, “Ranking pendidikan di Indonesia adalah yang paling rendah (nomor 40) dari ranking 40 negara di dunia” (dalam Kompas, Pearson Education, 2014).

(2)

2) mengemukakan, “Peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator serta (d) guru sebagai evaluator”. Peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa:

Guru adalah pendidik yang professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Demi kelancaran proses belajar mengajar, harus ditunjang dengan kemampuan profesional gurunya. Adapun sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam Dimyanti dan Mudjiono (2002, hlm. 164):

Penguasaan bahan, pengelolaan program belajar mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media/sumber, menguasai landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai presentasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga yang profesional, seorang guru dituntut untuk dapat mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (Rofiq, 2009, hlm. 3) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”.

(3)

jiwa kewirausahaan, menyiapkan siswa menjadi calon tenaga kerja yang handal serta mampu bersaing di tingkat regional maupun global; menumbuh kembangkan budaya berwawasan lingkungan; dan meningkatkan pelayanan pendidikan dan pengelolaan sekolah melalui layanan prima.

Sesuai dengan misi sekolah tersebut, siswa mempunyai harapan tertentu terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru tentunya. Jika siswa merasa proses pembelajaran di kelas yang diberikan oleh guru sesuai dengan apa yang diharapkan, maka siswa akan merasa nyaman dan puas. Begitupun sebaliknya, jika proses pembelajaran dalam kelas tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, siswa akan merasa tidak nyaman dan mutu pembelajaran yang diberikan kurang baik. Penilaian terhadap pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru inilah yang dipandang dengan persepsi siswa.

Dalam menjalankan tugasnya, guru merupakan seseorang yang sangat beperngaruh dalam kelas. Seperti apapun sikap yang ditunjukkan guru di dalam maupun di luar kelas, tentu akan memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap persepsi siswa. Pengaruh positif yang ditimbulkan dari sikap guru dapat terlihat dari siswa yang disiplin dan menjaga sopan santunnya, karena siswa tersebut mempunyai persepsi gurunya baik dan disiplin, sedangkan pengaruh negatif dari sikap guru dapat terlihat bilamana seorang guru menerapkan sikap tegas yang berlebihan, maka akan menimbulkan persepsi siswa bahwa guru tersebut kurang bersahabat, akibatnya siswa jadi merasa tidak nyaman, tegang dan tertekan saat belajar di dalam kelas.

(4)

mengganggu konsentrasi belajar, siswa merasa kurang nyaman dengan guru yang memberikan nilai kurang objektif. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa adanya kontribusi persepsi siswa mengenai pengelolaan kelas oleh guru terhadap kelancaran proses belajar mengajar yang akhirnya akan berdampak pada kepuasan siswa.

Terdapat beberapa alasan mengapa siswa harus dapat dipenuhi kebutuhan dan keinginannya, seperti yang dijelaskan oleh Suhardan (2006, hlm. 86-87) bahwa: siswa adalah client yang kebutuhan belajarnya harus dapat dipenuhi oleh pendidik dengan baik sebab:

1. Siswa adalah orang yang memiliki kekuatan dalam bentuk kebebasan memilih lembaga pendidikan mana yang ia sukai, karena kecocokannya dengan keinginannya, harapan dan kebutuhannya. 2. Siswa adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu

sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.

3. Siswa adalah individu yang memiliki kepribadian, tujuan, cita-cita hidup dan potensi diri, oleh karena itu ia tak dapat diperlakukan semena-mena.

4. Siswa adalah seseorang yang selalu berkembang dan berubah, kebutuhannya pada hari ini belum tentu sama dengan kebutuhan kemarin, implikasinya perlakuan yang diberikan harus dapat diperbaiki menyusul perubahan dan kemajuan yang diinginkannya. 5. Siswa menuntut pelayanan individual dan kelompok.

6. Siswa tumbuh dan berkembang, memperoleh kemajuan belajar, menuntut evaluasi untuk diketahui perubahannya.

Proses pendidikan di sekolah dapat dikatakan bermutu apabila dapat memberikan kepuasan pada siswanya. Ukuran kepuasan siswa merupakan elemen inti dari perencanaan penilaian institusional secara komprehensif, dan pelayanan sebagai suatu penilaian kebutuhan yang bersifat formal. Penilaian kepuasan siswa dapat dijadikan sebagai acuan untuk membentuk strategi dan taktik untuk melakukan perbaikan secara cepat dengan cara mengembangkan rencana dan prioritas kegiatan pendidikan serta membantu sekolah untuk mengetahui harapan-harapan siswa terhadap semua aspek pelayanan yang diberikan.

(5)

itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Kontribusi Persepsi Siswa mengenai Pengelolaan Kelas oleh Guru terhadap Kepuasan Siswa di SMK Negeri 1 Cimahi”.

B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka identifikasi permasalahan yang didapatkan adalah ditemukannya beberapa siswa yang berbicara disaat guru sedang menerangkan, ada pula siswa yang cenderung diam, bahkan ada yang sibuk dengan laptop dan telepon genggamnya. Adapun temuan berdasarkan studi dokumentasi rekap temuan keluhan pelanggan dalam hal ini siswa (terlampir). Dalam rekap temuan tersebut terdapat beberapa keluhan yang relevan dengan pengelolaan kelas seperti, program KBM di Workshop kurang kondusif karena suhu yang panas sehingga mengganggu konsentrasi belajar, siswa merasa kurang nyaman dengan guru yang memberikan nilai kurang objektif. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan kelas oleh guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukann karena berkontribusi dalam menciptakan suasana yang kondusif saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga dapat menimbulkan persepsi positif dan terciptanya kepuasan siswa.

2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan suatu permasalahan yang akan dibahas dan diteliti yakni:

a. Bagaimana persepsi siswa mengenai pengelolaan kelas oleh guru di SMK Negeri 1 Cimahi?

b. Bagaimana kepuasan siswa di SMK Negeri 1 Cimahi?

(6)

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kontribusi persepsi pengelolaan kelas oleh guru terhadap kepuasan siswa di SMK Negeri 1 Cimahi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui persepsi siswa mengenai pengelolaan kelas oleh guru di SMK Negeri 1 Cimahi.

b. Untuk mengetahui kepuasan siswa di SMK Negeri 1 Cimahi. c. Untuk mengetahui kontribusi persepsi siswa mengenai pengelolaan

kelas oleh guru terhadap kepuasan siswa di SMK Negeri 1 Cimahi.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan khususnya mengenai kontribusi persepsi siswa mengenai pengelolaan kelas oleh guru terhadap kepuasan siswa di SMK Negeri 1 Cimahi.

2. Secara Praktis

Adapun manfaat dari penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut :

(7)

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada pihak SMK Negeri 1 Cimahi betapa pentingnya kontribusi persepsi siswa mengenai pengelolaan kelas oleh guru terhadap kepuasan siswa di SMK Negeri 1 Cimahi.

E. Struktur Organisasi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai skripsi ini, penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang berisi mengenai isi skripsi. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

1. Bab I menjelaskan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan struktur organisasi penelitian.

2. Bab II menjelaskan kajian pustaka, dimana pada bagian ini berisikan tentang teori – teori yang sedang dikaji untuk penelitian tersebut untuk menguatkan apa yang dikemukakan dalam skripsi dan dikaitkan dengan masalah-masalah yang sedang peneliti teliti, penelitian yang relevan, dan kerangka pikir penelitian.

3. Bab III menjelaskan metode penelitian yang berisikan mengenai penjabaran yang sangat rinci yang terdiri dari beberapa komponen yaitu : desain penelitian yang menjelaskan metode serta definisi operasional dan alur pelaksanaan penelitian, partisipan, populasi dan sampel penelitian, intrumen penelitian beserta uji instrumen, serta prosedur penelitian dan analisis data.

4. BAB IV menjelaskan temuan hasil penelitian dan pembahasan, bab ini berisi mengenai analisis data penelitian serta pengolahan data menggunakan cara perhitungan statistik.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Metode Pengajaran Tutor Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Siswa D alam Mata Pelajaran Akuntansi D i Smk Negeri 11 Bandung.. (studi eksperimen pada materi jurnal khusus

Analisis pada penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda, yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (kepemilikan

Sedangkan penambahan asam sitrat pada proses steam blanching menghasilkan nilai intensitas warna dan indeks kekeruhan yang paling rendah dan aktivitas antioksidan yang paling

Disfungsi tuba, infeksi virus atau bakteri pada telinga tengah, radang hidung akibat rinitis alergi atau infeksi saluran napas atas merupakan faktor yang.. Universitas

[r]

Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: Penelitian Tindakan Kelas

The Canadian Rhinitis Working Group: Rhinitis: A practical and comprehensive approach to assessment and therapy.. CLINICAL PRACTICE: Allergic

apabila pihak yang ikut serta dalam program BPJS dalam hal ini rumah sakit tidak. dapat menampung atau menangani para pekerja nya dengan alasan