• Tidak ada hasil yang ditemukan

d pls 0604861 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "d pls 0604861 chapter3"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

92

BAB III.

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode metode expost facto. Furchan (1982: 50) mengatakan penelitian expost facto ialah suatu penyelidikan ilmiah yang mengamati variabel terikat sebagai hasil dari satu atau lebih variabel bebas, di mana variabel bebas tersebut tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Penggunaan teknik korelasional menurut Sudjana (1988: 352) adalah untuk melihat hubungan satu atau lebih variabel bebas dengan satu atau lebih variabel terikat.

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Lembaga P2PNFI Regional I Jayagiri dan P2PNFI Regional II Semarang. Kedua lembaga ini dijadikan lokasi penelitian, didasarkan pada berbagai pertimbangan, yaitu:

1. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari beberapa lembaga P2PNFI, P2PNFI Regional I Jayagiri dan Regional II Semarang telah menerapkan standar layanan berdasarkan ISO 9001:2000 dan telah mendapat sertifikat ISO 9001:2000.

(2)

93

3. Adanya semangat terjadinya organisasi organisasi pembelajar di lembaga tersebut.

4. Adanya kinerja baru yang berlandaskan semangat ISO 9001:2000 dan organisasi pembelajar.

Populasi menurut Sugiyono (2009: 389) diartikan sebagai ”wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. McMillan dan Schumacher (2001:169) mendefinisikan populasi sebagai: ”A group of elements or cases, whether individuals, objects, or events, that conform to specific criteria and to which we intend to generalize the

results of the research”. Berdasarkan defenisi-definisi tersebut dapat

disimpulkan populasi bukan hanya orang, namun kadang-kadang juga obyek, kejadian, yang memiliki sejumlah karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek penelitian untuk diteliti dan disimpulkan sebagai suatu hasil penelitian. Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staff dan pamong di P2PNFI Regional I dan II. Adapun ciri atau karakteristik populasi penelitian ini adalah :

1. Staf dan tenaga fungsional (pamong) yang telah bekerja di P2PNFI lebih dari 2 tahun.

2. Staf dan tenaga struktural yang tergabung dalam tim atau kelompok kerja sebagai berikut :

(3)

94

b. Seksi Fasilitasi dan Sumberdaya. c. Seksi Informasi.

d. Pamong Belajar

e. Sub Bagian Tata Usaha.

3. Staf fungsional (pamong) teridir dari kelompok kerja sebagai berikut : a. Pamong Keaksaraan Fungsional,

b. Pamong Pendidikan Anak Usia Dini, c. Pamong Kesetaraan, dan

d. Pamong Lifeskill.

Seluruh staf dan tenaga fungsional yang sesuai dengan ciri-ciri di atas akan dijadikan responden dalam penelitian ini. Jumlah populasi penelitian di P2PNFI Regional I Jayagiri berjumlah 90 orang, sedang populasi penelitian di P2PNFI Regional II Semarang berjumlah 84 orang.

B. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian.

Sebagai acuan mengenai beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan beberapa definisi operasional, sebagai berikut :

1. Standar ISO 9001: 2000.

Standar ISO 9001: 2000 untuk sistem manajemen kualitas (Quality Management System, QMS) adalah: "struktur organisasi, tanggungjawab,

(4)

95

Keterlibatan Orang, 4. Pendekatan Proses, 5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen, 6. Peningkatan Terus Menerus, 7. Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan, 8. Hubungan Pemasok Yang Saling Menguntungkan. Penerapan ISO 9001:2000 di ukur menurut persepsi staf terhadap kemampuan dalam melakukan atau melaksanakan kedelapan prinsip yang dijabarkan dalam klausul-klausul ISO 9001:2000 pada situasi pekerjaan yang sesungguhnya.

(5)

96

Merencanakan audit internal untuk menentukan apakah system manajemen mutu sudah.

Prinsip 2 : Kepemimpinan. dalam Sistem Manajemen Kualitas adalah kemampuan untuk membawa seluruh staff lembaga P2PNFI mewujudkan visi lembaga menjadi visi bersama yang dicirikan dengan adanya : (1) . Tanggung jawab manajemen meliputi komitmen manajemen , fokus pelanggan, kebijakan mutu, tanggungjawab, wewenang dan komunikasi, peninjauan ulang manajemen; (2) Pengelolaan sumber daya meliputi penyediaan sumberdaya, dan infrastruktur; (3) Peningkatan meliputi peningkatan terus menerus, mengidentifikasi masalah aktual dan masalah potensial yang ada dan memverifikasi bahwa perubahan-perubahan ke arah peningkatan terus menerus tetap berlangsung.

(6)

97

Prinsip 4 : Pendekatan Proses. Pendekatan Proses adalah kumpulan aktivitas yang saling berhubungan yang dilakukan melalui identifikasi, penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan yang berkesinambungan agar input (materi, persyaratan, peralatan, intruksi) berubah menjadi output (produk, jasa) yang sesuai dengan harapan pelanggan yang dicirikan dengan adanya: (1) Penetapan langkah-langkah untuk implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9001: 2000 dan kebutuhan peningkatan terus-menerus, (2) Tanggung jawab dan wewenang, (3) Penyediaan sumber daya, (4) Realisasi produk meliputi: perencanaan realisasi produk dan desain dan pengembangan.

Prinsip 5 Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen. adalah pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran lembaga P2PNFI dengan efektif dan efisien yang dicirikan dengan adanya : (1) Manual sistem manajemen mutu;(2) Tanggung jawab manajemen meliputi: fokus pelanggan dan kebijakan kualitas; (3) Pengelolaan sumber daya meliputi : penyediaan sumber daya dan infrastruktur; (4) Realisasi produk meliputi : perencanaan realisasi produk, proses yang terkait dengan pelanggan, desain dan pengembangan, dan pembelian; (5) Pemantauan, analisis dan peningkatan meliputi: pengukuran dan pemantauan, pengendalian produk nonkonformans, analisis data, peningkatan.

(7)

98

dan peningkatan terus-menerus; (2) Komitmen menuju pengembangan dan peningkatan sistem manajemen kualitas: (3) Kebijakan kualitas itu sesuai dengan tujuan dari organisasi dan Menetapkan mekanisme untuk meninjau-ulang kesesuaian kebijakan kualitas: (4) Laporan kepada manajemen tentang kinerja dari sistem manajemen kualitas, termasuk kebutuhan-kebutuhan untuk pe-ningkatan; (5) Menetapkan dan merencanakan periode waktu peninjauan-ulang manajemen dan peninjauan berulang-ulang pada produk.; (6) Menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus; (7) Meningkatkan efektivitas sistem manajemen kualitas secara terus-menerus; (8) Melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap efektifitas manajemen mutu dan mengambil tindakan untuk mengurangi penyebab ketidak sesuaian

Prinsip 7 : Pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan. adalah keputusan dibuat berdasarkan atas fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan dicirikan dengan adanya: (1) menetapkan tujuan-tujuan kualitas; (2) Penetapan rencana-rencana dan menerapkan proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan.

(8)

99

dalam pengembangan lembaga, serta memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan harapan lembaga dicirikan dengan adanya pengendalian proses pembeliannya agar menjamin produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan

2. Organisasi pembelajar.

Organisasi pembelajar adalah suatu keadaan, usaha, pembelajaran yang dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga untuk meningkatkan kemampuan orang-orangnya yang dilakukan secara terus menerus, dengan cara berfikir yang baru dan luas, memiliki kemampuan menilai diri, memiliki mental yang baik dan tangguh, mampu untuk berbagi visi, serta mampu bekerjasama sebagai suatu tim, untuk memenuhi tuntutan perubahan agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai yaitu sesuai standar ISO 9001:2000 yang menjadi tujuan bersama.

Dalam penelitian ini organisasi pembelajar ditunjukkan dengan adanya lima disiplin pembelajaran yaitu : (1) Disiplin kemampuan personal (personal mastery), (2) Disiplin berbagi visi (share Vision), (3) Disiplin berfikir sistemik

(system thinking), (4) Disiplin model mental (mental model) dan (5) Disiplin pembelajaran tim (team learning). Penerapan organisasi pembelajar akan diukur berdasarkan persepsi staf terhadap kemampuan dalam melakukan organisasi pembelajar dalam menghadapi berbagai tantangan pada pelaksanaan tugasnya.

(9)

100

dicirikan oleh tumbuhnya keterampilan-keterampilan individual para anggota organisasi untuk melakukan kontemplasi (refleksi) diri; keterampilan untuk memahami akan kelebihan dan kelemahan kompetensi intelektual, emosional maupun sosial dirinya; serta keterampilan untuk melakukan revisi atas visi pribadinya, dan kemudian keterampilan untuk membangun kondisi kerja yang sesuai dengan keadaan organisasinya. Kualitas disiplin personal mastery seseorang dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut ini :

1. Memiliki kesadaran akan hakikat dirinya, sehingga mampu memahami diri sendiri secara mendalam.

2. Mampu melakukan penyelarasan (alignment) antara visi pribadinya dengan visi bersama sehingga memiliki keseimbangan antara visi pribadi dengan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi organisasi.

3. Memiliki kesadaran tentang posisi dan kemampuan-kemampuan dirinya relatif di antara anggota-anggota lain dalam organisasinya, sehingga terjadi hubungan interpersonal yang baik.

4. Konsisten untuk membangun kondisi lingkungan kerja yang kondusif untuk suburnya proses belajar bersama.

(10)

101

1. Visi bersama merupakan gambaran yang dibawa oleh seluruh anggota dalam suatu organisasi, untuk kemudian diwujudkan sebagai visi bersama.

2. Kuatnya komitmen terhadap kebenaran dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi tekanan maupun ketidakpastian akibat tuntutan perubahan. 3. Kuatnya keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk

menciptakan masa depan bersama, dan komitmen untuk menggunakan semua kompetensi yang mereka miliki.

4. Memiliki tingkat pemahaman yang baik tentang masa depan (visi) organisasi.

Disiplin berpikir sistemik (system thinking): yaitu disiplin untuk memahami apa sebenarnya yang kita pelajari. Kemampuan untuk berfikir secara sistemik yaitu keterampilan untuk memahami struktur hubungan antara berbagai faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi eksistensi organisasi, keterampilan untuk berpikir integratif dan tuntas, keterampilan untuk berpikir komprehensif, serta keterampilan untuk membangun organisasi yang adaptif. Kualitas disiplin berfikir sistem dicirikan oleh hal-hal berikut ini :

1. Memiliki kemampuan untuk memahami hubungan saling pengaruh antara faktor-faktor internal maupun eksternal organisasi secara kontekstual.

(11)

102

3. Mampu melihat setiap permasalahan secara komprehensif tentang pola keterkaitan dan pola sebab akibat adanya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Mampu menunjukkan apa yang telah kita miliki saat ini, dan bagaimana kita sebaiknya meraih sasaran atau visi organisasi.

5. Mampu saling koreksi (menilai) kelebihan dan kelemahan dari kebiasaan-kebiasaan kerjanya.

6. Kuatnya kesadaran bahwa seluruh anggota organisasi harus mengetahui bagaimana mereka bekerja bersama dalam arena organisasi, untuk membangun kerjasama cerdas.

7. Memiliki kebiasaan untuk berfikir secara terbuka dan positif.

Disiplin Model Mental (Mental Model). Keterampilan untuk menemukan prinsip dan nilai-nilai bersama, serta tumbuhnya semangat berbagi nilai untuk menumbuhkan keyakinan bersama sehingga menguatkan semangat dan komitmen kebersamaan, merupakan disiplin yang dibutuhkan untuk membangun disiplin model mental organisasi. Kualitas disiplin model mental seseorang atau organisasi dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut ini :

1. Para anggota organisasi memiliki kesamaan atau kesadaran akan pentingnya model mental bersama, sebagai landasan berfikir.

2. Mampu membuka atau membahas asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang disepakati bersama.

(12)

103

4. Mampu menciptakan keselarasan (alignment) antara model mental individual dengan model mental bersama (organisasi).

5. Memiliki jati diri dan paradigma organisasi yang kuat, sehingga mampu menghadapi tekanan atau tuntutan perubahan lingkungan yang dinamis. 6. Mampu membuat keputusan kunci didasarkan pada pemahaman bersama

atas nilai-nilai yang diyakini.

Disiplin Pembelajaran Tim (Team learning). Kemampuan untuk membangun ikatan emosional, semangat berdialog, keterampilan bekerjasama secara tim, kemampuan belajar dan beradaptasi, serta usaha untuk meningkatkan partisipasi, memiliki rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk dapat bertindak sesuai dengan rencana bersama. Kualitas tim pembelajar organisasi dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut ini :

1. Memiliki kemampuan dan kebiasaan untuk saling pengertian dan kemampuan untuk membangun kesepakatan bersama.

2. Mau dan mampu melaksanakan kerjasama cerdas, sehingga terjadi proses pengkayaan wawasan dan pandangan.

3. Komunitas organisasi memiliki kemampuan yang tinggi untuk melakukan proses dialog (berbagi nilai, berbagi visi maupun berbagi pengetahuan) untuk membangun kecerdasan bersama.

3. Kinerja.

(13)

104

ingin dicapai yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini kinerja yang akan diteliti dalam penelitian ini diteliti dikelompokkan dalam dua ukuran, yaitu: 1. Kualitas dan 2. Kuantitas. Ukuran kinerja berdasarkan kualitasnya dapat diidenfitifikasi sebagai berikut :

1. Kualitas kerja yang mencakup : ketepatan cara kerja, ketepatan waktu, layanan yang bermutu

2. Kemampuan komunikasi : kemampuan komunikasi yang baik dengan sesama staf (internal) baik vertikal maupun horizontal, kemampuan komunikasi yang baik dengan pelanggan (eksternal).

3. Keterlibatan dalam proses kerja meliputi : tanggung jawab, kerjasama, partisipasi dan kontribusi.

4. Kemampuan dalam melakukan pekerjaan meliputi : konsistensi, dan efektivitas dalam bekerja.

5. Pengelolaan sumber daya, yaitu: efektivitas penggunaan sumber-sumber organisasi.

Kinerja berdasarkan ukuran kuantitasnya dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1.Proses kerja, meliputi : kehadiran, absensi.

2.Kemampuan melaksanakan pekerjaan, meliputi : kecepatan penyelesaian pekerjaan, kecepatan menyelesaikan masalah, jumlah masalah yang dapat diselesaikan, kemampuan dalam mengurangi jumlah kesalahan bekerja, 3.Perluasan pekerjaan, meliputi : kemampuan menangani sejumlah pekerjaan

(14)

105

4.Output pekerjaan, meliputi : banyaknya jumlah atau hasil kerja.

Pengukuran terhadap kinerja staf dilakukan oleh staf berdasarkan persepsi mereka terhadap kemampuan melaksanakan tugasnya secara kualitas dan kuantitas.

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2006:42) adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Nazir (1988: 149) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian mengatakan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Kerlinger (1973:29) menyatakan bahwa: “a symbol to which numerals or value are assigned”. Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari, yang diambil

dari suatu nilai yang berbeda. Variabel adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena variabel inilah yang menjadi titik tolak dari suatu penelitian.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : Variabel bebas, yakni : a. Penerapan ISO 9001: 2000 yang disimbolkan dengan (X1); b. Organisasi pembelajar yang disimbolkan dengan (X2); Variabel terikat adalah kinerja staff yang disimbolkan dengan (Y).

C. Instrumen Penelitian

(15)

106

penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati.

Instrumen dalam penelitian ini adalah angket. Angket atau kuesioner adalah suatu alat berisi sejumlah pertanyaan yang disajikan secara tertulis yang disertai dengan alternatif jawaban yang diberikan kepada responden. Angket disusun bersasarkan kisi-kisi yang dikebangkan dari landasan teori dan definisi operasional variabel (terlampir) dikembangkan menjadi pertanyaan tertutup dengan jawaban yang telah disediakan.

Secara operasional angket disusun dalam tiga bagian yaitu: pertama berisi pertanyaan tentang penerapan ISO 9001: 2000, bagian kedua berisi pertanyaan tentang organisasi pembelajar yang dilakukan, dan bagian ketiga berisi pertanyaan tentang penilaian terhadap kinerja staff. Jawaban bagi kuesioner variabel penerapan ISO dan organisasi pembelajar disusun dengan menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu : Ya sepenuhnya (4), Ya (3), Tidak (2) dan Tidak sepenuhnya (1). Jawaban bagi kuesioner kinerja staf disusun dalam bentuk rating scale dengan lima pilihan jawaban. Responden diminta untuk memberi nilai pada setiap pertanyaan dengan memberi nilai pada jawaban yang diberikan. Selanjutnya jawaban responden dikonversi pada kategori sebagai berikut: Baik Sekali (5), Baik (4), Rata-rata (3), Kurang (2), dan Kurang Sekali (1).

D. Proses Pengembangan Instrumen.

(16)

107

Validitas menurut Furchan (1982:281) adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas menurut Furchan (1982:285) adalah derajad keajegan alat tersebut dalam mengukur apa apa saja yang diukurnya.

Uji validitas dengan melakukan uji butir dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Sedang reliabilitas instrumen akan diuji dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach’s. Rumus kedua uji tersebut adalah sbb: 1) Rumus Product Moment.

N. ∑ XY - ( ∑ X) (∑Y) r xy =

√ [N. ∑X2 - (∑X)2] [N. ∑Y2 - (∑Y)2]

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi regresi linier product moment N = Jumlah responden

∑XY = Jumlah total data X Y ∑ X = Jumlah total data X ∑ Y = Jumlah total data Y

Pengujian signifikansinya digunakan rumus sebagai berikut:

r √ n – 2 t hitung =

√ 1 – r2

Dimana:

t = nilai hitung

(17)

108

2) Rumus Alpha Cronbach’s (Surapranata, 2006:114) k ∑σ b2

Tingkat hubungan koefisien korelasi hasil uji coba instrumen menurut Sugiyono (2007: 250) dapat dikonsultasikan pada tabel 3.1 berikut ini

Tabel 3.1

(18)

109

staf memiliki nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel dengan demikian maka seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid.

Validitas butir ini kemudian dilakukan dengan menghitung koefisien reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach.

Hasil perhitungan menunjukkan perolehan sbb: (1) Variabel Penerapan ISO diperoleh hasil r hitung sebesar 0,754, (2) Variabel Organisasi Pembelajar diperoleh r hitung sebesar 0, 756, dan (3) Variabel Kinerja diperoleh r hitung sebesar sebesar 0,767. Dengan demikian seluruh butir pertanyaan memiliki reliabilitas yang kuat untuk dijadikan instrumen penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan memberikan angket kepada responden untuk selanjutnya ditinggal dan dipelajari kemudian diberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada pada angket. Pemilihan teknik ini didasarkan atas keefektifan sebab tidak semua responden dapat langsung memberikan jawaban karena responden memiliki kesibukan tugas yang berbeda-beda, dan banyaknya waktu yang mereka gunakan di lapangan.

F. Prosedur Pengumpulan Data.

Prosedur atau tahapan yang dilakukan sehubungan dengan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan kisi-kisi instrumen variabel penelitian b. Pembuatan instrumen penelitian

(19)

110

d. Validitas dan realibilitas instrumen e. Perbaikan instrumen

f. Penyebaran instrumen kepada responden g. Responden mengisi kuesioner

h. Penarikan kuesioner dari responden i. Pengolahan data

j. Penyusunan disertasi

G. Teknik Analisis Data

(20)

111

N. ∑ XY - ( ∑ X) (∑Y)

r xy = √ [N. ∑X2 - (∑X)2] [N. ∑Y2 - (∑Y)2]

Pengujian signifikansi koefisien korelasi digunakan uji t (Sugiyono, 2007: 230) dengan rumus sebagai berikut :

r √ N - 2 t =

√ 1 – r2 Di mana :

ρ = Koefisien korelasi Product Moment N = jumlah responden (populasi)

Selanjutnya dilakukan analisis korelasi ganda terhadap variabel X1 dan X2 dengan variabel Y. Untuk melihat korelasi antar ketiga variabel rumus yang digunakan (Sugiyono, 2007: 233) adalah sebagai berikut:

ryx12 + ryx22- 2ryx1 ryx2 rx1x2 Ry.x1x2 = √

1– rx1x2

Di mana :

Ry.x1x2 = Korelasi antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y

ryx1 = Korelasi antara X1 dengan Y ryx2 = Korelasi antara X2 dengan Y rx1x2 = Korelasi antara X1 dengan X2

(21)

112

R2 / k Fh =

(1 – R 2) / ( N – k – 1 )

Di mana :

R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variable independen N = Jumlah responden

Selanjutnya dilakukan analisis korelasi ganda terhadap variabel X1 dan X2 serta variabel Y. Untuk melihat korelasi antar ketiga variabel rumus yang digunakan (Sugiyono, 2007: 236) sebagai berikut:

ryx1 - ryx2 . rx1x2 Ry.x1x2 =

√ 1– r2x1x2 - √ 1 – r2yx2

Pengujian signifikansi koefisien korelasi Parsil digunakan uji t (Sugiyono, 2009: 237) dengan rumus sebagai berikut :

rp √ N – 2-1 t =

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpul- kan bahwa subjek cenderung bertindak agresi terhadap para demonstran pada saat bertugas mengamankan aksi demons- trasi, subjek melakukan

Gambar 81 Kedekatan Kabupaten Sleman dengan Ibu Kota Provinsi ……… 8 3 Gambar 82 Kedekatan Kabupaten Bantul dengan Bandara ……… 8 4 Gambar 83 Kedekatan Kabupaten Gunung

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasi Perusahaan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Amna Nurdiana 2016

“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,

To open a Spring application that uses Gradle, from the top level ‘File’ menu select the ‘Import...’ option, click on the ‘Gradle’ icon and select the ‘Gradle

rumoh Aceh terbukti masih fleksibel, kokoh, dan aman dari banjir. Demikian pula analisa arsitektural juga tetap tak meninggalkan roh/jiwa rumoh Aceh. Kelemahan yang

This paper aims to discuss “Multiculturalism is a Cherished Dream to Heal the World: An Alternative Thought of Local towards Global Cultural Acknowledgement” as understandings of